BAB I

41
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Potensi pengembangan komoditas peternakan yang masih cukup besar menjadikan alasan utama untuk menjadikan sektor peternakan sebagai salah satu sumber pertumbuhan ekonomi. Pengaruh sektor peternakan yang besar terhadap masyarakat Indonesia tidak terlepas dari fungsi dasar sektor peternakan dalam pemenuhan pangan dan gizi masyarakat. Indonesia, terutama kebutuhan protein hewani. Peningkatan jumlah penduduk, pendapatan, dan kadar gizi masyarakat menyebabkan permintaan terhadap hasil sektor peternakan sebagai sumber protein hewani meningkat. Ternak burung puyuh sebagai penghasil telur ini dapat dijadikan alternatif untuk memenuhi permintaan yang semakin meningkat. Apabila dilihat dari kenyataan di lapangan, ternyata peternak burung puyuh yang sudah ada dan tersebar di beberapa daerah, kualitas dan kuantitasnya masih ada 1

description

kjkmh

Transcript of BAB I

BAB IPENDAHULUAN1.1. Latar BelakangPotensi pengembangan komoditas peternakan yang masih cukup besar menjadikan alasan utama untuk menjadikan sektor peternakan sebagai salah satu sumber pertumbuhan ekonomi. Pengaruh sektor peternakan yang besar terhadap masyarakat Indonesia tidak terlepas dari fungsi dasar sektor peternakan dalam pemenuhan pangan dan gizi masyarakat. Indonesia, terutama kebutuhan protein hewani. Peningkatan jumlah penduduk, pendapatan, dan kadar gizi masyarakat menyebabkan permintaan terhadap hasil sektor peternakan sebagai sumber protein hewani meningkat. Ternak burung puyuh sebagai penghasil telur ini dapat dijadikan alternatif untuk memenuhi permintaan yang semakin meningkat. Apabila dilihat dari kenyataan di lapangan, ternyata peternak burung puyuh yang sudah ada dan tersebar di beberapa daerah, kualitas dan kuantitasnya masih ada yang dibawah harapan konsumen. Hal yang menjadi kendala para peternak adalah keterbatasan modal. Selama ini peternak yang ada hanya menggunakan modal yang seadanya. Sebelum melakukan usaha peternakan burung puyuh, perlu dilakukan analisis kelayakan usaha agar mengetahui resiko yang akan dihadapi dalam menjalankan usaha peternakan burung puyuh.Usaha ternak puyuh belum mendapat perhatian yang serius baik dari peternak, pemerintah maupun para peneliti. Hal ini ditunjukkan dengan sangat terbatasnya penelitian-penelitian tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan ternak puyuh, sehingga pengembangan ternak puyuh diserahkan sepenuhnya kepada peternak. Padahal ternak puyuh potensial untuk dikembangkan, karena pada umur enam minggu sudah berproduksi, tidak membutuhkan permodalan yang besar, mudah pemeliharaan serta dapat diusahakan pada lahan yang terbatas selain itu belum ada laporan ternak puyuh terserang flu burung (Kaharuddin, 2007). Namun kelebihannya ini membuat berbagai pihak melupakannya sehingga banyak peternak jatuh bangun dalam mengusahakan ternak puyuh ini. Kendala utama yang sangat dirasakan dalam pengembangan ternak puyuh belum tersedianya bibit puyuh komersil sebagaimana halnya ternak ayam ras. Umumnya peternak puyuh disamping memelihara puyuh penghasil telur konsumsi juga melakukan pembibitan dengan menggunakan puyuh-puyuh yang mereka pelihara. Tapi karena kegiatan pembibitan yang mereka lakukan tidak dilandasi teori dan program yang tepat maka bibit puyuh yang dihasilkan belum terjamin kualitasnya. Untuk lebih jelasnya, maka dilakukanlah praktikum budidaya puyuh.1.2. Rumusan MasalahPermasalahan yang dibahas dalam Peraktek Kerja Lapang yaitu bagaimana Penerapan Manajemen Perkandangan Burung Puyuh Makmur Abadi Di Desa Puunggoni, Kecamatan Angata.1.3. Tujuan Praktek Kerja LapangAdapun tujuan kegiatan praktek kerja lapang ini sebagai berikut:a. Memperoleh keterampilan dan pengalaman kerja secara langsung sehingga dapat memecahkan permasalahan dalam bidang peternakan.b. Memperluas pengetahuan dan wawasan sehubungan teori dengan penerapanya, sehingga dapat menjadi bekal penulis dalam terjun kedunia kerja.c. Meningkatkan keterampilan dan pengalaman kerja dalam beternak burung puyuh.1.4. Kegunaan Praktek Kerja LapangManfaat yang didapat dari pelaksanaan praktik kerja lapang dipeternakan burung puyuh Makmur Abadi yakni sebagai berikut:a. Memperoleh gambaran perusahaan tentang peternakan burung puyuh Makmur Abadi dilihat dari segi manajemen perkandangan.b. Memperoleh pengalaman kerja secara langsung, sehingga bisa digunakan bekal bagi mahasiswa ketika kerja di dunia kerja.c. Mengetahui manajemen perkandangan burung puyuh yang baik.d. Mahasiswa mampu berkomunikasi dan mengintegrasikan diri dalam lingkungan perusahaan.

