BAB I - Web viewyakin-bahwa pertimbangan-pertimbangan logika atau ilmiah --terutama menurut Ilmu...

26
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu objek penting lainya dalam kajian ‘Ulumul Qur’an’ adalah perbincangan mengenai mukjizat. Persoalan mukjizat, terutama mukjizat Al-Qur’an , sempat menyeret para teolog klasik dalam perdebatan yang berkepenjangan, terutama antara teolog dari kalangan Mu’tazilah dan para teolog dari kalangan Ahlussunnah mengenai konsep shirfah. Dengan perantara mukjizat, Allah mengingatkan manusia bahwa para rasul itu merupakan utusan yang mendapat dukungan dan bantuan dari langit. Mukjizat yang telah diberikan kepada para nabi mempunyai fungsi yang sama, yaitu memainkan perananya dan mengatasi kepandaian kaumnya disamping membuktikan bahwa kekuasaan Allah itu berada diatas segala-galanya. Suatu umat yang tinggi pengetahuanya dalam ilmu kedokteran, misalnya tidak wajar dituntun dengan mukjizat dalam ilmu tata bahasa, begitu pula sebaliknya. Tuntunan dan pengarahan yang ditunjukan pada suatu umat harus berkaitan dengan pengetahuan mereka karena Allah tidak akan mengarahkan suatu umat pada hal-hal yang tidak mereka ketahui. Tujuanya adalah agar tuntunan dan

Transcript of BAB I - Web viewyakin-bahwa pertimbangan-pertimbangan logika atau ilmiah --terutama menurut Ilmu...

Page 1: BAB I -    Web viewyakin-bahwa pertimbangan-pertimbangan logika atau ilmiah --terutama menurut Ilmu ... kritik dan saran penulis harapkan demi perbaikan penulisan makalah ini

BAB I

PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang

Salah satu objek penting lainya dalam kajian ‘Ulumul Qur’an’ adalah

perbincangan mengenai mukjizat. Persoalan mukjizat, terutama mukjizat Al-

Qur’an , sempat menyeret para teolog klasik dalam perdebatan yang

berkepenjangan, terutama antara teolog dari kalangan Mu’tazilah dan para teolog

dari kalangan Ahlussunnah mengenai konsep shirfah.

Dengan perantara mukjizat, Allah mengingatkan manusia bahwa para rasul

itu merupakan utusan yang mendapat dukungan dan bantuan dari langit. Mukjizat

yang telah diberikan kepada para nabi mempunyai fungsi yang sama, yaitu

memainkan perananya dan mengatasi kepandaian kaumnya disamping

membuktikan bahwa kekuasaan Allah itu berada diatas segala-galanya.

Suatu umat yang tinggi pengetahuanya dalam ilmu kedokteran, misalnya

tidak wajar dituntun dengan mukjizat dalam ilmu tata bahasa, begitu pula

sebaliknya. Tuntunan dan pengarahan yang ditunjukan pada suatu umat harus

berkaitan dengan pengetahuan mereka karena Allah tidak akan mengarahkan

suatu umat pada hal-hal yang tidak mereka ketahui. Tujuanya adalah agar

tuntunan dan pengarahan Allah bermakna. Disitulah letak mukjizat yang telah

diberikan kepada para Nabi.

B.     Perumusan Masalah

Agar lebih memperjelas tentang mukjizat Al-Qur’an. Maka penulis

merumuskan masalah kemukjizatan (keunggulan) Al-Quran sebagai berikut:

a. pengertian Kemukjizatan Al-Quran

b. Bukti Historis kegagalan setiap upaya menandingi Al-Quran

c. Kamukjizatan Al-Quran dalam perspektif ilmiah kontemporer

C.     Tujuan Penulisan

1. Untuk memenuhi tugas kelompok Mata Kuliah Ulumul Qur’an .

2. Untuk mengetahui seluk-beluk mukjizat Al-Qur’an dan menambah

wawasan pengetahuan, khusunya dalam bidang Study Ilmu Al-Qur’an.

Page 2: BAB I -    Web viewyakin-bahwa pertimbangan-pertimbangan logika atau ilmiah --terutama menurut Ilmu ... kritik dan saran penulis harapkan demi perbaikan penulisan makalah ini

BAB II

PEMBAHASAN

A.     Pengertian Mukjizat

Menurut bahasa kata Mu’jizat berasal dari kata i’jaz diambil dari

kata kerja a’jaza-i’jaza yang berarti melemahkan atau menjadikan tidak

mampu. Pelakunya (yang melemahkan) dinamai mu’jiz. Bila

kemampuannya melemahkan pihak lain amat menonjol sehingga mampu

membungkam lawan, ia dinamai mu’jizat.

Menurut istilah Mukjizat adalah  peristiwa luar biasa yang terjadi

melalui seseorang yang mengaku Nabi, sebagai bukti kenabiannya.

