Bab i, Bab II, Bab III, Daftar Pustaka

download Bab i, Bab II, Bab III, Daftar Pustaka

of 19

Transcript of Bab i, Bab II, Bab III, Daftar Pustaka

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Sebagai salah satu unsur gizi, keberadaan vitamin sangat penting bagi tubuh,Vitamin memiliki peranan spesifik di dalam tubuh dan dapat pula memberikan manfaat kesehatan. Bila kadar senyawa ini tidak mencukupi, tubuh dapat mengalami suatu penyakit. Tubuh hanya memerlukan vitamin dalam jumlah sedikit terutama untuk mengawali reaksi kimia dalam sel-sel dan jaringan tubuh., tetapi jika kebutuhan ini diabaikan maka metabolisme di dalam tubuh kita akan terganggu karena fungsinya tidak dapat digantikan oleh senyawa lain.Gangguan kesehatan ini dikenal dengan istilah avitaminosis. Di samping itu, asupan vitamin juga tidak boleh berlebihan karena dapat menyebabkan gangguan metabolisme pada tubuh.Termasuk kelompok vitamin larut air yang mudah terserap oleh tubuh sehingga dapat memberikan manfaat yang optimal

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1) Penjelasan mengenai Vitamin B, meliputithiamin (vitamin B1), riboflavin (vitamin B2), niacin (vitamin B3), vitamin B6 (piridoksin, piridoksal, piridoksamin), folat (folasin, asam folat, asam pteroilglutamat), vitamin B12 (kobalamin), asam pantotenat, biotin (vitamin B8). 2) Penjelasan mengenai interaksi antara vitamin dengan zat gizi lain. 3) Penjelasan mengenai vitamin C. 4) Penjelasan mengenai suplementasi dan fortifikasi.

1.3 Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari penulisan karya ilmiah ini, yaitu: 1) Untuk mengidentifikasi mengenai Vitamin B, meliputi thiamin (vitamin B1), riboflavin (vitamin B2), niacin (vitamin B3), vitamin B6 (piridoksin, piridoksal, piridoksamin), folat (folasin, asam folat, asam pteroilglutamat), vitamin B12 (kobalamin), asam pantotenat, biotin (vitamin B8).1

2) Untuk mengidentifikasi mengenai Vitamin C. 3) Untuk mengidentifikasi mengenai suplementasi dan fortifikasi. 4) Untuk mengidentifikasi mengenai interaksi vitamin dengan zat gizi lain.

1.4 Manfaat Penulisan Setelah diperoleh tujuan yang hendak dicapai, maka diharapkan makalah ini dapat memberikan manfaat. Adapun manfaat dari makalah ini yang dimaksud adalah untuk menambah pengetahuan penulis dan pembaca mengenai vitamin yang latut dalam air, yaitu vitamin B dan C serta suplementasi dan fortifikasi.

2

BAB II PEMBAHASAN

Vitamin larut air terdiri dari vitamin B dan vitamin C. Kedua vitamin ini diberi nama berdasarkan label dari tabung-tabung percobaan pada saat vitamin tersebut ditemukan. Selanjutnya diketahui bahwa tabung percobaan dengan vitamin B ternyata mengandung lebih dari satu vitamin, yang kemudian diberi nama B1, B2 dst. Kedelapan vitamin B berperan penting dalam membantu enzim untuk metabolisme karbohidrat, lemak dan protein, dan dalam pembuatan DNA dan sel-sel baru. Nama standar Thiamin Riboflavin Niacin Vitamin B6 Folat Vitamin B12 Asam pantotenat Biotin Vitamin B8 Nama lain yang umum digunakan Vitamin B1 Vitamin B2 Asam nikotinat, nicotinamida, niasinamida, vitamin B3 Piridoksin, piridoksal, piridoksamin Folasin, asam folat, asam pteroilglutamat, vitamin B9 Kobalamin Vitamin B5

2.1 Thiamin (Vitamin B1) Fungsi Thiamin merupakan bagian dari TPP, yaitu koenzim yang dibutuhkan untuk metabolisme energi. Sistem syaraf dan otot tergantung pada thiamin.

