BAB I
-
Upload
siie-lolla-oon -
Category
Documents
-
view
35 -
download
0
Transcript of BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Proses pembentukan jantung janin terjadi pada masa awal pembuahan (konsepasi),
bahkan sebelum si ibu sadar dirinya tengah hamil. Formasi jantung ini teleh sempurna pada
akhir masa sistimeter pertama kehamilan.Pada kasus jantung bocor, sirkulasi darah kotor
mengalir ke se sirkulasi darah bersih sehingga bayi menjadi biru.Bila terlalu banya darah
kotor beredar ke sirkulasi darah bersih dan memasuki organ-organ penting seperti otak, maka
bisa terjadi sesak napas, disertai kejang, bahkan kematian.
Kelainan struktur jantung yang menyebabkan adanya lubang pada sekat jantung atau
lazim disebut jantung bocor termasuk dalam penyakit jantung bawaan yang banya diderita
anak-anak atau bayi.RS Jantung Harapan kita mencatat, dari 1000 kelahiran terdapat 9 bayi
yang menderita penyakit jantung bocor bawaan (PJB).Ada dua jenis PJB, yaitu biur
(sianotik) dan PJB tidak biru (asianotik), PJB biru bisa dikenali dengan mudah yakni ujung-
ujung kuku, bibir dan lidah berwarna biru.Sedangkan PJB tidak biru gejalanya tidak langsung
terlihat.
Salah satu penyakit yang patut diwaspadai, penyakit jantung bawaan, merupakan suatu
hal yang perlu dicermati dengan serius. Kelainan jantung bawaan itu terjadi ketika si anak
masih berada di dalam perut ibunya (kandungan).Pada dasarnya, jantung manusia mulai
melakukan pembentukan struktur kantong tunggal di usia 4 minggu masa kehamilan.
Kantong jantung tersebut secara otomatis akan membesar seiring dengan peningkatan usia
masa kehamilan (biasanya di usia 8 bulan).Namun, perlu Anda ketahui bahwa kelainan
jantung pada masa itu biasanya tidak akan menimbulkan masalah pada calon bayi karena
adanya plasenta yang berfungsi mengalirkan oksigen dan karbondioksida ketika bayi masih
berada di dalam.
Kelainan jantung akan terlihat ketika bayi lahir dan tali plasentanya dipotong. Adapun
tanda pertama dan utama yang tampak ketika bayi mengalami kelainan jantung yakni
Anfis Jantung pada Bayi dan Penyakit Jantung Bawaan Page 1
terdengar suara bising saat bayi bernafas, adanya detak jantung yang tidak normal (biasanya
lebih cepat), nafasnya pendek yang berakibat pada kesulitan ketika menyusu, mengalami
gangguan pertumbuhan dan yang paling kentara kulitnya membiru (cyanotic).
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Menjelaskan atrial septal defect?
1.2.2 Menjelaskan ventricular septal defect?
1.2.3 Menjelaskan patent ductus arteriosus
1.2.4 Menjelaskan tetralogi of fallot?
1.2.5 Konsep asuhan keperawatan pada tetralogi of fallot?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan umum
Mahasiswa diharapkan mampu melaksanakan dan memahami asuhan
keperawatan pada klien dengan penyakit jantung bawaan.
1.3.2 Tujuan khusus
a. Menjelaskan atrial septal defect.
b. Menjelaskan ventricular septal defect.
c. Menjelaskan patent ductus arteriosus.
d. Menjelaskan tetralogi of fallot.
e. Menjelaskan konsep asuhan keperawatan pada tetralogi of fallot.
1.4 Manfaat Penulisan
1.4.1 Dapat dijadikan masukan untuk meningkatkan mutu pelayananan keperawatan.
1.4.2 Sebagai wacana baru, memperluas khasanah ilmu keperawatan.
1.4.3 Lebih memahami materi mengenai penyakit jantung bawaan.
Anfis Jantung pada Bayi dan Penyakit Jantung Bawaan Page 2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 SIRKULASI PADA JANIN
Terdapat beberapa perbedaan besar antara sirkulasi janin, bayi, anak, dan orang
dewasa.Sewaktu berada di dalam rahim, janin tidak menerima oksigen melalui paru –
paru.Oksigen ibu disalurkan menembus plasenta dan masuk ke vena umbilikalis.Vena
umbilikalis menyalurkan darah kaya oksigen ke sisi kanan jantung janin melalui vena
kava.Karena sumber oksigen berasal dari ibu, paru janin dan sebagian besar pembuluh
darah yang menyuplai berada dalam keadaan kolaps sehingga timbul reistensi yang tinggi
terhadap aliran darah di paru janin, terutama apabila dibandingkan dengan aliran sistemik
janin yang memiliki resistensi sangat rendah karena pembuluh plasenta terbuka lebar.
Terdapat perbedaan struktural karakteristik sirkulasi janin. Pada janin ada dua
hubungan pirau ( shunt ) yang memanfaatkan sumber oksigen ibu dan tingginya resistensi
sirkulasi paru. Hubungan yang pertama adalah lubang antara atrium kanan dan atrium kiri,
yang disebut foramen ovale. Karena resistensi sirkulasi paru yang keluar dari ventrikel
kanan sangat tinggi, darah janin mengalir ke daerah dengan resistensi rendah ; dari atrium
kanan ke kiri melalui foramen ovale. Karena darah yang masuk ke vena kava di janin telah
mengalami oksigenasi di plasenta, pirau kanan ke kiri ini merupakan cara adaptasi yang
efisisen. Darah yang kaya oksigen disalurkan ke sirkulasi sistemik ( sisi kiri ) tanpa perlu
mengirim darah ke sistem paru yang tidak berfungsi dan kolaps.
Sistem pirau kedua antara sisi kana dan kiri sirkulasi janin adalah hubungan vaskular
antara arteri pulmonalis dan aorta.Hubungan ini disebut duktus arteriosus.Duktus ini
memungkinkan darah beroksigen yang meninggalkan sisi kanan jantung menghindari paru
janin dan mengalir langsung ke sirkulasi sistemik yang resistensinya rendah.Harus
diperhatikan bahwa paru janin menerima sedikit darah yang mengalir ke arteri pulmonalis
sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan paru. (corwin,2009).
Anfis Jantung pada Bayi dan Penyakit Jantung Bawaan Page 3
Aliran bypass janin melalui jantung(sloane,2003).
1. Sebelum lahir, sebagian besar darah dilahirkan dari paru – paru janin yang belum
berfungsi melalui foramen ovale, suatu pembukaan pada septum intertrium di antara
atrium kanan dan atrium kiri. Darah teroksigenasi dari vena umbilikalis memasuki
atrium kanan dan mengalir ke atrium kiri, sehingga tidak melalui sirkuit pulmonar.
2. Saat lahir, paru – paru mulai berfungsi dan foramen ovale tertutup. Sisi ini ditandai
dengan adanya lekukan pada septum interatrium yang disebut fossa ovalis. Foramen
ovale yang tidak tertutup disebut defek septum interatrium.
3. Darah teroksigenasi yang belum melintasi foramen ovale pada janin, mengalir ke
ventrikel kanan. Darah ini kemudian dibelokkan dari trunkus pulmonar menuju aorta
melalui duktus arteriosus. Duktus ini menutup setelah lahir dan meninggalkan sisa
fibrosa yang disebut ligamentum arteriosum. Jika lintasan ini tidak menutup, maka
akan mengakibatkan defek jantung yang disebut duktus arteriosus paten (terbuka).
2.2 SISKULASI BAYI BARU LAHIR
Pada saat lahir, situasi berubah secara drastis dan tiba – tiba.Bayi baru lahir tidak
mendapatkan suplai oksigen dari plasenta karena pembuluh darah plasenta yang
resistensinya rendah tidak lagi berhubungan dengan janin. Pada saat baru lahir , bayi
terpisah dari plasenta, cairan di paru terperas keluar, dan bayi menghirup napas dalam
sehingga paru terbuka dan pembuluh darah mengalir ke paru. Segera setelah lahir, resistensi
sirkulasi paru turun sedangkan resistensi sirkulasi sitemik meningkat.Aliran darah tidak lagi
memintas dari kanan ke kiri melalui foramen ovale atau duktus arteriosus. Dalam keadaan
normal, kedua pintu ini mulai menutup beberapa jam setelah lahir (corwin,2009).
2.3 ANATOMI DAN FISIOLOGI SYSTEM KARDIOVASKULER PADA JANIN
2.3.1 Anatomi Sistem Kardiovaskuler Pada Janin
Kardiovaskuler mempunyai fungsi yang khusus pada proses embriologi,
khususnya dalam pemenuhan kebutuhan oksigen dan makanan. Pada saat awal,
terbentuk empat ruangan yang membentuk seperti tuba tunggal yang akhirnya berpisah
Anfis Jantung pada Bayi dan Penyakit Jantung Bawaan Page 4
pada janin sirkulasi darah lebih kompleks dari pada sirkulasi orang dewasa.Darah kaya
oksigen datang dari plasenta menuju ke ventrikel kanan dan kiri.Bagian terbesar dari
pengeluaran ventrikel kanan tidak mengadakan perfusi ke paru-paru karena pada janin
paru-paru belum berfungsi secara maksimal, tetapi menghindari sirkulasi pulmonal
melalui duktus arteriosus, dengan demikian langsung menuju tubuh, dan kembali
keplasenta untuk oksigenasi.Dengan adanya sirkulasi pararel ini setiap organ dapat
menerima darah dari kedua ventrikel.Oleh karenanya pengeluaran dari jantung janin
biasanya dinyatakan sebagai pengeluaran ventricular gabungan (CVO).Pada janin
normal nilai CVO kira-kira 450 ml/kg BB/menit.
