BAB I

15
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pengertian keluarga dapat ditinjau dari dimensi hubungan darah dan hubungan sosial. Keluarga dalam dimensi hubungan darah merupakan suatu kesatuan sosial yang diikat oleh hubungan darah antara satu dengan lainnya. Dan dari dimensi darah dapat dibedakan menjadi keluarga besar dan keluarga inti. Sedangkan dimensi hubungan sosial, keluarga merupakan suatu kesatuan sosial yang diikat oleh adanya saling berhubungan atau interaksi dan saling mempengaruhi antara satu dengan lainnya, walaupun diantara mereka tidak terdapat hubungan darah. Pengertian secara psikologis, menurut Soelaeman, keluarga adalah sekumpulan orang yang hidup bersama dalam tempat tinggal bersama dan masing-masing anggota merasakan adanya pertautan batin sehingga terjadi saling mempengaruhi, saling memperhatikan, dan saling menyerahkan diri.( 1994: 5-10 ). Pengertian keluarga secara umum menurut Friedman dan Suprajitno, keluarga merupakan kumpulan dua orang atau lebih yang saling hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional dan memiliki peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga.

description

isi

Transcript of BAB I

BAB IPENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANGPengertian keluarga dapat ditinjau dari dimensi hubungan darah dan hubungan sosial. Keluarga dalam dimensi hubungan darah merupakan suatu kesatuan sosial yang diikat oleh hubungan darah antara satu dengan lainnya. Dan dari dimensi darah dapat dibedakan menjadi keluarga besar dan keluarga inti. Sedangkan dimensi hubungan sosial, keluarga merupakan suatu kesatuan sosial yang diikat oleh adanya saling berhubungan atau interaksi dan saling mempengaruhi antara satu dengan lainnya, walaupun diantara mereka tidak terdapat hubungan darah.Pengertian secara psikologis, menurut Soelaeman, keluarga adalah sekumpulan orang yang hidup bersama dalam tempat tinggal bersama dan masing-masing anggota merasakan adanya pertautan batin sehingga terjadi saling mempengaruhi, saling memperhatikan, dan saling menyerahkan diri.( 1994: 5-10 ).Pengertian keluarga secara umum menurut Friedman dan Suprajitno, keluarga merupakan kumpulan dua orang atau lebih yang saling hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional dan memiliki peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga.Bustaman (2001 : 89) menyatakan Keluarga adalah kelompok-kelompok orang yang dipersatukan oleh ikatan-ikatan perakwinan darah atau adonpsi yang membantuk satu sama lain dan berikatan dengan melalui peran-peran tersendiri sebagai anggota keluarga dan pertahanan kebudayaan masyarakat yang berlaku dan menciptakan kebudayaan itu sendiri.Menurut Soerjono Soekanto (1992: 1) mengatakan Keluarga merupakan kelompok sosial terkecil yang terdiri dari suami, istri beserta anak-anaknya.Keluarga sebagai unit sosial terkecil dalam masyarakat yang merupakan pondasi pertama bagi perkembangan anak untuk selanjutnya. Sedangkan menurut Kartini Kartono (2003 : 57) , keluarga merupakan unit sosial terkecil yang meberikan pondasi primer bagi perkembangan anak. Jadi, dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan keluarga merupakan kelompok sosial terkecil yang dilikat dengan tali perkawinan yang terdiri atas ayah, ibu dan anakDidalam suatu keluarga tidak jarang terjadi suatu perselisihan dan keributan antara satu sama lain anggota keluarga. Hal itu dirasa cukup wajar terjadi dalam suatu keluarga. Perbedaan pendapat, perselisihan sering pula terjadi dalam keluarga, karena dalam sebuah keluarga terdapat beberapa kepala dengan pemikiran yang berbeda-beda.Kaharmonisan dalam keluargapun sering terkoyak karena adanya sikap emosional antara sesama anggota keluarga. Keharmonisan dalam keluarga akan tetap terjalin apabila sesame anggota keluarga saling memahami, menghormati antara satu sama lain, namun jika dalam keluarga tidak ada saling menghargai dan menghormati, akan berakibat perpecahan dalam keluarga tersebut.Di Indonesia tidak sedikit keluarga yang mengalami perpecahan.Perpecahan dalam keluarga dapat terjadi baik antara sesama orang tua, orang tua dengan anak, anak dengan anak.Perpecahan orang tua itu dapat berakibat pada perpisahan atau perceraian orang tua. Dan dalam kenyataannya perceraian orang tua selalu berakibat pada anak-anaknya.Anak- anak selalu menjadi korban atas perceraian orang tuanya.Akibat dari perceraian orang tua itu ada anak yang bisa tetap bangkit dan merasa tidak dijadikan beban hidup atas perceraian orang tuanya, namun tidak sedikit pula yang terpuruk atas perceraian orang tuanya.Anak yang terpuruk akibat perceraian orang tua sering menjadi anak yang broken home.Selain itu, secara prestasi, anak dapat menunjukkan prestasi yang membanggakan dan tidak terpengaruh dengan persoalan yang terjadi di tengah keluarganya. Sedangkan, akibat negative dari perceraian orang tua tersebut anak bisa terjun ke hal-hal negative seperti seks bebas, narkoba, minum-minuman keras dan lain sebagainya.dan secara prestasi belajar, anak tidak dapat menunjukkan prestasi belajar yang membanggakan.

