BAB I

64
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1.1 Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Tanjung Priok 1.1.1.1 Keadaan Geografis Berdasarkan lembaran daerah no. 4/1966 ditetapkanlah lima wilayah kota administrasi di DKI Jakarta, yaitu Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Jakarta Barat, Jakarta Selatan, dan Jakarta Utara, dilengkapi dengan 22 kecamatan dan 220 kelurahan. Pembentukan kecamatan dan kelurahan berdasarkan asas teritorial dengan mengacu pada jumlah penduduk yaitu 200.000 jiwa untuk kecamatan, 30.000 jiwa untuk Kelurahan perkotaan, dan 10.000 jiwa untuk kelurahan pinggiran (Andromeda M, 2009). Wilayah Kotamadya Jakarta Utara seluas 7.133,51 Ha, terdiri dari luas lautan 6.979,4 Ha dan luas daratan 154,11 Ha. Daratan Jakarta Utara membentang dari barat ke timur sepanjang kurang lebih 35 Km, menjorok ke darat antara 4-10 Km, dengan kurang lebih 110 pulau yang ada di Kepulauan Seribu. Ketinggian dari permukaan laut antara 0-20 meter dari tempat tertentu ada yang dibawah permukaan laut yang sebagian besar terdiri dari rawa-rawa atau empang air payau. Wilayah Kotamadya Jakarta Utara merupakan pantai beriklim panas, dengan suhu rata-rata 27 0 C, curah hujan setiap tahun rata-rata 142,54 mm dengan maksimal curah hujan pada bulan September. Daerah ini 1

Transcript of BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

1.1.1 Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Tanjung Priok

1.1.1.1 Keadaan Geografis

Berdasarkan lembaran daerah no. 4/1966 ditetapkanlah lima wilayah kota

administrasi di DKI Jakarta, yaitu Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Jakarta Barat, Jakarta

Selatan, dan Jakarta Utara, dilengkapi dengan 22 kecamatan dan 220 kelurahan.

Pembentukan kecamatan dan kelurahan berdasarkan asas teritorial dengan mengacu

pada jumlah penduduk yaitu 200.000 jiwa untuk kecamatan, 30.000 jiwa untuk

Kelurahan perkotaan, dan 10.000 jiwa untuk kelurahan pinggiran (Andromeda M,

2009).

Wilayah Kotamadya Jakarta Utara seluas 7.133,51 Ha, terdiri dari luas lautan

6.979,4 Ha dan luas daratan 154,11 Ha. Daratan Jakarta Utara membentang dari

barat ke timur sepanjang kurang lebih 35 Km, menjorok ke darat antara 4-10 Km,

dengan kurang lebih 110 pulau yang ada di Kepulauan Seribu. Ketinggian dari

permukaan laut antara 0-20 meter dari tempat tertentu ada yang dibawah permukaan

laut yang sebagian besar terdiri dari rawa-rawa atau empang air payau. Wilayah

Kotamadya Jakarta Utara merupakan pantai beriklim panas, dengan suhu rata-rata

270C, curah hujan setiap tahun rata-rata 142,54 mm dengan maksimal curah hujan

pada bulan September. Daerah ini merupakan wilayah pantai dan tempat

bermuaranya Sembilan sungai dan dua banjir kanal sehingga menyebabkan wilayah

ini rawan banjir, baik kiriman maupun banjir karena pasang air laut (Andromeda M,

2009).

Wilayah Kotamadya Jakarta Utara terdiri dari 6 Kecamatan, 31 Kelurahan,

405 RW, dan 4706 RT sesuai dengan Peraturan Daerah No. 55 Tahun 2001.

1

Tabel 1.1 Kecamatan dan Kelurahan di Jakarta Utara

Kecamatan Kelurahan

Penjaringan Kamal Muara, Kapuk Muara, Pejagalan, Pluit, Penjaringan

Pademangan Pademangan Timur, Pademangan Barat, Ancol

Tanjung Priok Sunter Agung, Sunter Jaya, Kebon Bawang, Papanggo, Warakas, Sungai Bambu, Tanjung Priok

Koja Tugu Selatan, Tugu Utara, Koja, Lagoa, Rawa Badak Utara, Rawa Badak Selatan

Kelapa Gading Kelapa Gading Barat, Kelapa Gading Timur, Pegangsaan Dua

Cilincing Sukapura, Rorotan, Cilincing, Marunda, Semper Barat, Semper Timur, Kali Baru

Sumber : Andromeda M ( 2009)

Sesuai dengan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibu kota

Jakarta Nomor : 1251 Tahun 1986, luas wilayah Kecamatan Tanjung Priok adalah

25,12 Km2, yang terdiri atas 103 RW dan 1272 RT dengan luas masing-masing

kelurahan sebagai berikut:

a. Kelurahan Sunter Agung : 7,0226 Km2

b. Kelurahan Sunter Jaya : 4,5817 Km2

c. Kelurahan Kebon Bawang : 1,7270 Km2

d. Kelurahan Papanggo : 2,8018 Km2

e. Kelurahan Warakas : 1,0884 Km2

f. Kelurahan Sungai Bambu : 2,3640 Km2

g. Kelurahan Tanjung Priok : 5,5400 Km2

(Andromeda M, 2009)

Sedangkan batas – batas wilayah Kecamatan Tanjung Priok yaitu :

Utara : Pantai Laut Jawa

Timur : Jalan Yos Sudarso, Kecamatan Koja dan Kelapa gading

Selatan : Jalan Raya Sunter Kemayoran, Kecamatan Kemayoran

2

Barat : Kecamatan Pademangan (Andromeda M, 2009)

Kecamatan Tanjung Priok merupakan suatu wilayah dengan ketinggian 0,5 –

1 m diatas permukaan laut. Lapisan tanahnya membentuk daratan dengan batuan

kedap (sedimen) yang berada 50 m dibawah permukaan tanah. Batuan ini tidak

compack (padat) tetapi permeabel sehingga air tanahnya terpengaruh intrusi oleh air

laut (Nahrisah P, 2008).

Di wilayah Kecamatan Tanjung Priok ada beberapa sungai yang melintasi

masing-masing wilayah Kelurahan yaitu :

a. Kali Tiram, yang membatasi Kelurahan Tanjung Priok dengan Kelurahan

Warakas

b. Kali Sunter dan Danau Sunter di wilayah Kelurahan Sunter

c. Kali Kebon Bawang (Nahrisah P, 2008)

Gambar 1.1 Peta Wilayah Jakarta Utara

Sumber:www. PANJakartaUtara.com

1.1.1.2 Keadaan Demografi

Pada akhir tahun 2011 menurut data Biro Pusat Statistik Jakarta Utara,

Kecamatan Tanjung Priok memiliki keadaan demografi sebagai berikut:

1. Jumlah Penduduk : 375.236 Jiwa

a. Laki-laki : 189.744 Jiwa

3

b. Perempuan : 185.532 Jiwa

2. Jumlah Rumah Tangga (RT) : 96.778 KK

3. Kepadatan Penduduk : 16.666,04 /Km2 (Nahrisah P, 2008)

Adapun data mengenai kependudukan di Kecamatan Tanjung Priok akan

dijabarkan selengkapnya dalam tabel – tabel di bawah ini :

Tabel 1.2 Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk

Kecamatan Tanjung Priok Jakarta Utara Tahun 2011

Sumber : BPS Kodya Jakarta Utara Kecamatan Tanjung Priok Dalam Angka (2011)

Berdasarkan tabel diatas, dari tujuh kelurahan yang ada, kepadatan penduduk

tertinggi dicapai oleh Kelurahan Warakas, yaitu sebesar 44.218 jiwa/Km2.

Banyaknya lahan yang digunakan sebagai tempat tinggal merupakan sebab padatnya

Kelurahan Warakas. Sedangkan tingkat kepadatan penduduk terendah dicapai oleh

Kelurahan Tanjung Priok yaitu sebesar 7.226 jiwa/km2, dimana lahannya banyak

digunakan untuk industri dan perdagangan. (Puskesmas Tanjung Priok,

2011).

