BAB I

15
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan, pada hakikatnya, memiliki tujuan yang hakiki yakni humanisasi. Pendidikan memiliki makna dasar, memanusiakan manusia. Membuat manusia kembali pada fitrahnya. Salah satunya adalah dengan mengembalikan manusia menjadi cerdas dan kreatif guna menjangkau perkembangan hidup yang penuh nilai-nilai kemanusiaan. Pendidikan berupaya mendorong anak didik berani menghadapi problematika kehidupan demi menegakkan tugasnya sebagai khalifat di muka bumi. Taman Kanak-kanak mengemban tugas yang paling mulia, yakni menjaga agar bekal alam anak-anak tidak tercerabut oleh misi-misi orang dewasa. Guru-guru Taman Kanak-kanak berperan besar, karena di pundaknya semua benih-benih kebermaknaan dan kemuliaan manusia berada. Di tangan guru yang cerdas dan laras, anak-anak akan dapat tumbuh menjadi manusia-manusia besar yang berpikir, berjiwa, dan berkarya besar.Kemengertian dan kehati-hatian yang dituntut di sini bukan slogan bombas, namun menjadisebuah keniscayaan yang haram dihindari. Sebagian besar anak dilahirkan cerdas. Dengan demikian, mereka juga dibekali kreativitas. Alam memberikan kepada setiap anak perangkat untuk mengarungi kehidupan dengan bekal itu. Bekal alam memberikan kecukupan bagi manusia untuk mencapai kecakapan hidup. Pendidikan, pada hakikatnya, memiliki tujuan yang hakiki yakni humanisasi. Pendidikan memiliki makna dasar, memanusiakan manusia. Membuat manusia 1

description

tugas kuliah

Transcript of BAB I

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangPendidikan, pada hakikatnya, memiliki tujuan yang hakiki yakni humanisasi. Pendidikan memiliki makna dasar, memanusiakan manusia. Membuat manusia kembali pada fitrahnya. Salah satunya adalah dengan mengembalikan manusia menjadi cerdas dan kreatif guna menjangkau perkembangan hidup yang penuh nilai-nilai kemanusiaan. Pendidikan berupaya mendorong anak didik berani menghadapi problematika kehidupan demi menegakkan tugasnya sebagai khalifat di muka bumi. Taman Kanak-kanak mengemban tugas yang paling mulia, yakni menjaga agar bekal alam anak-anak tidak tercerabut oleh misi-misi orang dewasa. Guru-guru Taman Kanak-kanak berperan besar, karena di pundaknya semua benih-benih kebermaknaan dan kemuliaan manusia berada. Di tangan guru yang cerdas dan laras, anak-anak akan dapat tumbuh menjadi manusia-manusia besar yang berpikir, berjiwa, dan berkarya besar.Kemengertian dan kehati-hatian yang dituntut di sini bukan slogan bombas, namun menjadisebuah keniscayaan yang haram dihindari.Sebagian besar anak dilahirkan cerdas. Dengan demikian, mereka juga dibekali kreativitas. Alam memberikan kepada setiap anak perangkat untuk mengarungi kehidupan dengan bekal itu. Bekal alam memberikan kecukupan bagi manusia untuk mencapai kecakapan hidup. Pendidikan, pada hakikatnya, memiliki tujuan yang hakiki yakni humanisasi. Pendidikan memiliki makna dasar, memanusiakan manusia. Membuat manusia kembali pada fitrahnya. Salah satunya adalah dengan mengembalikan manusia menjadi cerdas dan kreatif guna menjangkau perkembangan hidup yang penuh nilai-nilai kemanusiaan. Pendidikan berupaya mendorong anak didik berani menghadapi problematika kehidupan. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) menjadi sedemikian penting, karena pendidikan manusia pada lima tahun pertama sangat menentukan kualitas hidup selanjutnya. Taman Kanak-Kanak merupakan salah satu bentuk pendidikan prasekolah yang ada di jalur pendidikan sekolah. Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan, jasmani dan rohani anak di luar lingkungan keluarga sebelum memasuki pendidikan dasar. Usaha ini dilakukan supaya anak-anak usia 4-6 tahun lebih siap mengikuti pendidikan selanjutnya. Sebagiaimana terdapat dalam Garis-Garis Besar Program Kegiatan Belajar Taman Kanak- Kanak (GBP KBTK I 994) Bahwa Taman Kanak-Kanak sebagai usaha mengembangkan seluruh segi kepribadian anak dalam dalam rangka menjaembatani pendidikan dalam keluarga dan pendidikan sekolah. Adapun yang menjadi tujuan program kegiatan belajar- anak Taman Kanak-kanak adalah untuk membantu meletakan dasar kearah perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan, dan daya cipta yang diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikau diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan dan perkembangan selanjutya. Disamping itu pula beberapa hal yang perlu diingat adalah bahwa masa kanak-kanak adalah masa yang peka untuk menerima berbagai macam rangsangan dari lingkungan guna rnenunjang perkembangan jasmani dan rohani yang ikut rnenentukan keberhasilan anak didik mengikuti pendidikannya di kemudian hari. Masa anak-anak juga masa bermain, oleh sebab itu kegiatatr pendidikan di Taman Kanak-kanak diberikan melalui bermain sambil belajar dan belajar sambil bermain.Melihat demikian penting tugas guru PAUD, maka sudah seharusnya setiap guru menyadari atau disadarkan akan tugas utamanya: mendidik dan mengasuh anak usia dini. Sangat perlu guru PAUD membekali dan dibekali kecakapan sebagai pendidik. Dengan demikian, guru dapat melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baik, optimal dan maksimal. Makalah ini bertujuan mengajak para calon guru memahami hakikat permainan dan kreativitas pada AUD, bentuk kreativitas mereka, manfaat, dan ciri kreativitas pada AUD. Kebermaknaannya terletak pada bagaimana guru meyakini bahwa hakikatnya semua anak kreatif dan menjadi tugas guru untuk menjaga dan mengembangkannya.Jika kita coba analisa dari tujuan program belajar anak Taman Kanak-kanak, maka kita dapat menemukan satu kata kunci yang merupakan suatu kebutuhan dalam tujuan tersebut, yaitu kata daya cipta atau dengan istilah lain kreativitas. Sekilas memang tak asing jika kita mendengar kata tersebut, tetapi ternyata dalam pelaksanaannya masih banyak ditemukan kesulitan yang berkenaan dengan bagaimana mengembangkan kreativitas pada anak Taman Kanak-Kanak. Kesulitan atau hambatan tersebut mungkin berasal dari program apa yang seharusnya dikembangkan oleh guru, karakteristik guru seperti apa yang dapat mengembangkan kreativitas anak usia Taman Kanak-kanak, serta strategi apa yang harus dilakukan oleh guru agar dapat memfasilitasi berkembangnya kreativitas anak.1.2. Rumusan MasalahDari latar belakang di atas, maka muncullah beberapa pertanyaan yang dirumuskan sebagai berikut:1. Apa pentingnya kreativitas dalam kehidupan?2. Apa fenomena kreativitas di berbagai negara?3. Apa permasalahan pengembangan kreativitas di Indonesia?

