BAB I

8
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Air adalah sumber daya penting untuk kehidupan di dunia. Semua makhluk hidup membutuhkan air untuk kelangsungan hidup, seperti manusia, hewan dan tumbuhan (Burgan, 2012). Air juga berperan dalam berbagai aspek kehidupan seperti untuk kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga, transportasi, pembangkit tenaga listrik, rekreasi, pertanian, dan perikanan (Marsono, 2009). 55% air merupakan penyusun tubuh manusia dewasa, dan hanya delapan hari tanpa minum manusia bisa bertahan hidup (Burgan, 2012). Air juga merupakan media untuk berlangsungnya seluruh proses kimia di dalam tubuh makhluk hidup (Marsono, 2009). Dan air yang kita gunakan itu sebaiknya berasal dari sumber yang bersih. Sarana penyediaan air bersih yang banyak diusahakan oleh pemerintah salah satunya adalah sumur gali karena keberadaannya dipandang efisien dan efektif guna memenuhi kebutuhan hidup keluarga (Marsono, 2009). Sumur gali merupakan contoh dari air dangkal yang kedalamannya kurang lebih 15 meter di bawah permukaan tanah. Jumlah air yang terkandung pada kedalaman ini cukup terbatas. 1

description

adsfslak

Transcript of BAB I

Page 1: BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Air adalah sumber daya penting untuk kehidupan di dunia. Semua

makhluk hidup membutuhkan air untuk kelangsungan hidup, seperti

manusia, hewan dan tumbuhan (Burgan, 2012). Air juga berperan dalam

berbagai aspek kehidupan seperti untuk kegiatan sehari-hari dalam rumah

tangga, transportasi, pembangkit tenaga listrik, rekreasi, pertanian, dan

perikanan (Marsono, 2009).

55% air merupakan penyusun tubuh manusia dewasa, dan hanya

delapan hari tanpa minum manusia bisa bertahan hidup (Burgan, 2012). Air

juga merupakan media untuk berlangsungnya seluruh proses kimia di dalam

tubuh makhluk hidup (Marsono, 2009). Dan air yang kita gunakan itu

sebaiknya berasal dari sumber yang bersih.

Sarana penyediaan air bersih yang banyak diusahakan oleh

pemerintah salah satunya adalah sumur gali karena keberadaannya

dipandang efisien dan efektif guna memenuhi kebutuhan hidup keluarga

(Marsono, 2009). Sumur gali merupakan contoh dari air dangkal yang

kedalamannya kurang lebih 15 meter di bawah permukaan tanah. Jumlah air

yang terkandung pada kedalaman ini cukup terbatas. Biasanya hanya

digunakan untuk keperluan rumah tangga, minum, mandi dan mencuci

(Alamsyah, 2007).

Air yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari pada

dasarnya harus memenuhi standar baku kualitas air, baik secara fisik

(berdasarkan pada kekeruhan, bau, rasa, jumlah padatan terapung, suhu dan

warna), kimia (berdasarkan pH, kandungan bahan kimia organik, kandungan

bahan kimia anorganik dan tingkat kesadahan rendah), dan biologis

(berdasarkan pada kehadiran kelompok-kelompok mikroba tertentu seperti

mikroba patogen, pencemar, dan penghasil toksin) (Alamsyah, 2007).

Sedangkan menurut World Health Organization tentang standar air minum

bahwa semua sampel air tidak boleh mengandung bakteri Coliform. Dan

1

Page 2: BAB I

2

kualitas air semakin baik bila semakin sedikit kandungan bakteri Coliform

(Suriaman, 2008).

Dewasa ini, kuantitas air sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan

yang terus meningkat dan kualitas air domestik yang semakin menurun

menjadi masalah utama yang dihadapi oleh sumber daya air (Marsono,

2009).