4

Grafik 1.1 Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Menurut Jenis

Kelamin Kecamatan Tanjung Priok Jakarta Utara Tahun 2011

Sunter Agung

Sunter Jaya

Kebon Bawang

Papanggo Warakas Sungai Bambu

Tanjung Priok

Se-Tanjung

Priok

2010 laki-laki

42226 29727 35524 24003 19936 20258 22532 194206

2010 perempuan

37556 23185 29219 20451 15508 16359 18644 160922

2011 laki-laki

40644 38750 25531 24182 24386 15923 20328 189744

2011 perempuan

43102 36713 24921 23038 23741 14313 19704 185532

10,00050,00090,000

130,000170,000

Jumlah

Sumber : BPS Kodya Jakarta Utara Kecamatan Tanjung Priok Dalam Angka (2011)

Tabel 1.3 Jumlah Penduduk, Kepala Keluarga (KK), Rukun Warga (RW) dan

Rukun Tetangga (RT) di wilayah Kecamatan Tanjung Priok

Jakarta Utara Tahun 2011

Sumber : BPS Kodya Jakarta Utara Kecamatan Tanjung Priok Dalam Angka (2011)

5

Grafik 1.2 Jumlah Penduduk, Kepala Keluarga (KK), Rukun Warga (RW)

dan Rukun Tetangga (RT) di wilayah Kecamatan Tanjung Priok

Jakarta Utara Tahun 2011

Sunter Agung

Sunter Jaya

Kebon Bawang

Papanggo Warakas Sungai bambu

Tanjung Priok

Jumlah Penduduk

83746 75463 50452 47220 48127 30236 40032

Rumah tangga (RT)

20413 19739 12399 12576 12340 8032 11279

RW 20 14 16 13 14 10 16

RT 282 222 196 128 183 104 157

5,000

25,000

45,000

65,000

85,000Jumlah

Sumber : BPS Kodya Jakarta Utara Kecamatan Tanjung Priok Dalam Angka (2011)

Tabel 1.4. Jumlah Penduduk menurut Agama dan Kepercayaan

di Wilayah Kecamatan Tanjung Priok Tahun 2007

No. Agama Jumlah Penduduk

1. Islam 244.447

2. Kristen 30.738

3. Budha 7.920

4. Hindu 4.201

5. Katolik 23.464

6. Lainnya 1.579

Jumlah 312.343

Sumber : BPS Kodya Jakarta Utara Kecamatan Tanjung Priok Dalam Angka (2007)

6

Tabel 1.5 Jumlah Penduduk menurut Umur di Wilayah

Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok Tahun 2011

No Kelompok Umur ( tahun ) Jumlah

1. 0-4 31.796

2. 5-9 30.964

3. 10-14 30.109

4. 15-19 25.237

5. 20-24 24.344

6. 25-29 24.428

7. 30-34 17.558

8. 35-39 18.347

9. 40-44 10.124

10. 45-49 9.257

11. 50-54 10.265

12. 55-59 8.263

13. 60-64 5.785

14. 65-69 4.266

15. 70-74 3.843

16. > 75 3.215

Jumlah 257.801

Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok (2011)

1.1.1.3 Keadaan Lingkungan

A. Sosio Ekonomi

Wilayah Kecamatan Tanjung Priok yang terletak disebelah Utara Kota Jakarta

terdapat wilayah Kawasan Berikat Nusantara (KBN), diwilayah tersebut banyak

terdapat industri besar, sedang, dan kecil sebagai penompang dalam menambah

Pendapatan Asli Daerah khususnya Kota Jakarta dan sebagai penambah pendapatan

devisa Indonesia, karena kawasan tersebut adalah salah satu sentral produksi andalan

dalam memacu perekonomian Indonesia (Nahrisah P, 2008).

7

B. Sarana dan Prasarana

Wilayah Kecamatan Tanjung Priok memiliki sarana ibadah, sarana pendidikan,

sarana kebudayaan dan kesenian, sarana olah raga, sarana kesehatan masyarakat dan

keluarga berencana. Sarana dan prasarana kesehatan yang yang ada saat ini banyak

diminati oleh masyarakat luas yang ada di wilayah Tanjung Priok dan sekitarnya,

hal ini terkait dengan lokasi dan banyaknya penduduk yang bekerja di wilayah

Tanjung Priok tetapi tidak berdomisili di daerah tersebut. Agar semua dapat

memperoleh kesempatan mendapat pelayanan kesehatan yang merata dengan biaya

terjangkau, maka pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan diharapkan

dapat meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas, meningkatkan

kesejahteraan keluarga dan masyarakat, dan dapat mempertinggi kesadaran

masyarakat akan pentingnya hidup sehat (Nahrisah P, 2008).

Pelayanan kesehatan diberikan kepada semua golongan, dan tidak membedakan

umur, pekerjaan, status sosial ekonomi, agama, ras dan lain-lain, akan tetapi lebih

diprioritaskan bagi golongan masyarakat yang berpenghasilan rendah (Nahrisah P,

2008).

C. Fasilitas Kesehatan

Kecamatan Tanjung Priok memiliki beberapa fasilitas kesehatan. Berdasarkan

data terakhir tahun 2011, ada sebanyak dua Rumah Sakit, satu Puskesmas

Kecamatan, tiga belas Puskesmas Kelurahan, dan 139 Posyandu aktif (Puskesmas

Tanjung Priok, 2011).

Tabel 1.6 Fasilitas Kesehatan di Kecamatan Tanjung Priok Jakarta Utara

Tahun 2011

NO FASILITAS KESEHATAN JUMLAH

1 Balai Pengobatan 19

2 Praktik Bersama dr. Umum 2

3 Praktik Bersama dr. Spesialis 3

4 Praktik Dokter Umum 156

8

5 Praktik Dokter Spesialis 15

NO FASILITAS KESEHATAN JUMLAH

6 Praktik Bidan 46

7 Rumah Bersalin 8

8 Apotek 38

9 Puskesmas 14

10 Rumah Sakit 8

Sumber : BPS Kodya Jakarta Utara Kecamatan Tanjung Priok Dalam Angka (2011)

Tabel 1.7 Data Kader Kesehatan di Wilayah Puskesmas Kecamatan Tanjung

Priok Tahun 2011

Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok (2011)

Tabel 1.8. 10 Penyakit Terbanyak di Puskesmas Se-Kecamatan Tanjung Priok

Tahun 2011

NO JENIS PENYAKIT JUMLAH

1 INFEKSI AKUT LAIN PERNAFASAN ATAS 94.730

2 PENYAKIT DARAH TINGGI 15.852

3 PENY.PADA SISTEM OTOT & JAR.PENGIKAT 15.528

4 DIARE (TMSK TERSANGKA KOLERA) 14.341

5 PENY.LAIN PD SAL.PERNAFASAN ATAS 12.910

6 PENYAKIT KULIT ALERGI 9.804

7 PENYAKIT KULIT INFEKSI 9.501

NO JENIS PENYAKIT JUMLAH

9

Kader Kesehatan Jumlah

Kader Aktif 790

Kader Terlatih 680

Kader Tidak Aktif 171

8 PENYAKIT MATA LAINNYA 5.504

9 TONSILITIS 4.415

10 KECELAKAAN DAN RUDA PAKSA 3.332

Sumber: LB1 Laporan SP2TP (2011)

Grafik 1.3 10 Perbandingan Penyakit Terbanyak di Puskesmas Se-Kecamatan

Tanjung Priok Tahun 2010-2011

INFEKSI AKUT LAIN

PERNAFASAN ATAS

PENYAKIT

DARAH TINGGI

PENY.PADA

SISTEM OTOT

& JAR.PENGIKAT

DIARE (TMSK TERSANGKA KOLER

A)

PENY.LAIN PD SAL.PERNAFA

SAN ATAS

PENYAKIT

KULIT ALERGI

PENYAKIT

KULIT INFEKSI

PENYAKIT

MATA LAINNY

A

TONSILITIS

KECELAKAAN DAN

RUDA PAKSA

2009

96518 11177 11145 10780 7031 7544 8186 2629 3549 2126

2010

96852 11783 11826 11088 8312 8570 8793 3910 4339 2165

2011

94730 15852 15528 14341 12910 9804 9501 5504 4415 3332

1000030000500007000090000

110000

Jumlah

Sumber : BPS Kodya Jakarta Utara Kecamatan Tanjung Priok Dalam Angka (2011)

1.1.2 Gambaran Umum Puskesmas

1.1.2.1 Definisi

Puskesmas ialah suatu unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota

yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu

wilayah kerja. Puskesmas merupakan suatu unit organisasi yang bergerak dalam

bidang pelayanan kesehatan yang berada di garda terdepan dan mempunyai misi

sebagai penggerak pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya yakni

satu atau sebagian wilayah kecamatan, mendorong kemandirian hidup sehat bagi

keluarga dan masyarakat di wilayah kerjanya, memelihara dan meningkatkan mutu,

pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang diselenggarakannya,

memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga, dan masyarakat

beserta lingkungannya (Trihono, 2005).

