BAB I

9
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi- tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia produktif secara sosial dan ekonomis (UU RI No. 36, 2009). Menurut Blum (1974), derajat kasehatan masyarakat dipengaruhi oleh empat faktor utama, yaitu : lingkungan, perilaku manusia, pelayanan kesehatan dan keturunan. Ke empat faktor tersebut saling terkait dengan beberapa faktor lain, yaitu : sumber daya alam, keseimbangan ekologi, kesehatan mental, sistem sosial budaya dan populasi sebagai satu kesatuan (Departemen Kesehatan RI, 2003). Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian yang digunakan untuk berlindung dari gangguan iklim dan makhluk hidup lainnya serta tempat pengembangan kehidupan keluarga. Oleh karena itu keberadaan rumah yang sehat, aman, serasi dan teratur sangat diperlukan agar fungsi dan kegunaan rumah dapat terpenuhi dengan baik (KepMenKes, 2002).

description

ispa

Transcript of BAB I

Page 1: BAB I

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan,

dan kemampuan hidup sehat orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang

setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia produktif

secara sosial dan ekonomis (UU RI No. 36, 2009).

Menurut Blum (1974), derajat kasehatan masyarakat dipengaruhi oleh empat

faktor utama, yaitu : lingkungan, perilaku manusia, pelayanan kesehatan dan keturunan.

Ke empat faktor tersebut saling terkait dengan beberapa faktor lain, yaitu : sumber daya

alam, keseimbangan ekologi, kesehatan mental, sistem sosial budaya dan populasi

sebagai satu kesatuan (Departemen Kesehatan RI, 2003).

Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang berfungsi sebagai

tempat tinggal atau hunian yang digunakan untuk berlindung dari gangguan iklim dan

makhluk hidup lainnya serta tempat pengembangan kehidupan keluarga. Oleh karena itu

keberadaan rumah yang sehat, aman, serasi dan teratur sangat diperlukan agar fungsi dan

kegunaan rumah dapat terpenuhi dengan baik (KepMenKes, 2002).

Rumah sehat merupakan salah satu sarana untuk mencapai derajat kesehatan

yang optimum. Untuk memperoleh rumah yang sehat ditentukan oleh tersedianya sarana

sanitasi perumahan. Sanitasi rumah adalah usaha kesehatan masyarakat yang

menitikberatkan pada pengawasan terhadap struktur fisik dimana orang

menggunakannya untuk tempat tinggal berlindung yang mempengaruhi derajat

kesehatan manusia. Rumah juga merupakan salah satu bangunan tempat tinggal yang

harus memenuhi kriteria kenyamanan, keamanan dan kesehatan guna mendukung

penghuninya agar dapat bekerja dengan produktif.

ISPA adalah Infeksi saluran pernafasan yang berlangsung sampai 14 hari yang

dapat ditularkan melalui air ludah, darah, bersin maupun udara pernafasan yang

mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat (Depkes RI, 2012). Pada umumnya

penyakit ISPA banyali terjadi pada anak - anak diperkirakan Balita di Indonesia rata -

Page 2: BAB I

rata mengalami sakit batuk dan pilek 3 sampai 6 kali pertahun. WHO memperkirakan

Kejadian pneumonia di Indonesia pada balita diperkirakan 10 - 20 % pertahun.

Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit terbanyak

yang diderita oleh anak-anak, baik di negara berkembang maupun di negara

maju.Insidens menurut kelompok umur balita diperkirakan 0,29 episode per anak/tahun

di negara berkembang dan 0,05 episode per anak/tahun di negara maju. Ini menunjukkan

bahwa terdapat 156 juta episode baru di dunia per tahun dimana 151 juta episode

(96,7%) terjadi di negara berkembang. Kasus terbanyak terjadi di India (43 juta), China

(21 juta) dan Pakistan (10juta) dan Bangladesh, Indonesia, Nigeria masing-masing 6 juta

episode. Dari semua kasus yang terjadi di masyarakat, 7-13% kasus berat dan

memerlukan perawatan rumah sakit.

Episode batuk-pilek pada Balita di Indonesia diperkirakan 2-3 kali per tahun.