BAB IIDESKRIPSI TEORI

2.1. Burung Puyuh

Gambar 1. Burung PuyuhPuyuh merupakan jenis burung yang tidak dapat terbang, ukuran tubuh relatif kecil, berkaki pendek dan dapat diadu. Burung puyuh disebut juga Gemak (Bhs. Jawa-Indonesia). Bahasa asingnya disebut Quail, merupakan bangsa burung (liar) yang pertama kali diternakan di Amerika Serikat, tahun 1870, dan terus dikembangkan ke penjuru dunia. Sedangkan di Indonesia puyuh mulai dikenal, dan diternak semenjak akhir tahun 1979. Kini mulai bermunculan di kandang-kandang ternak yang ada di Indonesia. Puyuh merupakan hewan yang diklasifikasikan pada, Kelas : Aves (Bangsa Burung) Ordo : GaliformesSub Ordo : Phasianoidae Famili : Phasianidae Sub Famili : Phasianina Genus : Coturnix Species : Coturnix-coturnix JaponicaAdapun yang dapat dimanfaatkan dari puyuh ini adalah telur dan dagingnya mempunyai nilai gizi dan rasa yang lezat, bulunya sebagai bahan aneka kerajinan atau perabot rumah tangga lainnya, kotorannya sebagai pupuk kandang ataupun kompos yang baik dapat digunakan sebagai pupuk tanaman (Rasyaf, 1985). 2.2. Bibit Burung PuyuhYang perlu diperhatikan oleh peternak sebelum memulai usahanya, adalah memahami 3 (tiga) unsur produksi usaha perternakan yaitu bibit/pembibitan, pakan (ransum) dan pengelolaan usaha peternakan. Pemilihan bibit burung puyuh disesuaikan dengan tujuan pemeliharaan, ada 3 (tiga) macam tujuan pemeliharaan burung puyuh, yaitu:a. Untuk produksi telur konsumsi, dipilih bibit puyuh jenis ketam betina yang sehat atau bebas dari kerier penyakit.b. Untuk produksi daging puyuh, dipilih bibit puyuh jantan dan puyuh petelur afkiran.c. Untuk pembibitan atau produksi telur tetas, dipilih bibit puyuh betina yang baik produksi telurnya dan puyuh jantan yang sehat yang siap membuahi puyuh betina agar dapat menjamin telur tetas yang baik.

