BAB I

6
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan pembangunan kesehatan yang telah tercantum pada Sistem Kesehatan Nasional adalah suatu upaya penyelenggaraan kesehatan yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia guna mendapatkan kemampuan hidup sehat bagi setiap masyarakat agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal yang mana dikatakan bahwa peningkatan derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu lingkungan, pelayanan kesehatan, tindakan serta bawaan (congenital). Hidup sehat merupakan hak yang dimilki oleh setiap manusia yang ada didunia ini, akan tetapi diperlukan berbagai cara untuk mendapatkannya (Anonim, 2007). Sebagai upaya untuk mewujudkan Tujuan Pembangunan Milenium (Millennium Developement Goals) tahun 2015, pemerintah telah menyusun berbagai program pembangunan dalam bidang kesehatan antara lain kegiatan memerangi HIV/AIDS, malaria, dan penyakit menular lainnya. baik yang bersifat promotif, preventif, kuratif dan 1

description

kedokteran kerja

Transcript of BAB I

Page 1: BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tujuan pembangunan kesehatan yang telah tercantum pada Sistem

Kesehatan Nasional adalah suatu upaya penyelenggaraan kesehatan yang

dilaksanakan oleh bangsa Indonesia guna mendapatkan kemampuan hidup sehat

bagi setiap masyarakat agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal

yang mana dikatakan bahwa peningkatan derajat kesehatan masyarakat

dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu lingkungan, pelayanan kesehatan, tindakan

serta bawaan (congenital). Hidup sehat merupakan hak yang dimilki oleh setiap

manusia yang ada didunia ini, akan tetapi diperlukan berbagai cara untuk

mendapatkannya (Anonim, 2007).

Sebagai upaya untuk mewujudkan Tujuan Pembangunan Milenium

(Millennium Developement Goals) tahun 2015, pemerintah telah menyusun

berbagai program pembangunan dalam bidang kesehatan antara lain kegiatan

memerangi HIV/AIDS, malaria, dan penyakit menular lainnya. baik yang bersifat

promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif di semua aspek lingkungan kegiatan

pelayanan kesehatan.

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit menular yang

angka morbiditas dan mortalitasnya masih tinggi. Menurut WHO hampir 4 juta

orang meninggal karena ISPA setiap tahunnya. Di Indonesia kasus kematian

yang disebabkan oleh penyakit ISPA masih cukup tinggi yaitu sekitar 4 dari 15

juta perkiraan kematian pada anak usia kurang dari 5 tahun setiap tahunnya, dua

pertiganya terjadi pada bayi. Di Indonesia 10% masyarakat menderita ISPA.

Jenis ISPA yang sering terjadi adalah ISPA bawah yaitu pneumonia. Tingkat

kematian karena pneumonia yang dirawat di rumah sakit yaitu sebesar 7,6%.3

1

Page 2: BAB I

Menurut Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Jawa Tengah penyakit

ISPA tersebar di seluruh provinsi Jawa Tengah dengan rentang prevalensi yang

bervariasi (10,7,1-43,1%). Angka prevalensi ISPA tersebut mencapai 29,1%. Di

kota Semarang sendiri kasus ISPA mencapai 27,9%. Jumlah penderita

pneumonia yang berusia <1 tahun pada tahun 2011 yaitu sebanyak 1.600 orang,

sedangkan jumlah penderita pneumonia yang berusia 1-4 tahun sebanyak 2.900

balita, penderita pneumonia berat yang berusia <1 tahun sebanyak 15 balita dan

jumlah pneumonia berat yang berusai 1-4 tahun sebanyak 12 balita. Terdapat 8

Puskesmas memiliki insiden rata-rata pneumonia melebihi target 330 per 10.000

balita yaitu puskesmas Ngesrep (1257), Mijen (2580), Miroto (620), Halmahera

(596), Candilama (531), Poncol (456), lamper tengah (452), Pudak payung

(375).1

Menurut data 10 besar penyakit di Puskesmas Mijen tahun 2013 penyakit

ISPA menduduki peringkat pertama yaitu sebanyak 2580 kasus. Penyakit

influenza oleh virus influenza sebanyak 987 kasus, hipertensi esensial (primer)

