BAB I
Click here to load reader
Transcript of BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Depresi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang cukup serius.
World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa depresi berada pada
urutan ke-empat penyakit di dunia. Sekitar 20% wanita dan 12% pria, pada
suatu waktu dalam kehidupannya pernah mengalami depresi.
Depresi ditandai dengan adanya perasaan sedih, murung, dan iritabilitas.
Pasien mengalami distorsi kognitif seperti mengeritik diri sendiri, timbul rasa
bersalah, perasaan tidak berharga, kepercayaan diri menurun, pesimis, dan
putus asa. Terdapat juga perasaan malas, tidak bertenaga, retardasi psikomotor,
dan menarik diri dari hubungan sosial. Pasien mengalami gangguan tidur
seperti sulit masuk tidur atau terbangun dini hari. Nafsu makan berkurang,
begitu juga dengan gairah seksual.
Gangguan depresi merupakan gangguan emosi yang paling sering
dikaitkan dengan stroke. Sekitar 15 - 25% pasien stroke yang ada dalam
masyarakat menderita depresi, baik mayor maupun minor.
Menurut Lipsey dan kawan-kawan, banyak diantara penderita pasca
stroke tidak mendapat perhatian. Hal ini disebabkan oleh beberapa pendapat
yang mengatakan bahwa penderita menjadi depresi akibat stroke. Dengan kata
lain bahwa depresi ini bisa terjadi akibat ketidakberdayaan fisik yang
disebabkan oleh stroke. Oleh sebab itu pengobatan secara khusus terhadap
depresi ini tidak perlu dilakukan. Asumsi lain karena penyebab dari depresi
pada pasca stroke tidak jelas maka dirasakan tidak perlu memberikan
pengobatan secara khusus karena diharapkan bahwa depresi pada penderita
pasca stroke akan hilang dengan sendirinya dalam jangka waktu tertentu.
Namun pendapat lain yang berbeda, menyatakan bahwa depresi yang
disebabkan oleh apa saja harus mendapat penanggulangan yang baik. Hal ini
perlu dilakukan karena depresi bisa berdampak negatif terhadap rehabilitasi si
penderita, 2-4 dimana depresi dapat mempengaruhi partisipasi penderita dalam
pengobatan dan hasil rehabilitasi.
1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi depresi itu..?
2. Bagaimana gejala dan tanda depresi..?
3. Bagaimana etiologi dan pathogenesis depresi..?
4. Bagaimana penanganan atau penatalaksanaan depresi..?
C. Tujuan Penulisan
1. Agar mengetahui definisi dari depresi.
2. Untuk mengetahui gejala dan tanda depresi.
3. Agar mengetahui penyebab depresi.
4. Agar tahu cara penanganan atau penatalaksanaan depresi.
D. Manfaaat Penulisan
1. Makalah ini dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dibidang
psikologis kepada penulis khususnya dan kepada semua para pembaca
makalah ini pada umunya.
2. Makalah ini dapat dijadikan bahan referensi untuk diskusikan dalam proses
belajar dan mengajar di AKBID Bunga Bangsa.
3. Makalah ini dapat menambah perbendaharaan kepustakaan di AKBID
Bunga Bangsa dan dimana makalah ini berada tentunya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Depresi
Depresi adalah gangguan mental yang setiap orang berpeluang
mengalaminya. Banyak dari kita kebingungan untuk membedakan antara
depresi, stress dan kesedihan. Belum lagi membedakan beberapa jenis dari
depresi, misalnya unipolar depression, biological depression, manic depression,
seasonal affective disorder, dysthymia, dan lainnya. Ada begitu banyak istilah
yang digunakan untuk menggambarkan tentang depresi. Sekarang saatnya kita
mengetahui apa itu depresi, dengan tujuan memudahkahkan seseorang atau diri
anda ketika mengalami depresi.
Ada beberapa definisi depresi menurut para ahli, mari kita simak :
1. Menurut Rice PL (1992), depresi adalah gangguan mood, kondisi
emosional berkepanjangan yang mewarnai seluruh proses mental (berpikir,
berperasaan dan berperilaku) seseorang. Pada umumnya mood yang secara
dominan muncul adalah perasaan tidak berdaya dan kehilangan harapan.
