BAB I

13
Sanitasi Masjid Page 10 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan Lingkungan menurut UU No. 23 tahun 1992 pasal 22 diselenggarakan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat. Kesehatan Lingkungan dilaksanakan terhadap lingkungan pemukiman,lingkungan kerja,tempat-tempat umum, angkutan umum dan lingkungan lainnya. Tempat-tempat ibadah merupakan salah satu sarana tempat- tempat umum yang dipergunakan untuk berkumpulnya masyarakat guna melaksanakan kegiatan ibadah. Masalah kesehatan lingkungannya merupakan suatu masalah yang perlu di perhatikan dan ditingkatkan. Dalam hal ini pengelola/pengurus tempat- tempat ibadah tersebut perlu dan sangat perlu untuk diberikan pengetahuan tentang kesehatan lingkungan yang berhubungan dengan tempat-tempat umum (tempat ibadah) guna mendukung upaya peningkatan kesehatan lingkungan melalui upaya sanitasi dasar, pengawasan mutu lingkungan tempat umum, termasuk pengendalian pencemaran lingkungan. Dasar pelaksanaan Penyehatan Lingkungan Masjid adalah Kep. Menkes 288/Menkes/SK/III/2003 tentang Pedoman Penyehatan Sarana dan Bangunan Umum. Jadi sanitasi tempat-tempat umum adalah suatu usaha untuk mengawasi dan mencegah kerugian akibat dari tempat-tempat umum terutama yang erat hubungannya dengan timbulnya atau menularnya suatu penyakit. Pengelolaan kesehatan lingkungan masjid sangat perlu dilakukan. Hal ini dikarenakan masjid adalah tempat ibadah bagi umat muslim. Selain untuk ibadah, sebagian besar masjid di Indonesia juga digunakan untuk kegiatan keagamaan lainnya seperti perayaan hari- hari besar Islam. Kondisi lingkungan yang tidak baik tentunya akan mengganggu kita dalam beribadah dan akan menimbulkan rasa tidak nyaman saat melakukan kegiatan keagamaan lainnya. B. Rumusan Masalah

Transcript of BAB I

Page 1: BAB I

Sanitasi Masjid Page 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar BelakangKesehatan Lingkungan menurut UU No. 23 tahun 1992 pasal 22

diselenggarakan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat. Kesehatan Lingkungan dilaksanakan terhadap lingkungan pemukiman,lingkungan kerja,tempat-tempat umum, angkutan umum dan lingkungan lainnya.

Tempat-tempat ibadah merupakan salah satu sarana tempat-tempat umum yang dipergunakan untuk berkumpulnya masyarakat guna melaksanakan kegiatan ibadah. Masalah kesehatan lingkungannya merupakan suatu masalah yang perlu di perhatikan dan ditingkatkan. Dalam hal ini pengelola/pengurus tempat-tempat ibadah tersebut perlu dan sangat perlu untuk diberikan pengetahuan tentang kesehatan lingkungan yang berhubungan dengan tempat-tempat umum (tempat ibadah) guna mendukung upaya peningkatan kesehatan lingkungan melalui upaya sanitasi dasar, pengawasan mutu lingkungan tempat umum, termasuk pengendalian pencemaran lingkungan.

Dasar pelaksanaan Penyehatan Lingkungan Masjid adalah Kep. Menkes 288/Menkes/SK/III/2003 tentang Pedoman Penyehatan Sarana dan Bangunan Umum. Jadi sanitasi tempat-tempat umum adalah suatu usaha untuk mengawasi dan mencegah kerugian akibat dari tempat-tempat umum terutama yang erat hubungannya dengan timbulnya atau menularnya suatu penyakit.

Pengelolaan kesehatan lingkungan masjid sangat perlu dilakukan. Hal ini dikarenakan masjid adalah tempat ibadah bagi umat muslim. Selain untuk ibadah, sebagian besar masjid di Indonesia juga digunakan untuk kegiatan keagamaan lainnya seperti perayaan hari-hari besar Islam. Kondisi lingkungan yang tidak baik tentunya akan mengganggu kita dalam beribadah dan akan menimbulkan rasa tidak nyaman saat melakukan kegiatan keagamaan lainnya.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah persyaratan hygiene dan sanitasi Masjid ?

2. Bagaimanakah kondisi hygiene dan sanitasi Masjid Asmaul Husna ?

C. Tujuan Penulisan

1. Bagaimanakah persyaratan hygiene dan sanitasi Masjid

2. Bagaimanakah kondisi hygiene dan sanitasi Masjid Asmaul Husna

Page 2: BAB I

Sanitasi Masjid Page 10

BAB II

Kajian Pustaka

A. Sanitasi Tempat-tempat Umum

Tempat-Tempat Umum (TTU) adalah suatu tempat dimana umum

(semua orang) dapat masuk ke tempat tersebut untuk berkumpul

mengadakan kegiatan baik secara insidentil maupun terus menerus,

(Suparlan 1977).

