Bab I
-
Upload
kdx-nanthry -
Category
Documents
-
view
9 -
download
2
Transcript of Bab I
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dengan semakin meningkatnya taraf hidup manusia dewasa ini, maka
kebutuhan akan berbagai hal juga mengalami peningkatan seperti kebutuhan
akan sandang, kesehatan, papan, pangan, pendididikan dan lain sebagainya.
Berbagai usaha dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Misalnya dengan
menambahkan bahan tambahan dalam makanan dengan maksud untuk
meningkatkan kualitasnya dari makanan tersebut. Yang dimaksud dengan bahan
tambahan makanan atau “Food Additives” menurut FAO/WHO dalam
kongresnya di Roma pada tahun 1965 adalah bahan-bahan yang dapat
ditambahkan dengan sengaja ke dalam makanan dan biasanya dalam jumlah
sedikit dengan maksud untuk memperbaiki warna, tekstur atau memperpanjang
masa simpan.1
Bahan tambahan sintetik lebih banyak digunakan karena bahan tambahan
sintetik mempunyai beberapa kelebihan, yaitu dapat diproduksi secara besar-
besaran, harganya murah, penggunaannya mudah sehingga dapat dipergunakan
dengan lebih effisien. Namun dalam pembuatan senyawa tersebut sering terjadi
ketidak sempurnaan proses sehingga memungkinkan terdapatnya senyawa-
senyawa yang berbahaya bagi kesehatan dan kadang-kadang bersifat
1
2
karsinogenik yang dapat merangsang terjadinya kanker pada hewan maupun
manusia.1
Penggunaan boraks sebagai bahan tambahan pangan dilarang, sesuai
dengan PerMenkes No. 722 / Menkes / Per / IX / tahun 1988 tentang Bahan
Tambahan Makanan. Boraks berbahaya terhadap kesehatan karena, beracun
terhadap semua sel. Bila tertelan boraks dapat mengakibatkan efek pada susunan
saraf pusat, ginjal dan hati. Konsentrasi tertinggi dicapai selama ekskresi. Ginjal
merupakan organ yang banyak mengalami kerusakan dibandingkan dengan organ
lain. Dosis fatal untuk dewasa 15-20 g dan untuk anak-anak 3-6 g .2
Biasanya produk yang mengandung boraks adalah pangan dengan kode
SP ( pangan yang diproduksi oleh industri rumah tangga ) dan lebih dari 3/4 ( 80
%) adalah dari produk yang tidak terdaftar. Pangan yang paling banyak
mengandung boraks adalah mie basah, bakso, makanan ringan dan kerupuk.3
Padahal boraks hanya boleh digunakan sebagai bahan mematri logam,
pembuatan gelas dan enamel, pengawet dan anti jamur kayu, obat untuk kulit
dalam bentuk salep, sebagai antiseptik, pembasmi kecoa, dan campuran
pembersih.2
Efek negatif dari penggunaan boraks dalam pemanfaatannya yang salah
pada kehidupan dapat berdampak sangat buruk pada kesehatan manusia. Boraks
dapat menimbulkan efek racun yang sangat berbahaya pada sistem metabolisme
3
tubuh manusia sebagai halnya zat-zat tambahan makanan lain yang merusak
kesehatan manusia.2
Mengkonsumsi boraks dalam makanan tidak secara langsung berakibat
buruk, namun sifatnya terakumulasi (tertimbun) sedikit demi sedikit didalam
organ hati, otak, ginjal dan testis. Boraks tidak hanya diserap melalui pencernaan
namun juga dapat diserap melalui kulit. Boraks yang terserap dalam tubuh dalam
jumlah kecil akan dikeluarkan melalui air kemih dan tinja, serta sangat sedikit
melalui keringat. Boraks juga dapat menganggu enzim-enzim metabolisme.4
Berdasarkan uraian diatas, penggunaan boraks sebagai bahan tambahan
pangan sangat berbahaya pada organ ginjal. Maka perlu dilakukan suatu
penelitian eksperimental preklinik mengenai pengaruh pemberian boraks
terhadap gambaran histopatologi organ ginjal pada tikus wistar.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah ada perubahan gambaran histopatologi organ ginjal tikus wistar antara
kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan?
2. Apakah ada perbedaan gambaran histopatologi organ ginjal tikus wistar antara
kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan yang mendapat boraks dengan
dosis bertingkat?
4
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum :
Untuk membuktikan adanya perubahan gambaran histopatologi organ ginjal
tikus Wistar antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan.
2. Tujuan khusus :
Untuk membuktikan adanya perbedaan gambaran histopatologi organ ginjal
tikus Wistar antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan yang
mendapat boraks dengan dosis bertingkat.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai salah satu bahan bacaan dan referensi informasi tentang
pengaruh pemberian boraks terhadap gambaran histopatologi ginjal tikus
putih(Rattus Norvegicus)galur wistar. Serta sebagai suatu acuan dan
pertimbangan bagi penelitian yang akan datang.
2. Bagi peneliti
Meningkatkan pengetahuan, wawasan, pengalaman, dan kesempatan
mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama proses pendidikan dengan
cara:
5
a) Membuktikan dan mengaplikasikan teori-teori yang diberikan pada
perkuliahan.
b) Sabagai persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana bagi penulis.
3. Bagi Masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai
pihak, antara lain mengetahui pengaruh pemberian boraks sebagai salah satu
zat yang menyebabkan kerusakan ginjal atau memberikan perlindungan untuk
ginjal dan menjadi sumber acuan yang dapat digunakan untuk penelitian
selanjutnya bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang lebih
lanjut.
E. Ruang Lingkup
Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental dengan pendekatan
The Post Test Only Control Group Design yang menggunakan tikus Wistar
jantan sebagai objek penelitian, dengan kelompok perlakuan dengan randomisasi
sederhana. Penelitian akan dilaksanakan di Balai Penyidikan dan Pengujian
Veteriner Regional III Bandar Lampung pada bulan Januari 2013 sampai bulan
Februari 2013 selama ±30 hari. Pembedahan organ ginjal tikus putih dilakukan di
Laboratorium BPPV (Balai Penyidikan dan Pengujian Veteriner) Regional III
Bandar Lampung. Pembuatan sediaan histopatologi dilakukan di Laboratorium
Patologi Anatomi Rumah Sakit Abdoel Moeloek Bandar Lampung.