BAB I

22
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Disadari atau tidak, saat ini kita sedang berada di tengah-tengah kemajuan peradaban manusia yang kita sebut sebagai era globalisasi, dengan berbagai karakteristiknya termasuk derasnya arus informasi dan teknologi, persaingan yang semakin ketat, transportasi yang membuat dunia terasa semakin sempit, serta berbagai pengaruh dari arus kebudayaan yang keluar-masuk yang kalau tidak kita sadari dapat merongrong kebudayaan nasional yang kita miliki sejak dahulu. Dari perspektif ekonomi, politik, dan pertahanan, era globalisasi menuntut setiap bangsa termasuk Indonesia untuk berpacu menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang memiliki daya saing tinggi, yang akan siap berkompetisi secara internasional, karena hanya SDM yang menguasai pengetahuan termasuk sains dan teknologi yang akan mampu bersaing dan membangun bangsanya secara berkelanjutan, sementara mereka yang tidak responsive dengan perubahan besar ini akan selalu terbelakang dan menjadi bangsa yang peradabannya jauh tertinggal dari bangsa-bangsa yang lain. Lagi-lagi semua masalah yang menyangkut kemajuan suatu bangsa dikaitkan dengan dinamika penyelenggaraan pendidikan dalam bangsa itu. Bagaimanapun juga taraf keberhasilan 1

description

observasi pk

Transcript of BAB I

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Disadari atau tidak, saat ini kita sedang berada di tengah-tengah kemajuan peradaban manusia yang kita sebut sebagai era globalisasi, dengan berbagai karakteristiknya termasuk derasnya arus informasi dan teknologi, persaingan yang semakin ketat, transportasi yang membuat dunia terasa semakin sempit, serta berbagai pengaruh dari arus kebudayaan yang keluar-masuk yang kalau tidak kita sadari dapat merongrong kebudayaan nasional yang kita miliki sejak dahulu.

Dari perspektif ekonomi, politik, dan pertahanan, era globalisasi menuntut setiap bangsa termasuk Indonesia untuk berpacu menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang memiliki daya saing tinggi, yang akan siap berkompetisi secara internasional, karena hanya SDM yang menguasai pengetahuan termasuk sains dan teknologi yang akan mampu bersaing dan membangun bangsanya secara berkelanjutan, sementara mereka yang tidak responsive dengan perubahan besar ini akan selalu terbelakang dan menjadi bangsa yang peradabannya jauh tertinggal dari bangsa-bangsa yang lain. Lagi-lagi semua masalah yang menyangkut kemajuan suatu bangsa dikaitkan dengan dinamika penyelenggaraan pendidikan dalam bangsa itu. Bagaimanapun juga taraf keberhasilan pendidikan suatu bangsa merupakan tolak ukur kemajuan dari bangsa tersebut.Sains sebagai bagian dari pendidikan menempati posisi yang strategis untuk menyiapkan anak bangsa dalam mengadaptasi setiap kemajuan ilmu dan teknologi. Sains menjadi dasar dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga penguasaan terhadap konsep-konsep Sains sangat penting untuk mewujudkan masyarakat yang literasi Sains. Dalam meningkatkan kualitas pembelajaran sains, khususnya pada tingkat sekolah dasar, peran seorang guru sebagai fasilitator dan mediator sangatlah penting. Keberhasilan proses belajar Sains siswa SD sangatlah tergantung pada keprofesionalan guru dalam mengajar, sebab pemahaman awal siswa terhadap ilmu Sains terjadi pertama kali pada jenjang pendidikan dasar. Jika pembelajaran Sains di sekolah dasar tidak dilaksanakan secara efektif dan menyenangkan, maka siswa akan menganggap Sains sebagai ilmu yang membosankan, yang pada akhirnya akan menurunkan minat dan motivasi belajar siswa terhadap ilmu Sains. Namun sebaliknya, jika pembelajaran Sains dilaksanakan secara aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan maka ketertarikan siswa pada Sains akan meningkat. Konsekuensi logis dari hal tersebut adalah terwujudnya pelajar-pelajar yang kreatif, kritis, peka lingkungan, dan memiliki jiwa kompetitif yang tinggi. Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan guru-guru kreatif yang memiliki kompetensi untuk merancang dan melaksanakan metode pembelajaran Sains yang inovatif.Melihat begitu pentingnya peran guru dalam mewujudkan proses belajar-mengajar yang mampu menumbuhkembangkan minat siswa terhadap Sains pada jenjang pendidikan dasar, maka penulis melakukan observasi untuk menyusun sebuah laporan yang berjudul Keprofesionalan Guru dalam Pembelajaran Sains di SD Negeri 1 Baktiseraga, Singaraja1.2 Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang di atas maka terdapat beberapa rumusan masalah yang dibahas dalam laporan ini yaitu sebagai berikut,1. Bagaimana penerapan layanan pedagogik, administrasi, dan bimbingan dalam pembelajaran Sains di SD Negeri 1 Baktiseraga, Singaraja?