Menurut Chandra (2006), tempat-tempat umum memiliki potensi

sebagai tempat terjadinya penularan penyakit, pencemaran lingkungan

ataupun gangguan kesehatan lainnya.Kondisi lingkungan tempat-tempat

umum yang tidak terpelihara akan menambah besarnya resiko

penyebaran penyakit serta pencemaran lingkungan sehingga perlu

dilakukan upaya pencegahan dengan menerapkan sanitasi lingkungan

yang baik.tempat-tempat umum perlu dijaga  sanitasinya, seperti halnya

transportasi baik darat,air dan udara.Pasalnya, tempat-tempat umum itu

menjadi semacam indikator berbagai bidang, terutama sosial dan

ekonomi(Rosyadi,2002).tempat-tempat umum  memiliki berbagai

kegiatan yang sangat penting. Salah satu hal utama dalam bidang

sosial,tempat-tempat umum misalnya transportasi air (pelabuhan)  bisa

dimanfaatkan sebagai tempat untuk memperoleh akses jalur transportasi

dari satu pulau ke pulau yang lainnya maupun dari satu negara ke negara

yang lain. Dapat dimungkinkan dari kegiatan tersebut, lingkungan

pelabuhan akan tercemar dengan mudah baik karena aktifitas manusia

maupun karena faktor alam atau dari lingkungan itu sendiri. Kondisi

lingkungan yang telah tercemar dapat menimbulkan berbagai gangguan

kesehatan terutama kepada masyarakat yang sering mengakses

pelabuhan. Apabila hal ini dibiarkan terus menerus maka akan terjadi

permasalahan kesehatan yang cukup serius. Standar sanitasi tempat-

Page 3: BAB I

Sanitasi Masjid Page 10

tempat umum dengan standar internasional harusnya lebih baik dari

manajemen sanitasi tempat-tempat umum pada umumnya guna

mengantisipasi permasalahan kesehatan lingkungan di tempat-tempat

umum.

Sanitasi tempat-tempat umum, merupakan masalah kesehatan

masyarakat yang cukup mendesak. Karena tempat umum merupakan

tempat bertemunya segala macam masyarakat dengan segala penyakit

yang dipunyai oleh masyarakat. Oleh sebab itu tempat umum merupakan

tempat menyebarnya segala penyakit terutama penyakit yang medianya

makanan, minuman, udara dan air. Dengan demikian sanitasi tempat-

tempat umum harus memenuhi persyaratan kesehatan dalam arti

melindungi, memelihara, dan meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat (Mukono, 2005).

Suatu tempat dikatakan tempat umum bila memenuhi

kriteria

1. Diperuntukkan masyarakat umum.

2. Mempunyai bangunan tetap/ permanen.

3. Tempat tersebut ada aktivitas pengelola,pengunjung/

pengusaha.

4. Pada tempat tersebut tersedia fasilitas :

a. Fasilitas kerja pengelola.

b. Fasilitas sanitasi, seperti penyediaan air bersih, bak sampah, WC/

Urinoir, kamar mandi, pembuangan limbah.

Usaha-usaha yang dilakukan dalam sanitasi tempat-tempat umum

dapat berupa :

1. Pengawasan dan pemeriksaan terhadap factor lingkungan dan

factor manusia yang melakukan kegiatan pada tempat-tempat

umum.

Page 4: BAB I

Sanitasi Masjid Page 10

2. Penyuluhan terhadap masyarakat terutama yang menyangkut

pengertian dan kesadaran masyarakat terhadap bahaya-bahaya

yang timbul dari tempat-tempat umum.

B. Sanitasi Tempat Ibadah (Masjid)

1. Definisi Tempat ibadah (Masjid)

Tempat-tempat ibadah merupakan salah satu sarana tempat-tempat

umum yang dipergunakan untuk berkumpulnya masyarakat guna

melaksanakan kegiatan ibadah.

Masjid adalah suatu tempat termasuk fasilitasnya, dimana umum

pada waktu-waktu tertentu digunakan untuk melakukan ibadah

keagamaan Islam.

2. Persyaratan kondisi masjid

a. Persyartan Kesehatan Lingkungan dan bangunan Umum :

1) Lokasi masjid tidak terletak di daerah banjir dan sesuai dengan

perencanaan tata Kota .

2) Bersih dan tertata rapi dan system drainase berfungsi dengan

baik.

3) Tidak terdapat genangan air di lingkungan/ halaman masjid.

