BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI...

128
BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses perubahan tingkah laku baik menyangkut pengetahuan, keterampilan, maupun sikap bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi. Kegiatan belajar mengajar seperti mengorganisasi pengalaman belajar, mengolah kegiatan belajar mengajar, menilai proses dan hasil belajar semuanya itu termasuk dalam tanggung jawab guru. Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan, dalam prosesnya belajar mengajar melibatkan dua pelaku aktif yaitu guru dan siswa. Guru sebagai pengajar merupakan pencipta kondisi belajar siswa yang di desain secara sengaja, sistematis dan berkesinambungan. Sedangkan siswa sebagai subjek pembelajaran merupakan pihak yang menikmati kondisi belajar yang diciptakan oleh seorang guru.

Transcript of BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI...

Page 1: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah

Belajar adalah proses perubahan tingkah laku baik

menyangkut pengetahuan, keterampilan, maupun sikap bahkan

meliputi segenap aspek organisme atau pribadi. Kegiatan

belajar mengajar seperti mengorganisasi pengalaman belajar,

mengolah kegiatan belajar mengajar, menilai proses dan hasil

belajar semuanya itu termasuk dalam tanggung jawab guru.

Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan

secara keseluruhan, dalam prosesnya belajar mengajar

melibatkan dua pelaku aktif yaitu guru dan siswa. Guru sebagai

pengajar merupakan pencipta kondisi belajar siswa yang di

desain secara sengaja, sistematis dan berkesinambungan.

Sedangkan siswa sebagai subjek pembelajaran merupakan pihak

yang menikmati kondisi belajar yang diciptakan oleh seorang

guru.

Page 2: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

2

Belajar mengajar harus ada interaksi yang baik antara

guru dan siswa supaya pembelajaran berjalan aktif sampai

kegiatan belajar mengajar selesai. Terkadang jika seorang guru

mengajar dengan pembelajaran yang monoton hanya terfokus

pada ceramah siswa pun akan merasa bosan untuk mengikuti

pembelajaran tersebut, bahkan jika siswa sudah tau jika seorang

guru itu membosankan maka mereka akan meremehkan

pelajaran yang diajarkan, bahkan ada sebagian yang lebih

memilih tidur selama pembelajaran berlangsung dari pada harus

mendengarkan penjelasan guru.

Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan

bahwa “Gaya Belajar adalah cara seseorang merasa mudah,

nyaman, dan aman saat belajar, baik dari sisi waktu maupun

secara indra.”1 Gaya belajar adalah gaya yang dipilih seseorang

untuk mendapatkan informasi atau pengetahuan dalam suatu

proses pembelajaran. Seseorang pada umumnya akan sulit

memproses informasi dengan cara yang tidak nyaman bagi

1 Nini Subini, Rahasia Gaya Belajar Orang Besar, jakarta, hlm. 12

Page 3: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

3

mereka karena setiap orang memiliki kebutuhan belajar sendiri.

Oleh karena itu kebutuhan belajar setiap orang berbeda, cara

belajar serta memproses informasi pun berbeda.

Gaya belajar pada diri siswa dapat membantu mendorong

semangat belajar, jika seorang siswa sudah memiliki semangat

belajar dapat dipastikan akan berpengaruh juga pada hasil belajar

siswa. Namun jika seorang siswa belajar bukan dengan cara

belajar atau gaya belajar yang dimilikinya kemungkinan akan

berpengaruh juga pada hasil belajarnya.Hasil reset menunjukkan

bahwa murid yang belajar dengan menggunakan gaya belajar

mereka saat mengerjakan tes dominan akan mencapai nilai yang

jauh lebih tinggi dibandingkan bila mereka belajar dengan cara

yang tidak sejalan dengan gaya belajar mereka.

Menurut Purwanto dalam artikel pendidikan tidak ada

pelajaran yang membosankan, yang ada yaitu penyampaian

materi yang tidak sesuai dengan gaya belajar siswa yang

mengakibatkan siswa menjadi bosan dan mengantuk dalam

proses pembelajaran. Banyak siswa yang biasa tidak minat

Page 4: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

4

mengikuti pelajaran atau mengabaikan pelajaran dikarnakan

seorang guru yang tidak baik dalam menyampaikan suatu

materi, baik dari gaya mengajar, maupun karna guru belum

mengerti karakter gaya belajar siswa yang diajarnya. Sehingga

membuat siswa merasa bosan pada pembelajaran dan akhirnya

nilai atau hasil belajar mereka akan berpengaruh juga.

Mengingat pentingnya gaya belajar itu sendiri seperti

yang diungkapkan oleh Bobby Deporter dalam buku Quantum

Learning bahwa gaya belajar adalah suatu kunci untuk

mengembangkan kinerja dalam pekerjaan, sekolah, maupun

situasi pribadi.2 Ketika anda menyadari bagaimana anda dan

oranglain menyerap dan mengolah informasi, maka anda dapat

menjadikan belajar akan lebih mudah dengan gaya belajar anda

sendiri.

Siswa sebagai komponen dalam pembelajaran dituntut

untuk giat belajar agar mencapai hasil belajar yang baik.

keberhasilan belajar ditandai dengan adanya perubahan-

2 Deporter Bobbi, Quantum Learning Membiasakan Belajar Nyaman danMenyenangkan, Penerbit Kaifah, 1999. Hlm. 25

Page 5: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

5

perubahan pada diri siswa yang semakin lebih baik.

keberhasilan belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor,

antara lain: intelegensi, minat, bakat, keadaan sosial, metode

mengajar, media, kesiapan belajar, teman belajar dan gaya

belajar.

Minat belajar biasanya timbul dari dalam diri siswa yang

dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Minat merupakan

adanya ketertarikan pada diri seseorang untuk melakukan suatu

hal. Minat belajar pada diri siswa biasanya akan mendukung

siswa untuk mengikuti kegiatan belajar berikutnya. Oleh karena

itu, minat memiliki peran penting dalam suatu pembelajaran.

Minat belajar sebagai salah satu faktor internal

mempunyai peranan yang sangat menunjang dalam prestasi

belajar siswa, siswa yang berminat terhadap bahan pelajaran

akan menunjukkan sikap yang kurang simpatik, malas dan tidak

bergairah untuk mengikuti proses pembelajaran.

Peserta didik juga masing masing memiliki gaya belajar

yang berbeda beda. Gaya belajar adalah cara termudah peseta

Page 6: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

6

didik memperoleh informasi, dan setiap peserta didik memiliki

gaya belajar yang berbeda. Peserta didik umumnya belajar

melalui Visual (apa yang dapat dilihat atau diamati), Auditory

(apa yang dapat didengar), dan Kinesthetic (apa yang dapat

dilakukan) sehingga mereka memerlukan perlakuan yang

berbeda sesuai dengan gaya belajarnya masing masing. Adapun

karakteristik dari gaya belajar kinestetik sendiri diantaranya

yaitu:

Karakteristik seseorang dengan gaya belajar Kinestetik:

1. Ketika menyampaikan pendapat biasanya disertai dengan

gerakan tangan atau bahasa tubuh yang melibatkan anggota

tubuh lain seperti wajah, mata, dan sebagainya.

2. Mudah memahami materi pelajaran yang sudah dilakukan,

tetapi akan sulit untuk mengingat materi yang sudah dikatakan

atau dilihat.

3. Ketika membaca, ia lebih suka menunjuk kata kata dalam

bacaan dengan jarinya.

4. Ingin melakukan segala sesuatu.

Page 7: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

7

Sebagaimana telah dipaparkan diatas bahwa setiap

individu memiliki keunikan atau memiliki gaya belajar masing-

masing berbeda satu sama lain. Dua anak yang tumbuh dalam

lingkungan yang sama dan mendapat perlakuan yang sama oleh

keluarga nya belum tentu akan memiliki pemahaman pemikiran

yang sama. Begitupun gaya belajar masing masing orang

pastinya setiap orang memiliki gaya belajar yang sesuai dengan

kemampuan dirinya.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian tentang “Gaya Belajar Kinestetik

terhadap Minat belajar siswa pada mata pelajaran Fiqih

materi Shalat Jama’ dan Qashar”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat di

identifikasi masalah sebagai berikut:

1. Kurang adanya semangat belajar siswa, sehingga tidak

menimbulkan pembelajaran yang aktif.

2. Guru tidak memahami karakteristik gaya belajar siswa

3. Siswa tidak ada minat belajar pada mata pelajaran fiqih.

Page 8: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

8

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, maka masalah dalam

penelitian ini akan dibatasi pada hal berikut:

1. Pengaruh Gaya Belajar Kinestetik terhadap Minat Belajar siswa

pada mata pelajaran Fiqih materi “Shalat Jama’ dan Qashar”

2. Siswa-siswi yang dijadikan penelitian yaitu yang cenderung

memiliki gaya belajar kinestetik.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah diatas, maka penulis

merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana gaya belajar kinestetik siswa pada mata pelajaran

fiqih di MTS Darussalam Pipitan?

2. Bagaimana minat belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di MTS

Darussalam Pipitan?

3. Apakah terdapat pengaruh gaya belajar kinestetik terhadap minat

belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di MTS Darussalam

Pipitan?

Page 9: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

9

E. Tujuan Penelitian

Dari Rumusan Masalah diatas, maka tujuan diadakannya

penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui ada berapa siswa yang memiliki gaya belajar

kinestetik pada mata pelajaran Fiqih di MTS Darussalam Pipitan.

2. Untuk mengetahui minat belajar siswa pada mata pelajaran Fiqih

di MTS Darussalam Pipitan.

3. Untuk mengetahui pengaruh gaya belajar kinestetik terhadap

minat belajar siswa pada mata pelajaran Fiqih materi “Shalat

jama’ dan Qasar” di MTS Darussalam Pipitan.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi Lembaga Pendidikan

Sebagai motivasi yang membangun guna meningkatkan kualitas

lembaga pendidikan yang ada, termasuk para pendidik yang ada,

dan penentuan kebijakan dalam lembaga pendidikan.

Page 10: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

10

2. Bagi Guru

Sebagai motivasi kepada guru bidang studi untuk meningkatkan

minat belajar siswa dengan memerhatikan model, metode atau

strategi dalam pembelajaran.

3. Bagi Siswa

Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran siswa, dan untuk

meningkatkan kemampuan siswa juga dapat membantu

meningkatkan semangat dan minat belajar siswa.

4. Bagi Penulis

Penelitian ini dapat menambah pengetahuan yang lebih baik

dalam bidang pengajaran dan menambah wawasan dalam bidang

penelitian, sehingga dapat dijadikan sebagai latihan bagi penulis.

5. Bagi Pengembang Ilmu

Untuk dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan atau

dikembangkan lebih lanjut, serta referensi terhadap penelitian

yang sejenis.

G. Sistematika Pembahasan

Penelitian ini terbagi menjadi lima Bab, dengan sistematika

pembahasan sebagai berikut:

Page 11: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

11

Bab I Pendahuluan. Dalam pendahuluan berisi: Latar Belakang

Masalah, Identifikasi Masalah, Batasan Masalah, Rumusan Masalah,

Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan Sistematika Pembahasan.

Bab II Tinjauan Pustaka. Berisi: Kajian Teori, Penelitian

terdahulu Kerangka Berpikir, dan Pengajuan Hipotesis. Adapun

Kajian Teori yang membahas tentang berbagai teori yang berkaitan

dengan judul yaitu Pengaruh Gaya Belajar Kinestetik terhadap

Minat Belajar Siswa pada mata pelajaran Fiqih.

Bab III Metodologi Penelitian. Berisi tentang: Waktu dan

Tempat Penelitian Metode Penelitian, Populasi dan Sampel

Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Instrumen Penelitian, Teknik

Analisis Data.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Berisi tentang:

Analisis data tentang Gaya Belajar Kinestetik (Variabel X), Analisis

Data Minat Belajar (Variabel Y), dan Analisis Data Pengaruh Gaya

Belajar Kinestetik terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran

Fiqih kelas VII SMP Negeri 6 kota Cilegon.

Bab V Penutup. Berisi tentang: Kesimpulan dan saran.

Page 12: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

12

BAB II

Tinjauan Pustaka

A. Hakikat Gaya Belajar Kinestetik

1. Konsep Belajar

a. Pengertian Belajar

Dikehidupan sehari-hari, belajar diartikan orang

secara sempit yaitu menghafal, mencari atau memperoleh

pengetahuan. Dalam kaitannya dengan perkembangan

manusia, belajar adalah faktor penentu proses perkembangan,

manusia memperoleh hasil perkembangan berupa

pengetahuan sikap, keterampilan, nilai, reaksi, keyakinan dan

lain-lain. Tingkah laku yang dimiliki manusia adalah

diperoleh melalui belajar.

Belajar adalah proses perubahan tingkah laku sebagai

akibat pengalaman atau latihan. Proses perubahan tingkah

laku atau proses belajar yang terjadi pada diri individu itu

merupakan proses internal psikologis yang dapat diketahui

secara nyata. “Belajar pada hakikatnya adalah suatu proses

Page 13: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

13

yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri

seseorang.”3 Perubahan belajar berhubungan dengan

perubahan yang terjadi pada diri individu setelah berinteraksi

dengan lingkungan. Lingkungan adalah fakta yang dapat

membantu merangsang perhatian individu untuk

mempelajarinya.

Berdasarkan definisi-definisi dari beberapa ahli dapat

disimpulkan dalam beberapa hal penting yang berkaitan

dengan pengertian belajar sebagai berikut :

1) Belajar adalah proses perubahan tingkah laku sebagai

akibat pengalaman atau latihan.4

2) Perubahan tingkah laku akibat belajar itu dapat berupa

memperoleh perilaku yang baru atau

memperbaiki/meningkatkan perilaku yang sudah ada.5

3 M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan berdasarkan kurikulum nasional,(Jakarta, Pedoman Ilmu Jaya). 62

4 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar,(Ciputat, Jakarta. PT Logos WacanaIlmu, Bukit Pamulang Indah V, Jl. Poksay Pemulang Timur, 1999). 35

5 Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar,(Prenadamedia Grup, Jl. Tambra Raya No. 23 Rawamangun. Jakarta. 2016). 55

Page 14: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

14

3) Perubahan tingkah laku yang ditimbulkan oleh belajar

dapat berupa perilaku yang baik (posistif) atau perilaku

yang buruk (negatif).6

4) Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar itu terjadi

melalui usaha dengan mendengar, membaca, mengamati,

memikirkan, meniru, melatih dan mencoba sendiri atau

berarti dengan pengalaman atau latihan. Jadi perubahan

perilaku akibat kematangan atau pertumbuhan fisik itu

bukan hasil belajar.