2.3. Tata Laksana Pemeliharaan Burung Puyuh1. Sanitasi dan Tindakan PreventifUntuk menjaga timbulnya penyakit pada pemeliharaan puyuh kebersihan lingkungan kandang dan vaksinasi terhadap puyuh perlu dilakukan sedini mungkin.2. Pengontrolan PenyakitPengontrolan penyakit dilakukan setiap saat dan apabila ada tanda-tanda yang kurang sehat terhadap puyuh harus segera dilakukan pengobatan sesuai dengan petunjuk dokter hewan atau dinas peternakan setempat atau petunjuk dari Poultry Shoup.3. Pemberian PakanRansum (pakan) yang dapat diberikan untuk puyuh terdiri dari beberapa bentuk, yaitu: bentuk pallet, remah-remah dan tepung. Karena puyuh yang suka usil memtuk temannya akan mempunyai kesibukan dengan mematuk-matuk pakannya. Pemberian ransum puyuh anakan diberikan 2 (dua) kali sehari pagi dan siang. Sedangkan puyuh remaja/dewasa diberikan ransum hanya satu kali sehari yaitu di pagi hari. Untuk pemberian minum pada anak puyuh pada bibitan terus-menerus.2.4. PerkandanganBurung Puyuh merupakan hewan unggas yang sangat sensitif terhadap lingkungan sekitarnya, sehingga dibutuhkan tempat yang benar-benar kondusif untuk membudidayakannya agar puyuh dapat berproduksi optimal. Persyaratan lokasi yang baik untuk budidaya puyuh adalah lokasi jauh dari keramaian dan pemukiman penduduk, mempunyai strategi transportasi, terutama jalur sapronak dan jalur-jalur pemasaran, lokasi terpilih bebas dari wabah penyakit, bukan merupakan daerah sering banjir, melainkan daerah yang selalu mendapatkan sirkulasi udara yang baik (Rasyaf, 1985).Dalam sistem perkandangan yang perlu diperhatikan adalah temperatur kandang yang ideal atau normal berkisar 20-25 oC, kelembaban kandang berkisar 30-80%;, penerangan kandang pada siang hari cukup 25- 40 watt, sedangkan malam hari 40-60 watt (hal ini berlaku untuk cuaca mendung/musim hujan). Tata letak kandang sebaiknya diatur agar sinar matahari pagi dapat masuk kedalam kandang. Model kandang puyuh ada 2 (dua) macam yang biasa diterapkan yaitu sistem litter (lantai sekam) dan sistem sangkar (baterai). Ukuran kandang untuk 1 m2 dapat diisi 90-100 ekor anak puyuh, selanjuntnya menjadi 60 ekor untuk umur 10 hari sampai lepas masa anakan. Terakhir menjadi 40 ekor/m2 sampai masa bertelur. Adapun kandang yang biasa digunakan dalam budidaya burung puyuh adalah:a. Kandang untuk induk pembibitan Kandang ini berpegaruh langsung terhadap produktifitas dan kemampuan menghasilkan telur yang berkualitas. Besar atau ukuran kandang yang akan digunakan harus sesuai dengan jumlah puyuh yang akan dipelihara. Idealnya satu ekor puyuh dewasa membutuhkan luas kandang 200 m2.b. Kandang untuk induk petelurKandang ini berfungsi sebagai kandang untuk induk pembibit. Kandang ini mempunyai bentuk, ukuran, dan keperluan peralatan yang sama. Kepadatan kandang lebih besar tetapi bisa juga sama.c. Kandang untuk anak puyuh/umur stater (kandang indukan). Kandang ini merupakan kandang bagi anak puyuh pada umur starter, yaitu mulai umur satu hari sampai dengan dua sampai tiga minggu. Kandang ini berfungsi untuk menjaga agar anak puyuh yang masih memerlukan pemanasan itu tetap terlindung dan mendapat panas yang sesuai dengan kebutuhan. Kandang ini perlu dilengkapi alat pemanas. Biasanya ukuran yang sering digunakan adalah lebar 100 cm, panjang 100 cm, tinggi 40 cm, dan tinggi kaki 50 cm. (cukup memuat 90-100 ekor anak puyuh).d. Kandang puyuh umur grower (3-6 minggu) dan layer (lebih dari 6 minggu) Kandang ini memiliki bentuk, ukuran maupun peralatan yang sama dengan kandang untuk induk petelur. Alas kandang biasanya berupa kawat ram. Peralatan yang dibutuhkan untuk budidaya puyuh ini adalah Perlengkapan kandang berupa tempat makan, tempat minum, tempat bertelur dan tempat obat-obatan (Rasyaf, 1985). 