Bab I

5
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengan semakin meningkatnya taraf hidup manusia dewasa ini, maka kebutuhan akan berbagai hal juga mengalami peningkatan seperti kebutuhan akan sandang, kesehatan, papan, pangan, pendididikan dan lain sebagainya. Berbagai usaha dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Misalnya dengan menambahkan bahan tambahan dalam makanan dengan maksud untuk meningkatkan kualitasnya dari makanan tersebut. Yang dimaksud dengan bahan tambahan makanan atau Food Additivesmenurut FAO/WHO dalam kongresnya di Roma pada tahun 1965 adalah bahan-bahan yang dapat ditambahkan dengan sengaja ke dalam makanan dan biasanya dalam jumlah sedikit dengan maksud untuk memperbaiki warna, tekstur atau memperpanjang masa simpan. 1 Bahan tambahan sintetik lebih banyak digunakan karena bahan tambahan sintetik mempunyai beberapa kelebihan, yaitu dapat diproduksi secara besar- besaran, harganya murah, penggunaannya mudah sehingga dapat dipergunakan dengan lebih effisien. Namun dalam pembuatan senyawa tersebut sering terjadi ketidak sempurnaan proses sehingga memungkinkan terdapatnya senyawa- senyawa yang berbahaya bagi kesehatan dan kadang-kadang bersifat 1

Transcript of Bab I

Page 1: Bab I

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dengan semakin meningkatnya taraf hidup manusia dewasa ini, maka

kebutuhan akan berbagai hal juga mengalami peningkatan seperti kebutuhan

akan sandang, kesehatan, papan, pangan, pendididikan dan lain sebagainya.

Berbagai usaha dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Misalnya dengan

menambahkan bahan tambahan dalam makanan dengan maksud untuk

meningkatkan kualitasnya dari makanan tersebut. Yang dimaksud dengan bahan

tambahan makanan atau “Food Additives” menurut FAO/WHO dalam

kongresnya di Roma pada tahun 1965 adalah bahan-bahan yang dapat

ditambahkan dengan sengaja ke dalam makanan dan biasanya dalam jumlah

sedikit dengan maksud untuk memperbaiki warna, tekstur atau memperpanjang

masa simpan.1

Bahan tambahan sintetik lebih banyak digunakan karena bahan tambahan

sintetik mempunyai beberapa kelebihan, yaitu dapat diproduksi secara besar-

besaran, harganya murah, penggunaannya mudah sehingga dapat dipergunakan

dengan lebih effisien. Namun dalam pembuatan senyawa tersebut sering terjadi

ketidak sempurnaan proses sehingga memungkinkan terdapatnya senyawa-

senyawa yang berbahaya bagi kesehatan dan kadang-kadang bersifat

1

Page 2: Bab I

2

karsinogenik yang dapat merangsang terjadinya kanker pada hewan maupun

manusia.1

Penggunaan boraks sebagai bahan tambahan pangan dilarang, sesuai

dengan PerMenkes No. 722 / Menkes / Per / IX / tahun 1988 tentang Bahan

Tambahan Makanan. Boraks berbahaya terhadap kesehatan karena, beracun

terhadap semua sel. Bila tertelan boraks dapat mengakibatkan efek pada susunan

saraf pusat, ginjal dan hati. Konsentrasi tertinggi dicapai selama ekskresi. Ginjal