804 kasus, penyakit pulpa dan periophical jaringan sekitar akar gigi yaitu 669,

karies gigi 356 kasus, gastritis dan duodenitis 327 kausus, faringitis akut 296

kasus, gangguan perkembangan dan erupsi gigi 256 kasus, diare dan

gasroenteritris 216 kasus, penyakit gusi dan jaringan periodontal 199 kasus.1

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah proses infeksi akut

berlangsung selama 14 hari, yang disebabkan oleh mikroorganisme dan

menyerang salah satu bagian, dan atau lebih dari saluran napas, mulai dari hidung

(saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah), termasuk jaringan adneksanya,

seperti sinus, rongga telinga tengah dan pleura (Anonim, 2007).

Gejala awal yang timbul biasanya berupa batuk pilek, yang kemudian

diikuti dengan napas cepat dan napas sesak. Pada tingkat yang lebih berat terjadi

kesukaran bernapas, tidak dapat minum, kejang, kesadaran menurun dan

meninggal bila tidak segera diobati. Kenyataannya bahwa angka morbiditas dan

mortalitas akibat ISPA, masih tinggi di negara berkembang.

2

Page 3: BAB I

Banyak faktor yang berpengaruh terhadap kejadian ISPA, yang dapat

meningkatkan angka kesakitan. Hal inilah yang mendasari penulis untuk meneliti

faktor-faktor resiko yang berhubungan dengan kejadian ISPA di Dusun Sidodadi

RW IV Kelurahan Mijen Kecamatan Mijen Kota Semarang.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah :

Apa saja faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian ISPA di

Dusun Sidodadi RW IV Kelurahan Mijen, Kecamatan Mijen, Kota Semarang.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui, mendeskripsikan, dan menganalisis faktor risiko

yang berhubungan dengan kejadian ISPA di Dusun Sidodadi RW IV

Kelurahan Mijen, Kecamatan Mijen, Kota Semarang.

2. Tujuan Khusus

1) Untuk mengidentifikasi penyakit yang ada di Dusun Sidodadi RW IV

Kelurahan Mijen, Kecamatan Mijen, Kota Semarang.

2) Untuk menentukan prioritas penyakit yang ada di Dusun Sidodadi RW IV

Kelurahan Mijen, Kecamatan Mijen, Kota Semarang.

3) Untuk menganalisis penyebab masalah dari prioritas penyakit yang ada di

Dusun Sidodadi RW IV Kelurahan Mijen, Kecamatan Mijen, Kota

Semarang.

4) Untuk membuat alternatif pemecahan masalah dari penyakit yang ada di

Dusun Sidodadi RW IV Kelurahan Mijen, Kecamatan Mijen, Kota

Semarang

3

Page 4: BAB I

5) Untuk menentukan pengambilan keputusan dari alternatif pemecahan

masalah dari penyakit yang ada di Dusun Sidodadi RW IV Kelurahan

Mijen, Kecamatan Mijen, Kota Semarang

6) Untuk menyusun rencana kegiatan dari pemecahan masalah yang terpilih

dari penyakit yang ada di Dusun Sidodadi RW IV Kelurahan Mijen,

Kecamatan Mijen, Kota Semarang

7) Mendeskripsikan faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian

ISPA

8) Untuk menganalisis faktor – faktor risiko yang berhubungan dengan

kejadian ISPA

D. Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah khususnya bagi Dinas Kesehatan

Kota Semarang dan Puskesmas Mijen dalam penentuan arah kebijakan

program penanggulangan penyakit menular khususnya ISPA.

2. Diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam pengembangan

ilmu pengetahuan di bidang kesehatan, di samping itu hasil penelitian ini dapat

dijadikan bahan rujukan bagi penelitian selanjutnya.

3. Bagi penulis merupakan suatu pengalaman yang sangat berharga dalam

mengaplikasikan ilmu yang telah didapat dan menambah wawasan

pengetahuan.

4