BAB I

3
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit dan Puskesmas merupakan organisasi pelayanan dasar di bidan kesehatan yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan untuk memberikan pelayanan bermutu bagi masyarakat. Terbukanya pasar bebas berakibat pada tinggi disektor kesehatan. Persaingan antar rumah sakit baik pemerintah, sw semakain keras untuk merebut pasar yang semakin terbuka bebas. Masyarakat se menuntut rumah sakit atau puskesmas harus dapat memberikan pelayanan dengan one step quality services yang berarti seluruh kebutuhan pelayanan kesehatan pelayanan yang terkait dengan kebutuhan pasien harus dapat dilayani oleh rumah sakit secara mudah, cepat, akurat, bermutu, dengan biaya terjangkau. Arus demokras peningkatan supremasi hukum dengan diberlakukannya undang-undang perlindungan konsumen menuntut pengelolaan rumah sakit lebih bertanggung jawab, bermutu d memperhatikan kepentingan pasien dengan seksama dan hati-hati !lyas "##$%. Pelayanan kesehatan pada masa kini sudah merupakan industri jasa kesehatan dimana setiap rumah sakit dan puskesmas yang bertanggung gugat terhadap pene jasa pelayanan kesehatan. &eberadan dan kualitas pelayanan kesehtan y ditentukan oleh nilai-nilai dan harapan dari penerima jasa pelayanan tersebu pelayanan kepada kualitas yang tinggi tersebut harus dapat dicapai dengan dapat dipertanggung jawabkan. Semua pemberi pelayanan ditekan untuk menurunk biaya pelayanan namun kualitas pelayanan dan kepuasan klien sebagai konsumen tetap menjaditolak ukur utama keberhasilan pelayanan kesehatan yang diberikan Miloney, "##' dalam (urachma, "##'%. Pelayanan kesehatan yang bermu pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayan sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta penyelenggar dengan standar dan kode etik pro)esi yang telah ditetapkan A*war '++ %. Pelayanan kesehatan yang berkualitas khususnya pelayanan keperawatan perlu diwujudkan melalui manajemen keperawatan yang baik pula. Manajemen merupakan koordinasi dan integrasi melalui planning, organi*ing, coordinaty, directing, dan controlling untuk mencapai suatu tujuan. Selain itu kepemimpinan yang tepat dalam peningkatan mutu pelayanan dirumah sakit. Porter- /rady '++0, dalam "### menjelaskan bahwa proseskepemimpinandibutuhkan oleh manajer dalam melakukan integrasi dan koordinasi pelayanan. 1

description

BAB I

Transcript of BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar BelakangRumah Sakit dan Puskesmas merupakan organisasi pelayanan dasar di bidang kesehatan yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan untuk memberikan pelayanan yang bermutu bagi masyarakat. Terbukanya pasar bebas berakibat pada tingginya kompetisi disektor kesehatan. Persaingan antar rumah sakit baik pemerintah, swasta dan asing semakain keras untuk merebut pasar yang semakin terbuka bebas. Masyarakat selalu menuntut rumah sakit atau puskesmas harus dapat memberikan pelayanan dengan konsep one step quality services yang berarti seluruh kebutuhan pelayanan kesehatan dan pelayanan yang terkait dengan kebutuhan pasien harus dapat dilayani oleh rumah sakit secara mudah, cepat, akurat, bermutu, dengan biaya terjangkau. Arus demokrasi dan peningkatan supremasi hukum dengan diberlakukannya undang-undang perlindungan konsumen menuntut pengelolaan rumah sakit lebih bertanggung jawab, bermutu dan memperhatikan kepentingan pasien dengan seksama dan hati-hati (Ilyas 2004).

Pelayanan kesehatan pada masa kini sudah merupakan industri jasa kesehatan utama dimana setiap rumah sakit dan puskesmas yang bertanggung gugat terhadap penerima jasa pelayanan kesehatan. Keberadan dan kualitas pelayanan kesehtan yang di berikan ditentukan oleh nilai-nilai dan harapan dari penerima jasa pelayanan tersebut. Penekanan pelayanan kepada kualitas yang tinggi tersebut harus dapat dicapai dengan biaya yang dapat dipertanggung jawabkan. Semua pemberi pelayanan ditekan untuk menurunkan biaya pelayanan namun kualitas pelayanan dan kepuasan klien sebagai konsumen masih tetap menjadi tolak ukur utama keberhasilan pelayanan kesehatan yang diberikan (Miloney, 2001 dalam Nurachma, 2001). Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta penyelenggaraannya sesuai dengan standar dan kode etik profesi yang telah ditetapkan (Azwar 1996).