2. Bagaimana upaya guru dalam meningkatkan kompetensi diri dan kualitas pembelajaran Sains di SD Negeri 1 Baktiseraga, Singaraja?1.3 TujuanBerangkat dari rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam laporan ini adalah sebagai berikut,

1. Mengetahui penerapan layanan pedagogik, administrasi, dan bimbingan dalam pembelajaran Sains di SD Negeri 1 Baktiseraga, Singaraja.

2. Mengetahui upaya guru dalam meningkatkan kompetensi diri dan kualitas pembelajaran Sains di SD Negeri 1 Baktiseraga, Singaraja.1.4 Manfaat

Adapun manfaat yang diperoleh melalui penyusunan laporan ini yaitu sebagai berikut,

1.4.1 Bagi Mahasiswa1. Memberikan pengetahuan terkait sistematika penyusunan laporan observasi.

2. Memberikan pengetahuan mengenai keprofesionalan guru sehingga dapat dijadikan acuan dalam mengajar di sekolah nanti.1.4.2 Bagi Guru Lainnya1. Sebagai perbandingan terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan di sekolah masing-masing sehingga dapat diambil segi positifnya untuk mewujudkan proses belajar-mengajar yang kreatif dan inovatif.2. Membantu guru untuk mengurangi penggunaan metode mengajar konvensional (seperti ceramah) yang cenderung dapat menghambat sisi kreativitas siswa dalam mengeksplorasi ilmu pengetahuan.1.5 Teknik Penyusunan Laporan

1.5.1 Tempat dan Waktu ObservasiPenulis melaksanakan observasi di Ruang Guru SD Negeri 1 Baktiseraga, Singaraja pada hari Sabtu, 6 Juni 2009.

1.5.2 Metode Pengumpulan Data

Penulis menggunakan metode wawancara dan studi pustaka untuk memperoleh data dan informasi. Wawancara dilakukan dengan menanyakan beberapa pertanyaan, baik pertanyaan terbuka maupun pertanyaan tertutup terkait keprofesionalan guru dalam pembelajaran Sains kepada seorang guru mata pelajaran Sains sebagai narasumber. Sedangkan metode studi pustaka yaitu dengan menelaah beberapa buku, atau artikel dari situs internet.1.5.3 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang penulis gunakan yaitu deskriptif kualitatif, yaitu dengan menjelaskan keprofesionalan guru dalam pembelajaran Sains di SD Negeri 1 Baktiseraga, Singaraja secara kualitatif.BAB IIKAJIAN PUSTAKA2.1 Profesionalitas dan Kompetensi GuruKompetensi guru merupakan kemampuan dan kewenangan guru dalam melaksanakan profesi keguruannya (Usman, 1995: 14). Kompetensi guru berkaitan dengan profesionalisme, yaitu guru yang profesional adalah guru yang kompeten (berkemampuan), karena itu kompetensi profesionalisme guru dapat diartikan sebagai kemampuan dan kewenangan guru dalam menjalankan profesi keguruannya dengan kemampuan tinggi (Syah, 1995: 230)

Menurut UU No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, pasal 10 dinyatakan bahwa kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melaui pendidikan profesi. Yang dimaksud dengan kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Sedangkan yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif, berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaaan materi pelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik memnuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan. Yang dimaksud dengan kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peseta didik, sesama guru, orang tua wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Menurut Uno (2007: 18) kompetensi yang dimiliki oleh seorang guru, terdiri dari 3 (tiga), yaitu kompetensi pribadi, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional, yaitu sebagai berikut:

1. Kompetensi Pribadi

Kompetensi pribadi yang semestinya ada pada seorang guru, yaitu memiliki pengetahuan yang dalam tentang materi pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya. 2. Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial yang dimiliki seorang guru adalah menyangkut kemampuan berkomunikasi dengan peserta didik dan lingkungan mereka.3. Kompetensi Profesional Mengajar

Berdasarkan peran guru sebagai pengelola proses pembelajaran, guru harus memiliki kemampuan:

a. Merencanakan sistem pembelajaran.

b. Melaksanakan sistem pembelajaran.

c. Mengevaluasi sistem pembelajaran.

d. Mengembangkan sistem pembelajaran.