5) Tingkah laku yang mengalami perubahan akibat belajar itu

menyangkut sema aspek kepribadian/tingkah laku individu,

baik perubahan dalam pengetahuan, kemmpuan,

keterampilan kebiasaan, sikap dan aspek prilaku lainnya.7

6) Belajar itu dalam prakteknya dapat dilakukan disekolah,

atau diluar sekolah. Belajar disekolah senantiasa

diarahkan oleh guru kepada perubahan pengetahuan dan

6 Mustaqim, Psikologi Pendidikan, Fakultas Tarbiyah IAIN WalisongoSemarang, Pustaka Pelajar, Celeban Timur UH III/548 Yogyakarta, 2008). 46

7 Jamil Suprihatiningrum, Strategi Pembelajaran, (Ar-Ruzz Media, Jl.Anggrek 126 Sambilegi, Maguwoharjo Jogyakarta. 2013) 69

Page 15: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

15

perubahan prilaku positif, sedangkan belajar diluar

sekolah yang dilakukan dapat menghasilkan perubahan

prilaku yang positif atau negatif.8

Selanjutnya, belajar sebagai suatu aktifitas internal

psikologis, meskipun prosesnya sulit untuk dilihat secara nyata,

tetapin kriteria persyaratan dalam proses belajar itu dapat

diterapkan berdasarkan kondisi fundamental dalam setiap

kegiatan belajar. Dalam kegiatan yang disebut belajar harus ada

tiga kondisi yang fundamental pada diri orang yang belajar,

yaitu adanya:

a) Suatu dorongan atau kebutuhan untuk belajar/mempelajari

sesuatu.

b) Suatu perangsangan atau isyarat tertentu sebagai tanda atau

bahan materi yang akan dipelajari.

c) Suatu respon utama dari diri orang yang belajar, apakah

berupa tindakan motorik, pengamatan, pemikiran,

penghayatan atau perubahan fisiologis.

8 M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan berdasarkan kurikulum nasional,pedoman ilmu jaya, jakarta. Hlm. 56

Page 16: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

16

Kondisi fundamentas tersebut sudah menjadi dasar

untuk guru dalam megelola kegiatan belajar mengajar. Yaitu

guru setiap mengajar harus dimulai dengan membangkitkan

minat atau motivasi kepada siswa, kemudian menciptakan

situasi belajar mengajar yang merangsang siswa untuk belajar

dan setiap akhir pembelajaran guru harus mengadakan evaluasi

(post test) untuk mengukur keberhasilan belajar siswa. Apabila

siswa belum berhasil, maka sebagai tindak lanjut kegiatan

evaluasi guru harus memberikan pengajaran remedial kepada

siswa yang membutuhkan.

Adapun secara teoritis menurut taksonomi Bloom, tujuanpendidikan dibagi ke dalam tiga ranah yaitu: 9

1. Cognitive Domain (Ranah Kognitif), yang berisiperilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual,seperti pengetahuan, pengertian dan keterampilanberpikir.

2. Affective Domain (Ranah Afektif), berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi,seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri.

3. Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor), beirsiprilaku-prilaku yang menekankan aspek keterampilanmotorik seperti tulisan tangan, mengetik,dsb.

b. Jenis-Jenis Belajar

9 Firdausannisaa.blogspot.com,09-06-2019,13.15

Page 17: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

17

Masalah jenis-jenis belajar dapat dikelompokkan

berdasarkan tujuan belajar, teknik atau metode belajar dan

sebagainy. Menurut Nasution M.A. Dalam bukunya

menyebutkan ada lima jenis belajar. Pengelompokkan jenis-

jenis itu terutama berdasarkan kepada cara atau proses yang

ditempuh dalam belajar. Adapun kelima jenis belajar itu sebagai

berikut : 10

1) Belajar berdasarkan pengamatan (Sensory type of learning)

Jenis belajar ini adalah belajar berdasarkan pengamatan

terhadap objek-objek sekitar dengan alat indra untuk

melihat, mendengar, meraba, mengecap, dan sebagainya.

Contoh : berkat pengamatan seorang anak mula-mula

mengenal ibunya, kemudian anggota keluarga lainnya.

2) Belajar berdasarkan gerak (motor type of learning)

Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam belajar

motoris: latihan belajat motoris lebih efektif bila perhatian

tidak dipusatkan pada gerakan itu sendiri. Misalnya belajar

10 Usman efendi, Pengantar Psikologi, angkasa Bandung 1993, hlm. 119-120

Page 18: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

18

mobil, perhatian ditujukan pada keadaan lalu lintas tidak

pada gerakan kaki atau tangan, tidak banyak keritik

terutama pada proses belajar permulaan.

3) Belajar bedasarkan menghafal (memory type of learning)

Hal yang dihafal harus jelas kaitannya antara satu masalah

dan masalah lainnya, apa saja yang dihafalkan terlebih

dahulu harus dipahami atau benar-benar dimengerti,

kemudian jangan lupa untuk mengulangi hafalan.

4) Belajar berdasarkan pemecahan masalah (problem solving

type of learning)

Adapun langkah-langkah dalam problem solving

diantaranya: memahami masalah atau problem,

merumuskan hipotesis, mengadakan eksperimen, kemudian

membentuk kesimpulan.

5) Belajar berdasarkan emosi (emotional type of learning).

Belajar berdasarkan emosi bertujuan untuk menanamkan

aspek-aspek kepribadian, misalnya ketekunan, kebersihan,

sikap dan minat.

Page 19: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

19

c. Tujuan Belajar

Belajar adalah suatu aktifitas yang bertujuan. Dan

tujuan belajar ini ada yang benar benar disadari dan ada pula

yang kurang begitu disadari oleh orang yang belajar. Tujuan

belajar tersebut erat kaitannya dengan perubahan/

pembentukan tingkah laku tertentu. Menurut Winamo

Surachmad, tujuan belajar disekolah itu untuk: 11

1) Pengumpulan pengetahuan

2) Penenaman konsep dan kecekatan/keterampilan

3) Pembentukan sikap dan perbuatan.

Tujuan belajar dalam dunia pendidikan kita sekarang lebih

dikenal dengan tujuan pendidikan menurut Taksonomi Bloom

yaitu tujuan belajar siswa diarakan untuk mencapai tiga

ranah :

“Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik. Tujuan belajarkognitif untuk memperoleh pengetahuan fakta/ingatan,pemahaman, aplikasi, dan kemampuan berfikir. Tujuanbelajar afektif untuk memperoleh sikap, apresiasi, dan

11 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, PT Logos Wacana Ilmu, BukitPamulang Indah V, Jl. Poksay Pemulang Timur, Ciputat, Jakarta. 1999. Hlm. 39

Page 20: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

20

tujuan psikomotorik untuk memperoleh keterampilanfisik yang berkaitan dengan keterampilan gerak.”12

Dari uraian diatas penulis menyimpulkan bahwa belajar

adalah suatu proses perubahan tingkah laku, pola pikir, dan

pemahaman seseorang untuk mencapai sebuah tujuan belajar.

sedangkan tujuan belajar sendiri yaitu suatu proses yang

harus dicapai dalam pembelajaran.

d. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar

Ada berbagai faktor yang dapat mempengaruhi proses

dan hasil belajar siswa disekolah yang secara garis besarnya

dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu faktor internal dan

faktor eksternal siswa. Menurut M. Alisuf Sabri dalam

bukunya menyatakan ada tiga faktor yang mempengaruhi

belajar diantaranya: 13

1) Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan siswa ini dapat dibagi menjadi dua

bagian yaitu: faktor lingkungan alam/non sosial dan

12 M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendiidkan berdasarkan kurikulum nasional,jakarta 2007, hlm.58

13 M. Alisuf Sabri, psikologi pendiidkan berdasarkan kurikulum nasional,pedoman ilmu jaya jakarta, hlm. 60-61

Page 21: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

21

faktor lingkungan sosial. Yang termasuk faktor

lingkungan non sosial/alami seperti: keadaan suhu,

kelembaban udara, waktu, tempat/letak gedung sekolah,

dan sebagainya. Faktor lingkungan sosial seperti budaya

akan mempengaruhi proses dan hasil siswa.

2) Faktor instrumental

Faktor instrumental ini terdiri dari gedung/sarana

kelas, sarana alat pengajaran, media pengajaran, guru

dan kurikulum/materi pelajaran serta strategi belajar

mengajar yang digunakan akan mempengaruhi proses

dan hasil belajar siswa.

3) Faktor kondisi internal siswa

Faktor kondisi siswa ini diuraikan menjadi dua

macam yaitu kondisi fisiologis siswa dan kondisi

psikologis siswa. Faktor kondisi fisiologis siswa terdiri

dari kondisi kesehatan dan kebugaran fisik dan kondisi

panca inderanya terutama penglihatan dan pendengaran.

Adapun faktor psikologis yang akan mempengaruhi

Page 22: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

22

keberhasilan belajar siswa adalah faktor : minat, bakat,

intelegensi, motivasi dan kemampuan kognitif.

Sedangkan dalam buku karangan Yahdinil Firda Nadira,

menyatakan faktor yang mempengaruhi belajar diantaranya: 14

a) Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa) yakni,

keadaan /kondisi jasmani dan rohani siswa.

b) Faktor eksternal (faktor dari luar diri siswa) yakni, kondisi

lingkungan disekitar siswa.

c) Faktor pendekatan siswa (approach to learning), yakni

jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan

metode yang digunakan guru untuk melakukan kegiatan

pembelajaran materi-materi pelajaran.

Dari penjelasan diatas dapat kita simpulkan bahwa banyak

sekali faktor faktor yang mempengaruhi belajar siswa,

diantaranya faktor dari dalam diri siswa (faktor internal),

faktor dari luar siswa seperti lingkungan, teman bermain dsb

(faktor eksternal), dan faktor yang meliputi strategi dan

14 Yahdinil Firda Nadirah, Psikologi belajar dan mengajar, DinasPendidikan Provinsi Banten, Jl.Syah, Nawawi KP3B Palima Curug SerangBanten,2017. Hlm. 45

Page 23: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

23

metode pembelajaran yang digunakan guru ketika mengajar

(faktor pendekatan siswa).

3. Gaya Belajar

Akhir-akhir ini timbul pikiran baru dalam pendidikan

disekolah, yaitu guru dalam mengajar harus memperhatikan gaya

belajar (learning style) siswa. Pemikiran itu timbul mengingat

hasil penelitian dalam mencari metode mengajar mana yang

paling sesuai untuk mengajar, ternyata semuanya gagal karena

setiap mengajar efektifitasnya akan sangat tergantung pada cara

atau gaya belajar siswa dan kesanggupan intelektualnya.15

Oleh karena itu mengetahui gaya belajar setiap siswa serta

berupaya memperbaiki gaya belajar siswa yang kurang baik bagi

seorang guru adalah merupakan suatu usaha yang sangat penting

dalam upaya mewujudkan keberhasilan mengajar.

Menurut Sarasin dalam bukunya yang berjudul Learning

Style Perspectives, Impact in the classroom, gaya belajar adalah

pola perilaku spesifik dalam menerima informasi baru,

mengembangkan keterampilan baru, serta proses menyimpan

informasi dan keterampilan baru. Gaya belajar merupakan

15 M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan berdasarkan kurikulum nasiona,pedoman ilmu jaya, jakarta. Hlm. 101

Page 24: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

24

kumpulan karakteristik pribadi yang membuat pembelajaran

efektif untuk beberapa orang dan tidak efektif untuk oranglain. 16

Gaya belajar pada diri siswa dapat membantu mendorong

semangat belajar, jika seorang siswa sudah memiliki semangat

belajar dapat dipastikan akan berpengaruh juga pada hasil belajar

siswa. Namun jika seorang siswa belajar bukan dengan cara

belajar atau gaya belajar yang dimilikinya kemungkinan akan

berpengaruh juga pada hasil belajarnya.Hasil reset menunjukkan

bahwa murid yang belajar dengan menggunakan gaya belajar

mereka saat mengerjakan tes dominan akan mencapai nilai yang

jauh lebih tinggi dibandingkan bila mereka belajar dengan cara

yang tidak sejalan dengan gaya belajar mereka.

a. Pengertian Gaya Belajar

Menurut kesimpulan S. Nasution, “gaya belajar adalah

cara yang paling baik dilakukan oleh seorang murid dalam

menangkap stimulus atau informasi, cara cepat mengingat

16 Nini Subini, Raahasia Gaya Belajar Orang Besar, jakarta, hlm. 13

Page 25: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

25

dan memahami pelajaran.”17 Gaya belajar atau learning style

ialah cara siswa bereaksi dan menggunakanperangsang-

perangsang yang diterimanya dalam belajar atau proses

belajar mengajar disekolah.

Dalam buku Rahasia Gaya Belajar Orang Besar

karangan Nini Subini menyatakan bahwa “Gaya Belajar

adalah cara seseorang merasa mudah, nyaman, dan aman saat

belajar, baik dari sisi waktu maupun secara indra.”18 Gaya

belajar adalah gaya yang dipilih seseorang untuk

mendapatkan informasi atau pengetahuan dalam suatu proses

pembelajaran. Seseorang pada umumnya akan sulit

memproses informasi dengan cara yang tidak nyaman bagi

mereka karena setiap orang memiliki kebutuhan belajar

sendiri. Oleh karena itu kebutuhan belajar setiap orang

berbeda, cara belajar serta memproses informasi pun

berbeda.

17 M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan berdasarkan kurikulum nasiona,pedoman ilmu jaya, jakarta. Hlm.102

18 Nini Subini, Rahasia Gaya Belajar Orang Besar, jakarta, hlm. 12

Page 26: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

26

Perlu diingat, bagaimanapun gaya belajar yang

diterapkan, kita harus dapat menyerap apa yang dipelajari

secara optimal. Tidak ada gaya belajar yang lebih baik

dibandingkan yang lain. Misalnya jika seseorang nyaman

dengan belajar saat malam hari, pergunakan waktu dimalam

hari secara maksimal. Begitu pula jika seseorang merasa

mudah menyerap informasi dengan melalui pengalaman, cari

dan lakukan apa yang seharusnya dilakukan.

b. Macam-macam Gaya Belajar

Setiap orang adalah individu yang unik, masing-

masing mempunyai caranya sendiri untuk sukses. Meskipun

kita melihat suatu kejadian pada waktu yang bersamaan,

tidak menjamin kita akan sama dalam melaporkan apa yang

kita lihat. Hal ini karena setiap orang memiliki cara berpikir

dan memahami sesuatu yang berbeda-beda. Seperti yang

dikemukakan diatas gaya belajar setiap orang berbeda-beda.

Ada yang belajar lebih cepat dengan membaca, mengamati,

bereksperimen, pengalaman, dan sebagainya.

Page 27: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

27

Menurut Bobby Deporter, ada dua hal yang perlu

diperhatikan dalam gaya belajar:

Pertama adalah cara seseorang menyerap informasidengan mudah atau sering disebut sebagai modalitas.Kedua adalah cara orang mengelola dan mengaturinformasi tersebut. Modalitas belajar adalah caraseseorang menyerap informasi melalui indra yang kitamiliki.19

Masing-masing orang mempunyai kecenderungan

berbeda-beda dalam menyerap informasi.