Masalah turunnya kualitas air di Indonesia pada dasarnya

disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kegiatan industri, domestik dan

kegiatan lain yang berdampak negatif terhadap sumber daya air. Kondisi ini

dapat menimbulkan gangguan, kerusakan dan berbahaya bagi semua

makhluk hidup yang tergantung pada sumber daya air (Purbowarsito, 2011).

Salah satu dari penyebab turunnya kualitas air juga disebabkan oleh

meningkatnya jumlah penduduk di suatu daerah. Meningkatnya jumlah

penduduk di suatu daerah dapat menyebabkan terjadinya kepadadatan

penduduk, hal ini ditinjau juga dari luas wilayah di daerah tersebut (Sutama

dan Sukimin, 2009).

Turunnya kualitas air akibat kepadatan penduduk terjadi karena

jumlah penduduk yang tinggal di daerah tertentu dengan luas wilayah yang

minimal mampu menghasilkan jumlah sampah dan limbah dalam jumlah

besar dalam bentuk senyawa organik maupun anorganik yang dibuang ke

lingkungan sehingga berpengaruh terhadap air tanah (Haumahu, 2010). Hal

ini dapat menyebabkan tercemarnya air tanah di daerah tersebut.

Adanya pengaruh kepadatan penduduk terhadap pencemaran air

sesuai dengan hasil penelitian Haumahu (2010) bahwa kepadatan penduduk

yang tinggi di kota Ambon memberikan pengaruh besar terhadap kualitas

air tanah di kota Ambon.

Selain kepadatan penduduk, tercemarnya air juga bisa disebabkan

oleh adanya suatu mikroorganisme. Salah satu dari mikroorganisme ini

adalah keberadaan bakteri Coliform. Mikroorganisme ini ada yang bersifat

patogen yang dapat menimbulkan penyakit pada manusia (Tururaja, 2010).

Bakteri Coliform masuk dalam famili Enterobacteriaceae yang

memiliki 14 genus (Tururaja, 2010). Bakteri ini masuk dalam kelompok

Page 3: BAB I

3

bakteri Gram negatif yang tidak dapat membentuk spora, bersifat aerobik

dan aerobik fakultatif, dan pada suhu 370c selama 48 jam inkubasi dapat

memfermentasi laktosa dengan membentuk gas CO2. Indikator kehadiran

bakteri Coliform yang ada di dalam air dibedakan dalam 2 kelompok, yaitu

Coliform fecal yang berasal dari tinja manusia dan hewan berdarah panas

(misalnya Escherichia coli) dan Coliform non-fecal yang berasal dari hewan

dan tumbuhan yang telah mati (misalnya Enterobacter aerogenes)

(Prayitno, 2009).

E. coli adalah salah satu bagian dari kelompok bakteri Coliform yang

paling banyak digunakan sebagai indikator sanitasi karena merupakan

bakteri komensal pada usus manusia dan umumnya bukan patogen

penyebab penyakit. Tetapi, keberadaan E. coli yang bersifat fecal pada air

yang dikonsumsi terus menerus dalam jangka waktu panjang dapat

menyebabkan penyakit radang usus, diare, infeksi pada saluran kemih atau

penyakit saluran empedu (Prayitno, 2009).

Hal ini didukung oleh penelitian Tresia Tururaja (2010) tentang

Bakteri Coliform di Perairan Teluk Doreri, Manokwari Aspek Pencemaran

Laut dan Indetifikasi Species, dan penelitian Diana Silvya (2008) tentang

penentuan kualitas air minum terhadap parameter pH, TDS, COD, besi,

kesadahan total kandungan bakteri E.coli dan Coliform pada beberapa

rumah makan di sekitar ATR tawar Kota Padang yang menunjukkan bahwa

bakteri Coliform sering terdapat pada air yang tercemar.

Dilihat dari aspek wilayah, luasnya lahan pertanian, banyaknya

masyarakat yang melakukan transmigrasi ke Kelurahan Cilodang, dan

adanya peternakan di Kelurahan Cilodang, serta hampir semua kepala

keluarga memiliki sumur gali sebagai sumber air yang digunakan untuk

memenuhi kebutuhan sehari-hari, diduga air sumur yang terdapat di

Kelurahan Cilodang Kecamatan Pelepat Kabupaten Bungo Jambi

terkontaminasi oleh bakteri Coliform.

