BAB I
-
Upload
ardian-sandhi-pramesti -
Category
Documents
-
view
17 -
download
1
description
Transcript of BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Penuaan adalah suatu proses penghilangan secara perlahan – lahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki atau menggantikan dan
mempertahankan fungsi normal sel sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi
dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Nugroho, 2000).
Kecepatan perubahan fungsi ini, sering dikenal sebagai perubahan
biologis yang berbeda-beda antara satu individu dengan lainnya, bahkan antara sel
yang satu dengan sel lainnya. Perubahan yang terjadi meliputi proses kematian sel
yang diikuti penggantian sel dengan yang baru. Tetapi pada batas tertentu, proses
kematian dari sel akan terus berlanjut sehingga terjadi penurunan fungsi organ
yang bersangkutan (Klastz and Goldman, 2003; Constantinides, 1994)
Pada manusia, secara subklinik perubahan biologis ini telah dapat
dideteksi pada usia kronologis 35 tahun, dan proses ini mulai tampak jelas secara
klinis pada usia 60 tahun keatas. Beberapa teori yang dipakai untuk menjelaskan
proses ini, diantaranya teori radikal bebas, teori genetik (cross-links-theory), teori
glikosil dan teori telomerase. (Klastz and Goldman, 2003)
Setiap kromosom ekariotik terdiri dari molekul tunggal DNA yang
berhubungan dengan berbagai protein. Molekul DNA pada kromosom ekariotik
adalah linear dan memiliki dua ujung. Molekul DNA ini mengandung kumpulan
linear gen – gen yang mengkode protein dan RNA yang bercampur dengan
1
noncoding DNA. Noncoding DNA terdiri dari daerah panjang (long stretches)
yang membangun sentromer dan telomere (Chan, S.W, 2002)
Melindungi integritas genom adalah usaha yang penting untuk
meneruskan kelangsungan hidup sel mamalia. Fungsi telomere adalah melindungi
kromosom dari degradasi, rekombinasi, atau fusi untuk mencegah ujung
kromosom yang terdeteksi sebagai untaian lepas, sehingga mampu menjaga
integritas dan kestabilan genom. Telomer pada sebagaian besar ekariota terdiri
dari pengulangan untaian TTAGGG. (Blackburn EH, 2000; de Lange dan T.
Shelterin, 2005)
Penuaan sel selalu dikaitkan pula dengan pemendekan telomere pada
setiap kali membelah yang berperan sebagai penyebab penuaan sel. Pemendekan
telomere disebabkan oleh ketidak-mampuan enzim DNA polimerase untuk
menyelesaikan replikasi pada ujung kromosom linier yang mengakibatkan
kehilangan sebagian dari ulangan telomere yaitu TTAGGG. Pada akhirnya
telomere akan memendek secara bertahap pada setiap pembelahan sel (dengan
penuaan) yang mengakibatkan kromosom tidak stabil. (Yulianto, 2009)
Mekanisme perpanjangan telomere menggunakan enzim telomerase yang
menambah telomere (TTAGGG) repeate pada ujung kromosom. Studi terbaru
dengan menggunakan ekstrak dari enzim telomerase telah terbukti dapat
memperpanjang telomere dan memperlambat pemendekan telomere yang tentu
saja memberikan efek yang menguntungkan. (Blasco AM, 2007)
Anggota badan manusia pada hakekatnya adalah milik Allah yang
dianugerahkan-Nya untuk dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Allah
2
memerintahkan untuk menjaga kesehatan serta memerintakan untuk berobat,
sebab Allah tidak menciptakan penyakit tanpa ada obatnya, kecuali satu penyakit
yaitu tua. (Riyadi, 2012)
Penelitian tentang telomere yang terkait dengan terapi anti-aging sangat
berhubungan dengan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan. Islam sangat
menitikberatkan ilmu pengetahuan sebagai suatu yang penting dalam kehidupan.
Berdasarkan ulasan ini maka penulis mengajukan skripsi yang berjudul “Pengaruh
perpanjangan telomere dengan terapi anti-aging ditinjau dari ilmu kedokteran dan
islam” melalui penelusuran literatur dan sumber pendukung lainnya. (Hassan,
2004)
I.2 Permasalahan
1. Bagaimana reaksi biokimia terhadap perpanjangan telomere.
2. Faktor apa saja yang berperan dalam terapi anti aging.
3. Bagaimana hubungan perpanjangan telomere dengan terapi anti aging.
I.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
1. Mengetahui tentang peranan perpanjangan telomere pada terapi
anti-aging.
3
2. Tujuan Khusus
1. Menjelaskan tentang perpanjangan telomere pada terapi anti-
aging ditinjau dari kedokteran.
2. Menjelaskan pandangan islam tentang perpanjangan telomere
pada terapi anti-aging.
I.4 Manfaat
1. Bagi penulis, yaitu menambah pengetahuan berkaitan dengan
peranan perpanjangan telomere pada terapi anti – aging serta
untuk bekal cara penulisan ilmiah yang baik dan benar.
2. Bagi universitas YARSI, yaitu menambah sumber pengetahuan
dalam kepustakaan Universitas YARSI.
3. Bagi peneliti, yaitu menambah pengetahuan tentang peranan
perpanjangan telomere pada terapi anti-aging serta dapat
dipergunakan untuk bahan referensi penelitian selanjutnya
4. Bagi masyarakat pada umumnya yaitu mengetahui perkembangan
terbaru pada penangan terhadap terapi anti-aging.
4