2. Menurut Kusumanto (1981) depresi adalah suatu perasaan kesedihan yang
psikopatologis, yang disertai perasaan sedih, kehilangan minat dan
kegembiraan, berkurangnya energi yang menuju kepada meningkatnya
keadaan mudah lelah yang sangat nyata sesudah bekerja sedikit saja, dan
berkurangnya aktivitas. Depresi dapat merupakan suatu gejala, atau
kumpulan gejala (sindroma).
3. Menurut Kartono (2002) depresi adalah kemuraman hati (kepedihan,
kesenduan, keburaman perasaan) yang patologis sifatnya. Biasanya timbul
oleh; rasa inferior, sakit hati yang dalam, penyalahan diri sendiri dan trauma
psikis. Jika depresi itu psikotis sifatnya, maka ia disebut melankholi.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan
bahwa depresi adalah gangguan mood, kondisi emosional berkepanjangan yang
mewarnai seluruh proses mental (berpikir, berperasaan dan berperilaku)
seseorang, muncul perasaan tidak berdaya dan kehilangan harapan¸yang
disertai perasaan sedih, kehilangan minat dan kegembiraan, berkurangnya
3
energi yang menuju kepada meningkatnya keadaan mudah lelah yang sangat
nyata dan berkurangnya aktivitas.
Beberapa ahli juga memberikan penjelasan mengenai penyebab depresi.
Menurut Kaplan dalam Tarigan (2003) Faktor-faktor yang dihubungkan dengan
penyebab dapat dibagi atas: faktor biologi, faktor genetik dan faktor psiko
sosial. Dimana ketiga faktor tersebut juga dapat saling mempengaruhi satu
dengan yang lainnya
1. Faktor Biologi
Dalam penelitian biopsikologi, norepinefrin dan serotonin
merupakan dua neurotransmitter yang paling berperan dalam patofisiologi
gangguan mood. Beberapa peneliti juga menemukan bahwa gangguan
mood melibatkan patologik dan sistem limbiks serta ganglia basalis dan
hypothalamus.
2. Faktor Genetik
Data genetik menyatakan bahwa faktor yang signifikan dalam
perkembangan gangguan mood adalah genetik. Pada penelitian anak
kembar terhadap gangguan depresi berat, pada anak kembar monozigot
adalah 50 %, sedangkan dizigot 10 – 25 %.
3. Faktor Psikososial
Mungkin faktor inilah yang banyak diteliti oleh ahli psikologi.
Faktor psikososial yang memyebabkan terjadinya depresi antara lain;
a. Peristiwa kehidupan dan stress lingkungan : suatu pengamatan klinik
menyatakan bahwa peristiwa atau kejadian dalam kehidupan yang
penuh ketegangan sering mendahului episode gangguan mood.
b. Faktor kepribadian Premorbid : Tidak ada satu kepribadian atau bentuk
kepribadian yang khusus sebagai predisposisi terhadap depresi. Semua
orang dengan ciri kepribadian manapun dapat mengalami depresi,
walaupun tipetipe kepribadian seperti oral dependen, obsesi kompulsif,
histerik mempunyai risiko yang besar mengalami depresi dibandingkan
dengan lainnya.
4
c. Faktor Psikoanalitik dan Psikodinamik : Freud menyatakan suatu
hubungan antara kehilangan objek dan melankoli. Ia menyatakan bahwa
kemarahan pasien depresi diarahkan kepada diri sendiri karena
mengidentifikasikan terhadap objek yang hilang. Freud percaya bahwa
introjeksi merupakan suatu cara ego untuk melepaskan diri terhadap
objek yang hilang. depresi sebagai suatu efek yang dapat melakukan
sesuatu terhadap agresi yang diarahkan kedalam dirinya. Apabila pasien
depresi menyadari bahwa mereka tidak hidup sesuai dengan yang dicita-
citakannya, akan mengakibatkan mereka putus asa.
d. Ketidakberdayaan yang dipelajari: Didalam percobaan, dimana binatang
secara berulang-ulang dihadapkan dengan kejutan listrik yang tidak
dapat dihindarinya, binatang tersebut akhirnya menyerah dan tidak
mencoba sama sekali untuk menghindari kejutan selanjutnya. Mereka
belajar bahwa mereka tidak berdaya.
