BAB I

17
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan bayi utama dan alami yang sudah dikenal sejak manusia itu ada. ASI dengan komposisi yang unik diciptakan sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembang bayi manusia. ASI mempunyai banyak keunggulan seperti kandungan gizi yang lengkap dan sesuai dengan kebutuhan bayi. ASI mengandung berbagai macam enzim yang membantu mencerna makanan dan juga sebagai anti bakteri seperti lisozim, katalase dan peroksidase ( Mexitallia, 2011). Menurut World Health Organization (WHO) dan American Academy of Pediatrics, pemberian ASI selama paling sedikit 6 bulan dapat menurunkan mortalitas karena diare, penyakit pernapasan dan berbagai penyakit infeksi lainnya (Story and Parish, 2008). Diare merupakan gejala dari suatu penyakit yang paling sering ditemukan pada anak usia balita (Hadi, 2002). K ejadian diare pada anak dapat mempengaruhi pertumbuhan anak tersebut (Sodikin, 2011). 1

description

skripsi

Transcript of BAB I

Page 1: BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan bayi utama dan alami yang

sudah dikenal sejak manusia itu ada. ASI dengan komposisi yang unik

diciptakan sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembang bayi manusia. ASI

mempunyai banyak keunggulan seperti kandungan gizi yang lengkap dan

sesuai dengan kebutuhan bayi. ASI mengandung berbagai macam enzim

yang membantu mencerna makanan dan juga sebagai anti bakteri seperti

lisozim, katalase dan peroksidase ( Mexitallia, 2011).

Menurut World Health Organization (WHO) dan American Academy

of Pediatrics, pemberian ASI selama paling sedikit 6 bulan dapat

menurunkan mortalitas karena diare, penyakit pernapasan dan berbagai

penyakit infeksi lainnya (Story and Parish, 2008).

Diare merupakan gejala dari suatu penyakit yang paling sering

ditemukan pada anak usia balita (Hadi, 2002). Kejadian diare pada anak

dapat mempengaruhi pertumbuhan anak tersebut (Sodikin, 2011).

Secara klinis Menurut WHO (2009) diare di definisikan sebagai

bertambahnya defekasi (BAB) lebih dari biasanya atau lebih dari 3x sehari

disertai dengan perubahan konsistensi tinja menjadi cair dengan atau tanpa

darah. Sedangkan menurut Depkes RI (2005) diare adalah suatu penyakit

dengan tanda-tanda adanya perubahan bentuk dan konsistensi dari tinja yang

melembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi BAB biasanya 3x

atau lebih dalam sehari.

Di Indonesia penyakit diare menjadi beban ekonomi yang tinggi

disektor kesehatan oleh karena rata-rata sekitar 30% dari jumlah tempat tidur

yang ada di rumah sakit ditempati oleh bayi dan anak-anak dengan penyakit

1

Page 2: BAB I

2

diare. Selain itu juga di pelayanan kesehatan primer, diare masih menempati

urutan kedua dalam urutan 10 penyakit terbanyak dipopulasi. Menurut hasil

Riset Kesehatan Dasar tahun 2007 diperoleh bahwa diare masih merupakan

penyebab kematian bayi yang terbanyak yaitu 42% dibanding pneumonia

24%, sedangkan untuk golongan usia 1-4 tahun penyebab kematian karena

diare 25,2% dibanding pneumonia 15,5% (Subagyo dan Santoso, 2012).

Jumlah penderita diare di Kota Palembang per 100.000 penduduk

dilaporkan sebesar 46.738 penderita untuk tahun 2007, pada tahun 2008

sebanyak 33.558 penderita dan pada tahun 2009 sebanyak 54.612 penderita

dengan prevalensi 37,95 (Profil Kesehatan Dinkes Kota Palembang, 2009).

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten atau

kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan

disuatu wilayah kerja. Menurut Dinkes Kota Palembang tahun2006

Puskesmas Merdeka adalah salah satu layanan kesehatan yang paling banyak

digunakan sebagai sarana kesehatan masyarakat. Peserta rawat jalan pada

Puskesmas Merdeka sebanyak 67.660 orang dengan persentase bayi yang

diberi ASI sebanyak 888 orang dari 1214 orang (73,1%). Sedangkan pada

Profil Kesehatan di Puskesmas Merdeka angka kejadian diare pada anak usia

0-1 tahun sebanyak 284 kasus di tahun 2010, pada tahun 2011 terdapat 347

kasus dan pada tahun 2012 sampai dengan bulan September tercatat 225

kasus .

