BAB I

16
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di Indonesia besarnya fee audit masih menjadi perbincangan yang cukup panjang, mengingat banyak faktor yang mempengaruhinya. Faktorfaktor yang mempengaruhi besar kecilnya fee audit yaitu besar kecilnya klien, lokasi kantor akuntan publik dan ukuran kantor akuntan publik. Selain faktor tersebut, dalam menetapkan imbalan jasa atau fee audit, Akuntan Publik harus mempertimbangkan halhal sebagai berikut : Kebutuhan klien, tugas dan tanggung jawab menurut hukum (statutory duties), independensi, tingkat keahlian (levels of expertise) dan tanggung jawab, banyaknya waktu yang diperlukan dan secara efektif digunakan oleh Akuntan Publik. Selain itu, dalam menetapkan imbalan jasa atau fee audit, Akuntan Publik juga harus memperhatikan tahapan-tahapan pekerjaan audit dan tahap pelaporan. Besarnya fee audit yang ditetapkan oleh kantor akuntan publik merupakan salah satu obyek yang menarik untuk diteliti. Selama dua dekade terakhir penelitian mengenai pasar jasa audit telah tumbuh secara signifikan (Ahmed dan Goyal, 2005). Namun, penelitian mengenai fee audit di negara-negara berkembang masih jarang dilakukan (Joshi dan Al-Bastaki, 2000). Di Indonesia sendiri penelitian mengenai fee audit sampai saat ini sedikit sekali. Beberapa penelitian mengenai fee audit di Indonesia mungkin

Transcript of BAB I

Page 1: BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Di Indonesia besarnya fee audit masih menjadi perbincangan yang cukup panjang,

mengingat banyak faktor yang mempengaruhinya. Faktorfaktor yang mempengaruhi

besar kecilnya fee audit yaitu besar kecilnya klien, lokasi kantor akuntan publik dan

ukuran kantor akuntan publik. Selain faktor tersebut, dalam menetapkan imbalan jasa

atau fee audit, Akuntan Publik harus mempertimbangkan halhal sebagai berikut :

Kebutuhan klien, tugas dan tanggung jawab menurut hukum (statutory duties),

independensi, tingkat keahlian (levels of expertise) dan tanggung jawab, banyaknya

waktu yang diperlukan dan secara efektif digunakan oleh Akuntan Publik. Selain itu,

dalam menetapkan imbalan jasa atau fee audit, Akuntan Publik juga harus

memperhatikan tahapan-tahapan pekerjaan audit dan tahap pelaporan. Besarnya fee audit

yang ditetapkan oleh kantor akuntan publik merupakan salah satu obyek yang menarik

untuk diteliti. Selama dua dekade terakhir penelitian mengenai pasar jasa audit telah

tumbuh secara signifikan (Ahmed dan Goyal, 2005). Namun, penelitian mengenai fee

audit di negara-negara berkembang masih jarang dilakukan (Joshi dan Al-Bastaki, 2000).

Di Indonesia sendiri penelitian mengenai fee audit sampai saat ini sedikit sekali.

Beberapa penelitian mengenai fee audit di Indonesia mungkin dilakukan tetapi tidak

terpublikasikan di jurnal ilmiah. Sejauh yang peneliti ketahui, sampai saat ini sedikit

sekali penelitian mengenai fee audit di Indonesia yang terpublikasikan baik di jurnal

ilmiah maupun media publikasi lainnya. Hal ini bisa jadi karena fee audit yang ditetapkan

oleh kantor akuntan publik di Indonesia masih belum terpublikasi seperti di Eropa,

Amerika, Australia dan negara-negara maju lainnya. Kondisi ini berbeda jika

dibandingkan dengan negara-negara tersebut di atas, dimana fee audit telah terpublikasi

sehingga penelitian mengenai fee audit sering dilakukan dan dipublikasikan dalam jurnal

ilmiah atau media publikasi lainnya (Al-Shammari et al., 2008). Maka dari itu kita akan

membahas mengenai fee audit ini.