2.3.2 Fisiologi Sistem Kardiovaskuler Pada Janin
Pada awal denyut dimulai pada daerahventrikel dan pada saat perkembangan dini
kontrol jantung ada pada daerah sino atrial.Kemudian saat belum terbentuknya paru,
system sirkulasi paru yang berfungsi adalah plasenta, dimana arteri umbikalis
mengalirkan darah yang deoksigenasi ke jaringan fetus.Kemudian ke plasenta.Darah
yang deoksigenasi dan keluar ke dalam vena umbikalis. Darah oksigenasi akan
mengalir kehati, sebagian akan melintasi melalui duktus venosus atau melalui vena
hepatica kedalam vena kava inferior dan sisanya akan didistribusikan ke bagian hati
melalui cabang vena umbikalis. Untuk sementara bagian hati menerima darah dari
vena porta.Setelah itu darah memasuki atriaum kanan dan saat melewati jantung darah
dibagi menjadi dua aliran oleh Krista devens.Sebagian darah dialirkan dari vena kava
inferior ke atrium kiri yang bercampur dengan darah vena pulmonalis.
2.3.3 Anatomi Dan Fisiologi Sistem-Sistem Pada Anak
Pada tahap awal perkembangannya, jantung merupakan tuba lurus. Antara minggu
ke 2 dan ke 10 kehamilan jantung mengalami serangkaian perubahan menjadi organ
yang mempunyai 4 ruangan. Jantung mulai berdenyut pada minggu ke 3 kehamilan.
Selama kehidupan janin, jantung mendistribusikan oksigen dan nutrient yang disuplai
melalui plasenta. Paru – paru janin di pintas oleh pirau yang ada selama kehidupan
janin. Pada saat lahir pirau ini mulai menutup karena tahanan pembuluh darah
Anfis Jantung pada Bayi dan Penyakit Jantung Bawaan Page 5
pulmonal turun. Tahanan pembuluh darah kira – kira sama dengan orang dewasa pada
umur 6 minggu. Tahanan pembuluh darah pulmonal relatif lebih tinggi pada bulan
pertama kehidupan bayi, dan kelainan jantung seperti defek sputum ventrikel ( VSD )
mungkin tidak dapat di deteksi.
Jantung adalah besar dalam hubungan nya dengan ukuran tubuh pada bayi.
Jantung terletak agak horizontal dan menempati sebagian besar cavum thoraks.
Perkembangan paru – paru menyebabkan jantung terdesak ke posisi yang lebih rendah
dan pada umur 7 tahun jantung dianggap seperti posisi jantung orang dewasa yang
lebih oblik dan lebih rendah. Ukuran jantung meningkat pada remaja karena
pertumbuhan yang cepat.
Pada saat lahir dinding ventrikel mempunyai ketebalan yang sama, tetapi dengan
kebutuhan sirkulasi ventrikel kiri akan lebih tebal. Dinding ventrikel yang tipis
menghasilkan tekanan sistolik yang rendah pada bayi baru lahir. Tekanan sistolik
meningkat setelah lahir hingga sampai mendekati tekanan sistolik orang dewasa pada
saat pubertas. Pembuluh darah memanjang dan menebal dalam berespons terhadap
tekanan yang meningkat.
2.4 ANATOMI FISIOLOGI JANTUNG
2.4.1 AnatomiDuctus Arteriosus
Duktus arteriosus adalah pembuluh darah yang menghubungkan aliran darah
pulmonal (arteri pulmonalis) ke aliran darah sistemik (aorta) dalam masa kehamilan
(fetus).Hubungan ini (shunt) diperlukan oleh karena sistem respirasi fetus yang belum
bekerja di dalam masa kehamilan tersebut. Aliran darah balik fetus akan bercampur
dengan aliran darah bersih dari ibu (melalui vena umbilikalis) kemudian masuk ke
dalam atrium kanan dan kemudian dipompa oleh ventrikel kanan kembali ke aliran
sistemik melalui duktus arteriosus, dan hanya sebagian yang diteruskan ke paru.
Dinding duktus arteriosus terutama terdiri dari lapisan otot polos (tunika media)
yang tersusun spiral. Diantara sel-sel otot polos terdapat serat-serat elastin yang
Anfis Jantung pada Bayi dan Penyakit Jantung Bawaan Page 6
membentuk lapisan yang berfragmen, berbeda dengan aorta yang memiliki lapisan
elastin yang tebal dan tersusun rapat (unfragmented). Sel-sel otot polos pada duktus
arteriosus sensitif terhadap mediator vasodilator prostaglandin dan vasokonstriktor
(pO2).Setelah persalinan terjadi perubahan sirkulasi dan fisiologis yang dimulai segera
setelah eliminasi plasenta dari neonatus. Adanya perubahan tekanan, sirkulasi dan
meningkatnya pO2 akan menyebabkan penutupan spontan duktus arteriosus dalam
waktu 2 minggu.
2.4.2 Fisiologi
Fungsi utama jantung adalah untuk memompakan darah ke seluruh tubuh dengan
cara mengembang dan menguncup yang disebabkan oleh karena adanya rangsangan
yang berasal dari susunan saraf otonom.
2.4.3 Sirkulasi Darah
a. Sistem Peredaran Darah Besar
Darah meninggalkan ventrikel kiri melalui aorta dan arteri-arteri yang lebih kecil
atau arteriola ke seluruh tubuh.Arteri mempunyai dinding yang berotot yang dapat
menyempitkan dan menahan aliran darah yang berfungsi untuk mempertahankan
tekanan darah arteri dan mengatur aliran darah kapiler.Dalam jaringan kapiler terjadi
pertukaran zat antara plasma dan jaringan interstitial.Kapiler-kapiler bergabung
membentuk venula dan vena kava inferior dan masuk ke atrium kanan jantung.
b. Sistem Peredaran Darah Kecil
Darah dari ventrikel kanan melalui arteri pulmonalis dan arteri – arteri yang lebih
kecil membawa darah kotor ke paru-paru.Di paru-paru (alveoli) terdapat peningkatan
o2 dan pelepasan co2 dalam kapiler pulmonal.Kapiler pulmonal kemudian bergabung
membentuk vena dan membawa darah bersih ke jantung melalui atrium kiri.
Anfis Jantung pada Bayi dan Penyakit Jantung Bawaan Page 7
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 ATRIAL SEPTAL DEFECT
3.1.1 Pengertian
Atrial Septal Defect adalah adanya hubungan (lubang) abnormal pada sekat yang
memisahkan atrium kaan dan atrium kiri. Pengertian lain ASD adalah suatu defek jantung
kongenital asianotik,dimana terdapat lubang abnormal pada septum abnormal. Kelainan
jantung bawaan yang memerlukan pembedahan jantung terbuka adalah defek sekat
atrium.Defek sekat atrium adalah hubungan langsung antara serambi jantung kanan dan
kiri melalui sekatnya karena kegagalan pembentukan sekat. Defek ini dapat berupa defek
sinus venousus di dekat muara vena kava superior, foramen ovale terbuka pada umumnya
menutup spontan setelah kelahiran, defek septum sekundum yaitu kegagalan
pembentukan septum sekundum dan defek septum primum adalah kegagalan penutupan
septum primum yang letaknya dekat sekat antar bilik atau pada bantalan endokard.
Macam-macam defek sekat ini harus ditutup dengan tindakan bedah sebelum terjadinya
pembalikan aliran darah melalui pintasan ini dari kanan ke kiri sebagai tanda timbulnya
sindrom Eisenmenger.Bila sudah terjadi pembalikan aliran darah, maka pembedahan
dikontraindikasikan. Tindakan bedah berupa penutupan dengan menjahit langsung
dengan jahitan jelujur atau dengan menambal defek dengan sepotong dakro
Defek septum atrial atau Atrial Septum Defect adalah gangguan septum atau sekat
antara rongga atrium kanan dan kiri.Septum tersebut tidak menuup secara sempurna dan
membuat aliran darah atrium kiri dan kanan bercampur.Angka kejadian ASD berkisar 1
dari 1500 kelahiran hidup.Lubang septum tersebut dapat terjadi di bagian mana saja dari
septum namun bagian tersering adalah pada bagian foramen ovale yang disebut dengan
ostium sekundum ASD.Kelainan ini terjadi akibat dari resorpsi atau penyerapan
berlebihan atau tidak adekuatnya pertumbuhan dari septum.Patent Foramen Ovale (PFO)
yang terjadi pada 20% yang populasi bukanlah ASD yang sebenarnya.Foramen ovale
merupakan lubang pada janin yang terdapat diantara rongga atrium.Pada saat lahir,lubang
Anfis Jantung pada Bayi dan Penyakit Jantung Bawaan Page 8
ini akan menutup secara alami dan secara anatomis akan menutup sempurna pada bayi
usia 6 bulan dengan cara bergabung dengan septum atrial. PFO terjadi apabila didapatkan
kegagalan penutupan atau penggabungan dengan septum atrial.