Teori Kognitif: Beck menunjukkan perhatian gangguan kognitif pada
depresi Asikal H.S. dalam Tarigan (2003) Dia mengidentifikasikan 3 pola
kognitif utama pada depresi yang disebut sebagai triad kognitif, yaitu : a)
Pandangan negatif terhadap masa depan, b) Pandangan negatif terhadap diri
sendiri, individu menganggap dirinya tak mampu, bodoh, pemalas, tidak
berharga, c) Pandangan negatif terhadap pengalaman hidup. Meyer berpendapat
bahwa depresi adalah reaksi seseorang terhadap pengalaman hidup.
Penyebab depresi adalah faktor biologi, faktor genetik dan faktor psiko
sosial. Dimana ketiga faktor tersebut juga dapat saling mempengaruhi satu
dengan yang lainnya.
Individu yang terkena depresi pada umumnya menunjukkan gejala
psikis, gejala fisik & sosial yang khas. Beberapa orang memperlihatkan gejala
yang minim, beberapa orang lainnya lebih banyak. Tinggi rendahnya gejala
bervariasi pada individu dan juga bervariasi dari waktu ke waktu. Berikut ini
beberapa gejala dari depresi :
1. Terus menerus merasa sedih, cemas, atau suasana hati yang kosong
2. Perasaan putus asa dan pesimis.
3. Perasaan bersalah, tidak berdaya dan tidak berharga.
5
4. Kehilangan minat atau kesenangan dalam hobi dan kegiatan yang pernah
dinikmati.
5. Penurunan energi dan mudah kelelahan.
6. Kesuultan berkonsentrasi, mengingat, atau membuat keputusan.
7. Insomnia, pagi hari terbangun, atau tidur berlebihan.
8. Nafsu makan berkurang bahkan sangat berlebihan. Penurunan berat badan
bahkan penambahan berat badan secara drastis.
9. Selalu berpikir kematian atau bunuh diri, percobaan bunuh diri
10. Gelisah dan mudah tersinggung
11. Terus menerus mengalami gejala fisik yang tidak respon terhadap
pengobatan, seperti sakit kepala, gangguan pencernaan, dan sakit kronis
Pada umumnya gejala depresi antara lain murung, sedih
berkepanjangan, sensitif, mudah marah dan tersinggung, hilangnya rasa percaya
diri, hilangnya konsentrasi dan menurunnya daya tahan.
B. Mengenal Gejala dan Tanda Depresi
Depresi adalah masalah yang dialami banyak orang pada berbagai usia
dan kelas sosial. Jumlah penderita depresi wanita dua kali lebih banyak dari
pria, tetapi pria lebih berkecenderungan bunuh diri. Di Amerika Serikat, 17%
orang pernah terkena depresi pada suatu saat dalam hidup mereka, dengan
jumlah penderita saat ini lebih dari 19 juta orang.
Depresi dapat disebabkan oleh berbagai hal seperti peristiwa besar
dalam hidup (perceraian, kematian orang yang dicintai, pindah tempat tinggal,
kehilangan pekerjaan dll), terkena penyakit berat, serta dampak obat-obatan dan
narkoba.
Sebagai penyakit serius yang mempengaruhi jiwa dan badan kita,
depresi tidak boleh dianggap remeh. Penderita depresi berusia lanjut rawan
terkena kepikunan, mudah bingung dan bahkan kematian karena serangan
jantung. Namun demikian, kabar baiknya adalah bahwa depresi dapat dikelola
dengan baik bila Anda tahu tanda-tandanya.
6
Menurut Institut Kesehatan Jiwa Amerika Serikat (NIMH), gejala dan
tanda umum depresi adalah sebagai berikut:
1. Rasa sedih, cemas, atau hampa yang terus-menerus
2. Rasa putus asa dan pesimis
3. Rasa bersalah, tidak berharga dan tidak berdaya
4. Kehilangan minat atau kesenangan atas hobi atau aktivitas yang
sebelumnya disukai, termasuk seks
5. Energi lemah, kelelahan, menjadi lamban
6. Sulit berkonsentrasi, mengingat, memutuskan
7. Sulit tidur (insomnia) atau tidur berlebihan (hipersomnia)
8. Sulit makan atau rakus makan (menjadi kurus atau kegemukan)
9. Tidak tenang dan gampang tersinggung
Gejala penyakit fisik yang tidak hilang dengan pengobatan seperti sakit
kepala, masalah pencernaan (sulit buang air, diare, dll) dan nyeri kronis.