Dengan redaksi yang berbeda, mukjizat didefinisikan pula sebagai suatu

yang luar biasa yang diperlihatkan Allah SWT. Melalui para Nabi dan

Rasul-Nya, sebagai bukti atas kebenaran pengakuan kenabian dan

kerasulannya.

Kata I’jaz dalam bahasa Arab berarti menganggap lemah kepada

orang lain. Sebagimana Allah berfirman:

�خي وء�ة� أ �و�اري� س��� اب ف���أ �ون� مثل� ه���ذ�االغ�ر� �ك �ن أ ت� أ �عج�ز� أ)31المائدة( :

“…Mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku

dapat menguburkan mayat saudaraku ini” (QS. Al Maidah (5): 31)1

Mukjizat ini ditujukan untuk menunjukkan kelemahan manusia

untuk mendatangkan hal yang serupa dengannya. Mukjizat adalah sesuatu

yang luar biasa yang bertentangan dengan adapt dan keluar dari batas-

batas yang telah diketahui. I’jazul Quran (kemukjizatan Al-Quran) artinya

1 Departemen Agama, 2002. Surbaya. Cv. Rams Putra

Page 3: BAB I -    Web viewyakin-bahwa pertimbangan-pertimbangan logika atau ilmiah --terutama menurut Ilmu ... kritik dan saran penulis harapkan demi perbaikan penulisan makalah ini

menetapkan kelemahan manusia, baik secara berpisah-pisa maupun

berkelompok, untuk bias mendatangkan yang sejenis dengan Al-Quran.

Kemukjizatan Al-Quran ini ditujukan untuk menjelaskan bahwa kitab ini

adalah hak, dan Rasul yang membawanya adalah Rasul yang benar. Tidak

ada satu pun dari mukjizat nabi-nabi yang dapat ditandingi oleh manusia.

Tujuan mukjizat hanya untuk melahirkan kebenaran dan menetapkan

bahwa mereka bawa itu adalah semata-mata wahyu dari zat yang

Mahabijaksana., dan diturunkan dari Tuhan yang Mahakuasa. Mereka

hanyalah menyampaikan risalah Allah. Oleh karena itu, mukjizat adalah

dalil dari Allah SWT kepada hamba-hamba-Nya untuk membenarkan

Rasul-rasul dan Nabi-nabi. Dengan perantaraan mukjizat ini, seolah-olah

Allah bersabda,”Benar Hamba-Ku dalam hal yang ia sampaikan dari Aku

dan Aku mengutusnya agar ia menyampaikan sesuatu kepadamu.”

Dalil atas kebenarannya adalah dengan cara menjalankan hal-hal

yang bertentangan dengan adapt dan melakukan hal-hal yang berada diluar

kemampuan manusia sehingga tidak ada seorangpun yang bisa

mendatangkan sesamanya. Itulah arti melemahkan dan itu pula pengertian

mukjizat.2

Sebagaimana dijelaskan oleh Quraish Shihab peristiwa-peristiwa

alam, yang terlihat sehari-hari, walaupun menakjubkan, tidak dinamai

mukjizat. Hal ini karena peristiwa tersebut merupakan suatu yang biasa.

Yang dimaksud dengan “luar biasa” adalah sesuatu yang berbeda di luar

jangkauan sebab akibat yang hukum-hukumnya diketahui secara umum.

Demikian pula dengan hipnotis dan sihir, misalnya sekilas tampak ajaib

atau luar biasa, karena dapat dipelajari, tidak termasuk dalam pengertian

“luar biasa” dalam definisi di atas.

2 Prof. Dr Muhammad Ali Ash-Shaabuuniy, Studi Ilmu Al-Quran, Bandung, : Pustaka Setia, 1998. cetakan I. hlm. 118

Page 4: BAB I -    Web viewyakin-bahwa pertimbangan-pertimbangan logika atau ilmiah --terutama menurut Ilmu ... kritik dan saran penulis harapkan demi perbaikan penulisan makalah ini

Hal-hal di luar kebiasaan tidak mustahil terjadi pada diri siapapun.

Apabila keluarbiasaan tersebut bukan dari seorang yang mengaku Nabi,

hal itu tidak dinamai mukjizat. Demikian pula sesuatu yang luar biasa pada

diri seseorang yang kelak bakal menjadi Nabi ini pun tidak dinamai

mukjizat, melainkan irhash. Keluarbiasaan itu terjadi pada diri seseorang

yang taat dan dicintai Allah, tetapi inipun tidak disebut mukjizat,

melainkan karamah atau kerahmatan. Bahkan, karamah ini bisa dimiliki

oleh seseorang yang durhaka kepada-Nya, yang terakhir dinamai ihanah

(penghinaan) atau Istidraj (rangsangan untuk lebih durhaka lagi).3

Allah SWT, mengistimewakan Nabi kita Muhammad SAW,

dengan bekal mukjizat yang luar biasa, yaitu Al-Quranul KArim, yang

merupakan nur Ilahi dan wahyu samawi yang diletakkan ke dalam lubuk

hati Nabi-Nya sebagai Quranan Arabiyyan (bacaan berbahasa Arab) yang

lurus. Beliau membacanya sepanjang malam dan siang. Dengannya beliau

dapat menghidupkan semangat generasi dari bahaya kemusnahan, dari

generasi yang sudah punah menjadi generasi yang hidup kembali dengan

pancaran sinar Al-Quran dan menunjukinya dengan jalan yang teramat

lurus sera membangkitkan dari lembah kenistaan menjadi umat yang

terbaik yang ditampilkan untuk ikatan seluruh manusia.

