BAB I

2
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perumahan dan pemukiman adalah dua hal yang tidak dapat kita pisahkan dan berkaitan erat dengan aktivitas ekonomi, industrialisasi dan pembangunan. Pemukiman dapat diartikan sebagai perumahan atau kumpulan rumah dengan segala unsur serta kegiatan yang berkaitan dan yang ada di dalam pemukiman. Pemukiman dapat terhindar dari kondisi kumuh dan tidak layak huni jika pembangunan perumahan sesuai denganstandar yang berlaku, salah satunya dengan menerapkan persyaratan rumah sehat. “Kawasan kumuh adalah kawasan di mana rumah dan kondisi hunian masyarakat di kawasan tersebut sangat buruk. Rumah maupun sarana dan prasarana yang ada tidak sesuai dengan standar yang berlaku, baik standar kebutuhan, kepadatan bangunan, persyaratan rumah sehat, kebutuhan sarana air bersih, sanitasi maupun persyaratan kelengkapan prasarana jalan, ruang terbuka, serta kelengkapan fasilitas sosial lainnya” (Kurniasih, 2007).( Sri Kurniasih. 2007. Penelitian : Usaha Perbaikan Pemukiman Kumuh di Petukangan Utara – Jakarta Selatan). Kemiskinan merupakan salah satu penyebab timbulnya pemukiman kumuh di kawasan perkotaan. Pada dasarnya kemiskinan dapat ditanggulangi dengan adanya pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan pemerataan, peningkatan lapangan pekerjaan dan pendapatan kelompok miskin serta peningkatan pelayanan dasar bagi kelompok miskin dan pengembangan institusi penanggulangan kemiskinan. Peningkatan pelayanan dasar ini dapat diwujudkan dengan peningkatan air bersih, sanitasi, penyediaan serta usaha perbaikan perumahan dan lingkungan pemukiman pada umumnya. Permukiman merupakan suatu tempat bagi manusia untuk melakukan aktifitas-aktifitasnya, bukan hanya sekedar bermukim, Namun pemukiman juga mencakup wilayah kerja, social, budaya, agama, olah raga, kesehatan dan seluruh aspek yang mendukung kehidupan manusia, jadi harus memenuhi persyaratan hunian yang baik agar terhindar dari permukiman kumuh. Dalam Undang-Undang No. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Pemukiman, yang menyatakan bahwa: .....untuk mendukung terwujudnya lingkungan pemukiman yang memenuhi persyaratan keamanan, kesehatan, kenyamanan dan keandalan bangunan, suatu lingkungan pemukiman yang tidak sesuai tata ruang, kepadatan bangunan sangat tinggi, kualitas bangunan sangat rendah, prasarana lingkungan tidak memenuhi syarat dan rawan, yang dapat membahayakan kehidupan dan penghidupan masyarakat penghuni, dapat ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota yang bersangkutan sebagai lingkungan pemukiman kumuh”. Untuk menunjang aktifitas manusia dalam sebuah pemukiman semua aktifitas manusia tercakup di dalamnya. Salah satu aspek kegiatan manusia di pemukiman adalah kegiatan bermukim/berkeluarga, aktifitas itu di dicakup dalam sebuah perumahan, dimana perumahan adalah substansi penting dalam sebuah pemukiman. Unsur-unsur dalam pemukiman antara lain, bangunan peribadatan, bangunan olah raga, ruang public (taman, tempat rekreasi), Rumah sakit/Puskesmas, perkantoran, pasar, dan utilitas lingkungan lainnya yang mendukung. Fasilitas pendukung dapat disebut fasum (fasilitas umum), dan fasos (fasilitas social). Tanpa adanya fasilitas-fasilitas pendukung, maka sebuah permukiman tersebut tidak akan dapat mengakomodasi semua kebutuhan warganya. 1.2 TUJUAN Mengidentifikasi dan menganalisis permasalahan pemukiman di Kelurahan Kuningan Kecamatan Semarang Utara, Semarang yang ditujukan untuk memperoleh deskripsi lengkap atas data-data yang berkaitan dengan analisa sarana dan prasarana yang terdapat dalam kawasan permukiman tersebut kemudian menyimpulkannya yang menjadikannya sebagai dasar strategi pemecahan permasalahan yang ada. 1.3 MANFAAT Paper ini bermanfaat sebagai sumber teori pola faslitas umum pemukiman yang ideal dalam perkembangan ke masa depan yang sekarang menjadi tuntutan masyarakat untuk tetap hidup bermukim dan mengikuti tuntutan ekonomi dan perkembangan jaman. 1.4 LINGKUP PEMBAHASAN PERANCANGAN PERMUKIMAN 1 | 3

