BAB I

189
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hakikat belajar sains tentu saja tidak cukup sekedar mengingat dan memahami konsep yang ditemukan oleh ilmuwan. Akan tetapi, yang sangat penting adalah pembiasaan perilaku ilmuwan dalam menemukan konsep yang dilakukan melalui percobaan dan penelitian ilmiah. Proses penemuan konsep yang melibatkan keterampilan- keterampilan yang mendasar melalui percobaan ilmiah dapat dilaksanakan dan ditingkatkan melalui kegiatan laboratorium. Peserta didik cenderung menganggap belajar fisika hanya sebatas menghafal rumus-rumus secara fisiknya saja, menyelesaikan perhitungan-perhitungan berdasarkan soal-soal yang tidak ada implementasinya dalam kehidupan sehari-hari dan menghafal teori serta hukum- hukum dengan lancar dan benar namun tidak mengetahui makna atau hubungan antara variabel satu dengan yang

Transcript of BAB I

Page 1: BAB I

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hakikat belajar sains tentu saja tidak cukup sekedar mengingat dan

memahami konsep yang ditemukan oleh ilmuwan. Akan tetapi, yang sangat

penting adalah pembiasaan perilaku ilmuwan dalam menemukan konsep yang

dilakukan melalui percobaan dan penelitian ilmiah. Proses penemuan konsep yang

melibatkan keterampilan-keterampilan yang mendasar melalui percobaan ilmiah

dapat dilaksanakan dan ditingkatkan melalui kegiatan laboratorium.

Peserta didik cenderung menganggap belajar fisika hanya sebatas

menghafal rumus-rumus secara fisiknya saja, menyelesaikan perhitungan-

perhitungan berdasarkan soal-soal yang tidak ada implementasinya dalam

kehidupan sehari-hari dan menghafal teori serta hukum-hukum dengan lancar dan

benar namun tidak mengetahui makna atau hubungan antara variabel satu dengan

yang lain. Berdasarkan permasalahan yang terungkap tersebut maka untuk

memperoleh pemahaman konsep pada peserta didik yang tidak hanya beroreantasi

pada aspek kognitif saja tetapi juga beroreantasi pada aspek afektif dan

psikomotor.

Agar siswa dapat terlibat secara aktif dan memberikan kesempatan kepada

siwa agar dapat melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu

objek, menganalisis, membuktikan dan menarik suatu kesimpulan sendiri tentang

sesuatu adalah salah satu metode yang dapat dipergunakan yaitu metode

Page 2: BAB I

demonstrasi dengan menggunakan KIT IPA sehingga peserta didik mampu

menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta menumbuh dan

mengembangkan sikap positif dan keterampilan siswa. Dalam proses ini siswa

berperan aktif dalam proses belajar mengajar dan peran guru bukan lagi sebagai

pusat informasi tetapi hanya memberikan bimbingan/arahan bagi siswa yang

membutuhkan.

Berdasarkan hasil observasi di SMU Negeri 1 Segeri, siswa kurang

berminat dalam mengikuti pelajaran fisika, kurang memperhatikan guru dalam

mengajar karena penggunaan metode yang monoton dari waktu ke waktu dan

kurang optimalnya penggunaan KIT IPA. Guru hanya menjelaskan konsep fisika

sedangkan siswa hanya menghafal konsep, sehingga siswa kurang mampu

mengaplikasikan konsep tersebut dalam kehidupan nyata ini dikarenakan kurang.

Oleh karena itu penetapan nilai KKM SMA Negeri 1 Segeri sebesar 67 sukar

dicapai siswa.

Fakta yang lebih nyata dan dapat dipercaya terlihat dari nilai rata-rata

kelas X dari XA hingga XF untuk mata pelajaran fisika tahun ajaran 2010/2011

untuk semester ganjil.

Tabel 1.1 Rata-rata Hasil Belajar Fisika Semester Ganjil kelas X SMA Negeri 1 Segeri Kabupaten Pangkep Tahun Ajaran 2010/2011

Kelas XA XB XC XD XE XF

Rata-rata Hasil Belajar 71,78 64,50 67,71 59,27 64,09 66,94 ( Sumber : SMA Negeri 1 Segeri)

Page 3: BAB I

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa ketuntasan hasil belajar

fisika siswa kelas X SMU Negeri 1 Segeri masih tergolong rendah. Dari

observasi awal yang dilakukan.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis terdorong untuk melakukan

penelitian dengan judul “Penerapan Metode Demonstrasi dengan Menggunakan

KIT IPA dalam Pencapaian Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA 1 Segeri

Kabupaten Pangkep.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka

rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah:

1. Seberapa besar pencapaian hasil belajar fisika siswa SMA Negeri 1 Segeri

setelah dilakukan pembelajaran dengan metode demonstrasi yang

menggunakan KIT IPA?

2. Apakah persentase hasil belajar fisika siswa SMA Negeri 1 Segeri setelah

dilakukan pembelajaran dengan metode demonstarasi yang menggunakan

KIT IPA minimum mencapai nilai KKM yaitu 67?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka tujuan

penelitian ini:

Page 4: BAB I

1. Untuk mengetahui besarnya pencapaian hasil belajar fisika siswa SMA Negeri

1 Segeri setelah dilakukan pembelajaran dengan metode demonstrasi yang

menggunakan KIT IPA.

2. Untuk mengetahui presentase hasil belajar fisika siswa SMA Negeri 1 Segeri

setelah dilakukan pembelajaran dengan metode demonstrasi yang

menggunakan KIT IPA minimum mencapai nilai KKM.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Bagi siswa, memberi pengalaman langsung pada siswa dalam menemukan

konsep-konsep fisika, merangsang siwa agar lebih aktif, kreatif serta

menumbuhkan sikap positif mereka terhadap bidang studi fisika yang

terkesan sulit.

b. Bagi guru, sebagai bahan pertimbangan Fisika dalam memilih alat

pembelajaran agar siswa lebih aktif.

c. Bagi peneliti, dapat memberikan pengalaman langsung dalam mengajar,

sekaligus sebagai bahan pembanding bagi peneliti-peneliti lain dalam

meneliti masalah yang relevan.

d. Bagi sekolah, sebagai bahan pertimbangan dalam memperhatikan

kelengkapan peralatan yang menunjang pembelajaran khususnya

pembelajaran fisika.

Page 5: BAB I

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. TINJAUAN PUSTAKA

1. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (Sains)

Ilmu pengetahuan alam (IPA), dalam bahasa Inggris disebut Natural

Science atau di singkat Science dan dalam bahasa Indonesia lazim digunakan

istilah sains.

Ilmu pengetahuan alam (Sains) berawal pada saat manusia memperhatikan

gejala-gejala alam, mencatatnya dan kemudian mempelajarinya. Pengetahuan

yang diperoleh mula-mula merupakan hasil pengamatan terhadap gejala alam

yang ada, kemudian diperoleh dari hasil pemikiran dan selanjutnya dari

peningkatan kemampuan nalar. Dari hal inilah manusia mampu melakukan

eksperimen untuk membuktikan kebenaran dari suatu pengetahuan.

Untuk aspek fisis, sains memfokuskan diri pada benda tak hidup, mulai

dari benda tak hidup yang dikenal dalam kehidupan sehari-hari seperti air, tanah,

udara, batuan dan logam sampai dengan benda-benda diluar bumi dalam susunan

tata surya dan system galaksi di alam semesta (M.A. Martawijaya dan M. Natsir,

2006 : 18)

Nokes dalam “Science in Education” menyatakan IPA adalah pengetahuan

teoritis yang diperoleh dengan metode khusus yaitu melakukan observasi,

eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori kemudian melakukan eksperimen,

observasi dan demikian seterusnya saling kait mengait antara metode yang satu

Page 6: BAB I

dengan metode yang lain. Sedangkan H.W Fowler menyatakan bahwa IPA adalah

ilmu yang sistematik dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala

kebendaan dan didasarkan terutama atas pengamatan dan diuji berulang-ulang

melalui eksperimen (Anonim, 2011 : 1)

Sains (science) diambil dari kata latin scientian yang arti harfiahnya

adalah pengetahuan. Sund dan Trowbridge merumuskan bahwa sains merupakan

kumpulan pengetahuan dan cara-cara untuk mendapatkan dan mempergunakan

pengetahuan itu. Sains merupakan produk dan proses yang tidak dapat dipisah

kan. (Anonim, 2011 : 1)

Pendidikan sains diarahkan untuk “mencari tahu” dan “berbuat” untuk

memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Dengan

demikian siswa harus mampu mengembangkan sejumlah keterampilan proses

untuk menguji gagasan-gagasan atau memecahkan masalah. (Anonim, 2010 : 1)

Fisika merupakan cabang ilmu pengetahuan alam. Fisika sendiri mulai

diajarkan pada siswa SMP dengan nama mata pelajaran sains, meskipun

dasardasar sudah diberikan sejak SD. Menurut Y. Padmono (2000 : 141), Fisika

pada khususnya dan IPA pada umumnya sebagai hasil dari kegiatan manusia yang

berupa pengetahuan, gagasan, dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar

yang diperoleh dari serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan,

penyusunan, pengujian.(Junaidi, 2010 : 1)

Menurut Y. Padmono (2000 : 142 ), “Secara umum IPA memiliki tiga sifat

dasar atau hakikat yaitu (a) kontent atau produk, (b) proses, (c) sikap “. IPA

Page 7: BAB I

sebagai produk merupakan produk ilmu pengetahuan baik itu sebagai teori,

konsep, hipotesis, atau postulat. Selanjutnya IPA sebagai proses pada hakikatnya

merupakan suatu cara untuk memecahkan masalah dengan prosedur tertentu

mengenai gejala alam. Sedangkan IPA sebagai sikap merupakan cara memandang

terhadap gejala-gejala alam dalam rangka memahami gejala alam tersebut. Sesuai

hakikat atau sifat dasarnya maka tujuan pendidikan/pembelajaran IPA adalah

tidaklah hanya sekedar agar siswa diharapkan terbentuk kemampuannya dalam

memecahkan masalah mengenai alam sekitar sesuai dengan cara/proses yang

dikehendaki dalam IPA. (Junaidi, 2010 : 1)

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sains merupakan

kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, teori dan generalisasi yang

mempelajari tentang alam yang diperoleh melalui metode ilmiah yang sistematis

dengan mengaplikasikan pengetahuan yang satu dengan yang lainnya yag saling

menunjang.

2. Pengertian Belajar

Belajar secara umum dapat diartikan sebagai perubahan, contohnya dari

tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mampu menjadi mampu, dari tidak mau

menjadi mau, dan lain sebagainya. Namun demikian tidak semua perubahan pasti

merupakan peristiwa belajar. Sedangkan yang dimaksud perubahan dalam belajar

adalah perubahan yang relatif, konstan, dan berbekas. Relatif artinya ada kalanya

suatu hasil belajar ditiadakan atau dihapus dan digantii dengan yang baru, dan ada

kemungkinan suatu saat hasil belajar terlupakan. Hal ini tergantung dari

kebutuhan belajar saat itu, karena belajar terjadi dalam interaksi dengan

Page 8: BAB I

lingkungan. Dengan demikian relatif tersebut dalam arti tergantung dari

perubahan lingkungan. Konstan dan berbekas maksudnya bahwa perubahan dalam

belajar harus menjadi milik pribadi, artinya perubahan itu akan bertahan lama,

sehingga bila digunakan akan segera dapat direproduksi. (Sahabuddin, 2007 : 10)

Menurut Skinner (1985) “Learning is a process of progressive behavior

adaption”, bahwa belajar itu merupakan suatu proses adaptasi perilaku yang

bersifat progresif. Menurut Mc. Beach (1956) memberikan definisi “ Learning is

change performance as a result of practice”, ini berarti bahwa belajar membawa

perubahan dalam performen, dan perubahan itu sebagai akibat dari latihan.

Menurut Morgan (1984) “Learning can be defined as any relatively permanent

change in behavior which accurs as a result of practice or experience”, bahwa

perubahan perilaku itu sebagai akibat belajar karena latihan atau karena

pengalaman. (Dek Rizky, 2009 : 1)

Belajar tidak hanya terjadi di dalam kelas, tetapi terjadi dimana saja dan

kapan saja secara kontinu dan dilandasi dengan perubahan tingkah laku ke arah

yang lebih baik.

Belajar adalah suatu proses yang dilaksanakan untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku yang secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman sendiri

yang berinteraksi dengan lingkungan. (Anonim, 2009 : 1)

Nasution (1987), pengertian belajar adalah:

a. Belajar adalah perubahan pengetahuan. Defenisi ini banyak dianut di sekolah-

sekolah dimana guru-guru berusaha memberikan ilmu sebanyak mungkin dan

Page 9: BAB I

murid giat mengumpulkannya. Seringkali belajar disamakan dengan

menghafal.

b. Belajar adalah sebgai perubahan kelakuan berkat pengalaman dan latihan.