1.3. Tujuan PenulisanTujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:1. Untuk mengetahui pentingnya kreativitas dalam kehidupan.2. Untuk mengetahui fenomena kreativitas di berbagai negara.3. Untuk menemukan permasalahan pengembangan kreativitas di Indonesia.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1. Pentingnya Kreativitas Dalam KehidupanKreativitas perlu dikembangkan sejak dini karena kreativitas mempengaruhi dan meningkatkan kecerdasan seseorang. Kreativitas merupakan salah satu aspek penting. Seorang anak lahir membawa potensi kreatif. Dengan potensi kreatif yang dimilikinya, anak akan senantiasa membutuhkan aktivitas yang sarat dengan ide ide kreatif. Secara alami rasa ingintahu telah dikaruniai oleh sang pencipta. Maka secara alami pula anak memiliki kemampuan untuk mempelajari sesuatu dengan caranya sendiri. Anak-anak senantiasa tumbuh dan berkembang. Mereka menampilkan ciri-ciri fisik dan psikologis yang berbeda untuk tiap tahap perkembangannya. Masa anak-anak merupakan masa puncak kreativitasnya, dan kreativitas mereka perlu terus dijaga dan dikembangkan dengan menciptakan lingkungan yang menghargai kreativitas itu sendiri. Saat ini, perkembangan ilmu pengetahuan, seni dan teknologi telah berkembang demikian pesatnya. Seluruh umat manusia di belahan bumi manapun, termasuk masyarakat indonesia sedikit banyaknya telah menikmati buah karya ilmu pengetahuan, seni dan teknologi. Pada dasarnya ilu pengetahuan, seni dan teknologi akan terus berkembang sejalan dengan perkembangan manusia itu sendiri.Kreatifitas merupakan daya dan atau kemampuan manusia untuk menciptakan sesuatu. Kemampuan ini dapat terkait dengan bidang seni maupun ilmu pengetahuan. Dalam bidang seni, intuisi dan inspirasi sangat berperan besar dan menuntut spontanitas lebih tinggi. Di bidang ilmu pengetahuan, kemampuan pengamatan dan perbandingan, menganalisa dan menyimpulkan lebih menentukan. Kedua-duanya menuntut pemusatan perhatian, kemampuan, kerja keras dan ketekunan; kedua-duanya bertolak dari intelektualisme dan emosi, serta merupakan cara pengenalan realitas alam dan kehidupan yang sama. Banyak orangtua berharap, ketika anaknya masuk ke jenjang pendidikan prasekolah, sekolah tersebut mampu menyiapkan anak agar bisa membaca, menulis, dan berhitung. Akibatnya, banyak lembaga pendidikan prasekolah yang mengorientasikan pendidikannya secara lebih akademik. Hal ini biasanya membuat guru lebih sering menyuruh anak untuk duduk diam di ruang kelas, belajar menulis, dan mengerjakan soal-soal berhitung. Bahkan, hasil pekerjaan anak itu sudah mendapat nilai, kritik, dan disalahkan oleh guru. Padahal, menurut Ericson, apabila pada masa ini anak sering dikritik, disalahkan, atau diberikan nilai, maka sikap yang akan berkembang di dalam dirinya adalah perasaan bersalah dan takut. Perasaan bersalah ini akan membuat anak takut untuk mencoba, mengambil inisiatif dan berkreasi.Mengapa kreativitas begitu penting dalam hidup dan perlu dipupuk dalam diri anak sejak dini? Karena dengan berkreasi orang dapat mewujudkan (mengaktualisasikan) dirinya, dan perwujudan/aktualisasi diri merupakan kebutuhan pokok tingkat tertinggi dalam hidup manusia (Maslow, 1959). Kreativitas merupakan manifestasi dari individu yang berfungsi sepenuhnya, dengan kreativitas memungkinkan manusia untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Dalam erapembangunan ini kesejahteraan dan kejayaan masyarakat maupun negara bergantung pada sumbangan kreatif, berupa ide-ide baru, penemuan-penemuan baru dan teknologi baru. Untuk mencapai hal ini perlulah sikap, pemikiran dan perilaku kreatif dipupuk sejak dini.2.2. Fenomena Kreativitas Di Berbagai NegaraMasyarakat Jepang merupakan masyarakat yang dianggap paling produktif menciptakan hal-hal baru saat ini, konon belum ada bangsa yang mampu menandinginya. Banyak produk teknologi baru yang muncul dari Jepang. Mulai dari design mobil, peralatan elektronik rumah tangga, film kartun, buku komik