BAB I

7
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Memiliki anak yang sehat, kuat, cerdas, dan lincah adalah dambaan s orangtua. Impian memiliki anak yang demikian sebenarnya tidaklah mahal. Tanpa suplemen vitamin yang harganya mahal sekalipun, hal dapat kita peroleh. Kunci untuk mendapatkan anak sehat, kuat, cerdas, da adalah pemberian ASI selama minimal 2 tahun, termasuk pemberian ASI ekskl selama bulan !"urheti, 2#$#%. &emberian M&'ASI yang terlalu dini !sebelum bayi berumur bulan% selain frekuensi pemberian ASI berkurang karena kesibukan ibu beke (uga menyebabkan gangguan pencernaan)diare. &enyakit diare sering menyerang ba dan, bila tidak diatasi lebih lan(ut akan menyebabkan dehidrasi yang mengakibatkan kematian. *iare merupakan suatu penyakit yang diakibatkan o kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang ter(adi karena fr satu kali atau lebih buang air besar dengan bentuk tin(a yang encer atau adalah buang air besar dalam bentuk cairan lebih dari tiga kali dalam sat biasanya berlangsung selama dua hari atau lebih !Amperiana, 2##+%. aporan Word Health Organization !WHO% tahun 2###. *iare adal penyebab utama kematian bayi diseluruh dunia, lebih kurang $,- (uta anak meninggal karena pemberian makanan yang tidak benar. Kurang dari $- bayi seluruh dunia di beri ASI ekslusif. Sering kali pemberian makanan pendamp Asi tidak sesuai dan tidak aman !/umairon, 2#$#% dan pada tahun 2##0

description

Histerectomy

Transcript of BAB I

7

BAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang Memiliki anak yang sehat, kuat, cerdas, dan lincah adalah dambaan setiap orangtua. Impian memiliki anak yang demikian sebenarnya tidaklah sulit dan mahal. Tanpa suplemen vitamin yang harganya mahal sekalipun, hal tersebut dapat kita peroleh. Kunci untuk mendapatkan anak sehat, kuat, cerdas, dan lincah adalah pemberian ASI selama minimal 2 tahun, termasuk pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan (Nurheti, 2010).Pemberian MP-ASI yang terlalu dini (sebelum bayi berumur 6 bulan) selain frekuensi pemberian ASI berkurang karena kesibukan ibu bekerja juga menyebabkan gangguan pencernaan/diare. Penyakit diare sering menyerang bayi dan, bila tidak diatasi lebih lanjut akan menyebabkan dehidrasi yang mengakibatkan kematian. Diare merupakan suatu penyakit yang diakibatkan oleh kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi satu kali atau lebih buang air besar dengan bentuk tinja yang encer atau cair. Diare adalah buang air besar dalam bentuk cairan lebih dari tiga kali dalam satu hari dan biasanya berlangsung selama dua hari atau lebih (Amperiana, 2008).