3

Sumber Utama Daging babi merupakan sumber yang sangat baik untuk thiamin, sama seperti ragi, hati, biji bunga matahari, sejumlah padi, biji-bijian, kacang polong, semangka, tiram, oatmeal dan tepung terigu. Kebutuhan RDA untuk thiamin adalah 0,5 mg/1000 kkal perhari. Kebutuhan minimum adalah 0,3 mg/1000 kcal, sedangkanAKG di Indonesia ialah 0,3-0,4 mg/hari untuk bayi, 1,0mg/hari untuk orang dewasa dan 1,2 mg/hari untuk wanitahamil.Diperkirakan konsumsi rata-rata makanan per hari sekitar 2000 kkal/orang, jadi RDA untuk thiamin sekitar 1 mg perhari. Makanan yang seimbang akan memberikan cukup thiamin. Orang yang berpuasa atau melakukan diet harus memastikan bahwa mereka mendapat sejumlah thiamin yang sama seperti dalam 2000 kkalori makanan. Akibat Kekurangan Beri-beri dapat terjadi karena kekurangan thiamin dalam jangka panjang. Penyakit ini ditemukan pertama kali di Timur Jauh saat pembuatan beras poles' (polish rice) tersebar luas. Beras yang dipoles mengakibatkan pembuangan kulit yang kaya akan thiamin. Beriberi dapat merusak sistem syaraf dan keracunan otot. Gejala kekurangan yang lain adalah irama jantung yang tidak normal, gagal jantung, kelelahan, susah berjalan, kebingungan dan kelumpuhan. Akibat Kelebihan Pemakaian thiamin yang melebihi normal mempengaruhi sistem syaraf. Hal ini karena reaksi hipersensitif yang dapat berpengaruh pada kelelahan, sakit kepala, sifat lekas marah dan susah tidur. Sistem darah dapat terpengaruh, karena denyut nadi menjadi cepat.

4

2.2 Riboflavin (Vitamin B2) Fungsi Seperti halnya thiamin, riboflavin berfungsi sebagai koenzim. Riboflavin membantu enzim untuk menghasilkan energi dari nutrisi penting untuk tubuh manusia. Riboflavin berperan pada tahap akhir dari metabolisme energi nutrisi tersebut Sumber Utama Susu dan produk-produk susu, misalnya keju, merupakan sumber yang baik untuk riboflavin. Untuk itu ketersediaannya dalam makanan sehari-hari sangat penting. Hampir semua sayuran hijau dan biji-bijian mengandung riboflavin; brokoli, jamur dan bayam merupakan sumber yang baik. Kebutuhan RDA untuk riboflavin adalah 0,6 mg/1000 kkal perhari. Jadi sekitar 1,2 mg perhari untuk 2000 kkal diet. Anak-anak dan wanita hamil membutuhkan tambahan riboflavin karena vitamin ini penting untuk pertumbuhan. Akibat Kekurangan Tidak ada penyakit yang berhubungan dengan kekurangan riboflavin. Kekurangan riboflavin dapat menyebabkan gejala seperti iritasi, kulit merah dan keretakan kulit dekat dengan sudut mata dan bibir seperti halnya sensitivitas yang berlebihan terhadap sinar (photophobia) . Hal ini dapat juga menyebabkan keretakan pada sudut mulut (cheilosis). Sinar dan iradiasi dapat merusak riboflavin. Hal inilah yang meyebabkan susu jarang dijual dalam gelas transparan. Di sisi lain, riboflavin stabil terhadap panas, sehingga pemanasan tidak akan merusaknya. Vitamin ini juga digunakan sebagai food additive, E101. Akibat Kelebihan Belum diketahui gejala keracunan akibat kelebihan riboflavin.

