BAB I-Dapus Praktikum. 3

31
BAB I PENDAHULUAN A. Tujuan Praktikum 1.Untuk mengetahui berbagai macam media penanaman kuman dengan cara isolasi. 2.Untuk mengetahui struktur dan langkah kerja berbagai media penanaman kuman. 3. Untuk mengetahui perbedaan masing-masing media. B. Manfaat Praktikum 1. Dapat mengetahui berbagai macam media penanaman kuman yaitu : a. Media Endo Agar b. Media Nutrient Agar (NA) c. Media Lactose Broth (LB) d. Media TCBS e. Media Glukose f. Media LJ g. Media BHI h. Media SS (Salmonela Sigela) 2. Dapat mengetahui struktur dan langkah kerja penanaman kuman. 3. Dapat mengetahui perbedaan masing-masing media. 1

Transcript of BAB I-Dapus Praktikum. 3

Page 1: BAB I-Dapus Praktikum. 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Tujuan Praktikum

1. Untuk mengetahui berbagai macam media penanaman kuman dengan

cara isolasi.

2. Untuk mengetahui struktur dan langkah kerja berbagai media

penanaman kuman.

3. Untuk mengetahui perbedaan masing-masing media.

B. Manfaat Praktikum

1. Dapat mengetahui berbagai macam media penanaman kuman yaitu :

a. Media Endo Agar

b. Media Nutrient Agar (NA)

c. Media Lactose Broth (LB)

d. Media TCBS

e. Media Glukose

f. Media LJ

g. Media BHI

h. Media SS (Salmonela Sigela)

2. Dapat mengetahui struktur dan langkah kerja penanaman kuman.

3. Dapat mengetahui perbedaan masing-masing media.

1

Page 2: BAB I-Dapus Praktikum. 3

BAB II

DASAR TEORI

A. Sterilisasi Medium dan Kemasan

Agar biakan bakteri dapat dibuat, maka medium dan alat-alat yang

diperlukan harus disterilisasi sebelum inokulasi. Sterilisasi yaitu suatu proses

untuk mematikan semua organisme yang dapat menjadi kontaminan.

Sterilisasi yang umum dilakukan dapat berupa:

1. Sterilisasi secara fisik (pemanasan, penggunaan sinar gelombang pendek

yang dapat dilakukan selama senyawa kimia yang akan disterilkan tidak

akan berubah atau terurai akibat temperatur atau tekanan tinggi). Dengan

udara panas, dipergunakan alat “bejana/ruang panas” (oven dengan

temperatur 170o – 180oC dan waktu yang digunakan adalah 2 jam yang

umumnya untuk peralatan gelas).

2. Sterilisasi secara kimia (misalnya dengan penggunaan disinfektan,

larutan alkohol, larutan formalin).

3. Sterilisasi secara mekanik, digunakan untuk beberapa bahan yang akibat

pemanasan tinggi atau tekanan tinggi akan mengalami perubahan,

misalnya adalah dengan saringan/filter. Sistem kerja filter, seperti pada

saringan lain adalah melakukan seleksi terhadap partikel-partikel yang

lewat (dalam hal ini adalah mikroba)

Metode yang lazim digunakan untuk mensterilisasikan media dan alat-alat ialah

dengan pemanasan. Jika panas digunakan bersama-sama dengan uap air

disebut sterilisasi basah (menggunakan autaklaf), sedangkan jika tanpa uap air

disebut sterilisasi kering (menggunakan oven). (Suriawiria, 2005).

B. Autoclave

Autoclave digunakan untuk mensterilkan alat-alat maupun medium

mikroorganisme. Prinsip kerja alat ini sama dengan prinsip kerja kukusan (alat

sederhana untuk menanak nasi) hanya saja memiliki tekanan sehingga

menghasilkan panas yang lebih tinggi. Hal ini bertujuan untuk lebih

menyempurnakan proses sterilisasi. Tahap sterilisasi sebenarnya cukup singkat

yaitu dengan suhu 121 derajat celsius selama 15 menit. Namun waktu

2

Page 3: BAB I-Dapus Praktikum. 3

keseluruhan mulai dari pemanasan awal (kenaikan suhu) sampai pendinginan

(penurunan suhu) bisa mencapai kurang lebih 2 jam-an. Yang perlu diperhatikan

selama mengoperasikan alat ini adalah tutupnya jangan diletakkan sembarangan

dan dibuka-buka karena isi botol atau tempat medium akan meluap dan hanya

boleh dibuka ketika manometer menunjukkan angka 0. Medium yang

mengandung vitamin, gelatin atau gula, maka setelah sterilisasi medium harus

segera didinginkan. Cara ini untuk menghindari zat tersebut terurai. Medium

dapat langsung disimpan di lemasi es jika medium sudah dapat dipastikan steril.

