BAB I

34
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Manusia sejak dari dulu telah berusaha untuk manciptakan berbagai produk yang terdiri dari gabungan lebih dari satu bahan untuk menghasilkan suatu bahan yang lebih kuat, contohnya penggunaan jerami pendek untuk menguatkan batu bata di Mesir, panah orang Mongolia yang menggabungkan kayu, otot binatang, sutera, dan pedang samurai Jepang yang terdiri dari banyak lapisan oksida besi yang berat dan liat. Kebanyakan teknologi modern memerlukan bahan dengan kombinasi sifat-sifat yang luar biasa yang tidak boleh dicapai oleh bahan-bahan lazim seperti logam besi, keramik, dan bahan polimer. Kenyataan ini adalah benar bagi bahan yang diperlukan untuk penggunaan dalam bidang angkasa lepas, perumahan, perkapalan, kendaraan dan industri pengangkutan. Karena bidang-bidang tersebut membutuhkan density yang rendah, flexural, dan tensile yang tinggi, viskosity yang baik dan hentaman yang baik. Terminologi komposit memunculkan beberapa permasalahan, satunya ialah komposit. Komposit selalu dibentuk untuk meningkatkan kekuatan, kekakua, ketahanan terhadap korosi, sifat-sifat listrik, atau

description

kvnskvjb

Transcript of BAB I

BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Manusia sejak dari dulu telah berusaha untuk manciptakan berbagai produk yang terdiri dari gabungan lebih dari satu bahan untuk menghasilkan suatu bahan yang lebih kuat, contohnya penggunaan jerami pendek untuk menguatkan batu bata di Mesir, panah orang Mongolia yang menggabungkan kayu, otot binatang, sutera, dan pedang samurai Jepang yang terdiri dari banyak lapisan oksida besi yang berat dan liat. Kebanyakan teknologi modern memerlukan bahan dengan kombinasi sifat-sifat yang luar biasa yang tidak boleh dicapai oleh bahan-bahan lazim seperti logam besi, keramik, dan bahan polimer. Kenyataan ini adalah benar bagi bahan yang diperlukan untuk penggunaan dalam bidang angkasa lepas, perumahan, perkapalan, kendaraan dan industri pengangkutan. Karena bidang-bidang tersebut membutuhkan density yang rendah, flexural, dan tensile yang tinggi, viskosity yang baik dan hentaman yang baik. Terminologi komposit memunculkan beberapa permasalahan, satunya ialah komposit. Komposit selalu dibentuk untuk meningkatkan kekuatan, kekakua, ketahanan terhadap korosi, sifat-sifat listrik, atau sekedar penampilannya. Menurut definisinya, komposit adalah struktur yang dbuat dari bahan-bahan yang berbeda-beda, ciri-cirinya pun tetap terbawa setelah komponen terbentuk sepenuhnya1.

Bahan resin komposit diperkenalkan dalam profesi kedokteran gigi pada awal tahun 1960. Resin komposit digunakan untuk menggantikan struktur gigi yang hilang serta memodifikasi warna dan kontur gigi, serta menambah estetis. Bahan resin komposit sudah sangat luas digunakan di bidang kedokteran gigi sebagai bahan tumpatan yang mementingkan estetik (restorative esthetic material). Pada umumnya resin komposit yang dipasarkan adalah bahan universal yang berarti dapat digunakan untuk restorasi gigi anterior maupun posterior. Pada akhir tahun 1996 diperkenalkan resin komposit packableatau resin komposit condensable. Resin komposit packable merupakan resin komposit dengan viskositas yang tinggi. Resin komposit packable direkomendasikan untuk restorasi klas I, II dan MOD2.Dalam ilmu kedokteran gigi istilah resin komposit secara umum mengacu pada penambahan polimer yang digunakan untuk memperbaiki enamel dan dentin. Resin komposit digunakan untuk mengganti struktur gigi dan memodifikasi bentuk dan warna gigi sehingga akhirnya dapat mengembalikan fungsinya. Resin komposit dibentuk oleh tiga komponen utama yaitu resin matriks, partikel bahan pengisi, dan bahan coupling. Resin komposit termasuk bahan tumpatan langsung yang sewarna dengan gigi. Resin komposit digunakan untuk mengganti struktur gigi yang hilang, memodifikasi warna gigi dan kontur sehingga menambah estetika wajah2.

Material komposit merupakan kombinasi dua atau lebih material yang berbeda, dengan syarat adanya ikatan permukaan antara kedua material tersebut. Komposit tidak hanya digunakan untuk sifat struktural tetapi dapat juga dimanfaatkan untuk berbagai sifat yang lainnya seperti listrik, panas, atau material-material yang memperhatikan aspek lingkungan. Komposit pada umumnya diklasifikasikan menjadi 2 bagian yang berbeda dimana fasa kontinyu disebut matrik, dan fasa diskontinyu disebut sebagai penguat2.