5

2.3 Niacin (vitamin B3) Fungsi Dua koenzim yang dibentuk oleh niacin, NAD dan NADP dibutuhkan untuk beberapa aktivitas metabolis, terutama metabolisme glukosa, lemak dan alkohol. Niasin memiliki keunikan diantara vitamin B karena tubuh dapat membentuknya dari asam amino triptophan. Niasin membantu kesehatan kulit, sistem syaraf dan sistem pencernaan. Sumber Utama Daging, unggas (ayam, itik dll) dan ikan merupakan sumber utama niasin, sama halnya roti dan sereal (biji-bijian) yang telah diperkaya. Jamur, asparagus dan sayuran hijau merupakan sumber yang paling baik. Kebutuhan RDA untuk niacin adalah 6,6 mg NE (niacin equivalents)/ 1000 kkal, atau 13 mg perhari. NE merupakan jumlah niasin yang diperoleh dalam makanan, termasuk niacin yang secara teori dibuat dari prekusor asam amino triptophan. 60 mg triptophan dapat menghasilkan 1 mg niacin. Akibat Kekurangan Pellagra (penyakit kekurangan niacin), menunjukkan gejala seperti dermatitis, diare dan dementia . Hal ini meluas di bagian selatan US pada awal 1900. Gejala kekurangan niacin lainnya adalah kehilangan nafsu makan, lemah, pusing dan kebingungan mental. Kulit dapat menunjukkan gejala dermatitis simetrik bilateral, khususnya pada daerah yang terkena sinar matahari langsung. Akibat Kelebihan Niasin dalam jumlah yang besar dapat menjadi racun pada sistem syaraf, lemak darah dan gula darah. Gejala gejala seperti muntah, lidah membengkak dan pingsan dapat terjadi. Lebih lanjut, hal ini dapat berpengaruh pada fungsi hati dan dapat mengakibatkan tekanan darah rendah.

6

2.4 Vitamin B6 (Piridoksin, Piridoksal, Piridoksamin) Fungsi Vitamin B6 berperan dalam metabolisme asam amino dan asam lemak. Vitamin B6 membantu tubuh untuk mensintesis asam amino nonesensial. Selain itu juga berperan dalam produksi sel darah merah. Sumber Utama Daging, ikan dan unggas (itik, ayam dll) merupakan sumber utama vitamin B6. Sumber yang lain adalah kentang, beberapa sayuran hijau dan buah berwarna ungu. Kebutuhan Koenzim vitamin B6 berperan penting dalam metabolisme asam amino, sehingga konsumsi sehari-hari harus sebanding dengan konsumsi protein, karena protein dibuat dari asam amino. RDA untuk vitamin B6 adalah 0,16 mg/g protein. Rata-rata konsumsi adalah 2 mg/hari untuk pria dan 1,6 mg/hari untuk wanita. Akibat Kekurangan Orang yang mempunyai kadar vitamin B6 rendah, menunjukkan gejala seperti lemah, sifat lekas marah dan susah tidur. Selanjutnya gejala kegagalan pertumbuhan, kerusakan fungsi motorik dan sawan, kelainan kulit berupa dermatitis seboroik dan peradangan padaselaput lendir, mulut dan lidah, kelainan SSP berupa perangsangan sampai timbulnya kejang, gangguan sistem eritropoietik berupa anemia hipokrom mikrositik Akibat Kelebihan Dosis tinggi vitamin B6 dalam waktu yang lama menyebabkan kerusakan syaraf, yang kadang-kadang tidak dapat diperbaiki. Hal ini dimulai dengan mati rasa pada kaki; selanjutnya, perasaan hilang pada tangan dan mulut yang mungkin menjadi mati rasa. Kemudian gejala keracunan adalah kesulitan berjalan, kelelahan dan sakit kepala. Ketika konsumsi dikurangi, gejala-gejala ini berkurang, tetapi tidak selalu hilang sepenuhnya.