2.5. Pengendalian Hama Penyakit Burung Puyuh1. Radang Usus (Quail enteritis) Penyebab: bakteri anerobik yang membentuk spora dan menyerang usus, sehingga timbul peradangan pada usus. Gejala: puyuh tampak lesu, mata tertutup, bulu kelihatan kusam, kotoran berair dan mengandung asam urat. Pengendalian: memperbaiki tata laksana pemeliharaan, serta memisahkan burung puyuh yang sehat dari yang telah terinfeksi.2. Tetelo (NCD/New Casstle Diseae) Gejala: puyuh sulit bernafas, batuk-batuk, bersin, timbul bunyi ngorok, lesu, mata ngantuk, sayap terkulasi, kadang berdarah, tinja encer kehijauan yang spesifik adanya gejala tortikolis yaitu kepala memutar-mutar tidak menentu dan lumpuh. Pengendalian: pertama dengan menjaga kebersihan lingkungan dan peralatan yang tercemar virus, binatang vektor penyakit tetelo, puyuh yang mati segera dibakar/dibuang. Kedua yaitu pisahkan puyuh yang sakit guna mencegah masuk areal ternak puyuh yang steril serta melakukan vaksinasi NCD. Sampai sekarang belum ada obatnya.3. Berak Putih (Pullorum) Penyebab: Kuman Salmonella pullorum dan merupakan penyakit menular. Gejala: kotoran berwarna putih, nafsu makan hilang, sesak nafas, bulu-bulu mengerut dan sayap lemah menggantung. Pengendalian: sama dengan pengendalian penyakit tetelo.4. Berak Darah (Coccidiosis) Gejala: tinja berdarah dan mencret, nafsu makan kurang, sayap terkulasi, bulu kusam menggigil kedinginan Pengendalian: menjaga kebersihan lingkungaan, menjaga litter tetap kering, atau bisa dengan Tetra Chloine Capsule diberikan melalui mulut. Noxal, Trisula Zuco tablet dilarutkan dlm air minum atau sulfaqui moxaline, amprolium, cxaldayocox5. Cacar Unggas (Fowl Pox) Penyebab: Poxvirus, menyerang bangsa unggas dari semua umur dan jenis kelamin. Gejala: timbulnya keropeng-keropeng pada kulit yang tidak berbulu, seperti pial, kaki, mulut dan farink yang apabila dilepaskan akan mengeluarkan darah. Pengendalian: vaksin dipteria dan mengisolasi kandang atau puyuh yang terinfeksi.6. Quail Bronchitis Penyebab: Quail bronchitis virus (adenovirus) yang bersifat sangat menular. Gejala: puyuh kelihatan lesu, bulu kusam, gemetar, sulit bernafas, batuk dan bersin, mata dan hidung kadang-kadang mengeluarkan lendir serta kadang kala kepala dan leher agak terpuntir. Pengendalian: pemberian pakan yang bergizi dengan sanitasi yang memadai.7. Aspergillosis Penyebab: cendawan Aspergillus fumigatus. Gejala: Puyuh mengalami gangguan pernafasan, mata terbentuk lapisan putih menyerupai keju, mengantuk, nafsu makan berkurang. Pengendalian: memperbaiki sanitasi kandang dan lingkungan sekitarnya.8. Cacingan Penyebab: sanitasi yang buruk. Gejala: puyuh tampak kurus, lesu dan lemah. Pengendalian: menjaga kebersihan kandang dan pemberian pakan yg terjaga kebersihannya.2.6. Pasca PanenHasil Utama pada usaha pemeliharaan puyuh petelur, yaitu produksi telurnya yang dipanen setiap hari selama masa produksi berlangsung. Telur dapat berupa tekur konsumsi dan telur tetas. Telur konsumsi yaitu telur puyuh yang dijual bebas di pasaran, sedangkan telur tetas adalah telur hasil pembibitan dari ternak pembibitan puyuh, hasil utama dari budidaya puyuh pedaging yaitu daging puyuh. Adapun hasil sampingannya antara lain berupa daging afkiran, tinja dan bulu puyuh (Rasyaf, 1985).2.7. Pemasaran Hasil Peternak Kegiatan pemasaran berhubungan dengan mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan masyarakat. Salah satu definisi pemasaran terpendek adalah memenuhi kebutuhan secara menguntungkan. Kotler dan Keller (2007) mendefinisikan manajemen pemasaran sebagai seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan mendapatkan, menjaga dan menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan, menyerahkan dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul. Menurut David (2006) pemasaran dapat digambarkan sebagai proses mendefinisikan, mengantisipasi, menciptakan, serta memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan atas barang dan jasa. Rangkuti (2006) pemasaran adalah suatu proses kegiatan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial, budaya, politik, ekonomi, dan manajerial. Akibat dari pengaruh berbagai faktor tersebut adalah masing masing individu maupun kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan dengan menciptakan, menawarkan dan menukarkan produk yang memiliki nilai komoditas. Tujuan dari pemasaran bukan hanya untuk memperluas penjualan tetapi untuk mengetahui dan memahami pelanggan sehingga produk atau jasa yang ditawarkan cocok dengan pelanggan dan selanjutnya produk tersebut dapat menjual dirinya sendiri. Idealnya pemasaran hendaknya menghasilkan seorang pelanggan yang siap untuk membeli.