Dan jangan lupa tulis siapa pengguna (nama, waktu dan lab.) sebelum start,

selalu memakai sarung tangan tahan panas, isilah air sesuai ukuran yang

ditentukan sebelum start, jangan membuka autoclave sebelum suhu dingin

(dibawah 60 derajat celcius). (Dwidjoseputro, 1994)

Gambar 1. Autoclave

(http://www.inetgiant.in/tags/autoclave-portable)

C. Pengertian Media

Media adalah suatu substrat makanan yang mengandung unsur-unsur

makanan yang diperlukan untuk menumbuhkan mikroorganisme. Unsur-unsur

makanan dapat berupa: garam-garam anorganik dan senyawa-senyawa organik

seperti protein, pepton, aseton, asam amino, vitamin. Kultur media adalah

bahan-bahan nutrien yang disediakan untuk menumbuhkan mikroorganisme di

dalam laboratorium. Kultur adalah mikroorganisme yang tumbuh dan

berkembang biak pada suatu kultur media ( Tarigan, 1988 ).

Sama seperti makhluk hidup pada umumnya, mikroorganisme

membutuhkan nutrisi atau makanan. Syarat pertama bagi media adalah harus

mengandung nutrien essensial yang dapat digunakan biakan untuk

pertumbuhan. Syarat yang kedua ialah media harus memberikan keadaan

3

Page 4: BAB I-Dapus Praktikum. 3

lingkungan yang sesuai bagi pertumbuhan biakan, seperti pH, tekanan osmosis,

ketersediaan oksigen, dan sebagainya. Pada dasarnya semua media biakan

berbentuk media cair (broth) atau media padat atau antara keduanya.(Selley

dan Demark, 1972)

Medium atau media adalah bahan yang digunakan untuk menumbuhkan

mikroorganisme di atas atau di dalamnya. Meski memiliki kebutuhan khusus

yang berbeda, pada umumnya memiliki kebutuhan dasar yang sama, yaitu

meliputi air, karbon, energi, mineral, dan faktor tumbuh. Selain itu, keasaman

(pH) medium juga amat penting bagi pertumbuhan organisme , terutama kerja

enzim amat dipengaruhi oleh pH.Maka dari itu ph juga perlu disesuaikan.

(Hadiotomo. 1993)

Yang paling penting dalam kehidupan dan pertumbuhan mikroorganisme

adalah air karena air merupakan komponen utama penyusun protoplasma,

wahana bagi masuknya nutrien ke dalam sel dan keluarnya sekresi ataupun

ekskresi dari dalam sel, dan diperlukan untuk berlangsungnya reaksi-reaksi

enzimatik di dalam sel. Di dalam pembuatan medium sebaiknya digunakan air

suling. Air sadah pada umumnya mengandung kadar ion kalsium dan

magnesium tinggi. Pada medium yang mengandung pepton dan ekstrak daging,

air dengan kualitas semacam ini dapat menyebabkan terbentuknya endapan

fosfat dan magnesium fosfat. (Hadiotomo. 1993)

Berdasarkan komposisi kimiawinya, dikenal 2 macam medium:

1. Medium Sintetik

Komposisi kimiawinya diketahui dengan pasti. Dan biasanya dibuat

dari bahan-bahan kimia yang kemurniannya tinggi dan ditentukan dengan

tepat. Maka medium semacam ini dapat diulangi pembuatannya kapan

saja dan akan diperoleh hasil yang sama. (Hadiotomo. 1993)

2. Medium Non-Sintetik atau Kompleks

Komposisi kimiawinya tidak diketahui dengan pasti. Contohnya ialah

bahan-bahan yang terdapat dalam kaldu nutrient, yaitu ekstrak daging

dna pepron, mempunyai komposisi kimiawi yang tidak pasti. (Hadiotomo.

1993)

Berdasarkan kandungannya dan penggunaannya maka media dapat

dibedakan menjadi:

4

Page 5: BAB I-Dapus Praktikum. 3

1. Medium Serbaguna

Medium yang paling umum digunakan dalam bakteriologi karena

dapat menunjang pertumbuhan sebagian besar bakteri. Contoh: kaldu

nutrient. (Hadiotomo, 1993)

2. Medium Selektif

Medium yang mengandung zat-zat kimia tertentu yang dapat

menghambat pertumbuhan satu kelompok bakteri atau lebih tanpa

menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang diinginkan.(Hadiotomo,

1993)

3. Medium Diferensial

Medium yang mengandung zat-zat kimia tertentu yang

memungkinkan di pengamat membedakan tipe-tipe bakteri. (Hadiotom,

1993)

Konsistensi medium dapat dibuat bermacam-macam bergantung kepada

keperluannya. Menurut konsistensinya terdapat beberapa macam media, yaitu:

1. Medium cair

Medium cari seperti kaldu nutrient atau kaldu glukosa dapat

digunakan untuk berbagai keperluan seperti pembiakan organism dalam

jumlah besar, penelaah fermentasi, dan berbagi macam uji. Medium cair

yang biasa dipakai ialah kaldu dengan komposisi 1 liter air murni atau

suling, 3 gram kaldu daging, dan 5 gram pepton. Medium ini kemudian

kemudian ditentukan pHnya 6,8 sampai 7, jadi sedikit asam atau netral;

keadaan demikian ini sesuai bagi kebanyakan bakteri. Kaldu seperti

tersebut di atas masih perlu disaring untuk kemudian dimasukkan ke

dalam tabung-tabung reaksi atau botol-botol. Penyaringan dapat

dilakukan dnegan kertas saring. Setelah berisi medium, tabung reaksi

disumbat dengan kapas, bar kemudian dimasukkan kea lat pensteril.

(Dwidjoseputro, 1998)

2. Medium padat

Untuk membuat media padat, dapat ditambahkan bahan pemadat di

dalam medium kaldu. Sebagai bahan pemadat dapat digunakan agar-

agar, gelatin, atau gel siliki. Namun yang paling umum digunakan adalah

agar-agar. Meskipun bahan utama agar-agar merupakan galaktan, yaitu

suatu kompleks karbohidrat yang diekstrasi dari alga merin genus

5

Page 6: BAB I-Dapus Praktikum. 3

Gelidium, namun sebagian besar organism tidak dapat menggunakannya

sebagai makanan sehingga agar-agar dapat berlaku hanya sebagai

bahan pemadat. Medium padat biasanya digunakan untuk mengamati

penampilan atau morfologi koloni dan mengisolasi biakan murni.

(Hadiotomo. 1993)

3. Medium setengah padat

Medium dengan konsistensi pertengahan disebut medium setengah

padat. Kegunaannya antara lain ialah untuk menguji ada tidaknya

motilitas dan kemampuan fermentasi. Medium setengah padat

mengandung baik gelatin maupun agar-agar namun dalam konsentrasi

lebih kecil dari pada medium padat. (Hadiotomo. 1993)

D. Macam - macam Media

1. Endo Agar

Endo agar adalah media padat (solid plating media), digunakan untuk

menumbuhkan bakteri yang hidup di usus. Media ini mengandung natrium sulfit

dan “basic fuchsin” yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri Gram positif. 

Asam yang dihasilkan dari perombakan laktosa dapat dideteksi dengan

asetaldehida dan natrium sulfit. (Pelczar, 1986).   

Endo agar adalah medium pertumbuhan mikrobiologi dengan warna pink,

pada umumnyadigunakan dalam mengembangkan bakteri salmonella dan kini

banyak digunakan pula untuk mengembangkan bakteri koliform. Biasanya bakteri

gram negative dapat tumbuh dengan baik  pada medium ini sedangkan bakteri

gram positive cenderung terhambat pertumbuhannya. Bakteri koliform

memfermentasikan laktosa pada medium ini dan menimbulkan warna merah

(Eschericha coli) sedangkan bakteri tanpa fermentasi laktosa menghasilkan

warna bening. (Pelczar, 1986).

Endo Agar dikembangkan oleh Endo untuk membedakan bakteri gram

negative berdasarkan fermentasi laktosa, sedangkan menghambat bakteri gram

positif. Penghambatan nanti dicapai tanpa menggunakan garam empedu seperti

yang digunakan secara tradisional. Endo berhasil dalam menghambat bakteri

gram positif pada medianya dengan penggabungan sulfit natrium dan fuchsin

dasar. Pada Agar Endo yang dihasilkan, juga dikenal sebagai sulfit fuchsin dan

Infusion agar, digunakan untuk mengisolasi basil tifus. Endo Agar

6

Page 7: BAB I-Dapus Praktikum. 3

direkomendasikan oleh APHA sebagai media penting dalam pemeriksaan

mikrobiologi air dan air limbah, produk susu dan makanan. Endo Agar digunakan

untuk mengkonfirmasi deteksi dan enumerasi bakteri coliform mengikuti tes

dugaan air minum. Hal ini juga digunakan untuk deteksi dan isolasi coliform dan

fecal coliform dari susu, produk susu dan makanan. Media berisi mencerna

lambung dari jaringan hewan yang menyediakan nitrogen, karbon, vitamin dan

mineral yang dibutuhkan untuk pertumbuhan bakteri. Natrium sulfit dan fuchsin

dasar membuat media  selektif dengan menekan organisme gram positif.