hingga ke alat permainan anak. Sikap terampil, bekerja keras, rajin tumbuh karena mereka dihadapkan pada kehidupan alamnya yang keras dan tidak memanjakan mereka. Selain itu pemerintah jepang sangat memperhatikan pembinaan dan pendidikan masyaraktnya. Hal ini dimulai dari perhatian pemerintah terhadap pembinaan keluarga muda yang memiliki anak usia dini. sehingga pendidikan anak betul-betul mendapatkan perhatian sejak mereka masih sangat belia.Bagaimana dengan Amerika, negara yang dianggap sebagai negara Super Power dan negara-negara Eropa lainnya? memang tidak diragukan lagi, mereka juga memegang peranan penting dalam meletakkan dasar-dasar berkembangnya kreativitas manusia. bagaimana tidak? Banyak sekali karya-karya yang telah mereka ciptakan, mulai dari benda-benda yang tidak berbahaya, bahkan sampai benda yang paling berbahaya telah mereka ciptakan, misalnya nuklir.Di Indonesia, berkenaan dengan tingkat kreativitas anak-anak usia 10 tahun di berbagai negara, termasuk di dalamnya Indonesia. Ternyata Indonesia menempati posisi terendah dibandingan 8 negara lainnya yaitu Filipina, Amerika, Inggris, Jerman, India, RRC, Kamerun, Zulu dan Indonesia (penelitian tahun 1994). apa penyebab fenomena ini?. Banyak faktor yang diperkirakan menjadi penyebab rendahnya kreativitas di Indonesia. Beberapa faktor tersebut diantaranya adalah pola asuh orang tua yang cenderung otoriter serta sistem pendidikan yang kurang mendukung.Hasil survey nasional pendidikan di Indonesia (Tridjata, 1998: 1) menunjukkan bahwa sistem pendidikan formal di Indonesia pada umumnya masih kurang memberi peluang bagi pengembangan kreativitas. Di sekolah yang terutama dilatih adalah ranah kognitif yang meliputi: pengetahuan, ingatan, dan kemampuan berpikir logis dan penalaran. Sementara perkembangan ranah afektif (sikap dan perasaan) dan ranah psikomotorik (keterampilan) serta ranah lainnya kurang diperhatikan dan dikembangkan.2.3. Permasalahan Pengembangan Kreativitas Di IndonesiaBeberapa faktor yang menyebabkan anak Indonesia menempati Ranking terakhir dalam kreativitas adalah sebagai berikut:1. Hambatan diri sendiri seperti: Psikologis, biologis, fisiologis, dan sosiologis.2. Pola Asuh: Seorang anak yang dibiasakan dengan suasana keluarga yang terbuka, saling menghargai, saling menerima dan mendengarkan pendapat anggota keluarganya, maka ia akan tumbuh menjadi genarasi yang terbuka, fleksibel, penuh inisiatif, dan produktif, suka akan tantangan percaya diri.3. Sistem Pendidikan: saat ini orientasi sistem pendidikan kita lebih mengarah pada pendidikan akademik dan industri tenaga kerja. Artinya sistem persekolahan kita lebih mengarah pada upaya membentuk manusia menjadi pintar di sekolah saja dan menjadi pekerja bukan menjadi manusia Indonesia yang seutuhnya.Dalam sebuah penelitian Munandar (1999) menemukan bahwa karakteristik murid ideal menurut orang tua dan guru tidak mencerminkan murid yang kreatif. Murid yang ideal menurut guru diantaranya sehat, sopan, rajin, punya daya ingat yang baik dan mengerjakan tugas secara tepat waktu. Hal ini jauh dari karakteristik anak kreatif yang biasanya memiliki ide sendiri untuk mengerjakan dan memperkaya tugas-tugasnya. Selanjutnya dipaparkan berbagai kondisi di sekolah yang dapat menjadi kendala bagi pertumbuhan kreativitas siswa, sebagai berikut;1. Sikap guru2. Belajar dengan hapalan mekanis3. Kegagalan4. Tekanan akan konfomitasUntuk itu Munandar juga memaparkan empat hal yang harus dihindari di sekolah karena dapat mematikan kreativitas,yaitu:1. Evaluasi2. Hadiah3. Persaingan4. Lingkungan yang membatasi4. Latar belakang sejarah dan budayaDalam perkembangan kreativitas di Indonesia adalah luka lama akibat masa penjajahan selama tiga setngah abad oleh kolonial Belanda, serta tiga setengah tahun selama masa penjajahan Jepang. Kebiasaan hidup yang selalu berda di bawah tekanan, ketakutan, instruksi dan perintah telah membuat bangsa Indonesia kehilangan nyali untuk hidup mandiri. Hal tersebut