Berpikir ingin mati atau bunuh diri. Terkadang, merasa berat di tangan dan kaki
Bila Anda mengalami beberapa gejala di atas yang sudah mengganggu
hidup Anda, konsultasikan dengan dokter. Dia mungkin dapat mencari tahu
apakah Anda sudah terkena depresi dan memberikan solusi untuk
penanganannya. .
1. Gejala depresi
Depresi memiliki berbagai gejala dan akan mempengaruhi setiap
orang dengan cara yang berbeda. Gejala termasuk : (a) merasa sangat sedih
atau penuh air mata; (b) gangguan pola tidur; (c) kehilangan minat dan
motivasi; (d) merasa tidak berharga atau bersalah; (e) kehilangan
kesenangan dalam kegiatan; (f) kecemasan; (g) perubahan nafsu makan atau
berat; (h) hilangnya kepentingan seksual; (i) fisik aches dan pains; (j)
berpikir gangguan atau konsentrasi.
2. Penyebab depresi
Ada banyak kemungkinan penyebab depresi.
a. Depresi dapat menjadi reaksi situasi menyedihkan seperti kehilangan
atau stres (reaktif depresi). Beberapa wanita mengalami depresi yang
setelah kelahiran anak (post-natal depresi).
7
b. Depresi dapat menjadi bagian dari penyakit seperti gangguan bipolar di
mana orang pengalaman suasana hati yang ekstrim tanpa alasan setiap –
very tinggi dan sangat bersemangat atau sangat rendah dan tertekan.
c. Depresi dapat berhubungan ke luar penyebab, tetapi terkait dengan
ketidakseimbangan kimia di otak (endogen depresi). Kadang-kadang
orang mungkin akan terpengaruh begitu banyak bahwa ia mengalami
gejala psikosis dan mampu membedakan apa nyata.
d. Anak-anak dan remaja juga menjadi tertekan. Ini dapat menunjukkan
dirinya dalam cara yang berbeda untuk depresi pada orang dewasa, dan
terbaik membantu mereka oleh dokter yang ahli dalam bidang ini.
3. Berapa banyak orang mengembangkan depresi
Setiap tahun, sekitar 6% dari semua orang dewasa Australia
dipengaruhi oleh penyakit yang depresi.
4. Bagaimana dianggap depresi
Perawatan dapat melakukan banyak untuk mengurangi dan bahkan
menghilangkan gejala depresi. Perawatan mungkin termasuk kombinasi
obat-obatan, terapi individu dan dukungan dari masyarakat. Kadang-kadang
electroconvulsive terapi (ECT) dapat membantu juga.
a. Obat
Obat-obatan tertentu membantu otak untuk memulihkan biasa
keseimbangan dan membantu kimia kendali gejala depresi.
b. Therapy individu
Dokter, psikolog atau profesional kesehatan lainnya berbicara
dengan orang tentang gejala mereka, dan membahas cara alternatif
untuk berpikir tentang dan menghadapi mereka.
c. Program dukungan masyarakat
Dukungan ini harus mencakup informasi; akomodasi; bantuan
dengan mencari cocok bekerja; pelatihan dan pendidikan; rehabilitasi
psikososial dan saling mendukung kelompok.Under-standing dan
penerimaan oleh masyarakat ini juga sangat penting.
8
d. Bagaimana saya mengetahui lebih lanjut?
Sangat penting untuk menanyakan dokter tentang masalah
apapun yang Anda memiliki. WARAS Australia juga memproduksi
berbagai publikasi mudah dibaca dan multimedia sumber di penyakit
mental. Untuk informasi lebih lanjut tentang melihat topik ini:
e. Panduan WARAS depresi
Membantu orang-orang yang didiagnosis dengan depresi dan
keluarga dan teman-teman dengan menjelaskan apa artinya memiliki
depresi, perawatan yang tersedia dan apa yang seseorang dapat lakukan
untuk membantu diri mereka sendiri.
f. Depresi DVD atau Video Kit (43 menit)
Orang-orang yang telah mengalami depresi dan penjaga mereka
berbicara tentang hal-hal yang telah membantu mereka mengatasi lebih
baik. WARAS panduan untuk depresi juga disertakan. Lihat di atas
untuk rincian.
g. Panduan WARAS untuk tetap hidup
Memberikan petunjuk langkah demi langkah praktis dan nasihat
untuk konsumen, penjaga dan profesional kesehatan berurusan dengan
bunuh diri pikiran dan perilaku.