ISPA merupakan salah satu penyebab utama kunjungan pasien di Puskesmas (40%-

60%) dan rumah sakit (15%-30%) ISPA merupakan salah satu penyebab kematian

tersering pada anak di negara sedang berkembang. ISPA masih merupakan masalah

kesehatan yang pentingkarena menyebabkan kematian balita yang cukup tinggi yaitu

kira – kira1 dari 4 kematian yangterjadi. Untuk itu dalam Millenium Development Goals

(MDG) telah dicanangkan komitmen global bidang kesehatan yang akan menurunkan

2/3 kematian balita pada rentang waktu antara tahun 990-2015 (Mairusnita,2007).

Berdasarkan hasil Survei Demografi 2 Kesehatan Indonesia (SKDI) 2002-2003

dikatakan bahwa Angka Kematian Balita (AKBA) di Indonesia sekitar 35/1000

kelahiran hidup. Sekitar empat dari lima belas juta perkiraan kematian pada anak berusia

dibawah 5tahun pada setiap tahunnya sebanyak 2/3 kematian tersebut adalah bayi. Dari

seluruh kematian yang disebabkan oleh ISPA mencakup 20%- 30%, kematian terbesar

umumnya adalah karena pneumonia danpada bayi berumur kurang dari 2 bulan

(Kementerian Kesehatan RI, 2011). Menurut Laporan Riskesdas 2013 Period prevalence

tertinggi pneumonia balita terdapat pada kelompok umur 12-23 bulan (21,7%).

Dari latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian

mengenai kondisi rumah dengan kejadian ISPA Pneumonia dalam bentuk Karya Tulis

Ilmiah yang berjudul “Hubungan Kondisi Rumah dan Perilaku Merokok Anggota

Page 3: BAB I

Keluarga di Dalam Rumah Terhadap kejadian ISPA Pneumonia pada Balita di Desa

Muara Kuang Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2016”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, peneliti merasa tertarik untuk mengetahui apakah

ada Hubungan Kondisi Rumah dan Perilaku Merokok Anggota Keluarga di Dalam

Rumah Terhadap Kejadian ISPA Pneumonia Pada Balita Di Desa Muara Kuang

Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2016.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Diketahuinya Hubungan Kondisi Fisik Rumah dan Prilaku Merokok Anggota

Keluarga dengan kejadian ISPA Pneumonia Pada Balita Di Desa Muara Kuang

Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2016.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya Hubungan Ventilasi Terhadap kejadian ISPA Pneumonia Pada

Balita Di Desa Muara Kuang Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2016.

b. Diketahuinya hubungan Kepadatan Hunian Terhadap kejadian ISPA Pneumonia

Pada Balita Di Desa Muara Kuang Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2016.

c. Diketahuinya hubungan Pengetahuan Merokok di dalam Rumah Terhadap

kejadian ISPA Pneumonia Pada Balita Di Desa Muara Kuang Kabupaten Ogan Ilir

Tahun 2016.

d. Diketahuinya hubungan Sikap Anggota Keluarga Terhadap Kebiasaan Merokok di

dalam Rumah Terhadap kejadian ISPA Pneumonia Pada Balita Di Desa Muara

Kuang Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2016.

e. Diketahuinya hubungan Tindakan Anggota Keluarga Terhadap Merokok di dalam

Rumah Terhadap kejadian ISPA Pneumonia Pada Balita Di Desa Muara Kuang

Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2016.

Page 4: BAB I

f. Diketahuinya hubungan Jumlah Anggota Keluarga yang Merokok Terhadap

kejadian ISPA Pneumonia Pada Balita Di Desa Muara Kuang Kabupaten Ogan Ilir

Tahun 2016.

D. Hipotesis Penelitian

1. Hipotesis Null (Ho)

a. Tidak Ada Hubungan antara Ventilasi Terhadap kejadian ISPA Pneumonia Pada

Balita Di Desa Muara Kuang Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2016.

b. Tidak Ada Hubungan antara Kepadatan Hunian Terhadap kejadian ISPA

Pneumonia Pada Balita Di Desa Muara Kuang Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2016.

c. Tidak Ada Hubungan antara Pengetahuan Merokok di dalam Rumah Terhadap

kejadian ISPA Pneumonia Pada Balita Di Desa Muara Kuang Kabupaten Ogan Ilir

Tahun 2016.