2.2 Mengembangkan Layanan Pedagogik, Administrasi, dan Bimbingan di Sekolah2.2.1 Layanan Pedagogik

Lingkungan yang kondusif menurut Mulyasa (dalam Yamin, 2007: 96) dapat dikembangkan melalui berbagai layanan sebagai berikut:

1. Memberikan pilihan bagi peserta didik yang lambat maupun yang cepat dalam melakukan tugas pembelajaran.

2. Memberikan pembelajaran remedial bagi peserta didik yang kurang berprestasi.3. Mengembangkan organisasi kelas yang efektif, menarik, nyaman, dan aman bagi perkembangan potensi seluruh peserta didik secara optimal.

4. Menciptakan kerjasama saling menghargai, baik antar peserta didik maupun antara peserta didik dengan guru dan pengelola pembelajaran lain.

5. Melibatkan peserta didik dalam proses perencanaan belajar dan pembelajaran.6. Mengembangkan proses pembelajaran sebagai tanggung jawab bersama antara peserta didik dan guru, sehingga guru lebih banyak bertindak sebagai fasilitator, dan sebagai sumber belajar.

7. Mengembangkan sistem evaluasi belajar dan pembelajaran yang menekankan pada evaluasi diri sendiri (self evaluation).2.2.2 Layanan AdministrasiDi sekolah guru berada dalam kegiatan administrasi sekolah. Sekolah melaksanakan kegiatannya untuk menghasilkan lulusan yang jumlah serta mutunya telah ditetapkan. Dalam lingkup administrasi sekolah itu peranan guru amat penting. Dalam menetapkan kebijaksanaan dan melaksanakan proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, pembiayaan dan penilaian kegiatan kurikulum, kesiswaan, sarana dan prasarana, personalia sekolah, keungan dan hubungan sekolah-masyarakat, guru harus aktif memberikan sumbangan, baik pikiran maupun tenaganya. Administrasi sekolah adalah pekerjaan yang sifanya kolaboratif, artinya pekerjaan yang didasarkan atas kerjasama, dan bukan bersifat individual. Oleh karena itu, semua personel sekolah termasuk guru harus terlibat (Soetjipto 2000: 143).2.2.3 Layanan Bimbingan

Menurut Soetjipto (2000: 107) peranan guru dalam melaksanakan bimbingan di sekolah dapat dibedakan menjadi dua: (1) tugas dalam layanan bimbingan dalam kelas, dan (2) di luar kelas.1. Tugas Guru dalam Layanan Bimbingan di KelasBeberapa hal yang harus diperhatikan guru dalam proses belajar-mengajar sesuai dengan fungsinya sebagai guru dan pembimbing, yaitu:a). Sikap yang positif dan wajar terhadap siswa,b). Perlakuan terhadap siswa secara hangat, ramah, rendah hati, menyenangkan,c). Pemahaman siswa secara empatik,d). Kepekaan terhadap perasaan yang dinyatakan oleh siswa dan membantu siswa untuk menyadari perasaannya itu.Guru juga dapat melakukan tugas-tugas bimbingan dalam proses pembelajaran seperti berikut:a). Melaksanakan kegiatan diagnostik kesulitan belajar pada siswa.

b). Guru dapat memberikan bantuan dengan kemampuan dan kewenangannya kepada murid dalam memecahkan masalah pribadi.2. Tugas Guru dalam Operasional Bimbingan di Luar Kelas

Tugas guru dalam layanan bimbingan tidak terbatas dalam kegiatan belajar-mengajar atau dalam kelas saja, tetapi juga kegiatan-kegiatan bimbingan di luar kelas. Tugas-tugas bimbingan itu antara lain:

a). Memberikan pengajaran perbaikan (remedial teaching)

b). Memberikan pengayaan dan pengembangan bakat siswa.

c). Melakukan kunjungan rumah (home visit).