(Hasnidar, 2007 : 19)

Biggs mendefinisikan belajar dalam tiga macam rumusan, yaitu rumusan

kuantitatif, institusional, rumusan kualitatif. (Muhammad Aris, 2008 : 32 )

a. Secara kuantitatif, belajar berarti kegiatan pengisian atau pengembangan

kemampuan kognitif dengan fakta sebanyak-banyaknya. Jadi, belajar dalam

hal ini dipandang dari sudut berapa banyak materi yang dikuasai siswa.

b. Secara institusional, belajar dipandang sebagai proses validasi terhadap

penguasaan siswa atas materi-materi yang telah ia pelajari. Bukti institusional

yang menunjukkan siswa telah belajar dapat diketahui dalam hubungannya

dengan proses mengajar. Ukurannya ialah, semakin baik mutu mengajar yang

dilakukan guru maka akan semakin baik pula mutu perolehan siswa yang

kemudian dinyatakan dalam bentuk skor atau nilai.

c. Secara kualitatif, belajar ialah proses memperoleh arti-arti dan pemahaman-

pemahaman serta cara-cara menafsirkan dunia di sekeliling siswa.

Bertolak dari berbagai defenisi yang diutarakan di atas, secara umum

belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan yang bersifat relatif, konstan

dan berbekas.

Page 10: BAB I

3. Metode Demonstari

Menurut Sanjaya (2006), metode demonstrasi (demonstration method)

adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan

kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya

atau hanya sekadar tiruan.

Metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk

memperlihatkan suatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan

bahan pelajaran. Manfaat psikologis pedagogis dari metode demonstrasi, sebagai

berikut:

a. Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan

b. Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang

dipelajari.

c. Pengalaman dan pesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam

diri siswa.

Kelebihan metode demonstrasi sebagai berikut :

1. Melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat dihindari,

sebab siswa disuruh langsung memerhatikan bahan pelajaran yang

dijelaskan.

2. Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tak hanya

mendengar tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi.

3. Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan

untuk membandingkan antara teori dan kenyataan.

Kelemahan metode demonstrasi sebagai berikut :

Page 11: BAB I

1. Anak didik terkadang sukar melihat dengan jelas benda yang akan

dipertunjukkan

2. Tidak semua materi ajar dapat didemonstrasikan

3. Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang

khusus, sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih professional.

Metode demonstrasi akan berhasil jika:

1. Guru sebelumnya telah dapat mengumpulkan alat-alat yang diperlukan.

2. Semua siswa dapat mengikuti demonstrasi.

3. Guru telah menetapkan secara garis besar langkah-langkah demonstrasi

serta perkiraan jumlah waktu yang diperlukan.

(Sahabuddin, 2007 : 71)

Berdasarkan uraian diatas metode demonstrasi adalah metode penyajian

pelajaran dengan cara memperagakan penggunaan suata alat pembelajaran yang

mengurangi aktivitas verbal dalam kegiatan pembelajaran yang bermanfaat untuk

memfokuskan perhatian siswa dan agar proses belajar siswa lebih terarah.

4. KIT IPA dan Penggunaannya dalam Pembelajaran IPA

Pemahaman terhadap konsep-konsep IPA, terlebih dahulu diawali dengan

melihat dan menjalani dengan dasar bahwa segala pikiran berawal dari

pengamatan dan pada akhirnya mengerti. Oleh karena itu, kegiatan belajar

mengajar IPA hendaknya melalui kegiatan praktikum untuk mengerjakan suatu

percobaan diperlukan alat KIT IPA yang mendukung percobaan tersebut.

KIT IPA merupakan suatu sarana untuk dapat membantu kelancaran

proses belajar mengajar yang terdiri atas alat-alat IPA. (Anonim, 2009 : 1)

Page 12: BAB I

KIT berarti kotak dan IPA adalah ilmu pengetahuan alam, jadi KIT IPA

adalah kotak yang berisi seperangkat alat-alat IPA yang dilengkapi dengan buku

pedoman. (Anonim, 2009 : 1)

KIT adalah kotak alat-alat sehingga KIT IPA berarti kotak yang berisi

seperangkat alat-alat IPA. (John Echols dan Hassan Shadaly, 1994 : 32 )

Dari beberapa pendapat tentang KIT IPA maka dapat ditarik kesimpulan

bahawa KIT IPA adalah kotak yang berisi seperangkat alat-alat IPA dan memiliki

buku pedoman.

Kelengkapan KIT IPA di sekolah belum tentu menjamin kualitas

pendidikan tanpa diimbangi pengelolaan yang cermat oleh guru. Bila

penggunaannya tepat guna, maka akan menjadi sarana yang dapat membantu para

siswa dalam penguasaan pengetahuan, peningkatan keterampilan dan sikap

ilmiah.

Ada anggapan bahwa semakin sering KIT IPA digunakan berarti semakin

penting alat itu digunakan atau diadakan, dan penggunaannya terletak di tangan

guru itu sendiri. Untuk itu, diharapkan guru yang mengajar khususnya IPA harus

paham tentang cara penggunaan KIT IPA itu sendiri. Guru tidak hanya cukup

menguasai materi IPA yang diajarkan saja, namun dibutuhkan keterampilan untuk

merakit, mengoperasikan serta merawat alat tersebut dengan baik. Perawatan

secara rutin perlu dilakukan, seperti pembersihan, pengemasan pengadaan

alat/komponen yang rusak sehingga penggunaan berikutnya tidak mengalami

kendala.

Page 13: BAB I

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa guru memiliki

peranan yang penting dalam menunjang keefektifitasan KIT IPA dalam kegiatan

pembelajaran.

Pada era teknologi saat ini sering kali dalam pembelajaran IPA dan fisika

pada khususnya guru banyak menggunakan media elektronik untuk membantu

dalam kegiatan pembelajaran misalnya simulasi suatu percobaan. Hal ini

mengakibatkan siswa tidak melakukan kegiatan percobaan hanya menyaksikan

saja tanpa melibatkan siswa dalam kegiatan tersebut.

Dengan memanfaatkan KIT IPA yang tersedia, para siswa dapat

berhadapan secara langsung dengan alat-alat IPA. Ini berarti memberikan manfaat

kepada siswa karena secara langsung dapat diamati sendiri tentang apa yang

disajikan gurunya, bahkan langsung dapat mencobanya.

Piaget mengemukakan bahwa anak yang tahap berpikirnya masih berada

pada taraf operasional konkrit tidak dapat memahami operasi (logik) dalam

konsep IPA tanpa dibantu benda-benda konkrit. Berdasarkan pendapat ini,

nampak bahwa kehadiran KIT IPA sangat tepat untuk menanamkan konsep-

konsep IPA secara nyata. (Anonim, 2009 : 1)

Dalam strategi belajar mengajar IPA diharapkan terjadi partisipasi aktif

dari siswa. Walaupun belajar itu sendiri sudah bersifat aktif namun kadar

aktivitasnya masih bervariasi, misalnya mendengar, mencatat, dan menghafal. Itu

merupakan aktivitas belajar siswa tetapi masih rendah karena hanya menyangkut

aktivitas intelektual tingkat rendah.

Page 14: BAB I

Gelegal mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang

dalam menjalankan tugasnya, dapat ditinjau dari tiga hal, yaitu :

a. Faktor Individu

Dalam kehidupan sehari-hari dikenal keberadaan manusia yang berbeda-

beda. Keunikan manusia membuat dirinya dapat dinilai secara phsikis. Dalam

konteks phsikis ini dapat dilihat dari aspek kesempurnaan dan kekurang

sempurnaannya. Dalam hal ini kesempurnaannya hanya terbatas pada kelebihan

manusia dibandingkan dengan mahluk lainnya. Kepribadian yang tertanam dalam

jiwa manusia akan berpengaruh dalam menjalankan tugas sehari-hari seperti

bekerja keras, tekun serta lebih kompetitif khususnya dalam menggunakan KIT

IPA sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar IPA.

b. Faktor Sosial

Yang tercakup dalam faktor sosial ini antara lain : pergaulan, komunikasi

dan kerja sama. Pengaruh yang didapatkan seseorang dari pergaulan, komunikasi

dan kerja sama akan bermanfaat bagi usaha peningkatan kemampuan seseorang

dalam melaksanakan tugasnya.

Dalam pergaulan tidak mungkin terjadi tanpa komunikasi, baik dalam

bentuk verbal maupun non verbal. Jika antara individu-individu yang

berkomunikasi ada kesamaan konsep dan pengetahuan khususnya tentang KIT

IPA, maka sudah tentu melalui komunikasi seseorang mampu mendemonstrasikan

pokok bahasan yang sesuai, mengemas maupun merawatnya.

Page 15: BAB I

c. Faktor Profesional

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi seseorang dalam melaksanakan

tugasnya, diantaranya adalah faktor profesional. Hal ini tidak dapat dipungkiri

mengingat keterkendalaan menjalankan tugas dalam kenyataan sehari-hari belum

tentu ada keserasian. Ini menyebabkan tugas yang dipangku seorang guru sering

kurang sempurna. Untuk itu penyesuaian keahlian khusus dalam bidang pekerjaan

tertentu seperti keterampilan menggunakan KIT IPA sangat diperlukan. Hal ini

bisa diperoleh melalui latihan sehingga dapat membuat seseorang mampu

menghadapi tugas-tugas yang diberikan. Dengan latihan, baik sendiri-sendiri

maupun secara kelompok, lambat laun profesinya akan menjadi meningkat.

(Anonim, 2010 : 1)

Berdasarkan pada penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa faktor yang

mempengaruhi penggunaan KIT IPA yaitu pertama, faktor individu yang didasari

pada kepribadian individu itu sendiri; kedua, faktor sosial yang didasari pada

pergaulan, komunikasi, dan kerja sama seseorang; dan ketiga, faktor professional

yang didasari pada keterampilan seseorang.

5. Hasil Belajar

Setiap kegiatan yang berlangsung pada akhirnya ingin diketahui hasilnya.

Demikian pula dalam pembelajaran untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang

yang belajar, harus dilakukan pengukuran dan penilaian. Dengan mengukur hasil

belajar, maka seseorang akan dapat diketahui tingkat penguasaan tentang materi

pelajaran yang telah dipelajari. Hasil dari pembelajaran itu disebut hasil belajar.

Page 16: BAB I

Jadi hasil belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan

belajar dimana hasil tersebut merupakan gambaran penguasaan pengetahuan dan

keterampilan dari peserta didik yang berwujud angka dari tes standar yang

digunakan sebagai pengukur keberhasilan. Angka atau skor sebagai hasil

pengukuran mempunyai makna jika dibandingkan dengan patokan sebagai batas

yang menyatakan bahwa siswa telah menguasai secara tuntas materi pelajaran

tersebut. (Abd. Haling, 2004: 36)

Hasil belajar dapat dilihat melalui tiga aspek yaitu: aspek kognif, aspek

afektif dan aspek psikomotorik. unsur-unsur yang terdapat dalam tiga aspek hasil

belajar tersebut. (M. Aqil Rusli, 2007 : 27)

Hasil belajar bidang kognitif

Ranah kognitif banyak berhubungan dengan informasi dan pengetahuan.

Tujuan ini terutama dialamatkan kepada perkembangan intelektual siswa.

Perkembangan dalam bidang ini meliputi baik keterampilan intelektual dasar

seperti kemampuan menambah dan mengurangi, maupun kemampuan fakta,

konsep dan generalisasi. Berdasarkan taksonomi Bloom, ranah kognitif terdiri atas

enam bagian yaitu:

1. Pengetahuan (knowledge)

Pengetahuan mencakup ingatan mengenai hal-hal yang pernah dipelajari

dan disimpan dalam ingatan. Hal ini dapat meliputi fakta, norma, prinsip dan

metode yang diketahui. Pengetahuan yang disimpan dalam ingatan, digali pada

saat dibutuhkan dalam bentuk mengingat kembali. Tingkah laku operasional

Page 17: BAB I

khusus yang berisikan tipe hasil belajar ini antara lain: menyebutkan, menjelaskan

kembali, menunjukkan, menuliskan, memilih, dan mengidentifikasikan.

2. Pemahaman

Pemahaman mencakup kemampuan menangkap makna dan arti dari bahan

yang diajarkan, yang ditunjukkan dalam bentuk kemampuan menguraikan isi

pokok dari suatu bacaan, menjelaskan arti suatu defenisi, mengubah kalimat aktif

menjadi kalimat pasif. Kata-kata operasional untuk merumuskan tujuan

instruksional dalam bidang pemahaman, antara lain membedakan, menjelaskan,

meramalkan, menafsirkan, memperkirakan, membuat rangkuman, menuliskan

kembali, melukiskan dengan kata-kata sendiri.