Perbedaan modalitas atau gaya belajar siswa

berkaitan dengan kemampuan pada diri siswa tersebut, tidak

banyak siswa yang memiliki gaya belajar atau modalitas

belajar yang sama maka terkadang ada saja siswa yang

kurang memperhatikan pelajaran jika tidak sesuai dengan

modalitas dirinya. Modalitas dalam belajar dibagi menjadi

tiga klompok diantaranya sebagai berikut: 20

1) Belajar dengan cara melihat (Visual Learning)

2) Belajar dengan cara mendengar (Auditory Learning)

19 Bobbi Deporter , Quantum Learning Membiasakan Belajar Nyaman danMenyenangkan, Penerbit Kaifah, 1999. Hlm. 5520 Nini Subini, Rahasia Gaya Belajar Orang Besar, jakarta, hlm. 16

Page 28: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

28

3) Belajar dengan cara melakukan gerakan (Kinesthetic

Learning)

Orang visual akan sangat mudah melihat atau

membayangkan apa yang diterangkan. Mereka sering melihat

gambar yang berhubungan dengan kata atau perasaan dan

kemudian mereka akan mengerti suatu informasi bila mereka

melihat kejadian, melihat informasi itu dalam bentuk

gambar.

Orang auditory mengekspresikan diri mereka melalui

suara, baik itu melalui komunikasi internal dengan diri

sendiri maupun eksternal dengan orang lain. Bila hendak

menuliskan sesuatu, orang ini akan mendengar suara dari apa

yang akan ia tulis. Bila ia harus bertemu dan akan berbicara

dengan seseorang yang baru dikenal, ia akan melakukan

latihan mental mengenai apa saja yang akan ia katakan dan

bagaimana cara mengatakannya.

Orang kinestetik sangat peka terhadap perasaan atau

emosional dan pada sensasi sentuhan dan gerakan. Bila

Page 29: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

29

diminta untuk menuliskan suatu kata, orang ini akan

“merasakan” dulu kata tersebut, baru setelah itu menuliskan

kata tersebut. Orang kinestetik akan belajar secara maksimal

dalam suatu kondisi dimana banyak keterlibatan fisik dan

gerakan.

Sedangkan dalam buku Rahasia Gaya Belajar Orang

Besar karangan Nini Subini menyatakan: 21

1) Visual Learning (Gaya Belajar Visual)

Visual learning adalah gaya belajar dengan cara melihat

sehingga mata memegang peranan penting. Gaya belajar

secara visual dilakukan seseorang untuk memperoleh

informasi seperti melihat gambar, peta, poster, dan

sebagainya. Orang dengan gaya belajar visual memiliki

kebutuhan yang tinggi untuk melihat dan menangkap

informasi secara visual sebelum mereka memahaminya.

Mereka lebih mudah menangkap pelajaran lewat materi

bergambar. Selain itu, mereka memiliki kepekaan yang

21 Nini Subini, Rahasia Gaya Belajar Orang Besar, jogjakarta. Hlm. 20

Page 30: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

30

kuat terhadap warna. Karakter seseorang yang

menggunakan Visual Learning :

a) Materi pembelajaran harus yang dapat dilihat.

b) Memiliki kepekaan kuat terhadap warna.

c) Saat proses KBM (Kegiatan Belajar Mengajar), ia akan

berusaha duduk di depan kelas.

d) Harus melihat bahasa tubuh dan ekspresi muka

gurunya untuk mengerti materi pelajaran.

e) Suka mencoret-coret sesuatu yang terkadang tanpa ada

artinya saat di dalam kelas.

f) Pembaca cepat dan tekun.

g) Lebih suka membaca dari pada dibacakan.

h) Lebih mudah mengingat dengan melihat.

2) Auditory Learning (Gaya Belajar Auditory)

Gaya belajar auditori yaitu gaya belajar yang dilakukan

seseorang untuk memperoleh informasi dengan

memanfaatkan indra telinga. Oleh karena itu, mereka

sangat mengandalkan telinganya untuk mencapai

Page 31: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

31

kesuksesan belajar. misalnya dengan cara mendengar

seperti ceramah dan berdiskusi. Karakteristik seseorang

dengan gaya belajar auditori:

a) Ia akan mencari posisi duduk tempat dia dapat

mendengar meskipun tidak dapat melihat yang terjadi

di depannya. Seseorang dengan gaya belajar seperti ini

hanya perlu mendengar dengan jelas.

b) Ketika merasa bosan biasanya berbicara dengan diri

sendiri atau teman disampingnya atau bisa juga dengan

mendengar atau menyanyikan sebuah lagu.

c) Lebih cepat menyerap dengan mendengarkan.

d) Dapat mengingat dengan baik materi saat diskusi.

e) Senang dibacakan atau mendengar cerita dibandingkan

membaca cerita.

f) Pandai berbicara

g) Tidak bisa diam dalam waktu lama.

3) Kinesthetic Learning (Gaya Belajar Kinestetik)

Page 32: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

32

Gaya belajar kinestetik merupakan cara belajar yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh informasi dengan

melakukan pengalaman, gerakan, dan sentuhan. Selain itu,

belajar secara kinestetik berhubungan dengan praktik atau

pengalaman belajar secara langsung. Karakteristik

seseorang dengan gaya belajar kinestetik:22

a) Ketika menyampaikan pendapat biasanya disertai

dengan gerakan tangan atau bahasa tubuh yang

melibatkan anggota tubuh lain seperti wajah, mata, dan

sebagainya.

b) Mudah memahami materi pelajaran yang sudah

dilakukan, tetapi akan sulit untuk mengingat materi

yang sudah dikatakan atau dilihat.

c) Ketika bosan akan pergi untuk jalan jalan.

d) Ketika membaca, ia lebih suka menunjuk kata kata

dalam bacaan dengan jarinya.

e) Ingin melakukan segala sesuatu.

22 Nini Subini, Rahasia Gaya Belajar Orang Besar, jogjakarta. Hlm. 21-22

Page 33: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

33

f) Kemungkinan tulisannya jelek.

g) Menyukai permainan dan olahraga.

Kinestetik berasal dari kata kinetik yang berarti gerak.

Gaya belajar kinestetik adalah gaya belajar dengan gaya

bergerak, bekerja, dan menyentuh (praktik langsung). Jika

belajar di kelas, peserta didik aktif bertanya dan

berdiskusi dengan temannya. Ciri peserta didik yang

bergaya kinestetik, yaitu:23

a) Berbicara dengan perlahan.

b) Menanggapi perhatian fisik.

c) Menyentuh oranglain untuk mendapatkan perhatian

mereka.

d) Banyak bergerak.

e) Belajar dengan praktek.

f) Menghafal dengan sambil berjalan atau bergerak. 24

g) Menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca.

23 Donni juni priansa, Pengembangan strategi dan model pembelajaran, cv.Pustaka setia, bandung 2016, hlm. 57-58.

24 Bobbi deporter, Quantum Learning, penerbit kaifa, bandung 1992, hlm.119

Page 34: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

34

h) Banyak menggunakan isyarat tubuh atau bahasa

tubuh.

i) Tidak bisa diam untuk waktu yang lama.

Selain itu ada juga kendala-kendala yang dialami

seseorang yang memiliki gaya belajar kinestetik,

diantaranya yaitu:25

a) Mengalami kesulitan duduk lama didepan komputer.

b) Tidak betah membaca atau berdiskusi topik-topik di

dalam ruang kelas.

c) Sulit untuk berdiam diri.

d) Sulit mempelajari hal yang abstrak seperti simbol

matematika dan sebagainya.

e) Kapasitas energinya cukup tinggi sehingga bila tidak

disalurkan akan berpengaruh terhadap konsentrasi

belajarnya.

Oleh karena itu, hendaknya kita tidak memaksakan

cara belajar pada oranglain. Biarkan mereka tahu

25 Nini Subini, Rahasia Gaya Belajar Orang Besar, Pt. Buku kita, jakarta2011, hlm. 23

Page 35: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

35

informasi dengan gaya belajar mereka sendiri karena

dengan begitu akan lebih mempermudah mencapai apa

yang diinginkan.

B. Hakikat Minat Belajar

1. Pengertian Minat

Menurut Sukardi dalam buku karangan Ahmad Susanto

menyatakan bahwa, “minat dapat diartikan sebagai suatu

kesukaan, kegemaran atau kesenangan akan sesuatu."26 Oleh

karena itu, apa saja yang dilihat seseorang barang tentu akan

membangkitkan minatnya sejauh apa yang dilihat itu

mempunyai hubungan dengan kepentingannya sendiri. Hal

ini menunjukan bahwa minat merupakan kecenderungan

jiwa seseorang terhadap suatu objek, biasanya disertai

dengan perasaan senang.

Sedangkan menurut Bloom dalam buku karangan Aisuf

Sabri menyatakan bahwa, minat adalah apa yang disebutnya

26 Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, PrenadamediaGrup, Jl. Tambra Raya No. 23 Rawamangun. Jakarta. 2016. Hlm.57

Page 36: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

36

sebagai subject-related affect, yang didalamnya termasuk

minat dan sikap terhadap materi pelajaran. Dari beberapa

gambaran definisi minat diatas, kiranya dapat ditegaskan

disini bahwa minat merupakan dorongan dalam diri

seseorang atau faktor yang menimbulkan ketertarikan atau

perhatian secara efektif, yang menyebabkan dipilihnya suatu

objek atau kegiatan yang menguntungkan, dan

menyenangkan.

Menurut Aswan siswa yang memiliki minat terhadap

subjek tertentu cenderung memberikan perhatian yang lebih

besar terhadap subjek tersebut. Suatu minat dapat

diekspresikan siswa melalui:

1) Suatu pernyataan yang menunjukkan lebih

menyukai terhadap suatu hal dari pada hal lainnya.

2) Partisipasi dalam suatu aktivitas.27

2. Ciri-ciri Minat Belajar

27 Aswan, Strategi Pembelajaran Berbasis PAIKEM,(Yogyakarta:Awaja Pressindo, 2016), 17

Page 37: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

37

Elizabeth Hurlock dalam Ahmad Susanto menyebut ada

tujuh ciri-ciri minat, sebagai berikut:

1) Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan

fisik dan mental. Minat disemua bidang berubah

setelah terjadi perubahan fisik dan mental, misalnya

perubahan minat hubungannya dengan perubahan

usia.

2) Minat tergantung pada kegiatan belajar. kesiapan

belajar merupakan salah satu penyebab

mengingkatnya minat seseorang.

3) Minat tergantung pada kesempatan belajar.

kesempatan belajar merupakan faktor yang sangat

berharga sebab tidak semua orang dapat

menikmatinya.

4) Perkembangan minat mungkin terbatas.

Keterbatasan ini dikarenakan keadaan fisik yang

tidak memungkinkan.

Page 38: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

38

5) Minat dipengaruhi budaya. Budaya sangat

mempengaruhi, sebab jika budaya sudah mulai

luntur maka minatpun ikut luntur.

6) Minat berbobot emosional. Minat berhubungan

dengan perasaan, maksudnya bila suatu objek

dihayati sebagai sesuatu yang sangat berharga, maka

akan timbul perasaan senang yang akhirnya dapat

diminati.

7) Minat berbobot egostris, artinya jika seseorang

minat terhadap sesuatu maka akan timbul hasrat

untuk memilikinya.28

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar

Menurut Muhibbin Syah, minat belajar siswa

dipengaruhi oleh dua faktor diantaranya: 29

1) Faktor dari luar (eksternal) yakni suatu perbuatan

dilakukan atas dasar dorongan atau paksaan dari

28 Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di SekolahDasar, (Jakarta:Prenamedia Grup, 2016), 62-63

29 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya,(Jakarta:Rineka Cipta, 2010)180.

Page 39: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

39

luar. Minat datang bukan dari orang itu sendiri

seperti: lingkungan, orangtua, guru, ataupun teman.

2) Faktor dari dalam (internal) yakni sesuatu perbuatan

yang memang diinginkan karena seseorang senang

melakukannya. Minat datang dari diri sendiri ini

seperti: rasa senang, mempuai perhatian lebih,

semangat, dan motivasi.

Dari pendapat diatas, dapat diketahui bahwa ada

banyak hal yang dapat mempengaruhi minat seseorang.

Minat tidak dapat berdiri sendiri tanpa adanya faktor-

faktor lai, baik faktor internal maupun eskternal.

a. Pengertian Belajar

Belajar adalah proses perubahan tingkah laku

sebagai akibat pengalaman atau latihan. Proses perubahan

tingkah laku atau proses belajar yang terjadi pada diri

individu itu merupakan proses internal psikologis yang

dapat diketahui secara nyata. Belajar pada hakikatnya adalah

Page 40: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

40

suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada

diri seseorang.

Berdasarkan definisi-definisi dari beberapa ahli

dapat disimpulkan dalam beberapa hal penting yang

berkaitan dengan pengertian belajar sebagai berikut :

1) Belajar adalah proses perubahan tingkah laku sebagai

akibat pengalaman atau latihan.

2) Perubahan tingkah laku akibat belajar itu dapat berupa

memperoleh perilaku yang baru atau

memperbaiki/meningkatkan perilaku yang sudah ada.

3) Perubahan tingkah laku yang ditimbulkan oleh belajar

dapat berupa perilaku yang baik (posistif) atau perilaku

yang buruk (negatif).

4) Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar itu terjadi

melalui usaha dengan mendengar, membaca, mengamati,

memikirkan, meniru, melatih dan mencoba sendiri atau

berarti dengan pengalaman atau latihan. Jadi perubahan

Page 41: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

41

perilaku akibat kematangan atau pertumbuhan fisik itu

bukan hasil belajar.

5) Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar harus relatif

menetap bukan perubahan yang bersifat sementara atau

tiba-tiba terjadi kemudian cepat menghilang kembali,

seperti perubahan tingkah laku akibat alkohol/minuman

keras.

6) Tingkah laku yang mengalami perubahan akibat belajar

itu menyangkut sema aspek kepribadian/tingkah laku

individu, baik perubahan dalam pengetahuan,

kemmpuan, keterampilan kebiasaan, sikap dan aspek

prilaku lainnya.

Belajar itu dalam prakteknya dapat dilakukan

disekolah, atau luar sekolah. Belajar disekolah senantiasa

diarahkan oleh guru kepada perubahan pengetahuan dan

perubahan prilaku positif, sedangkan belajar diluar sekolah

yang dilakukan dapat menghasilkan perubahan prilaku yang

positif atau negatif.

Page 42: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

42

4. Fiqih

a. Pengertian Fiqih

Pengertian fiqih secara etimologi bermakna “ilmu

hukum islam”.30 Dan menurut A.W. Munawwir fiqih artinya

“Mengerti dan memahami”.31 Fiqih secara terminologi

adalah pengetahuan tentang hukum-hukum syari’at islam

mengenai perbuatan manusia, yang diambil dari dalil-dalil

secara rinci.32

Fiqih merupakan salah satu materi pelajaran dalam

pendidikan agama islam yang membahas tentang hukum-

hukum islam yang bersifat amali. Materi ini diberikan

dengan tujuan untuk memberikan pemahaman dan

pengalaman pada siswa dalam menyelesaikan permasalahan

yang muncul disekitarnya yang bersifat amaliyah melalui

hukum-hukum islam.

Pengertian fiqih sebagai kurikulum merupakan salah

satu materi pelajaran dalam pendidikan agama islam yang

30 W. J. S. Porwadaminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (jakarta, BalaiPustaka, 2006), hlm. 330

31 A. W. Munawwir, kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap.(Yogyakarta, pustaka persada, 1996), hlm. 1147.