Berdasarkan letak lubang, ASD dibagi menjadi 3 tipe :
a. ASD Sekundum,bila lubang terletak di daerah fossa ovallis
b. ASD Primum,bial lubang terletak didaerah ostium primum(termasuk salah satu
bentuk defect septum atrioventrikulare)
c. ASD sinus venosus,bila lubang terletak didaerah venosus (dekat muara vena kava
superior dan inferior)
3.1.2 Etiologi
Penyebabnya belum diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa faktor yang diduga
mempunyai pengaruh pada peningkatan angka kejadian ASD.
1. Faktor Prenatal
a. Ibu menderita infeksi rubella
b. Ibu alkoholisme
c. Umur ibu lebih dari 40 tahun
d. Ibu meminum obat-obatan penenang atau jamu
2. Faktor Genetik
a. Anak yang lahir sebelumnya menderita PJB
b. Ayah atau ibu menderita PJB
c. Kelainan kromosom misalnya sindrom Down
d. Lahir dengan kelainan bawaan lain.
3.1.3 Manifestasi Klinis
Sebagian besar bayi cenderung asimptomatik sampai masa anak-anak awal dan
defek menutup spontan pada usia 5 tahun.
1. Gejala-gejala bervariasi sesui ukuran defek,letih dan dispnea pada saat bergerak
paling banyak dtemukan.
Anfis Jantung pada Bayi dan Penyakit Jantung Bawaan Page 9
2. Peningkatan berat badan yang lambat dan infeksi pernafasan yang sering dapat
terjadi.
3. Mumur ejeksi sistolik dapat diauskultasi, biasanya paling jelas terdengar pada ruang
intrakosta kedua.
3.1.4 Patofisiologi
Lubang abnormal diantara dua atrium yang mengakibatkan darah mengalir dari
atrium kiri ke atrium kanan (dari yang mengandung oksigen ke yang tidak mengandung
oksigen) karena tekanan pada sisi kiri jantung lebih tinggi.Peningkatan volume darah
atrium kanan diejeksikan ke dalam ventrikel kanan dan akhirnya terjadi hipertropi
ventrikel kanan karena menampung banyak darah.
Pada kasus Atrial septal defect yang jarang terjadi komplikasi, darah yang
mengandung oksigen dari atrium kiri mengalir ke atrium kanan tetapi tidak sebaliknya.
Aliran yang melalui defek tersebut merupakan suatu proses akibat ukuran dan complain
dari atrium tersebut.normalnya setelah bayi lahir complain ventrikel kanan menjadi lebih
besar daripada ventrikel kiri yang menyebabkan ketebalan dinding ventrikel kna
berkurang.hal ini berakibat volume serta ukuran atrium kana dan ventrikel kanan
meningkat.jika complain ventrikel kanan terus menurun akibat beban yang meningkat
shunt dari kiri ke kanan bisa berkurang. Pada suatu saat sindroma Einsenmenger bisa
terjadi akibat penyakit vaskuler paru yang terus bertambah berat,arah shunt pun bisa
berubah menjadi dari kanan ke kiri sehingga sirkulasi darah sistemik banyak
mengandung darah yang rendah oksigen akibatnya terjadi hipoksemi dan sianosis.
Perjalan yang terjadi adalah :
1. Darah dari atrium kiri masuk ke atrium kanan beban pada ventrikel kanan, arteri
pulmonalis, kapiler paru, atrium kanan.
2. Tahanan arteri pulmonalis mengalami perbedaan tekanan ventrikel kanan dan arteri
pulmonalis terdengar bising sistolik (bising stenosis relatif katup pulmonal).
3. Lama-kelamaan terjadi peningkatan ventrikel kanan yang permanen.
3.1.5 Komplikasi
1. Gagal jantung
Anfis Jantung pada Bayi dan Penyakit Jantung Bawaan Page 10
2. Penyakit pembuluh darah paru
3. Endokarditis
4. Obstruksi pembuluh darah pulmonal(hipertensi pulmonal)
5. Aritmia
6. Henti jantung
7. ASD dan VSD
3.1.6 Pemeriksaan Penunjang Dan Diagnostik
1. Pemeriksaan diagnostik
a. Bentuk tubuh; tinggi dan kurus dengan jari-jari tangan yang panjang
b. Auskultasi jantung; aktivitas ventrikel kanan meningkat, bunyi jantung yang ke-1
mengeras, bunyi jantung ke-2 terpisah lebar dan tidak mengikuti variasi
pernafasan
c. Palpasi; tak teraba,thrill(geratan karena adanya bunyi jantung)
d. Pantau tekanan darah ; hipertensi pulmonal dimana bunyi jantung ke-2 mengeras
dan pemisahan kedua komponen tidak lagi lebar, terdengar bising sistol.
2. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan penunjang yang dilakukan diantaranya adalah foto rontgen dada
dimana didapatkan adanya pembesaran jantung karena pembesaran atrium dan
ventrikel kanan.pemeriksaan penunjang lainnya adalah elektrokardiografi
(EKG)atau alat rekam jantung,kateterisasi jantung,angiografi koroner serta
ekokardiografi.
2. Elektrokardiografi; menunjukkan aksis ke kanan akibat defek ostium primum.
3. Foto rontgen dada;
4. Pada foto lateral terlihat daerah retrosternal terisi, akibat pembesaran ventrikel
kanan
5. Dilatasi atrium kanan
6. Segemen pulmonal menonjol, corakan vaskular paru prominen
7. Ekokardiografi ;
a. Dengan menggunakan kardiografi transtorakal (ETT) dan droppler berwarna
dapat ditentukan lokasi defek deptum, arah pirau, ukuran atrium dan ventrikel
Anfis Jantung pada Bayi dan Penyakit Jantung Bawaan Page 11
kanan,keterlibatan katup mitral misalnya prolaps yang memang sering terjadi
ASD.
b. Ekokardiografi transsesofageal (ETE) dapat melakukan pengukuran besar
defek secara pesisi dapat menbantu dalam tindakan penutupan ASD
perkutan,juga kelainan yang menyertai.
8. Katerisasi jantung
a. Melihat adanya peningkatan saturasi oksigen di atrium kanan
b. Mengukur rasio besarnya aliran pulmonal dan sistemik
c. Menetapkan tekanan dan resistensi arteri pulmonalis
d. Evaluasi abnormali aliran vena pulmonalis
e. Angiografi koroner selektif pada kelompok umur yang lebih tua, sebelum
tindakan operasi penutupan ASD.
3.1.7 Penatalaksanaan
1. Berikan penyuluhan keluarga tentang pilihan pengobatan untuk ASD
2. Defek biasanya diperbaiki pada anak-anak perempuan akibat adanya kemungkinan
pembentukan bekuan selama masa-masa subur.
3. ASD yang kecil dibiarkan terbuka pada anak laki-laki; satu yang lebih besar
diperbaiki
4. Penutupan secara pembedahan dengan jahitan atau penambalan memerlukan bifas
cardiopulmonal dan biasanya dilakukukan selama usia sekolah
5. Penutupan melalui kateterisasi jantung masih dalam percobaan.
6. Beri perawatan pra operasi dan pasca operasi :
a. Perawatan pra operasi:
1. Diskusikan tujuan pembedahan.
2. Persiapkan emosi emosi anak dan keluarga,beri penjelasan yang tepat secara
bertahap tentang apa yang diharapkan sebelum,selama,dan setelah
pembedahan.
3. Lakukan pengkajian keperawatan praoperatif
4. Beri obat sesuai instruksi dokter.
b. Perawatan pasca operasi:
Anfis Jantung pada Bayi dan Penyakit Jantung Bawaan Page 12
1. Pertahankan status pernafasan yang optimal
2. Pantau status jantung
3. Pantau suara paru
4. Pantau asupan dan haluaran cairan
5. Pantau adanya komplikasi pembedahan
6. Pertahankan integritas kulit dan cegah hipotermia pasca operasi.
3.2 VENTRICULAR SEPTAL DEFECT
3.2.1 Pengertian
1. VSD adalah suatu keadaan abnormal yaitu adanya pembukaan antara ventrikel kiri
dan ventrikel kanan.(Rita &Suriadi, 2001).
2. VSD adalah adanya hubungan (lubang) abnormal pada sekat yang memisahkan
ventrikel kanan dan ventrikel kiri. (Heni dkk, 2001).
3. VSD adalah kelainan jantung berupa tidak sempurnanya penutupan dinding pemisah
antara kedua ventrikel sehingga darah dari ventrikel kiri ke kanan, dan sebaliknya.
Umumnya congenital dan merupakan kelainan jantung bawaan yang paling umum
ditemukan (Junadi, 1982).
Jadi VSD merupakan kelainan jantung bawaan (kongenital) berupa terdapatnya
lubang pada septum interventrikuler yang menyebabkan adanya hubungan aliran darah
antara ventrikel kanan dan kiri.