3. Penerapan (aplikasi)

Aplikasi adalah kesanggupan menerapkan, mengabstaksikan suatu konsep,

ide, rumus, hukum dalam situasi yang baru. Jadi, dalam aplikasi harus ada konsep,

teori, hukum dan rumus. Dalil hukum tersebut diterapkan dalam pemacahan suatu

masalah. Tingkah laku operasional untuk merumuskan tujuan instruksional

biasanya menggunakan kata-kata: menghitung, memecahkan,

mendemonstrasikan, mengerjakan, mengubah dan lain-lain.

4. Analisis

Analisis adalah kesanggupan memecahkan, mengurangi seperti suatu

integritas (kesatuan yang utuh) menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian yang

mempunyai arti. Bila kemampuan analisis telah dimiliki seseorang akan dapat

mengkreasikan sesuatu yang baru. Kata-kata operasional yang lazim dipakai

Page 18: BAB I

untuk analisis antara lain: menganalisis, membedakan, menyimpulkan dan

merumuskan.

5. Sintesis

Menyintesis atau menggabungkan mencakup kemampuan menggabungkan

komponen-komponen yang terpisah-pisah sehingga membentuk satu keseluruhan.

Kata-kata operasional yang digunakan antara lain menggabungkan, menghimpun,

menyimpulkan, menyusun dan merancang.

6. Evaluasi

Evaluasi mencakup kemampuan membentuk suatu pendapat mengenai

sesuatu berdasarkan pertimbangan dan kriteria evaluasi tertentu. Kemampuan ini

dinyatakan dalam bentuk pemberian penilaian terhadap sesuatu. Tingkah laku

operasional dilukiskan dalam kata-kata menilai, membandingkan,

mempertimbangkan, mempertentangkan, mengeritik, menyimpulkan, mendukung

dan memberikan pendapat.

Hasil belajar bidang afektif

Bidang afektif berhubungan dengan pertumbuhan sikap, emosi, sosial dan

nilai-nilai diri siswa. Bidang ini berhubungan dengan konsep diri siswa,

pertumbuhan pribadi dan perkembangan emosional siswa.

Hasil belajar bidang psikomotor

Hasil belajar bidang psikomotor tampak dalam bentuk keterampilan dan

kemampuan bertindak individu. (Hasnidar, 2007 : 31)

Page 19: BAB I

Dari uraian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil yang

diperoleh setelah melalui proses belajar dalam waktu tertentu yang dapat terdiri

dari tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.

B. KERANGKA PIKIR

Pembelajaran hendaknya diarahkan pada pemahaman konsep yang lebih

bermakna, yaitu yang didukung dengan adanya penggunaan metode pembelajaran

yang tepat yang beriringan dan peralatan yang menunjang pembelajaran yang

beriringan dengan proses pembelajaran di kelas.

Fisika dipandang sebagai suatu proses dan sekaligus produk sehingga

dalam pembelajarannya harus mempertimbangkan pendekatan pembelajaran yang

efektif dan efesien yaitu salah satunya melalui kegiatan praktik atau demonstrasi.

Hal ini dikarenakan melalui kegiatan demonstrasi, siswa tidak hanya menerka-

nerka mengenai materi yang dijelaskan oleh guru tapi juga dapat melihat secara

langsung mengenai penggunaan suatu alat dan mengetahui hubungan antara suatu

variabel dengan variabel lainnya.

Kegiatan praktikum atau demonstrasi dalam pembelajaran fisika

mempunyai peran motivasi dalam belajar, memberi kesempatan pada siswa untuk

mengembangkan sejumlah keterampilan, dan meningkatkan kualitas belajar siswa.

Berdasarkan hal tersebut, penggunaan KIT IPA melalui metode

demonstrasi akan membuat hasil belajar fisika siswa SMA Negeri 1 Segeri

mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

Page 20: BAB I

Alur Kerangka Pikir

C. HIPOTESIS PENELITIAN

Hasil belajar Fisika yaitu nilai rata-rata yang dicapai siswa kelas X SMA

Negeri 1 Segeri setelah diajar dengan metode demonstrasi dengan menggunakan

kit IPA lebih besar dari nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah

ditetapkan.

Hasil belajar fisika

Penggunaan KIT IPAMetode demonstrasi

SiswaGuru

Proses belajar mengajar

Page 21: BAB I

BAB IIIMETODE PENELITIAN

A. Jenis dan Lokasi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan yaitu penelitian pra-eksperimen

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini bertempat di SMA Negeri 1 Segeri

B. Variabel Dan Desain Penelitian

1. Variabel Penelitian

Variabel penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu:

a. Variabel bebas yaitu pembelajaran dengan metode demonstrasi yang

menggunakan KIT IPA.

b. Variabel terikat yaitu hasil belajar fisika.

2. Desain Penelitian

Disain penelitian yang digunakan adalah “One-Shot Study Design”.

Dalam disain ini subyek ditempatkan pada satu kelas eksperimen secara

random (acak) untuk diberi perlakuan yang kemudian diberi post-test.

Dengan gambar disain penelitian sebagai berikut (Arikunto, Suharsimi.

2006 : 85 )

X O

Keterangan:

Page 22: BAB I

X : Perlakuan (pembelajaran dengan metode demonstrasi yang

menggunakan KIT IPA).

O : test yang dilakukan setelah diberi perlakuan

C. Definisi Operasional Variabel

1. Metode demonstrasi yang menggunakan KIT IPA adalah pembelajaran

yang dilakukan dengan memperagakan penggunaan alat-alat IPA sesuai

dengan materi yang diajarkan yang dilaksanakan oleh guru.

2. Hasil belajar siswa adalah tingkat keberhasilan siswa menguasai bahan

pelajaran fisika setelah memperoleh pengalaman belajar fisika dengan

metode demonstrasi yang menggunakan KIT IPA yang diukur dengan

menggunakan tes hasil belajar fisika yang dinyatakan dengan skor hasil

belajar.

D. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa Kelas X SMA

Negeri 1 Segeri pada tahun ajaran 2010/2011 dengan jumlah siswa

secara keseluruhan sekitar 196 orang yang terdiri dari 6 kelas.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah akan dipilih salah satu kelas X

SMA Negeri 1 Segeri. Sampel dipilih secara langsung yang tiap kelas

memiliki sekitar 32 orang siswa.

Page 23: BAB I

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Instrumen penelitian

Untuk mendapatkan data mengenai variabel yang diteliti dalam

penelitian ini digunakan instrumen, berupa tes hasil belajar siswa dalam

bentuk essay yang telah di validitas dan di uji coba untuk mengetahui

reliabilitas tes tersebut.

Untuk mengetahui konsistensi instrumen yang digunakan, maka

harus ditentukan reliabilitasnya. Adapun kriteria tingkat reliabilitas

sebagai berikut :

Table 3.1 Kriteria tingkat reliabilitas item

Rentang Nilai Kategori

> 0,800 - 1,000 Cukup Tinggi>0,600-0,800 Tinggi>0,400-0,600 Sedang>0,200-0,400 Rendah 0,000-0,200 Sangat Rendah

(Arikunto, Suharsimi, 2003: 100)

Uji coba instrumen tes hasil belajar fisika dilaksanakan dengan

jumlah responden 29 orang pada tanggal 24 Mei 2011 di SMA Negeri 1

Segeri pada kelas XB. Pengujian Reabilitas dilakukan dengan persamaan

koefisien reabiabilitas Alpha Cronbach dengan rumus sebagai berikut:

r= kk−1

(1−Σ si

2

st2 )

(Nurgiantoro, Burhan, 2010 : 171)

Page 24: BAB I

Keterangan:

k = Jumlah butir soal

Σ si2 = Jumlah varian butir-butir

st2 = Varian total (untuk seluruh butir tes)

Berdasarkan perhitungan, reliabilitas item instrumen hasil belajar

setelah diuji cobakan adalah 0,81 dan ini berarti bahwa item yang

digunakan berada pada kategori cukup tinggi (perhitungan selengkapnya

dapat dilihat pada lampiran ).

2. Lembar observasi atau pengamatan

Instrument ini digunakan untuk mendapatkan data hasil

kemampuan afektif dan psikomotorik siswa. Untuk aspek afektif

pengamatan dilakukan setiap pertemuan sedangkan untuk penilaian aspek

psikomotorik siswa dilakukan satu saat ujian psikomotorik. Format

penilaian untuk kemampuan afektif sama untuk setiap pertemuan.

3. Pelaksanaan penelitian

Pelaksanaan penelitian ini dibagi dua tahap, yaitu :

a. Tahap pertama

Tahapan ini merupakan tahap persiapan yang meliputi observasi

pada lokasi penelitian untuk mendapatkan sampel penelitian,

pembuatan RPP dan instrument penelitian.

Page 25: BAB I

b. Tahap kedua

Tahap ini merupakan pelaksanaan penelitian, sebelum diadakan

penelitian, terlebih dahulu dilakukan konsultasi dengan guru bidang

studi dan kepala sekolah SMA Negeri 1 Segeri mengenai pembelajaran

dengan menggunakan KIT IPA melalui metode demonstrasi dalam

proses belajar mengajar yang akan dilaksanakan. Waktu pengumpulan

data penelitian disesuaikan dengan jadwal kegiatan pelajaran fisika.

Hal ini dimaksudkan agar tidak mengganggu jalannya kegiatan belajar-

mengajar di sekolah tersebut.

F. Teknik Analisis Data

Setelah pengumpulan data, kemudian data yang ada dianalisis dengan

menggunakan teknik analisis deskriptif dan teknik analisis inferensial.

1. Teknik Analisis Deskriptif

Teknik analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan hasil belajar

fisika yang diperoleh setelah mengikuti materi pelajaran yang meliputi hasil

belajar kognitif, psikomotorik, dan afektif. Pada teknik analisis deskriptif hasil

belajar kognitif penyajian data berupa data hasil belajar, skor rata-rata, standar

deviasi, skor maksimal, skor minimal, daftar distribusi frekuensi kumulatif, dan

persentase ketuntasan belajar . Pada teknik analisis deskriptif hasil belajar

psikomotorik dan afektif penyajian data berupa grafik observasi skor rata-rata

psikomotorik dan afektif siswa. Pada grafik ditampilkan persamaan garis lurus (

Y=a ± bx¿ dan koefisien korelasi (r ).

Page 26: BAB I

Untuk mengetahui nilai yang diperoleh siswa, maka skor di konversi

dalam bentuk nilai menggunakan rumus sebagai berikut:

N= SPST

x 100

Keterangan:

N = nilai siswa

SP = skor hasil belajar siswa yang di peroleh

ST = skor total/ideal

Nilai standar ketuntasan belajar siswa kelas X pada mata pelajaran fisika

di SMA Negeri 1 Segeri adalah 67.

2. Teknik Analisis Inferensial

Teknik analisis inferensial digunakan untuk menguji hipotesis penelitian. Pada

teknik ini dilakukan pengujian normalitas dan pengujian hipotesis.

a. Uji Normalitas

Untuk keperluan pengujian hipotesis, maka terlebih dahulu dilakukan

pengujian dasar yaitu uji normalitas data . Uji nomalitas dimaksudkan untuk

mengetahui apakah data yang digunakan berdistribusi normal atau tidak.

Untuk pengujian tersebut digunakan rumus chi-kuadrat yang dirumuskan

sebagai berikut:

χhitung2 =∑

i=1

k ( E0−Ei )2

E i

(Somantri, Ating dan Muhidin, Sambas Ali 2006: 193)

Keterangan:

Page 27: BAB I

χhitung2

= Nilai Chi-kuadrat hitung

Eo = Frekuensi hasil pengamatan

Ei = Frekuensi harapan

k = Banyaknya kelas

Kriteria pengujian:

Data berdistribusi normal bila χhitung2

lebih kecil dari χ tabel2

dimana χ tabel2

diperoleh dari daftar χ2dengan dk = (k-3) pada taraf signifikan = 0,05.

b. Pengujian hipotesis

Pengujian hipotesis dimaksudkan untuk menjawab hipotesis yang telah

diajukan pada awal penelitian. Gambaran hipotesis statistik pada penelitian ini

adalah:

H0 : μ = μo

Ha : μ > μo

(Somantri, Ating dan Muhidin, Sambas Ali 2006: 166)

Keterangan :

H0 : Nilai rata-rata hasil belajar fisika siswa kelas X SMA Negeri 1

Segeri setelah diajar dengan metode demonstrasi yang

menggunakan Kit IPA pada pembelajaran fisika sama dengan 67

Ha : Nilai rata-rata hasil belajar fisika siswa kelas X SMA Negeri 1

Segeri setelah diajar dengan metode demonstrasi yang

menggunakan Kit IPA pada pembelajaran fisika lebih besar dari 67

Page 28: BAB I

μ : Nilai rata-rata hasil belajar yang diperoleh dari sampel

μo: Nilai KKM yang telah ditetapkan yaitu 67

Berdasarkan bunyi hipotesis yang telah diajukan, maka jenis hipotesis

yang digunakan adalah uji pihak kanan dengan menggunakan uji z dengan

α = 0,05. Penggambaran statistiknya adalah:

z=x−μ0

σ x

(Somantri, Ating dan Muhidin, Sambas Ali 2006: 166)

Dimana σ x=σ

√n

Keterangan

x = rata-rata nilai yang diperoleh dari hasil pengumpulan data

μo = Rata-rata nilai yang dihipotesiskan (nilai KKM)

σ x = Standar deviasi dari distribusi sampel rata-rata

n = Banyak sampel

Kriteria pengujian tolak H0 jika zhitung>ztabel dan Ha diterima jika zhitung> ztabel

Page 29: BAB I

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Hasil Analisis Deskriptif

a. Hasil Belajar Kognitif

Berikut ini hasil analisis deskriptif hasil belajar fisika siswa kelas Xc SMA

Negeri 1 Segeri tahun ajaran 2010/2011 semester genap yang diajar dengan

metode demonstrasi yang menggunakan Kit IPA pada pembelajaran fisika.