7

2.5 Folat (folasin, Asam Folat, Asam Pteroilglutamat) Fungsi Folat merupakan bagian dari dua koenzim yang penting dalam sintesa sel-sel baru. Sumber Utama Sumber terbaik untuk folat adalah sayur-sayuran, khususnya sayuran berdaun hijau. Hati juga mengandung banyak folat. Daging, susu dan produk-produk susu mengandung sedikit folat. Kebutuhan RDA untuk folat adalah sekitar 3 mg/kg berat badan. Untuk pria, konsumsi harian sebaiknya sekitar 200 mg perhari dan untuk wanita sekitar 180 mg perhari. Peningkatan konsumsi folat direkomendasikan selama hamil dan pada saat pertumbuhan sel. Kekurangan asam folat dapat disebabkan tidak hanya oleh konsumsi yang rendah, tetapi juga oleh berkurangnya penyerapan atau kebutuhan metabolik yang tidak biasa untuk vitamin. Orang yang mengkonsumsi banyak alkohol atau banyak mengkonsumsi makanan yang tidak berkalori juga mudah kekurangan folat. Selain itu, pada kondisi yang berhubungan dengan pertumbuhan sel, seperti kehamilan, kanker atau penyakit kerusakan kulit, seperti measles , meningkatkan kebutuhan akan folat. Akibat Kekurangan Kekurangan folat dapat menyebabkan kekurangan darah. Gejalanya bisa meluas, seperti sel-sel darah merah tidak matang, yang menunjukkan sintesa DNA yang lambat. Hal ini disebabkan tidak hanya oleh kekurangan folat tetapi juga oleh kekurangan vitamin B12. Gejala lain dari kekurangan folat adalah rasa panas pada jantung (heartburn), diare dan sring terkena infeksi karena penekanan pada sistem kekebalan. Hal ini mempengaruhi sistem syaraf, menyebabkan depresi, kebingungan mental, kelelahan dan pingsan.

8

Akibat Kelebihan Akibat kelebihan folat dapat menyebabkan keracunan. Gejala keracunannya adalah diare, susah tidur dan sifat mudah marah. Folat dengan dosis tinggi dapat menutupi kekurangan vitamn B12, karena kedua vitamin ini berhubungan.

2.6 Vitamin B12 (Kobalamin) Fungsi Vitamin B12 berperan penting pada saat pembelahan sel yang berlangsung dengan cepat. Vitamin B12 juga memelihara lapisan yang mengelilingi dan melindungi serat syaraf dan mendorong pertumbuhan normalnya. Selain itu juga berperan dalam aktifitas dan metabolisme sel-sel tulang. Vitamin B12 juga dibutuhkan untuk melepaskan folat, sehingga dapat membantu pembentukan sel-sel darah merah. Sumber Utama Vitamin B12 hanya ditemukan di dalam daging hewan dan produk-produk hewani. Orang yang hanya makan sayuran (vegetarian) dapat melindungi diri sendiri melawan defisiensi (kekurangan) dengan menambah konsumsi susu, keju dan telur. Hal ini berarti sekitar satu cangkir susu atau satu butir telur untuk satu harinya. Untuk seorang vegetarian yang tidak memakan semua produk dari hewan dapat memperoleh sumber vitamin B12 dari susu kedelai atau ragi yang sudah ditumbuhkan dalam lingkungan yang kaya akan vitamin B12. Kebutuhan RDA untuk vitamin B12 adalah sekitar 2 mikro-gram perhari. Akibat Kekurangan Kekurangan vitamin B12 dapat menyebabkan kekurangan darah (anemia), yang sebenarnya disebabkan oleh kekurangan folat. Tanpa vitamin B12, folat tidak dapat berperan dalam pembentukan sel-sel darah merah. Gejala kekurangan lainnya adalah selsel darah merah menjadi belum matang (immature), yang menunjukkan sintesis DNA9

yang lambat. Kekurangan vitamin B12 dapat juga mempengaruhi sistem syaraf, berperan pada regenerasi syaraf peripheral, mendorong kelumpuhan. Selain itu juga dapat menyebabkan hipersensitif pada kulit. Akibat Kelebihan Tidak ada gejala keracunan yang berhubungan dengan kelebihan vitamin B12.

2.7 Asam pantotenat Fungsi Asam pantotenat berperan dalam metabolisme sebagai bagian dari koenzim A. Koenzim ini berperan untuk membawa molekul dalam proses pemecahan glukosa, asam lemak dan metabolisme energi. Sumber Utama Asam pantotenat umumnya ada dalam sebagian besar makanan. Daging, ikan, unggas (ayam, itik dll), semua biji-bijian dan sayuran merupakan sumber utama. Kebutuhan Tidak ada RDA untuk asam pantotenat. Diperkirakan konsumsi yang aman dan cukup adalah antara 4 sampai 7 mg perhari . Akibat Kekurangan Gejala kekurangan jarang terjadi, tapi dapat menyebabkan muntah, sulit tidur dan kelelahan. Akibat Kelebihan Gejala keracunan kadang-kadang menyebabkan diare dan perut kembung.

