BAB I
-
Upload
restya-fitriani -
Category
Documents
-
view
216 -
download
0
description
Transcript of BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
Kolelitiasis (kalkuli/kalkulus, batu empedu) merupakan suatu keadaan
terdapatnya batu empedu di dalam kandung empedu maupun di saluran empedu
yang memiliki ukuran,bentuk dan komposisi yang bervariasi. Kolelitiasis akan
menyebabkan nyeri kolik pada perut kanan atas. Kolelitiasis merupakan salah satu
penyakit abdomen paling banyak yang menyebabkan pasien datang ke rumah
sakit. 5,6
Prevalensi batu kandung empedu telah mengalami peningkatan setiap
tahunnya. Banyak faktor yang mempengaruhi pembentukan batu empedu yang
dikenal sebagai 4F yaitu female, forty, fatty, dan fertile. Sehingga distribusi jenis
kelamin untuk batu empedu adalah 2-3 kali lebih sering pada perempuan
dibandingkan laki-laki, sehingga insidens kolesistitis kalkulus juga lebih tinggi
pada wanita.3,4
Penyakit batu empedu sering terjadi di negara barat terutama di negara
industri dengan angka insidens mencapai 20%, sedangkan di Indonesia baru
mendapatkan perhatian di klinis, sementara publikasi penelitian batu empedu
masih terbatas.1,2
Batu empedu umumnya ditemukan di dalam kandung empedu, tetapi batu
tersebut dapat bermigrasi melalui duktus sistikus ke dalam saluran empedu
menjadi batu saluran empedu (koledokolithiasis) dan disebut batu saluran empedu
sekunder, yang insidensinya mencapai 10-15% di negara Barat.1,2 Perjalanan batu
saluran empedu sekunder belum begitu jelas, tetapi komplikasi akan lebih sering
terjadi dan semakin berat dibandingkan batu pada kandung empedu asimptomatik.
Komplikasi yang sering terjadi adalah radang kandung empedu (kolesistitis), yang
90% disebabkan oleh batu kandung empedu, terutama yang terletak di duktus
sistikus. 2,3
Di Indonesia belum banyak data pasti mengenai kolelithiasis, namun
walaupun belum ada data yang tepat mengenai epidemiologis penduduk,
1 | P a g e
insidensinya di Indonesia relatif lebih rendah dibandingkan negara-negara barat.
Kolelitiasis dapat menyebabkan komplikasi seperti kolesistitis, kolik bilier yang
dapat terus berkembang menjadi empiema, perikolesistitis hingga perforasi pada
kandung empedu. Maka dari itu diperlukan penegakan diagnosis dan penanganan
yang tepat pada kasus batu kandung empedu agar dapat mencegah komplikasi
lebih lanjut.1,3
Masalah :
1. Apa penyebab dari nyeri perut kanan atas?
2. Apa gejala cholelitiasis?
3. Bagaimana klasifikasi cholelitiasis?
4. Apa diagnosis banding dari cholelitiasis?
5. Pemeriksaan penunjang apa saja yang boleh dilakukan pada pasien
cholelitiasis?
6. Apa tatalaksana cholelitiasis?
7. Apa komplikasi pada kasus ini?
8. Bagaimana edukasi diet pada kasus ini?
2 | P a g e