BAB I

10
BAB I DASAR TEORI Ilmu ukur tanah adalah bagian rendah dari ilmu Geodesi, yang merupakan suatu ilmu yang mempelajari ukuran dan bentuk bumi dan menyajikannya dalam bentuk tertentu. Ilmu Geodesi ini berguna bagi pekerjaan perencanaan yang membutuhkan data-data koordinat dan ketinggian titik lapangan Berdasarkan ketelitian pengukurannya, ilmu Geodesi terbagi atas dua macam, yaitu : 1. Geodetic Surveying, yaitu suatu survey yang memperhitungkan kelengkungan bumi atau kondisi sebenarnya. Geodetic Surveying ini digunakan dalam pengukuran daerah yang luas dengan menggunakan bidang hitung yaitu bidang lengkung (bola/ellipsoid). 2. Plane Surveying, yaitu suatu survey yang mengabaikan kelengkungan bumi dan mengasumsikan bumi adalah bidang datar. Plane Surveying ini digunakan untuk pengukuran daerah yang tidak luas dengan menggunakan bidang hitung yaitu bidang datar. Ilmu ukur tanah pada dasarnya terdiri dari tiga bagian besar yaitu : a)Pengukuran kerangka dasar Vertikal (KDV) Kerangka dasar vertikal merupakan kumpulan titik-titik yang telah diketahui atau ditentukan posisi vertikalnya berupa ketinggiannya terhadap bidang rujukan ketinggian tertentu. b)Pengukuran kerangka dasar Horizontal (KDH) Untuk mendapatkan hubungan mendatar titik-titik yang diukur di atas permukaan bumi maka perlu dilakukan pengukuran PRAKTIKUM PEMETAAN LAHAN KELOMPOK 7

description

pemetaan lahan

Transcript of BAB I

Page 1: BAB I

BAB I

DASAR TEORI

Ilmu ukur tanah adalah bagian rendah dari ilmu Geodesi, yang merupakan suatu ilmu

yang mempelajari ukuran dan bentuk bumi dan menyajikannya dalam bentuk tertentu. Ilmu

Geodesi ini berguna bagi pekerjaan perencanaan yang membutuhkan data-data koordinat dan

ketinggian titik lapangan Berdasarkan ketelitian pengukurannya, ilmu Geodesi terbagi atas

dua macam, yaitu :

1.    Geodetic Surveying, yaitu suatu survey yang memperhitungkan kelengkungan bumi atau

kondisi sebenarnya. Geodetic Surveying ini digunakan dalam pengukuran daerah yang luas

dengan menggunakan bidang hitung yaitu bidang lengkung (bola/ellipsoid).

2.    Plane Surveying, yaitu suatu survey yang mengabaikan kelengkungan bumi dan

mengasumsikan bumi adalah bidang datar. Plane Surveying ini digunakan untuk pengukuran

daerah yang tidak luas dengan menggunakan bidang hitung yaitu bidang datar.

Ilmu ukur tanah pada dasarnya terdiri dari tiga bagian besar yaitu :

a)Pengukuran kerangka dasar Vertikal (KDV)

Kerangka dasar vertikal merupakan kumpulan titik-titik yang telah diketahui atau ditentukan

posisi vertikalnya berupa ketinggiannya terhadap bidang rujukan ketinggian tertentu.

b)Pengukuran kerangka dasar Horizontal (KDH)

Untuk mendapatkan hubungan mendatar titik-titik yang diukur di atas permukaan bumi

maka perlu dilakukan pengukuran mendatar yang disebut dengan istilah pengukuran kerangka

dasar Horizontal.

Bagian-bagian dari pengukuran kerangka dasar horizontal adalah :

• Metode Poligon

• Metode Triangulasi

• Metode Trilaterasi

• Metode kuadrilateral

• Metode Pengikatan ke muka

• Metode pengikatan ke belakang cara Collins dan cassini

c)Pengukuran Titik-titik Detail

PRAKTIKUM PEMETAAN LAHAN KELOMPOK 7

Page 2: BAB I

Dalam praktikum ini kita memakai pengukuran Waterpass dan Theodolit menggunakan

metode poligon.

Pengukuran poligon dimaksud menghitung koordinat ketinggian tiap titik polygon.