Coliform menghasilkan koloni merah muda di fermention laktosa sementara

laktosa non fermentor menghasilkan koloni berwarna pada media. Dengan

Escherichia coli, reaksi ini sangat terasa sebagai mengkristal fuchsin, yang

menunjukkan kalau logam permanen kehijauan (fuchsin kilau) ke koloni. Sedang

harus disimpan jauh dari cahaya untuk menghindari foto-oksidasi. (Pelczar,

1986).

a. Komposisi BBLΠEndo Agaruntuk perhitungan 1 Liter :

1) Dipotassium Phosphate 3.5 g

2) Peptic Digest of Animal Tissue 10.0 g

3) Agar 15.0 g

4) Lactose 10.0 g

5) Sodium Sulfite 2.5 g

6) Basic Fuchsin 0.5 g

(Pelczar, 1986)

Gambar 2. Endo Agar

(http://explow.com/Endo_agar)

2. Nutrien Agar

7

Page 8: BAB I-Dapus Praktikum. 3

Nutrient Agar (NA) adalah medium serbaguna yang baik untuk

pertumbuhan bakteri. Sesuaikan pH menjadi 7,4 dan sterilkan dengan autoklaf

pada suhu 121oC selama 15 menit. Bahan-bahan untuk NA: ekstrak khamir 3 gr,

pepton 5 gr, NaCl 5 gr, agar-agar 15 gr, air suling 1 L (Anonymous. 2006).

Nutrien agar adalah medium umum untuk uji air dan produk dairy. NA juga

digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak selektif,

dalam artian mikroorganismeheterotrof. Media ini merupakan media sederhana

yang dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan agar. Nutrien Agar merupakan salah

satu media yang umum digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti uji biasa

dariair, sewage, produk pangan, untuk membawa stok kultur, untuk pertumbuhan

sampel pada uji bakteri,dan untuk mengisolasi organisme dalam kultur murni.

Untuk komposisi nutrien agar adalah eksrak beef 10 g, pepton 10 g, NaCl 5 g, air

desitilat 1.000 ml dan15 g agar/L. Agar dilarutkan dengan komposisi lain dan

disterilisasi dengan autoklaf pada 121°C selama15 menit. Kemudian siapkan

wadah sesuai yang dibutuhkan

1. Komposisi

Nutrient Agar merupakan suatu medium yang mengandung sumber

nitrogen dalam jumlah cukup, yaitu 0,3 % ekstrak daging sapi, 0,5 %

peptone tetapi tidak mengandung sumber karbohidrat, jadi baik untuk

pertumbuhan bakteri, namun kapang dan khamir tidak dapat tumbuh

dengan baik (Fardiaz,1993).

Cara pembuatannya adalah larutkan bahan-bahn tersebut dalam air

suling sebanyak 1 liter kemudian dipanaskan hingga mendidih dan

dituangkan kedalam labu atau tabung dan disterilisasikan selama 15

menit pada suhu 1210C, pH akhirnya 7,4 ±0,2 pada suhu 370C. medium

kemudian dibuka dan disimpan pada suhu dibawah 80C dan terlindung

dari sinar secara langsung (anonymous,2004).

2. Prosedur pembuatan

Prosedur untuk membuat media:

a. Timbang bahan dan air, dengan takaran 23 gr per 1 L air suling.

b. Media di-autoklaf dan didinginkan sampai 50oC dan dituang ke

dalam cawan petri steril hingga menutupi bagian bawah petri –

sekitar 1/8 hingga ¼ petri.

8

Page 9: BAB I-Dapus Praktikum. 3

c. Taruh media agar pada tempat yang datar hingga media dingin

dan memekat.

d. Medium agar siap dipakai.

Pada saat penyimpanan, media tidak boleh dibekukan. Hal ini dilakukan

untuk menghindari kondensasi dan menetes ke permukaan agar yang dapat

memfasilitasi pergerakan organisme dalam koloni (Serendip. 2005).

Gambar 3. Nutrient Agar

(http://www.pinkperfume.net/nutrient-agar-definition-of-nutrient-agar-in-the-

medical.html)

3. Laktose Broth

Lactose broth digunakan sebagai media untuk mendeteksi kehadiran

koliform dalam air, makanan, dan produk susu, sebagai kaldu pemerkaya (pre-

enrichment broth) untuk Salmonellae dan dalam mempelajari fermentasi laktosa

oleh bakteri pada umumnya. Pepton dan ekstrak beef menyediakan nutrien

esensial untuk memetabolisme bakteri.Laktosa menyediakan sumber karbohidrat

yang dapat difermentasi untuk organisme koliform. Pertumbuhan dengan

pembentukan gas adalah presumptive test untuk koliform. Lactose broth dibuat

dengan komposisi 0,3% ekstrak beef; 0,5% pepton; dan 0,5% laktosa.

(Anonymous. 2004).