32 Abdul Wahhab Khallaf, Kaidah-kaidah Hukum Islam, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1996),hlm. 2

Page 43: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

43

membahas tentang hukum-hukum islam yang bersifat amali.

Materi ini diberikan dengan tujuan untuk memberikan

pemahaman dan pengalaman pada siswa dalam

menyelesaikan permasalahan yang muncul disekitarnya yang

bersifat amaliyah berdasarkan hukum-hukum islam.

Mata pelajaran fiqih dalam kurikulum adalah salah satu

bagian mata pelajaran PAI yang diarahkan untuk

menyiapkan peserta didik supaya mengenal, memahami, dan

mengamalkan hukum islam. Secara etimologi, kata fiqih

berarti “kecerdasan” dalam memahami sesuatu secara mutlak

atau mengetahui sesuatu, memahami dan menanggapi secara

sempurna. 33

Syariat islam tidak akan dihayati dan diamalkan orang

kalau hanya diajarkan saja, tetapi harus dididik melalui

proses pendidikan. Nabi telah mengajarkan orang orang

untuk beriman dan beramal serta berakhlak baik sesuai ajaran

islam dengan berbagai metode dan pendekatan. Dari satu

33 Dedi Supriyadi, Sejarah Hukum Islam, (Bandung, pustaka setia,2007)hlm. 20

Page 44: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

44

segi mental yang akan terwujud dalam amal perbuatan, baik

bagi dirinya maupun oranglain.

b. Sumber-Sumber Hukum Fiqih

Sumber hukum fiqih yang disepakati para ulama yaitu:

Al-Qur’an, Hadits, Ijma’, dan Qiyas.34 Adapun penjelasan

dari keempat sumber hukum fiqih tersebut diantaranya:35Al-

Qur’an adalah kitab Allah Swt yang diturunkan atau

diwahyukan kepada Nabi Swt dan utusan-Nya yaitu

Muhammad Saw melalui malaikar Jibril As, yang dimulai

dengan surat Al-Fatihah dan ditutup dengan surat Al-Nas.

Didalamnya terdapat hukum-hukum, cerita, dan peringatan.

Hadits adalah segala yang dikatakan, dilakukan dan

disetujui oleh Rasulullah Saw. Sunah nabi atau Hadits

memiliki beberapa fungsi disisi Al-Qur’an yaitu sebagai

penguat hukum Al-Qur’an, sebagai penjelas yang tidak jelas

34 Ahmad Thib Raya, Menyelami Seluk Beluk Ibadah Dalam Islam, PrenadaMedia, Jl. Kedondong I No.26 Rawamangun-Jakarta Timur, 2003. Hlm. 109

35 Ahmad Bisyir Syakur, The Pocket Fiqih Cara Baru Memahami Fiqihdengan Praktis dan Cepat,Pt. Grafindo Media Pratama, Jln. Pasirwangi No. 1Pasirluyu Bandung, 2011. Hlm. 4-11

Page 45: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

45

dalam Al-Qur’an, sebagai penmabah hukum yang ada diAl-

Qur’an.

Ijma’(konsesus) adalah kesepakatan ulama islam dalam

sebuah hukum syari’at setelah wafatnya Rasulullah Saw dari

masa ke masa, dalam ijma’ harus ada landdasan Al-Qur’an

atau sunahnya. Kata “konsesus” hanyalah penyamaan

etimologi dan bukan terminologi karena dalam konsesus

berlaku suara terbanyak sedangkan dalam ijma’ tidak berlaku

suara mayoritas, tetapi yang berlaku suara bulat dalam

mengambil keputusan hukum syariat. Dalam konsesus juga

perlu melihat dasar hukumnya.

Qiyas (kesamaan alasan/illat hukum) adalah menyamakan

hukum cabang dengan hukum asal karena memiliki

kesamaan illat atau alasan hukum, seperti apakah hukumnya

memukul orangtua? Apa landasan hukumnya? Kita pernah

menemukan masalah ini dalam Al-Qur’an.

Page 46: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

46

c. Keutamaan Fiqih

Dengan mempelajari Fiqih islam kita akan menjadi orang

yang berilmu karena mengetahui hukum-hukum agama.

Kalau kita telah menjadi orang yang berilmu, maka kita akan

memiliki banyak kelebihan dan keutamaan dari pada orang

yang tidak berilmu. Allah berfirman dalam Q.S. Al-

Mujadalah ayat 11: 36

Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman! Apabila

dikatakan kepadamu, “Berilah kelapangan didalam majelis-

majelis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi

kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, “Berdirilah

kamu”, maka berdirilah niscaya Allah akan mengangkat

36 Al-Qur’an dan Terjemahnya, Cv. Pustaka Agung Harapan, 2006

Page 47: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

47

derajat orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-

orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha

Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan.”

d. Tujuan Pengajaran Fiqih

Dilihat dari pengalaman ajaran islam, pengajaran

fiqih adalah pengajaran yang bersifat amaliah, dan

mengandung unsur teori dan praktek. Belajar fiqih untuk

diamalkan sekaligus menjadi pedoman atau pegangan hidup.

Tujuan mempelajari ilmu fiqih ialah menerapkan hukum

syar’i islam atas seluruh tindakan dan ucapan manusia.

Adapun tujuan pembelajaran fiqih disekolah untuk

membekali peserta didik agar dapat:

1) Mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum islam

dalam mengatur ketentuan dan tata cara menjalankan

hubungan manusia dengan Allah SWT yang diatur dalam

fiqih ibadah dan hubungan manusia dengan sesama diatus

dalam fiqih muamalah.

Page 48: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

48

2) Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum islam

dengan benar dalam melaksanakan ibadah kepada Allah

SWT dan ibadah sosial.37

C. Pengertian Shalat Jama’ dan Qashar

a. Pengertian Shalat

Asal makna shalat menurut bahasa Arab ialah “Doa”,

tetapi yang dimaksud disini ialah “Ibadah yang tersusun dari

beberapa perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan

takbir, disudahi dengan salam, dan memenuhi beberapa

syarat yang ditentukan.”38

Selain itu dalam buku “Tuntunan Shalat Fardhu dan

Shalat Sunnah karangan Akhmad Muhaimin Azzet dituliskan

bahwa shalat menurut syari’at islam adalah ibadah kepada

Allah Swt, yang berupa perkataan dan perbuatan dengan

syarat dan rukun yang telah ditentukan, yang dimulai dengan

takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam.39

37 Kementrian agama RI, model silabus dan rencana pelaksanaanpembelajaran (RPP) fiqih MTS, (Jakarta : edisi agustus, 2010) hlm 5

38 Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2015)hlm. 53

39 Akhmad Muhaimin Azzet, Tuntunan Shalat Fardhu dan Sunnah,(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), hlm. 17

Page 49: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

49

Firman Allah Swt : 40

....

Artinya : “Dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat

itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar”.

(Al-Ankabut: 45)

b. Syarat Sah Shalat

Pertama, Suci dari hadats besar dan hadats kecil.

Firman Allah Swt :41

... ...

Kedua, Suci badan, pakaian, dan tempat dari najis.

Firman Allah Swt :

40 Al-Qur’an dan Terjemahnya, Cv. Pustaka Agung Harapan, 200641 Ahmad Bisyir, The Pocket Fiqih Cara Baru Memahami Fiqih dengan

Praktis dan Cepat,Pt. Grafindo Media Pratama, Jln. Pasirwangi No. 1 PasirluyuBandung, 2011. Hlm.125

Page 50: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

50

Ketiga, Menutup aurat. Firman Allah Swt :

....Keempat, Menghadap Kiblat. Firman Allah Swt:

...٤٢

Artinya : “ Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil

Haram. Dan dimana saja kamu berada, palingkanlah

mukamu ke arahnya.” (Al-Baqarah: 144)

c. Rukun Shalat

Dalam ibadah shalat selain syarat sah shalat ada

juga rukun shalat supaya ibadah shalat berurutan, adapun

rukun shalat diantaranya yaitu:43

1) Niat

Niat pada Syara’ (yang menjadi rukun shalat dan

ibadah yang lain), yaitu menyengaja suatu perbuatan

42 Al-qur’an dan Terjemahnya, Cv. Pustaka Agung Harapan, 200643 Syakur Ahmad Bisyir, The Pocket Fiqih Cara Baru Memahami Fiqih

dengan Praktis dan Cepat,Pt. Grafindo Media Pratama, Jln. Pasirwangi No. 1Pasirluyu Bandung, 2011. Hlm. 126

Page 51: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

51

karena mengikuti perintah Allah supaya diridhai-Nya.

Inilah yang dinamakan ikhlas. Maka orang yang

shalat hendaklah sengaja mengerjakan shalat karena

mengikuti perintah Allah semata-mata agar mendapat

keridhoi-Nya, begitu juga ibadah yang lain. Firman

Allah Swt: 44

ت .رواه البخارى ومسلم ما الاعما ل با ان

یا لن

Artinya : “Sesungguhnya segala amal itu hendaklah

dengan niat.”(HR. Bukhari dan Muslim).

2) Berdiri bagi yang kuasa

Orang yang tidak kuasa berdiri, boleh shalat

sambil duduk, kalau tidak bisa duduk boleh

berbaring, dan kalau tidak kuasa berbaring boleh

terlentang, kalau tidak kuasa juga shalat lah

sekuasanya sekalipun dengan isyarat.

44 Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2015)hlm. 75-88

Page 52: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

52

3) Takbiratul ihram

Membaca “Allahu Akbar”

4) Membaca surat Al-Fatihah

Sabda Rasulullah Saw : 45

لاصلاة لمن لم یقرأ بفا تحة الكتاب.

Artinya : “Tiadalah shalat bagi seseorang yang tidak

membaca surat Al-Fatihah.” (HR. Bukhari)

5) Rukuk serta tuma’ninah (diam sebentar)

6) I’tidal serta tuma’ninah (diam sebentar)

7) Sujud dua kali serta tuma’ninah (diam sebentar)

8) Duduk diantara dua sujud serta tuma’ninah (diam

sebentar)

9) Duduk akhir

10) Membaca tasyahud akhir.

45 Ahmad Bisyir, The Pocket Fiqih Cara Baru Memahami Fiqih dengan

Praktis dan Cepat,Pt. Grafindo Media Pratama, Jln. Pasirwangi No. 1 Pasirluyu

Bandung, 2011. Hlm. 127

Page 53: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

53

11) Membaca shalawat atas Nabi Muhammad Saw

12) Memberi salam

d. Shalat Jama’ dan Qhasar

Seorang muslim yang sedang dalam perjalanan atau

ketika melakukan bepergian diberi keringanan oleh

Allah Swt dalam melakukan shalat fardhu. Keringanan

tersebut berupa shalat yang dilakukan dengan cara

qhasar, jamak, atau menggabungkan antara keduanya.

1) Shalat Qhasar

Shalat Qhasar adalah shalat fardhu yang

diringkas rakaatnya, yakni yang semestinya empat

rakaat dikerjakan cukup dengan dua rakaat saja.

Shalat yang bisa dikerjakan dengan qhasar adalah

shalat dzuhur, ashar dan isya. Sementara itu shalat

magrib dan subuh dikerjakan sebagaimana

mestinya.46

Allah Swt berfirman :

46 Akhmad Muhaimin Azzet, Tuntunan Shalat Fardhu dan Sunnah,(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), hlm.99

Page 54: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

54

...

Artinya : “Dan apabila kamu bepergian

dimuka bumi, maka tidaklah mengapa kamu

mengqhasar sembahyangmu...”(QS. An-Nisa:101)47

Menurut para ulama fiqih. Hukum

mengqhasar shalat ada tiga macam, sebagai

berikut:48

a. Boleh (jawaz), apabila perjalanan yang

ditempuh oleh seseorang telah mencapai jarak

yang diperbolehkan untuk mengqhasar shalat,

tetapi belum mencapai tiga marhalah atau

47 Al-qur’an dan Terjemahnya, Cv. Pustaka Agung Harapan, 200648 Akhmad Muhaimin Azzet, Tuntunan Shalat Fardhu dan Sunnah,

(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), hlm.100

Page 55: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

55

120,96 km. Meskipun boleh, lebih baik apabila

tidak mengqhasar shalatnya.

b. Lebih utama (afdhal), apabila jarak perjalanan

yang ditempuh oleh seseorang sudah mencapai

tiga marhalah bahkan lebih.

c. Harus (Wajib), apabila waktu yang digunakan

untuk mengerjakan shalat tidak mencukupi

kecuali hanya dengan cara mengqhasar shalat.

Adapun syarat sah shalat yang dikerjakan

dengan cara mengqhasar shalat sebagai berikut:

1. Perjalanan atau kepergiannya bukan dalam rangka

maksiat kepada Allah Swt.

2. Perjalanan yang ditempuh cukup jauh, setidaknya

mencapai dua marhalah atau lebih, atau sekurangnya

mencapai 80,640 km.

3. menuju tempat yang sudah jelas.

4. Shalat yang diqhasar adalah shalat fardhu yang

empat rakaat.

Page 56: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

56

5. Berniat melakukan shalat qhasar pada waktu

takbiratul ihram.

6. Tidak bermakmum kepada imam yang bukan

musafir.

7. ketika melakukan qhasar masih dalam perjalanan.

Adapun niat shalat qhasar apabila dilafalkan

sebagai berikut:49

Aku menyengaja shalat dzuhur dua rakaat

dengan qhasar karena Allah ta’ala.

العصر ا صلي فر ض

Aku menyengaja shalat asar dua rakaat dengan

qhasar karena Allah ta’ala.

لعشاء ا ا صلي فر ض

Aku menyengaja shalat isya dua rakaat dengan

qhasar karena Allah ta’ala.

49 Azzet Ahmad Muhaimin, Tuntunan Shalat Fardhu dan Sunnah, DarulHikma, Jl. Anggrek 126 Sambilegi, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Djogjakarta.2013. Hlm. 60

Page 57: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

57

2) Shalat Jamak

Shalat jamak adalah mengerjakan dua shalat

fardhu dalam satu waktu. Shalat jamak juga

dipahami sebagai shalat yang digabungkan menjadi

satu. Shalat jamak juga merupakan keringanan bagi

orang yang sedang dalam perjalanan. Shalat yang

boleh dikerjakan dengan cara jamak adalah shalat

dzuhur dengan ashar dan shalat maghrib dengan

isya. Sementara itu, shalat suhub dikerjakan pada

waktu sebagaimana mestinya.

Cara melakukan shalat jamak ada dua macam,

yakni shalat fardhu dikerjakan dengan jamak takdim

dan shalat fardhu dikerjakan dengan jamak takhir.

1) Shalat Jamak Takdim

Shalat jamak takdim adalah

menggabungkan dua shalat dan dikerjakan

pada waktu yang awal atau pertama. Misalnya,

shalat dzuhur dan ashar dikerjakan pada waktu

Page 58: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

58

dzuhur, atau shalat maghrib dan isya

dikerjakan pada waktu maghrib.

