BAB I

9
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Di dalam kandungan, janin berhubungan dengan ibunya melalui tali pusat yang merupakan bagian dari plasenta. Namun, pada saat dilahirkan, bayi dipisahkan dari plasenta dengan cara dilakukan pengikatan tali pusat. Tindakan tersebut dilakukan pada kala ketiga persalinan, yaitu saat bayi lahir lengkap sampai plasenta lahir lengkap. Setelah tali pusat diikat dengan cunam, dilakukan pemotongan pada tali pusat dengan jarak 5 cm sampai 10 cm dari umbilicus (Susilowati, 2009). Pengikatan dan pemotongan tali pusat merupakan prosedur standar yang selalu dilakukan saat bayi dilahirkan. Waktu terbaik untuk pengikatan tali pusat telah menjadi perdebatan selama beberapa dasawarsa dan definisi pengikatan tali pusat dini serta tertunda

Transcript of BAB I

BAB IPENDAHULUAN1.1. LATAR BELAKANGDi dalam kandungan, janin berhubungan dengan ibunya melalui tali pusat yang merupakan bagian dari plasenta. Namun, pada saat dilahirkan, bayi dipisahkan dari plasenta dengan cara dilakukan pengikatan tali pusat. Tindakan tersebut dilakukan pada kala ketiga persalinan, yaitu saat bayi lahir lengkap sampai plasenta lahir lengkap. Setelah tali pusat diikat dengan cunam, dilakukan pemotongan pada tali pusat dengan jarak 5 cm sampai 10 cm dari umbilicus (Susilowati, 2009).Pengikatan dan pemotongan tali pusat merupakan prosedur standar yang selalu dilakukan saat bayi dilahirkan. Waktu terbaik untuk pengikatan tali pusat telah menjadi perdebatan selama beberapa dasawarsa dan definisi pengikatan tali pusat dini serta tertunda bervariasi. Tidak ada panduan yang pasti tentang hal tersebut. Namun saat ini, menurut ulasan kolaborasi Cochrane sebagian besar peneliti mendefinisikan pengikatan tali pusat dini bila dilakukan dalam 15 detik setelah lahir, sedangkan tertunda jika dilakukan 45 detik sampai 5 menit setelah lahir dimana pada rentang waktu tersebut terjadi perpindahan darah yang bermakna dari plasenta ke bayi (transfusi plasenta). Departemen Kesehatan Indonesia sudah melakukan sosialisasi untuk melakukan penundaan pengikatan tali pusat hingga 2 menit untuk bayi normal (Susilowati, 2009).Suatu studi metaanalisis menyimpulkan bahwa penundaan pengikatan tali pusat pada bayi baru lahir cukup bulan selama minimal 3 menit ternyata bermanfaat untuk bayi yaitu dapat meningkatkan jumlah sel darah merah sehingga menurunkan insidensi anemia. Ada beberapa ulasan mengapa penundaan pengikatan tali pusat bermanfaat bagi bayi. Tali pusat kaya akan sel prekursor hemopoetik, sehingga transfusi plasenta dapat mencegah anemia dan diperlukannya transfusi bagi bayi di kemudian hari. Pengikatan tali pusat tertunda memberikan waktu lebih banyak untuk transfer darah dari plasenta kepada bayi. Namun sampai saat ini rekomendasi tersebut belum banyak dilakukan dengan alasan adanya efek yang merugikan bagi bayi seperti polisitemia, distres pernafasan dan neonatal jaundice (Wardhani, 2010). Bayi prematur memiliki risiko yang lebih besar mengalami anemia. Pada minggu-minggu pertama kehamilan eritrosit dihasilkan oleh hati janin, kemudian peran tersebut dibantu oleh tulang belakang hingga janin berusia 32 minggu. Saat janin berusia 40 minggu, tulang belakang mengambil alih sepenuhnya peranan hati untuk menghasilkan eritrosit. Proses tersebut tidak berjalan sempurna pada bayi prematur yang dilahirkan sebelum usia 40 minggu sehingga bayi kekurangan zat besi dalam darahnya dan menimbulkan anemia. Bayi yang lahir cukup bulan mengakumulasi zat besi dari ibu pada trimester ketiga kehamilan dan menggunakannya setelah kelahiran untuk membuat sel darah merah yang dapat bertahan selama 4-6 bulan. Bayi yang lahir terlalu cepat mungkin tidak memiliki waktu untuk menyimpan zat besi yang cukup