description

gg

Transcript of BAB I

Page 1: BAB  I

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Perumahan dan pemukiman adalah dua hal yang tidak dapat kita pisahkan dan berkaitan erat dengan aktivitas ekonomi, industrialisasi dan pembangunan. Pemukiman dapat diartikan sebagai perumahan atau kumpulan rumah dengan segala unsur serta kegiatan yang berkaitan dan yang ada di dalam pemukiman. Pemukiman dapat terhindar dari kondisi kumuh dan tidak layak huni jika pembangunan perumahan sesuai denganstandar yang berlaku, salah satunya dengan menerapkan persyaratan rumah sehat.

“Kawasan kumuh adalah kawasan di mana rumah dan kondisi hunian masyarakat di kawasan tersebut sangat buruk. Rumah maupun sarana dan prasarana yang ada tidak sesuai dengan standar yang berlaku, baik standar kebutuhan, kepadatan bangunan, persyaratan rumah sehat, kebutuhan sarana air bersih, sanitasi maupun persyaratan kelengkapan prasarana jalan, ruang terbuka, serta kelengkapan fasilitas sosial lainnya” (Kurniasih, 2007).( Sri Kurniasih. 2007. Penelitian : Usaha Perbaikan Pemukiman Kumuh di Petukangan Utara – Jakarta Selatan).

Kemiskinan merupakan salah satu penyebab timbulnya pemukiman kumuh di kawasan perkotaan. Pada dasarnya kemiskinan dapat ditanggulangi dengan adanya pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan pemerataan, peningkatan lapangan pekerjaan dan pendapatan kelompok miskin serta peningkatan pelayanan dasar bagi kelompok miskin dan pengembangan institusi penanggulangan kemiskinan. Peningkatan pelayanan dasar ini dapat diwujudkan dengan peningkatan air bersih, sanitasi, penyediaan serta usaha perbaikan perumahan dan lingkungan pemukiman pada umumnya.

Permukiman merupakan suatu tempat bagi manusia untuk melakukan aktifitas-aktifitasnya, bukan hanya sekedar bermukim, Namun pemukiman juga mencakup wilayah kerja, social, budaya, agama, olah raga, kesehatan dan seluruh aspek yang mendukung kehidupan manusia, jadi harus memenuhi persyaratan hunian yang baik agar terhindar dari permukiman kumuh.

Dalam Undang-Undang No. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Pemukiman, yang menyatakan bahwa:

“.....untuk mendukung terwujudnya lingkungan pemukiman yang memenuhi persyaratan keamanan, kesehatan, kenyamanan dan keandalan bangunan, suatu lingkungan pemukiman yang tidak sesuai tata ruang, kepadatan bangunan sangat tinggi, kualitas bangunan sangat rendah, prasarana lingkungan tidak memenuhi syarat dan rawan, yang dapat membahayakan kehidupan dan penghidupan masyarakat penghuni, dapat ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota yang bersangkutan sebagai lingkungan pemukiman kumuh”.

Untuk menunjang aktifitas manusia dalam sebuah pemukiman semua aktifitas manusia tercakup di dalamnya. Salah satu aspek kegiatan manusia di pemukiman adalah kegiatan bermukim/berkeluarga, aktifitas itu di dicakup dalam sebuah perumahan, dimana perumahan adalah substansi penting dalam sebuah pemukiman. Unsur-unsur dalam pemukiman antara lain, bangunan peribadatan, bangunan olah raga, ruang public (taman, tempat rekreasi), Rumah sakit/Puskesmas, perkantoran, pasar, dan utilitas lingkungan lainnya yang

mendukung. Fasilitas pendukung dapat disebut fasum (fasilitas umum), dan fasos (fasilitas social). Tanpa adanya fasilitas-fasilitas pendukung, maka sebuah permukiman tersebut tidak akan dapat mengakomodasi semua kebutuhan warganya.