Al-Quran telah membangkitkan umat manusia untuk

memperbaharui masyarakat dan menyusun generasi yang belum pernah

tampil dalam sejarah. Al-Quran pula menampilkan orang Arab dari

kehidupan sebagai penggembala unta dan kambing menjadi pemimpin

bangsa-bangsa, yang dapat menguasai dunia bahkan dikenal samapi

negeri-negeri yang sangat jauh. Kesemuanya itu berkat Al-Quran sebagai

mukjizat (Muhammad) penutup para Nabi dan Rasul.4

3 M. Quraish Shihab, Mukjizat Al-Quran, Jakarta : Mizan Dian Semesta, 2000. hlm 35.4 Muhammad Ali Ash-Shaabuuniy, Studi Ilmu Al-Quran, …. hlm. 112-113

Page 5: BAB I -    Web viewyakin-bahwa pertimbangan-pertimbangan logika atau ilmiah --terutama menurut Ilmu ... kritik dan saran penulis harapkan demi perbaikan penulisan makalah ini

Mukjizat para Nabi terdahulu itu hanya berupa mukjizat indrawi

yang sesuai dengan masa dan zaman ketika mereka dibangkitkan.

Mukjizat Nabi Isa a.s. yang dapat menghidupkan orang-orang mati,

menyembuhkan penyakit buta dan kusta serta dapat memberitahukan hal-

hal yang gaib. Ia diutus pada suatu masa ketika ilmu kedokteran dan

pengetahuan tumbuh subur dan popular, dan banyak bermunculannya

dokter-dokter spesialis. Waktu itu tampillah Isa Ibnu Maryam dengan

membawa sesuatu yang mengagumkan serta menundukkan mereka, yaitu

dapat menyembuhkan orang-orang yan sakit, menghidupkan orang-orang

yang telah mati dan menyembuhkan orang-orang yang buta dan tuli.

Bila mukjizat-mukjizat Nabi dan Rasul terdahulu berupa mukjizat

materi yang bersifat indrawi maka mukjizat Muhammad Ibnu Abdullah

adalah berupa mukjizat ruhiyah yang bersifat rasional. Allah telah

memberikan keistimewaan kepadanya berupa Al-Quran sebagai mukjizat

rasional yang kekal di sepanjang zaman agar diperhatikan oleh orang yang

mempunyai hati dan pemikiran. Sehingga mereka bias terkena pantulan

sinarnya dan mempergunakan petunjuknya, di saat kini dan nanti. Dalam

sebuah hadits Rasulullah SAW, ia bersabda, “tiada seorang Nabi pun dari

nabi-nabi yang terdahulu itu, kecuali mereka diberi mukjizat yang sesuai,

agar manusia mempercayainya, tetapi (mukjizat) yang diberikan kepadaku

adalah berupa wahyu (pengetahuan) yang disampaikan oleh Allah

kepadaku. Aku mengharapkan agar aku menjadi Nabi yang paling banyak

pengikutnya.”5

Secara garis besar, mukjizat dibagi dalam dua bagian pokok, yaitu

mukjizat yang bersifat material indrawi yang tidak kekal dan mukjizat

immaterial, logis, dan dapat dibuktikan sepanjang masa. Mukjizat nabi-

nabi terdahulu merupakan jenis pertama. Mukjizat mereka bersifat material

dan indrawi dalam arti keluarbiasaan tersebut dapat disaksikan dan

5 Muhammad Ali Ash-Shaabuuniy, Studi Ilmu Al-Quran, …. hlm. 113-114

Page 6: BAB I -    Web viewyakin-bahwa pertimbangan-pertimbangan logika atau ilmiah --terutama menurut Ilmu ... kritik dan saran penulis harapkan demi perbaikan penulisan makalah ini

dijangkau langsung lewat indra oleh masyarakat tempat mereka

menyampaikan risalahnya.

Perbedaan ini disebabkan oleh dua hal pokok:

1.      Para Nabi sebelum Nabi Muhammad SAW, ditugaskan untuk masyarakat

dan masa tertentu. Karena itu, mukjizat mereka hanya berlaku untuk masa

dan masyarakat tersebut, tidak untuk sesudah mereka. Ini berbeda dengan

mukjizat Nabi Muhammad  yang diutus seluruh umat manusia sampai

akhir zaman sehingga bukti ajaranya harus selalu ada dimana dan

kapanpun berada.