1.2. RUMUSAN MASALAH

Bagaimanakah klasifikasi, komposisi, sifat serta keuntungan dan kekurangan bahan komposit yang digunakan sebagai tambalan dalam ilmu kedokteran gigi ?1.3.TUJUAN

Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi sebagian tugas mata kuliah Pengetahuan Bahan serta memperdalam materi yang disampaikan. Dan untuk mengetahui tentang bahan-bahan komposit.1.4. MANFAAT Warna dan tekstur komposit bisa disamakan dengan gigi pasien dengan menambah material pengisi. Bisa digunakan untuk berubah warna, ukuran dan bentuk gigi untuk memperbaiki senyuman.

Tidak mengandung merkuri

Sangat bermanfaat untuk gigi anterior dan kavitas kecil pada gigi posterior dengan beban gigitan yang tidak terlalu besar dan mementingkan estetis.

Hanya sedikit gigi yang perlu dipreparasi untuk pengisian bahan tambalan berbandingan amalgam.BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KompositIstilah bahan komposit dapat didefinisikan sebagai gabungan 2 atau lebih bahan berbeda dengan sifat-sifat yang unggul atau lebih baik dari pada bahan itu sendiri. Contoh bahan komposit alamiah adalah email gigi dan dentin. Pada email, enemelin mewakili matriks organik, sementara dalam dentin, matriks terdiri atas kolagen. Dalam kedua komposit ini, partikel-partikel bahan pengisi terdiri atas kristal hidroksiapatit. Perbedaan sifat kedua jaringan ini sebagian dikaitkan dengan rasiobahan matriks dan bahan pengisi2.

2.2 Faktor-faktor Sifat komposit

Faktor yang dapat menentukan sifat dan aplikasi klinis dari komposit, yaitu volume pengisi, ukuran, penyebaran ukuran, indeks refraksi radioopaksitas, dan kekerasan.2.3 Komposisi Komposit

Komposisi resin komposit tersusun dari beberapa komponen. Kandungan utama yaitu matriks resin dan partikel pengisi anorganik. Disamping kedua bahan tersebut, beberapa komponen lain diperlukan untuk meningkatkan efektivitas dan ketahanan bahan. Suatu bahan coupling (silane) diperlukan untuk memberikan ikatan antara bahan pengisi anorganik dan matriks resin, juga aktivator-aktivator diperlukan untuk polimerisasi resin. Sejumlah kecil bahan tambahan lain meningkatkan stabilitas warna (penyerap sinar ultra violet) dan mencegah polimerisasi dini (bahan penghambat seperti hidroquinon3.a. Resin matriksKebanyakan bahan komposit menggunakan monomer yang merupakan diakrilat aromatik atau alipatik. Bisphenol-A-Glycidyl Methacrylate (Bis- GMA),Urethane Dimethacrylate (UDMA), dan Trietilen Glikol Dimetakrilat (TEGDMA) merupakan Dimetakrilat yang umum digunakan dalam resin komposit. Monomer dengan berat molekul tinggi, khususnya Bis-GMA amatlah kental pada temperatur ruang (25 0 C). Monomer yang memiliki berat molekul lebih tinggi dari pada metilmetakrilat yang membantu mengurangi pengerutan polimerisasi. Nilai polimerisasi pengerutan untuk resin metil metakrilat adalah 22 % V dimana untuk resin Bis-GMA 7,5 % V. Ada juga sejumlah komposit yang menggunakan UDMA ketimbang Bis-GMA).

Resin Bis-GMA, UDMA digunakan sebagai basis resin, sementara TEGDMA digunakan sebagai pengencer. Bis-GMA dan UDMA merupakan cairan yang memiliki kekentalan tinggi karena memiliki berat molekul yang tinggi. Penambahan filler dalam jumlah kecil saja menghasilkan komposit dengan kekakuan yang dapat digunakan secara klinis. Untuk mengatasi masalah tersebut, monomer yang memiliki kekentalan rendah yang dikenal sebagai pengontrol kekentalan ditambahkan seperti metil metkrilat (MMA), etilen glikol dimetakrilat (EDMA), dan trietilen glikol dimetakrilat (TEGDMA) adalah yang paling sering digunakan.

b. Partikel bahan pengisiPenambahan partikel bahan pengisi kedalam resin matriks secara signifikan meningkatkan sifatnya. Seperti berkurangnya pengerutan karena jumlah resin sedikit, berkurangnya penyerapan air dan ekspansi koefisien panas, dan meningkatkan sifat mekanis seperti kekuatan, kekakuan, kekerasan, dan ketahanan abrasi. Faktor-faktor penting lainnya yang menentukan sifat dan aplikasi klinis komposit adalah jumlah bahan pengisi yang ditambahkan, ukuran partikel dan distribusinya, radiopak, dan kekerasan.