Untuk itu kita mengadakan pengukuran sudut dan jarak dengan mengikatkan pada suatu titik

tetap seperti titik triangulasi, jembatan dan lain-lain yang mudah diketahui koordinat dan

ketinggiannya.

Jenis-jenis polygon.

• Poligon Terbuka

Untuk polygon terbuka pada ujung awal poligon diperlukan suatu titik yang

tentu dan sudut jurusan yang tentu pula agar keadaan menjadi simetris, maka ujung

akhir dibuat titik yang tentu pula dan ikatan pada jurusan yang tentu pula.

• Poligon Tertutup

Pada pengukuran ini diperlukan suatu titik tertentu saja atau beberapa titik

tertentu dari sudut jurusan yang tentu pula pada awal pengukuran, pengukuran akhir

harus kembali (menutup) ke titik awal.

Memilih Titik Poligon

Lokasi titik harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

a.Untuk memudahkan melakukan pengukuran di daerah terbuka dan tidak naik turun,

hindari pengukuran memalalui daerah alang-alang.

b.Hindari pengukuran sudut pada jarak-jarak pendek karena benang silang dan target

berhimpit dengan sempurna pada saat pembacaan hasil pengukuran.

c. Titik harus ditempatkan pada daerah dimana titik tersebut dapat dibidik secara

langsung.

PENGUKURAN WATERPASS

Pengertian

Waterpass (penyipat datar) adalah suatu alat ukur tanah yang dipergunakan untuk

mengukur beda tinggi antara titik-titik saling berdekatan. Beda tinggi tersebut ditentukan

dengan garis-garis visir (sumbu teropong) horizontal yang ditunjukan ke rambu-rambu ukur

yang vertical.

PRAKTIKUM PEMETAAN LAHAN KELOMPOK 7

Page 3: BAB I

Sedangkan pengukuran yang menggunakan alat ini disebut dengan Levelling atau

Waterpassing. Pekerjaan ini dilakukan dalam rangka penentuan tiggi suatu titik yang akan

ditentukan ketiggiannya berdasarkan suatu system referensi atau bidang acuan.

Sistem referensi atau acaun yang digunakan adalah tinggi muka air air laut rata-rata atau

Mean sea Level (MSL) atau system referensi lain yang dipilih.Sistem referensi ini mempunyai

arti sangat penting, terutama dalam bidang keairan, misalnya: Irigasi, Hidrologi, dan

sebagainya. Namun demikian masih banyak pekerjaan-pekerjaan lain yang memerlukan

system referinsi.

Untuk menentukan ketinggian suatu titik di permukaan bumi tidak selalu tidak selalu

harus selalu mengukur beda tinggi dari muka laut (MSL), namun dapat dilakukan dengan

titik-titik tetap yang sudah ada disekitar lokasi oengukuran. Titik-titik tersebut umumnya telah

diketahui ketinggiannya maupun kordinatnya (X,Y,Z) yang disebut Banch Mark (BM). Banch

mark merupakan suatu tanda yang jelas (mudah ditemukan) dan kokoh dipermukaan bumi

yang berbentuk tugu atau patok beton sehingga terlindung dari faktor-faktor pengrusakan.

Manfaat penting lainnya dari pengukuran Levelling ini adalah untuk kepentingan

proyek-proyek yang berhubungan dengan pekerjaan tanah (Earth Work) misalnya untuk

menghitung volume galian dan timbunan. Untuk itu dikenal adanya pengukuran sipat datar

profil memanjang (Long section) dan sipat datar profil melintang (Cross section).

Dalam melakukan pengukuran sipat datar dikenal adanya tingkat-tingkat ketelitian

sesuai dengan tujuan proyek yang bersangkutan. Hal ini dikarenakan pada setiap pengukuran

akan selalu terdapat kesalah-kesalahan. Fungsi tingkat-tingkat ketelitan tersebut adalah batas

toleransi kesalahan pengukuran yang diperbolehkakan. Untuk itu perlu diantisipasi kesalah

tersebut agar di dapat suatu hasil pengukuran untuk memenuhi batasan toleransi yang telah

ditetapkan.