merupakan organ yang banyak mengalami kerusakan dibandingkan dengan organ

lain. Dosis fatal untuk dewasa 15-20 g dan untuk anak-anak 3-6 g .2

Biasanya produk yang mengandung boraks adalah pangan dengan kode

SP ( pangan yang diproduksi oleh industri rumah tangga ) dan lebih dari 3/4 ( 80

%) adalah dari produk yang tidak terdaftar. Pangan yang paling banyak

mengandung boraks adalah mie basah, bakso, makanan ringan dan kerupuk.3

Padahal boraks hanya boleh digunakan sebagai bahan mematri logam,

pembuatan gelas dan enamel, pengawet dan anti jamur kayu, obat untuk kulit

dalam bentuk salep, sebagai antiseptik, pembasmi kecoa, dan campuran

pembersih.2

Efek negatif dari penggunaan boraks dalam pemanfaatannya yang salah

pada kehidupan dapat berdampak sangat buruk pada kesehatan manusia. Boraks

dapat menimbulkan efek racun yang sangat berbahaya pada sistem metabolisme

Page 3: Bab I

3

tubuh manusia sebagai halnya zat-zat tambahan makanan lain yang merusak

kesehatan manusia.2

Mengkonsumsi boraks dalam makanan tidak secara langsung berakibat

buruk, namun sifatnya terakumulasi (tertimbun) sedikit demi sedikit didalam

organ hati, otak, ginjal dan testis. Boraks tidak hanya diserap melalui pencernaan

namun juga dapat diserap melalui kulit. Boraks yang terserap dalam tubuh dalam

jumlah kecil akan dikeluarkan melalui air kemih dan tinja, serta sangat sedikit

melalui keringat. Boraks juga dapat menganggu enzim-enzim metabolisme.4

Berdasarkan uraian diatas, penggunaan boraks sebagai bahan tambahan

pangan sangat berbahaya pada organ ginjal. Maka perlu dilakukan suatu

penelitian eksperimental preklinik mengenai pengaruh pemberian boraks

terhadap gambaran histopatologi organ ginjal pada tikus wistar.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah ada perubahan gambaran histopatologi organ ginjal tikus wistar antara

kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan?

2. Apakah ada perbedaan gambaran histopatologi organ ginjal tikus wistar antara

kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan yang mendapat boraks dengan

dosis bertingkat?

Page 4: Bab I

4

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum :

Untuk membuktikan adanya perubahan gambaran histopatologi organ ginjal

tikus Wistar antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan.

2. Tujuan khusus :

Untuk membuktikan adanya perbedaan gambaran histopatologi organ ginjal

tikus Wistar antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan yang

mendapat boraks dengan dosis bertingkat.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai salah satu bahan bacaan dan referensi informasi tentang

pengaruh pemberian boraks terhadap gambaran histopatologi ginjal tikus

putih(Rattus Norvegicus)galur wistar. Serta sebagai suatu acuan dan

pertimbangan bagi penelitian yang akan datang.

2. Bagi peneliti

Meningkatkan pengetahuan, wawasan, pengalaman, dan kesempatan

mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama proses pendidikan dengan

cara:

Page 5: Bab I

5

a) Membuktikan dan mengaplikasikan teori-teori yang diberikan pada

perkuliahan.

b) Sabagai persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana bagi penulis.

3. Bagi Masyarakat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai

pihak, antara lain mengetahui pengaruh pemberian boraks sebagai salah satu

zat yang menyebabkan kerusakan ginjal atau memberikan perlindungan untuk

ginjal dan menjadi sumber acuan yang dapat digunakan untuk penelitian

selanjutnya bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang lebih

lanjut.

E. Ruang Lingkup

Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental dengan pendekatan

The Post Test Only Control Group Design yang menggunakan tikus Wistar

jantan sebagai objek penelitian, dengan kelompok perlakuan dengan randomisasi

sederhana. Penelitian akan dilaksanakan di Balai Penyidikan dan Pengujian

Veteriner Regional III Bandar Lampung pada bulan Januari 2013 sampai bulan

Februari 2013 selama ±30 hari. Pembedahan organ ginjal tikus putih dilakukan di

Laboratorium BPPV (Balai Penyidikan dan Pengujian Veteriner) Regional III

Bandar Lampung. Pembuatan sediaan histopatologi dilakukan di Laboratorium

Patologi Anatomi Rumah Sakit Abdoel Moeloek Bandar Lampung.