c. Bahan PengikatBahan pengikat berfungsi untuk mengikat partikel bahan pengisi dengan resinmatriks. Adapun kegunaannya yaitu untuk meningkatkan sifat mekanis dan fisikresin, dan untuk menstabilkan hidrolitik dengan pencegahan air. Ikatan ini akan berkurang ketika komposit menyerap air dari penetrasi bahan pengisi resin. Bahan pengikat yang paling sering digunakan adalah organosilanes (3-metoksi-profil-trimetoksi silane). Zirconates dan titanates juga sering digunakan.2.4 Klasifikasi Resin KompositSejumlah sistem klasisifikasi telah digunakan untuk komposit berbasis resin. Klasifikasi didasarkan pada rata-rata partikel bahan pengisi utama. Resin komposit berdasarkan ukuran partikel bahan pengisi utama di antaranya3: 1. Komposit tradisional. Komposit tradisional adalah komposit yang di kembangkan selama tahun 1970-an dan sudah mengalami sedikit modifikasi. Komposit ini disebut juga komposit kovensional atau komposit berbahan pengisi makro, disebut demikian karena ukuran partikel pengisi relatif besar. Bahan pengisi yang sering digunakan untuk bahan komposit ini adalah quartz giling. Dilihat dari foto micrograph bahan pengisi quartz giling mengalami penyebaran yang luas dari ukuran partikel. Ukuran rata-rata komposit tradisional adalah 8-12 m, partikel sebesar 50m mungkin ada. Komposit ini lebih tahan terhadap abrasi dibandingkan akrilik tanpa bahan pengisi. Namun, bahan ini memiliki permukaan yang kasar sebagai akibat dari abrasi selektif pada matrik resin yang lebih lunak, yang mengelilingi partikel pengisi yanglebih keras. Komposit yang menggunakan quartz sebagai bahan pengisi umumnya bersifat radioulusen.2. Komposit berbahan pengisi mikro Dalam mengatasi masalah kasarnya permukaan pada komposit tradisional, dikembangkan suatu bahan yang menggunkan partikel silika koloidal sebagai bahan pengisi anorganik. Partikelnya berukuran 0,04 m; jadi partikel tersebut lebih kecil 200-300 kali di bandingkan rata-rata partikel quartz pada komposit tradisional. Komposit ini memiliki permukaan yang halus serupa dengan tambalan resin akriliktanpa bahan pengisi. Dari segi estetis resin komposit mikro filler lebih unggul, tetapi sangat mudah aus karena partikel silika koloidal cenderung menggumpal dengan ukuran 0,04 sampai 0,4 m. Selama pengadukan sebagian gumpalan pecah, manyebabkan bahan pengisi terdorong. Menunjukan buruknya ikatan antara partikel pengisi denganmatriks sekitarnya. Kekuatan konfresif dan kekuatan tensil menunjukkan nilai sedikitlebih tinggi dibandingkan dengan resin komposit konvensionl. Kelemahan dari bahanini adalah ikatan antara partikel komposit dan matriks yang dapat mengeras adalahlemah mempermudah pecahnya suatu restorasi.

3. Resin komposit berbahan pengisi partikel kecilKomposit ini dikembangkan dalam usaha memperoleh kehalusan daripermukaan komposit berbahan pengisi mikro dengan tetap mempertahankan ataubahkan meningkatkan sifat mekanis dan fisik komposit tradisional. Untuk mencapaitujuan ini, bahan pengisi anorganik ditumbuk menjadi ukuran lebih kecildibandingkan dengan yang biasa digunakan dalam komposit tradisional.Rata-rata ukuran bahan pengisi untuk komposit berkisar 1-5 m tetapipenyebaran ukuran amat besar. Distribusi ukuran partikel yang luas inimemungkinkan tingginya muatan bahan pengisi, dan komposit berbahan pengisipartikel kecil umumnya mengandung bahan pengisi anorganik yang lebih banyak (80% berat dan 60-65 % volume). Beberapa bahan pengisi partikel kecil menggunakanquartz sebagai bahan pengisi, tetapi kebanyakan memakai kaca yang mengandunglogam berat.4. Komposit hibridKategori bahan komposit ini dikembangkan dalam rangka memperolehkehalusan permukaan yang lebih baik dari pada partikel yang lebih kecil, sementaramempertahankan sifat partikel kecil tersebut. Ukuran partikel kacanya kira-kira 0,6-1,0 mm, berat bahan pengisi antara 75-80% berat. Sesuai namanya ada 2 macam partikel bahan pengisi pada komposit hybrid. Sebagian besar hibrid yang paling barupasinya mengandung silica koloidal dan partikel kaca yang mengandung logam berat.Silica koloidal jumlahnya 10-20% dari seluruh kandungan pasinya.Sifat fisik dan mekanis dari sitem ini terletak diantara komposit konvensionaldan komposit partikel kecil, bahan ini lebih baik dibandingkan bahan pengisi pasi-mikro. Karena permukaannya halus dan kekuatannya baik, komposit ini banyakdigunakan untuk tambalan gigi depan, termasuk kelas IV. Walaupun sifat mekanisumumnya lebih rendah dari komposit partikel kecil, komposit hibrid ini juga seringdigunakan untuk tambalan gigi belakang.2. 5 Sifat Fisik KompositSecara fisik resin komposit memiliki nilai estetik yang baik sehingga nyaman digunakan pada gigi anterior. Selain itu juga kekuatan, waktu pengerasan dan karakteristik permukaan juga menjadi pertimbangan dalam penggunaan bahan ini2.