d). Menyelenggarakan kelompok belajar dan les. 2.3 Metode Pembelajaran Sebagai Penunjang Kegiatan Belajar MengajarMetode pembelajaran merupakan bagian dari strategi instruksional, metode pembelajaran berfungsi sebagai cara untuk menyajikan, menguraikan, memberi contoh, dan memberi latihan kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu, tetapi tidak setiap metode pembelajaran sesuai digunakan untuk mencapai tujuan pembelaran tertentu (Yamin, 2007: 132). Sedangkan menurut Prof. Dr. Winarno Surakhmad (dalam Suryosubroto, 1997) metode pengajaran adalah cara-cara pelaksanaan daripada proses pengajaran, atau soal bagaimana teknisnya suatu bahan pelajaran diberikan kepada murid-murid di sekolah. Dalam proses belajar mengajar guru dihadapkan untuk memilih metode-metode dari sekian banyak metode yang telah ditemukan oleh para ahli sebelum ia menyampaikan materi pengajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Beberapa pertimbangan yang mesti dilakukan oleh pengajar dalam memilih metode pengajaran secara tepat dan akurat, pertimbangan tersebut mesti berdasarkan pada penetapan, (1) Tujuan Pembelajaran, (2) Pengetahuan awal siswa, (3) Bidang studi atau pokok bahasan yang akan dijelaskan, (4) Alokasi waktu dan sarana penunjang, (5) Jumlah siswa, dan (6) Pengalaman dan Kewibawaan Pengajar (Yamin, 2007: 133).

Berikut adalah tabel yang menggambarkan sinkronisasi antara metode dengan kemampuan yang akan dicapai berdasarkan indikator yang telah dirancang atau disepakati oleh guru atau guru bersama-sama siswa,NOMETODEKEMAMPUAN YANG AKAN DICAPAI BERDASARKAN INDIKATOR

1CeramahMenjelaskan konsep/prinsip/prosedur

2DemonstrasiMenjelaskan suatu keterampilan berdasarkan standar prosedur tertentu

3Tanya JawabMendapatkan umpan balik/partisipasi/ menganalisis

4PenampilanMelakukan suatu keterampilan

5DiskusiMenganalisis/memecahkan masalah

6Studi MandiriMenjelaskan/menerapkan/menganalisis/mensintesis/ mengevaluasi/melakukan sesuatu hal yang bersifat kognitif maupun psikomotor

7Kegiatan Pembelajaran TerpogramMenjelaskan konsep/prinsip/prosedur

8Latihan Bersama TemanMelakukan sesuatu keterampilan

9SimulasiMenjelaskan/menerapkan/menganalisis suatu konsep dan prinsip

10Pemecahan MasalahMenjelaskan/menerapkan/menganalisis suatu konsep/prosedur/prinsip tertentu

11Studi KasusMenganalisis dan memecah masalah

12InsidenMenganalisis dan memecah masalah

13PraktikumMelakukan suatu keterampilan

14ProyekMelakukan sesuatu/menyusun laporan dari suatu kegiatan

15Bermain PeranMenerapkan suatu konsep/prinsip/prosedur

16SeminarMenganalisis/memecahkan masalah

17SimposiumMenganalisis masalah

18TutorialMenjelaskan/menerapkan/menganalisis konsep/prosedur/prinsip

19DeduksiMenjelaskan/menerapkan/menganalisis konsep/prosedur/prinsip

20InduksiMensintesis suatu konsep, prinsip, atau perilaku

21Computer Assisted LearningMenjelaskan/menerapkan/menganalisis/mensintesis/ mengevaluasi sesuatu