10

Seiring dengan semangat otonomi daerah maka puskesmas dituntut untuk

mandiri dalam menentukan kegiatan pelayanannya yang akan dilaksanakan tetapi

pembiayaannya tetap didukung oleh pemerintah. Sebagai organisasi pelayanan

mandiri, kewenangan yang dimiliki puskesmas juga meliputi kewenangan

merencanakan kegiatan sesuai masalah kesehatan di wilayahnya, kewenangan

menetukan kegiatan yang termasuk public goods atau private goods serta

kewenangan menentukan target kegiatan sesuai kondisi geografi puskesmas.Jumlah

kegiatan pokok puskesmas diserahkan pada setiap puskesmas sesuai kebutuhan

masyarakat dan kemampuan sumber daya yang dimiliki namun puskesmas tetap

melaksanakan kegiatan pelayanan dasar yang menjadi kesepakatan nasional

(Trihono, 2005).

Peran puskesmas adalah sebagai ujung tombak dalam mewujudkan kesehatan

nasional secara komprehensif yang meliputi promotif (peningkatan kesehatan),

preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan), rehabilitatif (pemulihan

kesehatan).Tidak sebatas pada aspek kuratif dan rehabilatatif saja seperti rumah

sakit.Puskesmas merupakan salah satu jenis organisasi yang sangat dirasakan oleh

masyarakat umum.Seiring dengan semangat reformasi dan otonomi daerah maka

banyak terjadi perubahan yang mendasar dalam sektor kesehatan yaitu terjadinya

perubahan paradigma pembangunan kesehatan menjadi paradigma sehat (Trihono,

2005).

Dengan paradigma baru ini, mendorong terjadi perubahan konsep yang

sangat mendasar dalam pembangunan kesehatan, antara lain :

1. Pembangunan kesehatan yang semula lebih menekankan pada upaya

kuratif dan rehabilitatif menjadi lebih fokus pada upaya preventif dan

kuratif tanpa mengabaikan kuratif-rehabilitatif

2. Pelaksanaan upaya kesehatan yang semula lebih bersifat terpilah-pilah

(fragmented) berubah menjadi kegiatan yang terpadu (integrated)

3. Sumber pembiayaan kesehatan yang semula lebih banyak dari

pemerintah berubah menjadi pembiayaan kesehatan lebih banyak dari

masyarakat

4. Pergeseran pola pembayaran dalam pelayanan kesehatan yang semula fee

for service menjadi pembayaran secara pra-upaya.

11

5. Pergeseran pemahaman tentang kesehatan dari pandangan komsutif

menjadi investasi

6. Upaya kesehatan yang semula lebih banyak dilakukan oleh pemerintah

akan bergeser lebih banyak dilakukan oleh masyarakat sebagai mitra

pemerintah (partnership)

7. Pembangunan kesehatan yang semula bersifat terpusat (centralization)

menjadi otonomi daerah (decentralization).

8. Pergeseran proses perencanaan dari top down menjadi bottom up seiring

dengan era desentralisasi (Munin JA, 2004).

1.1.2.2 Wilayah Kerja

Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari

kecamatan.Faktor kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografik dan keadaan

infrakstruktur lainnya merupakan pertimbangan dalam penentuan wilayah kerja

puskesmas. Puskesmas merupakan perangkat pemerintah daerah tingkat II sehingga

pembagian wilayah kerja puskesmas ditetapkan oleh walikota / bupati dengan saran

teknis dari kepala dinas kesehatan kabupaten / kota. Sasaran penduduk yang dilayani

oleh satu puskesmas adalah sekitar 30.000 – 50.000 penduduk.Untuk jangkuan yang

lebih luas dibantu oleh puskesmas pembantu dan puskesmas keliling.Puskesmas di

kecamatan dengan jumlah penduduk 150.000 jiwa atau lebih merupakan puskesmas

Pembina yang berfungsi sebagai pusat rujukan bagi puskesmas kelurahan dan juga

mempunyai fungsi koordinasi (Trihono, 2004).

1.1.2.3 Pelayanan Kesehatan Masyarakat

Pelayanan kesehatan menyeluruh yang diberikan puskesmas meliputi:

1. Promotif (peningkatan kesehatan)

2. Preventif (upaya pencegahan )

3. Kuratif ( pengobatan )

4. Rehabilitatif ( pemulihan kesehatan )

Pelayanan tersebut ditunjukkan kepada semua penduduk tidak membedakan

jenis kelamin, umur, sejak pembuahan dalam kandungan sampai meninggal

(Trihono, 2004).

12

I.1.2.4 Fungsi Puskesmas

Untuk mencapai Indonesia sehat 2015, Puskesmas harus menjalankan

fungsinya secara optimal. Adapun fungsi Puskesmas sebagai berikut :

1. Pusat penggerak pembanguan berwawasan kesehatan

Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau

penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat

dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta

mendukung pembangunan kesehatan. Di samping itu puskesmas aktif

memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan

setiap program pembangunan di wilayah kerjanya. Khusus untuk

pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan puskesmas adalah

mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa

mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan (Trihono,

2005).

2. Pusat pemberdayaan masyarakat

Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka

masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki

kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan

masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan

kepentingan kesehatan termasuk sumber pembiayaannya, serta ikut

menerapkan, menyelenggarakan dan memantau progran kesehatan.

Pemberadayaan perorangan, keluarga dan masyarakat ini diselenggarakan

dengan memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya sosisal budaya

masyarakat setempat (Trihono, 2005).

3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama

Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan

kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan

berkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi

tanggung jawab puskesmas meliputi :

a. Pelayanan kesehatan perorangan

Pelayanan yang bersifat pribadi (private goods) dengan tujuan utama

menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan, tanpa

mengabaikan pemeliharan kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan

13

perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk puskesmas tertentu

ditambah dengan rawat inap (Trihono, 2005).

b. Pelayanan kesehatan masyarakat

Pelayanan yang bersifat publik (public goods) dengan tujuan utama

memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa

mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.

Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut antara lain adalah promosi

kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan

gizi, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa

masyarakat serta berbagai program kesehatan masyarakat lainnya

(Trihono, 2005).

Gambar 1.2 Fungsi Puskesmas

Sumber : Trihono, Manajemen Puskesmas (2005)

Fungsi puskesmas terdiri dari 3 fungsi, yaitu sebagai pusat pembangunan

berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat dan sebagai

pusat pelayanan keseharatan (Yankes) yang terdiri dari yankes perorangan dan

masyarakat (Trihono, 2005).

14

Untuk melaksanakan fungsinya, Puskesmas menjalankan beberapa proses.

Proses ini dilaksanakan dengan cara :

1. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan

dalam rangka menolong dirinya sendiri

2. Memberikan petunjuk pada masyarakat tentang bagaimana menggali dan

menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien

3. Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan

medis maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan

tersebut tidak menimbulkan ketergantungan

4. Memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat

5. Bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam

melaksanakan program Puskesmas (Trihono, 2005)

Setiap kegiatan yang dilakukan di puskesmas memerlukan evaluasi untuk

menilai apakah program yang dilaksanakan berhasil atau tidak. Untuk itu dibuat

indikator keberhasilan sesuai dengan fungsi puskesmas.

1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan yang menilai

tatanan sekolah, tatanan tempat kerja dan tatanan tempat – tempat umum

mempunyai indikator :

a. Tersedianya air bersih

b. Tersedianya jamban yang saniter

c. Tersedianya larangan merokok

d. Adanya dokter kecil untuk SD atau PMR untuk SLTP

2. Pusat pemberdayaan masyarakat, indikatornya :

a. Tumbuh kembang, Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat

b. Tumbuh dan kembangnya LSM

c. Tumbuh dan berfungsinya kesehatan masyarakat

3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama

4. Kegiatan pada pusat pelayanan kesehatan strata pertama adalah:

a. Promosi kesehatan masyarakat

b. Kesehatan lingkungan

c. KIA ( Kesehatan Ibu dan Anak )

d. KB ( Keluarga Berencana )

15

e. Perbaikan gizi masyarakat

f. P2M ( Pengendalian Penyakit Menular )

g. Pengobatan dasar

(Trihono, 2005)

I.1.2.5 Peran Puskesmas

Dalam konteks otonomi daerah saat ini, puskesmas mempunyai peran yang

vital sebagai institusi pelaksana teknis dituntut memiliki kemampuan managerial

dan wawasan jauh ke depan untuk meningkatkan kualitas pelayanan

kesehatan.Peran tersebut ditunjukkan dalam bentuk ikut serta menentukan

kebijakan daerah melalui system perencanaan yang matang, tatalaksana kegiatan

yang tersusun rapi serta sistem evaluasi dan pemantauan yang akurat

(Trihono, 2005).

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

yang bertanggung-jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu

wilayah kerja.