B.RUMUSAN MASALAHa.Apa Pengertian Broken Home ?b.Bagaimana Psikis anak yang broken home ?c.Bagaimana cara menyikapi anak yang broken home dengan pendekatan konseling islam ?C.TUJUAN PENULISANa.Memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan Konselingb.Mengetahui pengertian broken homec.Mengetahui psikis anak yang broken homed.Mengetahui cara menyikapi anak yang broken home

BAB IIPEMBAHASAN

A.PENGERTIAN BROKEN HOMEBroken home adalah kurangnya perhatian dari keluarga atau kurangnya kasih sayang orang tua sehingga membuat mental seseorang anak menjadi frustasi, brutal, dan susah diatur. Selain itu, istilah broken home juga digunakan untuk menggambarkan keluarga yang tidak harmonis dan tidak berjalan layaknya keluarga yang rukun dan sejahtera akibat seringnya terjadi konflik yang menyebabkan perpisahan ( perceraian ).[1]Broken home sangat berpengaruh besar pada mental seorang pelajar hal inilah yang mengakibatkan seorang pelajar tidak mempunyai minat untuk berprestasi. Broken home juga bisa merusak jiwa anak sehingga dalam sekolah mereka bersikap seenaknya saja, tidak disiplin di dalam kelas mereka selalu berbuat keonaran dan kerusuhan hal ini dilakukan karena mereka Cuma ingin cari simpati pada teman-teman mereka bahkan pada guru-guru mereka.Pada umumnya penyebab utama broken home ini adalah kesibukkan kedua orang tua dalam mencari nafkah keluarga seperti hal ayah laki laki bekerja dan ibu menjadi wanita karier. Hal inilah yang menjadi dasar seorang tidak memiliki keseimbangan dalam menjalankan aktifitas sehari hari dan malah sebaliknya akan merugikan anak itu sendiri, dikala pulang sekolah dirumah tidak ada orang yang bisa diajak berbagi dan berdiskusi, membuat anak mencari pelampiasan diluar rumah seperti bergaul dengan teman temannya yang secara tidak langsung memberikan efek / pengaruh bagi perkembangan mental anak.Penyebab lain munculnya broken home antara lain :a.Terjadinya perceraianb.Ketidak dewasaan sikap orang tua yang berkelahi di depan anak-anak,c.Tidak bertanggung jawabnya orang tua sehingga tidak memikirkan dampak dalam kehidupan anak-anak mereka,d.Jauh dari tuhan, sehingga masalah-masalah tidak diserahkan kepada tuhan,kehilangan kehangatan dalam keluarga antara orang tua dan anak .