Tabel 4.1. Data Hasil Belajar Fisika Siswa

No Nama Skor Nilai No Nama Skor Nilai

1 A 62.5 69.4 14 N 80 88.9

2 B 65.5 72.8 15 O 76 84.4

3 C 81 90.0 16 P 65.5 72.8

4 D 65 72.2 17 Q 83 92.2

5 E 81 90.0 18 R 74 82.2

6 F 65 72.2 19 S 68.5 76.1

7 G 59 65.6 20 T 78 86.7

8 H 76 84.4 21 U 55.5 61.7

9 I 74 82.2 22 V 71.5 79.4

10 J 65.5 72.8 23 W 80 88.9

11 K 86 95.6 24 X 57.5 63.9

12 L 60 66.7 25 Y 77 85.6

13 M 82 91.1 26 Z 48 53.3

Jumlah total 1837 2041,1

Page 30: BAB I

Tabel 4.2 Statistik Skor Hasil Belajar FisikaRata-rata skor 70,54Standar deviasi 10, 46Skor tertinggi 86Skor terendah 48Rentang 38Banyak kelas interval 6Panjang kelas interval 7

Jika skor hasil belajar siswa kelas Xc SMA Negeri 1 Segeri dianalisis

dengan menggunakan persentase pada distribusi frekuensi maka dapat dibuat tabel

distribusi frekuensi kumulatif sebagai berikut :

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Kumulatif Skor Hasil Belajar FisikaSiswa Kelas Xc SMA Negeri 1 Segeri

No. Nilai f f.relatif (%)

Kumulatif kurang dari kumulatif sama atau lebih

kurang dari f. kumulatif (%)

sama atau lebih

f. kumulatif (%)

1 46 - 52 1 3.85 1 3.85 26 100.002 53 - 59 3 11.54 4 15.38 25 96.153 60 -66 7 26.92 11 42.31 22 84.624 67 - 73 2 7.69 13 50.00 15 57.695 74 - 80 8 30.77 21 80.77 13 50.006 81 - 87 5 19.23 26 100.00 7 26.92

Jumlah 26 100.00

Tabel distribusi persentase kumulatif hasil belajar fisika siswa tersebut

menunjukkan bahwa skor rata-rata siswa yaitu 70,54 berada pada interval 67 - 73

sebagai titik taksiran sedang. Dimana ada 42,31 % siswa yang berada pada

taksiran rendah dan ada 50,00 % siswa yang berada pada taksiran tinggi,

sedangkan kelas modus berada pada interval 74 – 80 yang merupakan interval

skor yang paling sering muncul atau diperoleh oleh sampel. Jika skor rata-rata di

Page 31: BAB I

konversi kedalam bentuk nilai maka diperoleh nilai rata-rata sebesar 78,38 yang

menunjukkan nilai yang lebih besar dari nilai KKM yang telah ditetapkan yaitu

67.

b. Hasil Belajar Psikomotorik

Hasil belajar psikomotorik yaitu berupa keterampilan yang dilakukan

siswa selama melakukan kegiatan praktikum. Pengamatan keterampilan ini

dilakukan 1 kali yaitu saat ujian praktikum (data terlampir lampiran D.2

pengamatan psikomotorik pada hal. 105). Dibawah ini disajikan grafik berupa

hasil pengamatan psikomotorik siswa selama praktikum:

Grafik 4.1 Grafik Peresentase Hasil Observasi Nilai Psikomotorik Siswa

Berdasarkan grafik tersebut terlihat bahwa terdapat 80,77 % siswa yang

memperoleh nilai 67 keatas yang berarti berada pada kategori tuntas, terdapat 21

orang yang memperoleh nilai tuntas dari 26 orang siswa. Sedangkan terdapat

80.77 %

19.23 %

TuntasTidak Tuntas

Page 32: BAB I

19,23 % siswa yang memperoleh nilai dibawah stangart KKM yang berada pada

kategori tidak tuntas, dalam hal ini terdapa 5 orang siswa yang memperoleh nilai

dibawah 67 dari seluruh jumlah siswa yaitu 26 orang.nilai

c. Hasil Belajar Afektif

Hasil belajar afektif adalah hasil pengamatan terhadap sikap siswa yang

dilakukan selama proses pembelajaran. Pengamatan hasil belajar afektif dilakukan

sebanyak lima kali (data terlampir pada lampiran D.3 pengamatan afektif hal.111).

Dibawah ini disajikan grafik berupa hasil pengamatan afektif siswa:

Grafik 4.2 Grafik Hasil Observasi Skor Rata-Rata Afektif Siswa

0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.517

17.5

18

18.5

19

19.5

20

20.5

18.3

18.7

19.1

19.4

20.1

f(x) = 0.43 x + 17.83R² = 0.979343220338983

Pertemuan Ke-

Skor

Rat

a-ra

ta

Berdasarkan grafik tersebut terlihat bahwa skor rata-rata afektif siswa

kelas Xc SMA Negeri 1 Segeri setiap pertemuan mengalami perubahan secara

linear. Dari grafik diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar r = +0,9793. Tanda

plus (adanya hubungan positif) menunjukkan bahwa skor rata-rata afektif siswa

Page 33: BAB I

mengalami peningkatan setiap pertemuan. Sedangkan 0,9793 menunjukkan

adanya hubungan yang kuat antara skor rata-rata afektif siswa setiap pertemuan.

2. Hasil Analisis Inferensial

a. Pengujian normalitas

Syarat yang harus diperoleh sebelum melakukan pengujian terhadap hipotesis

adalah melakukan pengujian normalitas. Pengujian ini, dilakukan dengan

menggunakan rumus chi-kuadrat. Setelah dilakukan perhitungan diperoleh

nilai χhitung2 = 3,9166 dengan nilai χ tabel

2 = 7 ,8147 , dk = 3 dan taraf

signifikansi α = 0 ,05 . Sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang

digunakan pada post test berasal dari populasi yang berdistribusi normal

karena χhitung2 < χ tabel

2 . Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran

E.2. Hal 120.

b. Pengujian hipotesis

Dilakukan penguji proporsi μ dengan uji z dengan α = 0,05. Hasil analisis

diperoleh zhitung = 5,55 sedangkan nilai z dari daftar normal baku yakni 1,64.

Hal ini menunjukkan bahwa zhitung> ztabel. Berdasarkan kriteria pengujian tolak

H0 jika zhitung>ztabel dan tolak Ha jika zhitung< ztabel, maka Ha diterima dan H0

ditolak. Ini berarti nilai rata-rata hasil belajar fisika siswa kelas Xc SMA

Negeri 1 Segeri lebih besar dari standar KKM setelah diajar dengan metode

demonstrasi yang menggunakan Kit IPA. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada Lampiran E.2. Hal. 123.

Page 34: BAB I

B. Pembahasan

Berdasarkan data-data yang ada pada analisis deskriptif yang merupakan

fakta empiris, diperoleh informasi yang menunjukkan bahwa metode demonstrasi

yang menggunakan Kit IPA dapat meningkatkan hasil belajar fisika siswa

sehingga standar KKM dapat tercapai. Hal ini terjadi karena dalam pembelajaran

tersebut siswa lebih aktif sehingga membantu untuk memahami materi yang

sedang dipelajari dan dapat memperkuat ingatan siswa dalam waktu yang lama

daripada siswa yang hanya mendengarkan dan menghayalkan apa yang sedang

dipelajari.

Analisis deskriptif untuk hasil belajar kognitif menunjukkan pencapaian

yang bagus yang berada pada kategori tinggi diajar dengan metode demonstrasi

yang menggunakan Kit IPA. Untuk hasil belajar kognitif diperoleh nilai rata-rata

sebesar 78,38, dalam hal ini pencapaian tersebut lebih besar dari nilai standar

KKM yang telah ditetapkan yaitu 67. Hal ini disebabkan karena dengan

pembelajaran menggunakan metode demonstrasi yang menggunakan Kit IPA,

siswa lebih aktif sehingga membantu untuk memahami materi yang sedang

dipelajari dan dapat memperkuat ingatan siswa dalam waktu yang lama daripada

siswa yang hanya mendengarkan dan menghayalkan apa yang sedang dipelajari.

Analisis grafik untuk hasil belajar psikomotorik terdapat 80,77 % siswa

yang berada dalam kategori tuntan yang berarti bahwa nilai yang diperoleh

berhasil mencapai nilai standar KKM dan terdapat 19,23 % siswa yang berada

Page 35: BAB I

dam kategori tidak tuntas yang perolehan nilainya berada dibawah dari nilai

standar KKM yang telah ditetapkan.

Analisis grafik untuk hasil belajar afektif menunjukkan bahwa skor rata-

rata afektif siswa mengalami peningkatan setiap pertemuan. Peningkatan ini

disebabkan karena melaui metode demonstrasi yang menggunakan Kit IPA, siswa

menjadi lebih aktif dalam melakukan kegiatan pembelajaran dan menumbuhkan

serta mengembangkan sikap ilmiah. Dengan demikian, hasil belajar yang meliputi

pengetahuan, keterampilan, dan sikap sebagai tuntutan kompetensi dalam

kurikulum yang dikembangkan saat ini akan tercapai.

Pada pengujian hipotesis diperoleh besarnya zhitung adalah 5,55 dengan

menggunakan taraf α = 0,05 sehingga diperoleh besarnya ztabel sebesar = 1,64. Hal

ini menunjukkan bahwa zhitung > ztabel. Berdasarkan kriteria pengujian tolak Ha jika

zhitung > ztabel dan tolak H0 untuk nilai lainnya. Berdasarkan hasil pengujian yang

diperoleh, maka Ha diterima dan H0 ditolak. Hal ini menunjukkan nilai rata-rata

hasil belajar fisika siswa kelas Xc SMA Negeri 1 Segeri mencapai nilai standar

KKM setelah diajar dengan metode demonstrasi yang menggunakan Kit IPA.

Fakta empiris yang telah dikemukakan tersebut sesuai dengan pernyataan

yang dikemukakan oleh I Komang Nuriana (2007) berdasarkan hasil

penelitiannya menyimpulkan bahwa penggunaan Kit IPA sebagai alat bantu

pembelajan memberikan peranan penting dalam meningkatkan hasil belajar fisika

siswa.

Page 36: BAB I

BAB VSIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian, dapat

disimpulkan bahwa :

1. Hasil belajar fisika kelas Xc SMA Negeri 1 Segeri setelah di ajar dengan

metode demonstrasi yang menggunakan Kit IPA berada dalam kategori

tinggi.

2. Hasil belajar fisika siswa kelas Xc SMA Negeri 1 Segeri telah memenuhi

standar KKM yang telah ditetapkan oleh sekolah setelah diajar dengan

metode demonstrasi yang menggunakan Kit IPA.

B. Saran

Sehubungan dengan kesimpulan hasil penelitian di atas, maka saran yang dapat

dikemukakan oleh peneliti adalah:

1. Metode demonstrasi dengan menggunakan Kit IPA dapat diterapkan pada

mata pelajaran Fisika agar hasil belajar fisika siswa memenuhi standar

KKM.

2. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya agar dapat mengembangkan dan

memperkuat hasil penelitian ini dengan mengadakan penelitian selanjutnya.

Page 37: BAB I

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. http://definisi-pengertian.blogspot.com/2009/11/pengertian-belajar.html. Diakses pada tanggal 15 februari 2011.

Anonim. 2009. http://kafeilmu.co.cc/tema/pengertian-kit.html. Diakses pada tanggal 15 februari 2011.