1. Unit Pelaksana Teknis

Sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPTD) dinas kesehatan

kabupaten/kota, puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas

teknis operasional dinas kesehatan kabupaten/kota dan merupakan unit

pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak pembangunan kesehatan di

Indonesia (Trihono, 2005).

2. Pembangunan kesehatan

Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh

bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

masyarakat yang optimal (Trihono, 2005).

3. Pertanggungjawaban penyelenggaraan

Penanggungjawab utama penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan

kesehatan di wilayah kabupaten/kota adalah dinas kesehatan

kabupaten/kota, sedangkan puskesmas bertanggungjawab hanya untuk

sebagian upaya pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh dinas

kesehatan kabupaten/kota sesuai dengan kemampuannya (Trihono, 2005).

16

4. Wilayah kerja

Secara nasional, standar wilayah kerja puskesmas adalah satu

kecamatan. Tetapi apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari satu

puskesmas, maka tanggungjawab wilayah kerja dibagi antar puskesmas,

dengan memperhatikan kebutuhan konsep wilayah (desa/kelurahan atau

RW). Masing – masing puskesmas tersebut secara operasional

bertanggungjawab langsung kepada dinas kesehatan kabupaten/kota

(Trihono, 2005).

I.1.2.6 Visi Puskesmas

Visi puskesmas adalah tercapainya kecamatan yang sehat menuju

terwujudnya Indonesia sehat 2015. Kecamatan sehat adalah gambaran masyarakat

kecamatan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan yakni masyarakat

yang hidup dalam lingkungan dan perilaku yang sehat memiliki kemampuan untuk

mengjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta

memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Indikator kecamatan sehat

adalah:

1. Lingkungan sehat

2. Perilaku penduduk yang sehat

3. Cakupan kesehatan yang bermutu

4. Derajat kesehatan penduduk yang tinggi di kecamatan

(DEPKES RI, 2011)

I.1.2.7 Misi Puskesmas

1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah

kerjanya

2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di

wilayah kerjanya.

3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan

pelayanan kesehatan yang diselenggarakannya

4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga, dan

masyarakat beserta lingkungannya (Trihono, 2005).

17

I.1.2.8 Upaya Kesehatan Wajib Puskesmas

Upaya kesahatan wajib Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan

berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta mempunyai daya ungkit

tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini

diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di seluruh wilayah Indonesia

(Trihono, 2005).

Upaya kesehatan wajib tersebut antara lain:

1. Promosi Kesehatan

2. Kesehatan Lingkungan

3. KIA ( Kesehatan ibu dan anak )

4. KB ( Keluarga Berencana )

5. Perbaikan gizi masyarakat

6. P2M ( Pengendalian Penyakit Menular )

7. Pengobatan Dasar (Trihono, 2005)

Pelaksanaan kegiatan pokok Puskesmas diarahkan kepada keluarga sebagai

satuan masyarakat terkecil.Karenanya, kegiatan pokok Puskesmas ditujukan untuk

kepentingan kesehatan keluarga sebagai bagian dari masyarakat di wilayah

kerjanya (Trihono, 2005).

Tabel 1.9 Program Kesehatan Wajib di Puskesmas

No

.

Upaya Kesehatan Wajib Kegiatan Indikator

1.

Kesejahteraan ibu dan anak

ANC Cakupan K1, K4

Pertolongan

persalinanCakupan linakes

MTBS Cakupan MTBS

Imunisasi Cakupan

imunisasi

Sumber : Trihono. 2005. Manajemen Kesehatan, Arrimes, ed.

18

1.1.2.9 Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas

Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan

berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang

disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan dipilih

dari daftar upaya kesehatan pokok puskesmas yang telah ada, yaitu :

1. Upaya Kesehatan Sekolah

2. Upaya Kesehatan Olahraga

3. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat

4. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut

5. Upaya Kesehatan Kebidanan dan Kandungan

6. Upaya Kesehatan Mata

7. Upaya Kesehatan Jiwa

8. Upaya Kesehatan Usia Lanjut

9. Upaya Pemberian Terapi Rumatan Metadon (Trihono, 2005)

Upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula bersifat upaya inovasi

yaitu upaya lain di luar upaya puskesmas tersebut di atas yang sesuai dengan

kebutuhan. Pengembangan dan pelaksanaan upaya inovasi ini adalah dalam rangka

mempercepat tercapainya visi puskesmas (Trihono, 2005).

Pemilihan upaya kesehatan pengembangan ini dilakukan oleh puskesmas

bersama dinas kesehatan kabupaten/kota dengan mempertimbangkan masukan dari

Konkes/BPKM/BPP. Upaya kesehatan pengembangan dilakukan apabila upaya

kesehatan wajib puskesmas telah terlaksana secara optimal dalam arti target cakupan

serta peningkatan mutu pelayanan telah tercapai. Penetapan upaya kesehatan

pengembangan pilihan puskesmas ini dilakukan oleh dinas kesehatan

kabupaten/kota. Dalam keadaan tertentu upaya kesehatan pengembangan puskesmas

dapat pula ditetapkan sebagai penugasan oleh dinas kabupaten/kota (Trihono, 2005).

Apabila puskesmas belum mampu menyelenggarakan upaya kesehatan

pengembangan, padahal telah menjadi kebutuhan masyarakat, maka dinas kesehatan

kabupaten/kota bertanggung jawab dan wajib menyelenggarakannya. Untuk itu dinas

kesehatan kabupaten/kota perlu dilengkapi dengan berbagai unit fungsional lainnya

(Trihono, 2005).

19

Kegiatan upaya kesehatan dasar dan upaya kesehatan pengembangan di

puskesmas kecamatan Tanjung Priok periode Januari – Desember 2011 adalah :

a. Upaya Kesehatan Dasar

1. Upaya Promosi Kesehatan

2. Upaya Kesejahteraan Ibu dan Anak

3. Upaya Keluarga Berencana

4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

5. Upaya Kesehatan Lingkungan

6. Upaya Pengendalian Penyakit Menular

7. Upaya Pengobatan Dasar

b. Upaya Kesehatan Pengembangan

1. Upaya Kesehatan Sekolah

2. Upaya Kesehatan Olah Raga

3. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat

4. Upaya Kesehatan Usia Lanjut

5. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut

6. Upaya Kesehatan Kebidanan dan Kandungan

7. Upaya Kesehatan Mata

8. Upaya Kesehatan Jiwa

9. Upaya Pemberian Terapi Rumatan dengan Metadon (Trihono, 2005)

Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya pengembangan harus

menerapkan azas penyelenggaraan puskesmas secara terpadu. Azas penyelenggaraan

tersebut dikembangkan dari ketiga fungsi puskesmas. Dasar pemikirannya adalah

pentingnya menerapkan prinsip dasar dari setiap fungsi puskesmas dalam

menyelenggarakan setiap upaya puskesmas, baik upaya kesehatan wajib maupun

upaya kesehatan pengembangan (Trihono, 2005). Azas penyelenggaran puskesmas

yang dimaksud adalah :

1. Azas pertanggungjawaban wilayah

Puskesmas bertanggung jawab meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya. Untuk ini

Puskesmas harus melaksanakan berbagai kegiatan, antara lain sebagai

berikut :

20

a. Menggerakkan pembangunan berbagai sektor tingkat kecamatan

sehingga berwawasan kesehatan.

b. Memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap kesehatan

masyarakat di wilayah kerjanya.

c. Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang diselenggarakan

oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya.

d. Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama (primer) secara

merata dan terjangkau di wilayah kerjanya. (Trihono, 2005)

2. Azas pemberdayaan masyarakat

Puskesmas wajib memberdayakan perorangan, keluarga dan

masyarakat, agar berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap program

puskesmas. Untuk ini, berbagai potensi masyarakat perlu dihimpun

melalui pembentukan Badan Penyantun Puskesmas (BPP). Beberapa

kegiatan yang harus dilaksanakan oleh puskesmas dalam rangka

pemberdayaan masyarakat antara lain :

a. KIA : Posyandu, Polindes, Bina Keluarga

Balita (BKB)

b. Pengobatan : Posyandu, Pos Obat Desa (POD)

c. Perbaikan Gizi : Panti Pemulihan Gizi, Keluarga Sadar

Gizi (Kadarzi)

d. Kesehatan Lingkungan : Kelompok Pemakai Air (Pokmair),

Desa Percontohan Kesehatan

Lingkungan (DPKL)

e. UKS : Dokter Kecil, Saka Bakti Husada

(SBH), Pos Kesehatan Pesantren

(Poskestren)

f. Kesehatan Usia Lanjut : Posyandu Usila, Panti Wreda

g. Kesehatan Jiwa : Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa

Masyarakat (TPKJM) (Trihono, 2005)

3. Azas Keterpaduan

21

Untuk mengatasi keterbatasan sumber daya serta diperolehnya hasil

yang optimal, penyelenggaraan setiap program puskesmas harus

diselenggarakan secara terpadu.