1.2 TUJUANMengidentifikasi dan menganalisis permasalahan pemukiman di Kelurahan Kuningan Kecamatan Semarang Utara, Semarang yang ditujukan untuk memperoleh deskripsi lengkap atas data-data yang berkaitan dengan analisa sarana dan prasarana yang terdapat dalam kawasan permukiman tersebut kemudian menyimpulkannya yang menjadikannya sebagai dasar strategi pemecahan permasalahan yang ada.

1.3 MANFAAT

Paper ini bermanfaat sebagai sumber teori pola faslitas umum pemukiman yang ideal dalam perkembangan ke masa depan yang sekarang menjadi tuntutan masyarakat untuk tetap hidup bermukim dan mengikuti tuntutan ekonomi dan perkembangan jaman.

1.4 LINGKUP PEMBAHASAN

a) Lingkup Substansial

Pembahasan dalam makalah ini melingkupi data kawasan permukiman kumuh di Kelurahan Kuningan, Semarang.

b) Lingkup Spasial

Pembahasan dalam makalah ini melingkupi data kawasan permukiman di Kelurahan Kuningan, Semarang. Kemudian dilakukan analisa pada beberapa kawasan permukiman kumuh dalam lingkup RW.

1.5 METODE PENGUMPULAN DATA DAN METODE ANALISA

Dalam penyusunan tugas mata kuliah Permukiman ini, kami menggunakan metode deskriptif kualitatif melalui tiga cara pengumpulan data, yaitu:

a. Teknik Komunikasi

Komunikasi dilakukan dengan tanya jawab baik secara lisan maupun secara tertulis untuk memperoleh informasi yang lebih spesifik mengenai obyek studi. Kegiatan komunikasi lisan yang dilakukan berupa wawancara kepada beberapa Kepala Keluarga, Kepala Keluarga yang dimaksud antara lain pihak pengelola kelurahan terkait, ketua RW, ketua RT, warga permukiman, dan pihak-pihak lain yang terkait.

b. Teknik Observasi

P E R A N C A N G A N P E R M U K I M A N 1 | 3

Page 2: BAB  I

Dalam teknik ini kami mendatangi informan yang dapat memberikan informasi-informasi yang berkaitan dengan tugas. Dalam hal ini kami menanyakannya kepada pihak yang lebih mengetahui yakni pihak pengurus Kelurahan Kuningan tentang data-data yang kami butuhkan.

c. Studi Literatur

Selain dengan teknik komunikasi dan teknik observasi, pengumpulan data juga dilakukan dengan studi literatur. Data dipelajari, baik kuantitatif maupun kualitatif melalui sumber dokumenter yang berupa monografi daerah, buku-buku ilmiah yang menunjang, bahan-bahan kuliah, internet dan lain-lain. Mempelajari keadaan daerah melalui studi literatur, ditujukan untuk memantapkan penyusunan rencana survei lapangan.

1.6 SISTEMATIKA PEMBAHASAN

Bagian pertama : BAB 1 PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang, tujuan, manfaat, lingkup pembahasan, metode pengumpulan data, dan metode analisa serta sistematika pembahasan.

Bagian kedua : BAB 2 KAJIAN TEORI

Kajian pustaka yang diperlukan adalah mengenai pengertian, kebijakan pemerintah, standar, permasalahan pada permukiman kumuh, dsb.

Bagian ketiga : BAB 3 DATA DAN ANALISA

Berisi tetang tinjauan umum Kota Semarang, uraian studi kasus (kondisi geografis dan administratif, tata guna lahan, kependudukan, fisik alam, rumah, fasilitas sosial dan pelayanan, serta jaringan utilitas).

Bagian keempat : BAB 4 STRATEGI DESAIN

Merupakan bagian yang berisi mengenai kesimpulan dari hasil analisis atau jawaban permasalahan dari pembahasan keseluruhan dan rekomendasi.

P E R A N C A N G A N P E R M U K I M A N 1 | 4