Lactose broth digunakan untuk menumbuhkan Salmonella dan bakteri

koliform dari makanan, air, dan hasil ternak. Reaksi enzimatis gelatin dan ekstrak

sapi memberikan sumber karbon dan nitrogen untuk pertumbuhan bakteri pada

lactose broth. Laktosa adalah karbohidrat. Fermentasi laktosa dibuktikan dengan

timbulnya gas (Anonymous. 2004).

9

Page 10: BAB I-Dapus Praktikum. 3

Dengan menggunakan medium ini, Escherichia colidan Klebsiella

pneumonia bisa tumbuh baik dan memproduksi gas, Salmonella

typhimuriumtumbuh baik namun tidak memproduksi gas, sedangkan Proteus

vulgaris tidak tumbuh dengan baik dan tidak memproduksi gas (EMD, 2002).

Kultur mikroba memberi respon dalam Lactose Broth pada suhu 35oC

setelah inkubasi 18-48 jam.Enterococcus faecalis dan Pseudomonas

aeruginosa bisa tumbuh baik pada medium ini namun tidak memproduksi gas

(Anonymous. 2004).

EMB Agar adalah medium pembeda yang dipakai dalam identifikasi dan

isolasi bakteri batang enterik Gram-negatif. EMB Agar juga menghambat

pertumbuhan bakteri Gram-positif. Pembeda dalam media ini terletak pada eosin

dan metilen blue, yang membedakan pemfermentasi laktosa dan pemfermentasi

non-laktosa. Pemfermentasi laktosa berwarna gelap di dalam dan bening di

pinggirnya sedangkan pemfermentasi non-laktosa tidak berwarna (DPALM

MEDIC. 1995).

1. Komposisi

Komposisi yang dibutuhkan antara lain peptone 5 gr/L, ekstrak

daging (sapi) 3 gr/L, laktosa 5 gr/L. campurkan 13 gr atau lebih dalam 1

L air, didihkan 1 menit, tuangkan dalam tabung reaksi yang berisi tabung

durham, autoklaf 15 menit pada suhu 121oC. pHnya 6,9 ± 0,2 pada

25oC. Lactose broth ini akan berwarna kekuningan dan jernih. (DPALM

MEDIC. 1995).

Gambar 4. Lactose Broth

(http://people.uleth.ca/~selibl/Biol3200/BiochTests/Lactose.html)

10

Page 11: BAB I-Dapus Praktikum. 3

4. TCBS

TCBS adalah media pilihan untuk isolasi V. cholerae dan secara luas

digunakan di seluruh dunia.Agar-agar TCBS secara komersial tersedia dan

mudah untuk mempersiapkan, membutuhkan autoklaf tidak, dan

sangatdiferensial dan selektif (Tabel IV-1). Namun, ia memiliki umur simpan yang

relatif singkat sekali dipersiapkan(3 sampai 5 hari) kecuali pelat secara hati-hati

dilindungi terhadap pengeringan. TCBS dikenakan banyak-banyak dan merek-

untuk-merek variasi dalam selektivitas, dan pertumbuhan pada media ini tidak

cocok untuk langsungpengujian dengan V. cholerae O1 antiserum. (EMD, 2002).

Agar-agar TCBS berwarna hijau ketika disiapkan. Bermalam pertumbuhan

(18 sampai 24 jam) dari V. cholerae akan menghasilkan besar (2 sampai 4 mm),

agak pipih, koloni kuning dengan pusat buram.

Untuk isolasi selektif Virio cholera, dan Vibrio parahemolyticus dari

berbagai specimen klinis dan dalam penyelidikan epidemiologis.

Kontrol organisme :

Vibrio cholera : Tumbuh sebagai koloni berwarna kuning

Vibrio parahaemolyticus : Tumbuh sebagai koloni berwarna hijau

Staphylococcus aureus : Tidak tumbuh

(Serendip, 2005).

Gambar 5. TCBS

(http://digilander.libero.it/yurigh/link/Batteriologia/21.htm)

5. Glukose (Sabouraud Dextrose Agar)

Media SDA banyak di gunakan untuk media jamur hususnya banyak untuk

jamur Aspargilus, di media ini pertumbuhan jamur akan optimal di suhu 25 - 30

derajat celcius. (Dwidjoseputro, 1998)

11

Page 12: BAB I-Dapus Praktikum. 3

1. Komposisi

Peptone                                   : 10g

Glukose                                   : 40 g

Agar                                        : 15 g

Aquadest                                 : 1000 ml

Cara pembuatan :

Semua bahan tadi dicampur jadi satu, kemudian di seterisasi dengan di

autoclave dengan suhu 121 derajat celcius selama 15 menit.kemudian setelah

hangat2 kuku di tambahkan Chlorampenicol 50mg/l,dan di distribusikan ke

petri atau tabung, ph.5,6 kurang lebih 0,2 dan suhu 25O C. (Pelczar, 1986).