B.DAMPAK BROKEN HOME TERHADAP PERKEMBANGAN PSIKIS ANAKBeberapa dampak yang muncul dari seseorang yang mengalami broken home antara lain :a)Academic Problem, seseorang yang mengalami Broken Home akan menjadi orang yang malas belajar, dan tidak bersemangat serta tidak berprestasib)Behavioural Problem, mereka mulai memberontak, kasar, masa bodoh, memiliki kebiasaan merusak, seperti mulai merokok, minum-minuman keras, judi dan lari ketempat pelacuran.c)Sexual problem, krisis kasih sayang mau coba ditutupi dengan mencukupi kebutuhan hawa nafsud)Spiritual problem, mereka kehilangan Fathers figure sehingga tuhan, pendeta atau orang-orang rohani hanya bagian dari sebuah sandiwara kemunafikan.[2]Sedangkan dari segi kejiwaan ( psikologis ), seseorang yang mengalami broken home akan berakibat seperti :a)Broken HeartSeseorang akan merasakan kepedihan dan kehancuran hati sehingga memandang hidup ini sia sia dan mengecewakan. Kecenderungan ini membentuk si pemuda tersebut menjadi orang yang krisis kasih dan biasanya lari kepada yang bersifat keanehan sexual. Misalnya sex bebas, homo sex, lesbian, jadi simpanan orang, tertarik dengan istri atau suami orang lain dan lain-lainb)Broken RelationSeseorang merasa bahwa tidak ada orang yang perlu di hargai, tidak ada orang yang dapat dipercaya serta tidak ada orang yang dapat diteladani. Kecenderungan ini membentuk si pemuda menjadi orang yang masa bodoh terhadap orang lain, ugal ugalan, cari perhatian, kasar, egois, dan tidak mendengar nasihat orang lain, cenderung semau gue.c)Broken ValuesSeseorang kehilangan nilai kehidupan yang benar. Baginya dalam hidup ini tidak ada yang baik, benar, atau merusak yang ada hanya yang menyenangkan dan yang tidak menyenangkan, pokoknya apa saja yang menyenangkan saya lakukan, apa yang tidak menyenangkan tidak saya lakukan.Tidak semua anak yang mengalami broken home berdampak negative,ada dampak positivenya,diantara lain:Dari sekian banyaknya anak yang berlatar belakang keluarga broken home, ada banyak juga anak yang memiliki sikap positif dan menjadi orang yang berhasil. Seperti sikap mandiri yang tercipta karena tuntutan hidupnya yang menjalani aktivitas keseharian anak tersebut tanpa perhatian orang tuanya. Sikap kedewasaan juga kerap kali muncul pada diri anak broken home, dengan terbiasa menghadapi masalah sendiri anak menjadi lebih dewasa dan bertanggung jawab atas dirinya sendiri. Broken home juga membentuk kepribadian yang tegas dan tegar atau tidak mudah cengeng yang jikalau anak menghadapi masa sulit dalam dirinya.Seseorang yang berasal dari keluarga kebanyakan akan lebih mengerti tentang arti kehidupan dibanding dengan anak dari keluarga yang harmonis. Hal ini disebabkan oleh keseharian anak broken home yang terbiasa menjalani kesehariannya tanpa bantuan atau kurangnya support dari orang tuanya sendiri. Kebanyakan orang seringkali menilai anak yang berasal dari keluarga broken home memiliki sikap dan sifat yang menyimpang. Namun kenyataannya tidak demikian, karena ternyata banyak juga anak yang berasal dari keluarga yang broken home mampu menjadi seseorang yang berhasil yang didasari dengan sikap kemandiriannya.C.PENDEKATAN KONSELING ISLAM MENYIKAPI KASUS BROKEN HOMEDisini saya pribadi mengambil konseling antara seorang konselor dan orang tua yang keluarga nya broken home.Dalam pendekatan konseling ini saya mengacu kepada teori konseling islam menurut bukunya Hamdani Bakran Adz-Dzaky;1.Teori Al-hikmah ialah sebuah pedoman,penuntun dan pembimbing untuk member bantuan kepada individu yang sangat membutuhkan pertolongan dalam mendidik dan mengembangkan eksistensi dirinya.2.Teori Al-Mauizhoh Al-Hasanah ialah bimbingan atau konseling dengan cara mengambil pelajaran-pelajaran dari perjalanan hidup nabi.3.Teori Mujadalah yang baik iialah teori konseling yang terjadi dimana seorang klien sedang dalam kebimbangan.[3]