d. Tidak Ada Hubungan antara Sikap Anggota Keluarga Terhadap Kebiasaan

Merokok di dalam Rumah Terhadap kejadian ISPA Pneumonia Pada Balita Di

Desa Muara Kuang Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2016.

e. Tidak Ada Hubungan antara Tindakan Anggota Keluarga Terhadap Merokok di

dalam Rumah Terhadap kejadian ISPA Pneumonia Pada Balita Di Desa Muara

Kuang Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2016.

f. Tidak Ada Hubungan antara Jumlah Anggota Keluarga yang Merokok Terhadap

kejadian ISPA Pneumonia Pada Balita Di Desa Muara Kuang Kabupaten Ogan Ilir

Tahun 2016.

2. Hipotesis Kerja (Hk)

a. Ada Hubungan antara Ventilasi Terhadap kejadian ISPA Pneumonia Pada Balita

Di Desa Muara Kuang Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2016.

b. Ada Hubungan antara Kepadatan Hunian Terhadap kejadian ISPA Pneumonia

Pada Balita Di Desa Muara Kuang Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2016.

c. Ada Hubungan antara Pengetahuan Merokok di dalam Rumah Terhadap kejadian

ISPA Pneumonia Pada Balita Di Desa Muara Kuang Kabupaten Ogan Ilir Tahun

2016.

Page 5: BAB I

d. Ada Hubungan antara Sikap Anggota Keluarga Terhadap Kebiasaan Merokok di

dalam Rumah Terhadap kejadian ISPA Pneumonia Pada Balita Di Desa Muara

Kuang Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2016.

e. Ada Hubungan antara Tindakan Anggota Keluarga Terhadap Merokok di dalam

Rumah Terhadap kejadian ISPA Pneumonia Pada Balita Di Desa Muara Kuang

Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2016.

f. Ada Hubungan antara Jumlah Anggota Keluarga yang Merokok Terhadap

kejadian ISPA Pneumonia Pada Balita Di Desa Muara Kuang Kabupaten Ogan Ilir

Tahun 2016

3. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian

1. Ruang Lingkup Penelitian

a. Penelitian ini akan dilakukan di Desa Muara Kuang Kabupaten Ogan Ilir Tahun

2016.

b. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei 2016.

2. Keterbatasan Penelitian

a. Penelitian ini hanya meneliti keadaan rumah yang meliputi : keadaan Ventilasi,

Kepadatan Hunian, Prilaku merokok Anggota keluarga dan jumlah anggota

keluarga yang merokok.

b. Dalam penelitian ini penulis menggunakan alat ukur kuesioner dan tidak diuji

cobakan sebelumnya.

c. Dalam penelitian ini juga menggunakan alat ukur check list (observasi langsung)

terhadap kondisi rumah.

d. Dalam penelitian ini penulis dibantu orang lain yang sebelumnya telah diberikan

pengarahan cara pengisian kuesioner dan data-data yang akan dikumpulkan.

4. Manfaat Penelitian

Setelah membaca karya tulis ilmiah ini, bagi pihak yang berkepentingan akan

mendapatkan manfaat sebagai berikut :

Page 6: BAB I

1. Untuk Memahami kepadatan hunian dengan kejadian ISPA Pneumonia Pada Balita

Di Desa Muara Kuang Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2016.

2. Untuk Memahami hubungan ventilasi dengan kejadian ISPA Pneumonia Pada Balita

Di Desa Muara Kuang Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2016.

3. Untuk Memahami hubungan Pengetahuan Merokok dalam Rumah dengan kejadian

ISPA Pneumonia Pada Balita Di Desa Muara Kuang Kabupaten Ogan Ilir Tahun

2016.

4. Untuk Memahami hubungan Sikap Merokok dalam Rumah dengan kejadian ISPA

Pneumonia Pada Balita Di Desa Muara Kuang Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2016.

5. Untuk Memahami hubungan Tindakan Merokok dalam Rumah dengan kejadian

ISPA Pneumonia Pada Balita Di Desa Muara Kuang Kabupaten Ogan Ilir Tahun

2016.

6. Untuk Memahami hubungan Jumlah Perokok Anggota Keluarga dengan kejadian

ISPA Pneumonia Pada Balita Di Desa Muara Kuang Kabupaten Ogan Ilir Tahun

2016.