C. Etiologi dan Patogenesis
1. Faktor Biologis
Beberapa bahan kimia di dalam otak dan tubuh memiliki peranan
yang penting dalam mengendalikan emosi kita. Dalam otak terdapat
substansi biokimia yaitu neurotransmitter yang berfungsi sebagai pembawa
pesan komunikasi antar neuron di otak. Jika neurotransmitter ini berada
pada tingkat yang normal, otak akan bekerja secara harmonis. Berdasarkan
riset, kekurangan neurotransmitter serotonin, norepinefrin dan dopamin
dapat menyebabkan depresi. Disatu sisi, jika neurotransmitter ini berlebihan
dapat menyebabkan gangguan manik. Selain itu antidepresan trisiklik dapat
memicu mania.
9
2. Faktor Psikososial
Menurut Freud dalam teori psikodinamikanya, penyebab depresi
adalah kehilangan objek yang dicintai. Ada sejumlah faktor psikososial
yang diprediksi sebagai penyebab gangguan mental pada lanjut usia yang
pada umumnya berhubungan dengan kehilangan. Faktor psikososial
tersebut adalah hilangnya peranan sosial, hilangnya otonomi, kematian
teman atau sanak saudara, penurunan kesehatan, peningkatan isolasi diri,
keterbatasan finansial, dan penurunan fungsi kognitif3 Sedangkan menurut
Kane, faktor psikososial meliputi penurunan percaya diri, kemampuan
untuk mengadakan hubungan intim, penurunan jaringan sosial, kesepian,
perpisahan, kemiskinan dan penyakit fisik. Faktor psikososial yang
mempengaruhi depresi meliputi peristiwa kehidupan dan stressor
lingkungan, kepribadian, psikodinamika, kegagalan yang berulang, teori
kognitif dan dukungan sosial.
Peristiwa kehidupan dan stresor lingkungan. Peristiwa kehidupan
yang menyebabkan stres, lebih sering mendahului episode pertama
gangguan mood dari episode selanjutnya. Para klinisi mempercayai bahwa
peristiwa kehidupan memegang peranan utama dalam depresi, klinisi lain
menyatakan bahwa peristiwa kehidupan hanya memiliki peranan terbatas
dalam onset depresi. Stressor lingkungan yang paling berhubungan dengan
onset suatu episode depresi adalah kehilangan pasangan. Stressor
psikososial yang bersifat akut, seperti kehilangan orang yang dicintai, atau
stressor kronis misalnya kekurangan finansial yang berlangsung lama,
kesulitan hubungan interpersonal, ancaman keamanan dapat menimbulkan
depresi.
a. Faktor kepribadian.
Beberapa ciri kepribadian tertentu yang terdapat pada individu,
seperti kepribadian dependen, anankastik, histrionik, diduga mempunyai
resiko tinggi untuk terjadinya depresi. Sedangkan kepribadian antisosial
dan paranoid (kepribadian yang memakai proyeksi sebagai mekanisme
defensif) mempunyai resiko yang rendah.
10
b. Faktor psikodinamika dan psikoanalitik
Berdasarkan teori psikodinamika Freud, dinyatakan bahwa
kehilangan objek yang dicintai dapat menimbulkan depresi. Dalam
upaya untuk mengerti depresi, Sigmud Freud mendalilkan suatu
hubungan antara kehilangan objek dan melankolia. Ia menyatakan
bahwa kekerasan yang dilakukan pasien depresi diarahkan secara
internal karena identifikasi dengan objek yang hilang. Freud percaya
bahwa introjeksi mungkin merupakan cara satu-satunya bagi ego untuk
melepaskan suatu objek, ia membedakan melankolia atau depresi dari
duka cita atas dasar bahwa pasien terdepresi merasakan penurunan
harga diri yang melanda dalam hubungan dengan perasaan bersalah dan
mencela diri sendiri, sedangkan orang yang berkabung tidak demikian.
3. Formulasi Lain Depresi
a. Ketidakberdayaan yang dipelajari (Learned helplessness).