berkelanjutan secara turun temurun atar generasi. Tidak diberikannya kebebasan berperilaku dan berpikir telah membelenggu pengembangan kreativitas masyarakat Indonesia.Hasil suatu penelitian seorang psikolog Amerika, Torrance (1974 : 4) menyimpulkan bahwa ada indikasi penurunan kemampuan berpikir kreatif pada anak usia 6 tahun, yaitu saat anak masuk kelas satu sekolah dasar. Pernyataan di atas menunjukkan bahwa kreativitas pada anak usia dini belum dikembangkan secara optimal, oleh karena itu potensi dan kreativitas anak perlu dikembangkan melalui upaya pendidikan, baik pendidikan di lingkungan rumah, di sekolah, maupun di masyarakat luas. Sebagaimana yang disampaikan Hasan (Efendi, 2006:205) bahwa: Pendidikan adalah suatu proses pengembangan dasar atau pengembangan bakat/kreativitas anak, dan proses tersebut berjalan sesuai dengan hukum-hukum perkembangan. Bakat atau kreativitas anak tidak datang secara simultan atau tiba-tiba, melainkan tumbuh dan berkembang sesuai dengan hukum alam yang ada, bahwa manusia tumbuh dan berkembang setahap demi setahap.Lebih jauh Mulyadi (2000:2) memaparkan bahwa: Sistem pendidikan Indonesia saat ini tidak menciptakan anak-anak yang kreatif. Murid yang baik selama ini adalah murid yang rajin, penurut, dan patuh serta bisa mengerjakan soal-soal sebagaimana yang telah diajarkan oleh guru, sampai pada titik komanya harus persis. Keberhasilan akademis saja tidak menentukan keberhasilan seseorang dalam menjalani kehidupan ke depannya, oleh karena itu kreativitas perlu dirangsang perkembangannya sejak masa kanak-kanak, dan kreativitas harus dikembangkan dalam pendidikan formal, informal maupun nonformal. Sampai pada usia 4 tahun seorang anak telah mencapai separuh dari kecerdasannya. Rangsangan yang diberikan pada tahap-tahap pertama kehidupannya akan memberikan hasil yang paling besar dalam peningkatan potensi kreatifnya. Kreativitas merupakan salah satu potensi yang dimiliki anak yang perlu dikembangkan sejak usia dini. Setiap anak memiliki bakat kreatif dan ditinjau dari segi pendidikan, bakat kreatif dapat dikembangkan dan karena itu perlu distimulasi sejak dini.Bila bakat kreatif anak tidak distimulasi maka bakat tersebut tidak akan berkembang, bahkan menjadi bakat yang terpendam yang tidak dapat diwujudkan. Menurut Torrance (1974 : 1) peran orang tua penting sekali dalam menentukan cara untuk meningkatkan kreativitas pada anak kecil, karena kemampuan ini perlu dirangsang sejak bayi. Menurut ahli ini, kreativitas anak mulai meningkat pada usia 3 (tiga) tahun, mencapai puncaknya usia 4-4 tahun, lalu menurun pada usia 5 tahun ketika anak masuk sekolah (mungkin karena tekanan guru dan teman yang menuntut dia agar menyesuaikan diri).Hasil penelitian di Baylor College Of Medicine (Nurlaily, 2006 : 12) Menyatakan bahwa lingkungan memberi peran yang sangat besar dalam membentuk sikap, kepribadian dan pengembangan kemampuan anak secara optimal. Anak yang tidak mendapat lingkungan yang baik untuk merangsang pertumbuhan otaknya, misal jarang disentuh, jarang diajak bermain, jarang diajak berkomunikasi, maka perkembangan otaknya akan lebih kecil 20-30% dari ukuran normal seusianya. Oleh karena itu hak-hak anak usia dini harus lebih diperhatikan lagi termasuk hak akan pendidikannya. Hal ini menunjukkan bahwa anak-anak berhak mendapat pengajaran, baik yang diselenggarakan di jalur pendidikan formal, informal, maupun di jalur nonformal sesuai pasal 28 dari UU No 20 tahun 2003.Berkenaan dengan hal tersebut, maka pendidikan yang diberikan pada anak harus berorientasi pada perkembanganya. Menurut Nurlaily (2006 : 3) Proses pendidikan yang berorientasi pada perkembangan adalah sebanyak mungkin melibatkan anak dalam kegiatan meneliti, menguji, memanipulasi dan bereksperimen dengan berbagai benda yang menarik bagi anak seusia mereka. Melakukan berbagai percobaan dengan berbagai benda adalah kegiatan yang disukai anak usia dini dan kegiatan ini mampu mengembangkan kreativitas anak.