Anonim. 2010. http://ilmusains.blogspot.com/2010/4/ilmu_sains.html. Diakses pada tanggal 15 februari 2011.

Anonim. 2010. http://penggunaankit.blogspot/2010. Diakses pada tanggal 15 februari 2011.

Anonim. 2011. http://id.wikipedia.org/wiki/ilmu_alam. diakses pada tanggal 15 februari 2011.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Bineka Cipta. Jakarta.

Arikunto, Suharsimi. 2008. Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Bumi Aksara. Jakarta.

Aris, Muhammad. 2008. Upaya Menigkatkan Hasil Belajar Fisika Melalui Metode Eksperimen pada Siswa Kelas XA SMA Cokroaminoto Tamalanrea Makassar. Skripsi, Jurusan Fisika FMIPA UNM. Makassar.

Haling, Abdul. 2007. Belajar dan Pembelajaran. Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar, Makassar.

Haling, Abdul. 2008. Pengantar Pendidikan. Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan FIP UNM. Makassar.

Hasnidar. 2007. Peranan Modul Berbasis Lingkungan Terhadap Hasil Belajar Fisika Siawa Kelas X SMU 1 Mattiro Bulu Kabupaten Pinrang. Skripsi, Jurusan Fisika FMIPA UNM. Makassar.

Junaidi. 2010. http://www.junaidi.co.cc/2010/03/pengertian-sains-teknologi-dan-seni.html. Diakses pada tanggal 15 februari.

Martawijaya,M.Agus dan Natsir,M. 2006. Model-model Pembelajaran IPA. Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar. Makassar.

Page 38: BAB I

Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi. BPFE. Yogyakarta.

Rizky, Dek. 2009. http://kuliahpsikologi.dekrizky.com/pengertian-belajar. Diakses pada tanggal 15 februari 2011.

Rusli, M. Aqil. 2007. Penerapan Metode Eksperimen dengan Menggunakan LKS untuk Meningkatkan Kemampuan Analisis Siswa SLTP Kelas II pada Mata Pelajaran Sains Fisika. Skripsi, Jurusan Fisika FMIPA UNM. Makassar.

Sahabuddin, 2007. Mengajar dan Belajar. Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar. Makassar.

Somantri, Ating dan Ali Muhidin Sambas. 2006. Aplikasi Statistika dalam Penelitian.Pustaka Setia. Bandung

Sudjana. 2008. Metode Statistik. PT. Transito. Bandung.

Tiro, A. 2000. Dasar – Dasar Statistika, State University of Makassar Press. Makassar.

Page 39: BAB I

A.1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

A.2 LEMBAR KERJA SISWA

LAMPIRAN A

(PERANGKAT PEMBELAJARAN)

Page 40: BAB I

LAMPIRAN A.1 RENCANAPELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMA Negeri 1 Segeri

Mata Pelajaran : Fisika

Kelas/semester : X/2

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

Pertemuan : 1

Standar Kompetensi :

5. Menerapkan konsep kelistrikan dalam berbagai penyelesaian masalah dan

berbagai produk teknologi

Kompetensi Dasar :

1.1. Memformulasikan besaran-besaran listrik rangkaian tertutup sederhana

(satu loop)

Indikator :

Menyelidiki hubungan antara kuat arus listrik dengan tegangan dalam rangkaian

sederhana.

A. Tujuan Pembelajaran

Siswa mampu:

1. Menjelaskan pengertian arus listrik

2. Menjelaskan hubungan antara arus listrik dengan muatan listrik dalam

suatu rangkaian tertutup

3. Menjelaskan hubungan antara arus listrik dengan banyaknya elektron

yang mengalir pada suatu rangkaian

4. Menjelaskan pengertian tegangan

5. Menjelaskan hubungan antara kuat arus dengan beda potensial

6. Menformulasikan hukum Ohm

Page 41: BAB I

B. Materi Pokok : Listrik Dinamis (Bahan ajar terlampir)

Arus listrik

Beda potensial

Hukum Ohm

C. Model Pembelajaran : Pembelajaran langsung

D. Metode Pembelajaran : Demonstrasi, ceramah dan diskusi informasi

E. Langkah-langkah Pembelajaran

JenisKegiatan

Fase Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu Ket

Awal

I(Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa).

1. Memberi acuan/ gambaran kepada siswa dengan menuliskan tujuan pembelajaran.

2. Memberi motivasi siswa dengan mengajukan sebuah pertanyaan “Dalam kehidupan sehari-hari dikenal istilah arus listrik, siapa yang bisa menjelaskan pengertian arus listrik?”

1. Menulis tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru dan mendengar penjelasan guru.

2. Menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru.

10’

II(Pemahaman/

1. Memberi penjelasan dan gambaran kegiatan yang akan dilaksanakan pada pertemuan ini

Memperhatikan penjelasan dari guru dan bertanya jika ada yang

10’

Page 42: BAB I

Inti

peresentase materi yang akan diajarkan ).

serta pelaksanaannya.2. Menjelaskan materi yang akan dipelajari

mengenai pengertian arus listrik dan beda potensial

3. Memberi penjelasan mengenai hubungan antaraarus listrik dengan muatan listrik serta hubungan antara arus listrik dan banyaknya electron yang mengalir

4. Menjelaskan mengenai hukum Ohm

kurang dipahami serta mencatat poin-poin yang dianggap penting

III(Memberi latihan terbimbing ).

1. Membagi siswa kedalam beberapa kelompok yang terdiri dari 5-6 orang.

2. Memberikan arahan pada siswa agar bergabung dengan kelompok masing-masing

3. Membagi LKS kepada tiap-tiap kelompok.4. Melakukan demonstrasi mengenai materi

hubungan antara kuat arus dan tegangan.5. Mengecek kegiatan tiap kelompok .6. Membimbing kelompok siswa yang mengalami

kesulitan.

1. Duduk berdasarkan kelompok masing-masing dan mengatur posisi masing-masing kelompok.

2. Perwakilan tiap-tiap kelompok mengambil LKS dari guru.

3. Memperhatikan guru saat kegiatan demonstrasi

4. Meminta bantuan guru jika mengalami kesulitan.

30’

IV(Mengecek pemahaman dan memberi umpan balik).

1. Memberi kesempatan pada salah satu kelompok mempresentasekan hasil yang diperoleh dari kegiatan demonstrasi.

2. Memberi pertanyaan secara lisan kepada siswa untuk mengecek sejauh mana pemahaman para siswa .

3. Memberi kesempatan kepada siswa untuk

1. Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompok masingmasing.

2. Menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.

3. Menjawab pertanyaan dari

20’

Page 43: BAB I

menanyakan hal-hal yang masih belum dimengerti yang berhubungan dengan materi pembelajaran saat itu.

4. Memberi kesempatan kepada siswa lain untuk menjawab pertanyaan dari temannya, jika tidak ada maka guru yang akan menjawab pertanyaan tersebut.

teman sendiri yang masih kurang mengerti.

AkhirV

(Evaluasi)1. Memberi soal latihan kepada siswa serta

membimbing siswa dalam menyelesaikannya.2. Meminta beberapa siswa menyimpulkan yang

telah dipelajari.

1. Mengerjakan soal latihan.2. Menyimpulkan materi yang

telah dipelajari

20’

F. Sumber/alat dan bahan ajar

- Sumber belajar:

Setya Nurachmandani, fisika 1 untuk SMA/MA kelas X, Jakarta : Pusat Perbukuan

Internet

Buku-buku yang relevan

- Alat dan bahan : Peralatan IPA yang digunakan saat demonstrasi (lihat pada LKS), Papan tulis,Penghapus, Spidol, LKS

(terlampir)

G. Penilaian

Prosedur Penilaian :

Page 44: BAB I

Penilaian Kognitif

Jenis : Tes tertulis

Bentuk : Essay

Penilaian Afektif

Bentuk : Lembar pengamatan sikap siswa (sama setiap pertemuan)

Instrumen :

Aspek Kognitif

1. Jelaskan pengertian arus listrik?

2. Jelaskan hubungan antara arus listrik dengan muatan listrik dalam suatu

rangkaian tertutup?

3. Jelaskan hubungan antara arus listrik dengan banyaknya elektron yang

mengalir pada suatu rangkaian?

4. Jelaskan pengertian tegangan?

5. Jelaskan hubungan antara kuat arus dengan beda potensial?

6. Seutas kawat yang memiliki beda potensial sebesar 0,65 volt yang dialiri

muatan 300 mC dalam satu menit. Tentukan besar hambatannya?

Jawaban dan Rubrik

1. Arus listrik dapat didefinisikan sebagai aliran muatan positif dari potensial

tinggi ke potensial rendah. Arus listrik terjadi apabila ada perbedaan potensial.

2. Muatan yang mengalir pada suatu penghantar bukanlah muatan listrik positif,

melainkan muatan listrik negatif yang disebut elektron.

3. Banyaknya elektron yang mengalir dalam suatu penghantar sama dengan

banyaknya muatan listrik positif yang mengalir, hanya arahnya yang

berlawanan

4. Potensial listrik adalah banyaknya muatan yang terdapat dalam suatu benda.

5. Ketika sumber tegangan ditambah , maka jumlah muatan yang dihantarkan

makin besar sehingga arusnya meningkat.

Skor 2

Skor 4

Skor 4

Skor 2

Skor 4

Page 45: BAB I

6. Dik :

V = 0,65 volt

q = 300 mC = 300 × 10-3 C

t = 1 × 60 s = 60 s

dit : R =….?

Peny:

R=V

I= V

( qt )

= 0,65 volt

( 300 ×10−3 C60 s )

=130Ω

Aspek Afektif : Lembar Pengamatan Sikap

Instrumen Penilaian Afektif

NO NAMASKOR ASPEK YANG DINILAI

1 2 3 4 5 6 7 8

1.

2.

3.

Aspek yang dinilai

1. Bekerjasama dalam Kelompok

Kriteria Penilaian SKOR

Bekerja sama 3

Kurang bekerja sama 2

Tidak bekerja sama 1

2. Keaktifan dalam Pembelajaran

Kriteria Penilaian SKOR

Aktif dalam pembelajaran 3

Kurang aktif dalam pembelajaran 2

Skor 2

Skor 6

Page 46: BAB I

Tidak aktif dalam pembelajaran 1

3. Menghargai Pendapat Orang Lain

Kriteria Penilaian SKOR

Menghargai 3

Kurang menghargai 2

Tidak menghargai 1

4. Tidak Mengganggu Proses Pembelajaran

Kriteria Penilaian SKOR

Tidak mengganggu 3

Agak mengganggu 2

Mengganggu 1

5. Rajin bertanya/Konsultasi

Kriteria Penilaian SKOR

Rajin bertanya/konsultasi 3

Kurang rajin bertanya/konsultasi 2

Tidak rajin bertanya/konsultasi 1

6. Disiplin

Kriteria Penilaian SKOR

Disiplin 3

Kurang disiplin 2

Tidak disiplin 1

7. Bersikap sopan

Kriteria Penilaian SKOR

Page 47: BAB I

Bersikap sopan 3

Kurang sopan 2

Tidak sopan 1

8. Kerapian dalam berpakaian

Kriteria Penilaian SKOR

Rapi dalam berpakaian 3

Kurang rapi dalam berpakaian 2

Tidak rapi dalam berpakaian 1

Nilai siswa untuk aspek kognitif ataupun afektif ditentukan dengan cara:

Nilai=∑ skor yang diperoleh

∑ skor maksimumx100

Page 48: BAB I

Bahan Ajar : Listrik Dinamis

A. Arus Listrik

Pada dasarnya rangkaian listrik dibedakan menjadi dua, yaitu rangkaian

listrik terbuka dan rangkaian listrik tertutup. Rangkaian listrik terbuka adalah

suatu rangkaian yang belum dihubungkan dengan sumber tegangan, sedangkan

rangkaian listrik tertutup adalah suatu rangkaian yang sudah dihubungkan dengan

sumber tegangan.

Arus listrik dapat didefinisikan sebagai aliran muatan positif dari potensial

tinggi ke potensial rendah. Arus listrik terjadi apabila ada perbedaan potensial.

Pada perkembangan selanjutnya, setelah elektron ditemukan oleh ilmuwan

fisika J.J. Thompson (1856–1940), ternyata muatan yang mengalir pada suatu

penghantar bukanlah muatan listrik positif, melainkan muatan listrik negatif yang

disebut elektron.

Arah aliran elektron dari potensial rendah ke potensial tinggi (berlawanan

dengan arah aliran muatan positif). Namun hal ini tidak menjadikan masalah,

karena banyaknya elektron yang mengalir dalam suatu penghantar sama dengan

banyaknya muatan listrik positif yang mengalir, hanya arahnya yang berlawanan.

Jadi, arus listrik tetap didefinisikan berdasarkan aliran muatan positif yang disebut

arus konvensional

Kuat arus listrik merupakan kecepatan aliran muatan listrik. secara

matematis dapat ditulis sebagai berikut.