Ada dua macam keterpaduan yang perlu diperhatikan yaitu :

a. Keterpaduan Lintas Program

Upaya memadukan penyelengaraan berbagai upaya kesehatan

yang menjadi tanggung jawab Puskesmas. Contoh keterpaduan lintas

program antara lain :

1) Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) : keterpaduan KIA

dengan P2M, gizi, promosi kesehatan & pengobatan.

2) UKS : keterpaduan kesehatan lingkungan dengan promosi

kesehatan, pengobatan, kesehatan gigi, kesehatan reproduksi

remaja dan kesehatan jiwa.

3) Puskesmas keliling : keterpaduan pengobatan dengan KIA/KB,

Gizi, promosi kesehatan, & kesehatan gigi.

4) Posyandu : keterpaduan KIA dengan KB, gizi, P2M, kesehatan

jiwa & promosi kesehatan (Trihono, 2005).

b. Keterpaduan Lintas Sektor

Upaya memadukan penyelenggaraan program puskesmas dengan

program dari sektor terkait tingkat kecamatan, termasuk organisasi

kemasyarakatan dan dunia usaha. Contoh keterpaduan lintas Sektoral

antara lain :

1) UKS : keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala

desa, pendidikan & agama.

2) Promosi Kesehatan : keterpaduan sektor kesehatan dengan dengan

camat, lurah/kepala desa, pendidikan, agama dan pertanian.

3) KIA : keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala

desa, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, PKK dan

PLKB.

4) Perbaikan Gizi : keterpaduan sektor kesehatan dengan camat,

lurah/kepala desa, pendidikan, agama, pertanian, koperasi, dunia

usaha dan organisasi kemasyarakatan.

22

5) Kesehatan Kerja : keterpaduan sektor kesehatan dengan dengan

camat, lurah, kepala desa, tenaga kerja dan dunia usaha

(Trihono, 2005).

4. Azas Rujukan

Sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama, kemampuan

yang dimiliki oleh puskesmas terbatas. Pada hal puskesmas berhadapan

langsung dengan masyarakat dengan berbagai permasalahan kesehatan.

Untuk membantu puskesmas menyelesaikan berbagai masalah kesehatan

tersebut dan juga untuk meningkatkan efisiensi, maka penyelenggaraan

setiap program puskesmas harus ditopang oleh azas rujukan

(Trihono, 2005).

Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas

penyakit atau masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal

balik, baik secara vertikal dalam arti dari satu strata sarana pelayanan

kesehatan ke strata sarana pelayanan kesehatan lainnya, maupun secara

horizontal dalam arti antar strata sarana pelayanan kesehatan yang sama

(Trihono, 2005).

Ada dua macam rujukan yang dikenal yakni :

a. Rujukan Medis

Apabila suatu puskesmas tidak mampu menangani suatu penyakit

tertentu, maka puskesmas tersebut dapat merujuk ke sarana pelayanan

kesehatan yang lebih mampu (baik vertikal maupun horizontal). Rujukan

upaya kesehatan perorangan dibedakan atas :

1) Rujukan Kasus untuk keperluan diagnostik, pengobatan tindakan

medis (contoh : operasi) dan lain-lain.

2) Rujukan Bahan Pemeriksaan (spesimen) untuk pemeriksaan

laboratorium yang lebih lengkap.

3) Rujukan Ilmu Pengetahuan antara lain mendatangkan tenaga yang

lebih kompeten untuk melakukan bimbingan tenaga puskesmas dan

atau menyelenggarakan pelayanan medis spesialis di puskesmas

(Trihono, 2005).

b. Rujukan Kesehatan

23

Rujukan kesehatan masyarakat dibedakan atas tiga macam :

1) Rujukan sarana dan logistik, antara lain peminjaman peralatan

fogging, peminjaman alat laboratorium kesehatan, peminjaman alat

audio visual, bantuan obat, vaksin, bahan habis pakai dan bahan

pakaian.

2) Rujukan tenaga, antara lain tenaga ahli untuk penyidikan kejadian luar

biasa, bantuan penyelesaian masalah hukum kesehatan, gangguan

kesehatan karena bencana alam.

3) Rujukan operasional, yakni menyerahkan sepenuhnya kewenangan

dan tanggung jawab penyelesaian masalah kesehatan masyarakat dan

atau penyelenggaraan kesehatan masyarakat ke periode dinas

kesehatan kabupaten/kota. Rujukan operasional diselenggarakan

apabila puskesmas tidak mampu (Trihono, 2005).

Gambar 1.3 Sistem Rujukan Puskesmas

Setiap upaya atau program yang dilakukan oleh puskesmas memerlukan

evaluasi untuk menilai apakah program yang dilaksanakan berhasil atau tidak. Untuk

itu dibuat indikator keberhasilan sesuai dengan fungsi puskesmas :

1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan

Fungsi pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan dapat dinilai

dari seberapa jauh institusi jajaran non-kesehatan memperhatikan kesehatan bagi

institusi dan warganya. Keberhasilan fungsi ini bisa diukur melalui Indeks

Potensi Tatanan Sehat (IPTS). Ada tiga tatanan yang bisa diukur yaitu :

24

a. Tatanan sekolah

b. Tatanan tempat kerja

c. Tatanan tempat-tempat umum (Trihono, 2005)

2. Pusat pemberdayaan masyarakat

Segala upaya fasilitasi yag bersifat non-instruktif guna meningkatkan

pengetahuan dan kemampuan masyarakat agar mampu mengidentifikasi

masalah, merencanakan & melakukan pemecahannya dengan memanfaatkan

potensi setempat dan fasilitas yang ada, baik instansi lintas sektoral maupun

LSM dan tokoh mayarakat.

Fungsi ini dapat diukur dengan beberapa indikator :

a. Tumbuh kembang, Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM)

b. Tumbuh dan kembangnya LSM di bidang kesehatan

c. Tumbuh dan berfungsinya konsil kesehatan kecamatan atau BPKM

(Badan Peduli Kesehatan Masyarakat) atau BPP (Badan Penyantun

Puskesmas) (Trihono, 2005).

3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama

Indikator keberhasilan fungsi ini dapat dikelompokkan ke dalam IPMS

(Indikator Potensi Masyarakat Sehat), yang terdiri dari cakupan dan kualitas

program puskesmas. IPMS minimal mencakup seluruh indikator cakupan upaya

kesehatan wajib dan kualitas atau mutu pelayanan kesehatan (Trihono, 2005).

1.1.3 Gambaran Umum Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok

1.1.3.1 Sejarah

Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok berdiri tahun 1971, berlokasi di Jl.

Bugis No 63 Kelurahan Kebon Bawang Kecamatan Tanjung Priok Kotamadya

Jakarta Utara. Sejak berdiri sampai dengan sekarang, Puskesmas Kecamatan

Tanjung Priok sudah mengalami 2 kali renovasi yaitu tahun 1984 dan tahun 1999

(Nahrisah P, 2008).

Pada renovasi tahun 1999 Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok menempati

lokasi sementara di Jl.Gadang No.10 dan kembali beroperasi di Jl. Bugis No.63 pada

Bulan Desember 2001 (Puskesmas Tanjung Priok, 2011).

Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok dipimpin oleh seorang Kepala

Puskesmas yang saat ini dijabat oleh dr. Clara Fransisca, setelah sebelumnya

25

mengalami beberapa kali pergantian kepemimpinan, yakni berturut-turut : dr. Ina

Fida Atmadja, dr. Sukardjono, dr. Sunarto, dr. Samuel, dr. Fatimah, dr. Harsianti, dr.

Magda,dr. Lingkan A.R Walalangi (Puskesmas Tanjung Priok, 2011).

1.1.3.2 Puskesmas Unit Swadana

1.1.3.2.1 Tahapan

Pada 1 April 2000, 5 Puskesmas Kecamatan menjadi uji coba swadana dan

pada 1 Maret 2001, seluruh Puskesmas Kecamatan menjadi uji coba Swadana,

termasuk Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok. Pada tahun 2007 Puskesmas

Kecamatan Tanjung Priok menjadi BLUD bertahap (Puskesmas Tanjung Priok,

2011).

1.1.3.2.2 Pengertian

Puskesmas Unit Swadana merupakan Puskesmas yang diberi wewenang

mengelola sendiri penerimaan fungsionalnya untuk keperluan operasional secara

langsung dan mengoptimalkan mobilisasi potensi pembiayaan masyarakat dalam

rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan (Puskesmas Tanjung Priok, 2011).

