BAB I

2
BAB I PENDAHULUAN Di negara berkembang rata-rata tiap anak dibawah usia 5 tahun mengalami episode diare 3 kali pertahun. Malnutrisi merupakan faktor resiko tambahan untuk diare akut maupun kronik. Kasus diare akut yang ditangani di praktek sehari-hari berkisar 20 % dari total kunjungan untuk usia di bawah 2 tahun dan 10 % untuk usia di bawah 3 tahun. 1 Diare merupakan salah satu penyakit paling sering menyerang anak di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Diperkirakan, anak berumur di bawah lima tahun mengalami 203 episode diare per tahunnya dan empat juta anak meninggal di seluruh dunia akibat diare dan malnutrisi. Kematian akibat diare umumnya disebabkan dehidrasi (kehilangan cairan). Lebih kurang 10 % episode diare disertai dehidrasi akibat kehilangan cairan dan elektrolit tubuh secara berlebihan. Bayi dan anak kecil lebih mudah mengalami dehidrasi dibanding anak yang lebih besar. Karena itu, penanganan awal sangat penting pada anak dengan diare adalah mencegah dan mengatasi keadaan dehidrasi. Pemberian cairan pengganti (cairan rehidrasi) baik yang diberikan secara oral (diminumkan) maupun parenteral (melalui infus) telah berhasil menurunkan angka kematian akibat dehidrasi pada ribuan anak yang menderita diare. 2 1

Transcript of BAB I

Page 1: BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

Di negara berkembang rata-rata tiap anak dibawah usia 5 tahun mengalami

episode diare 3 kali pertahun. Malnutrisi merupakan faktor resiko tambahan untuk

diare akut maupun kronik. Kasus diare akut yang ditangani di praktek sehari-hari

berkisar 20 % dari total kunjungan untuk usia di bawah 2 tahun dan 10 % untuk

usia di bawah 3 tahun.1

Diare merupakan salah satu penyakit paling sering menyerang anak di

seluruh dunia, termasuk Indonesia. Diperkirakan, anak berumur di bawah lima

tahun mengalami 203 episode diare per tahunnya dan empat juta anak meninggal

di seluruh dunia akibat diare dan malnutrisi. Kematian akibat diare umumnya

disebabkan dehidrasi (kehilangan cairan). Lebih kurang 10 % episode diare

disertai dehidrasi akibat kehilangan cairan dan elektrolit tubuh secara berlebihan.

Bayi dan anak kecil lebih mudah mengalami dehidrasi dibanding anak yang lebih

besar. Karena itu, penanganan awal sangat penting pada anak dengan diare adalah

mencegah dan mengatasi keadaan dehidrasi. Pemberian cairan pengganti (cairan

rehidrasi) baik yang diberikan secara oral (diminumkan) maupun parenteral

(melalui infus) telah berhasil menurunkan angka kematian akibat dehidrasi pada

ribuan anak yang menderita diare.2

Di Indonesia, diare masih merupakan salah satu masalah kesehatan

masyarakat utama. Hal ini disebabkan masih tingginya angka kesakitan dan

menimbulkan banyak kematian terutama pada bayi dan balita, serta sering

menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB).3 Pada saat ini diperkirakan 200-400

kejadian diare di antara 1000 penduduk per tahun. Sebagian besar penderita ( 60-

80 % ) adalah anak dibawah usia 5 tahun, dengan demikian terdapat sekitar 40

juta kejadian diare pada usia ini setiap tahunnya. Sebagian besar darinya ( 1-2 % )

akan jatuh ke dalam dehidrasi. Sebanyak 50-60 % penderita ini akan meninggal

bila tidak mendapatkan pertolongan. Sampai dengan tahun 1995, angka kematian

diare pada semua golongan umur 54 per 100.000 penduduk dan balita sebesar 2,5

per 1000 anak balita setiap tahunnya.4

1