2.      Manusia mengalami perkembangan dalam pemikiranya. Umat para Nabi

khususnya sebelum Nabi Muhammad membutuhkan bukti kebenaran yang

sesuai dengan tingkat pemikiran mereka. Bukti tersebut harus demikian

jelas dan langsung terjangkau oleh indra mereka. Akan tetapi, setelah

manusia  mulai menanjak ke tahap kedewasaan berpikir, bukti yang

bersifat indrawi tidak dibutuhkan lagi.6

B.     Bukti Historis Kegagalan Menandingi Al-Qur'an

Al-Qur'an digunakan oleh Nabi Muhammad SAW untuk

menantang orang-orang pada masanya dan generasi sesudahnya yang tidak

mempercayai kebenaran Al-Qur'an sebagai firman Allah (bukan ciptaan

Muhammad) dan risalah serta ajaran yang dibawanya. Terhadap mereka,

sungguhpun memiliki tingkat fashahah dan balaghah yang tinggi di

bidang bahasa Arab, Nabi memintanya untuk menandingi Al-Qur'an dalam

tiga tahapan:

1.       Mendatangkan semisal Al-Qur'an secara keseluruhan, sebagaimana

dijelaskan pada surat Al-Isra (17) ayat 88:

6 Shihab, Mukjizat….. hlm. 36-37.

Page 7: BAB I -    Web viewyakin-bahwa pertimbangan-pertimbangan logika atau ilmiah --terutama menurut Ilmu ... kritik dan saran penulis harapkan demi perbaikan penulisan makalah ini

“Katakanlah, “Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk

membuat yang serupa Al-Qur'an ini, niscaya mereka tidak akan dapat

membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi

pembantu bagi sebagian lain.” (Al-Isra (17): 88)7

2.      Mendatangkan sepuluh surat yang menyamai surat-surat yang ada dalam

Al-Qur’an, sebagaimana dijelaskan dalam surat Hud (11) ayat 13 berikut

“Bahkan mereka mengatakan, Muhammad telah membuat-buat Al-Qur’an

itu. “ Katakanlah, kalu demikian, maka datangkanlah sepuluh surat-surat

yang dibuat-buat menyamai, dan panggilah orang-orang yang kamu

sanggup memanggilnya selain Allah, jika kamu memang orang-orang

yang benar” (Q.S. Hud [11]: 13)8

3.      surat yang menyamai surat-surat yang ada dalam Al-Qur'an, sebagaimana

dijelaskan oleh surat Al-Baqarah (2) ayat 23:

7 Departemen Agama, 2002. Surbaya. Cv. Rams Putra8 Departemen Agama, 2002. Surbaya. Cv. Rams Putra

Page 8: BAB I -    Web viewyakin-bahwa pertimbangan-pertimbangan logika atau ilmiah --terutama menurut Ilmu ... kritik dan saran penulis harapkan demi perbaikan penulisan makalah ini

 “Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al-Qur'an yang Kami

wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja)

yang semisal Al-Qur'an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain

Allah, jika kami orang-orang yang benar” (QS. Al Baqarah (2): 23)9

Sejarah telah menunjukan bahwa jawaban orang-orang Arab

ternyata gagal menandingi Al-Qur'an. Inilah beberapa catatan sejarah yang

memperlihatkan kegagalan itu:

1. Pemimpin Quraisy pernah mengutus Abu Al-Walid, seorang

sastrawan ulung yang tiada bandingannya untuk membuat sesuatu

yang mirip dengan Al-Qur'an ketika Abu Al-Walid berhadapan

dengan Rasulullah SAW. Yang membaca surat Fushilat, ia

tercengang mendengar kehalusan dan keindahan gaya bahasa Al-

Qur'an dan ia pun kembali pada kaumnya dengan tangan hampa.

2. Musailamah bin Habib Al Kadzdzab yang mengaku sebagai Nabi

juga pernah berusaha mengubah sesuatu yang mirip dengan ayat-

ayat Al-Qur'an. Ia mengaku bahwa dirinyapun mempunyai Al-

Qur'an yang diturunkan dari langit dan dibawa oleh Malaikat yang

bernama Rahman. Di antara gubahan-gubahannya yang

dimaksudkan untuk mendandingi Al-Qur'an itu adalah antara lain:

�ك فى �عال �قين� أ �ن �قي م�ات �اضفد�ع� بنت� ضفد�ع�ين ن لطيني�ك �سف�ل االطن الم�اء و�أ فى

“Hai katak, anak dari dua katak. Bersihkan apa saja yang akan engkau

bersihkan, bagian atas engkau di air dan bagian bawah engkau di tanah”.

Ketika itu pula, ia merobek-robek apa saja yang telah ia kumpulkan dan

9 Departemen Agama, 2002. Surbaya. Cv. Rams Putra

Page 9: BAB I -    Web viewyakin-bahwa pertimbangan-pertimbangan logika atau ilmiah --terutama menurut Ilmu ... kritik dan saran penulis harapkan demi perbaikan penulisan makalah ini

merasa malu tampil di depan khalayak ramai. Setelah peristiwa itu ia

mengucapkan kata-katanya yang masyhur:

“Demi Allah, siapapun yang tidak akan mampu mendatangkan yang sama

dengan Al-Qur'an.”