BAB IIIMATERI DAN METODE3.1. Lokasi Dan Tempat Praktek Keja LapangPelaksanaan praktek kerja lapang ini dilaksanakan di peternakan burung puyuh Makmur Abadi, yang bertempat di Desa Puungoni, Kecamaan Angata, Kabupaten Konawe Selatan. Waktu pelaksanaan dimulai dari tanggal 13 Januari 12 Februari 2015.3.2. Materi Praktek Kerja LapangSasaran dari Pelaksanaan Praktek Kerja Lapang ini adalah penerapan Manajemen Perkandangan Burung Puyuh di Desa Puungoni, Keamatan Anggata, Kabupaten Konawe Selatan.3.3. Prosedur KerjaProsedur kerja yang digunakan dalam praktek kerja lapang adalah sebagai berikut:a. Praktek Kerja Lapang Di LapanganPraktek keja lapang dilakukan secara langsung dilakukan dengan mengikuti berternak burung puyuh, selain itu juga mengikuti semua kegiatan yang dilakukan di peternakan burung puyuh Makmur Abadi, di Kecamatan Angata.b. Diskusi Dan WawancaraMetode diskusi dan wawancara yang dilakukan dalam kegiatan magang ini meliputi:

1. Melakukan tanya jawab dengan pembimbing lapang atau pihak-pihak yang terkait menyangkut hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan berternak burung puyuh.2. Identifikasi masalah dan mencari pemecahnya kemudian diskusikan dengan pembibing praktek kerja lapang atau pihak yang terkait kemudian dibandingkan dengan kondisi yang ada di lapang.3.4. Data1. Pengamatan Dan Pengumpulan DataKegiatan ini dilakukan secara rutin selama berlangsungnya kegiatan praktek kerja lapang. Tujuan kegiatan ini adalah untuk melengkapi data yang sudah diperoleh yang akan digunakan sebagai pelengkap atau lampiran dalam penyusunan laporan pratek kerja lapang.2. Studi pustakaPengumpulan data dengan cara memamfaatkan data yang tersedia yang berhubungan dengan praktek kerja lapang. Data tersebut berupa data dari internet, buku, arsip, dan sebagian yang bersifat infomatif dan relawan.3. Analisis DataAnalis data dilakukan secara deskriptif terhadap Manajemen Perkandangan burung puyuh di Desa Puunggoni, Kecamatan Angata.

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN4.1. Keadaan Umum Perusahaan1. Sejarah Peternakan Burung Puyuh Makmur AbadiUsaha peternakan burung puyuh Makmur Abadi yang beralamat di Desa Puunggoni Kecamatan Angata Kabupaten Konawe Selatan, berdiri sejak tahun 2011. Awal mula berdiriya peternak burung puyuh adalah akibat adanya krisis ekonomi yang melanda negara Indonesia dan beberapa negara di Aisa Tenggara lainnya yang berakibat terhadap lemahnya perekonomian masyarakat indonesia pada umumnya, dan berangkat dari krisis ekonomi kemudian muncul ide pemilik peternakan yaitu Bapak Edal untuk mendapatkan hasil tambahan, dan sebagai kegiatan untuk mengisi waktu luang disaat pulang dari bekerja sebagai Petani. Beliau mempunyai prinsip yaitu usaha dengan modal kecil bisa berjalan, dan apabila ditambah modal usaha juga bisa berkembang; maka beliau memilih usaha berternak burung puyuh untuk memberi tambahan pasukan setiap harinya.Modal awal yang digunakan yaitu sebesar Rp.25.000.000 .Dengan jumlah populasi awal burung puyuh yang diternakkan yaitu 1000 ekor, pemeliharaan burung puyuh awalnya dilakukan dalam rumah beliau, untuk kemudian berkembang dan membeli lahan di beberapa tempat untuk dijadikan kandang pemeliharaan puyuh petelur. Sampai pada puncaknya peternakan burung puyuh Makmur Abadi pernah mencapai jumlah total populasi sekitar 2000 ekor.Usaha peternakan burung puyuh yang dirintis oleh beliau tidak selamanya berjalan dengan lancar ada beberapa kendala dan masalah yang harus dihadapi peternak burung puyuh, diantaranya adalah penyakit seperti berak kapur dan avian influenza ( AL ) yang perah terjadi di peternakan ini.2. Kondisi WilayahLetak peternakan burung Puyuh Makmur Abadi sangat strategis karena jauh dari pemukiman warga, selain itu sarana dan prasarana kandang, mess karyawan, dan jalan juga sudah cukup memadai sehingga memudahkan akses menuju kandang dan pengangkutan hasil peternakan. Letak peternakan Makmur Abadi dapat diliat dalam peta beriku:

Gambar 2. Peta Letak Praktek Kerja Lapang3. Struktur Usahaa. Pimpinan Peternakan Burung Puyuh Makmur AbadiPengawasan burung puyuh dilakukan Bapak Edal. Selaku pimpinan peternakan burung puyuh Makmur Abadi, Puunggoni, Kecamatan Angata mempunyai tugas sebagai berikut :1. Memberikan bimbingan kepada karyawan apa yang harus dikerjakan.2. Mengawasi langsung di lapangan dan meneliti hasil kerja karyawan3. Mengurusi bidang administrasi di peternakan burung puyuh Makmur Abadi, mengenai daftar infentaris barang, pakan, obat obatan, penjualan, membayar gaji karyawan.b. Karyawan Kandang PuyuhDi peternakan burung puyuh Makmur Abadi Puunggoni Angata, hanya memiliki 1 karyawan bernama Bapak Sampe, beliau berumur 41 tahun dengan status pendidikan terakhir SMP dengan tugas sebagai berikut: 1. Memelihara burung puyuh seperti memberi pakan, minum, membuang kotoran, dan pencegahan penyakit di waktu tertentu.2. Melaksankan instruksi yang diberikan oleh impinan.3. Memberikan masukan dan info kepada pimpinan tentang keadaan burung puyuh di kandang.4. Bertanggung jawab atas hasil telur yang dicapai.Struktur Kepemimpinan peternakan burung puyuh Makmur Abadi yaitu sebagai berikut :