Besarnya angka kejadian diare di Puskesmas Merdeka, dan untuk

mengetahui adakah hubungan pemberian ASI Ekslusif dengan kejadian diare,

maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui adakah hubungan pemberian

ASI ekslusif dengan angka kejadian diare di Puskesmas Merdeka Palembang

Tahun 2012.

Page 3: BAB I

3

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah apakah ada hubungan

pemberian ASI ekslusif terhadap kejadian diare pada bayi usia 0-6 bulan di

Puskesmas Merdeka Palembang periode November- Desember 2012 ?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk diketahuinya hubungan pemberian

ASI ekslusif terhadap kejadian diare pada bayi usia 0-6 bulan di Puskesmas

Merdeka Palembang Tahun 2012.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Diketahuinya distribusi bayi usia 0-3 bulan dan usia 4-6 bulan di

Puskesmas Merdeka Palembang Tahun 2012.

2. Diketahuinya persentase ibu yang memberikan ASI Ekslusif

kepada bayinya yang mengunjungi Puskesmas Merdeka

Palembang tahun 2012.

3. Diketahuinya penyebab terjadinya diare pada bayi yang diberi

ASI ekslusif dengan yang tidak diberi ASI ekslusif di Puskesmas

Merdeka Palembang tahun 2012.

4. Diketahuinya angka kejadian diare di Puskesmas Merdeka

Palembang tahun 2012.

5. Dikehauinya hubungan pemberian ASI Ekslusif dengan angka

kejadian diare di Puskesmas Merdeka Palembang tahun 2012.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

1. Memberikan pengalaman bagi peneliti dalam rangka menambah

wawasan dan informasi mengenai hubungan pemberian ASI

ekslusif dengan angka kejadian diare pada bayi usia 0-6 bulan.

Page 4: BAB I

4

2. Memberikan informasi awal mengenai pentingnya pemberian ASI

Ekslusif terhadap kejadian diare dan sebagai acuan untuk

penelitian selanjutnya.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Memberikan informasi kepada pembuat kebijakan pemerintah

tentang besarnya peran pemberian ASI Ekslusif terhadap kejadian

diare pada bayi sehingga pemerintah bisa membuat suatu kebijakan

untuk meningkatkan pemberian ASI dan menekan angka kejadian

diare.

2. Dapat menjadi informasi bagi petugas kesehatan dan bahan

masukan untuk Pimpinan Puskesmas Merdeka Palembang untuk

menentukan langkah dalam meningkatkan pemberian ASI Ekslusif

dan menekan angka kejadian diare.

3. Dijadikan bahan masukan bagi Fakultas Kedokteran

Muhammadiyah Palembang dan sebagai tambahan informasi dan

referensi untuk memperkaya pustaka institusi.

1.5 Keaslian Penelitian

Dari penelitian sebelumnya seperti penelitian Maharani (2009),

Wijayanti (2010), Bastari (2011), Nabilla (2011), dan Fardiansari (2012)

terlihat bahwa dalam penelitian ini terdapat perbedaan lokasi pengambilan

populasi dan sampel yaitu populasinya adalah bayi yang datang ke

Puskesmas Merdeka Palembang.

Page 5: BAB I

5

Nama Judul Penelitian Desain Penelitian

Populasi Sampel Hasil

Kiki Maharani

Hubungan antara pemberian ASI dan kejadian diare pada bayi di klinik Kasih Bunda Kecamatan Kawedanan Kabupaten Magetan, Jawa Timur tahun 2009.

Case Control

Populasi sasaran adalah bayi (anak usia 0-12 bulan). Populasi sumber adalah bayi yangbertempat tinggal di Kecamatan Kawedanan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, yang mengunjungi puskesmas, posyandu, dan klinik bersalin.

Sampel dipilihdengan teknik “fixed disease sampling”, dengan perbandingan kasus diare :kontrol = 1:2.

Terdapat hubungan antara pemberian ASI eksklusifdan kejadian diare pada bayi. Bayi yang tidak diberi ASI eksklusif memiliki risikountuk mengalami diare lima setengah kali lebih besar daripada bayi yang diberi ASI eksklusif (OR= 5.51; p= 0.026; CI95% 1.23 hingga 24.68).

Page 6: BAB I

6

Nama Judul Penelitian Desain Penelitian

Populasi Sampel Hasil

Winda Wijayanti

Hubungan pemberian ASI Ekslusif dengan kejadian diare pada bayi umur 0-6 bulan di Puskesmas Gilingan Kecamatan Banjarsari Surakarta tahun 2010.