a. Warna.Sifat-sifat fisik tersebut diantaranya: Resin komposit resisten terhadap perubahan warna yang disebabkan oleh oksidasi tetapi sensitive pada penodaan. Stabilitas warna resin komposit dipengaruhi oleh pencelupan berbagai noda seperti kopi, teh, jus anggur, arak dan minyak wijen. Perubahan warna bisa juga terjadi dengan oksidasi dan akibat dari penggantian airdalam polimer matriks. Untuk mencocokan dengan warna gigi, komposit kedokteran gigi harus memiliki warna visual (shading) dan translusensi yang dapat menyerupai struktur gigi. Translusensi atau opasitas dibuat untuk menyesuaikan dengan warna email dan dentin.

b. StrengthTensile dan compressive strength Tensile strength Resin komposit ini lebih rendah dari amalgam, hal ini memungkinkan bahan ini digunakan untuk pembuatan restorasi pada pembuatan insisal. Nilai kekuatan dari masing-masing jenis bahan resin komposit berbeda.

c. Setting Dari aspek klinis setting komposit ini terjadi selama 20-60 detik sedikitnya waktu yang diperlukan setelah penyinaran. Pencampuran dan setting bahan dengan light cured dalam beberapa detik setelah aplikasi sinar. Sedangkan pada bahan yang diaktifkan secara kimia memerlukan setting time 30 detik selama pengadukan. Apabila resin komposit telah mengeras tidak dapat dicarving dengan instrument yang tajam tetapi dengan menggunakan abrasive rotary2.6 Sifat Mekanis Komposit Sifat mekanis pada bahan restorasi resin komposit merupakan faktor yang penting terhadap kemampuan bahan ini bertahan pada kavitas. Sifat ini juga harus menjamin bahan tambalan berfungsi secara efektif, aman dan tahan untuk jangka waktu tertentu2.

a. AdhesiSifat-sifat yang mendukung bahan resin komposit diantaranya yaitu : Adhesi terjadi apabila dua subtansi yang berbeda melekat sewaktu berkontak disebabkan adanya gaya tarik menarik yang timbul antara kedua benda tersebut. Resin komposit tidak berikatan secara kimia dengan email. Adhesi diperoleh dengan dua cara. Pertama dengan menciptakan ikatan fisik antara resin dengan jaringan gigi melalui etsa. Pengetsaan pada email menyebabkan terbentuknya porositas tersebut sehingga tercipta retensi mekanis yang cukup baik. Kedua dengan penggunaan lapisan yang diaplikasikan antara dentin dan resin komposit dengan maksud menciptakan ikatan antara dentin dengan resin komposit tersebut (dentin bonding agent).

b. Kekuatan dan keausan Kekuatan kompresif dan kekuatan tensil resin komposit lebih unggul dibandingkan resin akrilik. Kekuatan tensil komposit dan daya tahan terhadap fraktur memungkinkannya digunakan bahan restorasi ini untuk penumpatan sudut insisal. Akan tetapi memiliki derajat keausan yang sangat tinggi, karena resin matriks yang lunak lebih cepat hilang sehingga akhirnya filler lepas.2.7. Sifat Khemis Komposit Resin gigi menjadi padat bila berpolimerisasi. Polimerisasi adalah serangkaian reaksi kimia dimana molekul makro, atau polimer dibentuk dari sejumlah molekul molekul yang disebut monomer. Inti molekul yang terbentuk dalam sistem ini dapat berbentuk apapun, tetapi gugus metrakilat ditemukan pada ujung ujungrantai atau pada ujung ujung rantai percabangan. Salah satu metakrilat multifungsional yang pertama kali digunakan dalam kedokteran gigi adalah resin Bowen (Bis-GMA). Resin ini dapat digambarkan sebagai suatu ester aromatik dari metakrilat, yang tersintesa dari resin epoksi (etilen glikol dari Bis-fenol A) dan metal metakrilat. Karena Bis-GMA mempunyai struktur sentral yang kaku (2 cincin) dan dua gugusOH, Bis-GMA murni menjadi amat kental. Untuk mengurangi kekentalannya, suatu dimetakrilat berviskositas rendah seperti trietilen glikol dimetakrilat (TEDGMA) ditambahkan2.2.8 Mekanisme Pengerasan pada Resin KompositKepadatan yang terbentuk pada resin komposit melalui mekanisme polimerisesi. Monomer metil metakrilat dan dimetil metakrilat berpolimerisasi dengan mekanisme pilomerisai tambahan yang diawali oleh radikal bebas. Radikal bebas dapat berasal dari aktivitas kimia atau pengaktifan energi eksternal (panas atausinar) karena komposit gigi penggunaan langsung biasanya menggunakan aktivasi sinar atau kimia kedua sistem ini akan dibahas3.1. Resin komposit yang diaktifkan secara kimiaBahan yang diaktifkan secara kimia dipasok dalam dua pasta, satu mengandung inisiator benzoil peroksida dan lainnya mengandung amine tersier (N,N dimetil-p-toluidin). Bila kedua pasta diaduk, amin beraksi dengan benzoil peroksida untuk membentuk radikal bebas dan polimerisasi tambahan dimulai. Bahan-bahan ini digunakan unntuk restorasi dan pembuatan inti yang pengerasannya tidak dengan sumber sinar.