Tidak mustahil terjadi hal-hal diluar kebiasaan pada diri

siapapun.Namun apabila bukan dari seorang yang mengaku Nabi ,maka ia

tidak dinamakan mu’jizat. Boleh jadi sesuatu yang luar biasa tampak pada

diri seorang yang kelak bakal manjadi Nabi ,inipun tidak dinamakan

mu’jizat tetapi irhash,boleh jadi juga kelurbiasaan itu terjadi pada seorang

yang taat dan dicintai Allah ,tetapi inipun tidak dinamakan mu’jizat hal ini

dinamakan karamah atau kekeramatan yang bahkan tidak mustahil terjadi

pada seseorang yang durhaka kepada-Nya.Nabi Muhammad SAW adalah

Nabi terakhir maka tidak mungkin lagi terjadi suatu mu’jizat sepeninggal

beliau,walaupun ini bukan berarti bahwa keluarbiasaan tidak dapat terjadi

dewasa ini.

Bila yang ditantang berhasil melakukan hal yang serupa maka ini

berarti bahwa pengakuan sang penantang tidak terbukti,perlu

digarisbawahi bahwa kandungan tantangan harus benar-benar dipahami

oleh yang ditantang,bahkan untuk lebih membuktikan tantangan mereka

biasanya aspek kemu’jizatan masing-masing Nabi adalah hal-hal yang

sesuai dengan bidang keahlian umatnya.

    Ada beberapa orang yang meragukan kemungkinan terjadinya

“keluarbiasaan”. Bukankah aneka keluarbiasaan tersebut bertentangan

dengan akal sehingga mustahil terjadi ?

Sesungguhnya keluarbiasaan itu tidak mustahil menurut

pandangan akal yang sehat dan tidak pula bertentangan dengannya,yang

sebenarnya terjadi adalah bahwa keluarbiasaan itu hanya sukar,tidak atau

belum dapat dijangkau hakikat atau cara kejadiannya oleh akal.

Page 10: BAB I -    Web viewyakin-bahwa pertimbangan-pertimbangan logika atau ilmiah --terutama menurut Ilmu ... kritik dan saran penulis harapkan demi perbaikan penulisan makalah ini

Sumber daya manusia sungguh sangat besar dan tidak dapat

dibayangkan kapasitasnya. Potensi kalbu yang merupakan salah satu

sumber daya manusia dapat menghasilkan hal-hal yang luar biasa yang

boleh jadi tidak diakui oleh orang yang tidak mengenalnya,hal ini sama

dengan penolakan generasi terdahulu tentang banyaknya kenyataan masa

kini yang lahir dari pengembangan daya pikir.

Sama sekali bukan suatu hal yang mustahil apabila kesucian jiwa

para Nabi dapat menghasilkan _melalui bantuan Allah_peristiwa luar biasa

dipandang dari ukuran hukum-hukum alam yang diketahui umum,padahal

sesungguhnya ia mempunyai hukum-hukumnya tersendiri dan yang dapat

dilakukan oleh siapapun selama terpenuhi syarat-syaratnya.10

C. Kemukjizatan Al-Quran dalam perspektif ilmiah kontemporer

a. Kebenaran Ilmiah Al-Quran

Al-Quran adalah kitab petunjuk, demikian hasil yang kita peroleh dari

mempelajari sejarah turunnya. Ini sesuai pula dengan penegasan Al-Quran:

Petunjuk bagi manusia, keterangan mengenai petunjuk serta pemisah antara

yang hak dan batil. (QS 2:185).

Jika demikian, apakah hubungan Al-Quran dengan ilmu pengetahuan?

Berkaitan dengan hal ini, perselisihan pendapat para ulama sudah lama

berlangsung. Dalam kitabnya Jawahir Al-Quran, Imam Al-Ghazali

menerangkan pada bab khusus bahwa seluruh cabang ilmu pengetahuan yang

terdahulu dan yang kemudian, yang telah diketahui maupun yang belum,

semua bersumber dari Al-Quran Al-Karim. Al-Imam Al-Syathibi (w. 1388

M), tidak sependapat dengan Al-Ghazali. Dalam kitabnya, Al-Muwafaqat,

beliau --antara lain-- berpendapat bahwa para sahabat tentu lebih mengetahui

Al-Quran dan apa-apa yang tercantum di dalamnya, tapi tidak seorang pun di

10 http://aadesanjaya.blogspot.com/2009/12/makalah-kemukjizatan-al-quran.html

Page 11: BAB I -    Web viewyakin-bahwa pertimbangan-pertimbangan logika atau ilmiah --terutama menurut Ilmu ... kritik dan saran penulis harapkan demi perbaikan penulisan makalah ini

antara mereka yang menyatakan bahwa Al-Quran mencakup seluruh cabang

ilmu pengetahuan.