BAB IIIKESIMPULAN

1. Kreatifitas merupakan daya dan atau kemampuan manusia untuk menciptakan sesuatu. Kemampuan ini dapat terkait dengan bidang seni maupun ilmu pengetahuan. Kreativitas perlu dikembangkan sejak dini karena kreativitas mempengaruhi dan meningkatkan kecerdasan seseorang. Kreativitas merupakan salah satu aspek penting.2. Berkenaan dengan tingkat kreativitas anak-anak usia 10 tahun di berbagai negara, Indonesia menempati posisi terendah dibandingan 8 negara lainnya yaitu Filipina, Amerika, Inggris, Jerman, India, RRC, Kamerun, Zulu dan Indonesia.3. Beberapa faktor yang menyebabkan anak Indonesia menempati Ranking terakhir dalam kreativitas adalah Hambatan diri sendiri, Pola Asuh, Sistem Pendidikan dan Latar belakang sejarah dan budaya.

DAFTAR PUSTAKA

Anita Yus, Dr. M.Pd, Model Pendidikan Anak Usia Dini, Penerbit: Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2011 Diakses darihttp://restimustikasari.blogspot.com/2012/12/kreativitas-anak-usia dini.html Diakses darihttp://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/KREATIVITAS%20ANAK%20USIA%20DINI.pdf Diakses darihttp://zain.students.uii.ac.id/2013/04/08/%E2%80%9Cpermainan-dan-kreativitas-pada-anak-usia-dini%E2%80%9D/ Novan Ardy Wiyani &Barnawi, Format PAUD, Penerbit: Ar-Ruzz Media, Jogjakarta, Tahun 2012 Rita Mariyana,http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PGTK/197803082001122-RITA_MARIYANA/MODUL_KREATIVITAS_AUD.pdf Wismiarti, Retno Soendari & Neni Arriyani, Membangun Kecerdasan Anak 0-3 Tahun Melalui Membaca dan Bermain, Penerbit: Arga Publishing, Jakarta, Tahun 2008

10