Klasifikasi VSD berdasarkan pada lokasi lubang, yaitu:
a. Perimembranous (tipe paling sering, 60%) bila lubang terletak di daerah pars
membranaceae septum interventricularis.
b. Subarterial doubly commited, bial lubang terletak di daerah septum infundibuler dan
sebagian dari batas defek dibentuk oleh terusan jaringan ikat katup aorta dan katup
pulmonal.
c. Muskuler, bial lubang terletak di daerah septum muskularis interventrikularis.
3.2.2 Penyebab
Anfis Jantung pada Bayi dan Penyakit Jantung Bawaan Page 13
Penyebab terjadinya penyakit jantung bawaan belum dapat diketahui secara pasti,
tetapi ada beberapa faktor yang diduga mempunyai pengaruh pada peningkatan angka
kejadian penyakit jantung bawaan (PJB) yaitu :
1. Faktor prenatal (faktor eksogen)
a. Ibu menderita penyakit infeksi : Rubela
b. Ibu alkoholisme
c. Umur ibu lebih dari 40 tahun
d. Ibu menderita penyakit DM yang memerlukan insulin
e. Ibu meminum obat-obatan penenang
2. Faktor genetic (faktor endogen)
a. Anak yang lahir sebelumnya menderita PJB
b. Ayah/ibu menderita PJB
c. Kelainan kromosom misalnya sindrom down
d. Lahir dengan kelainan bawaan yang lain
Kelainan ini merupakan kelainan terbanyak, yaitu sekitar 25% dari seluruh kelainan
jantung. Dinding pemisah antara kedua ventrikel tidak tertutup sempurna. Kelainan ini
umumnya congenital, tetapi dapat pula terjadi karena trauma. Kelainan VSD ini sering
bersama-sama dengan kelainan lain misalnya trunkus arteriosus, Tetralogi Fallot.
3.2.3 Tanda Dan Gejala
1. Pada VSD kecil: biasanya tidak ada gejala-gajala. Bising pada VSD tipe ini bukan
pansistolik,tapi biasanya berupa bising akhir sistolik tepat sebelum S2.
2. Pada VSD sedang: biasanta juga tidak begitu ada gejala-gejala, hanya kadang-kadang
penderita mengeluh lekas lelah., sering mendapat infeksi pada paru sehingga sering
menderita batuk.
3. Pada VSD besar: sering menyebabkan gagal jantung pada umur antara 1-3 bulan,
penderita menderita infeksi paru dan radang paru. Kenaikan berat badan lambat.
Kadang-kadang anak kelihatan sedikit sianosis
4. Gejala-gejala pada anak yang menderitanya, yaitu; nafas cepat, berkeringat banyak
dan tidak kuat menghisap susu. Apabila dibiarkan pertumbuhan anak akan terganggu
dan sering menderita batuk disertai demam.
Anfis Jantung pada Bayi dan Penyakit Jantung Bawaan Page 14
3.2.4 Patofisiologi
Defek septum ventricular ditandai dengan adanya hubungan septal yang
memungkinkan darah mengalir langsung antar ventrikel, biasanya dari kiri ke kanan.
Diameter defek ini bervariasi dari 0,5 – 3,0 cm. Perubahan fisiologi yang terjadi dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1. Tekanan lebih tinggi pada ventrikel kiri dan meningklatkan aliran darah kaya oksigen
melalui defek tersebut ke ventrikel kanan.
2. Volume darah yang meningkat dipompa ke dalam paru, yang akhirnya dipenuhi
darah, dan dapat menyebabkan naiknya tahanan vascular pulmoner.
3. Jika tahanan pulmoner ini besar, tekanan ventrikel kanan meningkat, menyebabkan
piarau terbalik, mengalirkan darah miskin oksigen dari ventrikel kanan ke kiri,
menyebabkan sianosis.
Keseriusan gangguan ini tergantung pada ukuran dan derajat hipertensi pulmoner.
Jika anak asimptomatik, tidak diperlukan pengobatan; tetapi jika timbul gagal jantung
kronik atau anak beresiko mengalami perubahan vascular paru atau menunjukkan adanya
pirau yang hebat diindikasikan untuk penutupan defek tersebut.Resiko bedah kira-kira
3% dan usia ideal untuk pembedahan adalah 3 sampai 5 tahun.
3.2.5 Komplikasi
1. Gagal jantung kronik
2. Endokarditis infektif
3. Terjadinya insufisiensi aorta atau stenosis pulmonar
4. Penyakit vaskular paru progresif
5. Kerusakan sistem konduksi ventrikel
3.2.6 Pemeriksaan Penunjang Dan Diagnostik
1. Kateterisasi jantung menunjukkan adanya hubungan abnormal antar ventrikel
2. EKG dan foto toraks menunjukkan hipertropi ventrikel kiri
3. Hitung darah lengkap adalah uji prabedah rutin
Anfis Jantung pada Bayi dan Penyakit Jantung Bawaan Page 15
4. Uji masa protrombin ( PT ) dan masa trombboplastin parsial ( PTT ) yang dilakukan
sebelum pembedahan dapat mengungkapkan kecenderungan perdarahan.
3.2.7 Penatalaksanaan
1. Pada VSD kecil: ditunggu saja, kadang-kadang dapat menutup secara spontan.
Diperlukan operasi untuk mencegah endokarditis infektif.
2. Pada VSD sedang: jika tidak ada gejala-gejala gagal jantung, dapat ditunggu sampai
umur 4-5 tahun karena kadang-kadang kelainan ini dapat mengecil. Bila terjadi gagal
jantung diobati dengan digitalis. Bila pertumbuhan normal, operasi dapat dilakukan
pada umur 4-6 tahun atau sampai berat badannya 12 kg.
3. Pada VSD besar dengan hipertensi pulmonal yang belum permanen: biasanya pada
keadaan menderita gagal jantung sehingga dalam pengobatannya menggunakan
digitalis. Bila ada anemia diberi transfusi eritrosit terpampat selanjutnya diteruskan
terapi besi. Operasi dapat ditunda sambil menunggu penutupan spontan atau bila ada
gangguan dapat dilakukan setelah berumur 6 bulan.
4. Pada VSD besar dengan hipertensi pulmonal permanen:operasi paliatif atau operasi
koreksi total sudah tidak mungkin karena arteri pulmonalis mengalami
arteriosklerosis. Bila defek ditutup, ventrikel kanan akan diberi beban yang berat
sekali dan akhirnya akan mengalami dekompensasi. Bila defek tidak ditutup,
kelebihan tekanan pada ventrikel kanan dapat disalurkan ke ventrikel kiri melalui
defek.
3.3 PATENT DUCTUS ARTERIOSUS
3.3.1 Pengertian
Patent Ductus Arteriosus adalah kegagalan menutupnya ductus arteriosus (arteri
yang menghubungkan aorta dan arteri pulmonal) pada minggu pertama kehidupan, yang
menyebabkan mengalirnya darah dari aorta tang bertekanan tinggi ke arteri pulmonal
yang bertekanan rendah.( Suriadi, Rita Yuliani, 2001 : 235).
Anfis Jantung pada Bayi dan Penyakit Jantung Bawaan Page 16
Patent Duktus Arteriosus (PDA) adalah tetap terbukanya duktus arteriosus setelah
lahir, yang menyebabkan dialirkannya darah secara langsung dari aorta (tekanan lebih
tinggi) ke dalam arteri pulmoner (tekanan lebih rendah). (Betz & Sowden, 2002 ; 375)
Patent Ductus Arteriosus (PDA)atauDuktus Arteriosus Paten (DAP) adalah
kelainan jantung kongenital (bawaan) dimana tidak terdapat penutupan (patensi) duktus
arteriosus yang menghubungkan aorta dan pembuluh darah besar pulmonal setelah 2
bulan pasca kelahiran bayi. Biasanya duktus arteriosus akan menutup secara normal
dalam waktu 2 bulan dan meninggalkan suatu jaringan ikat yang dikenal sebagai
ligamentum arteriosum. PDA dapat merupakan kelainan yang berdiri sendiri (isolated),
atau disertai kelainan jantung lain.
3.3.2 Etiologi
Penyebab terjadinya penyakit jantung bawaan belum dapat diketahui secara pasti,
tetapi ada beberapa faktor yang diduga mempunyai pengaruh pada peningkatan angka
kejadian penyakit jantung bawaan :
1. Faktor Prenatal :
a. Ibu menderita penyakit infeksi : Rubella.
b. Ibu alkoholisme.
c. Umur ibu lebih dari 40 tahun.
d. Ibu menderita penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang memerlukan insulin.
e. Ibu meminum obat-obatan penenang atau jamu.
f. Bayi yang lahir prematur (kurang dari 37 minggu)
2. Faktor Genetik :
a. Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan.
b. Ayah / Ibu menderita penyakit jantung bawaan.
c. Kelainan kromosom seperti Sindrom Down.
d. Lahir dengan kelainan bawaan yang lain.