1Laporan Word Health Organization (WHO) tahun 2000. Diare adalah penyebab utama kematian bayi diseluruh dunia, lebih kurang 1,5 juta anak meninggal karena pemberian makanan yang tidak benar. Kurang dari 15% bayi di seluruh dunia di beri ASI ekslusif. Sering kali pemberian makanan pendamping Asi tidak sesuai dan tidak aman (Humairon, 2010) dan pada tahun 2009 pemberian MP-ASI dini meningkat seiring dengan semakin menurunnya pemberian ASI eksklusif sekitar 2% yaitu 150 ribu bayi, angka pemberian MP-ASI dini menyebabkan kematian 1,3 juta jiwa diseluruh dunia termasuk 22% jiwa meninggal setelah kelahiran karena pemberian MP-ASI dini (Prasetyono, 2009).dan berdasarkan laporan UNICEF (United Nations Emergency Childrens Fund) memperkirakan bahwa, setiap 30 detik ada satu anak yang meninggal dunia karena Diare. Di Indonesia, setiap tahun 100.000 bayi meninggal karena Diare (Amperiana, 2008).Berdasarkan Hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia 2007 rata-rata per tahun terdapat 401 bayi baru lahir di Indonesia meninggal dunia sebelum umurnya genap 1 tahun. Berdasarkan survei lainnya, yaitu Riset Kesehatan Dasar Departemen Kesehatan tahun 2007, kematian bayi baru lahir (neonatus) merupakan penyumbang kematian terbesar pada tingginya angka kematian bayi (AKB). Setiap tahun sekitar 20 bayi per 1.000 kelahiran hidup meninggal dalam rentang waktu 0-12 hari setelah kelahirannya. Dalam rentang 2002-2007 (data terakhir), angka kematian neonatus tidak pernah mengalami penurunan (Bataviase, 2009).Sesuai dengan target pencapaian Millenium Development Goals (MDGs), Depkes telah menentukan target penurunan AKB di Indonesia dari rata-rata 36 meninggal per 1.000 kelahiran hidup menjadi 23 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. AKB di Indonesia termasuk salah satu yang paling tinggi di dunia. Hal itu tecermin dari perbandingan dengan jumlah AKB di negara tetangga seperti Malaysia yang telah mencapai 10 per 1.000 kelahiran hidup dan Singapura dengan 5 per 1.000 kelahiran hidup (Bataviase, 2009). Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Badriul Hegar mengatakan banyak faktor yang menyebabkan angka kematian bayi tinggi, antara lain faktor kesehatan, faktor lingkungan seperti keadaan geografis, dan faktor nutrisi. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 menunjukkan hampir separuh kematian bayi umur 29 hari sampai 11 bulan yaitu sekitar 65% juga disebabkan oleh penyakit yang bisa dicegah dengan intervensi lingkungan dan perilaku. Penyakit tersebut adalah diare dan pneumonia (Bataviase, 2009).Penelitian yang dilakukan oleh Nursanti 2008 di Bojonegoro tentang gambaran pemberian MP-ASI pada bayi usia 0-6 bulan diperoleh hasil bahwa 67% ibu yang memberikan MP-ASI secara dini karena kurangnya pengetahuan ibu tentang manfaat ASI eksklusif dan bahayanya memberikan MP-ASI sebelum bayi berusia 6 bulan (Endang, 2009). Berdasarkan hasil Riskesdas Provinsi Sumatera Utara (2007), prevalensi diare pada bayi sebesar 60,8% dan prevalensi ISPA pada bayi sebesar 39,5%. Di Provinsi Sumatera Utara yang prevalensi ISPA diatas 30% (Dinkes Sumut, 2009). Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada bulan Januari 2014 di Klinik Bungana Surbakti Desa Sei Buluh Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai terdapat bayi sebanyak 60 bayi yang berusia 0-6 bulan. Dari 60 bayi yang berusia 0-6 bulan sekitar 70% sebanyak 42 bayi yang sudah di berikan MP-ASI terlalu dini. Bentuk perincian dari 42 bayi yang sudah di berikan MP-ASI terlalu dini adalah 25% yaitu 10 bayi yang diberikan makanan lunak, 40% yaitu 17 bayi yang diberikan nasi lembek, dan 35% yaitu 15 bayi yang diberikan makanan pisang. Ibu-ibu ini memberikan makanan pendamping ASI pada bayinya dikarenakan pengetahuan yang terbatas dan kurang sumber informasi (Klinik Surbakti, 2014).Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti merasa tertarik untuk meneliti pengetahuan ibu tentang dampak pemberian MP-ASI terlalu dini pada bayi usia 0-6 bulan di Klinik Bungana Surbakti Desa Sei Buluh Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara tahun 2014.B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut maka masalah-masalah yang dapat di identifikasikan adalah:1. Fenomena masyarakat di Klinik Bungana Surbakti Desa Sei Buluh Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai pada Bulan Januari 2014 masih banyak bayi usia kurang dari 6 bulan sekitar 70% yaitu 42 bayi yang sudah diberikan makanan pendamping ASI.2. Bayi yang mendapatkan ASI paling sedikit 6 bulan, lebih sedikit mengalami sakit seperti infeksi, diare, serta alergi pernafasan, karena ASI mengandung immunoglobulin yang resisten terhadap kuman patogen.3. Penghentian menyusui di Indonesia didasarkan pada alasan-alasan antara lain: hamil lagi, anak cukup umur mendapat makanan biasa, payudara sakit, ASI tidak keluar, lingkungan sosial budaya, ibu bekerja, pengaruh iklan makana pengganti ASI dan sebagainya.4. 67% ibu yang memberikan MP-ASI pada bayi sebelum usia 6 bulan karena kurangnya pengetahuan ibu tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif dan bahayanya pemberian MP-ASI terlalu dini.5. Pemberian MP-ASI dini menyebabkan kematian 1,3 juta jiwa diseluruh dunia termasuk 22% jiwa meninggal setelah kelahiran karena pemberian MP-ASI dini.6. 1,5 juta anak meninggal karena pemberian makanan yang tidak benar. 7. Diare adalah penyebab utama kematian bayi diseluruh dunia yaitu sekitar 60,8%.