Adapun syarat dari shalat yang dikerjakan

dengan jamak takdim sebagai berikut:50

Pertama, dikerjakan dengan mendahulukan

shalat pertama. Misalnya mendahulukan dzuhur

baru kemudian ashar.

Kedua, berniat melakukan shalat jamak pada

shalat yang pertama.

Ketiga, berurutan atau diselingi hal lain diluar

shalat. Setelah selesai dan salam pada shalat

yang pertama, hendaknya langsung bertakbiratul

ihram untuk melakukan shalat yang kedua.

Keempat, melakukan shalat yang kedua masih

dalam keadaan diperjalanan.

50 Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam, Sinar Baru Algensindo Offset Bandung,1986. Hlm. 135

Page 59: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

59

Sementara itu niatnya apabila dilafalkan, sebagai

berikut:51

Pertama, niat shalat dzuhur dan shalat ashar

yang dilakukan dengan cara jamak takdim:

ھر اربع ركعات مجمو اصلى فرض الظ

“Aku menyegaja shalat fardhu dzuhur empat rakaat

dijamak bersama shalat ashar empat dengan jamak

takdim karena Allah ta’ala.”

Kedua, niat shalat maghrib dan shalat isya yang

dilakukan dengan cara jamak takdim:

شاء ركعات مجموعا بالع ثلاث ب لمغر اصلى فرض ا

“Aku menyengaja shalat fardhu maghrib tiga

rakaat dijamak bersama isya dengan jamak takdim

karena Allah Ta’ala.”

51 Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam, Sinar Baru Algensindo Offset Bandung,1986. Hlm. 139

Page 60: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

60

2) Shalat Jamak Takhir

Shalat jamak takhir adalah menggabungkan dua

shalat dan dikerjakan pada waktu yang akhir atau kedua.

Misalnya, shalat dzuhur dan ashar dikerjakan pada

waktu ashar, atau shalat maghrib dan isya dikerjakan

pada waktu isya.

Adapun syarat dari shalat yang dikerjakan dengan

jamak takhir, sebagai berikut:

Pertama, berniat melakukan shalat jamak takhir

pada shalat yang pertama.

Kedua, ketika mengerjakan shalat yang kedua masih

dalam keadaan diperjalanan.

Sementara itu, niatnya apabila dilafalkan, sebagai

berikut:52

Pertama, niat shalat dzuhur dan shalat ashar yang

dilakukan dengan cara jamak takhir:

52 Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam, Sinar Baru Algensindo Offset Bandung,1986. Hlm. 140

Page 61: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

61

ھر اربع ركعات مجموعا بالعصر جمع تاخیر اصلى فرض الظ

“Aku menyengaja shalat fardhu dzuhur empat

rakaat dijamak bersama ashar dengan jamak takhir

karena Allah Ta’ala.”

تاخیرجمع شاء ركعات مجموعا بالع ثلاث ب لمغر اصلى فرض ا

“Aku menyengaja shalat fardhu maghrib tiga

rakaat bersama ashar dengan jamak takhir karena Allah

Ta’ala”

3) Shalat jamak dan qhasar

Shalat jamak dan qhasar adalah mengumpulkan

dua shalat fardhu dalam satu waktu dan meringkas

rakaatnya. Jadi, keringanan diperbolehkannya

melakukan shalat jamak maupun qhasar diambil

sekaligus. Hal ini pun merupakan keringanan yang

diberikan kepada orang yang melakukan perjalanan

dengan beberapa syarat tertentu sebagaimana telah

dipaparkan sebelumnya. Adapun contoh niat shalat yang

dilakukan dengan jamak sekaligus qhasar yaitu:

Page 62: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

62

Pertama,niat shalat dzuhur dan shalat ashar yang

dilakukan dengan cara jamak takdim dan qhasar:

ھر قصر مجموعا بالعصر جمع تقدیم ر كعتین اصلى فرض الظ

“Aku menyengaja shalat fardhu dzuhur dua rakaat

dijamak bersama ashar dengan jamak taqdim dan qashar

karena Allah Ta’ala.”

لمغرب جمع تاخیر قصر بامجموعار كعتین لعشاء ا ا صلي فر ض

“Aku menyengaja shalat fardhu isya dua rakaat

dijamak bersama maghrib dengan jamak takhir dan

qashar karena Allah Ta’ala.”

D. Penelitian Terdahulu

1. Hamsar jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Alauddin Makassar. Dengan judul

Pengaruh Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas IX

Pada Mata Pelajaran IPA Madrasah Tsanawiyyah Alauddin

Pao-Pao. Berdasarkan analisis dari penelitiannya dapat

disimpulkan bahwa:

Page 63: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

63

a. Gaya belajar siswa kelas IX di Mts. Madani Alauddin

Paopao yaitu cenderung gaya belajar Visual, dengan

persentase 40,86% dan jumlah frekuensi 38 dari 93

responden, sedangkan gaya belajar auditory sebesar

32,26% dengan jumlah siswa 30 orang, sedangkan

jumlah siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik

adalah 25 orang dengan persentase 26,88%.

b. Hasil belajar IPA pada peserta didik kelas IX Mts

Madani Alauddin Paopao tergolong Tinggi dengan

presentase 24,73% pada interval (78,90-81,64) dengan

jumlah frekuensi 23 dari 93 responden.

c. Koefisien korelasi gaya belajar terhadap hasil belajar

siswa pada mata pelajaran IPA sebesar 0,081, jika

dibandingkan dengan kriteria signifikan sig 0,05 maka

Ha ditolak dan Ho ini menunjukkan bahwa gaya belajar

tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap hasil

belajar.

Page 64: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

64

2. Siti Dina Safrianti jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri

Maulana Malik Ibrahim Malang. Dengan judul Pengaruh Gaya

Belajar Visual, Auditorial, dan Kinestetik terhadap Hasil

Belajar Siswa kelas X IPS Program Unggulan di MAN 1 Kota

Malang. Berdasarkan hasil analisis data dari penelitiannya dapat

di simpulkan bahwa:

a. Pada persamaan regresi pengaruh gaya belajar visual

terhadap hasil belajar memiliki nilai constant sebesar

63,154 merupakan nilai dari variabel hasil belajar

apabila variabel gaya belajar visual tidak digunakan.

Nilai koefisien regresi variabel gaya belajar visual

sebesar 0.396. Nilai ini menunjukkan peningkatan yang

terjadi pada variabel hasil belajar apabila Gaya Belajar

Visual digunakan.

b. Pada persamaan regresi pengaruh gaya belajar auditorial

terhadap hasil belajar memiliki nilai constant sebesar

69,331 merupakan nilai dari variabel hasil belajar

Page 65: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

65

apabila variabel Gaya Belajar Auditorial tidak

digunakan. Nilai koefisien regresi variabel Gaya Belajar

Auditorial sebesar 0,237. Nilai ini menunjukan

peningkatan yang terjadi pada variabel hasil belajar

apabila Gaya Belajar Auditorial digunakan.

c. Pada persamaan regresi pengaruh gaya belajar kinestetik

terhadap hasil belajar memiliki nilai constant sebesar

52,306 merupakan nilai dari variabel hasil belajar

apabila variabel Gaya Belajar Kinestetik tidak

digunakan. Nilai koefisien regresi variabel Gaya Belajar

Kinestetik sebesar 0,485. Nilai ini menunjukan

peningkatan yang terjadi pada variabel hasil belajar

apabila gaya belajar kinestetik digunakan. Diantara tiga

gaya belajar diatas yaitu gaya belajar virtual, auditorial

dan kinestetik yang mempunyai pengaruh yang paling

besar terhadap hasil belajar siswa kelas X IPS Program

Unggulan di MAN 1 Kota Malang adalah gaya belajar

visual yang memiliki nilai koefisien regresi variabel

Page 66: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

66

gaya belajar visual sebesar 0,396. Nilai ini menunjukan

peningkatan yang terjadi pada variabel hasil belajar

apabila Gaya Belajar Visual digunakan.

3. Dian Rosalina Amalia Solihah jurusan Pendidikan Agama Islam

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Institut Agama Islam Negeri

Sutan Maulana Hasanuddin Banten. Dengan judul Hubungan

Antara Motivasi Dengan Minat Belajar Siswa Dalam Membaca

Al-Qur’an Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Studi

di SMA N 4 Kota Cilegon. Berdasarkan hasil analisis data dari

penelitiannya dapat di simpulkan bahwa:

a. Siswa kelas XI di SMA N 4 Kota Cilegon, memiliki

motivasi yang baik dengan nilai rata-rata sebesar 84,9.

Hal ini, bisa dibuktikan bahwa siswa merasa antusias

dalam kegiatan pembelajaran, siswa tidak pernah

terlambat masuk kelas, siswa selalu aktif bertanya

apabila ada pelajaran yang belum dipahami, dan siswa

selalu mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.

Page 67: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

67

b. Siswa kelas XI di SMA N 4 Kota Cilegon, memiliki

minat belajar memebaca Al-Qur’an yang rendah dengan

nilai rata-rata sebesar 40. Hal ini dibuktikan karena

siswa kurang bersemangat dalam belajar, siswa kurang

menghormati Al-Qur’an, tidak serius dalam membaca

Al-Qur’an. Hal tersebut dilandasi karena kurangnya

faktor pengoptimalan sarana dan prasarana yang ada

dilingkungan sekolah.

c. Hasil analisis korelasi antara variabel X dengan variabel

Y menunjukkan bahwa indeks koefisien korelasi, (rxy) =

0,11 dimana angka “r” (0.11) berada antara variabel

(0,00 – 0,199) interpretasinya ialaha antara variabel Y

terdapat korelasi yang sangat rendah. Selanjutnya,

berdasarkan perhitungan “r” produkmoment diketahui t

hitung = 0,85. Sedangkan, harga t tabel =2,00 jika harga

t hitung lebih besar dari harga t tabel maka hipotesis nol

ditolak, artinya terdapat korelasi antara yang signifikan

Page 68: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

68

hubungan antara motivasi dan minat belajar siswa

membaca Al-Qur’an (variabel Y).

Dilihat dari beberapa penelitian terdahulu diatas

perbedaannya dengan penelitian yang akan penulis ambil yaitu

pada variabel x penulis ingin mencari tau tentang pengaruh gaya

belajar kinestetik saja tidak menyeluruh gaya belajar, kemudian

pada variabel y penulis ingin mengetahui tentang minat belajar

siswa pada mata pelajaran fiqih materi tentang shalat jama dan

qhasar di MTS Al-Khairiyah Pipitan.

E. Kerangka Berfikir

Dalam suatu pembelajaran harus ada interaksi yang baik

antara guru dan siswa supaya pembelajaran berjalan aktif

sampai kegiatan belajar mengajar selesai. Terkadang jika

seorang guru mengajar dengan pembelajaran yang monoton

hanya terfokus pada ceramah siswa pun akan merasa bosan

untuk mengikuti pembelajaran tersebut, bahkan jika siswa

sudah tau jika seorang guru itu membosankan maka mereka

akan meremehkan pelajaran yang diajarkan, bahkan ada

Page 69: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

69

sebagian yang lebih memilih tidur selama pembelajaran

berlangsung dari pada harus mendengarkan penjelasan guru.

Siswa berbeda beda karakteristik baik minat, bakat, maupun

gaya belajar. ada yang memiliki bakat dalam bidang olahraga

adapula yang berbakat dalam bidang akademisi, ada yang

berminat untuk mengikuti semua pelajaran adapula yang hanya

berminat pada salah satu atau beberapa mata pelajaran saja,

selain minat dan bakat siswa juga memiliki perbedaan pada

modalitas belajar.

Ada yang lebih mudah memahami pelajaran hanya dengan

melihat dan membaca buku pelajaran ia langsung bisa

memahami pelajaran tanpa harus di terangkan kembali oleh

guru, adapula yang tidak. Ada yang lebih mudah memahami

pelajaran hanya jika melihat seorang guru langsung

menerangkan pelajaran dan ia memerhatikan apa yang di

ucapkan guru tersebut. Ada juga yang tidak dapat memahami

hanya dengan membaca buku, ataupun dengan mendegarkan

Page 70: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

70

penjelasan guru saja, namun ia harus melakukan suatu gerakan

supaya ia faham pelajaran.

Modalitas itu biasa disebut juga dengan gaya belajar, dari

penjelasan tadi bisa kita simpulkan bahwa ada tiga gaya belajar

siswa yang berbeda. Pertama Visual, kedua Auditory, ketiga

Kinestetik. Orang visual akan sangat mudah melihat atau

membayangkan apa yang diterangkan. Mereka sering melihat

gambar yang berhubungan dengan kata atau perasaan dan

kemudian mereka akan mengerti suatu informasi bila mereka

melihat kejadian, melihat informasi itu dalam bentuk gambar.

Orang auditory mengekspresikan diri mereka melalui suara,

baik itu melalui komunikasi internal dengan diri sendiri maupun

eksternal dengan orang lain. Bila hendak menuliskan sesuatu,

orang ini akan mendengar suara dari apa yang akan ia tulis. Bila

ia harus bertemu dan akan berbicara dengan seseorang yang

baru dikenal, ia akan melakukan latihan mental mengenai apa

saja yang akan ia katakan dan bagaimana cara mengatakannya.

Page 71: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

71

Orang kinestetik sangat peka terhadap perasaan atau

emosional dan pada sensasi sentuhan dan gerakan. Bila diminta

untuk menuliskan suatu kata, orang ini akan “merasakan” dulu

kata tersebut, baru setelah itu menuliskan kata tersebut. Orang

kinestetik akan belajar secara maksimal dalam suatu kondisi

dimana banyak keterlibatan fisik dan gerakan. Adapun

karakteristik seseorang dengan gaya belajar kinestetik

diantaranya sebagai berikut:53

a. Ketika menyampaikan pendapat biasanya disertai dengan

gerakan tangan atau bahasa tubuh yang melibatkan anggota

tubuh lain seperti wajah, mata, dan sebagainya.

b. Mudah memahami materi pelajaran yang sudah dilakukan,

tetapi akan sulit untuk mengingat materi yang sudah

dikatakan atau dilihat.

c. Ingin melakukan segala sesuatu.

d. Kemungkinan tulisannya jelek.

e. Berbicara dengan perlahan.

53 Nini Subini, Rahasia Gaya Belajar Orang Besar, jogjakarta. Hlm. 21-22

Page 72: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

72

f. Menanggapi perhatian fisik.

g. Menyentuh oranglain untuk mendapatkan perhatian

mereka.

h. Banyak bergerak.

i. Belajar dengan praktek.

j. Menghafal dengan sambil berjalan atau bergerak. 54

k. Menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca.

l. Banyak menggunakan isyarat tubuh atau bahasa tubuh.

m. Tidak bisa diam untuk waktu yang lama.

Siswa sebagai komponen dalam pembelajaran dituntut untuk

giat belajar agar mencapai hasil belajar yang baik. keberhasilan

belajar ditandai dengan adanya perubahan-perubahan pada diri

siswa yang semakin lebih baik. keberhasilan belajar siswa

dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: intelegensi,

minat, bakat, keadaan sosial, metode mengajar, media, kesiapan

belajar, teman belajar dan gaya belajar.