Page 2: BAB I

1.2. Tujuan

Tujuan dari penukisan makalah ini yaitu:

- Mengetahui pengertian Fee Audit

- Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Fee Audit

1.3. Manfaat

Manfaat dari penulisan makalah ini yaitu:

- Menambah pengetahuan mengenai Fee Audit

- Menambah bahan-bahan yang berkaitan dengan Fee Audit

Page 3: BAB I

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. pengertian Fee Audit

DeAngelo dalam Rizkiasih (2010) menyatakan bahwa audit fee merupakan

pendapatan yang besarnya bervariasi karena tergantung dari beberapa faktor dalam

penugasan audit seperti, ukuran perusahaan klien, kompleksitas jasa audit yang dihadapi

auitor, risiko audit yang dihadapi auditor dari klien, serta nama KAP yang melakukan

jasa audit. Lebih lanjut menurut Sankaraguruswamy et al. dalam Rizkiasih (2010) audit

fee merupakan pendapatan yang besarnya bervariasi tergantung beberpa faktor dalam

penugasan audit seperti : keuangan klien (financial of client), ukuran perusahaan (client

size), ukuran auditor dan KAP, keahlian yang dimiliki auditor tentang industry (industry

expertise), serta efisiensi yang dimiliki auditor (technological efficiency of auditors).

Simunic (2006) menyataan bahwa audit fee ditentukann oleh besar kecilnya perusahaan

yang diaudit, risiko audit (atas asar current ratio, quick ratio, D/E, litigation risk), dan

kompleksitas audit (subsidiaries, foreign listed). Al- Harshani dari Kuwait dalam

Widiasari (2009) juga melakukan penelitian yang sama ditambah variable ratio

profitabilitas dan menunjukkan hasil yang signifikan. Pada tanggal 2 Juli 2008 Institut

Akuntan Publik Indonesia (IAPI) menerbitkan Surat Keputusan No. KEP.

024/IAPI/VII/2008 tentang Kebijakan Penentuan Audit fee. Surat Keputusan ini

diterbitkan dengan tujuan sebagai panduan bagi profesi Akuntan Publik maupun Kantor

Akuntan Publik dalam menetapan audit fee. Dalam bagian Lampiran 1 Surat Keputusan

No. KEP.024/IAPI/VII/2008 tentang Kebijakan Penentuan Audit fee dijelaskan bahwa

panduan ini dikeluarkan sebagai panduan bagi seluruh Anggota Institut Akuntan Publik

Indonesia yang menjalankan praktek sebagai akuntan publik dalam menetapkan besaran

imbalan yang wajar atas jasa aprofessional yang diberikannya. Lebih lanjut dijelaskan

bahwa dalam menetapkan imbalan jasa yang wajar sesuai dengan martabat profesi

akuntan publik dan dalam jumlah yang pantas untuk dapat meberikan jasa sesuai dengan

tuntutan standar professional akuntan publik yang berlaku. Imbalan jas yang terlalu

rendah atau secara signifikan jauh lebih renah dari yang dikenakan auditor atau akuntan

lain, akan menimbulkan keraguan mengenai kemampuan dan kompetensi Anggota dalam

Page 4: BAB I

menerapkan standar teknis dan standar professional yang berlaku. Undang-undang juga

termasuk faktor yang berkontribusi terhadap besar audit fee seperti dalam penelitian

Ibrahim (2009) yang menunjukkan pergeseran signifikan dalam audit fee selama awal

ditetapkannya Sarbannes-Oxley (SOX). Sedangkan masalah KAP Big-4 dan non Big-4

lebih dalam diteliti olen Van Caneghem (2009) yang menemukan bahwa KAP Big-4

memiliki struktur audit fee lebih tinggi karena lebih banyak memperhatikan variable-

variabel dalam menentukan biaya audit mereka.

2.2. Faktor yang mempengaruhi Fee Audit

Sedangkan menurut Supriyanta (2007), factor-faktor yang mempengaruhi besar

kecilnya audit fee adalah :

1. Besar kecilnya auditee.

Jelas masalah ini menjadi krusial jika ketika kita banyak melihat yayasan ataupun

organisasi nirlaba yang emerlukan jasa audit namun kondisi keuangannya minim.

2. Lokasi Kantor Akuntan Publik (KAP)

Biaya overhead Kantor Akuntan Publik di daerah secar umum lebih kecil dibandingkan

dengan biaya overhead di ibukota

3. Ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP)

Ketika dikaitkan dengan besar kecilnya kantor, kantor yang berdomisili di kota besar

akan memiliki standar gaji yang jauh berbeda jika dibandingkan dengan KAP yang

terletak di kota pinggiran.

Faktor-faktor diatas sangat berpengaruh terhadap penentuan audit fee yang

akan dibebankan KAP kepada kliennya. Faktor lain seperti berapa target profit yang akan

didapatkan owner jelas sangat besra pengaruhnya juga. Sampai saat ini masih sulit

mencari kesepakatan berapa nilai audit fee yang mesti diberlakukan. Jika ketetapan

mengenai audit fee minimal diberlakukan, maka organsasi yang emiliki sumber daya

keuangan terbatas sulit untuk mendapatkan jasa audit. Begitu

pula KAP yang akan menyumbangkan jasa yang diiliki untuk kemajuan organisasi

nirlaba akan terhambat dengan ketentuan besar audit fee tersebut.