10

2.8 Biotin (Vitamin B8) Fungsi Dibandingkan dengan berbagai vitamin B yang lain, sedikit sekali yang diketahui tentang fungsi biotin seperti yang ditemukan baru-baru ini. Biotin memainkan peranan penting dalam metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. Sumber Utama Biotin ditemukan dalam sejumlah besar makanan. Umumnya defisiensi tidak terjadi pada seseorang yang mengkonsumsi berbagai makanan. Kebutuhan Biotin dibutuhkan dalam jumlah yang sangat kecil, jadi tidak ada nilai RDA. Perkiraan aman dan cukup yang dapat dikonsumsi dalam makanan sehari-hari antara 30-100 mikrogram perhari. Akibat Kekurangan Kekurangan biotin jarang terjadi, tetapi dapat muncul pada pasien rumah sakit yang menggunakan infus. Hal ini dapat menyebabkan gejala seperti kehilangan nafsu makan,dermatitis, sakitotot, rasa lemah, anoreksia, anemiaringan, mual, depresi, kelemahan dan kelelahan. Dosis tambahan biotin diberikan pada pasien untuk mencegah defisiensi. Akibat Kelebihan Keracunan biotin tidak biasa terjadi.

2.9 Vitamin C (Asam Askorbat) Fungsi Vitamin C mempunyai banyak fungsi. Vitamin C berperan membantu spesifik enzim dalam melakukan fungsinya. Vitamin C juga bekerja sebagai antioksidan. Perusahaan11

kadangkadang menambahkan vitamin C pada produk makanannya untuk menjaga kandungan bahan tertentu. Vitamin C juga penting untuk membentuk kolagen, serat, struktur protein. Kolagen dibutuhkan untuk pembentukan tulang dan gigi dan juga untuk membentuk jaringan bekas luka. Vitamin C juga meningkatkan ketahanan tubuh terhadap infeksi dan membantu tubuh menyerap zat besi. Sumber Utama Jeruk merupakan sumber utama vitamin C. Brokoli, sayuran berwarna hijau, kol (kobis), melon dan strawberi mengandung vitamin C bermutu tinggi. Kebutuhan RDA untuk vitamin C adalah 60 mg/hari, tapi hal ini bervariasi pada setiap individu. Stres fisik seperti luka bakar, infeksi, keracunan logam berat, rokok, penggunaan terus-menerus obat-obatan tertentu (termasuk aspirin, obat tidur) meningkatkan kebutuhan tubuh akan vitamin C. Perokok membutuhkan vitamin C sekitar 100 mg/hari Akibat Kekurangan Gejala awal kekurangan vitamin C adalah pendarahan disekitar gigi dan merusak pembuluh darah di bawah kulit, menghasilkan pinpoint haemorrhages . Kekurangan banyak vitamin C berakibat pada sistem syaraf dan ketegangan otot. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan otot seperti juga rasa nyeri, gangguan syaraf dan depresi. Gejala selanjutnya adalah anemia, sering terkena infeksi, kulit kasar dan kegagalan dalam menyembuhkan luka. Ketika seseorang mengkonsumsi sejumlah besar vitamin C dalam bentuk suplemen dalam jangka panjang, tubuh menyesuaikannya dengan menghancurkan dan mengeluarkan kelebihan vitamin C dari pada biasanya. Jika konsumsi kemudian secara tiba-tiba dikurangi, tubuh tidak akan menghentikan proses ini, sehingga menyebabkan penyakit kudisan. Akibat Kelebihan Gejala keracunan vitamin C adalah mual, kejang perut, diare, sakit kepala, kelelahan dan susah tidur. Hal ini juga dapat mengganggu tes medis, atau menyebabkan buang air kecil yang berlebihan dan membentuk batu ginjal.12