1.1.3.2.3 Visi

Menjadikan Puskesmas se-Kecamatan Tanjung Priok sebagai unit pelayanan

teknis (UPT) Dinas Kesehatan Propinsi DKI Jakarta untuk pencapaian derajat

kesehatan optimal menuju Indonesia Sehat 2015 (Puskesmas Tanjung Priok, 2011).

1.1.3.2.4 Misi

a. Memelihara, meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan

kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat.

b. Mendorong kemandirian hidup sehat setiap keluarga dan masyarakat.

c. Meningkatkan kerjasama lintas program dan lintas sektoral.

d. Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia sampai tercapai

predikat insani HAJI (Harus Adil Jujur Ikhlas) yang pintar

(Puskesmas Tanjung Priok, 2011).

1.1.3.2.5 Tujuan

a. Meningkatkan mutu pelayanan

b. Meningkatkan jangkauan pelayanan

c. Meningkatkan pengembangan sumber daya masyarakat26

d. Meningkatkan manajemen puskesmas

(Puskesmas Tanjung Priok, 2011)

1.1.3.2.6 Manfaat

a. Masyarakat

1. Mendapat pelayanan kesehatan yang semakin bermutu dan terjangkau

2. Mendapat pelayanan kesehatan sesuai keinginan

3. Masyarakat tidak mampu mendapat pelayanan kesehatan gratis

b. Pemda

1. Dapat meningkatkan pelayanan umum

2. Pemberian subsidi lebih efektif dan efisien

c. Karyawan

1. Pengetahuan dan ketrampilan meningkat

2. Motivasi meningkat

3. Kesejahteraan meningkat (Puskesmas Tanjung Priok, 2011)

1.1.3.2.7 Fungsi Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok

a. Penyusunan rencana kerja dan anggaran puskesmas kecamatan.

b. Pelaksanaan rencana kerja dan anggaran yang telah ditetapkan.

c. Pelaksanaan pelayanan kesehatan perorangan.

d. Penyelenggaraan pelayanan medis umum.

e. Penyelenggaraan asuhan keperawatan.

f. Penyelenggaraan pelayanan persalinan.

g. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan gigi dan mulut.

h. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan spesialis terbatas kebidanan,

kesehatan anak, penyakit dalam, dan mata.

i. Penyelenggaraan rawat inap terbatas.

j. Penyelenggaraan pelayanan penunjang medis laboratorium, gizi, farmasi

dan optik.

k. Penyelenggaraan pelayanan ambulans rujukan.

l. Penyelenggaraan pelayanan Keluarga Berencana.

m. Penyelenggaraan pelayanan imunisasi.

n. Penyelenggaraan pelayanan 24 jam.

27

o. Penyelenggaraan pelayanan rujukan.

p. Penyelenggaraan konsultasi kesehatan perorangan.

q. Penyelenggaraan pemberdayaan puskesmas kelurahan.

r. Penyelenggaraan pencatatan medis.

s. Penyelenggaraan pemeliharaan perawatan peralatan kedokteran, peralatan

keperawatan, peralatan perkantoran dan perawatan medis lainnya.

t. Penyelenggaraan peningkatan dan penjaminan mutu pelayanan.

u. Penyusunan Standar Operasional Prosedur.

v. Pengelolaan kepegawaian, keuangan, perlengkapan, surat menyurat dan

kearsipan serta kebersihan, keamanan dan keindahan puskesmas.

w. Pembinaan dan pengembangan kesehatan kerja.

x. Pengumpulan dan pengolahan data seluruh hasil pelaksanaan tugas dan

fungsi yang diselenggarakan oleh puskesmas kelurahan.

y. Pengolahan data seluruh hasil pelaksanaan fungsi puskesmas kecamatan.

z. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi

puskesmas kecamatan secara berkala setiap bulan dan setiap triwulan

kepada Kepala Dinas Kesehatan Propinsi DKI Jakarta melalui Suku

Kepala Dinas Kesehatan (Puskesmas Tanjung Priok, 2011).

1.1.3.3 Sumber Daya Manusia

Potensi tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas wilayah Kecamatan Tanjung

Priok tahun 2012 berjumlah 186 orang dengan perincian sebagai berikut :

a. 80 orang bekerja di Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok

b. 5 orang bekerja di Puskesmas Kelurahan Kebon Bawang 1

c. 5 orang bekerja di Puskesmas Kelurahan Kebon Bawang II

d. 5 orang bekerja di Puskesmas Kelurahan Kebon Bawang III

e. 15 orang bekerja di Puskesmas Kelurahan Warakas

f. 7 orang bekerja di Puskesmas Kelurahan Sungai Bambu

g. 7 orang bekerja di Puskesmas Kelurahan Papanggo I

h. 5 orang bekerja di Puskesmas Kelurahan Papanggo II

i. 7 orang bekerja di Puskesmas Kelurahan Sunter Agung I

j. 4 orang bekerja di Puskesmas Kelurahan Sunter Agung II

k. 6 orang bekerja di Puskesmas Kelurahan Sunter Agung III

28

l. 8 orang bekerja di Puskesmas Kelurahan Sunter Jaya I

m. 5 orang bekerja di Puskesmas Kelurahan Sunter Jaya II

(Puskesmas Tanjung Priok, 2011)

1.1.3.4 Sarana dan Prasarana

Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok memiliki fasilitas gedung terdiri dari :

1. Luas bangunan : 1500 m2

2. Luas tanah : 2915 m2

3. Daya listrik : 27.000 W

4. Air : PAM

5. Telepon : 5 unit

6. Fax : 2 unit

7. Komputer : 12 unit

8. Laptop : 1 unit

9. Printer : 10 unit

10. AC : 30 unit

11. Mobil Puskesmas keliling : 2

12. Mobil dinas : 1

13. Motor : 7

14. Swing fog : 7

15. Dental unit : 15

16. Rontgen unit : 1

17. Unit mata : 2

18. Humalizer : 1 (Puskesmas Tanjung Priok, 2011)

Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok terdiri dari 3 lantai. Lantai 1 terdiri dari :

1. Loket

2. Ruang Bersalin (RB) dengan kapasitas :

a. Tempat pendaftaran.

b. 5 unit tempat tidur.

c. Kamar bersalin kapasitas 3 unit tempat tidur.

d. Kamar periksa.

e. Ruang tunggu.

f. Ruang administrasi.

29

g. Dapur.

h. Kamar mandi/toilet.

3. Ruang UGD

4. Ruang USG

5. Gudang Obat

Lantai II Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok terdiri dari :

1. Kasir

2. Ruang tunggu.

3. Poli Balai Pengobatan Umum (BPU).

4. Poli Gigi.

5. Poli Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).

6. Poli Keluarga Berencana (KB).

7. Poli Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS).

8. Poli Mata.

9. Poli Spesialis Anak.

10. Poli TB Paru.

11. Ruang X-Ray.

12. Laboratorium.

13. Apotek.

14. Toilet.

15. Pojok ASI.

16. Pojok Gizi.

Pada lantai III terdiri dari :

1. Ruang Kepala Puskesmas.

2. Ruang Kepala Tata Usaha (TU).

3. Ruang TU.

4. Ruang Koordinator Pengendalian Penyakit Menular (P2M).

5. Ruang Koordinator Pelayanan Tuberkulosis (TB).

6. Ruang Koordinator Kesehatan Komunitas.

7. Ruang Koordinator Kesehatan Lingkungan.

8. Ruang Koordinator Obat.

9. Ruang Mutu.

30

10. Ruang Koordinator Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).

11. Ruang Koordinator KIA.

12. Ruang Koordinator Gizi.

13. Ruang Penerimaan Retribusi.

14. Ruang Tamu.

15. Ruang Tunggu.

16. Gudang Gizi.

17. Gudang Arsip.

18. Gudang Promosi Kesehatan (Promkes).

19. Gudang KIA-KB.

20. Mushola.

21. Aula.

22. Toilet (Puskesmas Tanjung Priok, 2011).

1.1.1 Program Kesehatan Lingkungan Puskesmas Kecamatan Tanjung

Priok

Kesehatan lingkungan (kesling) merupakan program dasar puskesmas, atau

yang dikenal sebagai basic seven, karena merupakan faktor yang sangat penting

dalam penentuan derajat kesehatan masyarakat dan kesehatan lingkungan

mempunyai daya ungkit yang tinggi terhadap penyelesaian masalah-masalah

kesehatan masyarakat dan penyakit-penyakit berbasis lingkungan. Dengan

demikian, pengendalian faktor lingkungan yang baik akan sangat berguna dalam

upaya penurunan angka kesakitan (morbidity rate) maupun menurunkan angka

kematian (mortality rate) yang berhubungan dengan penyakit-penyakit yang

berbasis lingkungan.