B. Beda Potensial

Potensial listrik adalah banyaknya muatan yang terdapat dalam suatu

benda. Suatu benda dikatakan mempunyai potensial listrik lebih tinggi daripada

I=qt

Page 49: BAB I

benda lain, jika benda tersebut memiliki muatan positif lebih banyak daripada

muatan positif benda lain.

Secara matematis beda potensial dapat dituliskan sebagai berikut.

Saat mengukur beda potensial listrik, voltmeter harus dipasang secara

paralel dengan benda yang diukur beda potensialnya.

C. Hukum Ohm

Orang pertama yang menyelidiki hubungan antara kuat arus listrik dengan

beda potensial pada suatu penghantar adalah Georg Simon Ohm, ahli fisika dari

Jerman.Ohm berhasil menemukan hubungan secara matematis antara kuat arus

listrik dan beda potensial, yang kemudian dikenal sebagai Hukum Ohm.

V=Wq

R=VI

Page 50: BAB I

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMA Negeri 1 Segeri

Mata Pelajaran : Fisika

Kelas/semester : X/2

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

Pertemuan : 2

Standar Kompetensi :

5. Menerapkan konsep kelistrikan dalam berbagai penyelesaian masalah dan

berbagai produk teknologi

Kompetensi Dasar :

5.1 Memformulasikan besaran-besaran listrik rangkaian tertutup sederhana (satu

loop)

Indikator :

Menyelidiki faktor-faktor yang mempengaruhi nilai hambatan suatu kawat

penghantar

A. Tujuan Pembelajaran

Siswa mampu:

1. Menjelaskan pengertian hambatan listrik

2. Menyebutkan jenis-jenis hambatan listrik

3. Menjelaskan cara mengukur hambatan

4. Menyelidiki faktor-faktor yang mempengaruhi nilai hambatan suatu kawat

penghantar

B. Materi Pokok : Listrik Dinamis (Bahan ajar terlampir)

Hambatan listrik

Jenis-jenis hambatan listrik

Cara mengukur hambatan listrik

Faktor-faktor yang mempengaruhi hambatan listrik

Page 51: BAB I

C. Model Pembelajaran : Pembelajaran Langsung

D. Metode Pembelajaran : Demonstrasi, ceramah dan diskusi informasi

E. Langkah-langkah Pembelajaran

JenisKegiatan

Fase Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu Ket

Awal

I(Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa).

1. Memberi acuan/ gambaran kepada siswa dengan menuliskan tujuan pembelajaran.

2. Memberi motivasi siswa dengan mengajukan sebuah pertanyaan “jika terdapat selang air yang sedang dialiri air kemudian tersembat, yang mana aliran air yang lebih deras jika disumbar oleh tongkat kayu kecil dan pendek dindingkan tongkat kayu yang besar dan panjang?”

1. Menulis tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru dan mendengar penjelasan guru.

2. Menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru.

10’

II(Pemahaman/peresentase materi yang akan diajarkan ).

1. Memberi penjelasan dan gambaran kegiatan yang akan dilaksanakan pada pertemuan ini serta pelaksanaannya.

2. Memberi penjelasan mengenai hambatan3. Menjelaskan materi tentang jenis-jenis hambatan

listrik4. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi

arus listrik

Memperhatikan penjelasan dari guru dan bertanya jika ada yang kurang dipahami serta mencatat poin-poin yang dianggap penting

10’

Page 52: BAB I

Inti III(Memberi latihan terbimbing ).

1. Membagi LKS kepada tiap-tiap kelompok.2. Melakukan demonstrasi mengenai faktor-faktor

yang mempengaruhi nilai hambatan listrik3. Mengecek kegiatan tiap kelompok .4. Membimbing kelompok siswa yang mengalami

kesulitan.

1. Perwakilan tiap-tiap kelompok mengambil LKS dari guru.

2. Memperhatikan guru saat kegiatan demonstrasi

3. Meminta bantuan guru jika mengalami kesulitan.

30’

IV(Mengecek pemahaman dan memberi umpan balik).

1. Memberi kesempatan pada salah satu kelompok mempresentasekan hasil yang diperoleh dari kegiatan demonstrasi.

2. Memberi pertanyaan secara lisan kepada siswa untuk mengecek sejauh mana pemahaman para siswa .

3. Memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang masih belum dimengerti yang berhubungan dengan materi pembelajaran saat itu.

4. Memberi kesempatan kepada siswa lain untuk menjawab pertanyaan dari temannya, jika tidak ada maka guru yang akan menjawab pertanyaan tersebut.

1. Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompok masingmasing.

2. Menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.

3. Menjawab pertanyaan dari teman sendiri yang masih kurang mengerti.

20’

AkhirV

(Evaluasi)1. Memberi soal latihan kepada siswa serta

membimbing siswa dalam menyelesaikannya.2. Meminta beberapa siswa menyimpulkan yang

telah dipelajari.

1. Mengerjakan soal latihan.2. Menyimpulkan materi yang

telah dipelajari

20’

Page 53: BAB I

F. Sumber/alat dan bahan ajar

- Sumber belajar:

Setya Nurachmandani, fisika 1 untuk SMA/MA kelas X, Jakarta :

Pusat Perbukuan

Internet

Buku-buku yang relevan

- Alat dan bahan : Peralatan IPA yang digunakan saat demonstrasi (lihat

pada LKS), Papan tulis,Penghapus, Spidol, LKS (terlampir)

G. Penilaian

Prosedur Penilaian :

Penilaian Kognitif

Jenis : Tes tertulis

Bentuk : Essay

Penilaian Afektif

Bentuk : Lembar pengamatan sikap siswa (sama setiap pertemuan)

Instrumen :

Aspek Kognitif

1. Jelaskan pengertian hambatan listrik?

2. Sebutkan jenis-jenis hambatan listrik?

3. Jelaskan cara mengukur hambatan?

4. Dua penghantar silinder terbuat dari bahan sama, memiliki volume sama tetapi

penghantar yang satu tiga kali panjangnya dari penghantar lainnya. Jika

penghantar yang lebih panjang memiliki hambatan 1,8 Ω, berapakah

hambatan penghantar yang lebih pendek?

Jawaban dan Rubrik

1. Hambatan listrik dapat didefinisikan sebagai hasil bagi beda potensial

antara ujung-ujung penghantar dengan kuat arus yang mengalir pada

penghantar tersebut.

2. Resistor Tetap dan Resistor variabel

Skor 2

Skor 2

Page 54: BAB I

3. Mengukur hambatan

Secara langsung

Untuk mengukur hambatan dengan menggunakan multimeter,

terlebih dahulu kita putar sakelar pilih pada multimeter ke arah yang

bertanda R. Dengan demikian, multimeter telah berfungsi sebagai

ohmmeter (pengukur hambatan). Hubungkan ujung-ujung terminal

multimeter dengan ujung-ujung benda yang akan diukur hambatannya,

kemudian perhatikan skala yang ditunjukkan pada multimeter.

Secara tidak langsung

Menggabungkan voltmeter dan amperemeter secara bersama-sama

pada rangkaian listrik yang diukur hambatannya. Voltmeter dipasang

secara paralel, sedangkan amperemeter dipasang seri dengan benda yang

akan diukur hambatannya. Baca skala yang ditunjukkan voltmeter maupun

amperemeter, kemudian hitung nilai hambatan R dengan persamaan

hukum ohm

4. Dik: A1=A2=A

ρ1= ρ2=ρ

l1=l

l2=3 l1=3 l

R2=1,8 Ω

Dit: R1=⋯ ?

Peny:

R1

R2

=

ρ1l1

A1

ρ2l2

A2

R1

1,8Ω=

ρlA

ρ 3lA

3 R1=1,8 Ω

R1

1,8Ω=1

3 R1=0,6 Ω

Skor 3

Skor 3

Skor 3

Skor 2

Skor 2

Skor 1

Skor 2

Page 55: BAB I

Aspek Afektif : Lembar Pengamatan Sikap

Instrumen Penilaian Afektif

NO NAMASKOR ASPEK YANG DINILAI

1 2 3 4 5 6 7 8

1.

2.

3.

Aspek yang dinilai

1. Bekerjasama dalam Kelompok

Kriteria Penilaian SKOR

Bekerja sama 3

Kurang bekerja sama 2

Tidak bekerja sama 1

2. Keaktifan dalam Pembelajaran

Kriteria Penilaian SKOR

Aktif dalam pembelajaran 3

Kurang aktif dalam pembelajaran 2

Tidak aktif dalam pembelajaran 1

3. Menghargai Pendapat Orang Lain

Kriteria Penilaian SKOR

Menghargai 3

Kurang menghargai 2

Tidak menghargai 1

Page 56: BAB I

4. Tidak Mengganggu Proses Pembelajaran

Kriteria Penilaian SKOR

Tidak mengganggu 3

Agak mengganggu 2

Mengganggu 1

5. Rajin bertanya/Konsultasi

Kriteria Penilaian SKOR

Rajin bertanya/konsultasi 3

Kurang rajin bertanya/konsultasi 2

Tidak rajin bertanya/konsultasi 1

6. Disiplin

Kriteria Penilaian SKOR

Disiplin 3

Kurang disiplin 2

Tidak disiplin 1

7. Bersikap sopan

Kriteria Penilaian SKOR

Bersikap sopan 3

Kurang sopan 2

Tidak sopan 1

8. Kerapian dalam berpakaian

Kriteria Penilaian SKOR

Rapi dalam berpakaian 3

Kurang rapi dalam berpakaian 2

Tidak rapi dalam berpakaian 1

Nilai siswa untuk aspek kognitif ataupun afektif ditentukan dengan cara:

Page 57: BAB I

Nilai=∑ skor yangdiperoleh

∑ skor maksimumx100

Bahan ajar : Listrik Dinamis

Pengertian Hambatan

Berdasarkan persamaan hukum Ohm, hambatan listrik dapat didefinisikan

sebagai hasil bagi beda potensial antara ujung-ujung penghantar dengan kuat arus

yang mengalir pada penghantar tersebut.

Jenis-Jenis Hambatan

1. Resistor Tetap

Pada resistor tetap yang biasanya dibuat dari karbon atau kawat nikrom tipis,

nilai hambatannya disimbolkan dengan warna-warna yang melingkar pada kulit

luarnya

2. Resistor Variabel

Di pasaran, resistor variabel yang kita kenal ada dua, yaitu resistor

variabel tipe berputar dan bergeser (rheostat). Pada prinsipnya, cara kerja kedua

resistor ini adalah sama, yaitu memutar atau menggeser kontak luncur untuk

menambah atau mengurangi nilai hambatan sesuai kebutuhan.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Suatu Hambatan

a. Pengaruh suhu

R=R0(1+α ∆ T )

b. Pengaruh hambatan jenis, panjang dan luas

R=ρlA

Apabila kawat penghantar makin panjang dan hambatan jenisnya makin besar,

maka nilai hambatannya bertambah besar. Tetapi apabila luas penampang kawat

penghantar makin besar, ternyata nilai hambatannya makin kecil.

Page 58: BAB I

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMA Negeri 1 Segeri

Mata Pelajaran : Fisika

Kelas/semester : X/2

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

Pertemuan : 3

Standar Kompetensi :

5. Menerapkan konsep kelistrikan dalam berbagai penyelesaian masalah dan

berbagai produk teknologi

Kompetensi Dasar :

5.1 Memformulasikan besaran-besaran listrik rangkaian tertutup sederhana (satu

loop)

Indikator :

1. Memformulasikan hukum I Kirchoff

2. Memformulasikan hukum II Kirchoff

A. Tujuan Pembelajaran

Siswa mampu:

1. Menyebutkan bunyi hukum I Kirchoff

2. Merumuskan persamaan hukum I Kirchoff

3. Menyebutkan bunyi hukum II Kirchoff

4. Merumuskan persamaan hukum II Kirchoff

B. Materi Pokok : Listrik Dinamis (Bahan ajar terlampir)

Hukum I Kirchoff

Hukum II Kirchoff

Page 59: BAB I

C. Model Pembelajaran : Pembelajaran langsung

D. Metode Pembelajaran : Demonstrasi, ceramah dan diskusi informasi

E. Langkah-langkah Pembelajaran

JenisKegiatan

Fase Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu Ket

Awal

I(Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa).

1. Memberi acuan/ gambaran kepada siswa dengan menuliskan tujuan pembelajaran.

2. Memberi motivasi siswa dengan mengajukan sebuah pertanyaan “ada yang tahu bunyi hukum I dan II Kirchoff ?” jika ada yang menjawab selanjutnya mengajukan pertanyaan lagi “ apa maksud dari jawabannya?”