Membahas hubungan antara Al-Quran dan ilmu pengetahuan bukan

dengan melihat, misalnya, adakah teori relativitas atau bahasan tentang

angkasa luar; ilmu komputer tercantum dalam Al-Quran; tetapi yang lebih

utama adalah melihat adakah jiwa ayat-ayatnya menghalangi kemajuan ilmu

pengetahuan atau sebaliknya, serta adakah satu ayat Al-Quran yang

bertentangan dengan hasil penemuan ilmiah yang telah mapan? Dengan kata

lain, meletakkannya pada sisi "social psychology" (psikologi sosial) bukan

pada sisi "history of scientific progress" (sejarah perkembangan ilmu

pengetahuan). Anggaplah bahwa setiap ayat dari ke-6.226 ayat yang

tercantum dalam Al-Quran (menurut perhitungan ulama Kufah) mengandung

suatu teori ilmiah, kemudian apa hasilnya? Apakah keuntungan yang

diperoleh dengan mengetahui teori-teori tersebut bila masyarakat tidak diberi

"hidayah" atau petunjuk guna kemajuan ilmu pengetahuan atau

menyingkirkan hal-hal yang dapat menghambatnya?

Malik bin Nabi di dalam kitabnya Intaj Al-Mustasyriqin wa Atsaruhu

fi Al-Fikriy Al-Hadits, menulis: "Ilmu pengetahuan adalah sekumpulan

masalah serta sekumpulan metode yang dipergunakan menuju tercapainya

masalah tersebut."11

Selanjutnya beliau menerangkan: "Kemajuan ilmu pengetahuan bukan

hanya terbatas dalam bidang-bidang tersebut, tetapi bergantung pula pada

sekumpulan syarat-syarat psikologis dan sosial yang mempunyai pengaruh

negatif dan positif sehingga dapat menghambat kemajuan ilmu pengetahuan

atau mendorongnya lebih jauh."

Ini menunjukkan bahwa kemajuan ilmu pengetahuan tidak hanya

dinilai dengan apa yang dipersembahkannya kepada masyarakat, tetapi juga

diukur dengan wujudnya suatu iklim yang dapat mendorong kemajuan ilmu

pengetahuan itu.12

11 M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Quran, Terbitan Dar Al-Irsyad, 1969, h. 30.12 Ibid.

Page 12: BAB I -    Web viewyakin-bahwa pertimbangan-pertimbangan logika atau ilmiah --terutama menurut Ilmu ... kritik dan saran penulis harapkan demi perbaikan penulisan makalah ini

Sejarah membuktikan bahwa Galileo, ketika mengungkapkan

penemuannya bahwa bumi ini beredar, tidak mendapat counter dari suatu

lembaga ilmiah. Tetapi, masyarakat tempat ia hidup malah memberikan

tantangan kepadanya atas dasar-dasar kepercayaan dogma, sehingga Galileo

pada akhirnya menjadi korban tantangan tersebut atau korban penemuannya

sendiri. Hal ini adalah akibat belum terwujudnya syarat-syarat sosial dan

psikologis yang disebutkan di atas. Dari segi inilah kita dapat menilai

hubungan Al-Quran dengan ilmu pengetahuan.

Di dalam Al-Quran tersimpul ayat-ayat yang menganjurkan untuk

mempergunakan akal pikiran dalam mencapai hasil. Allah berfirman:

Katakanlah hai Muhammad: "Aku hanya menganjurkan kepadanya satu hal

saja, yaitu berdirilah karena Allah berdua-dua atau bersendiri-sendiri,

kemudian berpikirlah." (QS 34:36).

Demikianlah Al-Quran telah membentuk satu iklim baru yang dapat

mengembangkan akal pikiran manusia, serta menyingkirkan hal-hal yang

dapat menghalangi kemajuannya.

Al-Quran sebagai kitab petunjuk yang memberikan petunjuk kepada

manusia untuk kebahagiaan hidupnya di dunia dan di akhirat dalam

hubungannya dengan ilmu pengetahuan adalah mendorong manusia

seluruhnya untuk mempergunakan akal pikirannya serta menambah ilmu

pengetahuannya sebisa mungkin. Kemudian juga menjadikan observasi atas

alam semesta sebagai alat untuk percaya kepada yang setiap penemuan baru

atau teori ilmiah, sehingga mereka dapat mencarikan dalilnya dalam Al-

Quran untuk dibenarkan atau dibantahnya. Bukan saja karena tidak sejalan

dengan tujuan-tujuan pokok Al-Quran tetapi juga tidak sejalan dengan ciri-

ciri khas ilmu pengetahuan. Untuk menjelaskan hal ini, berikut ini kami

paparkan beberapa ciri-ciri ilmu pengetahuan.13

b. Ciri Khas Ilmu Pengetahuan

13 Ibid.

Page 13: BAB I -    Web viewyakin-bahwa pertimbangan-pertimbangan logika atau ilmiah --terutama menurut Ilmu ... kritik dan saran penulis harapkan demi perbaikan penulisan makalah ini

Ciri khas nyata dari ilmu pengetahuan (science) yang tidak dapat

diingkari meskipun oleh para ilmuwan-- adalah bahwa ia tidak mengenal kata

"kekal". Apa yang dianggap salah di masa silam misalnya, dapat diakui

kebenarannya di abad modern.