2. Resin komposit yang diaktifkan dengan sinarSistem yang pertama diaktifkan dengan sinar menggunakan sinar ultra violet untuk merangsang radikal bebas. Dewasa ini, komposit yang diaktifkan dengan sinar ultra violet telah diganti karna efek cahayanya dapat mengiritasi retina. Sehingga diganti dengan sinar yang dapat dilihat dengan mata (sinar biru). Yang secara nyata meningkatkan kemampuan berpolimerisasi lebih tebal sampai 2 mm. Resin komposit yang mengeras dengan sinar dipasok sebagai pasta tunggal dalam satu semprit. Radikal bebas pemulai reaksi, terdiri atas molekul foto-inisiatordan aktivator amin, yang terdapat dalam pasta ini. Bila kedua komponen tidak terpapar oleh sinar, komponen tersebut tidak bereaksi. Namun, pemamparan sinar dengan panjang gelombang yang tepat yaitu 468 nm dapat merangsang foto-inisiator dan interaksi dengan amin untuk membentuk radikal bebas yang mengawali polimerisasi tambahan. Foto-inisiator yang umum digunakan adalah camphoroquinone, yang memiliki penyerapan berkisar 400 dan 500 nm yang berada pada region biru dari spektrum sinar tampak. Inisiator ini ada dalam pasta sebesar 0,2 % berat atau kurang. Juga ada sejumlah aselelator amin yang cocok untuk berinteraksi dengan camphoroqunone seperti dimetilaminoetil metakrilat 0,15 % berat, yang ada dalam pasta2.9. Mekanisme Perlekatan Resin Komposit pada Struktur GigiJika sebuah molekul berpisah setelah penyerapan kedalam permukaan dankomponen-komponen konstituen mengikat dengan ikatan ion atau kovalen. Ikatanadhesive yang kuat sebagai hasilnya. Bentuk adhesive ini disebut penyerapan kimia,dan dapat merupakan ikatan kovalen atau ion.Selain secara kimia perlekatan pada resin komposit juga terjadi secaramekanis atau retensi, perlekatan yang kuat antara satu zat dengan zat lainnya bukangaya tarik menarik oleh molekul. Contoh ikatan semacam ini seperti penerapan yang melibatkan penggunaan skrup, baut atau undercut. Mekanisme perlekatan antara resin komposit dengan permukaan gigi melalui dua teknik yaitu pengetsaan asam dan pemberian bonding2.