(Sumber: Yamin,2007:139)BAB IIIPEMBAHASAN

3.1 Implementasi Layanan Pedagogik, Administrasi, dan Bimbingan dalam Pembelajaran Sains di SD Negeri 1 BaktiseragaUntuk melaksanakan tugasnya secara profesional, seorang guru harus memperhatikan tiga jenis layanan dalam proses pendidikan di sekolah. Ketiga layanan itu antara lain layanan pedagogik, administrasi, dan bimbingan. Layanan pedagogik dalam kegiatan belajar mengajar Sains di SD Negeri 1 Baktiseraga dilaksanakan dengan menerapkan metode pembelajaran dan menggunakan media atau perangkat penunjang kegiatan belajar mengajar. Sebelum menjelaskan suatu pokok bahasan dalam mata pelajaran Sains, guru di sana melakukan pretest (tes awal). Pretest yang diberikan kepada siswa berupa pertanyaan lisan terkait materi aiar yang sudah dijelaskan pada pertemuan sebelumnya dan juga sepintas tentang materi ajar baru yang hendak dipelajari pada saat itu. Tujuan dilakukannya pretest ini adalah untuk mengetahui pemahaman awal siswa terhadap suatu subbahasan yang akan diajarkan, selain itu juga untuk mengingatkan siswa terhadap materi ajar yang telah diajarkan sebelumnya.Untuk meningkatkan efektivitas proses belajar mengajar (PBM) pada mata pelajaran Sains, guru menerapkan beberapa metode pembelajaran. Metode yang digunakan pertama yaitu ceramah (metode konvensional) untuk menjelaskan topik yang akan dipelajari pada jam tersebut. Selanjutnya guru juga menerapkan diskusi kelas kepada siswa untuk memecahkan beberapa persoalan. Setelah siswa melaksanakan diskusi, kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab mengenai topik yang baru diterangkan. Guru juga menanyakan apakah ada penjelasan yang belum dapat dipahami oleh siswa. Kadangkala untuk menjelaskan topik tertentu, misalnya mengenai fungsi bagian-bagian tubuh serangga (belalang), guru menerapkan metode demonstrasi yaitu dengan menunjukkan secara langsung (kontekstual) bagian-bagian tubuh belang beserta fungsinya dengan memperlihatkan belalang yang masih hidup. Hal ini dilakukan agar suasana PBM tidak monoton. Dengan menggunakan objek nyata yaitu belalang yang masih hidup, siswa diharapkan semakin tertarik untuk mengikuti PBM. Dalam menerapkan metode mengajar tersebut, terdapat kendala yang dialami oleh guru. Namun yang menjadi kendala utamanya yaitu masih banyak siswa yang kurang memperhatikan penjelasan guru. Banyak siswa yang suka bercanda dan tidak fokus dalam PBM. Untuk mengatasi kendala seperti itu, biasanya guru mengawali atau menyelingi PBM dengan mengajak seluruh siswa untuk bernyanyi atau melakukan permainan, seperti menirukan suara hewan, memperagakan tingkah laku hewan, dan sebagainya. Setelah menyanyi atau melakukan permainan, suasana PBM akan menjadi riang dan kondusif bagi siswa untuk mengikutinya.Kegiatan PBM pada mata pelajaran Sains di SD Negeri 1 Baktiseraga juga ditunjang oleh media dan perangkat pembelajaran seperti Televisi, VCD dan kaset, alat peraga listrik, gambar sistem pencernaan manusia dan hewan, gambar susunan gigi manusia, miniatur tubuh manusia, tiruan kerangka tulang manusia, dan lain sebagainya. Jika tidak ada media atau alat peraga yang berhubungan dengan topik yang akan diajarkan, guru menyiasatinya dengan menggambarnya, misalnya gambar sistem pernapasan ikan, atau membawa langsung objeknya, misalnya belalang yang masih hidup, daun kelapa, ketela, dan daun mangga (untuk mengamati struktur tulang daun pada tumbuhan). Untuk menjamin kualitas prestasi belajar siswa di seluruh sekolah di Indonesia maka melalui otonomi pendidikan setiap sekolah memiliki wewenang untuk menetapkan nilai standar ketuntasan belajar minimal (SKBM). Tidak terkecuali di SD Negeri 1 Baktiseraga. Nilai SKBM di SD Negeri 1 Baktiseraga adalah 5,9. Namun dengan nilai standar seperti itu, masih terdapat siswa yang belum mencapainya. Hal ini dikarenakan oleh berbagai faktor, antara lain motivasi belajar siswa, peran guru, ataupun suasana belajar. Siswa yang belum mencapai nilai SKBM tersebut diberikan remidi sebanyak satu kali. Namun jika siswa yang bersangkutan masih belum berhasil mencapai nilai SKBM meski telah mengikuti satu kali ujian remidi, maka ia akan dipertimbangkan untuk tidak naik kelas.