54 Bobbi deporter, Quantum Learning, penerbit kaifa, bandung 1992, hlm.119

Page 73: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

73

Meskipun gaya belajar yang dimiliki seseorang berbeda beda

tetapi tujuan yang hendak dicapai sama saja yaitu untuk

mencapai tujuan pembelajaran dan mencapai hasil belajar yang

diharapkan. Ada siswa yang mampu memaksimalkan semua

gaya belajar karna mereka belum tau apa tipe gaya belajar yang

dimilikinya.

Gaya belajar yang baik akan mendorong minat siswa untuk

mengikuti pembelajaran kemudian dari adanya minat belajar

tersebut akan membantu siswa untuk mendapatkan prestasi

yang bagus pula. Dalam penelitian ini siswa akan diberikan

kuisioner gaya belajar untuk mengetahui masing-masing dari

gaya belajar mereka.

Minat belajar adalah kecenderungan pada diri sendiri untuk

memperhatikan pelajaran. Minat belajar merupakan keinginan

hati yang tinggi terhadap sesuatu yang timbul karena kebutuhan,

yang dirasa atau dirasakan. Minat dapat dijadikan sebab suatu

pelajaran dan sebagai hasil dari keikut sertaan dalam suatu

pelajaran kecenderungan keinginan hati untuk belajar dan

Page 74: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

74

mendapatkan informasi, pengetahuan, atau pengalaman. Maka

minat belajar besar pengaruhnya terhadap aktifitas belajar.

Penulis menyimpulkan bahwa minat belajar akan

berpengaruh pada ketertarikan untuk mengikuti pembelajaran,

meningatkan keaktifan siswa pada pembelajaran, semangat

belajar dan siswa akan cenderung menyukai pelajaran saat

pembelajaran berlangsung.

Page 75: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

75

Tabel 2.1

Skema Hubungan Antara Variabel Sebagai Berikut:

Gaya Belajar Siswa

(Variabel X)

Aspek Gaya Belajar Kinestetik:

Banyak bergerak

Senang belajar praktek

Menghafal sambil

berjalan/bergerak

Membaca dengan

menggunakan jari sebagai

petunjuk.

Banyak menggunakan isyarat

tubuh

Tidak bisa diam untuk waktu

yang lama.

Minat Belajar Siswa Pada Mata

Pelajaran Fiqih

(Variabel Y)

Aspek Minat Belajar :

Semangat belajar

Rajin belajar

Antusias

Disiplin

PENGARUH

SISWA

Page 76: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

76

F. Pengajuan Hipotesis

Berdasarkan hasil pengamatan selama penulis melaksanakan

Program Pengalaman Lapangan Kependidikan (PPLK) diduga

adanya “Pengaruh Gaya Belajar Kinestetik Terhadap Minat

Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih Materi Shalat Jama’

dan Qhasar”.

Pernyataan diatas dapat dilukiskan dalam bentuk statistic

hubungan antara kedua variabel, yang diajukan hipotesisnya

sebagai berikut:

1. Gaya belajar kinestetik merupakan cara belajar yang dilakukan

seseorang untuk memperoleh informasi dengan melakukan

pengalaman, gerakan, dan sentuhan. Adapun gaya balajar siswa

di Mts Al-Khaeriyah Darussalam Pipitan dikelas VII termasuk

baik karena berdasarkan distribusi tertinggi pada gaya belajar

kinestetik berada pada batas bawah 55,5 yaitu 10 frekuensi.

Sedangkan distribusi terendah berada pada batas bawah nyata

48,5 yaitu 3 frekuensi.

Page 77: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

77

2. Minat belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di Mts Al-

Khaeroyah Darussalam Pipitan dikelas VII termasuk baik

karena berdasarkan distribusi tertinggi pada tingkat minat

belajar, berada pada batas bawah 56,5 yaitu 9 frekuensi,

sedangkan distribusi terendah berada pada batas bawah nyata

44,5 yaitu 3 frekuensi.

3. Pengaruh gaya belajar kinestetik terhadap minat belajar siswa

pada mata pelajaran fiqih sebesar 0,25 korelasi ini berada pada

posisi interpretasi antara 0,20-0,40 yang berarti korelasi tersebut

rendah.

Page 78: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

78

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian yang penulis tempuh

dalam upaya untuk menyusun karya ilmiah ini tentang

“Pengaruh Gaya Belajar Kinestetik Terhadap Minat

Belajar Siswa Pada Mata Pelajara Fiqih Materi Tentang

Shalat Jama’ dan Qhasar Studi di Mts Al-Khaeriyah

Pipitan kota Serang Banten, terhitung dari bulan Januari

tahun 2019.

Tabel 3.1

Jadwal Penelitian

No Uraian Kegiatan PelaksanaanJanuari Februari Maret April Mei Juni

1. Sidang Proposal

2. Penyusunan Instrumen

3. Penelitian

4. Analisis Data

Page 79: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

79

5. Penyusunan Laporan

Skripsi

6. Sidang Skripsi

2. Tempat Penelitian

Dalam hal ini penulis menentukan lokasi penelitian

di Mts Darussalam Pipitan kota Serang Provinsi Banten.

Jl. Ciruas – Walantaka, Pipitan, Walantaka, Kota

Serang, Banten, Kode Pos 42183. Adapun alasan penulis

memilih lokasi tersebut adalah:

a. Terdapat masalah untuk diteliti secara ilmiah dan

belum ada yang melakukan penelitian yang

berkaitan dengan masalah yang ingin peneliti teliti.

b. Penulis cukup mengenal lokasi tersebut.

Page 80: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

80

B. Metode Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah

untuk mendapatkan data dengan tujuan dankegunaan

tertentu. 55 Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini

adalah pendekatan kuantitatif, dan metode penelitian yang

digunakan adalah metode deskriptif kerelasional. Metode

deskriptif kolerasi merupakan metode yang menggunakan

kuesioner sebagai instrumen utama untuk mengumpulkan

data.

Metode deskriptif yaitu metode yang menuturkan dan

menafsirkan data yang berkenaan dengan fakta, keadaan,

variabel dan fenomena yang terjadi saat penelitian

berlangsung dengan apa adanya.56 Sedangkan penelitian

korelasi adalah suatu penelitian yang melibatkan tindakan

pengumpulan data guna menentukan apakah ada hubungan

atau keterkaitan dan tingkat hubungan antara dua variabel

55 Darwansyah, Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif (Jakarta:HajaMandiri, 2017). 43

56 M. Subana, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah (Bandung:Pustaka Setia,2005).89

Page 81: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

81

atau lebih.57 Analisis korelasi merupakan analisis hubungan

dua variabel atau lebih, yaitu antara variabel bebas dengan

variabel terikat.

C. Populasi dan sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terjadi atas:

objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya.58 Populasi dalam

penelitian ini terdapat populasi keseluruhan dan pupulasi

terjangkau. Adapun populasi keseluruhan yaitu seluruh

siswa/siswi Mts Al-Khairiyyah Pipitan berjumlah 294

dengan siswa berjumlah 160 dan siswi berjumlah 134.

Kemudian populasi terjangkaunya peneliti mengambil

keseluruhan siswa/siswi kelas VII Mts Al-Khairiyyah

Pipitan yang berjumlah 140.

57 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta:PT.Bumi Aksara,2003).166

58 Sugiono, Statistik Untuk Penelitian, (Bandung: Algabeta, 2014) .61

Page 82: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

82

Sampel adalah bagian jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi.59 Atau dapat dikatakan bahwa

sampel merupakan bagian dari populasi yang dijadikan

sebagai subjek penelitian. Untuk mempermudah proses

penetapan sampel, penulis berpedoman kepada pendapat

Suharsimi Arikunto yang menyatakan bahwa “Apabila

subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semuanya

sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.

Selanjutnya jika subjeknya lebih dari 100 dapat diambil

antara 10 % - 15 % atau 20 % - 25 %.”

Dalam penelitian ini penulis menggunakan populasi dari

kelas VII yang berjumlah 140 . Karena jumlahnya lebih

dari 100 siswa, maka peneliti mengambil 25% dari jumlah

populasi. Jadi sampelnya yaitu: 140 × = 35

Sampel tersebut diambil dikelas VII MTS Al-Khairiyah

Pipitan, adapun teknik pengambilan sampel menggunakan

teknik puposive sampling atau sampel bertujuan. Purposive

sampling bertujuan dilakukan dengan cara mengambil

59 Sugiono, Statistika untuk Penelitian. 64

Page 83: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

83

subjek bukan didasarkan atas sastra, random, atau daerah

tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu.60

D. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data

1. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang

digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial

yang diamati.61 Instrumen penelitian berguna untuk

memperoleh data yang diperlukan ketika peneliti

menginjak langkah pengumpulan informasi dilapangan.62

Instrumen penelitian dapat membantu peneliti untuk

mengumpulkan suatu data yang diinginkan. Adapun

instrumen dalam penelitian kuantitatif dapat berupa test,

pedoman wawancara, pedoman observasi, dan

quesioner.63

Instrumen penelitian yang peneliti gunakan adalah

quesioner untuk memperoleh data data tentang gaya

belajar siswa dan minat belajar siswa. Variabel gaya

belajar siswa dan minat belajar siswa dijelaskan secara

konsep dan operasional sebagai berikut:

60 Sugiono, Statistika untuk Penelitian. 5661 Suginono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kualitatif, dan

R&D), (Bandung:Alfabeta,2012). 11462 Amri Dawis, Metode Penelitian Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2014). 5863 Sugiono, Metode Peneitian Pendidikan. 305

Page 84: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

84

1) Gaya Belajar Kinestetik

a. Definisi Konsep

Menurut kesimpulan S. Nasution, gaya

belajar adalah cara yang paling baik dilakukan

oleh seorang murid dalam menangkap stimulus

atau informasi, cara cepat mengingat dan

memahami pelajaran. 64 Gaya belajar atau

learning style ialah cara siswa bereaksi dan

menggunakan perangsang-perangsang yang

diterimanya dalam belajar atau proses belajar

mengajar disekolah. Karakteristik gaya belajar

kinestetik diantaranya: banyak bergerak, senang

belajar praktek, menghafal sambil bergerak, dll.

b. Devinisi operasional

Adapun skor minat belajar yang diperoleh

dari responden meliputi tentang: semangat

belajar, rajin belajar, antusias belajar dan

disiplin.tentang karakteristik gaya belajar

64 M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan berdasarkan kurikulum nasiona,pedoman ilmu jaya, jakarta. Hlm.102

Page 85: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

85

kinestetik diantaranya: Banyak bergerak, senang

belajar praktek, menghafal sambil

berjalan/bergerak, membaca dengan

menggunakan jari sebagai petunjuk, banyak

menggunakan isyarat tubuh, tidak bisa diam

untuk waktu yang lama.

c. Kisi-kisi instrumen penelitian Gaya Belajar

Kinestetik

Adapun kisi-kisi gaya belajar kinestetik

dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Page 86: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

86

Tabel 3.2

Instrumen Gaya Belajar Kinestetik

Variabel

Penelitian

Indikator No. Butir Soal Jumlah

Positif Negatif

Gaya

Belajar

Kinestetik

1. Banyak bergerak 4,9,13,

18

3,19, 20 7

2. Belajar dengan fisik. 6,10,14,

16

15 5

3. Menghafal sambil berjalan

atau bergerak.

11 1

4. Banyak menggunakan

isyarat tubuh atau bahasa

tubuh

1,12 2

5. Menanggapi perhatian

fisik.

8 17 2

6. Tulisan jelek 5 1

7. Mudah memahami materi 2 1

Page 87: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

87

pelajaran yang sudah

dilakukan, tetapi akan sulit

untuk mengingat materi yang

dikatakan atau dilihat.

8. Suka berbicara denganperlahan.

7 1

Jumlah : 15 5 20

2) Minat Belajar Siswa

a. Devinisi Konsep

Minat belajar siswa adalah kecenderungan

hati yang tinngi terhadap suatu gairah keinginan.

Menurut Sukardi dalam buku karangan Ahmad

Susanto menyatakan bahwa, minat dapat diartikan

sebagai suatu kesukaan, kegemaran atau

kesenangan akan sesuatu.65 Oleh karena itu, apa

saja yang dilihat seseorang barang tentu akan

membangkitkan minatnya sejauh apa yang dilihat

itu mempunyai hubungan dengan kepentingannya

65 Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, PrenadamediaGrup, Jl. Tambra Raya No. 23 Rawamangun. Jakarta. 2016. Hlm.57

Page 88: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

88

sendiri. Hal ini menunjukan bahwa minat

merupakan kecenderungan jiwa seseorang

terhadap suatu objek, biasanya disertai dengan

perasaan senang.

b. Devinisi Operasional

Minat biasanya dapat diekspresikan melalui

suatu pernyataan yang menujukkan bahwa siswa

lebih menyukai suatu hal dari pada hal lainnya.

Siswa yang memiliki minat terhadap subjek

cenderung akan memberikan perhatian yang lebih

besar terhadap subjek tersebut. Adapun skor minat

belajar yang diperoleh dari responden meliputi

tentang: Minat kesiapan belajar, dan minat

emosional.66

c. Kisi-kisi instrumen penelitian (minat belajar siswa)

66 Ahmad Susanto, Teori belajar dan Pembelajaran (Jakarta,Prenada MediaGrup),2013. 60

Page 89: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

89

Tabel 3.3

Instrumen Penelitian Minat Belajar

2. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan alat

pengumpulan data sebagai berikut:

Variabel Penelitian Kriteria

Minat Belajar

Indikator No. Butir Soal Jumlah

Positif Negative

Minat Belajar

Siswa

1. Minat

kesiapan

belajar

1. Kesiapan

Belajar

3,17 2,4,6,16 6

2. Disiplin 1 8,20 3

2. Minat

emosional

1. Semangat

belajar

5,10,18 7,14 5

2. Tekun

belajar

11,12,19 9,13,15 6

Jumlah 12 8 20

Page 90: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

90

a) Observasi

Sutrisno Hadi mengemukakan bahwa observasi

merupakan proses yang kompleks, suatu proses yang

tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis.

Artinya peneliti dapat mengamati objek penelitian

dengan ikut terlibat secara langsung maupun tidak

langsung dalam aktivitas yang dilakukan oleh orang-

orang yang dijadikan sumber dalam penelitian. Teknik

observasi yang digunakan peneliti untuk memperoleh

data adalah melalui teknik pendekatan dan pengamatan

secara langsung ke tempat penelitian yaitu Mts Al-

Khairiyah Pipitan.

b) Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik

pengumpulan data apabila peneiti ingin melakukan

studi terdahulu untuk menentukan permasalahan yang

harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin

Page 91: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

91

mengetahui hal-hal dari responden yang lebih

mendalam dan teknik wawancara biasanya mengambil

responden dengan jumlah sedikit/kecil.67 Wawancara

yang dilakukan oleh peneliti yaitu kepada guru mata

pelajaran Fiqih dan siswa kelas VII yang bertujuan

untuk memperoleh data tentang gaya belajar kinestetik

dan minat belajar.

c) Kuesioner (angket)

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data

yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat

pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden

untuk dijawabnya.68 Angket yang digunakan penelitian

ini adalah angket berupa skala gaya belajar kinestetik

dan minat belajar siswa. Teknik ini digunakan dengan

menggunakan beberapa pernyataan secara tertulis

dengan ketentuan alternatif jawaban yang te;ah

67 Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif, dan R&D). 137

68 Suginono, statistika untuk Penelitian. 137-145

Page 92: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

92

disediakan. Teknik ini digunakan untuk mendapatkan

data tentang aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran

fiqih di Mts Al-Khairiyah Pipitan kelas VII .

