BAB I
description
Transcript of BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN PEMBELAJARAN
Mahasiswa dapat mengaplikasikan nilai – nilai Pancasila dalam kehidupan sehari
– hari
A. Sila Kesatu Mengandung Nilai Moral :
1. Percaya dan takwa kepada Tuhan YME menurut agama masing – masing
2. Membina kerjasama dan toleransi antar pemeluk agama dan penganut
kepercayaan kepada Tuhan YME
3. Mewujudkan kerukunan antar dan inter pemeluk agama
4. Mengakui setiap warga Negara bebas menjalankan ibadah
5. Tidak memaksakan agama dan kepercayaan kepada orang lain
B. Sila Kedua Mengandung Nilai Moral :
1. Mengakui setiap manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan YME memiliki
kodrat yang sama tanpa melihat perbedaan latar belakang.
2. Mengembangkan sikap saling mencintai, tenggang rasa, tidak semena –
mena terhadap orang lain.
3. Mengakui, menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain
C. Sila Ketiga Mengandung Nilai Moral :
1. Menempatkan kepentingan dan keselamatan bangsa dan Negara di atas
kepentingan dan keselamatan pribadi atau golongan
2. Menjunjung tinggi persatuan berdasarkan prinsip Bhineka Tunggal Ika
3. Memajukan pergaulan untuk persatuan bangsa
D. Sila Keempat Mengandung Nilai Moral :
1. Bersedia musyawarah yang didorong oleh semangat kekeluargaan
2. Mengambil keputusan yang bersifat populis dengan menjunjung nilai
kemanusiaan, kebenaran, persatuan, keadilan, dan dapat
dipertanggungjawabkan kepada Tuhan YME
3. Mengakui bahwa manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan
kewajiban yang sama
E. Sila Kelima Mengandung Nilai Moral :
1. Adanya kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan social
2. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban
3. Suka bekerja keras dan menghargai karya orang lain
4. Hidup sederhana dan tidak boros
C. RUMUSAN MASALAH
Dalam scenario kasus diskusi kelompok ini, masalah yang akan dibahas adalah
1. Kasus tersebut bertentangan dengan Pancasila sila ke berapa ?
2. Nilai – nilai Pancasila manakah yang dilanggar ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. ANALISIS MASALAH
Skenario Kasus
1. Dalam suatu perjalanan, seorang ibu menggendong anak usia balita dan tidak
kebagian tempat duduk. Si ibu bersusah payah berdiri menahan keseimbangan
dalam bus agar tidak terjatuh. Seorang pemuda duduk santai seakan akan tidak
melihat kepayahan seorang ibu menggendong anaknya. Di sebuah halte bis,
naiklah gadis muda ke bis yang sudah penuh sesak. Pemuda tadi serta merta
mengembangkan senyum dan berdiri mempersilakan si gadis untuk duduk.
2. Keluarga besar Mr. Moro sangat unik, yaitu memiliki anak dan menantu yang
berbeda-beda agamanya. Setiap hari-hari besar agama, rumah Mr. Moro selalu
ramai karena anak-anak dan menantunya selalu merayakan hari raya sesuai
agama yang dianutnya.
3. Kebijakan pemerintah terhadap pelayanan kesehatan kepada masyarakat masih
menjadi perdebatan, seperti pembagian Raskin (Beras untuk Keluarga Miskin)
dan JAMKESMAS yang belum tepat sasaran. Dengan alasan pemerataan dan
kebijakan kepala RT yang disetujui aparat desa, maka Raskin dibagi rata siapa
yang berani yang membeli dia yang dapat, sehingga keluarga yang benar –
benar miskin sering kali tidak kebagian karena tidak memiliki uang cukup
untuk membelinya. Sementara JAMKESMAS pun demikian, selain prosedur
yang rumit, pada umumnya yang memiliki JAMKESMAS adalah keluarga
kerabat aparat pemerintah desa. Tetapi banyak keluarga miskin yang justru
tidak mendapatkan fasilitas JAMKESMAS.
4. Nona XX adalah seorang dokter. Dia merasa tertekan dan sedih ketika
melayani pasien miskin. Dia merasa tidak pantas melayani orang miskin,
karena di rumahnya Nona XX memiliki banyak pembantu yang selalu
melayaninya.
5. Rumah kos di sebuah gang dekat kampus di gerebeg masyarakat. Rumah kos
yang selalu tertutup dan eksklusif itu meresahkan warga karena sering
dijadikan lokasi ibadah/ ritual keagamaan yang menyimpang.
6. Di daerah terpencil Si X sebagai tenaga medis mendapat panggilan untuk
mengobati orang tidak mampu, dia tidak bersedia alsannya sudah mempunyai
janji dengan teman-temannya untuk ke kota.
7. Sebagai tenaga medis yang baru, Si X ditempatkan di suatu daerah terpencil
dan kebetulan masyarakatnya lebih percaya ke dukun, sehingga si X
menolaknya.
8. Dokter X dengan diam-diam melakukan proses aborsi di tempat prakteknya
dengan alasan membantu pasien, khususnya wanita yang hamil di luar nikah
agar tidak mengalami depresi.
9. Dokter Y tidak mau bekerjasama dengan dokter lainnya di rumah sakit karena
merasa dirinya paling hebat.
10. Dokter Z langsung memutuskan terapi yang akan dilakukan kepada pasien dan
tidak memberi kesempatan kepada pasien untuk memilih terapi yang sesuai
dengan keinginan pasien.
B. PEMECAHAN MASALAH
1. Dalam kasus pertama ini, sikap pemuda tersebut bertentangan dengan sila ke-
2. Hal yang dilanggar dalam kasus ini adalah :
a. Mengakui setiap manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan YME memiliki
kodrat yang sama tanpa melihat perbedaan latar belakang, dan
b. Mengembangkan sikap saling mencintai, tenggang rasa, tidak semena –
mena terhadap orang lain.
Pembahasan menganai kasus ini adalah pemuda tersebut hanya
mempersilakan duduk gadis yang baru saja naik dibandingkan ibu yang
sedang menggendong anaknya. Hal ini bertentangan karena pemuda tersebut
melihat latar belakang daripada setiap individu, padahal seharusnya tidak
melihat perbedaan latar belakang manusia. Sikapnya yang semena – mena
dengan memilih siapa yang pantas untuk duduk juga bertentangan dengan hal
tersebut.
2. Dalam kasus kedua ini, terlihat tidak adanya pelanggaran Pancasila, bahkan
sesuai dengan sila ke-1. Namun, ada beberapa konteks yang melanggar, yaitu
sila ke-1 itu sendiri. Adapun hal yang dilanggar adalah
a. Percaya dan takwa kepada Tuhan YME menurut agama masing – masing,
dan
b. Tidak memaksakan agama dan kepercayaan kepada orang lain.