Gambar 6. Sabouraud Dextrose Agar atau Glucose

(http://cleanroom.net/?p=11600)

6. LJ (Lowenstein Jensen)

Lowenstein Jensen adalah media yang digunakan untuk isolasi dan

budidaya micobakterium dan sebagai basis untuk selektif, diferensial dan media

diperkaya untuk Micobacterium tuberculosis. (Buckle, 1998)

Lowenstein-Jensen menggunakan malasit green untuk menghambat

bakteri lain kemudian memodifikasi dengan citrate dan phosphate. Komposisi

dari asam fatty dan protein esensial untuk metabolisme bakteri.Glyserol

bersumber dari carbon dan energi yang dibutuhkan untuk type human tubercle

bacillus dari pada bovine type. Asparagin dan RNA ditumbuhkan untuk

menyediakan sumber nitrogen dan stimulant pertumbuhan coagulasi dari albumin

telur selama proses. Inspirasi menyediakan medium solid untuk inokulasi culture

specimen dari mikroba selalu berisi campuran contaminasi mikroorganisme

sehingga mengharuskan menggunakan antibiotic selektif di dalam media untuk

12

Page 13: BAB I-Dapus Praktikum. 3

isolasi. Asam nalidixic menghambat bakteri gram(-). Lincomycin menghambat

gram (+).Cycloheximide menekan jamur saprofit. ( Tarigan, 1988 )

Bakteri tahan asam yang saprofit dapat tumbuh dengan baik bila ditanam

pada medium yang sederhana pada suhu kamar. Sebaliknya, bakteri tahan asam

yang patogen tidak dapat tumbuh pada media yang sederhana, tetapi hanya

dapat tumbuh secara lambat pada media yang mengandung inspissated serum,

telur, dan tepung kentang. Bakteri M.tubberculosis tumbuh baik pada pH optimal

6,8. Koloni M.tuberculosis berwarna krem, permukaannya tidak rata atau

berdungkul dungkul seperti bunga kubis kering. Koloni mikrobacteria yang

patogen akan berbau seperti aroma buah. Pemberian gliserol juga bisa

merangsang pertumbuhan M.tuberculosis.

1. Komposisi

Komposisi media Lowenstein Jansen

Dalam 600 ml air mengandung :

a. Lowenstein jensen medium

1) Asparagine 3,60 g

2) Monopotasium phosphate 2,50 g

3) Magnesium citrate 0,50 g

4) Magnesium sulfate 0,24 g

5) Potato flour 30,00 g

6) Malasit green 0,40 g

7) Egg(fresh,whole) 1000,00 ml

8) Glyserol 12,00 g

b. Lowenstein jensen dengan 5% sodium cloride

Sama dengan prosedur no 1 hanya ditambah dengan 80,0 g

sodium chloride

c. Lowenstein jensen dengan micobacterium selective

Sama dengan prosedur no 1 hanya ditambah dengan

Cycloheximide 0,64g, Lincomicin 3,2mg, dan asam nalidixic 56,0 mg 

d. Lowenstein jensen Gruft modification

Sama dengan prosedur no 1 hanya ditambah dengan 56,0 mg

asam nalidixic dan 80 mg RNA. (Tarigan, 1988)

13

Page 14: BAB I-Dapus Praktikum. 3

Gambar 7. LJ (Lowenstein Jensen)

(http://www.microbe-edu.org/glossaire/detail.cfm?cle=230)

7. BHI

BHI adalah media yang non-selektif diperkaya dimaksudkan untuk

budidaya bakteri anaerob yang paling selektif dan mikroorganisme

lainnya. Media ini digunakan dalam persiapan inokulum untuk pengujian

kerentanan antimikroba, ini sangat berguna sebagai dasar untuk kultur darah dan

juga digunakan dalam prosedur uji antimikroba kaldu-disk seperti yang dijelaskan

oleh Wilkins dan Theil. BHI adalah non-selektif diperkaya kaldu menengah yang

berguna dalam menumbuhkan mikroorganisme selektif dan non-selektif. Media

ini juga akan mendukung pertumbuhan mikroorganisme aerobik dari berbagai

spesimen klinis dan non-klinis. Media basal adalah infus dari otak dan hati sapi

dan ditambah dengan vitamin K1 dan hemin sebagai faktor pertumbuhan

anaerob paling. Media ini disusun, dibagikan, disimpan dan dikemas di bawah

kondisi bebas oksigen untuk mencegah pembentukan produk teroksidasi

sebelum digunakan. Media ini berisi resazurin sebagai indikator redoks yang

berubah warna menjadi pink pada paparan oksigen yang signifikan.