Jenis-jenis pengukuran sipat datar :

1.Menyipat datar memanjang, yang dibedakan menjadi : memanjang terbuka,

memanjang keliling ( tertutup ), memanjang terbuka terikat sempurna, memanjang

pergi pulang, memanjang double stand.

2.Menyipat datar profil, yang dibedakan menjadi : Profil memanjang dan profil

melintang.

3. Menyipat datar resiprokal.

4. Menyipat datar luas.

Alat-alat yang digunakan dalam pengukuran waterpass:

PRAKTIKUM PEMETAAN LAHAN KELOMPOK 7

Page 4: BAB I

1) Waterpass

Gambar 1.1

2) Statif(kaki tiga)Statif (kaki tiga) berfungsi sebagai penyangga waterpass dengan ketiga

kakinya dapat menyangga penempatan alat yang pada masing-masing ujungnya

runcing, agar masuk ke dalam tanah. Ketiga kaki statif ini dapat diatur tinggi

rendahnya sesuai dengan keadaan tanah tempat alat itu berdiri. Seperti tampak pada

gambar dibawah ini :

Gambar 1.2

3) Unting-unting

Unting-unting ini melekat dibawah penyetel kaki statif, unting-unting ini

berfungsi sebagai tolak ukur apakah waterpass tersebut sudah berada tepat di atas

patok.

Gambar 1.3

PRAKTIKUM PEMETAAN LAHAN KELOMPOK 7

Page 5: BAB I

4) Rambu ukur

Rambu ukur mempunyai bentuk penampang segi empat panjang yang

berukuran lebar ± 10 cm, panjang ± 300 cm.

Gambar 1.4

5) Tip-XTip –X berfungsi sebagai suatu tanda di lapangan untuk titik utama dalam pengukuran.

Gambar 1.5

Rumus rumus yang digunakan dalam Pengukuran waterpass terbuka:

Jarak = (BA-BB)x100

Dengan :

BA=Batas Atas

BB=Batas Bawah

Beda Tinggi=TPS-BT

Dengan:

TPS=Tinggi Alat

BT=Batas Tengah

Elevasi =Elevasi titik sebelum ± beda Tinggi

Batas Tengah=BA+BB/2

Dengan:

BA=Batas Atas

BB=Batas Bawah

PRAKTIKUM PEMETAAN LAHAN KELOMPOK 7

Page 6: BAB I

PENGUKURAN THEODOLIT

Pengertian

Theodolit merupakan alat ukur yang dapat menghitung koordinat dan absisi dari titik

yang diukur.Dan juga dapat menentukan luas suatu daerah.

Dengan alat ukur sudut, kita dapat mengukur sudut arah dua titik atau lebih dan sudut

curam terhadap bidang horizontal dan suatu yang vertical.

Ada dua cara pengukuran sudut:

1.      Jaringan segitiga ( triangulusi )

2.      Rangkai segi banyak ( Poligon ) terbuka dan tertutup 

Alat-alat yang digunakan dalam pengukuran theodolit

1) Theodolit

Gambar 1.6

Keterangan gambar: 1. Visir 2.Teropong 3. Srup Pengunci Gerak Vertial 4.Srup Okuler \ 5.Kaca Penerang 6.Teropong Pembaca Sudut 7.Skrup Obyektif 8.Skrup Gerak Halus Vertical 9.Nivo Tabung 10.Skrup Mikrometer 11.Centering Optis 12.Skrup Gerak Halus Horizontal Atas 13.Skrup Gerak Halus Pengunci Atas 14.Skrup Pengunci Gerak Halus Hz Bawah

PRAKTIKUM PEMETAAN LAHAN KELOMPOK 7

Page 7: BAB I

15.Skrup Gerak Halus Horizontal Bawah 16.Lensa Penerang 17.Nivo Kotak 18.Tribach 19.Skrup Penyetel 20.Statif

2) Statif Lihat gambar 1.2

3) Unting-unting

Lihat gambar 1.34) Rambu Ukur

Gambar 1.7

5) Tip X

Lihat gambar 1.56) Meteran

Gambar 1.8

PRAKTIKUM PEMETAAN LAHAN KELOMPOK 7

Page 8: BAB I

7) Kompas

Gambar 1.9

Rumus yang digunakan dalam pengukuran theodolit

PRAKTIKUM PEMETAAN LAHAN KELOMPOK 7