Anfis Jantung pada Bayi dan Penyakit Jantung Bawaan Page 17
(Buku Ajar Keperawatan Kardiovaskuler, Pusat Kesehatan Jantung dan Pembuluh
Darah Nasional Harapan Kita, 2001 ; 109)
3.3.3 Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis PDA pada bayi prematur sering disamarkan oleh masalah-
masalah lain yang berhubungan dengan prematur (misalnya sindrom gawat nafas).Tanda-
tanda kelebihan beban ventrikel tidak terlihat selama 4 – 6 jam sesudah lahir. Bayi
dengan PDA kecil mungkin asimptomatik, bayi dengan PDA lebih besar dapat
menunjukkan tanda-tanda gagal jantung kongestif (CHF), diantaranya :
1. Kadang-kadang terdapat tanda-tanda gagal jantungMachinery mur-mur persisten (sistolik, kemudian menetap, paling nyata terdengar
2. di tepi sternum kiri atas)
3. Tekanan nadi besar (water hammer pulses) / Nadi menonjol dan meloncat-loncat,
4. Tekanan nadi yang lebar (lebih dari 25 mmHg)
5. Takhikardia (denyut apeks lebih dari 170), ujung jari hiperemik
6. Resiko endokarditis dan obstruksi pembuluh darah pulmonal.
7. Infeksi saluran nafas berulang, mudah lelah
8. Apnea
9. Tachypnea
10. Nasal flaring
11. Retraksi dada
12. Hipoksemia
13. Peningkatan kebutuhan ventilator (sehubungan dengan masalah paru)
Jika PDA memiliki lubang yang besar, maka darah dalam jumlah yang besar akan
membanjiri paru-paru. Anak tampak sakit, dengan gejala berupa:
1. Tidak mau menyusu
2. Berat badannya tidak bertambah
3. Berkeringat
4. Kesulitan dalam bernafas
Anfis Jantung pada Bayi dan Penyakit Jantung Bawaan Page 18
5. Denyut jantung yang cepat.
Timbulnya gejala tersebut menunjukkan telah terjadinya gagal jantung kongestif,
yang seringkali terjadi pada bayi prematur.
3.3.4 Patofisiologi
Patent Ductus Arteriosus (PDA) adalah tetap terbukanya duktus arteriosus setelah
lahir, yang menyebabkan dialirkannya darah secara langsung dari aorta ( tekanan lebih
tinggi) ke dalam arteri pulmonal (tekanan lebih rendah). Aliran kiri ke kanan ini
meneyebabkan resirkulasi darah beroksigen tinggi yang jumlahnya semakin banyak dan
mengalir ke dalam paru, serta menambah beban jantung sebelah kiri.Usaha tambahan dari
ventrikel kiri untuk memenuhi peningkatan kebutuhan ini menyebabkan pelebaran dan
hipertensi atrium kiri yang progresif.Dampak semuanya ini adalah meningkatnya tekanan
vena dan kapiler pulmoner, menyebabkan terjadinya edema paru.Edema paru ini
menimbulkan penurunan difusi oksigen dan hipoksia, dan terjadi kontriksi arteriol paru
yang progresif.Akan terjadi hipertensi pulmoner dan gagal jantung kanan jika keadaan ini
tidak dikoreksi melalui terapi medis atau bedah.Penutupan PDA terutama tergantung
pada respon konstriktor dari duktus terhadap tekanan oksigen dalam darah. Faktor lain
yang mempengaruhi penutupan duktus adalah pengaruh kerja prostalglandin, tahanan
pulmoner dan sistemik, besarnya duktus, dan keadaan si bayi (prematur atau cukup
bulan). PDA lebih sering terdapat pada bayi prematur dan kurang dapat ditoleransi karena
mekanisme kompensasi jantungnya tidak berkembang baik dan pirai kiri ke kanan itu
cenderung lebih besar.
Pada bayi prematur (kurang dari 37 minggu) duktus dipertahankan tetap terbuka
oleh prostaglandin yang kadarnya masih tinggi, karena memang belum waktunya bayi
lahir. Karena itu duktus arteriosus persisten pada bayi prematur dianggap sebagai
developmental patent ductus arteriosus, bukan struktural patent ductus arteriosus seperti
yang terjadi pada bayi cukup bulan. Pada bayi prematur dengan penyakit membran hialin
(sindrom gawat nafas akibat kekurangan surfaktan), ductus arteriosus persisten sering
bermanifestasi setelah sindrom gawat nafasnya membaik.
Anfis Jantung pada Bayi dan Penyakit Jantung Bawaan Page 19
Pada ibu yang terinfeksi rubella, pelepasan prostaglandin (6-ketoprostaglandin F1)
akan meningkat yang disertai dengan faktor nekrosis tumor yang dapat meningkatkan
resiko pembukaan duktus arteriosus.
3.3.5 Komplikasi
Sebuah ductus arteriosus paten kecil mungkin tidak menimbulkan komplikasi.
Namun cacat yang lebih besar yang tidak diobati dapat berakibat buruk, antara lain :
1. Tekanan darah tinggi di paru-paru (hipertensi pulmonal).
Bila terlalu banyak darah terus beredar melalui jantung arteri utama melalui patent
ductus arteriosus, dapat menyebabkan hipertensi pulmonal. Pulmonary hypertension
can cause permanent lung damage. Hipertensi paru dapat menyebabkan kerusakan
paru-paru permanen.Sebuah ductus arteriosus paten yang besar dapat menyebabkan
Eisenmenger’s syndrome, suatu jenis ireversibel hipertensi paru.
2. Gagal jantung.
Sebuah paten ductus arteriosus pada akhirnya dapat menyebabkan otot jantung
melemah, menyebabkan gagal jantung.Gagal jantung adalah suatu kondisi kronis di
mana jantung tidak dapat memompa secara efektif.
3. Jantung (endokarditis).
Orang-orang dengan masalah jantung struktural, seperti patent ductus arteriosus,
berada pada risiko tinggi infeksi endokarditis daripada populasi umum. Endokarditis
infeksi adalah suatu peradangan pada lapisan dalam jantung yang disebabkan oleh
infeksi bakteri.
4. Detak jantung tidak teratur (aritmia).
Pembesaran hati karena ductus arteriosus paten meningkatkan resiko aritmia.Ini
biasanya terjadi peningkatan risiko hanya dengan ductus arteriosus paten yang besar.
5. Gagal ginjal
6. Obstruksi pembuluh darah pulmonal
7. Hepatomegali (jarang terjadi pada bayi prematur)
8. Enterokolitis nekrosis
Anfis Jantung pada Bayi dan Penyakit Jantung Bawaan Page 20
9. Gangguan paru yang terjadi bersamaan (misalnya sindrom gawat nafas atau displasia
bronkkopulmoner)
10. Perdarahan gastrointestinal (GI), penurunan jumlah trombosit
11. Hiperkalemia (penurunan keluaran urin)
12. CHF
13. Gagal tumbuh
3.3.6 Pemeriksaan Diagnostik
1. Analisis gas darah arteri
a. Biasanya menunjukkan kejenuhan yang normal karena paru overcirculation
b. Ductus arteriosus besar dapat menyebabkan hypercarbia dan hypoxemia dari CHF
dan ruang udara penyakit (atelektasis atau intra-alveolar cairan / pulmonary
edema).
c. Dalam kejadian hipertensi arteri pulmonal persisten (terus-menerus sirkulasi
janin); kanan-ke-kiri intracardiac shunting darah, aliran darah paru berkurang
dengan dihasilkannya hypoxemia, sianosis, dan mungkin acidemia hadir.
2. Foto thorak. Atrium dan ventrikael kiri membesar secara signifikan (kardiomegali),
gambaran vaskuler paru meningkat
3. Ekhokardiografi. Rasio atrium kiri terhadap pangkal aorta lebih dari 1,3:1 pada bayi
lebih dari 1,0 pada bayi patern(disebabkan oleh peningkatan volume atriu kiri sebagai
akibat dari paru kiri ke kanan).
4. Pemeriksaan dengan Doppler berwarna untuk mengevaluasi aliran darah dan arahnya.
5. EKG.sesuai tingkat keparahan, pada PDA kecil tidak ada abnormalitas, hipertrofi
ventrikel kiri pada PDA yang lebih besar.
6. Kateterisasi jantung. Untuk mengevaluasi lebih jauh hasil ECHO atau Doppler yang
meragukan bila ada defek tambahan lain.
7. Magnetic Resonance Imaging (MRI)
a. Perkembangan lebih lanjut dari penyakit ini tergantung pada volume dan tekanan
hubungan.
b. Volume = tekanan / perlawanan
Anfis Jantung pada Bayi dan Penyakit Jantung Bawaan Page 21
c. Volume suara tinggi menghasilkan peningkatan tekanan arteri paru-paru pada
akhirnya menghasilkan perubahan endotel dan otot dalam dinding pembuluh
darah.
d. Perubahan ini mungkin akhirnya menyebabkan penyakit paru obstruktif vaskular
(PVOD), suatu kondisi perlawanan terhadap aliran darah paru yang mungkin
tidak dapat diubah dan akan menghalangi perbaikan definitif.