Tujuan kegiatan kesehatan lingkungan adalah menanggulangi dan

menghilangkan unsur-unsur fisik pada lingkungan sehingga faktor lingkungan

yang kurang sehat tidak menjadi faktor penyakit yang menular di masyarakat.

Untuk mewujudkan mutu lingkungan hidup yang lebih sehat melalui

pengembangan sistem kesehatan kewilayahan untuk menggerakkan

pembangunan lintas sektor berwawasan kesehatan. Sasaran program kesehatan

lingkungan antara lain:

a. Tempat pengelolaan makanan (TPM)

31

Selain lingkungan fisiknya yang diperiksa, para pengelola makanan juga

ikut diperiksa kotorannya melalui rectal swab untuk mengetahui adanya carrier

penyakit menular seperti kolera, thypus abdominalis, E. coli, dan sebagainya

b. Penyehatan makanan dan minuman

c. Pemantauan air bersih dan air minum

d. Tempat-tempat umum (TTU)

e. Penyehatan Lingkungan Pemukiman

f. Pengendalian vektor dan binatang penganggu (PVBP), seperti kegiatan

pemberantasan sarang nyamuk (PSN)

g. Pengelolaan limbah (limbah cair dan limbah padat)

1.1.2 Hasil Kegiatan Program Kesehatan Lingkungan di Puskesmas

Kecamatan Tanjung Priok Periode Januari - Agustus 2012

a. Pengawasan Air PAM dan Depo air minum

1. Pengawasan air PAM

Bagian kesehatan lingkungan dalam program pemantauan sanitasi

air PAM bertanggung jawab atas penyehatan air yang meliputi

pengamanan dan penetapan kualitas air untuk berbagai kebutuhan

dalam kehidupan manusia. Dengan demikian, maka seharusnya air yang

digunakan harus mencakup kuantitas, kualitas, serta keadaan ini tidak

terlepas dari sumber air bakunya yang harus mendapat perhatian,

terutama dari pengaruh pencemaran secara alamiah dan pencemaran

oleh karena aktifitas manusia, akibat kemajuan teknologi, pertumbuhan

industri dan penggunaan bahan kimia termasuk pestisida.

32

Sasaran kegiatan : Inspeksi sanitasi (air PAM) di wilayah

Kecamatan Tanjung Priok.

Target : Pengawasan air PAM pada 7 kelurahan dan

pemantauannya dengan 1 kali survei lapangan

per tahun. Target pemeriksaan adalah 95%

memenuhi syarat.

Kegiatan : Pengawasan air PAM pada 7 kelurahan dan

pemantauannya dengan 1 kali survei lapangan

per tahun. Kegiatan yang telah dilaksanakan

dengan jenis pemeriksaan fisik saja. Parameter-

parameter yang digunakan untuk memenuhi

syarat air PAM layak pakai antara lain:

Tidak ada keretakan di bagian dalam bak air

Tutup bak air dalam keadaan yang baik/tidak

rusak dan tertutup

Alat untuk mengambil air (gayung/pompa),

berupa tali/selang diletakkan pada tempatnya

sehingga tidak terjadi pencemaran

Air yang ada tidak berbau, tidak berwarna,

dan tidak berasa

Tidak terdapat endapan kotoran pada bak air

Lantai semen yang mengitari sarana dalam

radius kurang dari satu meter

Tidak ditemukan jentik di dalam bak air

33

Tabel 1.10 Hasil pemeriksaan air PAM yang dilakukan di tujuh kelurahan di Kecamatan Tanjung Priok pada periode Januari-Agustus 2012

No KelurahanJumlah Sampel

Air PAM Diperiksa

Parameter Fisika

Parameter Kimia

Parameter Bakteriologi

TMS MS TMS MS TMS MS

1 Sungai Bambu 4 0 4 0 4

2 Sunter Jaya 0

3 Papanggo 3 0 3 0 3

4 Kebon Bawang 3 1 2 0 3

No Kelurahan

Jumlah Sampel Air PAM Diperiksa

Parameter Fisika

Parameter Kimia

Parameter Bakteriologi

TMS MS TMS MS TMS MS

5 Tanjung Priok 0

6 Sunter Agung 0

7 Warakas 0

Keterangan : MS = Memenuhi syarat

TMS = Tidak memenuhi syarat

Dari tabel 1.1.4, dapat disimpulkan bahwa tiga sampel air PAM pada Kelurahan Sungai Bambu, Papanggo, Kebon Bawang memenuhi syarat, dengan persentase sebesar 95%. Kegiatan pemeriksaan air PAM di Kecamatan Tanjung Priok hanya dilakukan satu kali dalam setahun.

2. Pengawasan depo air minum

Sehubungan dengan meningkatnya penggunaan depo air minum di

kalangan masyarakat, maka perlu dilaksanakan pemantauan dan

34

pemeriksaan laboratorium depo air minum yang diselenggarakan secara

berkala dan berkesinambungan. Hal ini bertujuan agar air yang digunakan

oleh masyarakat dari depo air minum tersebut dapat terjamin kualitasnya

sesuai dengan persyaratan kualitas air minum yang memenuhi syarat.

Sasaran kegiatan : Depo air minum di wilayah Kecamatan Tanjung

Priok.

Target : Pengawasan depo air minum dengan satu kali

survei lapangan per tahun, dengan persentase

depo air minum memenuhi syarat 95%.

Kegiatan : Pengawasan depo air minum pada tujuh

Kelurahan di Kecamatan Tanjung Priok dengan

satu kali survei lapangan. Parameter yang

digunakan untuk memenuhi syarat-syarat

kualitas air minum yang diperiksa mengacu

pada Keputusan mentri kesehaatan RI no.

907/MENKES/SK/VII/2002 dan terakreditasi

ISO/IEC 17025:2005 antara lain pemeriksaan

fisik, biologi, dan kimia.

Tabel 1.11 Hasil pemeriksaan depo air minum yang dilakukan di tujuh kelurahan di Kecamatan Tanjung Priok pada periode Januari-Agustus 2012

No KelurahanJumlah Sampel

Air Diperiksa

Parameter Fisika

Parameter Kimia

Parameter Bakteriologi

TMS MSTM

SMS TMS MS

35

1 Sungai Bambu 2 2 1 1

2 Sunter Jaya 0

3 Papanggo 2 1 1 2

4Kebon

Bawang2 2 1 1

5 Tanjung Priok 3 3 2 1

6 Sunter Agung 0

7 Warakas 1 1 1

Dari tabel 1.1.4, dapat disimpulkan bahwa pada kelurahan Sungai Bambu, Papanggo, Kebon Bawang dan Tanjung Priok berturut-turut yang tidak memenuhi syarat adalah 50%, 50%, 50% dan 33,3%. Kegiatan Pemeriksaan Depo air minum pada Kecamatan Tanjung Priok hanya dilakukan satu kali dalam setahun.

Tabel 1.12 Parameter kualitas air minum di Kecamatan Tanjung Priok (Sumber: Laporan Bulanan Kesehatan Lingkungan Puskesmas Tanjung Priok, 2012)

Jenis Penguji SatuanStandar yang

DipersyaratkanMetode

MPN ColiformJumlah/100

ml

10 (air perpipaan)

50 (bukan air perpipaan)

SOP-6/LDJ/2003;

SNI 06-4168-996

Eschericia coliJumlah/100

ml-

SOP-6/LDJ/2003;

SNI 06-4168-996

36

Tabel 1.13 Parameter fisik air untuk pemeriksaan kualitas air layak minum (Sumber: Laporan Laboratorium Pemeriksaan Doping & Kesehatan Masyarakat, April 2012)

No ParameterKadar maksimum yang diperbolehkan untuk air

minumSatuan

1 Bau Tidak berbau -

2Jumlah zat padat terlarut

500 mg/l

3 Kekeruhan 5 Skala NTU

4 Suhu Suhu udara + 3o oC

5 Warna 15 Skala TCU

Tabel 1.14 Parameter kimia air untuk pemeriksaan kualitas air layak minum (Sumber: Laporan Laboratorium Pemeriksaan Doping & Kesehatan Masyarakat, April 2012)

No ParameterKadar maksimum yang

diperbolehkan untuk air minum

Satuan

1 Air raksa 0,001 mg/l

2 Aluminium 0,2 mg/l

3 Arsen 0,01 mg/l

4 Barium 0,7 mg/l

5 Besi 0,3 mg/l

6 Fluorida 1,5 mg/l

7 Kadmium 0,003 mg/l

8Kesadahan (CaCO3)

500 mg/l

9 Klorida 250 mg/l

37

10 Total kromium 0,05 mg/l

11 Mangan 0,4 mg/l

12 Natrium 200 mg/l

13 Nitrat 50 mg/l

14 Nitrit 3,0 mg/l

15 PH 6,5 – 8,5 -

16 Selenium 0,01 mg/l

17 Seng 3,0 mg/l

18 Sianida 0,07 mg/l

19 Sulfat 250 mg/

20 Tembaga 2,0 mg/l

21 Timbal 0,01 mg/l

22 Amonia 1,5 mg/l

23 (KmnO4) 10 mg/l

24 Nikel 0,07 mg/l

b. Pengendalian Vektor Penyakit

Kegiatan : Pengendalian vektor Penyakit yang dilaksanakan di

Puskesmas Kecamatan Koja adalah berupa kegiatan

yang diarahkan kepada upaya:

- Pelaksanaan Dokumen Pelaksanaan Anggaran

Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-SKPD),

dengan kegiatan berupa Pemantauan Jentik Berkala

(PJB) di 7 tatanan.