2.10 Interaksi Vitamin Dengan Zat Gizi Lain Beberapa senyawa dalam bahan pangan dapat meningkatkan penyerapan zat besi,misalnya vitamin C (asam askorbat) dan Na2EDTA (disodium etilendiamin tetraasetat). Dalam jumlah yang relatif tinggi (rasio molar asam askorbat:zat besi sama atau lebih besar 2:1), asamaskorbat dapat meningkatkan penyerapan zat besi sebesar dua atau tiga kali lipat. Vitamin C mampu merubah bentuk zat besi feri menjadi fero yang relatif mudah diserap; zat besi dalam bentuk kelat terlindungi dari senyawa inhibitor di dalam usus; dan zat besi non-hem dapat dipertahankan kelarutannya ketika masuk dalam lingkungan alkali usus halus sehingga dapat menetralkan efek dari senyawa inhibitor. Namun demikian, asam askorbat tidak stabil terhadap panas dan udara yang berarti membutuhkan teknologi pengemas yang relatif mahal untuk mempertahankan

integritasnya. Teknik enkapsulasi dapat digunakan sebagai alternatif solusinya, namun pilihan tersebut belum dapat dilaksanakan di negara berkembang karena konsekuensi terhadap harga produk menjadi cukup mahal. Zat besi dapat mengkatalisis proses oksidasi vitamin A dan C.Selain itu, selama proses pengolahan juga dapat terjadi penurunan bioavalabilitas zat besi yang mencerminkan ketersediaannya untuk dimanfaatkan oleh tubuh.Pada umumnya bioavalabilitas zat besi dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut: 1) komponen dalam bahan pangan yang secara kimia dapat mengikat mineral, misalnya oksalat dalam sayur bayam; 2) bentuk kimia mineral, misalnya besi sulfat lebih tersedia dibandingkanelemen besi; 3) interaksi dengan mineral yang lain, misalnya tingginya seng akan

menurunkan penyerapan zat besi dan tembaga; 4) adanya vitamin akan meningkatkan bioavalabilitas zat besi,misalnya vitamin C meningkatkan penyerapan zat besi, vitamin D meningkatkan penyerapan kalsium, fosfor dan magnesium; 5) mineral yang berasal dari bahan hewani lebih baik diserap dibandingkan dengan yang berasal dari bahan nabati, misalnya tanaman banyak mengandung senyawa fitat.Interaksi zat besi dengan komponen lain

13

Selain itu, beberapa contoh interaksi vitamin dengan zat gizi lain ( mineral ): Vitamin C yang dikonsumsi bersama makanan yang mengandung zat besi akan membantu tubuh menyerap zat besi dengan baik. Sama halnya dengan mengombinasikan vitamin D dengan kalsium. Keduanya bekerja saling mendukung. Vitamin A, C dan E bekerja membantu saluran cerna menyerap selenium dengan baik. Agar vitamin A dan betakaroten terserap baik, tubuh memerlukan asupan sedikit lemak atau minyak. Penyerapan mineral zinc jadi lebih baik jika makan protein. Sebaliknya, ada juga zat-zat yang kurang bersahabat dengan penyerapan vitamin dan mineral: Zat bernama phytates, yaitu sejenis serat pada sereal gandum, mengikat mineral zinc dan membuangnya lewat saluran cerna tanpa memberi kesempatan tubuh menyerapnya. Tannin dalam minuman teh mengikat zat besi dan membuat tubuh tidak menyerap cukup zat besi. Karena itu, ketika makan bayam jangan minum teh. Oksalat dalam bayam mengikat sendiri pada kalsium dan menyebabkan kalsium tidak terserap tubuh. Minum banyak cola yang berisi tambahan fosfor dapat memengaruhi kadar kalsium tubuh. Terlalu banyak minum kopi bisa menghilangkan vitamin B1 dari dalam tubuh.

2.11 Pengertian Suplementasi dan Fortifikasi 1. Suplementasi Suplementasi adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan penyediaan relatif besardosis mikronutrien, biasanya dalam bentuk pil, kapsul atau sirup. Ini memilikikeuntungan karena mampu memasok jumlah optimal tertentuhara atau nutrisi, dalam bentuk yang sangat mudah diserap, dan sering cara tercepatuntuk mengontrol kekurangan individu atau kelompok penduduk yang telah

diidentifikasisebagai kekurangan.