Page 5: BAB I

2.3. Independensi terhadap Fee Audit

Independensi merupakan salah satu komponen etika yang harus dijaga oleh

akuntan publik. Independensi berarti bahwa auditor harus jujur, tidak mudah dipengaruhi

dan tidak memihak kepentingan siapapun, karena ia melakukan pekerjaannya untuk

kepentingan umum. Auditor berkewajiban untuk jujur tidak hanya pada manajemen dan

pemilik perusahaan, namun juga kepada kreditur dan pihak lain yang meletakkan

kepercayaan pada pekerjaan auditor tersebut. Sikap mental independen tersebut meliputi

independen dalam fakta (in fact) maupun independen dalam penampilan (in appearance).

Independen dalam fakta adalah independen dalam diri auditor, yaitu kemampuan auditor

untuk bersikap bebas, jujur, dan objektif dalam melakukan penugasan audit. Hal ini

berarti bahwa auditor harus memiliki kejujuran yang tidak memihak dalam menyatakan

pendapatnya dan dalam mempertimbangkan fakta-fakta yang dipakai sebagai dasar

pemberian independen dalam fakta atauindependen dalam kenyataan harus memelihara

kebebasan sikap dan senantiasa jujur menggunakan ilmunya (Munawir:1995:35

Sedangkan independen dalam penampilanadalah independen yang dipandang dari pihak-

pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan yang di audit yang mengetahui

hubungan antara auditor dengan kliennya. Auditor akan dianggap tidak independen

apabila auditor tersebut mempunyai hubungan tertentu (misalnya hubungan keluarga,

hubungan keuangan) dengan kliennya yang dapat menimbulkan kecurigaan bahwa

auditor tersebut akan memihak kliennya atau tidak independen. Oleh karena itu, auditor

tidak hanya harus bersikap bebas menurut faktanya, tapi juga harus menghindari

keadaan-keadaan yang membuat orang lain meragukan kebebasannya

(Munawir:1995:35). Lebih lanjut Munawir (1995:32) menyatakan bahwa berdasarkan

ketentuan bursa efek, auditor akan dianggap tidak independen jika:

1. Kantor akuntan yang bersangkutan atau salah satu pegawainya menjadi

pimpinan/direktur perusahaan klien.

2. Kantor akuntan yang bersangkutan atau salah satu pegawainya melakukan pekerjaan

akuntansi klien, termasuk pembuatan jurnal, pencatatan dalam buku besar, jurnal

penutup dan penyusunan laporan keuangan.

Page 6: BAB I

3. Kantor akuntan dengan klien saling melakukan peminjaman pribadi (kepentingan

keuangan) dalam jumlah materiil ditinjau dari jumlah kekayaan auditor yang

bersangkutan.

Sedangkan menurut Mulyadi (1998:50) hal-hal yang dapat mempengaruhi

integritas, objektivitas dan independensi,antara lain:

1) Hubungan keuangan dengan klien

a. Hubungan keuangan dengan klien dapat mempengaruhi objektivitas dan dapat

mengakibatkan pihak ketiga berKesimpulan bahwa objektivitas auditor tidak

dapat dipertahankan. Contoh hubungan keuangan antara lain:

i) Kepentingan keuangan langsung atau tidak langsung dengan klien.

ii) Pinjaman dari/kepada klien, karyawan, direktur, atau pemegang saham utama

dalam perusahaan klien.

. Dengan adanya kepentingan keuangan, seorang auditor jelas berkepentingan dengan

laporan audit yang diterbitkan. Hubungan keuangan mencakup kepentingan keuangan

oleh suami, isteri, keluarga sedarah semenda, sampai garis kedua auditor yang

bersangkutan. . Jika saham yang dimiliki merupakan bagian yang material dari:

i) Modal saham perusahaan klien, atau

ii) Aktiva yang dimiliki pimpinan atau rekan pimpinan atau kantor akuntan publik

suami atau isteri, keluarga saudara semendanya sampai dengan garis kedua.

Kondisi ini bertentangan dengan integritas, objektivitas dan independensi

auditor tersebut. Konsekuensinya auditor harus menolak atau melanjutkan

penugasan audit yang bersangkutan, kecuali jika hubungan tersebut

diputuskan.

Pemilikan saham diperusahaan klien secara langsung atau tidak langsung

mungkin diperoleh melalui warisan, perkawinan dengan pemegang saham atau

pengambilalihan. Dalam hal seperti itu pemilikan saham harus atau secepat mungkin

auditor yang bersangkutan harus menolak penugasan audit atas laporan keuangan

perusahaan tersebut.