Dalam percobaan binatang yang dipapari kejutan listrik yang tidak
bisa dihindari, secara berulang-ulang, binatang akhirnya menyerah tidak
melakukan usaha lagi untuk menghindari. Disini terjadi proses belajar
bahwa mereka tidak berdaya. Pada manusia yang menderita depresi
juga ditemukan ketidakberdayaan yang mirip.
b. Faktor kognitif.
Adanya interpretasi yang keliru terhadap sesuatu, menyebabkan
distorsi pikiran menjadi negatif tentang pengalaman hidup, penilaian
diri yang negatif, pesimisme dan keputusasaan. Pandangan yang negatif
tersebut menyebabkan perasaan depresi.
4. Faktor genetic
Faktor genetik dianggap mempengaruhi transmisi gangguan afektif
melalui riwayat keluarga atau keturunan. Hal ini disepakati bahwa faktor
keturunan dan lingkungan memegang peranan penting dalam beberapa
gangguan mood. Gangguan tipe Bipolar dan Mayor depresif terjadi pada
keluarga, tetapi fakta menunjukkan bahwa yang diturunkan adalah tipe
bipolar, dengan kecenderungan sebagai berikut:
11
a. Salah satu orang tua menderita gangguan mood tipe bipolar;
kecenderungan terjadi 25% pada anak
b. Dua orang tua menderita gangguan mood tipe bipolar; kecenderungan
terjadi 50-75% pada anaknya
c. Satu monozygote kembar mengalami bipolar; 40-70% kecenderungan
terjadi pada kembarannya
d. Satu dizygote kembar mengalami bipolar; kecenderungan 20% terjadi
pada saudara kembarnya
e. Satu orang tua mengalami kelainan tipe depresif; 10-13%
kecenderungan terjadi pada anaknya.
D. Penanganan atau Penatalaksanaan Depresi
Kini pengobatan depresi tidak harus sampai dirawat di rumah sakit.
Penderita harus dirawat di rumah sakit apabila:
1. Memiliki kecenderungan untuk bunuh diri atau merencanakan tindakan
bunuh diri.
2. Penurunan ekstrim nafsu makan sehingga penderita terlalu lemah karena
berat badan turun drastis.
3. Memiliki resiko terjadinya keadaan gawat, misalnya penyakit jantung atau
stroke perdarahan karena penderita sangat gelisah.
Dewasa ini telah tersedia beberapa jenis obat yang dapat digunakan
untuk terapi depresi. Obat biasanya harus diminum secara teratur, minimal
selama beberapa minggu, sampai obat mulai bekerja dan dipertahankan
pada dosis dengan efek yang optimal.
Beberapa obat yang dapat digunakan untuk terapi depresi, diantaranya:
a. Antidepresan trisiklik dan tetrasiklik
Trisiklik mudah diabsorbsi peroral dan bersifat lipofilik
sehingga mudahmasuk SSP. Pada dosis tinggi dapat memperlambat
aktivitas gastrointestinal dan memperpanjang waktu pengosongan
lambung sehingga penyerapan obat menjadi lebih lama. Konsentrasi
puncak dalam serum dicapai setelah beberapa jam. Obat ini di
metabolisme di hati dan dikeluarkan sebagai metabolit non aktif melalui
12
ginjal. Mekanisme kerja dari trisiklik adalah menghambat ambilan
neurotransmitter monoamine (norepinefrin atau serotonin) ke terminal
saraf parasimpatik yang menyebabkan peningkatan konsentrasi
neurotransmitter monoamine pada celah sinaptik sehingga berefek
antidepresan, dan menghambat reseptor serotonin, α-adrenergik,
histamin, dan muskarinik.
1) Contoh obat golongan trisiklik adalah:
a) Amitriptiline (generik, Elvail)
Dosis :75 – 150 mg/hari
Oral: 10; 25; 50; 75; 100; 150 mg tablet
Parenteral: 10 mg/mL injeksi
b) Imipramine (generik, Tofranil)
Dosis : 75 – 1500 mg/hari
Oral : 25;50 tablet
Parenteral : 25mg/2mL IM injeksi
c) Clomipramine (generik, Anafranil)
Dosis : 75 – 150 mg/hari
Oral : 25; 50; 75 mg kaspul
d) Tianeptine (Stablon)
Dosis : 25 – 50 mg/hari; oral : 12,5 tablet
2) Contoh obat antidepresi tetrasiklik adalah
a) Maprotiline (generik, Ludiomil)
Dosis : 75 – 150 mg/ hari
Oral : 25; 50; 75 mg tablet
b) Amoxapine (generik, Asendin)
Dosis : 200 – 300 mg/hari
Oral : 25; 50; 100; 150 mg tablet
Efek samping obat ini adalah mengantuk dan penambahan berat
badan. Obat ini juga menyebabkan peningkatan denyut jantung,
penurunan tekanan darah ketika penderita berdiri, pandangan kabur,
mulut kering, linglung, kesulitan untuk memulai berkemih, dan orgasme
yang tertunda.