1. Teknik etsa asamSebelum memasukan resin, email pada permukaan struktur gigi yang akanditambal diolesi etsa asam. Asam tersebut akan menyebabkan hydroxiapatit larut danhal tersebut berpengaruh terhadap hilangnya prisma email dibagian tepi, inti prismadan menghasilkan bentuk yang tidak spesifik dari struktur prisma. Kondisi tersebut menghasilkan pori-pori kecil pada permukaan email, tempat kemana resin akan mengalir bila ditempatkan kedalam kavitas. Bahan etsa yang diaplikasikan pada email menghasilkan perbaikan ikatan antara permukaan email-resin dengan meningkatkan energi permukaan email. Kekuatan ikatan terhadap email teretsa sebesar 15-25 MPa. Salah satu alasannya adalah bahwa asam meninggalkan permukaan email yang bersih, yang memungkinkan resin membasahi permukaan dengan lebih baik. Proses pengasaman pada permukaan email akan meninggalkan permukaan yang secara mikroskopis tidak teratur atau kasar. Jadi bahan etsa membentuk lembah dan puncak pada email, yang memungkinkan resin terkunci secara mekanis pada permukaan yang tidak teratur tersebut. Resin tag kemudian menghasilkan suatu perbaikan ikatan resin pada gigi. Panjang tag yang efektif sebagai suatu hasil etsa pada gigi anterior adalah 7-25 m. Asam fosfor adalah bahan etsa yang digunakan. Konsentrasi 35 %-50 % adalah tepat, konsentrasi lebih dari 50 % menyebabkan pembentukan fosfat monohidrat pada permukaan teretsa yang menghambat kelarutan lebih lanjut. Asam ini dipasok dalam bentuk cair dan gel dan umumnya dalam bentuk gel agar lebih mudah dikendalikan. Asam diaplikasikan dan dibiarkan tanpa diganggu kontaknya dengan email minimal selama 15-20 detik. Begitu dietsa, asam harus dibilas dengan air selama 20 detik dan dikeringkan dengan baik. Bila email sudah kering, harus terlihat permukaan berwarna putih seperti bersalju menunjukan bahwa etsa berhasil. Permukaan ini harus terjaga tetap bersih dan kering sampai resin diletakan untuk membuat ikatan yang baik. Karena email yang dietsa meningkatkan energi permukaan email. Teknik etsa asam menghasilkan penggunaan resin yang sederhana.

2. Bahan bonding Adhesive Dentin harus bersifat hidrofilik untuk menggeser cairan dentin dan juga membasahi permukaan, memungkinkan berpenetrasinya menembus pori didalam dentin dan akhirnya bereaksi dengan komponen organik atau anorganik. Karena matriks resin bersifat hidrofobik, bahan bonding harus mengandung hidrofilik maupun hidrofobik. Bagian hidrofilik harus bersifat dapat berinteraksi pada permukaan yang lembab, sedangkan bagian hidrofobik harus berikatan dengan restorasi resin.

a. Bahan bonding email Email merupakan jaringan yang paling padat dan keras pada tubuh manusia. Email terdiri atas 96 % mineral, 1 % organik material, dan 3 % air. Mineral tersusun dari jutaan kristal hydroksiapatit (Ca10 (PO4)6 (OH)2) yang sangat kecil. Dimana tersusun secara rapat sehingga membentuk perisma email secara bersamaan berikatan dengan matriks organik. Pada perisma yang panjang bentuknya seperti batang dengan diameter sekitar 5 m. Krital hidroksiapatit bentuknya heksagonal yang tipis, karena strukrur seperti itu tidak memungkinkan mendapatkan susunan yang sempurna. Celah diantara kristal dapat terisi air dan material organik. Bahan bonding biasanya terdiri atas bahan matriks resin BIS-GMA yang encer tanpa pasi atau hanya dengan sedikit bahan pengisi (pasi). Bahan bonding email dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan membasahi email yang teretsa. Umumnya, kekentalan bahan ini berasal dari matriks resin yang dilarutkan dengan monomer lain untuk menurunkan kekentalan dan meningkatkan kemungkinan membasahi. Bahan ini tidak mempunyai potensi perlekatan tetapi cenderung meningkatkan ikatan mekanis dengan membentuk resin tag yang optimum pada email. Beberapa tahun terakhir bahan bonding tersebut telah digantikan dengan sistem yang sama seperti yang digunakan pada dentin. Peralihan ini terjadi karena manfaat dari bonding simultan pada enamel dan dentin dibandingkan karena kekuatan bonding.

b. Bahan bonding dentin Dentin adalah bagian terbesar dari struktur gigi yang terdapat hampir diseluruh panjang gigi dan merupakan jaringan hidup yang terdiri dari odontoblas dan matriks dentin. Tersusun dari 75 % materi inorganik, 20 % materi organik dan 5% materi air. Didalam matriks dentin terdapat tubuli berdiameter 0,5-0,9 mm dibagian dentino enamel jungsion dan 2-3 mm diujung yang berhubungan dengan pulpa. Jumlah tubuli dentin sekitar 15-20 ribu /mm 2 didekat dentino enamel jungtion dansekitar 45-65 ribu dekat permukaan pulpa. 3,12 Penggunaan asam pada etsa untuk mengurangi terbentuknya microleakage atau kehilangan tahanan tidak lagi menjadi resiko pada resin dipermukaan enamel. Permasalahan timbul pada resin dipermukaan dentin atau sementum. Pengetsaan asam pada dentin yang tidak sempurna dapat melukai pulpa. Dentin bonding terdiri dari : Dentin ConditionerFungsi dari dentin conditioner adalah untuk memodifikasi smear layer yang terbentuk pada dentin selama proses preparasi kavitas. Yang termasuk dentin conditioer antara lain asam maleic, EDTA, asam oxalic, asam phosric dan asamnitric. Pengaplikasian bahan asam kepermukaan dentin akan menghasilkan reaksi asam basah dengan hidroksiapatit, hal ini akan mengkibatkan larutnya hidroksiapatit yang menyebabkan terbukanya tubulus dentin serta terbentuknya permukaan demineralisasi dan biasanya memiliki kedalaman 4 mm. Semakin kuat asam yang digunakan semakin kuat pula reaksi yang ditimbulkan. Beberapa dari dentin conditioner mengandung glutaralhyde. Glutaralhyde dikenal sebagai bahan untuk penyambung kolagen. Proses penyambungan ini untuk menghasilkan substrat dentinyang lebih kuat dengan meningkatkan kekuatan dan stabilitas dari struktur kolagen (Anusavice, 2003).

