BAB I

7
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Menurut International Headache Society (2004), migrain adalah nyeri kepala dengan serangan nyeri yang berlangsung 4-72 jam. Nyeri biasanya unilateral, sifatnya berdenyut, intensitas nyerinya sedang sampai berat, diperberat oleh aktivitas, dapat disertai mual, muntah, fotofobia dan fonofobia. Migrain terjadi pada 18% wanita dan 6% pria sepanjang hidupnya. Prevalensi tertinggi usia 25-55 tahun. Migrain lebih sering terjadi pada anak laki-laki sebelum usia 12 tahun. (Gilroy, 2000). Untuk meningkatkan kualitas hidup pasien migrain, profilaksis dapat mengurangi frekuensi pada nyeri kepala, keparahan nyeri kepala, dan lamanya durasi pada nyeri kepala. Profilaksis dengan obat (farmakologi) dan tanpa obat (gaya hidup penderita). Obat-obat yang

description

skripsi

Transcript of BAB I

Page 1: BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Menurut International Headache Society (2004), migrain adalah nyeri

kepala dengan serangan nyeri yang berlangsung 4-72 jam. Nyeri biasanya

unilateral, sifatnya berdenyut, intensitas nyerinya sedang sampai berat, diperberat

oleh aktivitas, dapat disertai mual, muntah, fotofobia dan fonofobia. Migrain

terjadi pada 18% wanita dan 6% pria sepanjang hidupnya. Prevalensi tertinggi

usia 25-55 tahun. Migrain lebih sering terjadi pada anak laki-laki sebelum usia 12

tahun. (Gilroy, 2000).

Untuk meningkatkan kualitas hidup pasien migrain, profilaksis dapat

mengurangi frekuensi pada nyeri kepala, keparahan nyeri kepala, dan lamanya

durasi pada nyeri kepala. Profilaksis dengan obat (farmakologi) dan tanpa obat

(gaya hidup penderita). Obat-obat yang dipakai untuk profilaksis migrain terdiri

dari beberapa golongan yaitu terdiri dari golongan anti konvulsan, golongan anti

depresan, golongan beta bloker adrenergik, dan lain-lain.

(Rizzoli,2012).Profilaksis migrain dengan tanpa obat adalah mengatur pola makan

(tidak mengkonsumis alkohol, tidak mengkonsumsi monosodium glutamat,

mengkonsumsi karbohidrat kompleks, dan lain-lain) dan pengelolaan stress pada

pasien penderita migrain juga dapat mengurangi frekuensi, keparahan dan durasi

migrain. (Kokavec, 2014).

Page 2: BAB I

Profilaksis digunakan untuk penderita migrain pada pasien gangguan

hepar, dari banyaknya golongan obat profilaksis tersebut beberapa yang dapat

mengganggu fungsi hepar, maka dari itu dipilih beberapa obat yang aman untuk

penderita migrain pada gangguan hepar, yaitu obat yang mekanisme kerjanya

tidak dimetabolisme di hepar yaitu topiramat dan gabapentin sebagai profilaksis

migrain.

Berobat pada dasarnya dianjurkan dalam agama islam sebab berobat

termasuk upaya memelihara jiwa dan raga, dan ini termasuk salah satu tujuan

syari’at islam ditegakkan, yaitu salah satunya dalilnya adalah hadits Usamah bin

Syarik radhiallahu anhu dia berkata: Para orang Arab baduwi berkata: Wahai

Rasulullah, tidakkah kami ini harus berobat (jika sakit)?” Beliau menjawab:

Artinya :“Ya wahai sekalian hamba Allah, berobatlah kalian. Karena sesungguhnya Allah tidak menciptakan suatu penyakit melainkan menciptakan juga obat untuknya kecuali satu penyakit.” Mereka bertanya, “Penyakit apakah itu wahai Rasulullah?” Beliau menjawab: “Yaitu penyakit tua (pikun).” (HR. Abu Daud no. 3357 dan At-Tirmizi no. 1961).

Profilaksis diperlukan pada pasien dengan gejala migrain yang berat dan

menggangu aktivitas sehari-hari, dipilih obat profilaksis aman untuk pasien

dengan gangguan hati. Oleh karena itu, penulis merasa perlu untuk membahas

lebih lanjut mengenai perbandingan topiramat dan gabapentin sebagai profilaksis

migrain pada pasien dengan gangguan hepar ditinjau dari kedokteran dan Islam.

Page 3: BAB I

1.2 Permasalahan

1. Bagaimana perbandingan topiramat dan gabapentin sebagai profilaksis

migrain pada pasien dengan gangguan hepar ditinjau dari segi kedokteran?

2. Bagaimana perbandingan topiramat dan gabapentin sebagai profilaksis

migrain pada pasien dengan gangguan hepar ditinjau dari segi Islam?

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1. Tujuan Umum

Memahami dan mampu menjelaskan tentang profilaksis migrain yang

menggunakan topiramat dibandingkan gabapentin pada pasien gangguan hepar

ditinjau dari kedokteran dan Islam.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Mengetahui dan mampu menjelaskan tentang tentang profilaksis migrain

yang menggunakan topiramat dibandingkan gabapentin pada pasien

gangguan hepar ditinjau dari kedokteran.

2. Mengetahui dan mampu menjelaskan tentang tentang profilaksis migrain

yang menggunakan topiramat dibandingkan gabapentin pada pasien

gangguan hepar ditinjau dari Islam

Page 4: BAB I

1.4. Manfaat

1.4.1. Bagi Penulis

Untuk menambah pengetahuan dalam bidang ilmu kedokteran dan agama

Islam mengenai perbandingan topiramat dan gabapentin sebagai profilaksis

migrain pada pasien dengan gangguan hepar ditinjau dari medis dan Islam, serta

menambah pengalaman cara menyusun karya tulis yang baik dan benar.

1.4.2. Bagi Civitas Akademika Universitas YARSI

Diharapkan skripsi ini dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan bagi

civitas akademika Universitas YARSI, dapat menjadi tambahan kepustakaan

selain buku pedoman ilmu kedokteran yang lain, serta sumber rujukan mengenai

perbandingan topiramat dan gabapentin sebagai profilaksis migrain pada pasien

dengan gangguan hepar, ditinjau dari kedokteran dan Islam.

1.4.3. Bagi Masyarakat

Diharapkan penulisan skripsi ini dapat memberikan informasi kepada

masyarakat mengenai perkembangan profilaksis migrain yang semakin meningkat

serta menambah pengetahuan profilaksis migrain dengan menggunakan topiramat

dan gabapentin pada pasien dengan gangguan hepar ditinjau dari kedokteran dan

Islam.

Page 5: BAB I