13
b. Selective Serotonin Reuptake Inhibitors (SSRIs)
SSRI bekerja dengan cara menghambatan bersifat selektif
terhadap neurotransmitter serotonin (5HT2). Dibanding TCA, SSRI
memiliki efek antikolinergik dan kardiotoksik lebih rendah.6
Contoh golongan obat ini adalah:
1) Sertraline HCl Zoloft)
Dosis : 50 – 100 mg/hari
Oral : 25; 50 tablet
2) Paroxetine HCl (Seroxat)
Dosis : 20 – 40 mg/hari
Oral : 20 mg tablet
3) Fluoxetine (Prozac)
Dosis :20 -40 mg/hari
Oral : 20 mg kapsul
4) Duloxetine (Cymbalta)
Dosis :30 – 60 mg/hari
Efek sampingnya lebih sedikit dan biasanya lebih aman
digunakan pada penderita depresi yang disertai kelainan jiwa. Efek
samping yang terjadi berupa mual, diare dan sakit kepala ringan dan
akan segera menghilang jika pemakaian obat dilanjutkan. SSRIs efektif
digunakan pada depresi yang disertai oleh kelainan jiwa seperti penyakit
obsesif-kompulsif, penyakit panik, fobia sosial, bulimia.
Efek samping utama dari SSRIs adalah sering menyebabkan
penurunan gairah seks/libido.
c. Monoamine Oxidase Inhibitors (MAOIs)
Obat ini mudah diabsorbsi dalam bentuk oral. Regenerasi enzim
yang dinonaktifkan secara irreversible biasanya terjadi beberapa minggu
setelah penghentian pengobatan. Obat ini dimetabolisme dan diekskresi
dengan cepat melalui ginjal. MAOI bekerja di presinaps dengan
menghambat enzim yang memecah serotonin sehingga jumlah serotonin
yang dilepaskan di celah sinaps bertambah dan dengan demikian yang
diteruskan ke pasca sinaps juga bertambah.
14
Contoh obat MAOI adalah Moclobomide (Aurorix) dengan dosis
300 – 600 mg/hari. Efek samping yang mungkin terjadi pada kelompok
MAOI yang klasik adalah hipotensi dan hipertensi, gangguan hepar,
gangguan otonom, gangguan sistem saraf, dan gangguan hematologi.
MAOI dan SSRI jangan diberikan bersamaan karena dapat
terjadi bahaya sindrom serotonin yang dapat mematikan. Diperlukan
waktu enam minggu sebelum menggunakan obat lain.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Depresi adalah suatu kondisi yang lebih dari suatu keadaan sedih, bila
kondisi depresi seseorang sampai menyebabkan terganggunya aktivitas sosial
sehari-harinya maka hal itu disebut sebagai gangguan depresi. Beberapa gejala
gangguan depresi adalah merasakan hilangnya energi dan minat, perasaan
bersalah, kesulitan konsentrasi, hilangnya nafsu makan, pikiran tentang
kematian dan bunuh diri. Gangguan depresi dapat disebabkan oleh faktor
biologik, genetik, dan psikososial. Penatalaksaan dengan terapi psikososial,
farmakoterapi dan terapi kejang listrik. Pemilihan agen-agen farmakoterapi
untuk gangguan mood adalah tergantung pada toleransi pasien terhadap efek
samping dan penyesuaian efek samping terhadap kondisi pasien. Dukungan
dari orang-orang terdekat sangat membantu dalam penyembuhan.
B. Saran
Demikian yang dapat penulis paparkan mengenai materi yang menjadi
pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap kepada para pembaca yang budiman untuk
memberikan kritik dan saran yang membangun, demi sempurnanya makalah ini
dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga
makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang
budiman pada umumnya.
16