BAB I

2
BAB I PENDAHULUAN Indonesia merupakan Negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai leluhur dan keyakinannya. Transseksual merupakan salah satu problem masyarakat yang sulit diatasi. Masyrakat banyak yang menganggap transseksual menyimpang dari keyakinan dan agama. Banyak sekali kasus- kasus yang menolak, mengintimidasi, melecehkan, bahkan tindak kekerasan pada kaum transseksual. Seorang transseksual menolak jenis kelamin anatomisnya atau merasa risih dengannya, tidak peduli ia dibesarkan sebagai pria atau wanita. Idenitas gendernya berlawanan dengan jenis kelamin biologisnya, ada hasrat untuk hidup dan diterima sebagai salah satu anggota dalam kelompok lawan jenisnya. Bila misalnya ia laki-laki secara biologis, tetapi secara psikologis perempuaan maka ia tertarik pada laki-laki, tetapi ia bukan homoseksual. Dapat dikatakan bahwa “jenis kelamin”-nya dan “jenis kelamin psikologis”-nya bertentangan. Tidak ada statistik yang dapat diandalkan mengenai prevalensi transseksual. DSM-V (1994) mengutip prevalensi sekitar 1 dalam 30.000 laki-laki transseksual di Amerika Serikat. Perkiraan paling sering dikutip dari prevalensi

description

psiciatric

Transcript of BAB I

Page 1: BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan Negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai leluhur dan

keyakinannya. Transseksual merupakan salah satu problem masyarakat yang sulit

diatasi. Masyrakat banyak yang menganggap transseksual menyimpang dari

keyakinan dan agama. Banyak sekali kasus-kasus yang menolak, mengintimidasi,

melecehkan, bahkan tindak kekerasan pada kaum transseksual.

Seorang transseksual menolak jenis kelamin anatomisnya atau merasa risih

dengannya, tidak peduli ia dibesarkan sebagai pria atau wanita. Idenitas gendernya

berlawanan dengan jenis kelamin biologisnya, ada hasrat untuk hidup dan diterima

sebagai salah satu anggota dalam kelompok lawan jenisnya. Bila misalnya ia laki-laki

secara biologis, tetapi secara psikologis perempuaan maka ia tertarik pada laki-laki,

tetapi ia bukan homoseksual. Dapat dikatakan bahwa “jenis kelamin”-nya dan “jenis

kelamin psikologis”-nya bertentangan.

Tidak ada statistik yang dapat diandalkan mengenai prevalensi transseksual.

DSM-V (1994) mengutip prevalensi sekitar 1 dalam 30.000 laki-laki transseksual di

Amerika Serikat. Perkiraan paling sering dikutip dari prevalensi dari Amsterdam

Gender dyshoria Klinik. Data tersebut, mencakup lebih dari 4 dekade dimana klinik

telah diperlakukan secara kasar 95% dari waria belanda, memberikan angka 1: 10.000

laki-laki dan 1 : 30.000 perempuan mengalami transseksual.