14

Di negara berkembang, program suplementasi telah banyak digunakanuntuk menyediakan zat besi dan asam folat untuk wanita hamil, dan vitamin A untuk bayi, anak-anakbawah 5 tahun dan wanita postpartum. Karena dosis tunggal

tinggisuplemen vitamin A meningkatkan vitamin A toko selama sekitar 4-6 bulan, suplementasidua atau tiga kali setahun biasanya memadai. Namun, dalam kasusdari vitamin yang lebih larut dalam air dan mineral, suplemen harus dikonsumsilebih sering. Suplementasi biasanya membutuhkan pengadaan danpembelian mikronutrien dalam bentuk pra-paket yang relatif mahal, suatusistem distribusi yang efektif dan tingkat kepatuhan yang tinggi dari konsumen (terutamajika suplemen harus dikonsumsi secara jangka panjang). Kurangnya pasokandan kepatuhan yang rendah secara konsisten dilaporkan oleh banyakpengelola program suplemen sebagai hambatan utama untuk sukses.

2. Fortifikasi Fortifikasi makanan atau pengkayaan adalah proses penambahan zat gizi mikro(bagian penting dan vitamin) untuk makanan. Hal ini untuk menyediakan nutrisi tambahandalam makanan, atau kadang-kadang adalah sebuah kebijakan kesehatan publik yangbertujuan untuk mengurangi jumlah orang yang mengalami kekurangan zat gizi dalam suatupopulasi. Fortifikasi makanan mengacu pada penambahan mikronutrien ke dalam

makananolahan.Dalam banyak situasi, strategi ini dapat menyebabkan perbaikan yang relatif cepatdalam status mikronutrien dari suatu populasi, dan dengan biaya yang sangat wajar,terutama jika keuntungan dapat diambil dari teknologi yang ada dan distribusi lokaljaringan. Karena manfaat yang berpotensi besar, fortifikasi

makanandapat menjadi intervensi yang cost-efektifkesehatan yang sangat umum. Namun, yang jelas persyaratan adalah bahwa makanan yang diperkayaperlu dikonsumsi dalam yang memadaijumlah oleh sebagian besar dari individu-individu dalam suatu populasi sasaran. Hal inijuga diperlukan untuk memiliki akses ke, dan menggunakan, fortificants yang diserap dengan baiknamun tidak mempengaruhi sifat sensori makanan.15

Fortifikasi makanan dengan mikronutrien adalah teknologi yang valid untuk mengurangimikronutrien kekurangan gizi sebagai bagian dari pendekatan berbasis pangankapan dan di manapersediaan makanan yang ada dan terbatasnya akses yang tidak berhasildalam menyediakan tingkat yang memadai darimasing-masing nutrisi dalam makanan. Dalam kasus tersebut, fortifikasi pangan memperkuat danmendukung program perbaikan gizi yang sedang berlangsung. Meskipun benar bahwa kedua benteng dan pengayaan mengacu pada penambahan nutrisi untuk makanan, definisi benar melakukan sedikit bervariasi. Seperti yang didefinisikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO), fortifikasi mengacu pada "praktek sengaja meningkatkan isi sebuah mikronutrien penting, yaitu vitamin dan. Mineral (termasuk elemen) dalam suatu makanan sehingga dapat meningkatkan kualitas gizi dari makanan dan pasokan untuk memberikan manfaat kesehatan masyarakat dengan risiko minimal untuk kesehatan, "sedangkan pengayaan didefinisikan sebagai" identik dengan fortifikasi dan mengacu pada penambahan mikronutrien terhadap makanan terlepas dari apakah awalnya nutrisi dalam makanan sebelum diolah atau tidak. Fortifikasi pangan diidentifikasi sebagai strategi kedua dari empat oleh WHO dan FAO untuk memulai penurunan kejadian kekurangan gizi pada tingkat global. Seperti yang disebutkan oleh FAO, makanan yang difortifikasi paling umum adalah: (1) Sereal dan produk sereal berbasis (2) Susu dan produk susu (3) Lemak dan minyak (4) Aksesori pangan (5) Teh dan minuman lainnya (6) Bayi rumus