- Pelaksanaan program Non DPA-SKPD, dengan

kegiatan berupa: PSN-30 Menit (Pemeriksaan Jentik 38

Berkala-30 Menit) di tatanan Pemukiman bersama

Pihak Kelurahan setiap hari Jum’at.

Sasaran : Sasaran kegiatan diarahkan untuk Meningkatkan

jumlah rumah/bangunan yang bebas jentik Aedes

aegepty.

Indikator : Indikator pada kegiatan Pengendalian Vektor

Penyakit ini adalah dengan nilai persentasi angka

bebas jentik (ABJ) di tujuh tatanan ≥95%.

Hasil kegiatan : Hasil kegiatan pemantauan jentik berkala pada tujuh

tatanan di tujuh kelurahan sesuai dengan DPA-SKPD

tahun 2012 adalah berupa Data Angka Bebas Jentik

(ABJ) seperti tercantum dalam tabel berikut ini:

39

Table 1.15 Laporan Angka Bebas Jentik (ABJ) dSalam rangka Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di Kelurahan Tanjung Priok, wilayah Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok, Kota Administrasi Jakarta Utara, Periode Januari-Agustus 2012

NO KELURAHANJUMLAH RUMAH

DIPERIKSA

HASIL PEMERIKSAAN JENTIK BERKALA

TRIWULAN 1 TRIWULAN 2 JULI AGUSTUS TOTAL

JML RUMAH YANG

POSITIF JENTIK

JML RUMAH YANG

NEGATIF JENTIK

ABJ ( % )

JML RUMAH YANG

POSITIF JENTIK

JML RUMAH YANG

NEGATIF JENTIK

ABJ ( % ) ABJ (%) ABJ (%) ABJ (%)

1 2 3

1 TANJUNG PRIOK 100 21 79 79 20 80 80 96,8 95,6 87,85

2 SUNGAI BAMBU 100 7 93 93 0 100 100 93,1 92,3 94,6

3 WARAKAS 100 18 82 82 14 86 86 92,8 94,8 88,9

4 KEBON BAWANG 300 62 238 79 41 259 86,3 96,7 94,5 89,13

5 PAPANGGO 200 31 169 84,5 30 170 85 88,8 97,1 88,85

6 SUNTER AGUNG 300 50 250 83 31 269 89,6 94,8 96,1 90.87

7 SUNTER JAYA 200 58 142 71 3 197 98,5 96,8 98,4 91,17

  TOTAL 1300 247 1053 81 139 1161 89,3 90.2

Keterangan : ABJ = Angka bebas jentik

40

1.2 IDENTIFIKASI MASALAH

Dari berbagai hasil pencapaian program kegiatan kesehatan lingkungan

yang dievaluasi di Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok Periode Januari-

Agustus 2012, maka didapatkan identifikasi masalah sebagai berikut:

1. Cakupan Pemeriksaan Depo Air Minum di Kelurahan Sungai Bambu pada

periode Januari-Agustus 2012 sebesar 50%.

2. Cakupan Pemeriksaan Depo Air Minum di Kelurahan Papanggo pada

periode Januari-Agustus 2012 sebesar 50%.

3. Cakupan Pemeriksaan Depo Air Minum di Kelurahan Kebon Bawang pada

periode Januari-Agustus 2012 sebesar 50%.

4. Cakupan Pemeriksaan Depo Air Minum di Kelurahan Tanjung Priok pada

periode Januari-Agustus 2012 sebesar 33,3%.

5. Cakupan Angka Bebas Jentik (ABJ) di Kelurahan Tanjung Priok pada

periode Januari-Agustus 2012 sebesar 87,85%.

6. Cakupan Angka Bebas Jentik (ABJ) di Kelurahan Sungai Bambu pada

periode Januari-Agustus 2012 sebesar 94,6%.

7. Cakupan Angka Bebas Jentik (ABJ) di Kelurahan Warakas pada periode

Januari-Agustus 2012 sebesar 88,9%.

8. Cakupan Angka Bebas Jentik (ABJ) di Kelurahan Kebon Bawang pada

periode Januari-Agustus 2012 sebesar 89,13%.

9. Cakupan Angka Bebas Jentik (ABJ) di Kelurahan Papanggo pada periode

Januari-Agustus 2012 sebesar 88,85%.

10. Cakupan Angka Bebas Jentik (ABJ) di Kelurahan Sunter Agung pada

periode Januari-Agustus 2012 sebesar 90,87%.

2

11. Cakupan Angka Bebas Jentik (ABJ) di Kelurahan Sunter Jaya pada

periode Januari-Agustus 2012 sebesar 91,12%.

1.3 RUMUSAN MASALAH

Setelah didapatkan identifikasi masalah dari program kesehatan lingkungan

(kesling) di Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok, didapat satu program yang

belum mencapai target, kemudian dilakukan penghitungan dan pembandingan

nilai kesenjangan antara apa yang diharapkan (expected) dengan apa yang

telah terjadi (observed), selanjutnya dilakukan perumusan masalah untuk

membuat perencanaan yang baik sehingga masalah yang ada dapat

diselesaikan. Rumusan masalah dari program kesehatan lingkungan di

Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok, periode Januari-Agustus 2012, adalah

sebagai berikut:

1. Cakupan Pemeriksaan Depo Air Minum di Kelurahan Sungai Bambu

pada periode Januari-Agustus 2012 sebesar 50%; kurang dari target

yang seharusnya, yaitu 95%.

2. Cakupan Pemeriksaan Depo Air Minum di Kelurahan Papanggo pada

periode Januari-Agustus 2012 sebesar 50%; kurang dari target yang

seharusnya, yaitu 95%.

3. Cakupan Pemeriksaan Depo Air Minum di Kelurahan Kebon Bawang

pada periode Januari-Agustus 2012 sebesar 50%; kurang dari target

yang seharusnya, yaitu 95%.

3

4. Cakupan Pemeriksaan Depo Air Minum di Kelurahan Tanjung Priok

pada periode Januari-Agustus 2012 sebesar 33,3%; kurang dari target

yang seharusnya, yaitu 95%.

5. Cakupan Angka Bebas Jentik (ABJ) di Kelurahan Tanjung Priok pada

periode Januari-Agustus 2012 sebesar 87,85%; kurang dari target yang

seharusnya, yaitu >95%.

6. Cakupan Angka Bebas Jentik (ABJ) di Kelurahan Sungai Bambu pada

periode Januari-Agustus 2012 sebesar 9,6%; kurang dari target yang

seharusnya, yaitu >95%.

7. Cakupan Angka Bebas Jentik (ABJ) di Kelurahan Warakas pada

periode Januari-Agustus 2012 sebesar 88,9%; kurang dari target yang

seharusnya, yaitu >95%.

8. Cakupan Angka Bebas Jentik (ABJ) di Kelurahan Kebon Bawang pada

periode Januari-Agustus 2012 sebesar 89,13%; kurang dari target yang

seharusnya, yaitu >95%.

9. Cakupan Angka Bebas Jentik (ABJ) di Kelurahan Papanggo pada

periode Januari-Agustus 2012 sebesar 88,85%; kurang dari target yang

seharusnya, yaitu >95%.

10. Cakupan Angka Bebas Jentik (ABJ) di Kelurahan Sunter Agung pada

periode Januari-Agustus 2012 sebesar 90,87%; kurang dari target yang

seharusnya, yaitu >95%.

11. Cakupan Angka Bebas Jentik (ABJ) di Kelurahan Sunter Jaya pada

periode Januari-Agustus 2012 sebesar 91,12%; kurang dari target yang

seharusnya, yaitu >95%.

4