Pimpinan Peternak Makmur AbadiBapak EdalB

Kandang Peternakan Burung PuyuhKaryawanBapak Sampe

Gambar 3. Struktur Kepemimpinan Peternakan Burung Puyuh Makmur Abadi4.2. Program Praktek Kerja LapangPraktek magang yang dilaksanakan di peternakan burung puyuh Makmur Abadi, Puunggoni, Angata, dalam kurung waktu 1 bulan. Peternakan Makmur Abadi merupakan peternakan burung puyuh telur dengan kapasitas saat ini 2.000 ekor. Jenis buruh puyuh lokal dan Coturnix-coturnix japania atau biasa disebut dengan puyuh Jepang.Dalam hal ini penulis ikut serta dalam kegiatan pemeliharaan burung puyuh, melalui proses awal pembuatan kandang dan pemindahan burung puyuh dari kandang sangkar ke kandang baterai, pemeliharaan starter, grower dan layer pemberian pakan dan air minum penceghan penyakit, pembersihan kandang, dan pemanenan telur. Secara umum kegiatan praktek kerja lapang ini dilakukan untuk mengetahui,memahami,dan melihat secara langsung kegiatan pemeliharaan burung puyuh. Selain itu kegiatan magang ini dilaksanakan untuk menegetahui kendala yang dihadapi oleh peternak khususnya peternakan burung puyuh Makmur Abadi dalam usaha beternak burung puyuh. Burung puyuh dipilih dalam kegiatan praktek kerja lapang ini, karena burung puyuh dirasa mempunyai potensi yang besar dan masih jarang diusahakan leh banyak orang. Burung puyuh mempunyai waktu produksi yang lebih singkat dibandingkan ternak unggas lainnya, yaitu sekitar 38-45 hari sudah mulai bertelurtempat , untuk beternak puyuh juga tidak memerlukan tempat yang begitu luas, burung puyuh juga tahan trhaap penyakit, dan untuk mengusahakannya tidak dibutuhkan modal yang besar, pemasaran dari produk burung puyuh juga mudah dan kotoran dari burung puyuh juga bisa dimanfaatkan sebgai pakan ikan atau digunakan sebagai pupuk organik.Tabel 1. Program Kegiatan Praktek Kerja Lapang di Peternakan Burung Puyuh Makmur AbadiNoProgram Kerja

1.Tgl 17 januari 2015, Jam 7:30 -15:00 melakukan pengecatan kandang batrai

2.Tgl 17 januari 2015, Jam 7:30 -16:00 melakukan perangkaian kandang abtrai.

3.Tgl 18 januari 2015, jam 7:30-15:00 melaku proses pemindahan burung puyuh dari kandang sangkar ke kandang batrai,

4.Tgl 19-12 februari 2015, jam 7:30 perberiaan pakan dan air minum burung puyuh, dan 16:00 pemberian pakan untuk sore hari, pemberian pakan dan air minum dilakuka setiap hari selama satu bulan.

5.Melakukan proses pencampuran pakan. Proses pencanpuran pakan dilakukan dua kali seminggu, terhitung dari tanggal 22-12 februari 2015

6.Melakuka proses pembersih kandang. Proses pembersihan kandang di lakukan dua kali seminggu, terhitung dari tanggal 22-12 februari 2015

7.Pemanenan telur burung puyuh. Proses penamenan telur burung puyuh dilakukan setiap hari pada pukul 13:00

4.3. Keadaan Umum PerkandanganPerkandangan merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan dalam usaha beternak puyuh, karena ltak dan lokasi kandang sangat mempengaruhi tingkat keberhasilan usaha beternak burung puyuh. Berikut ini gambar perkandangan burung puyuh di Desa Puunggoni Kecamatan Angata .