Pada umumnya beberapa faktor perlu dipertimbangkan dalam memilih bahan pembawa atau kendaraan untuk fortifikasi (carrier). 1) Pertama, bahan pembawa harus merupakanbahan yang dikonsumsi dalam jumlah yang cukup oleh kelompok target. Bahan pembawayang ideal adalah bahan yang dimakan setiap hari dan dalam jumlah konstan olehkelompok sasaran, dapat16

membawa zat gizi dalam jumlah yang ditetapkan serta tersediadi pasaran agar mudah diperoleh, seperti garam dan terigu. 2) Kedua, bahan pembawa harus diproduksi secara terpusat dan didistribusikan melalui jalur tertentu agar mudahdimonitor atau dikontrol. 3) Ketiga, bahan pembawa yang telah difortifikasi seharusnyatetap stabil dan tidak banyak mengalami perubahan dari aspek sensorinya. Sebagai contoh senyawa fortifikan yang ditambahkan ke terigu tidak akan merubah sifat pengembangan dan warna produk pada kondisi penyimpanan. Selain itu teknik penambahan fortifikan kedalam bahan pembawanya tidak menyebabkan terjadinya reaksi yang dapat menurunkan tingkat penyerapan dalam tubuh atau bioavalabilitasnya. 4) Keempat, senyawa fortifikan yang ditambahkan ke dalam bahan pembawa harus tidak berubah selama penyimpanan.Sebagai contoh, tidak terjadi pengendapan zat besi pada tepung terigu yang difortifikasi. 5) Kelima, harga bahan pangan yang difortifikasi masih terjangkau oleh kelompok target.Di Negara berkembang hanya sedikit bahan pangan yang berasal dari satu pusat produksidan distribusi. Selain itu di beberapa negara dibutuhkan program fortifikasi multi gizi,ditambahkan lebih dari satu jenis zat gizi sekaligus, misalnya fortifikasi zat besi, iodiumdan vitamin A.

17

BAB III PENUTUP

1.1 Kesimpulan Vitamin larut dalam air terdiri atas: 1. Thiamin (vitamin B1) 2. Riboflavin (vitamin B2) 3. Niacin (Vitamin B3) 4. Vitamin B6 (piridoksin, piridoksal, piridoksamin) 5. Folat 6. Vitamin B12 7. Asam Panthothenat 8. Biotin 9. Vitamin C Interaksi antara vitamin dengan zat lain umumnya terjadi antara vitamin dengan zat gizi mikro yaitu mineral, seperti antara vitamin C dengan zat besi. Suplementasi adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan penyediaan relatif besardosis mikronutrien, biasanya dalam bentuk pil, kapsul atau sirup. Fortifikasi makanan atau pengkayaan adalah proses penambahan zat gizi mikro(bagian penting dan vitamin) untuk makanan

1.2 Saran Dikarenakan kurangnya sumber-sumber terkait dalam penulisan makalah ini, makalah ini masih tersaji dengan sangat sederhana. Oleh sebab itu, seharusnya lebih ditambahkan lagi studi kepustakaannya. Selain itu, karenak kurangnya kerjasama dari pemakalah ini, maka makalah ini masih terdapat ketimpangan dan kerancuan, baik dalam bahasa, penulisan, dan tekniknya.

18

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Allen, dan Unwin. 1997. Food and Nutrition. Australia: Dah Hua Printing Press Co, Ltd. Priyanto, Agus. 2009. Endoskopi Gastrointestinal. Jakarta: Salemba Media. Sediaoetama, Djaeni achmad. 2000.Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi. Jakarta Timur: Dian Rakyat Wirahadikusumah, Muhamad. 1985. Biokimia:metabolism enegi, karbohidrat, dan lipid. Bandung:ITB. hal. 3-6. Dary, Omar dan Richard Hurrell. 2006. Guidelines On Food Fortification With Micronutrients. WHO & Food and Agricultural Organization of the United Nations.

http://rachmadrevanz.com/2011/fungsi-usus-kecil-usus-halus-dan-usus-besar.html. pada 16 September2011. 12.22.27 WIB.

Diakses

http://dokter-medis.blogspot.com/2009/11/vitamin-larut-dalam-air-vitamin-bag2.html. Diakses pada 7 November 2011. 12.52. 41 WIB. http://en.wikipedia.org/wiki/Food_fortification

19