Pandangan terhadap persoalan-persoalan ilmiah silih berganti, bukan

saja dalam lapangan pembahasan satu ilmu saja, tetapi terutama juga dalam

teori-teori setiap cabang ilmu pengetahuan. Dahulu, misalnya, segala sesuatu

diterangkan dalam konsep material (istilah-istilah kebendaan) sampai-sampai

manusia pun hendak dikatagorikan dalam konsep tersebut. Sekarang ini kita

dapati psikologi yang membahas mengenai jiwa, budi dan semangat, telah

mengambil tempat tersendiri dan mempunyai peranan yang sangat penting

dalam kehidupan manusia.

Dahulu, persoalan-persoalan moral tidak mendapat perhatian ilmuwan,

tetapi kini penggunaan senjata-senjata nuklir, misalnya, tidak dapat

dilepaskan dari persoalan tersebut; mereka tidak mengabaikan persoalan

moral dalam penggunaan senjata nuklir yang merupakan hasil dari kemajuan

ilmu pengetahuan.

Teori-teori ilmiah juga silih berganti. Qawanin Al-Thabi'ah (Natural

Law) yang dahulu dianggap pasti, tak mengizinkan suatu kebebasan pun.

Sekarang ini ia hanya dinilai sebagai "summary of statictical averages"

(ikhtisar dari rerata statistik).

Teori bumi datar yang merupakan satu hukum aksioma di suatu masa

misalnya, dibatalkan oleh teori bumi bulat yang kemudian dibatalkan pula

oleh teori lonjong seperti lonjongnya telur. Mungkin tidak sedikit orang yang

yakin-bahwa pertimbangan-pertimbangan logika atau ilmiah --terutama

menurut Ilmu Pasti-- adalah "benar", sedangkan kenyataannya belum tentu

demikian.

Salah satu sebab dari kesalahan ini adalah karena sering kali titik

tolak dari pemikiran manusia berdasarkan pancaindera atau perasaan umum.

Perasaan umumlah yang, misalnya, menyatakan bahwa sepotong baja adalah

padat, padahal sinar U memperlihatkan bahwa ia berpori.

Page 14: BAB I -    Web viewyakin-bahwa pertimbangan-pertimbangan logika atau ilmiah --terutama menurut Ilmu ... kritik dan saran penulis harapkan demi perbaikan penulisan makalah ini

Karenanya, tidak heran kalau Imam Al-Ghazali pada suatu masa

hidupnya tidak mempercayai indera. Beliau menulis dalam kitabnya Al-

Munqidz min Al-Dhalal: "Bagaimana kita dapat mempercayai pancaindera,

dimana mata merupakan indera terkuat, sedangkan bila ia melihat ke satu

bayangan dilihatnya berhenti tak bergerak sehingga dikatakanlah bahwa

bayangan tak bergerak. Tetapi dengan pengalaman dan pandangan mata,

setelah beberapa saat, diketahui bahwa bayangan tadi tak bergerak, bukan

disebabkan gerakan spontan tetapi sedikit demi sedikit sehingga ia

sebenarnya tak pernah berhenti; begitu juga mata memandang kepada

bintang, ia melihatnya kecil bagaikan uang dinar, akan tetapi alat

membuktikan bahwa bintang lebih besar daripada bumi."14

Dari sini jelaslah bahwa ilmu pengetahuan hanya melihat dan

menilik; bukan menetapkan. Ia melukiskan fakta-fakta, objek-objek dan

fenomena-fenomena yang dilihat dengan mata seorang yang mempunyai sifat

pelupa, keliru, dan ataupun tidak mengetahui. Karenanya, jelas pulalah bahwa

apa yang dikatakan orang sebagai sesuatu yang benar (kebenaran ilmiah)

sebenarnya hanya merupakan satu hal yang relatif dan mengandung arti yang

sangat terbatas.

Kalau demikian ini sifat dan ciri khas ilmu pengetahuan dan

peraturannya, maka dapatkah kita menguatkannya dengan ayat-ayat Tuhan

yang bersifat absolut, abadi dan pasti benar? Relakah kita mengubah arti ayat-

ayat Al-Quran sesuai dengan perubahan atau teori ilmiah yang tidak atau

belum mapan itu? Tidakkah hal ini memberikan kesempatan kepada musuh-

musuh Al-Quran atau bahkan kepada kaum Muslim sendiri untuk meragukan

kebenaran Al-Quran, kitab akidah dan petunjuk, terutama setelah ternyata

terdapat kesalahan suatu teori ilmiah yang tadinya dibenarkan oleh Al-Quran?