Gambar 4. Keadaan Kandang Burung Puyuh Makmur AbadiBeberapa hal yang menjadi pertimbangan peternakan puyuh Makmur Abadi dalam pembuatan kandang antara lain :a. Lokasi KandangLokasi kandang dipilih dan diperhitungkan secara cermat, karena lokasi kandang sangat mempengaruhi produksi burung puyuh, pendistribusian pakan untuk itu dalam penentuan lokasi kandang harus diprhatikan beberapa hal antara lain :1. Kandang jauh dari pemukiman pendudukLetak kandang dipilih pemilik peternakan adalah dipilih lokasi yang jauh dari pemukiman penduduk, karena usaha peternakan burung puyuh selain menghasilkan produk utama, juga menghasilkan limbah yaitu berupa kotoran burung puyuh, dan kotoran ini dapat menimbulkan bau yang dapat mengganggu lingkungan masyarakat yang ada di sekitar lokasi kandang. Peternakan burung puyuh Makmur Abadi, Puungoni,Angata berjarak 500 meter dari pemukiman penduduk. Selain untuk menghindari pencemaran udara yang dapat menganggu masyarakat sekitar peternakan, letak kandang yang jauh dari pemukiman penduduk juga bertujuan untuk menjauhkan puyuh dari sumber kebisingan suara bising yang terjadi secara tiba-tiba dapat mengakibatkan stres pada burung puyuh dan hal ini dapat mengurangi penurunan jumlah produksi petelur karena burung puyuh jenis ternak yang mudah stres.2. Sasaran dan prasaran transportasi mudahSarana dan prasarana dari dan menuju peternakan puyuh Makmur Abadi sudah cukup bagis ini tentunya sangat menunjang kegiatan usaha peternakan burung puyuh, karena pendistribusian pakan, obat-obatan,peralatan,bibi puyuh dan penjualan hasil peternakan semakin mudah dan lancar.3. Tersedia cukup aliran air dan saluran pembuanganAir merupakan salah satu hal terpenting dan mutlak dibutuhakan dalam usaha peternakan maupun usaha lainnya. Air dibutuhkan hntuk minum dan lainnya, oleh karena itu kebutuhan air bersih harus selalu tercukupi, baik itu dimusim kemarau maupun musim penghujan. Kebutuhan air di peternakan puyuh Makmur Abadi diperoleh dari 2 sumber utama, yang berfungsi mencukupi semua kebutuhan air di peternakan burung puyuh. Selain sumber air saluran pembuangan juga dibutuhkan untuk menyalurkan limbah cair yang akan dibuang. Letak peternakan burung puyuh Makmur Abadi sangat strategis yaitu disebelah barat berbatasan langsung dengan Desa Landabaro, sehingga memudahkan dalam pembuangan limbah cair.

4. Pencahayaan dan sirkulasi udara yang lancarSistem pencahayaan dan sirkulasi udara yang lancar sangat diperlukan, burung puyuh membutuhkan sinar matahari 24 jam, baik itu sinar matahari siang hari atau sinar lampu pada malam hari. Cahaya memberikan langsangan pada pineal untuk memberikan informasi cahaya pada hipotalamus untuk menjalankan sistem reproduksi. Hipotalamus kemudian memerintahkan anterior pituitary untuk mengeluarkan horman FSH ( Foliste Stimulating Hormon ) dan LH ( Luteotropic Hormon ), rangsangan hormon FSH dan LH inilahn yang menghasilkan telur ( Hartono, 2004). Selain itu cahaya matahari yang masuk kedalam kandang dapat berfungsi sebagai pembunuh bibit penyakit, menghindari kelembaban yang terlalu tinggi, dan sebagai sumber vitamin D alami. Sirkulasi udara di kandang puyuh Makmur Abadi Puunggoni,Angata ,dirancang sebaik mungkin agar udara didalam kandang dapat terus berganti, bau amoniak yang dihasilkan dari kotoran puyuh dapat berkurang sehingga kesehatan burung puyuh lebih terjaga. 5. Aman dan pengawasan mudahPenentuan lokasi kandang peternakan puyuh Makmur Abadi dipilih tempat yang aman dan bebas dari ancaman binatang buas, maupun wabah penyakit. Lokasi kandang peternak burung puyuh Makmur Abadi dikelilingi pagar setinggi 2,5 meter, sehingga mempermudah dalam pengawasan terdapat aset yang terdapat di dalam lokasi kandang peternakan puyuh Makmur Abadi. Lokasi kandang yang aman dan nyaman membuat puyuh dapat berproduksi secara maksimal.

b. Sistem KandangSistem kandang yang digunakan di peternakan burung puyuh Makmur Abadi yaitu menggunakan sistem kandang baterai. dalam hal ini pemilik usaha peternak puyuh Bapak Edal mempunyai beberapa alasan dalam hal penetuan penggunaan kandang baterai, yaitu : sistem kandang baterai mudah dibersihkan, sirkulasi udara bagus sehingga dapat mengurangi resiko penyakit, kenyaman dan keamanan puyuh di dalam kandang juga terjaga karena puyuh tidak akan di makan predator seperti tikus dan kucing, kandang baterai juga tidak membutuhkan tempat yang terlalu luas sehingga lahan dapat dimanfaatkan semaksimal mugkin. Gambar 5. Sistem kandang batrai peternakan Makmur AbadiSistem kandang baterai yang digunakan di peternakan burung puyuh Makmur Abadi berukuran 100x60x30 cm, terbuat dari kerangka kayu, alas dan dinding kawat dan bagian bawah kandang terdapat wadah yang berguna untuk menampung kotoran puyuh. Penggunaan wadah kotorsn ini memudahkan dalam pemeliharaan kebersihan kandang, karena kotoran puyuh tidak menimpa puyuh yang ada di bawahnya. Bahan pembuatan kandang dipilih dari bahan yang tah terhadap suhu dan kelembaban, dan mempunyai umur pakai relatif lama.