4) Terdapat pagar yang kuat dan terpelihara dengan baik.

5) Lantai masjid bersih, kuat, kedap air, tidak licin dan

permukaanya rata.

6) Dinding masjid bersih berwarna terang dan permukaan yang

selalu kontak dengan air kedap air.

7) Atap ruangan masjid harus kuat, tidak tidak bocor serta tidak

memungkinkan terjadinya genangan air.

8) Langit-langit masjid harus memiliki tinggi dari lantai minimal 2,5

meter, kuat serta berwarna terang.

9) Pencahayaan dalam ruangan masjid harus cukup terang

Page 5: BAB I

Sanitasi Masjid Page 10

10) Memiliki ventilasi yang dapat mengatur sirkulasi udara baik

ventilasi alami maupun buatan, sehingga kondisi ruangan

menjadi terasa nyaman.

11) Alat sholat bersih dan tidak lembab, selalu dibersihkan dan

dijemur secara periodic, bebas dari kutu busuk dan serangga

lainnya. sepanjang bagian depan shaf dipasang kain putih yang

bersih dengan lebar 30 cm2 yang digunakan untuk tempat

bersujud.

b. Fasilitas sanitasi

1) Tersedia air bersih dalam jumlah yang cukup, kualitas air

memenuhi persyaratan air bersih atau air minum dan tersedia

setiap saat, dan air wudhu keluar dari kran-kran khusus.

2) Air kotor/ limbah mengalir dengan lancar, saluran bersambung

dengan saluran pembuangan air kotor umum yang kedap air.

Apabila tidak ada, ditampungan dalam bak yang tertutup dan

kedap air.

3) Tersedia tempat sampah yang tertutup, rapat, kedap air dan

mudah dibersihkan, mudah diangkat, jumlah dan kapasitas

disesuaikan dengan kebutuhan, serta disediakan TPS yang

memenuhi syarat.

4) Jamban dan urinoir bersih dan tidak berbau,lantai kedap

air,miring kea rah saluran pembuangan serta jamban pria dan

jamban wanita terpisah .

Page 6: BAB I

Sanitasi Masjid Page 10

BAB III

Hasil dan Pembahasan

A. Lokasi dan Waktu Observasi

Lokasi : Masjid Asmaul Husna kel. Pangkabinanga, kec. Pallangga, Kabupaten

Gowa.

Waktu Pelaksanaan

Hari/Tanggal : Kamis,26 November 2014

Waktu : Pukul 16.00 WITA-selesai

B. Gambaran Umum Lokasi

Masjid Asmaul Husna kelurahan Pangkabinanga kecamatan Pallangga

Kabupaten Gowa. Masjid ini terletak ditengah-tengah pemukiman warga. Masjid

berlantai satu ini dikelola secara bersama oleh masyarakat sekitar yang dipimpin

oleh Ibu. Jasmiyati A. terletak tepat dipinggir jalan, kanan kiri dan belakang

masjid adalah rumah warga. Sebagaimana fungsi masjid pada umumnya, masjid

ini juga digunakan untuk shalat berjamaah selama 5 waktu. Selain itu, masjid ini

juga digunakan untuk kegiatan keagamaan lainnya. Masjid ini tidak berbatasan

langsung dengan jalan raya, sehingga memiliki halaman dan area parker.

C. Hasil Observasi

1. Hasil Penilaian

a. Persyaratan Kesehatan Lingkungan dan Bangunan

1) Umum

a) Lokasi masjid tidak terletak di daerah banjir serta sesuai dengan

perencanaan tata kota.

b) Lingkungan/halaman tidak bersih dan tertata rapi dan sistem

drainase berfungsi dengan baik serta tidak terdapat genangan air.

2) Bagian Dalam

Page 7: BAB I

Sanitasi Masjid Page 10

a) Lantai masjid bersih, kuat, kedap air, permukaan rata serta jalan

tidak licin.

b) Dinding masjid bersih, permukaan yang selalu kontak dengan air

kedap air, dan berwarna terang.

c) Masjid memiliki atap tidak bocor/kuat, tidak memungkinkan

terjadinya genangan air.

d) Konstruksi langit-langit kuat, berwarna terang dan tinggi langit-

langit minimal 2,5 m.

e) Pagar masjid tidak ada dan Pencahayaan masjid cukup terang.

f) Kondisi ruang Masjid Asmaul Husna terasa nyaman dan terdapat

perlengkapan untuk mengatur sirkulasi udara seperti kipas angin.

g) Alat sholat yang digunakan di Masjid Asmaul Husna seperti tikar,

karpet, sajadah dan peralatan lain bersih dan tidak lembab karena

dibersihkan dan dijemur secara periodik.

b. Fasilitas Sanitasi

1) Air Bersih

Air bersih yang digunakan oleh masjid tersedia dalam jumlah yang

cukup, memenuhi persyaratan fisik. Untuk air wudhu keluar melalui

kran-kran khusus.