Cross Sectional

Subyek penelitian adalah seluruh bayi yangberusia 0-6 bulan di Puskesmas Gilingan Kecamatan Banjarsari Surakarta denganmenggunakan total sampling.

Subyek akan di klasifikasikan menjadi kelompok yang mendapat ASI Eksklusif dan tidak. Riwayat diare di tanyakan pada setiap orang tua bayi.

Subyek penelitian berjumlah 60 bayi yang terdiri atas 30 bayimendapatkan ASI Eksklusif yang terdiri dari 6 bayi mengalami diare dan 24 bayitidak mengalami diare sedangkan 30 bayi tidak mendapatkan ASI Eksklusif yangterdiri dari 20 bayi mengalami diare dan 10 bayi tidak mengalami diare. Hasilsignifikansi menghasilkan p<0,05 dengan nilai signifikan 0,000 yang berartisignifikan atau bermakna.

Page 7: BAB I

7

Nama Judul Penelitian Desain Penelitian

Populasi Sampel Hasil

Rizki Bastari

Hubungan antara pemberian ASI Ekslusif dan Kejadian diare pada bayi usia 0-12 bulan di Puskesmas Pembina Palembang tahun 2011.

Cross Sectional

Semua bayi usia 0-12 bulan yang bertempat tinggal di Kecamatan Plaju, Palembang, Sumatera Selatan, dan mengunjungi Puskesmas Pembina Plaju, yang terletak di Kecamatan Plaju, Palembang, Sumatera Selatan.

Sampel diambil dari populasi terjangkau yaitu bayi usia 0-12 bulan yang mengunjungi Puskesmas Pembina Plaju Palembang.

Hasil penelitian didapat hubungan yang signifikan antara kejadian diare dengan status pemberian ASI (p = 0.006; r = -0.391). Sedangkan untuk faktor-faktor perancu tidak terdapat hubungan yang signifikan dengan kejadian diare karena nilai r yang hanya berkisar 0 - 0.25 serta memiliki nilai p > 0,05.

Page 8: BAB I

8

Nama Judul Penelitian Desain Penelitian

Populasi Sampel Hasil

Nabilla Hubungan pemberian ASI Ekslusif terhadap kejadian diare pada bayi 0-6 bulan di Puskesmas Kecamatan Duren Sawit Jakarta Timur tahun 2011.

Cross Sectional

Semua ibu yang mempunyai bayi yang berusia 7-12 bulan dan bertempat tinggal di wilayah kerjaPuskesmas Kecamatan Duren Sawit Timur.

Semua ibu yang mempunyai bayi yang berusia 7-12 bulan dan bertempat tinggal di wilayah kerjaPuskesmas Kecamatan Duren Sawit Timur periode Februari 2011.

Hasil penelitian ini adalah dari 41 ibu yang memberikan ASI Ekslusif kepada bayinya didapatkan 6 orang ibu (14,6%) yang bayinya mengalami diare. Sedangkan 22 orang ibu yang tidak memberikan ASI Ekslusif kepada bayinya, didaptkan 12 orang ibu (54,5%) yang bayinya mengalami diare.Diperoleh nilai p<0,05 yaitu 0,002 yang berarti Ho di tolak atau ada hubungan yangsignifikan antara pemberian ASI Ekslusif dengan kejadian diare pada bayi 0-6 bulan.

Page 9: BAB I

9

Nama Judul Penelitian Desain Penelitian

Populasi Sampel Hasil

Fridha Nike

Fardian Sari

Hubungan antara pemerian ASi Ekslusif dengan diare pada bayi di Bagian Kesehatan Ibu dan Anak di Rumah Sakit Islam Ahmad Yani Surabaya tahun 2012.

Cross Sectional

Ibu yang mempunyai bayi usia 6-12 bulan yang memeriksakan bayinya di Bagian Kesehatan Ibu dan Anak Rumah Sakit Islam Ahmad Yani Surabaya.

Semua ibu yang mempunyai bayi usia 6-12 bulan yang memeriksakan bayinya di Bagian Kesehatan Ibu dan Anak Rumah Sakit Islam Ahmad Yani Surabaya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu yang memberikan ASI eksklusif hampir seluruhnya (88,9%) tidak mengalami diare dan hampir setengah yang tidak memberikan ASI eksklusif (76,5%) mengalami diare. Hasil uji chi-square diperoleh r = 0,000 < α = 0,05, maka Ho ditolak yang berarti ada hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan diare pada bayi di Bagian Kesehatan Ibu dan Anak Rumah Sakit Islam Ahmad Yani Surabaya.