2) Kedudukan dalam perusahaan. Jika seorang auditor dalam atau segera setelah periode

penugasan, menjadi: (1) anggota dewan komisaris, direksi atau karyawan dalam

manajemen perusahaan klien, atau (2) rekan usaha atau karyawan salah satu dewan

Page 7: BAB I

komisaris, direksi atau karyawan perusahaan klien, maka ia dianggap memiliki

kepentingan yang bertentangan dengan objektivitas dalam penugasan. Dalam keadaan

demikian ia harus mengundurkan diri atau menolak semua penugasan audit atas laporan

keuangan perusahaan yang bersangkutan.

3) Keterlibatan dalam usaha yang tidak sesuai.

Seorang auditor tidak boleh terlibat dalam usaha atau pekerjaan lain yang dapat

menimbulkan pertentangan kepentingan atau mempengaruhi independensi dalam

pelaksanaan jasa profesional. Seorang auditor tidak dapat melakukan kerjasama bisnis

dengan perusahaan klien atau dengan salah satu eksekutif atau pemegang saham utama.

Seorang auditor tidak dapat melakukan kerjasama bisnis dengan perusahaan klien atau

dengan salah satu eksekutif atau pemegang saham utama.

4) Pelaksanaan jasa lain untuk klien audit. Jika seorang auditor disamping melakukan

audit, juga melaksanakan jasa lain untuk klien yang sama, maka ia harus menghindari

jasa yang menuntut dirinya melaksanakan fungsi manajemen atau melakukan keputusan

manajemen. Contoh berikut ini menyebabkan auditor tidak independen:

a) Auditor memperoleh kontrak untuk mengawasi kantor klien, menandatangani bukti kas

keluar (voucher) untuk pembayaran dan menyusun laporan operasional berkala,

sedangkan pada saat yang bersamaan dia juga melaksanakan penugasan audit atas

laporan keuangan klien tersebut. go publik, suatu kantor akuntan publik tidak dapat

menjadi b) Jika perusahaan klien akan financial consultant) sekaligus auditor bagi klien

tersebut, walaupun konsultan keuangan (partner yang ditugasi untuk melakukan audit

berbeda dengan partner yang melaksanakan penugasan konsultasi.

5) Hubungan keluarga atau pribadi. Hubungan keluarga yang pasti akan mengancam

independensi adalah seperti akuntan publik yang bersangkutan, atau staf yang terlibat

dalam penugasan itu merupakan suami atau isteri, keluarga sedarah semenda klien

sampai dengan garis kedua atau memiliki hubungan pribadi dengan klien. Termasuk

dalam pengertian klien disini antara lain pemilik perusahaan, pemegang saham utama,

direksi dan eksekutif lainnya.

6) Fee atau jasa lainnya. Anggota KAP tidak diperkenankan mendapatkan klien dengan

cara menawarkan fee yang dapat merusak citra profesi. Akuntan publik tidak boleh

mendapatkan klien yang telah diaudit oleh kantor akuntan publik lain dengan cara

Page 8: BAB I

manawarkan atau menjanjikan fee yang jauh lebih rendah dari fee yang diterima oleh

kantor akuntan publik sebelumnya.

7) Penerimaan barang atau jasa dari klien. Akuntan publik, suami atau isterinya dan

keluarga semendanya sampai dengan keturunan keduanya tidak boleh menerima barang

atau jasa dari klien yang dapat mengancam independensinya, yang diterima dengan syarat

tidak wajar, yang tidak lazim dalam kehidupan sosial.

8) Pemberian barang atau jasa kepada klien. Akuntan publik, suami atau isterinya dan

keluarga sedarah semendanya sampai dengan garis keturunan kedua tidak boleh

memberikan barang atau jasa kepada klien, dengan syarat pemberian yang tidak wajar,

yang tidak lazim dalam kehidupan sosial. audit, juga

melaksanakan jasa lain untuk klien yang sama, maka ia harus menghindari jasa yang

menuntut dirinya melaksanakan fungsi manajemen atau melakukan keputusan

manajemen. Contoh berikut ini menyebabkan auditor tidak independen:

a) Auditor memperoleh kontrak untuk mengawasi kantor klien,

menandatangani bukti kas keluar (voucher) untuk pembayaran dan

menyusun laporan operasional berkala, sedangkan pada saat yang

bersamaan dia juga melaksanakan penugasan audit atas laporan keuangan

klien tersebut. go publik, suatu kantor akuntan publik tidak dapat menjadi

b) Jika perusahaan klien akan financial consultant) sekaligus auditor bagi klien

tersebut, walaupun konsultan keuangan (partner yang ditugasi untuk

melakukan audit berbeda dengan partner yang melaksanakan penugasan

konsultasi.