(Hadiotomo,1993)

1. Komposisi

BHI adalah media penyubur yang berguna untuk pertumbuhan

berbagai macam bakteri baik  bentuk cair maupun agar. Bahan utama

terdiri dari beberapa jaringan hewan ditambah pepton buffer posfatdan

sedikit dekstrosa.Penambahan karbohidrat memungkinkan bakteri

dapatmenggunakan langsung sebagai sumber energi. BHI biasanya

14

Page 15: BAB I-Dapus Praktikum. 3

digunakan untuk media pertumbuhan spesimen darah.

(Hadiotomo,1993)

Gambar 8. BHI (plantmedia.com)

8. SS (Salmonella Shigella)

Untuk isolasi organisme basil enterik patogen, terutama mereka yang

termasuk ke dalam genus Salmonella (penyebab penyakit thypus).Media ini tidak

dianjurkan untuk isolasi utama spesies Shigella.Bakteri yang dapat

memfermentasi laktosa seperti Escherichia coli atau Klebsiella pneumoniae

muncul sebagai koloni kecil merah muda atau merah.Bakteri yang tidak dapat

memfermentasi laktosa seperti spesies Salmonella, Proteus spesies dan spesies

Shigella muncul sebagai koloni yang tidak berwarna.Produksi H2S oleh spesies

Salmonella mengubah pusat koloni menjadi berwarna hitam. 

1. Kontrol organisme:

Salmonella typhi : Koloni tak berwarna dengan bagian tengah

berwarna hitam 

Escherichia coli : Koloni berwarna merah muda 

Salmonella Shigella (SS) agar merupakan media agar diferensial yang

digunakan untuk mengisolasi Enterobacteriaceae patogen,

khususnya Salmonella spp, dan Shigella spp, dari makanan, alat-alat kesehatan

lain, dan bahan percobaan klinik. Aksi penghambatan pada bakteri koliform dan

gram-positif dilakukan oleh campuran garam bile dan brilliant green pada

medium. Sodium sitrat menghambat bakteri gram-positif. Neutral red merupakan

pH indikator bagi bakteri yang memfermentasi laktosa akan menghasilkan koloni

berwarna merah jambu. Beberapa Salmonella dan Proteus spp. Menghasilkan

bulatan hitam (presipitat ferri sulfat) di tengah koloni sebagai hasil produksi gas

H2S. Formula SSA per liter air destilat (Anonymous , 2006)

15

Page 16: BAB I-Dapus Praktikum. 3

2. Komposisi

a. Beef Extract : 5.0 g

b. Pancreatic Digest of Casein : 2.5 g

c. Peptic Digest of Animal Tissue : 2.5 g

d. Lactose : 10.0 g

e. Bile Salts : 8.5 g

f. Sodium Citrate : 8.5 g

g. Sodium Thiosulfate : 8.5 g

h. Ferric Citrate : 1.0 g

i. Neutral Red : 0.025 g

j. Agar : 13.5 g

k. Brilliant Green : 0.330 mg

Gambar 9. SS (Salmonella Shigella)

(http://www.kmle.co.kr/search.php?Search=SS%C7%D1%C3%B5&Page=6)

16

Page 17: BAB I-Dapus Praktikum. 3

BAB III

METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan

1. Tabung Erlenmeyer

2. Autoklav

3. Kapas

4. Batang pengaduk

5. Aquades

6. Reagen (Endo agar, nutrient agar, LB,Glukose, TCBS, BHI, SS, LJ)

7. Tabung Reaksi

8. Tabung Durham

9. Lampu Spirtus

10. Korek Api

11. Timbangan

B. Langkah kerja

1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan dipergunakan.

2. Memasukan reagen ( Endo agar ) kedalam tabung erlenmeyer.

3. Menyalakan lampu spirtus untuk menghomogenisasi

4. Memanaskan tabung erlenmeyer dengan cara digoyang-goyangkan

diatas lampu spirtus (menghomogenkan), hingga jernih atau warna

bercampur rata dan tak ada reagen yang tersisa (larut).

5. Menutup tabung erlenmeyer dengan kapas atau kertas.

6. Mensterilkan media dengan autoklav dengan suhu 121 °C selama 30

menit

7. Mengangkat media yang telah steril dari autoklav dan menuang ke

piring petri-tabung dengan piring petri 15 cc, tabung 5 cc dibuat miring

17

Page 18: BAB I-Dapus Praktikum. 3

C. Skema kerja

Alat dan bahan disiapkan

Reagen (Endo Agar) dimasukan kedalam tabung erlenmeyer

Aquades sebanyak 50 cc dimasukan kedalam tabung erlenmeyer

Tabung erlenmeyer dipanaskan dengan cara digoyang-goyangkan

diatas lampu spirtus (menghomogenkan), hingga jernih atau warna

bercampur

Tabung erlenmeyer yang telah dihomogenkan ditutup dengan

kapas atau kertas

Gambar 10. Skema Pembuatan Media

18

Media disterilkan dengan autoklav dengan suhu 121 °C selama 30

menit

Media yang telah steril diangkat dari autoklav dan dituang ke

piring petri-tabung dengan piring petri 15 cc, tabung 5 cc dibuat

miring

Mulai

Selesai

Page 19: BAB I-Dapus Praktikum. 3

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Media Powder Warna reagenWarna sesudah