3.3.7 Penatalaksanaan
1. Medikamentosa
a. Tidak diperlukan pembatasan aktivitas tanpa adanya hipertensi pulmonal.
b. Pada bayi prematur diberikan anti-prostaglandin misalnya indometasin selama 5
hari.
c. Indometasin tidak efektif untuk menutup PDA pada bayi cukup bulan karena
terbukanya duktus bukan disebabkan oleh prostaglandin.
d. Dipertimbangkan pemberian profilaksis SBE pada PDA besar.
2. Invasif
a. Penutupan PDA melalui kateterisasi dapat dipertimbangkan. Penggunaan stainless
coil untuk menutup PDA diindikasikan untuk diameter < 2,5 mm dengan residual
shunt rate 5 – 10%. Komplikasi tindakan ini adalah leakage, emboli coil ke
perifer, hemolisis, stenosis LPA, oklusi femoralis
3. Bedah
a. Tindakan bedah adalah ligasi atau divisi PDA melalui torakotomi kiri.
b. Angka mortalitas < 1 %
c. Jika pada saat bayi berusia beberapa minggu terjadi gagal jantung, maka segera
dilakukan pembedahan. Jika gejalanya hanya berupa murmur, maka pembedahan
biasanya dilakukan pada saat anak berusia 1 tahun. Jika tidak ada gejala,
pembedahan ditunda sampai anak berumur 6 bulan – 3 tahun.
Anfis Jantung pada Bayi dan Penyakit Jantung Bawaan Page 22
4. Terdapat beberapa cara untuk mengatasi PDA, yang pemilihannya tergantung kepada
berbagai faktor :
a. PDA kecil dalam jangka penuh bayi mungkin secara spontan menutup tanpa
intervensi. PDA besar tidak mungkin untuk menutup.
b. Pasien dengan CHF membutuhkan terapi medis untuk CHF diikuti dengan
prosedur definitif untuk menutup PDA baik oleh pembedahan atau kateterisasi.
c. Bedah perbaikan direkomendasikan untuk pasien dengan PDA kecil sampai besar
karena risiko endokarditis. Komplikasi ligasi bedah sebagian besar terkait dengan
torakotomi lateral kiri. Bedah angka kesakitan dan kematian dapat diabaikan, dan
awal komplikasi pascabedah yang berhubungan dengan komplikasi lain lahir
prematur.
d. Profilaksis untuk infeksi endokarditis (subakut bakteri endokarditis [SbE]) harus
diikuti pada saat-saat diperkirakan risiko (bakteremia) sampai pasien dapat
mengalami perbaikan. (Khusus rekomendasi untuk antibiotik profilaksis dapat
ditemukan di setiap arus penyakit infeksi atau antibiotik referensi.)
e. Transfer ke pusat perawatan tersier adalah wajib bagi pasien dalam presentasi di
jerau extremis CHF sekali stabil dengan diuretik dan ventilasi tekanan positif,
seperti yang ditunjukkan.
3.4 TETRALOGI OF FALLOT
3.4.1 Pengertian
Tetralogi of fallotadalah kelainan jantung bawaan dengan gangguan sianosis yang
ditandai dengan kombinasi 4 hal yang abnormal meliputi defek septum ventrikel, stenosis
pulmonal, overriding aorta, dan hipertrofi ventrikel kanan. Komponen yang paling
penting dalam menentukan derajat beratnya penyakit adalah stenosis pulmonal dari
sangat ringan sampai berat. Stenosis pulmonal bersifat progresif , makin lama makin
berat. Frekuensi TF lebih kurang 10 %.Derajat stenosis pulmonal sangat menentukan
gambaran kelainan; pada obstruksi ringan tidak terdapat sianosis, sedangkan pada
obstruksi berat sianosis terlihat sangat nyata.Pada klien dengan TF, stenosis pulmonal
Anfis Jantung pada Bayi dan Penyakit Jantung Bawaan Page 23
menghalangi aliran darah ke paru-paru dan mengakibatkan peningkatan ventrikel kanan
sehingga terjadi hipertropi ventrikel kanan.
Sehingga darah kaya CO2 yang harusnya dipompakan ke paru-paru berpindah ke
ventrikel kiri karena adanya celah antara ventrikel kanan akibat VSD (ventrikel septum
defek), akibatnya darah yang ada di ventrikel kiri yang kaya akan O2 dan akan
dipompakan ke sirkulasi sistemik bercampur dengan darah yang berasal dari ventrikel
kanan yang kaya akan CO2. Sehingga percampuran ini mengakibatkan darah yang akan
dipompakan ke sirkulasi sistemik mengalami penurunan kadar O2.
3.4.2 Etiologi / Penyebab
Pada sebagian besar kasus, penyebab penyakit jantung bawaan tidak diketahui
secara pasti.diduga karena adanya faktor endogen dan eksogen. Faktor –faktor tersebut
antara lain :
1. Faktor endogen
a. Berbagai jenis penyakit genetik : kelainan kromosom, contohnya down syndrome,
marfan syndrome.
b. Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan misalnya VSD,
pulmonary stenosis, and overriding aorta.
c. Adanya penyakit tertentu dalam keluarga seperti diabetes melitus, hipertensi,
kolesterol tinggi, penyakit jantung atau kelainan bawaan
2. Faktor eksogen
a. Riwayat kehamilan ibu : sebelumnya ikut program KB oral atau suntik, minum
obat-obatan tanpa resep dokter, (thalidmide, dextroamphetamine. aminopterin,
amethopterin, jamu)
b. Ibu menderita penyakit infeksi : rubella
c. Efek radiologi (paparan sinar X)
d. Ibu mengonsumsi alcohol dan merokok saat mengandung.
Para ahli berpendapat bahwa penyebab endogen dan eksogen tersebut jarang
terpisah menyebabkan penyakit jantung bawaan.Diperkirakan lebih dari 90% kasus
penyebab adalah multifaktor.
Anfis Jantung pada Bayi dan Penyakit Jantung Bawaan Page 24
3.4.3 Epidemiologi
Tetralogy of fallot timbul pada +/- 3-6 per 10.000 kelahiran dan menempati angka
5-7% dari kelainan jantung akibat congenital. Sampai saat ini para dokter tidak dapat
memastikan sebab terjadinya, akan tetapi ,penyebabnya dapat berkaitan dengan factor
lingkungan dan juga factor genetic atau keduanya. Dapat juga berhubungan dengan
kromosom 22 deletions dan juga diGeorge syndrome.Ia lebih sering muncul pada laki-
laki daripada wanita. Pengertian akan embryology daripada penyakit ini adalah sebagai
hasil kegagalan dalam conal septum bagian anterior, menghasilkan kombinasi klinik
berupa VSD, pulmonary stenosis, and overriding aorta. Perkembangan dari hipertropi
ventricle kanan adalah oleh karena kerja yang makin meningkat akibat defek dari katup
pulmonal.Hal ini dapat diminimalkan bahkan dapat dipulihkan dengan operasi yang dini.
3.4.4 Menifestasi klinis
1. Murmur mungkin merupakan tanda pertama yang biasa ditemukan oleh dokter. Ia
merupakan suara tambahan atau tidak biasa yang dapat didengar pada denyut jantung
si bayi. Kebanyakan bayi yang menderita tetaralogy of fallot mempunyai suara
murmur jantung.
2. Cyanosis juga merupakan pertanda umum pada tetralogy of fallot. Cyanosis adalah
suatu keadaan di mana pada sirkulasi bayi kekurangan darah yang telah mengalami
oksigenasi sehingga dapat timbul dengan kulit, kuku, serta bibir yang pucat.
3. Warna kulit pucat
4. Frekuensi pernafasan yang meninggi
5. Kulit terasa dingin
6. BB yang rendah
7. Susah untuk diberi makan karena klien cepat lelah ketika diberi makan
8. Clubbing finger’s
3.4.5 Patofisiologi
Tetralogy of fallot biasanya berakibatkan oksigenasi yang rendah berhubungan
dengan tercampurnya darah yang deoksigenasi dan oksigenasi pada ventricle kiri yang
akan dipompakan ke aorta karena obstruksi pada katup pulmonal. Ini dikenal dengan
Anfis Jantung pada Bayi dan Penyakit Jantung Bawaan Page 25
istilah right-to-left shunt.Hal ini sering mengakibatkan kulit bayi menjadi pucat dan
terlihat biru.
Apabila Tetralogy of fallot tidak ditangani pada jangka waktu yang panjang, maka
akan mengakibatkan hipertrofi ventricle kanan progressive dan dilatasi berhubung
dengan resistensi yang meningkat pada ventricle kanan. Hal ini dapat menyebabkan DC
kanan yang bisa berakhir dengan kematian.