Berdasarkan studi kasus yang saya teliti, saya mengambil teori Mujadalah sebagai cara penyelesaian dari masalah tersebut. Karena orang tua yang mengalami broken home pasti merasakan kebimbangan untuk mengasuh anaknya akan ikut keayahnya atau ibunya.Dalam proses dalam konseling perlu di perhatikan pula teknik-teknik konseling, seperti sudah dijelaskan sebelumnya, teknik konseling ini meliputi:1.Teknik yang bersifat lahirTeknik yang bersifat lahir ini menggunakan alat yang dapat dilihat dan dirasakan oleh klien. Yaitu dengan menggunakan tangan dan lisan.2.Teknik yang bersifat batinTeknik yang hanya dilakukan dalam hati dengan doa dan harapan.Pendekatan konselor kepada kliennya diantaranya:1.Didasari kerelaan dari kedua belah pihak dari konselornya dan siorang tua itu sendiri.2.Menyadari peran dari tanggung jawab konselor3.Menekankan keharusan konselor terlibat dengan klien sebagai suatu pribadi yang menyeluruh.4.Memberikan reaksi-reaksi pribadi dalam kaitannya dengan apa yang dikatakan oleh klien.5.Mengakui bahwa putusan-putusan dan pilihan-pilihan akhir terletak ditangan klien.[4]Dalam memberikan solusi dan pemecahan kasus ini,konselor harus berhati-hati mengambil keputusan yang akan diambil untuk memberikan jalan keluar.Berikut ini beberapa saran dari konselor untuk mengatasi masalah tersebut, diantaranya;1.Dimusyawarahkan terlebih dahulu antara ibu dan ayah dengan baik dan penuh hormat.2.Selalu dukung anak Anda untuk mengungkapkan perasaan mereka, baik yang positif maupun negatif, mengenai apa yang sudah terjadi. Sangatlah penting bagi orang tua yang akan bercerai ataupun yang sudah bercerai untuk memberi dukungan kepada anak-anak mereka serta mendukung mereka untuk mengungkapkan apa yang mereka pikirkan dan rasakan. Dalam hal ini Anda tidak boleh melibatkan perasaan Anda. Seringkali terjadi, perasaan akan kehilangan salah satu orang tua akibat perceraian menyebabkan anak-anak menyalahkan salah satu dari kedua orang tuanya (atau kedua-duanya) dan mereka merasa dikhianati. Jadi, anda harus betul-betul siap untuk menjawab setiap pertanyaan yang akan diajukan anak anda atau keprihatinan yang mereka miliki.3.Beri kesempatan pada anak untuk membicarakan mengenai perceraian dan bagaimana perceraian tersebut berpengaruh pada dirinya. Anak-anak yang usianya lebih besar, tanpa terduga, bisa mengajukan pertanyaan dan keprihatinan yang berbeda, yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya olehnya. Meski mengejutkan dan terasa menyudutkan, tetaplah bersikap terbuka.4.Bila Anda merasa tidak sanggup membantu anak, minta orang lain melakukannya. Misalnya, sanak keluarga yang dekat dengan si anak.5.Sangatlah wajar bagi anak-anak jika memiliki berbagai macam emosi dan reaksi terhadap perceraian orang tuanya. Bisa saja mereka merasa bersalah dan menduga-duga, merekalah penyebab dari perceraian. Anak-anak marah dan merasa ketakutan. Mereka khawatir akan ditelantarkan oleh orang tua yang bercerai.6.Ada anak-anak yang sanggup untuk menyuarakan perasaan mereka, dan ada juga yang tidak. Hal ini tergantung dari usia dan perkembangan mereka. Untuk anak-anak usia sekolah, jelas sekali perceraian mengakibatkan turunnya nilai pelajaran mereka di sekolah. Walaupun untuk beberapa lama anak-anak akan berusaha mati-matian menghadapi perceraian orang tuanya, pengaruh nyata dari perceraian biasanya dirasakan anak berusia 2 tahun ke atas.7.Jangan menjelek-jelekan mantan pasangan di depan anak walaupun Anda masih marah atau bermusuhan dengan bekas suami. Hal ini merupakan salah satu yang sulit untuk dilakukan tapi Anda harus berusaha keras untuk mencobanya. Jika hal itu terus saja Anda lakukan, anak akan merasa, ayah atau ibunya jahat, pengkhianat, atau pembohong. Nah, pada anak tertentu, hal itu akan menyebabkan ia jadi dendam dan bahkan bisa trauma untuk menikah karena takut diperlakukan serupa.8.Anak-anak tidak perlu merasa mereka harus bertindak sebagai "penyambung lidah" bagi kedua orang tuanya. Misalnya, Anda berujar, "Bilang, tuh, sama ayahmu, kamu sudah harus bayaran uang sekolah.9.Bilamana mungkin, dukung anak-anak agar memiliki pandangan yang positif terhadap kedua orang tuanya. Walaupun pada situasi yang baik, perpisahan dan perceraian dapat sangat menyakitkan dan mengecewakan bagi kebanyakan anak-anak. Dan tentu saja secara emosional juga sulit bagi para orang tua.