c. Bangunan KandangBanguna kandang puyuh Makmur Abadi berukuran 15x10 m dan tinggi 4 m, terbuat dari batu batako dan semen, bertujuan untuk melindungi semua yang ada didalam bangunan kandang dari pengaruh cuaca dan terpaan angin secara langsung. Atap bangunan dipilih rumbia(daun sagu), karena atap rumba mampu menahan panas, mempunyai umur pakai yang lebih lama, dan pada saat musim penghujan mudah diperbaiki apabila terjadi kebocoran. Lantai kandang di buat dari semen dan campuran pasir, hal ini bertujuan agar lantai kandang mudah dibersihkan dan kandang tidak terlalu lembab. Setiap bangunan kandang mempunyai ventilasi yang cukup, sehingga sirkulasi udara yang ada didalam kandang dapat berjalan lancar, udara dapat terus bergati dan hal ini juga bermanfaat terhadap kesehtan burung puyuh.Berikut Skema dan Proses Manajemen Perkandangan Burung Puyuh Makmur Abadi

Manajemen Perkandangan

Lokasi Kandang

Sistem kandang

Bangun kandang

Gambar 6. Skema Dan Proses Manajemen Perkandangan Burung PuyuhBAB V

PENUTUP5.1. KesimpulanBerdasarkan hasil pengamatan Praktek kerja lapang, maka dapat disimpulkan bahwa Manajemen Perkandangan Burung Puyuh dilaksanakan dengan baik, hal ini dapat dilihat dari, penentan lokasi, jarak kandang dengan pemukiman warga, tranportasi lancar dan sumber air memadai.5.2. SaranManajemen perkandangan burung puyuh Makmur Abadi cukup efektif bagi peternak. Haya beberapa hal yang perlu ditingkatkan dan ditelusuri lebih jauh lagi mengenai menajemen perkandangan ini, misalya lingkungan sekitar kandang seperti cuaca, suhu, dan organisme yang disebabkan oleh kendaraan, hewan pengerat, ular dan serangga yang masuk secara langsung kedalam kandang.

DAFTAR PUSTAKAAstuti, D. A. 2010. Petunjuk Praktis Beternak Ayam Ras, Petelur, Itik, dan Burung puyuh. PT. Agromedia Pustaka: Jakarta.Amrullah, I. K. 2003. Seri Beternak Mandiri: Nutrisi Ayam Broiler. Lembaga Satu Gunung Budi, BogorEnsminger, M. A. 1992. Poultry Science (Animal Agriculture Series). 3rd Edition.Interstate Publishers, Inc. Danville, Illinois.

Etches, R. J. 1996. Reproduction in Poultry. CAB Internasional, Wallingford.Dyah, Wahyuning. 2001. Beternak Burung Puyuh. Semarang : Aneka IlmuEsmay, Merle. E and John E. Dixon. 1986. Environment Control For AgriculturaHakim, L. 1983. Pendugaan nilai heritabilitas dan korelasi genetik beberapa sifatpertumbuhan burung burung puyuh (Coturnix coturnix japonica). Tesis.Fakultas Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Helinna dan Mulyantono. 2002. Bisnis burung puyuh juga bertumpu pada DKI.Poultry Indonesia. Edisi Juli, Jakarta.

Listyowati, Elly. 2004. Tata Laksana Budidaya Puyuh Secara Komersial. Jakarta : Penebar Swadaya

Listiyowati E dan Roospitasari K. 2007. Puyuh Tata Laksana Budi Daya Secara Komersial. Edisi Revisi. Jakarta : Penebar Swadaya

Mukomoko, J.A. 1977. Dasar Penyusunan Anggaran Biaya Bangunan. Jakarta : Kurnia Esa.

Mulyantini. 2010. Ilmu Manajemen Ternak Unggas. UGM Press. Yogyakarta.North, M. O. and D. D. Bell. 1990. Commercial Chicken Production Manual. 4th Edition. Chapman and Hall, New YorkPriyatno, Martono. 1999. Membuat Kandang Ayam. Jakarta : Penebar SwadayaRasyaf, Muhammad. 1985. Memelihara Burung Puyuh. Kanisius, Yogyakarta.Rokimoto. 2002. Poultry Breeding/ Genetics.: Inbreed Quail. http://www.the.coop.org [18 Desember 2009]Sugiarti, T., Suharsono U.D. Rusdi. 1981. pengaruh cekaman panas terhadap pertumbuhan dan efesiensi penggunaan makanan pada ayam pedaging. Lem LPP 1: 9-11.Suprijatna Edjeng, Umiyati Atmomarsono, Ruhyat Kartasudjan. 2005. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penebar Swadaya, Jakarta.Soegijanto. 1999. Bangunan Di Indonesia Dengan Iklim Tropis Lembab Ditinjau

LAMPIRANGAMBAR 1 Keadaan Umum Kandang Burung Puyuh

Gambar 2Merangakai kandang batrai

1