Sehubungan dengan data penelitian maka teknik

yang penulis gunakan sebagai pengumpulan data

melalui beberapa pernyataan yang harus dijawab oleh

responden, dalam hal ini siswa Mts Al-Khairiyyah

Pipitan kelas VII. Angket yang digunakan dalam

penelitian ini adalah angket tertutup, yaitu angket yang

jawabannya sudah disediakan.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan skala

likert dengan lima alternative jawaban.

a. Selalu dengan bobot skor (5) untuk pernyataan

positive dan bobot skor (1) untuk pernyataan

negative.

b. Sering dengan bobot skor (4) untuk pernyataan

positive dan bobot skor (2) untuk negative.

Page 93: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

93

c. Kadang-kadang dengan bobot skor (3) untuk

pernyataan positive dan bobot skor (3) untuk

pernyataan negative.

d. Pernah dengan bobot skor (2) untuk pernyataan

positive dan bobot skor (4) untuk pernyataan

negative.

e. Tidak pernah dengan bobot skor (1) untuk

pertanyaan positive dan bobot skor (5) untuk

pernyataan negative.

E. Teknik Analisis Data

Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan

pendekatan kuantitatif yaitu menggunakan prosedur

statistik. Adapun langkah-langkah yang peneliti tempuh

dalam menganalisis data sebagai berikut:

1. Validitas dan Realibilitas

Uji validitas digunakan untuk mengetahui

kelayakan butir-butir dalam suatu daftar pertanyaan

Page 94: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

94

dalam mendefinisikan suattu variabel. 69 uji validitas ini

dilakukan dengan cara membandingkan antara hasil dari

r hitung dengan r tabel, dimana df = n-2 dengan tarif

signifikasi 5% jika r hitung > r tabel maka valid.70

Sedangkan uji realibilitas dilakukan secara bersamaan

terhadap seluruh butir pernyataan yang telah disebarkan

dengan menggunakan rumus Alfa Cronbach yang

terdapat dalam aplikasi SPSS 16.0.

2. Mencari Data Parsial

a.Menggunakan data hasil angket

b.Mencari Range, dengan rumus:71

R = H – L

Keterangan :

R : Range yang akan dicari

69 Darwansyah, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. 13870 Wiratna, Sujarweni, Statistika untuk Penelitian, (Yogyakarta:Graha Ilmu,

2012).17871 Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2001) cet. Ke 10, 49

Page 95: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

95

H : Skor atau nilai yang tertinggi.

L : Skor atau nilai yang terendah.

c. Menentukan jumlah kelas, dengan rumus:72

K = 1 + (3,3) Log N

K : Banyak kelas

N : Banyak data

3,3 : Bilangan konstan

d. Menentukan panjang kelas (interval), dengan

rumus:73

P =

Keterangan:

P : Panjang kelas (Interval Kelas)

R : Range / rentang

72 Subana, et. Al, Statistik Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2000). 39.73 Subana, et. Al, Statistik Pendidikan. 40

Page 96: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

96

K : Banyaknya kelas

e. Membuat tabel distribusi frekuensi

f. Menentukan ukuran gejala pusat atau analisis tendesi

sentral dengan cara:

1. Menghitung rata-rata (mean)

X = ∑Keterangan:

X : Mean yang akan dicari

FX : Jumlah nilai yang ada

N : Banyaknya frekuensi menghitung yang ada

2. Menghitung Median dengan rumus: 74

Me = b + P

74 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan. (Jakarta: Raja GrafindoPersada, 1999), 103

Page 97: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

97

b : batas bawah kelas median

p : panjang kelas median

n : banyaknya data

F : jumlah frekuensi kumulatif sebelum batas

bawah kelas yang mengandung median

f : frekuensi kelas median

3. Menghitung modus, dengan rumus :75

Mo = b + p { }

b : batas bawah kelas modus

p : panjang kelas

b1 : frekuensi kelas modus dikurangi kelas

interval sebelum tanda kelas modus.

75 Agus Irianto, Statistik konsep dasar, aplikasi dan pengembangannya(Jakarta : Kharisma Putra Utama, 2004), hlm. 59

Page 98: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

98

b 2 : frekuensi kelas modus dikurangi kelas

interval sesudah tanda kelas modus.

g. Mencari standar deviasi, dengan rumus:76

SD =∑ (∑ ).

FXi : jumlah dari hasil perkalian frekuensi

masing-masing dengan titik tengah.

Fxi2 : jumlah dari hasil perkalian frekuensi

yang dikuadratkan masing-masing dengan

titik tengah .

N : jumlah frekuensi

h. Melakukan uji normalitas dengan langkah

sebagai berikut:

1. Menghitung nilai Z dengan rumus

76 Noegroho Boedijoewono, Pengantar Statistika ekonomi dan bisnis (Yogyakarta : UPP STIM YKPN, 2012), hlm. 70

Page 99: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

99

Z =

Keterangan :

X : Batas kelas

Xi : Mean (nilai rata-rata)

SD : Standar deviasi

2. Menghitung X2 (chi kuadrat) dengan

rumus:77

X2 =( )

Keterangan:

X2 : Chi kuadrat

fo : frekuensi observasi, yaitu banyaknya

data yang termasuk pada suatu kelas inteval

fe : frekuensi ekpektasi : Nx luas Z tabel

77 Subana, et. Al. Statistik pendidikan, 128

Page 100: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

100

i. Analisis regresi dengan rumus:

y = a + bx

a =(∑ )(∑ ) (∑ )(∑ )(∑ ) (∑ )

b =( ∑ ) (∑ )(∑ )(∑ (∑ )

j. Analisis korelasi product moment dengan

rumus:

rxy =(∑ ) (∑ ∑ ){ ∑ (∑ ) }{ ∑ ) (∑ ) }

Keterangan :

Rxy = angka indeks korelasi “r” product

moment

N = nomor kelas

∑ x = jumlah seluruh skor x

Page 101: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

101

∑ y = jumlah seluruh skor y

∑ xy = jumlah hasil skor x dan y

k. Menetapkan penafsiran koreasi sebagai

berikut:

0,00 – 0,20 = Antara variabel X dan variabel Y

memang terdapat korelasi, akan tetapi korelasi

itu sangat lemah atau sangat rendah sehingga

korelasi itu diabaikan (diangggap tidak ada

korelasi antara variabel X dan variabel Y).

0,20 – 0,40 = antara variabel X dan variabel Y

terdapat korelasi yang lemah atau rendah.

0,40 – 0,70 = antara variabel X dan variabel Y

terdapat korelasi yang cukup atau sedang.

0,70 – 0,90 = antara variabel X dan variabel Y

terdapat korelasi yang kuat atau tinggi.

Page 102: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

102

0,90 – 1,00 = antara variabel X dan variabel Y

terdapat korelasi yang sangat kuat atau tinggi.

l. Menentukan t hitung dengan rumus :

t hitung = r √√

Page 103: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

103

BAB IV

DESKRIPSI HASIL PENELITIAN

Bab ini berisi uraian tentang deksripsi data hasil penelitian

untuk memperoleh gambaran tentang karakteristik distribusi skor dari

subjek penelitian. Selanjutnya disajikan perhitungan persyaratan

analisis, yaitu uji normalitas. Pada bagian akhir dilakukan pengujian

hipotesis dan interpretasi hasil penelitian.

A. Deskripsi Data

1. Uji Validitas

Data yang dideskripsikan merupakan data yang diperoleh dari

hasil pengisian kuesioner dengan menggunakan instrumen-instrumen

yang telah dikembangkan. Instrumen tersebut terbagi menjadi dua

bentuk yang mewakili masing-masing variabel yaitu variabel X (Gaya

Belajar Kinestetik) dan variabel Y (Minat Belajar Siswa) terdiri dari 20

butir pernyataan. Dimana setiap butir angket telah diberi skor pada

setiap jawaban yang dipilih dengan ketentuan yang berbeda-beda, yaitu

untuk pernyataan positif SL (selalu) = 5, SR (sering) = 4, KD (kadang-

kadang) = 3, P (pernah) = 2, Tp (tidak pernah) = 1.

Page 104: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

104

Angket sebelumnya telah diuji validitas dan realibilitasnya.

Dalam proses pengujian validitas dan realibilitas angket ini diberikan

kepada 35 orang responden. Pengujian validitas dilakukan dengan

menggunakan microsoft exel, dengan hasil perhitungan r hitung

dibandingkan dengan r tabel dimana DF = 35 – 2 = 33, maka nilai r

tabel 0,334 dengan taraf signifikan 5%. Butir pernyataan dikatakan

valid jika r hitung > r tabel. Hasil pengujian sebagai berikut:

a. Variabel X

Tabel 4.1

Hasil Uji Validitas

Item r hitung rtabel

Ket Item r hitung rtabel

Ket

P1 0,516765 0,334 Valid P11 0,607366 0,334 ValidP2 0,389706 0,334 Valid P12 0,394967 0,334 ValidP3 0,379201 0,334 Valid P13 0,676094 0,334 ValidP4 0,377065 0,334 Valid P14 0,362611 0,334 ValidP5 0,349223 0,334 Valid P15 0,345334 0,334 ValidP6 0,550388 0,334 Valid P16 0,441508 0,334 ValidP7 0,372255 0,334 Valid P17 0,390064 0,334 ValidP8 0,389818 0,334 Valid P18 0,34025 0,334 ValidP9 0,476069 0,334 Valid P19 0,445423 0,334 ValidP10 0,335923 0,334 Valid P20 0,350555 0,334 Valid

b. Variabel Y

Page 105: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

105

Tabel 4.2

Hasil Uji Validitas

Item r hitung rtabel

Ket Item r hitung rtabel

Ket

P1 0,724281 0,334 Valid P11 0,614798 0,334 ValidP2 0,614798 0,334 Valid P12 0,541802 0,334 ValidP3 0,724281 0,334 Valid P13 0,724281 0,334 ValidP4 0,614798 0,334 Valid P14 0,545909 0,334 ValidP5 0,724281 0,334 Valid P15 0,832745 0,334 ValidP6 0,633453 0,334 Valid P16 0,78198 0,334 ValidP7 0,642269 0,334 Valid P17 0,768691 0,334 ValidP8 0,602357 0,334 Valid P18 0,700834 0,334 ValidP9 0,487518 0,334 Valid P19 0,414275 0,334 ValidP10 0,614798 0,334 Valid P20 0,406572 0,334 Valid

2. Uji Realibilitas

a. Variabel X

Uji realibilitas dilakukan dengan menggunakan rumus

alpha cronbach dan perhitungan dilakukan menggunakan excel.

Dari hasil perhitungan tabel (terlampir) diperoleh nilai alpha

cronbach sebesar 1,264 jika nilai alpha cronbacth > r tabel

dengan n = 35 (0,334) dengan taraf signifikan 5% maka

pernyataan reliabel. Hasil uji coba alpha cronbatch adalah 1,264

> 0,334 dinyatakan reliabel.

Page 106: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

106

b. variabel Y

Uji realibilitas dilakukan dengan menggunakan rumus

alpha cronbach dan perhitungan dilakukan menggunakan excel.

Dari hasil perhitungan tabel (terlampir) diperoleh nilai alpha

cronbach sebesar 1,045. Jika nilai alpha cronbacth > r tabel

dengan n = 35 (0,334) dengan taraf signifikan 5% maka

pernyataan reliabel. Hasil uji coba alpha cronbatch adalah 1,045

> 0,334 dinyatakan reliabel.

B. Uji Prasyaratan Analis

1. Variabel X (Gaya Belajar Kinestetik)

a. Uji Analisis

Data yang dideskripsikan merupakan data yang

diperoleh dari hasil pengisian kuesioner dengan

menggunakan instrumen-instrumen yang telah

dikembangkan tentang gaya belajar kinestetik yang

diberikan kepada 35 responden. Disusun berdasarkan skor

terendah ke skor terbesar :

Page 107: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

107

49 53 53 57 57 59 59 60 60

60 61 62 62 64 65 66 71 71

71 72 73 74 75 76 77 77 79

80 80 81 82 85 87 88 90

Berdasarkan data diatas dapat dilihat dari data yang

terkecil adalah 49 sedangkan data yang tertinggi adalah 90.

Untuk menganalisis data pada variabel X penulis menempuh

langkah-langkah sebagai berikut:

b. Mencari Range

R = H – L

R = 90 – 49 = 41

c. Menentukan Banyak Kelas

K = 1 + 3,3 Log N

K = 1 + 3,3 Log 35

K = 1 + 3,3 (1,544)

K = 1 + 5,095

K = 6, 10 = 6

Page 108: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

108

d. Panjang Kelas

P =

P =

P = 6, 8 = 7

e. Menentukan Tabel Distribusi Frekuensi

Tabel 4.3

Tabel Distribusi Frekuensi Variabel X

Berdasarkan tabel diatas, frekuensi terbanyak terdapat

pada kelas interval ke 2 (dua) yang berjumlah 10 frekuensi.

Tabel diatas penulis rubah menjadi bentuk poligon dan

histogram.

f. Grafik Histogram dan Poligon

Interval Kelas xi fi fr(%) fk (%) xi-fi xi2 fixi2

49 - 55 52 3 9 9 156 2704 811256 - 62 59 10 29 29 590 3481 3481063 - 69 66 3 9 9 198 4356 1306870 - 76 73 8 23 23 584 5329 4263277 - 83 80 7 20 20 560 6400 4480084 - 90 87 4 11 11 348 7569 30276

417 35 100 2436 29839 173698

Page 109: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

109

Grafik 4.1

Grafik Histogram dan Poligon Gaya Belajar Kinestetik

(Variabel X)

Gambar 4.2 menunjukkan histigram frekuensi gaya

belajar kinestetik, diperoleh data nilai tertinggi 90 dan nilai

terendah 49, menunjukkan batas bawah nyata dan batas atas

nyata adalah 3 frekuensi pada batas nyata antara 48,5 – 55,5,

ada 10 frekuensi pada batas nyata antara 55,5-62,5, ada 3

frekuensi pada batas nyata antara 62,5-69,5, ada 8 frekuensi

pada batas nyata antara 69,5-76,5, ada 7 frekuensi pada batas

nyata antara 76,5-83,5, ada 4 frekuensi pada batas nyata antara

83,5-89,5.

XBatas Nyata

83,5

10

48, 5 62,5

5

0 55,5 89,5

33

76,569,5

4

87

10

Page 110: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

110

Distribusi tertinggi pada gaya belajar kinestetik , berada

pada batas bawah 55,5 yaitu 10 frekuensi pada kelas interval

56-62, kalau dipresentasikan yaitu sekitar 29%, sedangkan

distribusi terendah berada pada batas bawah nyata 48,5 yaitu 3

frekuensi pada kelas interval 49-55 dipresentasikan yaitu sekitar

9%.