B. Batasan MasalahBerdasarkan Identifikasi masalah tersebut peneliti membatasi masalah yang akan diteliti yaitu Pengetahuan Ibu tentang Dampak Pemberian MP-ASI Terlalu Dini pada Bayi Usia 0-6 bulan di Klinik Bungana Surbakti Desa Sei Buluh Kecamatan teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai tahun 2014. D. Rumusan MasalahRumusan masalah pada penelitian adalah Bagaimana Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Dampak Pemberian MP-ASI Terlalu Dini Pada Bayi Usia 0-6 bulan di Klinik Bungana Surbakti Desa Sei Buluh Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai tahun 2014?

E. Tujuan Penelitian1. Tujuan UmumUntuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Dampak Pemberian MP-ASI Terlalu Dini Pada Bayi Usia 0-6 bulan di Klinik Bungana Surbakti Desa Sei Buluh Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai tahun 2014.2. Tujuan Khususa. Untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Dampak Pemberian MP-ASI Terlalu Dini Pada Bayi Usia 0-6 bulan di Klinik Bungana Surbakti Desa Sei Buluh Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai tahun 2014 berdasarkan umur.b. Untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Dampak Pemberian MP-ASI Terlalu Dini Pada Bayi Usia 0-6 bulan di Klinik Bungana Surbakti Desa Sei Buluh Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai tahun 2014 berdasarkan pendidikan.c. Untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Dampak Pemberian MP-ASI Terlalu Dini Pada Bayi Usia 0-6 bulan di Klinik Bungana Surbakti Desa Sei Buluh Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai tahun 2014 berdasarkan pekerjaan.d. Untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Dampak Pemberian MP-ASI Terlalu Dini Pada Bayi Usia 0-6 bulan di Klinik Bungana Surbakti Desa Sei Buluh Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai tahun 2014 berdasarkan sumber informasi.F. Manfaat Penelitian 1. Bagi pengelola Klinik Bungana Surbakti di Desa Sei Buluh Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai Sebagai masukan pada pengelola di klinik Bungana Surbakti di Desa Sei Buluh Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai untuk memberikan informasi tentang pentingnya makanan pendamping ASI pada bayi umur yang tepat dan dampak MP-ASI terlalu dini pada bayi usia 0-6 bulan, dan sebagai acuan atau arahan untuk mensosialisasikan pemberian ASI eksklusif dan pemberian MP-ASI mulai usia 6 bulan.2. Bagi Ibu di Desa Sei Buluh Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai.Untuk memberikan masukan yang bermanfaat sehingga menambah pengetahuan ibu-ibu tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif dan dampak dari pemberian makanan tambahan terlalu dini pada bayi usia 0-6 bulan.3. Bagi Institusi PendidikanUntuk menambah referensi dan sebagai sumber kepustakaan untuk perpustakaan Akademi Kebidanan MEDISTRA Lubuk Pakam.4. Bagi PenelitiUntuk menambah khasanah pengetahuan tentang pentingnya pemberian makanan tambahan pada usia bayi yang tepat serta dampak pemberian MP-ASI terlalu dini pada bayi usia 0-6 bulan dan sebagai bahan masukan untuk penelitian selanjutnya.