homogen

Endo Agar Ungu Ungu kemerahan

Tabel 1. Hasil Pengamatan Pembuatan Media

Gambar 11. Gambar 12.

Reagen sebelum dihomogenkan Reagen setelah dihomogenkan

Dari percobaan yang kelompok kami lakukan yaitu pembuatan media endo

agar, kami dapat melihat perubahan reaksi dari reagen endo agar yang semula

berbentuk bubuk (powder) dan berwarna ungu kemudian ketika dilarutkan dan

dihomogenisasi maka reagen tersebut berubah warna menjadi ungu kemerahan.

B. Pembahasan

Endo agar adalah media padat (solid plating media), digunakan untuk

menumbuhkan bakteri yang hidup di usus. Media ini mengandung natrium

sulfit dan “basic fuchsin” yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri Gram

positif.  Asam yang dihasilkan dari perombakan laktosa dapat dideteksi

dengan asetaldehida dan natrium sulfit.

19

Page 20: BAB I-Dapus Praktikum. 3

Endo agar adalah medium pertumbuhan mikrobiologi dengan warna pink,

pada umumnya digunakan dalam mengembangkan bakteri salmonella dan

kini banyak digunakan pula untuk mengembangkan bakteri koliform. Biasanya

bakteri gram negative dapat tumbuh dengan baik  pada medium ini

sedangkan bakteri gram positive cenderung terhambat pertumbuhannya.

Bakteri koliform memfermentasikan laktosa pada medium ini

dan menimbulkan warna merah (Eschericha coli) sedangkan bakteri

tanpa fermentasi laktosa menghasilkan warna bening.

Endo Agar digunakan untuk mengkonfirmasi deteksi dan enumerasi

bakteri coliform mengikuti tes dugaan air minum. Hal ini juga digunakan untuk

deteksi dan isolasi coliform dan fecal coliform dari susu, produk susu dan

makanan. Media berisi mencerna lambung dari jaringan hewan yang

menyediakan nitrogen, karbon, vitamin dan mineral yang dibutuhkan untuk

pertumbuhan bakteri.

20

Page 21: BAB I-Dapus Praktikum. 3

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan

sebagai berikut:

1. Ada berbagai jenis media yang digunakan untuk penanaman kuman

yaitu :

a. Endo Agar

b. Nutrient Agar

c. Lactose Broth

d. TCBS

e. Glucose/ SDA

f. LJ ( Lownstein Jensen)

g. BHI

h. SS (Salmonella Shigella)

2. Hasil dari pembuatan media endo agar hingga tahap homogenisasi

adalah reagen Endo yang semula berbentuk bubuk (powder) dan

berwarna ungu, setelah dihomogenisasi larutan reagen tersebut

berubah warna menjadi ungu kemerahan.

B. Saran

Bagi praktikan yang akan melakukan pengamatan pembuatan media

penanaman kuman hendaknya memperhatikan langkah kerja dengan baik

serta memperhatikan ketelitian dalam pengamatan agar hasil pengamatan

yang diperoleh sesuai dengan yang diharapkan.

21

Page 22: BAB I-Dapus Praktikum. 3

DAFTAR PUSTAKA

Anonimous.2008.http://www.freewebs.com/mikrodas/PETUNJUK

%20PRAKTIKUM.pdf. (diakses pada tanggal 3 Juni 2012)

Buckle,K.ADwidjoseputro, D. 1998. Dasar-Dasar Mikrobiologi.

Djambatan : Malang.

Dwidjoseputro,D. 1998. Dasar – Dasar Mikrobiologi. Jakarta :

Djambatan.

Hadiotomo, Ratna Sri. 1993. Mikrobiologi Dasar dalam Praktikum.

Jakarta: PT. Gramedia

Pelczar, M.1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi I. Erlangga : Jakarta.

Seeley, Harry W dan Demark, Paul J van. 1972. Selected Exercise From

Microbes In Action. USA: W. H. Freeman and Company.

Shapiro RL et al: Botulism in USA: A Clinicalepidemiologic review.Ann

Intern Med 1998; 129:221

Tarigan. 1988. Diktat Teknik Pengecatan. Program Studi D3 Teknik

Kimia Surabaya.

22