Analisis selanjutnya penulis melakukan pencarian

tendensi sentral yaitu mean, median dan modus.

g. Mencari Ukuran Gejala Pusat atau Tendensi Sentra, adapun

langkah-langkahnya sebagai berikut:

1) Mencari Mean

X = ∑X =

∑= 69,6

2) Mencari Median

Me = b + P

Me = 55,5 + (7),

Page 111: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

111

Me = 57, 95

3) Mo = b + p { }

Mo = 55,5 + (7)

Mo = 62,50

h. Menghitung Uji Normalitas

Untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berasal

dari populasi yang berdistribusi normal maka dilakukan uji

normalitas dengan uji (liliefors). Adapun kriteria uji

normalitas adalah Ho ditolak jika Lo hitung lebih besar dari

Lo tabel atau Ho diterima jika Lo hitung lebih kecil dari Lo

tabel.

Setelah dilakukan perhitungan diperoleh Lo hitung

0,492. Jika dibandingkan dengan tabel liliefors pada taraf

signifikan 5% dan N = 35 diperoleh Lo tabel 1,161. Dengan

demikian Ho diterima karena Lo hitung lebih kecil dari Lo

tabel (0,492 < 1,161). Dapat disimpulkan bahwa data pada

variabel gaya belajar kinestetik (X) dari populasi

Page 112: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

112

berdistribusi normal hal tersebut dapat dilihat pada tabel

dibawah ini:

Tabel 4.4

Uji Normalitas Variabel X dari 35 Responden

N A (5%) Lo hitung Lo tabel Keputusan

35 0,05 0,492 1,161 Ho

diterima

2. Variabel Y (Minat Belajar)

a. Uji Analisis

Data yang dideskripsikan merupakan data yang

diperoleh dari hasil pengisian kuesioner dengan

menggunakan instrumen-instrumen yang telah

dikembangkan tentang gaya belajar kinestetik yang

diberikan kepada 35 responden. Disusun berdasarkan skor

terendah ke skor terbesar :

Page 113: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

113

45 45 50 56 56 56 57 59

59 59 59 60 60 63 63 64

64 64 66 66 66 67 67 69

71 71 71 72 72 74 76 77

78 79 79

Berdasarkan data diatas dapat dilihat dari data

yang terkecil adalah 45 sedangkan data yang tertinggi

adalah 79. Untuk menganalisis data pada variabel X

penulis menempuh langkah-langkah sebagai berikut:

a. Mencari Range

R = H – L

R = 79– 45 = 34

b. Menentukan Banyak Kelas

K = 1 + 3,3 Log N

K = 1 + 3,3 Log 35

K = 1 + 3,3 (1,544)

Page 114: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

114

K = 1 + 5,095

K = 6, 10 = 6

c. Panjang Kelas

P =

P =

P = 5,6 = 6

d. Menentukan Tabel Distribusi Frekuensi

Tabel 4.5

Tabel Distribusi Frekuensi Variabel Y

Berdasarkan tabel diatas, frekuensi terbanyak

terdapat pada kelas interval ke 3 dan 4 yang berjumlah 9

Interval Kelas xi fi fr(%) fk (%) xi-fi xi2 fixi2

45 - 50 47,5 3 9 8,571 143 2256 6768,7551 - 56 53,5 3 9 17 161 2862 8586,7557 - 62 59,5 9 26 43 536 3540 31862,2563 - 68 65,5 9 26 69 590 4290 38612,2569 - 74 71,5 6 17 86 429 5112 30673,575 - 81 78,5 4 11,4286 80 314 6162 24649

376 34 97,1429 2171 24224 141152,5

Page 115: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

115

frekuensi. Tabel diatas penulis rubah menjadi bentuk

poligon dan histogram.

e. Grafik Histogram dan Poligon

Grafik 4.1

Grafik Histogram dan Poligon Minat Belajar (Variabel Y)

Gambar 4.4 menunjukkan histogram frekuensi

minat belajar dapat dijelaskan. Diperoleh data nilai

tertinggi 81,5 dan data nilai terendah 44,5 menunjukkan

batas bawah nyata dan batas atas nyata adalah 3

frekuensi pada batas nyata antara 44,5 –50,5, ada 3

frekuensi pada batas nyata antara 50,5-56,5, ada 9

Y81,5

10

69,544,5 50,5 56,5Batas Nyata

75,563,50

3 3

5

6

4

9 9

Page 116: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

116

frekuensi pada batas nyata antara 56,5-63,5, ada 9

frekuensi pada batas nyata antara 63,5-69,5, ada 6

frekuensi pada batas nyata antara 69,5-75,5, ada 4

frekuensi pada batas nyata antara 75,5-81,5.

Distribusi tertinggi pada tingkat minat belajar,

berada pada batas bawah 56,5 yaitu 9 frekuensi pada

kelas interval 57-63 jika dipresentasikan yaitu sekitar

26%, sedangkan distribusi terendah berada pada batas

bawah nyata 44,5 yaitu 3 frekuensi pada kelas interval

45-50 jika dipresentasikan 9%.

Analisis selanjutnya penulis melakukan pencarian

tendensi sentral yaitu mean, median dan modus.

f. Mencari Ukuran Gejala Pusat atau Tendensi Sentra,

adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

1) Mencari Mean

X = ∑X =

∑= 63,853

Page 117: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

117

2) Mencari Median

Me = b + P

Me = 63,5 + (3)( )

Me = 68,33

3) Mo = b + p { }

Mo = 63,5 + (3)

Mo = 63,50

g. Menghitung Uji Normalitas

Untuk mengetahui apakah data yang diperoleh

berasal dari populasi yang berdistribusi normal maka

dilakukan uji normalitas dengan uji (liliefors). Adapun

kriteria uji normalitas adalah Ho ditolak jika Lo hitung

lebih besar dari Lo tabel atau Ho diterima jika Lo

hitung lebih kecil dari Lo tabel.

Setelah dilakukan perhitungan diperoleh Lo

hitung 0,136. Jika dibandingkan dengan tabel liliefors

pada taraf signifikan 5% dan N = 35 diperoleh Lo

Page 118: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

118

tabel 1,161. Dengan demikian Ho diterima karena Lo

hitung lebih kecil dari Lo tabel (0,136 < 1,161). Dapat

disimpulkan bahwa data pada variabel minat belajar

(Y) dari populasi berdistribusi normal. Hal tersebut

dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.6

Uji Normalitas Variabel Y dari 35 Responden

N A (5%) Lo hitung Lo tabel Keputusan

35 0,05 0,136 1,161 Ho diterima

C. Pengujian Hipotesis

Berdasarkan data angket yang sudah diperoleh, selanjutnya

penulis akan menganalisa data dengan menggunkan teknik analisa

product moment. Namun sebelum melakukan perhitungan untuk

memperoleh angka indeks korelasi rxy terlebih dahulu merumuskan

hipotesis alternatif (Ha) dan hipotesis (nol) sebagai berikut:

(H0) : rxy = 0 artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan

antara gaya belajar kinestetik terhadap minat belajar

Page 119: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

119

siswa pada mata pelajaran fiqih materi tentang shalat

jama’ dan qhasar.

(Ha) : rxy > 0 artinya terdapat pengaruh antara gaya belajar

kinestetik terhadap minat belajar siswa pada mata

pelajaran fiqih materi tentang shalat jama’ dan qhasar.

Selanjutnya penulis akan melakukan perhitungan dari data yang

telah diperoleh untuk mendapatkan angka indeks korelasi (rxy).

Adapun langkah-langkah yang ditempuh untuk mencari korelasi

variabel X dan Y sebagai berikut:

1. Analisis Korelasi (Product Moment)

a. Analisis Regresi dengan Rumus:

y = a + bx

a =(∑ )(∑ ) (∑ )(∑ )(∑ ) (∑ )

=(∑ )(∑ ) (∑ )(∑ )(∑ ) (∑ )

=

Page 120: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

120

=

= 2872.18

b =( ∑ ) (∑ )(∑ )(∑ (∑ )

=( . ) ( )( )(∑ ( )

=

=

= 1287,32

y = a + bx

= 2872.18+1287,32 X

Jadi, persamaan regresinya ialah 2872.18+1287,32 X

Artinya setiap terjadi perubahan satuan dari variabel

X maka akan terjadi perubahan pula sebesar 1287,32

pada variabel Y pada kontans 2872.18.

b. Analisis Korelasi Product Moment

Page 121: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

121

rxy =(∑ ) (∑ ∑ ){ ∑ (∑ ) }{ ∑ ) (∑ ) }

rxy =( ) ( . ){ . ( ) }{ . ) ( ) }

rxy = { . }{ )rxy = { }{ }rxy = ,rxy = 0,25

2. Interprestasi Data Hasil Penelitian

Untuk menginterprestasikan nilai koefisien tersebut,

maka penulis menggunakan interprestasi “r” product moment

sebagai berikut:

Tabel 4.7

Interpretasi “r” Product Moment

Besar “r” Interprestasi

0,00 – 0,20

Antara variabel X dan variabel Y memang terdapat

korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau

Page 122: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

122

sangat rendah sehingga korelasi itu diabaikan

(diangggap tidak ada korelasi antara variabel X dan

variabel Y).

0,20 – 0,40 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi

yang lemah atau rendah.

0,40 – 0,70 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi

yang cukup atau sedang.

0,70 – 0,90 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi

yang kuat atau tinggi.

0,90 – 1,00 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi

yang sangat kuat atau tinggi.

Dari perhitungan diatas dapat diketahui indeks koefisien

sebesar 0,25 dan setelah dikontruksikan dengan tabel

interprestasi angka “r” (0,25) berada diantara (0,20 – 0,40) yang

interprestasinya adalah antara variabel X dan variabel Y

terdapat korelasi yang lemah.

Page 123: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

123

a. Menentukan t hitung dengan rumus :

t hitung = r √√t hitung = 0,25.

√√ ,t hitung = 0,25 . ,,t hitung = 0,25 . 5,97

t hitung = 1,49

b. Derajat kebebasan

Db = N-2

Db = 35-2

Db = 33

c. Menghitung t tabel dengan taraf signifikan 5% dan dk 33

T tabel = (1-a) (db)

Page 124: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

124

T tabel = (1-0,05) (33)

T tabel = 0,95 (33)

T tabel = 31,35

T tabel = 1,697

Berdasarkan perhitungan diatas diketahui t hitung 1,49 t

tabel 1,697. Maka t hitung < t tabel dengan demikian hipotesis

alternatif atau Ha ditolak, sedangkan hipotesis nol atau Ho

diterima. Kesimpulannya adalah tidak terdapat korelasi positif

yang signifikan antara gaya belajar kinestetik terhadap minat

belajar siswa.

3. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil analisis data variabel X dan variabel

Y menunjukkan bahwa tidak adanya pengaruh yang

signifikan antara gaya belajar kinestetik terhadap minat

belajar siswa. Hal ini ditunjukkan oleh uji normalitas gaya

belajar kinestetik bahwa Lo hitung 0,492. Jika dibandingkan

Page 125: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

125

dengan tabel liliefors pada taraf signifikan 5% dan N = 35

diperoleh Lo tabel 1,161. Dengan demikian Ho diterima

karena Lo hitung lebih kecil dari Lo tabel (0,492 < 1,161).

Dapat disimpulkan bahwa data pada variabel gaya belajar

kinestetik (X) dari populasi berdistribusi normal.

Uji normalitas minat belajar siswa ialah diperoleh Lo

hitung 0,136. Jika dibandingkan dengan tabel liliefors pada

taraf signifikan 5% dan N = 35 diperoleh Lo tabel 1,161.

Dengan demikian Ho diterima karena Lo hitung lebih kecil

dari Lo tabel (0,136 < 1,161). Dapat disimpulkan bahwa

data pada variabel minat belajar (Y) dari populasi

berdistribusi normal.

Diketahui bahwa indeks koefisien korelasi sebesar 0,25

setelah dikonsultasikan dengan tabel interpretasi ternyata

angka “r” (0,25) skor koefisien korelasi berada pada 0,20-

0,40 maka interpretasinya yaitu : memang terdapat korelasi,

akan tetapi korelasi tersebut sangat rendah.

Page 126: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

126

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan dan analisis data tentang

pengaruh gaya belajar kinestetik terhadap minat belajar siswa pada

mata pelajaran fiqih materi tentang shalat jama’ dan qhasar studi

diMts Al-Khaeriyyah Darussalam Pipitan peneliti dapat menarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Gaya belajar kinestetik merupakan cara belajar yang dilakukan

seseorang untuk memperoleh informasi dengan melakukan

pengalaman, gerakan, dan sentuhan. Adapun gaya balajar siswa

di Mts Al-Khaeriyah Darussalam Pipitan dikelas VII termasuk

baik karena berdasarkan distribusi tertinggi pada gaya belajar

kinestetik berada pada batas bawah 55,5 yaitu 10 frekuensi.

Sedangkan distribusi terendah berada pada batas bawah nyata

48,5 yaitu 3 frekuensi.

2. Minat belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di Mts Al-

Khaeroyah Darussalam Pipitan dikelas VII termasuk baik

karena berdasarkan distribusi tertinggi pada tingkat minat

Page 127: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

127

belajar, berada pada batas bawah 56,5 yaitu 9 frekuensi,

sedangkan distribusi terendah berada pada batas bawah nyata

44,5 yaitu 3 frekuensi.

3. Pengaruh gaya belajar kinestetik terhadap minat belajar siswa

pada mata pelajaran fiqih sebesar 0,25 korelasi ini berada pada

posisi interpretasi antara 0,20-0,40 yang berarti korelasi tersebut

rendah.

B. Saran

Berdasarkan hasil kajian serta kesimpulan diatas, maka dalam

akhir tulisan ini peneliti akan memberikan beberapa saran

diantaranya adalah:

1. Bagi siswa-siswi Mts Al-Khaeriyah Darussalam

Pipitan, tingkatkan lagi kemampuan belajarnya, agar

seluruh siswa memiliki hasil belajar yang baik termasuk

pada materi fiqih dan dapat lulus melebihi nilai KKM

yang ditentukan.

2. Bagi guru Mts Al-Khaeriyah Darussalam Pipitan,

disarankan agar mempertahankan kemampuan

Page 128: BAB I A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses ...repository.uinbanten.ac.id/4157/3/ISI SKRIPSI.pdf · Menurut Nini Subini dalam bukunnya menyatakan bahwa “Gaya Belajar adalah

128

mengajar yang baik agar minat dan hasil belajar siswa

tidak menurun, meskipun gaya belajar tidak

memberikan pengaruh yang signifikan terhadap minat

belajar, akan tetapi keberadaan guru untuk mentransfer

ilmu kepada siswa tetap merupkan faktor yang sangat

penting.

3. Bagi penliti selanjutnya, disarankan agar lebih

mengembangkan gaya belajar kinestetik dan minat

belajar siswa dikorelasikan dengan variabel yang

berbeda atau metodologi yang berbeda.