BAB I

6
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asma adalah penyakit saluran nafas kronik yang penting dan merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius di berbagai negara di seluruh dunia. Asma dapat bersifat ringan dan tidak menganggu aktifitas, akan tetapi dapat bersifat menetap dan menganggu aktifitas bahkan kegiatan harian. Produktifitas menurun akibat gangguan kerja atau belajar, dan dapat menimbulkan disability (kecacatan), sehingga menambah penurunan produktifitas serta menurunkan kualitas hidup. 1 Asma merupakan penyakit inflamasi atau peradangan kronik saluran nafas yang ditandai dengan adanya mengi episodik, batuk, dan rasa sesak di dada akibat penyumbatan saluran nafas, termasuk dalam kelompok penyakit saluran pernafasan kronik. Walaupun mempunyai tingkat fatalitas yang rendah namun jumlah kasusnya cukup banyak ditemukan dalam masyarakat. Badan kesehatan dunia (WHO) memperkirakan 100-150 juta penduduk dunia menderita asma. Bahkan, jumlah ini diperkirakan akan terus 1

description

bab 1 asma

Transcript of BAB I

2

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangAsma adalah penyakit saluran nafas kronik yang penting dan merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius di berbagai negara di seluruh dunia. Asma dapat bersifat ringan dan tidak menganggu aktifitas, akan tetapi dapat bersifat menetap dan menganggu aktifitas bahkan kegiatan harian. Produktifitas menurun akibat gangguan kerja atau belajar, dan dapat menimbulkan disability (kecacatan), sehingga menambah penurunan produktifitas serta menurunkan kualitas hidup.1Asma merupakan penyakit inflamasi atau peradangan kronik saluran nafas yang ditandai dengan adanya mengi episodik, batuk, dan rasa sesak di dada akibat penyumbatan saluran nafas, termasuk dalam kelompok penyakit saluran pernafasan kronik. Walaupun mempunyai tingkat fatalitas yang rendah namun jumlah kasusnya cukup banyak ditemukan dalam masyarakat. Badan kesehatan dunia (WHO) memperkirakan 100-150 juta penduduk dunia menderita asma. Bahkan, jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah hingga mencapai 180.000 orang setiap tahun. Sumber lain menyebutkan bahwa pasien asma sudah mencapai 300 juta orang di seluruh dunia dan terus meningkat selama 20 tahun belakangan ini.2 Menurut America Academy of Allergy Organization di Amerika Serikat jumlah penderita asma terus bertambah 1 dari 12 menderita asma pada tahun 2009 dibandingkan dengan 1 dari 14 orang di tahun 2001.3 Di Malaysia, Thailand, Brunei Darussalam dan Singapura asma merupakan termasuk penyebab kematian kedelapan. Penelitian pada guru-guru di India menghasilkan prevalensi asma sebesar 4,1% sementara laporan dari Taiwan sebesar 6,2%. Di Indonesia, asma masuk dalam sepuluh besar penyebab kesakitan dan kematian, dengan jumlah penderita tahun 2002 sebanyak 12,5 juta. Di Indonesia, prevalensi gejala penyakit asma melonjak dari sebesar 4,2% menjadi 5,4%.3 Berdasarkan data RISKESDA tahun 2007 prevalensi penyakit asma di Indonesia sebesar 3,5% dan prevalensi berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan adalah 1,9%. Prevalensi asma tertinggi terdapat di Aceh Barat, Buol, Pohuwato, dan Sumba Barat, sedangkan di Provinsi Jambi sendiri sebesar 1,8%.4 Berdasarkan data RISKESDA tahun 2013 prevalensi penyakit asma di Indonesia sebesar 4,5%. Prevalensi asma tertinggi terdapat di Sulawesi Tengah (7,8%), Nusa Tenggara Timur (7,3%), DI Yogyakarta (6,9%) dan Sulawesi Selatan (6,7%), sedangkan di Provinsi Jambi sendiri sebesar 2,4%.5 Dapat diketahui adanya peningkatan angka kejadian dari penyakit asma tersebut.Penyakit ini bisa timbul pada semua usia paling banyak pada usia anak.3 Hasil penelitian pada anak sekolah usia 13-14 tahun dengan menggunakan kuesioner ISAAC (Internatonal Study on Asthma and Allergy in Children) tahun 1995 melaporkan prevalensi asma sebesar 2,1%, sedangkan pada tahun 2003 meningkat menjadi 5,2%. Hasil surrvey asma pada anak sekolah di beberapa kota di Indonesia (Medan, Palembang, Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Malang, dan Denpasar) menunjukkan prevalensi asma pada anak SD (6 sampai 12 tahun) berkisar antara 3,7-6,4%. Sedangkan pada anak SMP di Jakarta Pusat sebesar 5,8% dan pada tahun 1995 dan tahun 2001 di Jakarta Timur sebesar 8,6%.2,6 Sebaliknya dari hasil riset kesehatan dasar pada tahun 2007 dan 2013 menunjukkan prevalensi asma tertinggi pada usia 75 tahun keatas dan 25-34 tahun.4,5 Asma masih merupakan salah satu penyakit yang masuk dalam daftar sepuluh penyakit terbanyak di wilayah kerja Puskesmas Mendahara tahun 2013. Penyakit ini menempati urutan ke-9 pada kunjungan rawat jalan di Puskesmas Mendahara pada tahun 2013 dengan prevalensi penyakit asma sebesar 7,87%.Berdasarkan gambaran tersebut, terlihat bahwa asma telah menjadi masalah kesehatan masyarakat yang perlu mendapat perhatian secara serius. Oleh karena itu, penelitian mengenai karakteristik penderita asma yang berobat di Puskesmas Mendahara Kecamatan Mendahara Ilir periode 2014 perlu dilakukan, supaya nantinya dapat mengetahui mengenai gambaran penyakit asma sehingga penderitanya dapat dideteksi dan ditangani sedini mungkin serta terbuka kesempatan untuk mencegah penyakit tersebut semakin bertambah buruk.

1.2 Rumusan Masalah1. Bagaimana karakteristik sosiodemografi penderita asma yang berobat di Puskesmas Mendahara Kecamatan Mendahara Ilir periode 2014?2. Bagaimana karakteristik klinis penderita asma yang berobat di Puskesmas Mendahara Kecamatan Mendahara Ilir periode 2014?

1.3 Tujuan Penelitian1.3.1 Tujuan UmumMengetahui karakteristik penderita asma yang berobat di Puskesmas Mendahara Kecamatan Mendahara Ilir periode 2014.

1.3.2 Tujuan Khusus1. Mengidentifikasi distribusi karakteristik penderita asma berdasarkan usia.2. Mengidentifikasi distribusi karakteristik penderita asma berdasarkan jenis kelamin.3. Mengidentifikasi distribusi karakteristik penderita asma berdasarkan gejala klinis.4. Mengidentifikasi distribusi karakteristik penderita asma berdasarkan derajat serangan.5. Mengidentifikasi distribusi karakteristik penderita asma berdasarkan jenis pengobatan.

1.4 Manfaat Penelitian1. Dapat menambah informasi dan pengetahuan mengenai penyakit asma.2. Dapat menambah dan melengkapi data mengenai penyakit asma sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan bila ada penelitian selanjutnya.3. Dapat memberikan informasi kepada masyarakat dan tenaga kesehatan mengenai penyakit asma, sehingga nantinya dapat mudah mengenali dan dilakukan pengobatan sedini mungkin pada penderita asma.4. Dapat menjadi bahan masukan dalam program kesehatan untuk mampu mengendalikan dan mencegah kejadian penyakit asma.

1