BAB I

6
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kehamilan selalu berhubungan dengan perubahan fisiologis yang berakibat peningkatan volume cairan dan sel darah merah serta penurunan konsentrasi protein pengikat gizi dalam sirkulasi darah, begitu juga dengan penurunan gizi mikro Saat seorang ibu hamil makan, maka sebenarnya ada dua tubuh yang harus tercukupi kebutuhan akan zat gizinya, yaitu tubuh ibu dan tubuh janin yang selalu tumbuh dan berkembang (Andonotopo & Arifin 2005) Salah satu masalah gizi utama yang belum teratasi adalah anemia. Anemia masih merupakan masalah pada wanita Indonesia sebagai akibat kekurangan za besi dan asam folat dalam tubuh serta faktor lain seperti penyakit infeksi, cacingan dan penyakit kronis (Tarwoto dan Wasnidar, 2007) Anemia adalah kondisi dimana berkurangnya sel darah merah (eritrosit) dalam sirkulasi darah atau masa hemoglobin sehingga tidak mampu memenuhi fungsi hidupnya

description

Latar belakang faktor-faktor penyebab Anemia dengan Kejadian pada ibu hamil

Transcript of BAB I

Page 1: BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kehamilan selalu berhubungan dengan perubahan fisiologis yang

berakibat peningkatan volume cairan dan sel darah merah serta penurunan

konsentrasi protein pengikat gizi dalam sirkulasi darah, begitu juga dengan

penurunan gizi mikro Saat seorang ibu hamil makan, maka sebenarnya ada

dua tubuh yang harus tercukupi kebutuhan akan zat gizinya, yaitu tubuh ibu

dan tubuh janin yang selalu tumbuh dan berkembang (Andonotopo & Arifin

2005)

Salah satu masalah gizi utama yang belum teratasi adalah anemia.

Anemia masih merupakan masalah pada wanita Indonesia sebagai akibat

kekurangan za besi dan asam folat dalam tubuh serta faktor lain seperti

penyakit infeksi, cacingan dan penyakit kronis (Tarwoto dan Wasnidar, 2007)

Anemia adalah kondisi dimana berkurangnya sel darah merah (eritrosit)

dalam sirkulasi darah atau masa hemoglobin sehingga tidak mampu

memenuhi fungsi hidupnya sebagai pembawa oksigen ke seluruh jaringan

(Tarwanto dan Wasnidar, 2007)

WHO menyatakan kejadian anemia berkisar antara 20% sampai 89%

dengan menetapkan HB normalnya 11 gr%. Selain itu di daerah pedesaan

banyak di jumpai ibu hamil kekurangan gizi, kehamilan dan persalinan

dengan jarak yang berdekatan, dan ibu hamil dengan pendidikan dan tingkat

sosial ekonomi rendah (Manuaba, 2007)

Page 2: BAB I

Menurut WHO (1992) anemia adalah suatu keadaan dimana kadar

hemoglobin lebih rendah dari batas normal. WHO melaporkan bahwa ibu

hamil yang mengalami anemia secara global 55% dimana secara bermakna

trimester III lebih tinggi mengalami anemia dibandingkan dengan trimester I

dan II. Masalah ini disebabkan kurangnya defesiensi zat besi dengan

defisiensi zat gizi lainnya

Di Indonesia prevalensi anemia tahun 1970-an, wanita hamil sekitar 46,5-

70% pada Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1992 dengan

angka anemia ibu hamil sebesar 63,5% sedangkan data SKRT turun menjadi

50,9%. Pada tahun 1999 didapatkan anemia gizi pada ibu hamil sebesar

39,5%, tahun 2001, didapatkan anemia zat gizi pada ibu hamil mencapai

40,1%, dan dalam sebuah survey tahun 2012 yang dilakukan Fakultas

Kedokteran di beberapa Universitas di Indonesia menemukan 50-63% ibu

hamil menderita anemia.

Adapun situasi status gizi di Sulawesi Selatan saat ini tercatat sebagai

berikut: Kurang Energi Protein (KEP) Total sebesar 28,5%, Kurang Vitamin A

(KVA) sebesar 17,1%, Gangguan Akibat Kekurangan Yodium sebesar

10,1%, Balita dengan gizi buruk sebesar 9%, dan Anemia Gizi Besi (AGB)

sebesar 28,1% (Profil DInas Kesehatan Prov. Sulsel, 2010).

Data Dinas Kesehatan Kota Makassar menunjukkan, prevalensi anemia

pada ibu hamil di kota Makassar tahun 2008 sebesar 13,7%, dan pada tahun

2009 meningkat menjadi 14,2%. Namun, prevalensi anemia ibu hamil tiga

tahun terakhir mengalami penurunan; pada tahun 2010, prevalensinya

menjadi 13,7%, dan pada tahun 2011 sebesar 12,5% (Profil Dinas Kesehatan

Kota Makassar, 2012)

Page 3: BAB I

Berdasarkan hasil survey, data yang didapatkan bahwa jumlah ibu

hamil di Puskesmas Bara –Baraya Kota Makassar Tahun 2012 diperoleh

sebanyak 330 ibu hamil yang mengalami anemia pada trimester II dan III dari

469 populasi ibu hamil yang mengalami anemia di wilayah kerja Puskesmas

Bara-baraya kota Makassar. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik

untuk meneliti Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada

ibu hamil di Wilayah kerja puskesmas Bara-Baraya Kota Makassar.

Page 4: BAB I

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dapat dirumuskan masalah

penelitian “Apa saja faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian

anemia pada ibu hamil di Wilayah kerja puskesmas Bara-Baraya Kota

Makassar .

C. TUJUAN PENELITIAN

1.Tujuan Umum

Mengetahui Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia

pada ibu hamil di Wilayah kerja puskesmas Bara-Baraya Kota

Makassar.

2.Tujuan Khusus

1. Mengetahui hubungan umur dengan kejadian anemia

2. Mengetahui hubungan jarak kehamilan dengan kejadian anemia

3. Mengetahui hubungan paritas dengan kejadian anemia

4. Mengetahui hubungan Sosial Ekonomi dengan kejadian anemia

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Bagi Institusi

Sebagai bahan masukan untuk menambah wawasan informasi

dan panduan dalam penelitian lebih lanjut mengenai Faktor-

faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu

hamil di Wilayah kerja puskesmas Bara-Baraya Kota Makassar.

2. Bagi Puskesmas

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi

yang dapat membantu tenaga kesehatan untuk dapat

Page 5: BAB I

meningkatkan pelayanan kesehatan terlebih khusus bagi ibu

hamil agar tidak terjadi anemia.

3. Bagi Ibu Hamil

Diharapkan dapat menambah pengetahuan para ibu hamil di

puskesmas mengenai faktor-faktor yang menyebabkan

terjadinya anemia dan dapat segera diatasi penyebab dari

anemia tersebut.

4.Bagi Peneliti

Dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan kesehatan

khusus pada ibu hamil yang terkena anemia