sehingga dalam minggu pertama sel darah merah sedikit terbentuk atau belum matang terbentuk dan usianya relatif singkat (Widjanarko, 2009). Pada minggu pertama kehidupan, semua bayi mengalami penurunan dalam volume sirkulasi sel darah merah (RBC) yang umumnya dinyatakan sebagai konsentrasi darah hemoglobin (Hb). Penurunan konsentrasi hemoglobin biasanya merangsang peningkatan produksi yang signifikan dari erythropoietin (EPO), tetapi respon ini berkurang pada bayi prematur (Richard, 2000).Penelitian yang dilakukan oleh Hutton, menyimpulkan bahwa penundaan pengikatan tali pusat pada nenonatus cukup bulan minimal 2 menit setelah lahir ternyata bermanfaat bagi bayi baru lahir. Walaupun ada tanda-tanda polisitemia pada bayi-bayi tersebut tetapi masih dalam batas normal. Penundaan pengikatan tali pusat ternyata mengurangi kejadian perdarahan intraventrikuler dan sepsis onset lambat berdasarkan penelitian yang dilakukan pada bayi dengan berat badan lahir sangat rendah (BBLSR). Penelitian terbaru menyatakan bahwa pengikatan tali pusat segera (dalam 5-10 detik), bila dibandingkan dengan pengikatan tali pusat yang ditunda ternyata menimbulkan penurunan 20-40 ml darah perkilogram berat badan yang setara dengan 30-35 mg zat besi (Hutton, 2007). Telah diperdebatkan bahwa pengikatan segera pada tali pusat akan menyebabkan meningkatnya risiko hipovolemia dan kehilangan zat besi, serta kehilangan hematopoietik sel induk. Pengikatan tali pusat segera dicurigai sebagai penyebab utama anemia pada bayi baru lahir, sehingga hal ini menyebabkan beberapa peneliti merekomendasikan untuk menunda pengikatan tali pusat sebagai intervensi yang murah dan mudah untuk mengurangi kejadian anemia pada 6 bulan pertama kehidupan (Susilowati, 2009).1.2. RUMUSAN MASALAH1. Bagaimana perubahan fisiologis hematologi janin-bayi?2. Apakah penundaan pengikatan tali pusat pada bayi cukup bulan dapat dilakukan untuk mencegah anemia?3. Apakah penundaan pengikatan tali pusat pada bayi prematur dapat dijadikan sebagai intervensi baru untuk menurunkan insidensi anemia ditinjau dari pandangan Kedokteran? 4. Bagaimana tinjauan Islam terhadap penundaan pengikatan tali pusat pada bayi prematur?5. Bagaimana perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menurut Islam?1.3. TUJUAN PENULISAN1.3.1Tujuan Umum1.3.1.1.Memberikan informasi tentang pengaruh penundaan pengikatan tali pusat pada bayi prematur ditinjau dari kedokteran 1.3.1.2.Memberikan informasi tentang pengaruh penundaan pengikatan tali pusat pada bayi prematur ditinjau dari pandangan Islam1.3.2Tujuan Khusus1.3.2.1.Menjelaskan tentang perubahan fisiologis hematologi janin-bayi1.3.2.2.Menjelaskan tentang hubungan waktu pengikatan tali pusat dan dampak pada bayi1.3.2.3.Menjelaskan penundaan pengikatan tali pusat pada bayi prematur yang dijadikan sebagai intervensi baru untuk menurunkan insidensi anemia dalam sudut pandang Kedokteran1.3.2.4.Menjelaskan bagaimana pandangan Islam tentang pengaruh penundaan pengikatan tali pusat pada bayi prematur1.3.2.5.Menjelaskan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menurut Islam

1.4.MANFAAT PENULISAN1. Penulis berharap memperoleh pengalaman dan pemahaman secara mendalam tentang pengaruh penundaan pengikatan tali pusat pada bayi dan sebagai syarat memperoleh gelar dokter muslim.2. Bagi Universitas Yarsi diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan masukan dan menambah khasanah pengetahuan ilmiah bagi kepustakaan mengenai metode baru pengikatan tali pusat pada bayi.3. Bagi masyarakat diharapkan skripsi ini dapat memberikan informasi dan masukan mengenai metode baru pengikatan tali pusat pada bayi yang dapat dijadikan sebagai sebuah intervensi untuk mengurangi insidensi anemia terutama pada bayi-bayi prematur.

6