1. Menulis tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru dan mendengar penjelasan guru.

2. Menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru.

10’

Inti

II(Pemahaman/peresentase materi yang akan diajarkan ).

1. Menjelaskan materi Hukum I Kirchoff2. Memberi penjelasan mengenai Hukum II

Kirchoff

Memperhatikan penjelasan dari guru dan bertanya jika ada yang kurang dipahami serta mencatat poin-poin yang dianggap penting

10’

III(Memberi latihan terbimbing ).

1. Membagi LKS kepada tiap-tiap kelompok.2. Melakukan demonstrasi mengenai hukum I

Kirchoff.3. Mengecek kegiatan tiap kelompok .

1. Perwakilan tiap-tiap kelompok mengambil LKS dari guru.

2. Memperhatikan guru saat kegiatan demonstrasi

30’

Page 60: BAB I

4. Membimbing kelompok siswa yang mengalami kesulitan.

3. Meminta bantuan guru jika mengalami kesulitan.

IV(Mengecek pemahaman dan memberi umpan balik).

1. Memberi kesempatan pada beberapa kelompok mempresentasekan hasil yang diperoleh dari kegiatan demonstrasi.

2. Memberi pertanyaan secara lisan kepada siswa untuk mengecek sejauh mana pemahaman para siswa .

3. Memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang masih belum dimengerti yang berhubungan dengan materi pembelajaran saat itu.

4. Memberi kesempatan kepada siswa lain untuk menjawab pertanyaan dari temannya, jika tidak ada maka guru yang akan menjawab pertanyaan tersebut.

1. Perwakilan beberapa kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompok masingmasing.

2. Menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.

3. Menjawab pertanyaan dari teman sendiri yang masih kurang mengerti.

20’

AkhirV

(Evaluasi)1. Memberi soal latihan kepada siswa serta

membimbing siswa dalam menyelesaikannya.2. Meminta beberapa siswa menyimpulkan yang

telah dipelajari.

1. Mengerjakan soal latihan.2. Menyimpulkan materi yang

telah dipelajari

20’

Page 61: BAB I

F. Sumber/alat dan bahan ajar

- Sumber belajar:

Setya Nurachmandani, fisika 1 untuk SMA/MA kelas X, Jakarta :

Pusat Perbukuan

Internet

Buku-buku yang relevan

- Alat dan bahan : Peralatan IPA yang digunakan saat demonstrasi (lihat pada LKS), Papan tulis,Penghapus, Spidol, LKS (terlampir)

G. Penilaian

Prosedur Penilaian :

Penilaian Kognitif

Jenis : Tes tertulis

Bentuk : Essay

Penilaian Afektif

Bentuk : Lembar pengamatan sikap siswa (sama setiap pertemuan)

Instrumen :

Aspek Kognitif

1. Perhatikan gambar berikut ini!

Tentukan persamaan yang tepat untuk I4 berdasarkan gambar diatas. . . .

2. Kuat arus yang melalui hambatan 3 Ω dalam gambar berikut ini adalah. . . .

I1I5

I4

I2

I3

A B C

F E D

3 V 6 V

3 Ω

2 Ω

Page 62: BAB I

Jawaban dan Rubrik

1. I 1+ I 2+ I 3=I 4+ I 5

I 4=I 1+ I 2+ I 3−I 5

2. Dik: V 1=3V

V 2=6V

R1=2 Ω

R2=3 Ω

Dit: I=⋯ ? pada R2=3 Ω

Peny:

V 1+V 2+ I R2=0

3 V−6 V +3 I=0

−3 V +3 I=0

3 I=3 V

I=1 A

Aspek Afektif : Lembar Pengamatan Sikap

Instrumen Penilaian Afektif

NO NAMASKOR ASPEK YANG DINILAI

1 2 3 4 5 6 7 8

1.

2.

3.

Aspek yang dinilai:

A B C

F E D

3 V 6 V

3 Ω

2 Ω

Page 63: BAB I

1. Bekerjasama dalam Kelompok

Kriteria Penilaian SKOR

Bekerja sama 3

Kurang bekerja sama 2

Tidak bekerja sama 1

2. Keaktifan dalam Pembelajaran

Kriteria Penilaian SKOR

Aktif dalam pembelajaran 3

Kurang aktif dalam pembelajaran 2

Tidak aktif dalam pembelajaran 1

3. Menghargai Pendapat Orang Lain

Kriteria Penilaian SKOR

Menghargai 3

Kurang menghargai 2

Tidak menghargai 1

4. Tidak Mengganggu Proses Pembelajaran

Kriteria Penilaian SKOR

Tidak mengganggu 3

Agak mengganggu 2

Mengganggu 1

5. Rajin bertanya/Konsultasi

Kriteria Penilaian SKOR

Rajin bertanya/konsultasi 3

Page 64: BAB I

Kurang rajin bertanya/konsultasi 2

Tidak rajin bertanya/konsultasi 1

6. Disiplin

Kriteria Penilaian SKOR

Disiplin 3

Kurang disiplin 2

Tidak disiplin 1

7. Bersikap sopan

Kriteria Penilaian SKOR

Bersikap sopan 3

Kurang sopan 2

Tidak sopan 1

8. Kerapian dalam berpakaian

Kriteria Penilaian SKOR

Rapi dalam berpakaian 3

Kurang rapi dalam berpakaian 2

Tidak rapi dalam berpakaian 1

Nilai siswa untuk aspek kognitif ataupun afektif ditentukan dengan cara:

Nilai=∑ skor yang diperoleh

∑ skor maksimumx100

Page 65: BAB I

Bahan Ajar : Listrik Dinamis

A. Hukum I Kirchoff

Bunyi hukum I Kirchoff : Jumlah kuat arus yang masuk kesuatu titik cabang

sama dengan jumlah arus yang keluar dari titik cabang tersebut. Secara

matematis ditulis sebagai berikut

Σ I masuk=Σ I keluar

B. Hukum II Kirchoff

Dalam kehidupan sehari-hari tidak hanya dikenal rangkaian listrik satu

rangkaian (loop), tetapi juga di kenal system rangkaian lebih dari satu

rangkaian.

Bunyi hukum II Kirchoff : Di dalam sebuah rangkaian tertutup, jumlah aljabar

gaya gerak listrik dengan penurunan tegangan sama dengan nol. Secara

matematis dapat ditulus sebagai berikut:

Σε+Σ ( IR )=0

Page 66: BAB I

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)Sekolah : SMA Negeri 1 SegeriMata Pelajaran : FisikaKelas/semester : X/2Alokasi Waktu : 2 x 45 menit Pertemuan : 4

Standar Kompetensi :

5. Menerapkan konsep kelistrikan dalam berbagai penyelesaian masalah dan

berbagai produk teknologi

Kompetensi Dasar :

5.1 Memformulasikan besaran-besaran listrik rangkaian tertutup sederhana (satu

loop)

5.2 Mengidentifikasi penerapan listrik AC dan DC dalam kehidupan sehari-hari.

Indikator :

1. Menyelidiki nilai hambatan, kuat arus dan tegangan dalam rangkaian seri dan

paralel

2. Mengidentifikasi penerapan arus listrik searah dan bolak balik dalam

kehidupan sehari-hari

A. Tujuan Pembelajaran

Siswa mampu:

1. Menjelaskan pengertian rangkaian seri

2. Menjelaskan pengertian rangkaian paralel

3. Merumuskan nilai hambatan dalam rangkaian seri dan paralel

4. Merumuskan nilai kuat arus dan beda potensial dalam rangkaian seri dan

paralel

5. Menjelaskan penerapan arus searah dan arus bolak balik dalam kehidupan

sehari-hari

Page 67: BAB I

B. Materi Pokok : Listrik Dinamis (Bahan ajar terlampir)

Susunan seri dan paralel hambatan listrik

Penerapan arus searah dan arus bolak balik

C. Model Pembelajaran : Pembelajaran Langsung

D. Metode Pembelajaran : Demonstrasi, ceramah dan diskusi informasi

E. Langkah-langkah Pembelajaran

JenisKegiatan

Fase Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu Ket

Awal

I(Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa).

1. Memberi acuan/ gambaran kepada siswa dengan menuliskan tujuan pembelajaran.

2. Memberi motivasi siswa dengan mengajukan sebuah pertanyaan “bangaimana nyala lampu jika dirangkai seri atau parallel? Apakah redup atau terang?”

1. Menulis tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru dan mendengar penjelasan guru.

2. Menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru.

10’

II(Pemahaman/peresentase materi yang akan diajarkan ).

1. Menjelaskan materi Rangkaian listrik secara seri2. Memberi penjelasan mengenai Rangkaian listrik

secara parallel3. Memberi penjelasan mengenai penerapan arus

searah dan bolak balik.

Memperhatikan penjelasan dari guru dan bertanya jika ada yang kurang dipahami serta mencatat poin-poin yang dianggap penting

10’

Page 68: BAB I

IntiIII

(Memberi latihan terbimbing ).

1. Membagi LKS kepada tiap-tiap kelompok.2. Melakukan demonstrasi mengenai materi

Rangkaian Seri dan Paralel.3. Mengecek kegiatan tiap kelompok .4. Membimbing kelompok siswa yang mengalami

kesulitan.

1. Perwakilan tiap-tiap kelompok mengambil LKS dari guru.

2. Memperhatikan guru saat kegiatan demonstrasi

3. Meminta bantuan guru jika mengalami kesulitan.

30’

IV(Mengecek pemahaman dan memberi umpan balik).

1. Memberi pertanyaan secara lisan kepada siswa untuk mengecek sejauh mana pemahaman para siswa .

2. Memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang masih belum dimengerti yang berhubungan dengan materi pembelajaran saat itu.

3. Memberi kesempatan kepada siswa lain untuk menjawab pertanyaan dari temannya, jika tidak ada maka guru yang akan menjawab pertanyaan tersebut.

1. Menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.

2. Menjawab pertanyaan dari teman sendiri yang masih kurang mengerti.

20’

AkhirV

(Evaluasi)1. Memberi soal latihan kepada siswa serta

membimbing siswa dalam menyelesaikannya.2. Meminta beberapa siswa menyimpulkan yang

telah dipelajari.

1. Mengerjakan soal latihan.2. Menyimpulkan materi yang

telah dipelajari

20’

Page 69: BAB I

F. Sumber/alat dan bahan ajar

- Sumber belajar:

Setya Nurachmandani, fisika 1 untuk SMA/MA kelas X, Jakarta :

Pusat Perbukuan

Internet

Buku-buku yang relevan

- Alat dan bahan : Peralatan IPA yang digunakan saat demonstrasi (lihat pada LKS), Papan tulis,Penghapus, Spidol, LKS (terlampir)

G. Penilaian

Prosedur Penilaian :

Penilaian Kognitif

Jenis : Tes tertulis

Bentuk : Essay

Penilaian Afektif

Bentuk : Lembar pengamatan sikap siswa (sama setiap pertemuan)

Instrumen :

Aspek Kognitif

Evaluasi

6. Tuliskan sifat-sifat dari rangkaian seri dan rangkaian paralel?

7. Terdapat tiga buah hambatan masing-masing bernilai 5 Ω, 10 Ω dan 20 Ω

dengan suber tegangan 5 V. Tentukan nilai hambatannya jika:

a. Dirangkai secara seri

b. Dirangkai secara paralel

8. Berdasarkan soal no.2 tentukan nilai,

a. Kuat arus pada masing-masing rangkaian

b. Beda potensial pada masing-masing rangkaian

9. Sebuah setrika yang memiliki spesifikasi 300 W/220 V digunakan selama 1

jam setiap hari. Jika setrika dipasang pada sumber tegangan 110 V, tentukan

biaya tagihan listrik satu bulan dengan biaya per kWh adalah Rp 100,00!