Primer Primer bekerja sebagai bahan adhesive pada dentin bonding agen yaitu menyatukan antara komposit dan kompomer yang bersifat hidrofobik dengan dentin yang bersifat hidrofilik. Oleh karena itu primer berfungsi sebagai prantara, dan terdiri dari monomer bifungsional yang dilarutkan dalam larutan yang sesuai. Monomer bifungsional adalah bahan pengikat yang memungkinkan penggabungan antara dua material yang berbeda. Secara umum bahan pengikat pada dentin primer dapat diformulakan sebagai Methacrylategroup-Spacer group-Reaktive group. Methacrylategroup adalah gugus metakrilat yang memiliki kemampuan untuk berikatan dengan komposit resin dan meningkatkan kekuatan kovalen, Spacer group adalah pembuat celah yang biasanya meningkatkan fleksibilitas bahan pengikat. Dan Reaktive group adalah reactivegroup yang merupakan gugus polar atau gugus terakhir (membentuk perlekatandengan jaringan gigi). Ikatan polar ini terbentuk akibat distribusi elektron yang asimetris. Reactive group dalam bahan pengikat ini dapat berkombinasi dengan molekul polar lain di dalam dentin, seperti gugus hidroksi dalam apatit dan gugus amino dalam kolagen. Ikatan yang terjadi banyak berupa ikatan fisik tetapi bisa juga dalam beberapa kasus terjadi ikatan kimiawi. Hidroksi ethyl metacrylate (HEMA) adalah bahan pengikat yang paling banyak digunakan. HEMA memiliki kemampuan untuk berpenetrasi kedalam permukaan dentin yang mengalami demineralisasi dan kemudian berikatan dengan kolagen melalui gugus hidroksil dan amino yang terdapat pada kolagen. Aksi dari bahan pengikat dari larutan primer adalah untuk membuat hubungan ataupun ikatan molekular antara poli (HEMA) dan kolagen. Sealer (Bahan pengisi)Kebanyakan sealer dentin yang digunakan adalah gabungan dari Bis-GMAdan HEMA. Bahan ini meningkatkan adaptasi bonding terhadap permukaan dentin.

2.10 Kelebihan Dan Kekurangan Resin Komposit

Terdapat kelebihan dak kekurangan resin komposit2.a. Kelebihan Komposit Warna dan tekstur material bisa disamakan dengan gigi pasien dengan menambah material pengisi. Bisa digunakan untuk merubah warna, ukuran dan bentuk gigi untuk memperbaiki senyuman. Tidak mengandung merkuri. Sangat bermanfaat untuk gigi anterior dan kavitas kecil pada gigi posterior dengan beban gigitan yang tidak terlalu besar dan mementingkan estetis. Hanya sedikit gigi yang perlu dipreparasi untuk pengisian bahan tambalan berbanding amalgam.

b. Kekurangan Komposit Kurang daya tahan berbanding amalgam serta tidak begitu kuat dalam menahan tekanan gigitan pada bagian posterior. Bisa terjadi shrinkage apabila material di set, sehingga menyebabkan pembentukan ruang kecil antara gigi dan bahan tambalan. Tidak bisa digunakan untuk tambalan yang besar. Lebih cepat aus dibanding amalgam. Tehnik etsa asam bisa melemahkan material polimer komposit. Kontras bahan tambalan komposit dan karies yang kurang menyebabkan sukar untuk mendeteksi karies baru. Memerlukan ketrampilan serta biaya tinggiBAB III

PENGAMATAN RESIN KOMPOSIT

3.1.ALAT DAN BAHAN

3.1.1ALAT

a. Visible light cure composite resinb. Vaselin

3.1.2 BAHAN

a. LED light curing unitb. Celluloid stripc. Lempeng Kaca

d. Sonde

e. Plastic Filling Instrumentf. Cetakan plastik diameter 10 mm, tebal 2 mm dan tebal 5 mm