3.4.6 Pemeriksaan Diagnostik
a. Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium rutin penting pada setiap penyakit jantung bawaan sianotik
untuk menilai perkembangan penyakit.Hemoglobin dan hematokrit merupakan
indikator yang cukup baik untuk derajat hipoksemia.Peningkatan hemoglobin dan
hematokrit ini merupakan mekanisme kompensasi akibat saturasi oksigen yang
rendah.Pada umumnya hemoglobin dipertahankan antara 16-18 g/dl, sedangkan
hematokrit 50-65%. Bila kadar hemoglobin dan hematokrit melampaui batas tersebut
timbul bahaya terjadinya kelainan trombo emboli, sebaliknya bila kurang dari batas
bawah tersebut berarti terjadi anemia relatif yang harus diobati.
b. Gambaran radiologis
Cardio thoracic ratio pasien tetralogi fallot biasanya normal atau sedikit
membesar.Akibat terjadinya pembesaran ventrikel kanan dengan konus pulmonalis
yang hilang, maka tampak apeks jantung terangkat sehingga tampak seperti “sepatu
boot”.Pada 25% kasus arkus aorta terletak di kanan yang seharusnya di kiri, dapat
berakibat terjadinya suatu tarik bayangan trakeobronkial berisi udara di sebelah kiri,
yang terdapat pada pandangan antero-posterior atau dapat dipastikan oleh pergeseran
esophagus yang berisi barium ke kiri.Corakan vascular paru berkurang dan lapangan
paru relatif bersih, mungkin disebabkan oleh aliran darah paru paru yang berkurang
dan merupakan suatu tanda diagnostik yang penting.Bila terdapat kolateral yang
banyak mungkin corakan vascular paru tampak normal, atau bahkan bertambah. Pada
proyeksi lateral, ruangan depan yang bersih atau kosong dapat atau tidak dipenuhi
oleh ventrikel kanan yang hipertrofi.
Anfis Jantung pada Bayi dan Penyakit Jantung Bawaan Page 26
c. Elektrokardiogram
Pada EKG sumbu QRS hampir selalu berdeviasi ke kanan. Tampak pula hipertrofi
ventrikel kanan. Pada anak besar sering dijumpai P pulmonal.
d. Ekokardiogram
Ekokardiografi dapat memperlihatkan setiap kelainan pada tetralogi fallot. Pelebaran
dan posisi aorta berupa diskontinuitas septum ventrikel dan dinding depan aorta serta
pelebaran ventrikel kanan mudah dilihat. Kelainan katup pulmonal seringkali sulit
dinilai, demikian pula penentuan perbedaan tekanan antara ventrikel kanan dan
a.pulmonalis tidak selalu mudah dilakukan.
e. Kateterisasi jantung
Diperlukan sebelum tindakan pembedahan untuk mengetahui defek septum ventrikel
multiple, mendeteksi kelainan arteri koronari dan mendeteksi stenosis pulmonal
perifer. Mendeteksi adanya penurunan saturasi oksigen, peningkatan tekanan
ventrikel kanan, dengan tekanan pulmonalis normal atau rendah.
3.4.7 Penatalaksanaan
Pada penderita yang mengalami serangan sianosis maka terapi ditujukan untuk
memutus patofisiologi serangan tersebut, antara lain dengan cara :
1. Posisi lutut ke dada agar aliran darah ke paru bertambah
2. Morphine sulfat 0,1-0,2 mg/kg SC, IM atau Iv untuk menekan pusat pernafasan dan
mengatasi takipneu.
3. Bikarbonas natrikus 1 Meq/kg BB IV untuk mengatasi asidosis
4. Oksigen dapat diberikan, walaupun pemberian disini tidak begitu tepat karena
permasalahan bukan karena kekuranganoksigen, tetapi karena aliran darah ke paru
menurun. Dengan usaha diatas diharapkan anak tidak lagi takipnea, sianosis
berkurang dan anak menjadi tenang. Bila hal ini tidak terjadi dapat dilanjutkan
dengan pemberian :
a. Propanolo l 0,01-0,25 mg/kg IV perlahan-lahan untuk menurunkan denyut
jantung sehingga seranga dapat diatasi. Dosis total dilarutkan dengan 10 ml cairan
Anfis Jantung pada Bayi dan Penyakit Jantung Bawaan Page 27
dalam spuit, dosis awal/bolus diberikan separohnya, bila serangan belum teratasi
sisanya diberikan perlahan dalam 5-10 menit berikutnya.
b. Ketamin 1-3 mg/kg (rata-rata 2,2 mg/kg) IV perlahan. Obat ini bekerja
meningkatkan resistensi vaskuler sistemik dan juga sedative
c. penambahan volume cairan tubuh dengan infus cairan dapat efektif dalam
penganan serangan sianotik. Penambahan volume darah juga dapat meningkatkan
curah jantung, sehingga aliran darah ke paru bertambah dan aliran darah sistemik
membawa oksigen ke seluruh tubuh juga meningkat.
2. Tindakan Bedah
Merupakan suatu keharusan bagi semua penderita TF.Pada bayi dengan sianosis yang
jelas, sering pertama-tama dilakukan operasi pintasan atau langsung dilakukan
pelebaran stenosis trans-ventrikel. Koreksi total dengan menutup VSD (Ventrikel
Septum Defek) seluruhnya dan melebarkan PS pada waktu ini sudah mungkin
dilakukan. Umur optimal untuk koreksi total pada saat ini ialah 7-10 tahun. Walaupun
kemajuan telah banyak dicapai, namun sampai sekarang operasi semacam ini selalu
disertai resiko besar.
3. Pengobatan Konservatif
Anak dengan serangan anoksia ditolong dengan knee-chest position, dosis kecil
morfin (1/8-1/4 mg) disertai dengan pemberian oksigen.Dengan tindakan ini serangan
anoksia sering hilang dengan cepat.Pada waktu ini diberikan pula obat-obat pemblok
beta (propanolol) untuk mengurangi kontraktilitas miokard.Pencegahan terhadap
anoksia dilaksanakan pila dengan mencegah/mengobati anemia defisiensi besi
relative, karena hal ini sering menambah frekuensi serangan.Asidosis metabolic harus
diatasi secara adekuat.
3.4.8 Prognosis
Pada klien dengan TF (Tetralogi Fallot) tanpa melakukan suatu tindakan operasi
prognosis atau ramalan penyakit kedepan adalah buruk atau tidak baik. Rata-rata klien
akan mencapai umur 15 tahun, tetapi semua ini tergantung pada besarnya kelainan yang
dialami. Ancaman pada anak denagn TF adalah abses otak pada umur sekitar 2 sampai
dengan 3 tahun. Gejala neurologis disertai demam dan leukositosis memberikan
Anfis Jantung pada Bayi dan Penyakit Jantung Bawaan Page 28
kecurigaan akan adanya abses otak. Jika pada bayi denagn TF terdapat gangguan
neurologis, maka cenderung untuk didiagnosis thrombosis pembuluh darah otak daripada
abses otak.Anak dengan TF cenderung untuk menderita perdarahan banyak, karena
berkurangnya trombosit dan fibrinogen.Kemungkinan timbulnya endokarditis bakterialis
selalu ada.
Anfis Jantung pada Bayi dan Penyakit Jantung Bawaan Page 29
3.4.9 Web Of Causation
Terpapar factor endogen & eksogen selama kehamilan trimester I-II
Kelainan jantung congenital sianotik : tetralogi of fallot
Stenosis pulmunal Defek septum ventrikel
Tek. Sistolik puncak ventrikel kanan=kiri
Obstruksi Berat
Pirau kanan=kiri
Aliran darah paru Obstruksi aliran darah keluar vent. Kanan
O2 dalam darah Hipertropi vent. kanan aliran darah aorta Percampuran O2 dg CO2
Hipoksemia
Kelemahan tubuh Sesak Sianosis
Bayi cepat lelah Hipoksia
Asidosis Metabolik
Kompensasi
Polisitemia Jangka Panjang sirkulasi
Kolateral
Thrombosis Perdarahan
Embolisme Paru Syok Hipovolemik
MRS
Anak Orang Tua
3.5 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN TETRALOGI OF
Anfis Jantung pada Bayi dan Penyakit Jantung Bawaan Page 30
Takut pada anak Cemas pada anak
Kecemasan orang tua, perubahan proses keluarga.
Intoleransi akitivitas Gangguan
pertumbuhan dan perkembangan
Gangguan pola nafas
FALLOT
1. PENGKAJIAN
a. Aktivitas / istirahat :
Gejala : keletihan / kelelahan terus menerus sepangjang hari, insomnia, nyeri dada
dengan aktivitas. Dispnea pada istirahat atau pada pengerahan tenaga.
Tanda : gelisah, perubahan status mental, misal : letargi. Tanda vital berubah pada
aktivitas
b. Sirkulasi :
Gejala : riwayat hipertensi, bengkak pada kaki, abdomen, IM baru / akut
Tanda : warna : kebiruan, pucat, abu – abu, sianotik
Edema : mungkin dependen, umum, atau pitting, khususnya pada ekstremitas.
Hepar : pembesaran/dapat teraba
Bunyi nafas : rongki
Irama jantung : disritmia
Frekuensi jantung : takikardy
Tekanan nadi : mungkin sempit, menunjukan penurunan volume sekuncup
Punggung kuku : pucat atau sianotik dengan pengisian kapiler lambat.