Bagi anak-anak mempunyai keluarga yang utuh adalah hal yang sangat membahagiakan. Mereka tidak pernah membayangkan bahwa akan mengalami sebuah perceraian dalam keluarganya. Keadaan psikologi anak akan sangat terguncang karena adanya perceraian dalam keluarga. Mereka akan sangat terpukul, kehilangan harapan, dan cenderung menyalahkan diri sendiri atas apa yang terjadi pada keluarganya. Sangat sulit menemukan cara agar anak-anak merasa terbantu dalam menghadapi masa-masa sulit karena perceraian orangtuanya. Sekalipun ayah atau ibu berusaha memberikan yang terbaik yang mereka bisa, segala yang baik tersebut tetap tidak dapat menghilangkan kegundahan hati anak-anaknya.Beberapa psikolog menyatakan bahwa bantuan yang paling penting yang dapat diberikan oleh orangtua yang bercerai adalah mencoba menenteramkan hati dan meyakinkan anak-anak bahwa mereka tidak bersalah. Yakinkan bahwa mereka tidak perlu merasa harus ikut bertanggung jawab atas perceraian orangtuanya. Hal lain yang perlu dilakukan oleh orangtua yang akan bercerai adalah membantu anak-anak untuk menyesuaikan diri dengan tetap menjalankan kegiatan-kegiatan rutin di rumah. Jangan memaksa anak-anak untuk memihak salah satu pihak yang sedang cekcok, dan jangan sekali-sekali melibatkan mereka dalam proses perceraian tersebut. Hal lain yang dapat membantu anak-anak adalah mencarikan orang dewasa lain seperti bibi atau paman, yang untuk sementara dapat mengisi kekosongan hati mereka setelah ditinggal ayah atau ibunya. Maksudnya, supaya anak-anak merasa mendapatkan topangan yang memperkuat mereka dalam mencari figur pengganti ayah ibu yang tidak lagi hadir seperti ketika belum ada perceraian.

BAB IIIPENUTUP

-KESIMPULANKeluarga sangatlah penting bagi perkembangan anak pada masa-masa yang mendatang, baik secara psikologis maupun secara fisik. Selain itu keluarga juga sebagai tempat untuk berlindung, dan memperoleh kasih sayang. Namun, bagaimana jika peran keluarga sebagai pelindung, dan tempat memperoleh kasih sayang itu tidak berfungsi dengan sebagaimana mestinya? Tanpa keluarga anak akan merasa sendiri, dan tidak ada tempat untuk berlindung. Kemana mereka harus pergi jika tempat perlindungan saja mereka tidak punya? Apa mereka harus mencari perlindungan dijalan? Tidak! Anak adalah generasi penerus yang seharusnya di jaga dengan baik, oleh karena itu orang tua harus menjaga anak-anak mereka sebagaimana mestinya peran orangtua. Dan perceraian bukanlah jalan untuk menyelesaikan masalah. Perceraian adalah penerus masalah selanjutnya. Orangtua harus memilih antara ego mereka masing-masing atau masa depan anak mereka.