Kelurahan Cilodang termasuk dalam kawasan Kuamang Kuning

yang terdiri dari 19 kelurahan. Kelurahan Cilodang berbeda dengan

kelurahan lainnya dalam kawasan Kuamang Kuning. Kelurahan Cilodang

Page 4: BAB I

4

merupakan daerah yang berbukit, terhampar sawah yang cukup luas dan

pabrik kelapa sawit PT. Sari Aditya Loka-2 terdapat di kelurahan ini.

Karena hal itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah

bakteri Coliform pada air sumur yang ada di Kelurahan Cilodang

Kecamatan Pelepat Kabupaten Bungo Jambi pada bulan Agustus tahun 2012

menggunakan uji kualitatif dengan metode Most Probable Number dan

mengetahui korelasi kepadatan penduduk di Kelurahan Cilodang terhadap

jumlah bakteri Coliform pada air sumur serta untuk mengetahui kualitas air

yang ada di daerah tersebut.

I.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah penelitian ini adalah :

1. Berapakah rata-rata jumlah bakteri Coliform pada air sumur yang ada di

Kelurahan Cilodang Jambi pada bulan Agustus tahun 2012 ?

2. Bagaimanakah kualitas air sumur yang ada di Kelurahan Cilodang Jambi

pada bulan Agustus tahun 2012 ?

3. Apakah air sumur di Kelurahan Cilodang Jambi pada bulan Agustus

tahun 2012 memenuhi persyaratan air minum yang layak digunakan ?

4. Apakah ada korelasi antara kepadatan penduduk terhadap jumlah bakteri

Coliform di Kelurahan Cilodang Jambi pada bulan Agustus tahun 2012 ?

I.3. Tujuan Penelitian

I.3.1 Tujuan umum

Mengetahui pencemaran air sumur yang digunakan setiap hari oleh

masyarakat di Kelurahan Cilodang Jambi.

I.3.2 Tujuan khusus

1. Mengetahui rata-rata jumlah bakteri Coliform pada air sumur yang ada

di Kelurahan Cilodang Jambi pada bulan Agustus tahun 2012

2. Mengetahui kualitas air sumur yang digunakan di Kelurahan Cilodang

Jambi pada bulan Agustus tahun 2012

3. Mengetahui kelayakan air sumur di Kelurahan Cilodang Jambi pada

bulan Agustus tahun 2012 sebagai sumber air minum

Page 5: BAB I

5

4. Mengetahui korelasi antara kepadatan penduduk terhadap jumlah bakteri

Coliform di Kelurahan Cilodang Jambi pada bulan Agustus tahun 2012

I.4. Manfaat

Dari hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk :

1. Diri sendiri

Penelitian ini dapat menambah pengetahuan kedokteran

khususnya dibidang kesehatan dan mikrobiologi.

2. Fakultas kedokteran UPN “Veteran” Jakarta

Penelitian ini bisa menambah sumber literatur pembelajaran

dan koleksi penelitian yang ada di perpustakaan Fakultas Kedokteran

UPN “Veteran” Jakarta.

3. Masyarakat Kelurahan Cilodang Jambi

a. Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tentang air yang

layak digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari pada

masyarakat di Kelurahan Cilodang Jambi

b. Hasil penelitian dapat memberikan masukan kepada masyarakat di

Kelurahan Cilodang Jambi tentang bagaimana mendapatkan dan

menjaga sumber air yang baik untuk digunakan memenuhi

kebutuhan

4. Pembaca dan masyarakat umum

Diharapkan pembaca dan masyarakat umum dapat mengerti

dan mengetahui sumber air sumur yang layak digunakan dan faktor-

faktor yang mempengaruhi tercemarnya air sumur.