Pada layanan administrasi, guru membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk setiap pertemuan yaitu 2 kali 35 menit. RPP tersebut berisi standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, alokasi waktu, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, sumber belajar, dan penilaian (assesmen). RPP ini dibuat sebagai acuan bagi guru dalam mengajar di kelas. Dengan adanya RPP, maka kegiatan PBM akan semakin terarah, efektif, efisien dan terstruktur sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai.Sebagai salah satu wujud layanan bimbingan yang dilakukan guru kepada para siswa yang memiliki kekurangan dalam prestasi belajar, maka pihak sekolah mengadakan jam tambahan berupa les yang dilaksanakan sore hari (dil luar jam pelajaran sekolah). Les tersebut merupakan program sekolah yang didanai langsung dari dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Dari hasil wawancara, narasumber selaku guru bidang studi Sains menerangkan bahwa ia tidak membuka les pribadi karena beberapa alasan seperti kesibukan mengurus rumah tangga, serta kesibukan kuliah.Bentuk layanan bimbingan yang lain, khususnya bimbingan belajar, yaitu dengan memberi pembinaan kepada siswa-siswa yang akan mengikuti ajang perlombaan khususnya pada mata pelajaran Sains. Pembinaan ini dilakukan melalui latihan soal, ataupun pengarahan teknis saat lomba yang mana pembinaan ini dilaksanakan pada saat jam kosong, atau sore hari. Pembinaan ini bertujuan untuk memantapkan persiapan, baik dari segi teknis atau psikologis siswa yang hendak mengikuti perlombaan.3.2 Upaya Guru dalam Meningkatkan Kompetensi Diri dan Kualitas Pembelajaran Sains di SD Negeri 1 Baktiseraga

Untuk meningkatkan komptensi sebagai tenaga pendidik profesional, narasumber yang pernah mengajar di SD 5 Ampenan, Mataram ini telah dan sedang mengikuti dan melaksanakan berbagai kegiatan, seperti mengikuti pelatihan atau seminar tentang peningkatan profesi keguruan, melanjutkan perkuliahan jenjang S1, serta meningkatkan kemampuan dalam mengoperasikan komputer dengan belajar secara otodidak.

Sedangkan upaya peningkatan kualitas pembelajaran Sains di SD Negeri 1 Baktiseraga dilakukan dengan menerapkan metode pembelajaran yang beragam (tidak hanya melalui metode ceramah), menggunakan media pembelajaran atau alat bantu pengajaran berbasis teknologi, serta memberikan tugas mandiri kepada siswa ketika tidak bisa hadir di kelas agar tidak menciptakan jam kosong yang pada akhirnya akan menimbulkan kegaduhan.BAB IVPENUTUP4.1 SimpulanBerdasarkan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan beberapa hal yaitu sebagai berikut,

1. Penerapan layanan pedagogik pada pembelajaran Sains di SD Negeri 1 Baktiseraga dilaksanakan dengan melakukan pretest; menerapkan beberapa metode pembelajaran; mengawali atau menyelingi PBM dengan beryanyi atau melakukan permainan; PBM yang ditunjang oleh media dan perangkat pembelajaran seperti Televisi, VCD dan kaset, alat peraga listrik, dan lain-lain; Membuat ilustrasi atau gambar jika tidak ada media atau alat peraga yang berhubungan dengan topik yang akan diajarkan,; memberikan remidi sebanyak satu kali bagi siswa yang belum mencapai nilai SKBM. Penerapan layanan administrasi yaitu membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk setiap pertemuan yaitu 2 kali 35 menit. Sedangkan penerapan layanan Bimbingan dilaksanakan dengan mengadakan jam tambahan berupa les yang dilaksanakan sore hari, serta memberi pembinaan kepada siswa-siswa yang akan mengikuti ajang perlombaan.2. Untuk meningkatkan komptensi sebagai tenaga pendidik profesional yaitu dengan mengikuti dan melaksanakan berbagai kegiatan, seperti mengikuti pelatihan atau seminar, kuliah, dan belajar menggunakan komputer secara otodidak. Sedangkan upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Sains dilakukan dengan menerapkan metode pembelajaran yang beragam, menggunakan media pembelajaran, serta memberikan tugas mandiri kepada siswa ketika tidak bisa hadir di kelas.4.2 Saran-saran

Adapun saran yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut,1. Seorang guru hendaknya terus meningkatkan kompetensinya sebagai seorang tenaga pendidik profesional seperti mengikuti kegiatan yang bersifat formal ataupun informal. Kegiatan formal seperti melanjutkan pendidikan (kuliah), mengikuti seminar, pelatihan, dan workshop. Sedangkan secara informal dapat dilakukan dengan mengikuti kursus bahasa asing, komputer, ataupun memperdalam wawasan dengan mengakses berbagai informasi dari internet.2. Sebaiknya guru menerapkan berbagai macam metode pembelajaran untuk menciptakan suasana PBM yang efektif, inovatif, dan menyenangkan sehingga motivasi belajar siswa menjadi semakin meningkat. 1