3.2.CARA KERJA

a. Permukaan dalam cetakan diulasi dengan vaselin, kemudian cetakan diletakkan diatas lempeng kaca

b. Ambil sedikit pasta komposit dengan Plastic Filling Instrument dan masukkan didalam cetakan tebal 2mm, ulangi pengisian sampai cetakan terisi penuh, perhatikan jangan sampai ada udara yang terjebak kemudian permukaan diratakan

c. Letakkan celluloid strip diatas cetakan

d. Atur lama penyinaran pada LED light curing unit sesuai dengan lama penyinaran visible light cure composit (mengikuti aturan pabrik)

e. Letakkan ujung fiber optic tip LED light curing unit sedekat mungkin atau menempel pada permukaan komposit. Nyalakan sinar dan tunggu sampai dengan lama waktu sesuai dengan pengaturan sebelumnya

f. Periksa hasil curing komposit memakai sonde, dengan menggores atau menusuk permukaan komposit yang dekat sinar, maupun daerah yang jauh dengan sinar

Proses polimerisasi atau curing diketahui dengan menusuk atau menggores permukaan komposit dengan menggunakan ujung sonde, bila permukaan komposit masih tergores maka dianggap proses polimerisasi komposit tidak sempurna

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1.HASIL PENGAMATAN

PERCOBAANKETEBALAN

KOMPOSITWAKTU

CURINGHASIL

PERCOBAAN

12 mm20 detikTerpolimerisasi menyeluruh

25 mm20 detikTerpolimerisasi sebagian

Dengan hasil percobaan praktikum yang telah kami lakukan, resin yang diaktifkan dengan sinar yang menggunakan sinar ultra violet untuk merangsang radikal bebas dan akan digantikan dengan sinar tampak yang dapat dilihat dengan mata, hal ini untuk meningkatkan kemampuan berpolimerisasi laisan yang tebalnya sampai 2 mm, dengan menggunakan sinar tampak ini akan lebih luas penggunaannya dibandingkan dengan bahan yang diaktifkan secara kimia.

Melalakukan polimerisasi pada komposit setiap ketebalan 2 mm hal ini dikarenakan keterbatasannya sinar tampak yang dapat menebus sampai ke dasar dan ini kekurangan dari pengerasan komposit menggunakan LED light curing yang dapat memakan waktu selama restorasi, dengan ketebalan komposit 2 mm ini akan membantu sinar tampak lebih mudah untuk mempolimerisasi karena lapisan komposit yang tipis dan menghindari adanya monomer yang tidak terpolimerisasi

Intensitas sinar dapat dikurangi dengan faktor 10-200 dalam komposit yang memiliki ketebalan 2 mm, polimerisasi yang bergantung pada adanya konsentrasi radikal bebas tertentu, ini menunjukkan bahwa harus terdapat sejumlah foton tertentu yang secara langsung berhubungan dengan intensitas sinar dan dan waktu pemaparan

Sinar tampak tidak dapat menembus komposit dengan ketebalan 5 mm, dengan komposit yang memiliki ketebalan 5 mm tidak akan terpolimerisasi menyeluruh, pengerasan akan terjadi hanya dipermukaan yang mengenai LED Light Curing, sehingga komposit yang berada dibawah tidak terjadi pengerasan dan tidak terpolimerisasi

BAB V

PENUTUP

5.1.KESIMPULAN

Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan, kami dapat menyimpulkan bahwa LED light curing hanya dapat menembus komposit dengan ketebalan 2 MM, jadi dari praktikum yang telah kami lakukan pada dua percobaan dengan ketebalan komposit yang berbeda dengan waktu penyinaran yang sama, menghasilkan percobaan pertama, yaitu dengan ketebalan komposit 2 MM terpolimerisasi menyeluruh, sedangkan pada percobaan kedua dengan ketebalan komposit 5 MM tidak terpolimerisasi secara menyeluruh dan hanya terpolimerisasi pada permukaannya saja5.2.SARAN

Keberhasilan proses keseluruhan dari tambalan sewarna gigi berdasarkan sebagian pada latar belakang ilmiahnya, tetapi juga pada kepandaian subyektif dari si dokter gigi. Dokter gigi akan melakukan seleksi dibawah pengaruh beberapa faktor seperti kemudahan manipulasinya, waktu yang digunakan untuk pengerasan, warna yang diperoleh dan karakteristik permukaan bahan restorasi. Untuk mendaapatkan hasil yang terbaiki dokter gigi harus dengan hati-hati memadukan informasi ilmiah yang ada dengan kemampuan artistinya.DAFTAR PUSTAKA

1.Powers JM, Sakaguchi RL. CRAIGSS Restorative Dental Materials. 12thed.

Missouri : Evolve, 20032.Phillips, Kenneth J. Anusavice. Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi 10

ed. Jakarta : EGC, 2003.3. Baum, Lloyd dkk. Buku Ajar Ilmu Konservasi Gigi, alih bahasa, Rasinta Tarigan Edisi 3. 1997. Jakarta: EGC.