2) Pembuangan Air Limbah

Air limbah yang dihasilkan dari masjid mengalir dengan lancar dan

saluran air limbah kedap air dan sistem tidak tertutup.

3) Tempat sampah

Tempat sampah di masjid ini tidak tersedia dengan jumlah yang cukup

di setiap tempat yang emnghasilkan sampah. Tempat sampah yang

ada terbuat dari bahan yang kuat, tahan karat, tapi tidak memiliki

penutup.

4) Jamban dan Urinoir

Jamban yang ada bersih dan tidak berbau. Lantai kedap air, miring ke

arah saluran pembuangan. Jamban pria dan wanita di Masjid Asmaul

Husna tidak terpisah.

2. Komponen-komponen yang belum memenuhi persyaratan sanitasi :

a. Pada bagian bangunan dalam mesjid Asmaul Husna tidak dilengkapi

dengan pagar

Page 8: BAB I

Sanitasi Masjid Page 10

b. Pembuangan air limbah : tidak tertutup

c. Tempat sampah : tidak tersedia

d. Jamban dan Urinoir : jamban pria dan wanita tidak terpisah.

3. Permasalahan

a. Pada mesjid Asmaul Husna tidak dilengkapi dengan pagar yang

kuat/utuh,sehingga memungkinkan masuknya binatang pengganggu.

b. Sarana pembuangan air limbah yang tidak tertutup dapat menjadi sarang

vector serta mengganggu estetika.

c. Tempat sampah yang tidak ada dapat mengganggu estetika dan bisa

menjadi tempat berkembang biaknya vector dan binatang pengganggu

seperti lalat, tikus, dll.

d. Jamban pria dan wanita yang tidak terpisah tidak sesuai dengan ajaran

islam yang sangat menjaga hubungan antara pria dan wanita. Jamban

yang tidak terpisah ini dapat menimbulkan fitnah yang tentunya bisa

merugikan kedua belah pihak.

4. Pemecahan Masalah

a. Mesjid asmaul husna seharunsnya dilengkapi dengan pagar agar binatang

penggangu tidak dapat masuk atau berkeliaran di dalam mesjid.

b. Melakukan pembenahan terhadap bangunan masjid yang tidak memenuhi

syarat seperti pembuangan air limbah diusahakan tertutup.

c. Menyediakan tempat sampah yang mencukupi serta menyediakan tempat

sampah disemua tempat yang berpotensi mnghasilkan sampah

d. Jamban dan urinoir harus dipisahkan.

e. Sebagai upaya pencegahan dan pemecahan masalah yang bisa dilakukan

adalah memberikan penyuluhan dan pengetahuan kepada pengurus

masjid dan semua masyarakat yang ada disekitar masjid.

Page 9: BAB I

Sanitasi Masjid Page 10

BAB IV

Penutup

A. Kesimpulan

1. Dari hasil pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Masjid Asmaul Husna

sudah memenuhi persyaratan kesehatan lingkungan dan bangunan. Dari segi

fasilitas sanitasi masih belum memenuhi syarat. Tapi dari keseluruhan skore

Masjid Babu Ttayibin sudah memenuhi syarat.

2. Komponen-komponen yang belum memenuhi syarat sanitasi :

a. Tidak tersedianya pagar

b. Sarana Pembuangan Air Limbah

c. Tempat Sampah

d. Jamban dan Urinoir

B. Saran

1. Untuk pengurus masjid

a. Sebaiknya memelihara dan melakukan perawatan terhadap kondisi masjid

secara rutin.

b. Meningkatkan pengetahuan tentang sanitasi lingkungan, agar dapat

menjaga kondisi lingkungan masjid secara keseluruhan.

2. Untuk pihak terkait seperti Dinas Kesehatan, hendaknya sering melakukan

inspeksi sanitasi untuk bisa mengawasi kondisi sanitasi masjid.

Page 10: BAB I

Sanitasi Masjid Page 10

Daftar Pustaka

http://upa-fafa.blogspot.com/2014/05/sanitasi-tempat-tempat-umum.html

http://bistariaphuri.blogspot.com/2013/01/inspeksi-sanitasi-masjid.html

http://inspeksisanitasi.blogspot.com/2009/05/inspeksi-sanitasi-masjid.html

http://ferrystoner.blogspot.com/2013/03/sanitasi-lingkungan.html

http://dwiafriapratama.blogspot.com/2012/01/pemeriksaan-inspeksi-sanitasi-

tempat.html

https://environmentalsanitation.wordpress.com/category/inspeksi-sanitasi