BAB I
-
Upload
lionnyritman -
Category
Documents
-
view
216 -
download
0
description
Transcript of BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Suatu gas tidak mempunyai bentuk, melainkan mengambil bentuk dari
wadahnya. Gas tidak mempunyai volume yang tertentu, melainkan dapat
dimampatkan maupun dimuaikan menurut perubahan ukuran wadah. Volume
wadahnya adalah volume gas. Suatu cairan tidak mempunyai bentuk khas, cairan
mengambil bentuk wadahnya ketika cairan itu mengatur permukaannya di bawah
pengaruh gaya berat. Tetapi, cairan mempunyai volume yang khas. Meskipun cairan
tidak mutlak tidak termampatkan, namun pemampatan cairan dapat diabaikan bahkan
dibawah tekanan tinggi sekalipun (Keenan dkk, 1999).
Sifat-sifat gas tidak tergantung dengan komposisi kimianya. Sifat-sifat fisik gas
secara umum dapat dinyatakan dalam hukum-hukum gas. Hukum-hukum gas ini
berlaku untuk gas ideal. Ukuran molekul gas sangat kecil dan jaraknya sangat
renggang sehingga gas sangat sensitif terhadap perubahan tekanan dan suhu.
Banyaknya gas biasanya dapat ditetapkan dengan cara mengukur volumenya, karena
volume gas adalah volume wadahnya. Namun, volume gas dapat berubah-ubah
tergantung tekanan dan suhu, kedua faktor tersebut harus diukur pula.
Tekanan uap adalah ukuran kecendrungan molekul-molekul suatu cairan untuk
lolos menguap. Makin mudah molekul-molekul cairan menjadi uap, maka makin
besar pula tekanan uapnya. Besarnya tekanan uap bergantung pada jenis zat dan
suhu. Suatu zat yang memiliki gaya tarik antara partikelnya relatif besar, berati sukar
menguap dan akan mempunyai tekanan uap kecil. Sebaliknya zat yang memiliki
gaya tarik antara partikelnya lemah, berarti mudah menguap atau volatil dan akan
mempunyai tekanan uap relatif besar. Contohnya senyawa volatil adalah eter dan
etanol. Harga tekanan uap suatu zat juga makin besar bila suhu dinaikkan dan
senyawa semakin mudah menguap (volatil).
(Yazid, 2005)
Massa molekul relatif suatu senyawa berwujud gas dapat ditentukan dengan tiga
cara, yaitu dari rapat uap, hukum difusi, dan cara Regnault. Jika cairan itu mudah
menguap (volatil) maka ditentukan dengan cara rapat uap atau cara Regnault.
Penentuan massa molekul relatif (Mr) cara Reganult, yaitu dengan memasukkan zat
ke dalam bejana yang diketahui volumenya, dan kemudian diukur suhu dan
tekanannya. Bejana ini ditimbang sebelum dan sesudah diisi untuk mengukur massa
gas. Mr dapat dihitung dengan menggunakan persamaan gas ideal (Syukri, 1999).
Percobaan ini tidak dapat dilakukan dengan cara rapat uap, karena senyawa
volatil yang digunakan memiliki suhu yang berbeda-beda yang dapat menyebabkan
data menjadi tidak akurat. Oleh karena itu, percobaan berat molekul (BM) ini
dilakukan berdasarkan cara Reganult, yaitu dengan memasukkan senyawa volatil ke
dalam labu erlenmeyer yang diketahui volumenya berdasarkan densitas air, dan
kemudian diukur suhu dan tekanannya ketika senyawa volatil menguap. Labu
erlenmeyer ditimbang sebelum dan sesudah diisi untuk mengukur massa gas dari
senyawa volatil. Berat molekul senyawa volatil dapat dihitung dengan persamaan gas
ideal.
1.2 Perumusan Masalah
Permasalahan yang timbul pada percobaan berat molekul volatil ini antara lain:
1. Bagaimana menghitung berat molekul dari sampel senyawa volatil.
2. Bagaimana cara menentukan berat molekul dari sampel senyawa volatil dari
hubungannya dengan densitas gas dan suhu penguapannya.
3. Bagaimana cara menggunakan prinsip-prinsip gas ideal dalam menentukan
berat molekul dari senyawa volatil.
1.3 Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan berat molekul volatil adalah:
1. Mengetahui berat molekul dari senyawa volatil.
2. Mempelajari cara menentukan berat molekul senyawa volatil dari hubungan
dengan densitas gas dan suhu penguapannya.
3. Mempelajari cara penggunaan prinsip-prinsip gas ideal untuk penentuan berat
molekul dari senyawa volatil.
1.4 Manfaat Percobaan
Manfaat yang dapat diperoleh dari percobaan ini antara lain:
1. Praktikan mengetahui berat molekul dari senyawa volatil.
2. Praktikan mempelajari cara menentukan berat molekul senyawa volatil dari
hubungan dengan densitas gas dan suhu penguapannya.
3. Praktikan dapat lebih memperdalam pengetahuan mengenai prinsip-prinsip
hukum gas ideal untuk penentuan berat molekul dari senyawa volatil.
1.5 Ruang Lingkup Percobaan
Praktikum Berat Molekul Volatil ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Fisika,
Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara dengan
kondisi ruangan :
Tekanan : 760 mmHg
Suhu : 30 oC
Adapun bahan-bahan yang digunakan selama percobaan ini adalah dietil eter
(C4H10O), metanol (CH4O) dan propanol (C3H8O). Alat-alat yang digunakan pada
percobaan adalah labu erlenmeyer, water batch, neraca elektrik, desikator, gelas
ukur, termometer, aluminium foil, karet gelang, jarum, penjepit tabung, pipet tetes.
Percobaan ini dilakukan sebanyak 2 run dengan variasi volume 3 ml untuk setiap
senyawa volatil yang digunakan dengan lama pendinginan dalam desikator, yaitu 30
menit.