Demikian juga mengingkari suatu teori ilmiah berdasarkan ayat-ayat Al-

14 Al-Ghazali, Al-Munqidz min Al-Dhalal, komentar 'Abdul Halim Mahmud, Anglo Al-Mishriyyah, Kairo, 1964,

Page 15: BAB I -    Web viewyakin-bahwa pertimbangan-pertimbangan logika atau ilmiah --terutama menurut Ilmu ... kritik dan saran penulis harapkan demi perbaikan penulisan makalah ini

Quran sangat berbahaya, karena ekses yang ditimbulkannya tidak kurang

bahayanya dengan apa yang timbul di Eropa ketika gereja mengingkari teori

bulatnya bumi dan peredarannya mengelilingi matahari.

c. Isyarat-isyarat Ilmiah

Banyak sekali isyarat ilmiah yang ditemukan dalam Al-Qur-an misalnya:

a.       Cahaya matahari bersumber dari dirinya dan cahaya bulan merupakan

pantulan. Terdapat dalam Q.S. Yunus [10]: 5.

b.      Kurangnya oksigen pada ketinggian dapat menyesakan napas, hal ini

terdapat pada surat Al-An’am [6]: 25

c.       Perbedaan sidik jari manusia. Terdapat dalam surat Al-Qiyamah [75]:

4

d.      Aroma/bau manusia berbeda-beda. Terdapat dalam surat Yusuf [12]:

94

e.       Masa penyusuan yang tepat dan kehamilan minimal. Terdapat dalam

surat Al-Baqarah [2]: 233

f.        Adanya nurani (super ego) dan bawah sadar manusia. Terdapat dalam

surat Al-Qiyamah [75]: 14

g.      Yang merasakan nyeri adalah kulit. Terdapat dalam surat Al-Qiyamah

[75]: 4

BAB III

PENUTUP

A.     KESIMPULAN

Dari makalah dapat di ambil kesimpulan bahwa Al-Qur'an ini

adalah Mukjizat terbesar yang diberikan Allah kepada Nabi Muhammad

SAW. Kita tahu bahwa setiap Nabi diutus Allah selalu dibekali mukjizat

Page 16: BAB I -    Web viewyakin-bahwa pertimbangan-pertimbangan logika atau ilmiah --terutama menurut Ilmu ... kritik dan saran penulis harapkan demi perbaikan penulisan makalah ini

untuk meyakinkan manusia yang ragu dan tidak percaya terhadap pesan

atau misi yang dibawa oleh Nabi.

Mukjizat ini selalu dikaitkan dengan perkembangan dan keahlian

masyarakat yang dihadapi tiap-tiap Nabi, setiap mukjizat bersifat

menantang baik secara tegas maupun tidak, oleh karena itu tantangan

tersebut harus dimengerti oleh orang-orang yang ditantangnya itulah

sebabnya jenis mukjizat yang diberikan kepada para Nabi selalu

disesuaikan dengan keahlian masyarakat yang dihadapinya dengan tujuan

sebagai pukulan yang mematikan bagi masyarakat yang ditantang tersebut.

Pembuktian mukjizat saintifik di dalam Al-Quran akan menjadi

langkah yang sangat strategis di samping juga bisa menjadi piranti dakwah

bagi non muslim agar mereka tertarik oleh Islam. Di samping pembuktian

mukjizat Al-Quran juga berfungsi untuk menutup pintu ateisme pada

mereka dan pada orang-orang yang berada di sekitar mereka baik

golongan anak-anak muda timur maupun mereka yang terbaratkan

pemikiran dan kebudayaannya. Karena imbas kebenaran-kebenaran

saintifik akan berefek lebih besar dan vital bagi akal mereka bila dibanding

dengan dalil-dalil lainnya.

B.     SARAN

Demikianlah dalam hal ini penulis akhiri makalah ini tak lupa

mohon maaf kepada semua pihak, kritik dan saran penulis harapkan demi

perbaikan penulisan makalah ini selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Agama, 2002. Surbaya. Cv. Rams Putra

Page 17: BAB I -    Web viewyakin-bahwa pertimbangan-pertimbangan logika atau ilmiah --terutama menurut Ilmu ... kritik dan saran penulis harapkan demi perbaikan penulisan makalah ini

Prof. Dr Muhammad Ali Ash-Shaabuuniy, Studi Ilmu Al-Quran, Bandung, :

Pustaka Setia, 1998. cetakan I.

M. Quraish Shihab, Mukjizat Al-Quran, Jakarta : Mizan Dian Semesta, 2000.

http://aadesanjaya.blogspot.com/2009/12/makalah-kemukjizatan-al-quran.html

M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Quran, Terbitan Dar Al-Irsyad, 1969,

M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Quran, Jakarta: Lentera Hati, 2010, jilid 2

Al-Ghazali, Al-Munqidz min Al-Dhalal, komentar 'Abdul Halim Mahmud, Anglo

Al-Mishriyyah, Kairo, 1964,