Murmur stenosis valvular, distensi vena jugularis
c. Integritas :
Gejala : ansietas, takut
Tanda : berbagai manifestasi perilaku, misalnya : ansietas, marah, ketakutan.
d. Eleminasi :
Gejala : penurunan berkemih, berkemih di malam hari,
e. Makanan atau Cairan :
Gejala : kehilangan nafsu makan, mual/muntah, pembengkaan ekstremitas bawah,
Tanda : distensi abdomen, edema (umum, dependen, tekanan, pitting)
Anfis Jantung pada Bayi dan Penyakit Jantung Bawaan Page 31
f. Neorosensori :
Gejala : kelemahan, pening, episode pingsan
Tanda : Letargi, diorientasi, perubahan perilaku
g. Nyeri atau kenyamanan :
Gejala : Nyeri dada, angina akut atau kronis, nyeri abdomen kanan atas, sakit
pada otot
Tanda : tidak tenang, gelisah, focus menyempit (menarik diri)
h. Pernapasan :
Gejala : Dipsnea saat aktivitas, tidur sambil duduk atau dengan beberapa bantal,
penggunaan bantuan pernapasan missal oksigen atau medikasi
Tanda : pernapasan : takipnea, napas dangkal,
Bunyi napas : mungkin tidak terdengar, dengan mengi
Fungsi mental : kegelisahan
Warna kulit : pucat atau sianosis
i. Pemeriksaan Diagnostik :
1. EKG : hipertrofi atrial atau ventrikuler, iskemia, disritmia misal takikardi, fibrilasi
atria.
2. Ekokardiogram : Dapat menunjukkan dimensi pembesaran bilik dan serambi,
perubahan dalam fungsi atau struktur katup atau area kontraktilitas ventricular.
3. Rontgen dada : Dapat menunjukkan pembesaran jantung, bayangan
mencerminkan dilatasi atau hipertopi bilik atau serambi, atau perubahan dalam
pembuluh darah mencerminkan peningkatan tekanan pulmonal.
4. Enzim Hepar : Meningkat dalam gagal atau kongestif hepar.
5. AGD : gagal ventrikel kiri ditandai dengan alkalosis respiratorik ringan (dini)
atauhipoksemia dengan peningkatan PCO2 (akhir).
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Anfis Jantung pada Bayi dan Penyakit Jantung Bawaan Page 32
a. Gangguan pertukaran gas b/d kongesti pulmonal
b. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan b/d oksigenasi tidak adekuat, kebutuhan
nutrisis jaringan tubuh, isolasi social.
c. Intoleransi aktivitas b/d ketidakseimbangan pemenuhan O2 terhadap kebutuhan
tubuh.
d. Cemas b/d ketidaktahuan terhadap penyakit.
3. RENCANA INTERVENSI
a. Gangguan pertukaran gas b.d kongesti pulmonal.
Tujuan: Mengurangi adanya peningkatan resistensi pembuluh paru.
Kriteria hasil: Anak akan menunjukkan tanda-tanda tidak adanya peningkatan
resistensi pembuluh paru.
Rencana intervensi dan rasional:
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
Setelah diberikan asuhan keperawatan
selama 1 x 24 jam, diharapkan
masalah pertukaran gas klien dapat
teratasi, dengan kriteria hasil :
-Tanda-tanda vital dalam rentan
normal
-Mendemonstrasikan penngkatan
ventilasi dan oksigenasi yang
adekuat.
Observasi
kualitas dan
kekuatan denyut
jantung, nadi
perifer, warna
dan kehangatan
kulit.
Atur posisi anak
dengan posisi
fowler
Berikan oksigen
jika ada indikasi
Mengetahui adanya
gangguan
pertukaran gas
Untuk memudahkan
pasien dalam
bernapas.
Membantu klien
untuk memenuhi
oksigenasinya.
b. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan b/d oksigenasi tidak adekuat, kebutuhan
Anfis Jantung pada Bayi dan Penyakit Jantung Bawaan Page 33
nutrisi jaringan tubuh, isolasi social.
Tujuan: Pertumbuhan dan perkembangan dapat mengikuti kurva tumbuh kembang
sesuai dengan usia.
Kriteria hasil: Pasien dapat mengikuti tahap pertumbuhan dan perkembangan yang
sesuia dengan usia, pasien terbebas dari isolasi social.
Rencana intervensi dan rasional:
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
Setelah diberikan asuhan keperawatan
selama 2 x 24 jam, diharapkan
pertumbuhan dan perkembangan klien
dapat mengikuti kurva tumbuh
kembang sesuai dengan usia , dengan
kriteria hasil :
-Anak usia 6 bulan dapat :
Merangkak,duduk dengan bantuan,
menggenggam, dan memasukkan
benda ke mulut.
-Berat badan, lingkar kepala, lingkar
lengan atas, dan rata – rata masa
tubuh berada dalam batas normal
sesuai usia.
-Klien dapat berinteraksi dengan
keluarga
Sediakan kebutuhan
nutrisi adekuat.
Monitor BB/TB,
buat catatan khusus
sebagai monitor.
Kolaborasi intake
Fe dalam nutrisi.
Menunjang kebutuhan
nutrisi pada masa
pertumbuhan dan
perkembangan serta
meningkatkan daya
tahan tubuh.
Sebagai monitor
terhadap keadaan
pertumbuhan dan
keadaan gizi pasien
selama dirawat.
Mencegah terjadinya
anemia sedini
mungkin sebagi
akibat penurunan
kardiak output.
c. Intolerans aktivitas b/d ketidakseimbangan pemenuhan O2 terhadap kebutuhan
tubuh.
Tujuan: Pasien akan menunjukkan keseimbangan energi yang adekuat.
Anfis Jantung pada Bayi dan Penyakit Jantung Bawaan Page 34
Kriteria hasil: Pasien dapat mengikuti aktifitas sesuai kemampuan, istirahat tidur
tercukupi.
Rencana intervensi dan rasional:
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
Setelah diberikan asuhan
keperawatan selama 3 x 24 jam,
diharapkan masalah intoleransi
aktivitas dapat teratasi dengan
kriteria hasil:
- Pasien dapat
melakukan aktivitas sesuai dengan
batas kemampuan
- Klien dapat tidur nyenyak pada
malam hari
- Klien terlihat lebih segar ketika
terbangun
Ikuti pola istirahat
pasien, hindari
pemberian
intervensi pada saat
istirahat.
Lakukan perawatan
dengan cepat,
hindari pengeluaran
energi berlebih dari
pasien.
Bantu pasien
memilih kegiatan
yang tidak
melelahkan.
Hindari perubahan
suhu lingkungan
yang mendadak.
Kurangi kecemasan
pasien dengan
memberi penjelasan
yang dibutuhkan
pasien dan
keluarga.
Respon perubahan
keadaan psikologis
Menghindari
gangguan pada
istirahat tidur pasien
sehingga kebutuhan
energi dapat dibatasi
untuk aktifitas lain
yang lebih penting.
Meningkatkan
kebutuhan istirahat
pasien dan
menghemat energi
pasien.
Menghindarkan
pasien dari kegiatan
yang melelahkan dan
meningkatkan beban
kerja jantung.
Perubahan suhu
lingkungan yang
mendadak
merangsang
kebutuhan akan
oksigen yang
meningkat.
Kecemasan
meningkatkan respon
Anfis Jantung pada Bayi dan Penyakit Jantung Bawaan Page 35
pasien (menangis,
murung dll) dengan
baik.
psikologis yang
merangsang
peningkatan kortisol
dan meningkatkan
suplai O2.
Stres dan kecemasan
berpengaruh terhadap
kebutuhan O2
jaringan.
d. Cemas b/d ketidaktahuan terhadap penyakit.
Tujuan: Cemas yang dialami pasien segera berkurang.
Kriteria hasil: Pasien bebas dari tanda-tanda kebingungan.
Rencana intervensi dan rasional:
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
Setelah diberikan asuhan keperawatan
selama 1 x 24 jam, diharapkan cemas
berkurang dengan kriteria hasil :
Pasien tidak bertanya-tanya.
- Cemas berkurang.
- Pasien tidak tampak bingung.
Orientasikan klien
dengan lingkungan
Ajak keluarga
untuk mengurangi
cemas klien jika
kondisi sudah
stabil
Jelaskan keadaan
yang fisiologis
pada klien post op
Menyesuaikan klien
dengan lingkungan
sekitar.
Peran keluarga
dalam mengatasi
cemas pasien sangat
penting.
Untuk
mempersiapkan
klien lebih awal
dalam mengenal
situasinya.
Anfis Jantung pada Bayi dan Penyakit Jantung Bawaan Page 36
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Penyakit jantung kongenital atau penyakit jantung bawaan adalah sekumpulan
malformasi struktur jantung atau pembuluh darah besar yang telah ada sejak lahir.Penyakit
jantung bawaan yang kompleks terutama ditemukan pada bayi dan anak. Apabila tidak
dioperasi, kebanyakan akan meninggal waktu bayi. Apabila penyakit jantung bawaan
ditemukan pada orang dewasa, hal ini menunjukkan bahwa pasien tersebut mampu melalui
seleksi alam, atau telah mengalami tindakan operasi dini pada usia muda.
4.2 Saran
Kami sangat mengharapkan saran dari teman-teman dalam penambahan untuk
kelengkapan makalah ini, dari saran yang kami terima dapat mengkoreksi tugas makalah
yang kami buat ini.kami ucapkan terima kasih.
Anfis Jantung pada Bayi dan Penyakit Jantung Bawaan Page 37