2.4. Penelitian Terdahulu

“PENGARUH KOMPETISI ATAS AUDIT FEE, WAKTU, PENGALAMAN DAN RELASI HUBUNGAN TERHADAP PENDETEKSIAN KECURANGAN (FRAUD) LAPORAN KEUANGAN” Oleh : RENO RIKA NESIA, FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS 2011Penelitian ini mengukur “Pengaruh Kompetisi Atas Audit Fee, Waktu, Pengalaman dan

Relasi Hubungan Terhadap Pendeteksian Kecurangan (Fraud) Laporan Keuangan”.

Berdasarkan penelitian di atas disimpulkan bahwa audit fee, waktu, pengalaman dan

relasi hubungan berpengaruh terhadap pendeteksian kecurangan (fraud) laporan

Page 9: BAB I

keuangan secara parsial dan simultan. Hubungan antara audit fee (x1), waktu (x2),

pengalaman (x3), relasi hubungan (x4) dengan pendeteksian kecurangan (fraud) laporan

keuangan (Y) adalah kuat sebesar (r = 0,698) dan kekuatan hubungan ini menandakan

bahwa 41.9% dari variasi variable dependen pendeteksian kecurangan (fraud) laporan

keuangan (Y) yang dapat dijelaskan oleh variabel independen audit fee (x1), waktu (x2),

pengalaman (x3), relasi hubungan (x4) sedangkan sisanya sebesar 0.581 atau 58.1%

dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Pada

penelitian ini didapatkan hasil koefisien regresi positif (+) untuk variabel audit fee (x1),

waktu (x2), dan relasi hubungan (x4) artinya setiap penambahan koefisien regresi audit

fee (x1), waktu (x2), dan relasi hubungan (x4) sebesar 1 satuan maka pendeteksian

kecurangan (fraud) laporan keuangan (Y) akan meningkat dan inilah yang dikatakan

menandakan hubungan yang searah, namun didapatkan koefisien regresi negatif (-) untuk

variabel pengalaman (x3) artinya setiap penambahan koefisien regresi pengalaman (x3),

sebesar 1 satuan maka pendeteksian kecurangan (fraud) laporan keuangan (Y) akan

menurun. Pada penelitian ini juga ditemukan ternyata variabel audit fee (x1) yang

merupakan variabel yang paling dominan/besar pengaruhnya terhadap pendeteksian

kecurangan (fraud) laporan keuangan (Y), kemudian dipengaruhi oleh relasi hubungan

(x4), selanjutnya dipengaruhi waktu (x2) dan yang paling terakhir adalah pengalaman

(x3). Untuk menentukan mana yang paling dominan dapat dilihat dari nilai koefisien

regresi yang dimiliki masing-masing variabel.

Page 10: BAB I

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

pemeriksaan suatu laporan keuangan perusahaan. Banyak faktor yang

mempengaruhi biaya audit yang akan dikeluarkan olehperusahaan untuk melakukan

pemeriksaan laporan keuangan diantara faktor yang mempengaruhinya adalah: rasio

konsentrasi, ukuran KAP, ukuran perusahaan auditee dan jumlah anak perusahaan yang

dimilki oleh induk perusahaan Simpulan dari penelitian ini menunjukan bahwa rasio

konsentrasi, ukuran perusahaan auditee mempunyai hubungan yang signifikan sedangkan

ukuran KAP dan jumlah anak perusahaan tidak mempunyai hubungan yang signifikan

terhadap audit fee. Untuk ukuran KAP yang tidak signifikan diakibatkan penelitian ini

terlalu banyak menggunakan KAP big 4 daripada non big 4, sedangkan untuk anak

perusahaan dalam penelitian ini menunjukan bahwa dengan adanya perusahaan A yang

telah go publik dan anak perusahaan sedikit namun di audit oleh big 4 menunjukan biaya

audit yang lebih tinggi tetapi ada perusahaan B yang tidak go publik dan diaudit oleh non

big 4 dengan jumlah anak perusahaan lebih banyak dari perusahaan A biaya audit yang

dikeluarkan lebih rendah. Hal ini jelas menunjukan bahwa anak perusahaan tidak

mempengaruhi jumlah biaya audit.

Page 11: BAB I

DAFTAR PUSTAKA

http://deskripsi.com/akuntansi/audit-fee

http://akuntansimania.blogspot.com/

http://eprints.undip.ac.id/23083/1/Skripsi_Full.pdf

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/