BAB I

5
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Gula merupakan salah satu kebutuhan yang penting bagi kita, karena hampir setiap hari kita tidak pernah terlepas dari mengkonsumsi gula. Rata-rata manusia di Indonesia mengkonsumsi gula sebanyak 12 – 15 kg per tahun. Dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk, tentu kebutuhan akan gula akan semakin meningkat pula. Di Indonesia gula kristal yang dikonsumsi sehari–hari didominasi oleh gula tebu. Tebu, selain mengandung sukrosa dan berbagai zat gula yang mereduksi, juga mengandung serat (sabut), zat bukan gula, dan air. Dalam proses pembuatan gula putih dari tebu, sukrosa harus dipisahkan dari zat dan ikatan bukan gula dalam serangkaian tahapan unit operasi dan unit proses. Sebelum digiling, tebu dipotong-potong dalam unit pemotongan pendahuluan disebut crusher, pisau potong, rafeelar, dan lain-lain, untuk kemudian diperah dalam beberapa tahap yakni: Penggilingan, pemurnian, penguapan, kristalisasi, dan pemutaran (sentrifuse) Salah satu syarat yang diminta oleh pasaran dalam hal kualitas kristal gula adalah mengenai warnanya. Penetapan persyaratan warna kristal gula dilakukan

description

laporan KP gula

Transcript of BAB I

2

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar belakangGula merupakan salah satu kebutuhan yang penting bagi kita, karena hampir setiap hari kita tidak pernah terlepas dari mengkonsumsi gula. Rata-rata manusia di Indonesia mengkonsumsi gula sebanyak 12 15 kg per tahun. Dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk, tentu kebutuhan akan gula akan semakin meningkat pula. Di Indonesia gula kristal yang dikonsumsi seharihari didominasi oleh gula tebu.Tebu, selain mengandung sukrosa dan berbagai zat gula yang mereduksi, juga mengandung serat (sabut), zat bukan gula, dan air. Dalam proses pembuatan gula putih dari tebu, sukrosa harus dipisahkan dari zat dan ikatan bukan gula dalam serangkaian tahapan unit operasi dan unit proses. Sebelum digiling, tebu dipotong-potong dalam unit pemotongan pendahuluan disebut crusher, pisau potong, rafeelar, dan lain-lain, untuk kemudian diperah dalam beberapa tahap yakni: Penggilingan, pemurnian, penguapan, kristalisasi, dan pemutaran (sentrifuse)Salah satu syarat yang diminta oleh pasaran dalam hal kualitas kristal gula adalah mengenai warnanya. Penetapan persyaratan warna kristal gula dilakukan dengan analisa larutan kristal gula (nira) maupun dengan analisa warna kristalnya. Berkenaan dengan persoalan tersebut maka setiap langkah dan usaha di dalam pabrik harus menggunakan pertimbangan, supaya gulanya tidak hilang atau rusak. Karena gula yang hilang atau rusak tidak mungkin lagi diperbaiki menjadi gula kembali. Kerusakan gula merupakan kehilangan langsung, juga dapat mempersukar proses di dalam pabrik yang dapat menyebabkan semakin banyak gula yang hilang dan semakin tingginya biaya yang dibutuhkan untuk pengolahan di pabrik.Tugas dari pemurnian dalam pabrik gula adalah untuk dapat menghilangkan kotoran-kotoran sebanyak mungkin tetapi dengan syarat bahwa biayanya murah tanpa menyebabkan terjadinya kehilangan atau kerusakan gula yang dikandung nira. Bila kita tinjau sifat-sifat utama nira dengan melihat komponen nira, bahwa nira bersifat asam (terdapat berbagai kotoran dari jenis asam), sedangkan bila kita tinjau dari sifat utama dari pada gula (dalam hal ini sacharosa) ternyata bahan ini tidak tahan dalam suasana asam. Bila gula berada dalam lingkungan asam akan mengalami perpecahan (rusak) atau lebih dikenal dengan istilah inverse dan jika derajat keasaman dari larutan gula menurun hingga sampai dengan istilah larutan gula berada dalam lingkungan basa maka warna dari larutan gula agak gelap sehingga gula yang didapat juga berwarna dan hal tersebut tidak dikehendaki dalam menyatakan suatu gula berkualitas baik. Pemurnian nira tebu dengan cara sulfitasi dilakukan dengan bahan pembantu susu kapur dan sulfur dioksida. Disini peneliti ingin membahas tentang proses pembuatan gula dari tebu di PABRIK GULA SEI SEMAYANG.

1.2 Perumusan MasalahSetiap perusahaan tidak luput dari berbagai masalah, baik itu dibidang keuangan, produksi, pemasaran dan lainnya. Sebagai uraian penulis membatasi lingkup bidang yang akan diteliti yaitu mengindentifikasi berbagai permasalahan yang ada dan memilih salah satu sebagai bahan penilitian bagi penulis serta menguraikan permasalahannya.

1.3Batasan MasalahDi dalam melakukan suatu penelitian pada objek yang ingin diteliti, maka terlebih dahulu ditentukan batasan masalah agar permasalahan tidak menyimpang dari apa yang akan dibahas.

1.4Tujuan Kerja Praktek Tujuan kerja praktek lapangan dalam kurikulum Jurusan Teknik Kimia adalah untuk membekali mahasiswa dengan pengalaman dan menambah wawasan dalam lingkungan industri serta dunia kerja setelah mahasiswa menyelesaikan pendidikan di Universitas.

1.4.1 Tujuan UmumTujuan umum dari pelaksanaan kerja praktek ini adalah sebagai berikut:1. Memenuhi dan melengkapi mata kuliah di Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Malikussaleh.2. Untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman praktis serta mengetahui keadaan lingkungan kerja lapangan.3. Untuk meningkatkan IPTEK, sikap dan profesionalisme melalui penerapan ilmu dilapangan.

1.4.2 Tujuan KhususPraktek Kerja Lapangan ini bertujuan untuk mengetahui proses pengolahan tebu menjadi gula kristal dan mengetahui alat-alat yang digunakan dan fungsi dari alat-alat tersebut.

1.5Manfaat Praktek Kerja LapanganAdapun manfaat dari pelaksanaan praktek kerja lapangan ini adalah :1. Fakultas dapat mengetahui sejauh mana pendidikan yang diajarkan kepada mahasiswa dapat diaplikasikan kedunia kerja nantinya.2. Sebagai referensi/pertimbangan bagi mahasiswa selanjutnya dan kendala apa yang dihadapi perusahaan dalam menyelesaikan masalah tersebut.