Pelayanan kesehatan yang berkualitas khususnya pelayanan keperawatan perlu dapat diwujudkan melalui manajemen keperawatan yang baik pula. Manajemen merupakan koordinasi dan integrasi melalui planning, organizing, coordinaty, directing, dan controlling untuk mencapai suatu tujuan. Selain itu kepemimpinan yang tepat dibutuhkan dalam peningkatan mutu pelayanan dirumah sakit. Porter-OGrady 1997, dalam Huber, 2000 menjelaskan bahwa proses kepemimpinan dibutuhkan oleh manajer dalam melakukan integrasi dan koordinasi pelayanan.

Pemenuhan kebutuhan sebagai manajer keperawatan yang handal, amaka STIK Avicenna mmenyusun dan menyelenggarkan program magang untuk memberikan pengalaman yang nyata bagi mahasiswa profesi Ners. Kegiatan magang ditujukan untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa dalam mengaplikasikan teori konsep kepemimpinan dan manajemen keperawatan dalam membantu rumah sakit atau puskesmas untuk menyelesaikan masalah masalah melalui upaya mengidentifikasi permasalahan pelayanan keperawatan dengan pendekatan analisis manajemen.

B. Tujuan1. Tujuan umum

Setelah menyelesaikan kegiatan praktek manajemen keperawatan, mahasiswa dapat menerapkan konsep dan teori manajemen keperawatan pada instalasi/unit pelayanan keperawatan rumah sakit.

2. Tujuan Khusus

Setelah menyelasaikan manajaemen keperawatan, mahasiswa dapat:

2.1. Mengetahui pelaksanaan fungsi perencanaan manjement keperawatan berdasarkan perencanaan SDM, sarana prasaran, jenjang karir, reward dan punishment2.2. Mengetahui pelaksanaan fungsi pengorganisasian manajement keperawatan berdasarkan struktur organisasi, uraian tugas, pola komunikasi dan pendokumentasian.

2.3. Mengetahui pelaksanaan fungsi pengarahan dan pengawasan manajement keperawatan berdasarkan rencana program, bentuk supervise, kegiatan supervise dan mekanisme penyelesaian masalah.

2.4. Mengetahui pelaksanaan fungsi pengendalian manajement keperawatan berdasarkan pengendalian mutu keperawatan, penilaian mutu asuhan keperawatan dan mutu pelayanan keperawatan, penilaian kinerja staf keperawatan, indikator mutu, dan penerapan SAK dan SPO. 3. Manfaat

3.1. Bagi mahasiswa

3.1.1. Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan suatu ruang rawat sehingga dapat memodifikasi metode penugasan yang akan dilaksanakan.3.1.2. Mahasiswa dapat mengumpulkan data dalam penerapan model MAKP yang diaplikasikan di ruang Anggrek kelas 1.3.1.3. Mahasiswa dapat mengidentifikasi kelebihan dan kekuarangan penerapan model MAKP di ruang Anggrek kelas 1.3.1.4. Mahasiswa dapat menganalisis masalah dengan metode SWOT dan menyusun rencana strategi.3.1.5. Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman dalam menerapkan model asuhan keperawatan profesional ruang Anggrek kelas 1.3.2. Bagi perawat ruangan 3.2.1. Melalui praktek profesi manajemen keperawatan dapat diketahui masalah-masalah yang ada di ruang Anggrek kelas I yang berkaitan dengan pelaksanaan MAKP.3.2.2. Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal.3.2.3. Terbinanya hubungan yang baik antara perawat dengan perawat, perawat dengan tim kesehatan lain, dan perawat dengan pasien serta keluarga.3.2.4. Tumbuh dan terbinanya akuntanbilitas dan disiplin diri perawat.3.3. Bagi pasien dan keluarga3.3.1. Pasien dan keluarga mendapatkan pelayanan yang memuaskan.3.3.2. Tingkat kepuasan pasien dan keluarga terhadap pelayanan tinggi.3.4. Bagi institusi dan pendidikan

3.4.1. Sebagai bahan masukan dan gambaran tentang pengelolaan ruangan dengan pelaksanaan model MAKP: Tim.3