Page 70: BAB I

Jawaban dan Rubrik

1. Sifat-sifat rangkaian seri dan rangkaian paralela. Sifat-sifat rangkaian seri

Disusun secara berderet Besar arus yang melalui rangkaian semuanya sama Nilai tegangan bergantung pada masing-masing hambatan yang

digunakan Bila arus terputus pada salah satu komponen maka arus juga terputus

b. Sifat-sifat rangkaian paralel Disusun secara berjajar Besar arus yang melalui rangkaian berbeda-beda bergantung pada

hambatan yang digunakan Nilai tegangan pada masing-masing hambatan semuanya sama Bila arus terputus pada salah satu komponen maka arus tetap mengalir

pada komponen yang lain2. Dik: R1=5 Ω

R2=10 Ω R3=15 Ω V s=5VDit: a. R s=⋯ ?

b. Rp=⋯?Peny:a. R s=R1+R2+R3

R s=5 Ω+10 Ω+15 Ω R s=30 Ω

b.1

R p

= 1R1

+ 1R2

+ 1R3

1

R p

= 15 Ω

+ 110Ω

+ 115 Ω

1

R p

=6+3+230Ω

1

R p

= 1130 Ω

Rp=30 Ω

11 Rp=2,73Ω

3. Dik: R1=5 Ω R2=10 Ω R3=15 Ω V s=5V

Skor 4

Skor 4

Skor 2

Skor 5

Skor 7

Skor 2

Page 71: BAB I

R s=30 Ω Rp=2,73ΩDit: a. I=⋯ ? b. V=⋯ ?Peny:Rangkaian seri Rangkaian paralel

a. I=VR s

a. • I 1=VR1

I=5 V30Ω

I 1=5 V5 Ω

I=0,17 A I 1=1 A

b. Tegangan • I 2=VR2

V 1=I R1 I 2=5V

10 Ω V 1=0,17 A × 5Ω I 2=0,5 A

V 1=0,85 V • I 3=VR3

V 2=I R2 I 3=5V

15Ω V 2=0,17 A × 10 Ω I 3=0,33 A V 2=1,70 V b. tegangan

V 3=I R3 V=I Rp V 3=0,17 A × 15 Ω V=1,83 A × 2,73Ω V 3=2,55 V V=5 V

4. Dik: V s=110V

V t=220 V Pt=75 W t=30 jamDit: Ps=⋯? Biayatagihan=⋯ ?Peny: (a) Daya sesungguhnya yang diserap setrika listrik dapat dihitung dengan:

Ps=(V s

V t)

2

Pt=( 110220 )

2

300=75W =0,075 kW

(b) Waktu total pemakaian:t=(1 ) (30 )=30 jam

Energy listrik total yang diserap setrika listrik selama sebulan:W =Ps t=(0,075 ) (30 )=2,25 kWh

Biaya tagihan listrik satu bulan:B=(2,25 ) ( Rp 100,00 )=Rp 225,00

Skor 2

Skor 2

Skor 2

Skor 2

Skor 2

Skor 2

Skor 2

Skor 2

Skor 2

Skor 3

Skor 2

Skor 2

Skor 2

Page 72: BAB I

Aspek Afektif : Lembar Pengamatan Sikap

Instrumen Penilaian Afektif

NO NAMASKOR ASPEK YANG DINILAI

1 2 3 4 5 6 7 8

1.

2.

3.

Aspek yang dinilai

1. Bekerjasama dalam Kelompok

Kriteria Penilaian SKOR

Bekerja sama 3

Kurang bekerja sama 2

Tidak bekerja sama 1

2. Keaktifan dalam Pembelajaran

Kriteria Penilaian SKOR

Aktif dalam pembelajaran 3

Kurang aktif dalam pembelajaran 2

Tidak aktif dalam pembelajaran 1

3. Menghargai Pendapat Orang Lain

Kriteria Penilaian SKOR

Menghargai 3

Kurang menghargai 2

Page 73: BAB I

Tidak menghargai 1

4. Tidak Mengganggu Proses Pembelajaran

Kriteria Penilaian SKOR

Tidak mengganggu 3

Agak mengganggu 2

Mengganggu 1

5. Rajin bertanya/Konsultasi

Kriteria Penilaian SKOR

Rajin bertanya/konsultasi 3

Kurang rajin bertanya/konsultasi 2

Tidak rajin bertanya/konsultasi 1

6. Disiplin

Kriteria Penilaian SKOR

Disiplin 3

Kurang disiplin 2

Tidak disiplin 1

7. Bersikap sopan

Kriteria Penilaian SKOR

Bersikap sopan 3

Kurang sopan 2

Tidak sopan 1

8. Kerapian dalam berpakaian

Kriteria Penilaian SKOR

Rapi dalam berpakaian 3

Kurang rapi dalam berpakaian 2

Page 74: BAB I

Tidak rapi dalam berpakaian 1

Nilai siswa untuk aspek kognitif ataupun afektif ditentukan dengan cara:

Nilai=∑ skor yang diperoleh

∑ skor maksimumx100

Bahan Ajar : Listrik Dinamis

A. Rangkaian SeriHambatan pengganti R s=R1+R2+R3+⋯+Rn

Tegangan total

V tot=V 1+V 2+V 3+⋯+V n

Arus total yang mengalir pada rangkaian

I tot=I 1=I2=I 3=I n

I tot=V tot

R s

Arus yang mengalir pada suatu hambatan

I n=V n

Rn

B. Rangkaian Paralel

Hambatan pengganti

1

R p

= 1R1

+ 1R2

+ 1R3

+⋯+ 1Rn

Tegangan total

V tot=V 1=V 2+V 3=V n

Arus total yang mengalir pada rangkaian

I tot=I 1+ I 2+ I3+⋯+ I n

Page 75: BAB I

I tot=VR p

Arus yang mengalir pada suatu hambatan

I n=VRn

C. Penerapan Arus SearahArus searah (DC) adalah suatu arus listrik yang aliran muatannya hanya dalam satu arah. Arus searah banyak digunakan pada kendaraan bermotor dan lampu penerangan dirumah.

Energi ListrikEnergi listrik yaitu besar muatan dikalikan beda potensial yang dialaminya

W =QV =VIt=I2 Rt=V 2

Rt

Daya ListrikDaya listrik adalah energy listrik yang dihasilkan atau diperlukan persatuan waktu.

P=Wt

=VItt

=VI

Jika tegangan listrik mengalami penurunan, maka daya yang terjadi juga mengalami penurunan dapat dirumuskan sebagai berikut

P2

P1

=(V 2

V 1)

2

D. Penerapan Arus Bolak balikArus bolak balik (AC) adalah suatu arus listrik yang arahnya membalik denga frekuensi f. Biasanya digunanakan rumah-rumah seperti penggunaan TV, strika, kipas angin dan kompor listrik.

Page 76: BAB I

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMA Negeri 1 Segeri

Mata Pelajaran : Fisika

Kelas/semester : X/2

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

Pertemuan : 5

Standar Kompetensi :

5. Menerapkan konsep kelistrikan dalam berbagai penyelesaian masalah dan

berbagai produk teknologi

Kompetensi Dasar :

5.3. Menggunakan alat ukur listrik

Indikator :

Terampil menggunakan alat ukur listrik

A. Tujuan Pembelajaran

Siswa mampu:

1. Menjelaskan karakteristik alat ukur listrik

2. Menggunakan alat ukur listrik

B. Materi Pokok : Listrik Dinamis (Bahan ajar terlampir)

Alat ukur listrik

C. Model Pembelajaran : Pembelajaran langsung

D. Metode Pembelajaran : Demonstrasi, ceramah, dan diskusi informasi

Page 77: BAB I

E. Langkah-langkah Pembelajaran

JenisKegiatan

Fase Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu Ket

Awal

I(Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa).

1. Memberi acuan/ gambaran kepada siswa dengan menuliskan tujuan pembelajaran.

2. Memberi motivasi siswa dengan mengajukan sebuah pertanyaan “alat apa yang digunakan untuk mengukur arus listrik dan beda potensial?”

1. Menulis tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru dan mendengar penjelasan guru.

2. Menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru.

10’

Inti

II(Pemahaman/peresentase materi yang akan diajarkan ).

1. Memberi penjelasan mengenai materi Amperemeter dan penggunaannya.

2. Menjelaskan materi Voltmeter dan cara penggunaannya

3. Menjelaskan mengenai alat ukur listrik yang lainya.

Memperhatikan penjelasan dari guru dan bertanya jika ada yang kurang dipahami serta mencatat poin-poin yang dianggap penting

10’

III(Memberi latihan terbimbing ).

1. Membagi LKS kepada tiap-tiap kelompok.2. Melakukan demonstrasi mengenai penggunaan alat

ukur listrik.3. Mengecek kegiatan tiap kelompok .4. Membimbing kelompok siswa yang mengalami

kesulitan.

1. Perwakilan tiap-tiap kelompok mengambil LKS dari guru.

2. Memperhatikan guru saat kegiatan demonstrasi

3. Meminta bantuan guru jika mengalami kesulitan.

30’

IV(Mengecek pemahaman dan memberi umpan

1. Memberi pertanyaan secara lisan kepada siswa untuk mengecek sejauh mana pemahaman para siswa .

2. Memberi kesempatan kepada siswa untuk

1. Menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.

2. Menjawab pertanyaan dari teman sendiri yang masih

20’

Page 78: BAB I

balik). menanyakan hal-hal yang masih belum dimengerti yang berhubungan dengan materi pembelajaran saat itu.

3. Memberi kesempatan kepada siswa lain untuk menjawab pertanyaan dari temannya, jika tidak ada maka guru yang akan menjawab pertanyaan tersebut.

kurang mengerti.

AkhirV

(Evaluasi)1. Memberi soal latihan kepada siswa serta

membimbing siswa dalam menyelesaikannya.2. Meminta beberapa siswa menyimpulkan yang telah

dipelajari.

1. Mengerjakan soal latihan.2. Menyimpulkan materi yang

telah dipelajari

20’

F. Sumber/alat dan bahan ajar

- Sumber belajar:

Setya Nurachmandani, fisika 1 untuk SMA/MA kelas X, Jakarta : Pusat Perbukuan

Internet

Buku-buku yang relevan

- Alat dan bahan : Peralatan IPA yang digunakan saat demonstrasi (lihat pada LKS), Papan tulis,Penghapus, Spidol, LKS (terlampir)

G. Penilaian

Prosedur Penilaian :

Page 79: BAB I

Penilaian Kognitif

Jenis : Tes tertulis

Bentuk : Essay

Penilaian Afektif

Bentuk : Lembar pengamatan sikap siswa (sama setiap pertemuan)

Instrumen :

Aspek Kognitif

1. Tuliskan fungsi dari masing-masing alat ukur listrik!

2. Perhatikan gambar penggunaan amperemeter berikut ini!

Nilai kuat arus pada rangkaian adalah...

3. Perhatikan gambar penggunaan voltmeter berikut ini!

Nilai beda potensial pada rangkaian adalah...

Jawaban dan Rubrik

1. Fungsi dari Amperemeter dan Voltmeter adalah

Amperemeter berfungsi untuk mengukur arus listrik dalam suatu

rangkaian.

80

40 30

60

10

20

50

100

40

20 00

-5-10

0 A

5 A

10 A

80

40 30

60

10

20

50

100

40

20 0 0 -5

-10

0 V

5 V

10 V

Skor 1,5

Page 80: BAB I

Voltmeter berfungsi untuk mengukur beda potensial/tegangan dalam suatu

rangkaian.

Ohmmeter berfungsi untuk mengukur besar/nilai suatu penghantar.

Wattmeter berfungsi untuk mengukur besar/nilai daya listrik

2. Dik: batas ukur=5 A

Jumlah skala=50

Skala ygditunjuk=30

Dit: I=⋯ ?

Peny:

I=batasukurjml skala

× skala ygditunjuk

I=5 A50

×30=3 A

3. Dik: batas ukur=10 V

Jumlah skala=100

Skala ygditunjuk=20

Dit: V=⋯ ?

Peny:

V=batas ukurjml skala

× skala ygditunjuk

V=10 V100

× 20=2V

Skor 1,5

Skor 1

Skor 1

Skor 2

Skor 3

Skor 1

Skor 1

Skor 2

Skor 3

Skor 1,5

Skor 1,5

Page 81: BAB I

Aspek Afektif : Lembar Pengamatan Sikap

Instrumen Penilaian Afektif

NO NAMASKOR ASPEK YANG DINILAI

1 2 3 4 5 6 7 8

1.

2.

3.

Aspek yang dinilai

1. Bekerjasama dalam Kelompok

Kriteria Penilaian SKOR

Bekerja sama 3

Kurang bekerja sama 2

Tidak bekerja sama 1

2. Keaktifan dalam Pembelajaran

Kriteria Penilaian SKOR

Aktif dalam pembelajaran 3

Kurang aktif dalam pembelajaran 2

Tidak aktif dalam pembelajaran 1

3. Menghargai Pendapat Orang Lain

Kriteria Penilaian SKOR

Menghargai 3

Page 82: BAB I

Kurang menghargai 2

Tidak menghargai 1

4. Tidak Mengganggu Proses Pembelajaran

Kriteria Penilaian SKOR

Tidak mengganggu 3

Agak mengganggu 2

Mengganggu 1

5. Rajin bertanya/Konsultasi

Kriteria Penilaian SKOR

Rajin bertanya/konsultasi 3

Kurang rajin bertanya/konsultasi 2

Tidak rajin bertanya/konsultasi 1

6. Disiplin

Kriteria Penilaian SKOR

Disiplin 3

Kurang disiplin 2

Tidak disiplin 1

7. Bersikap sopan

Kriteria Penilaian SKOR

Bersikap sopan 3

Kurang sopan 2

Tidak sopan 1

8. Kerapian dalam berpakaian

Kriteria Penilaian SKOR

Rapi dalam berpakaian 3

Kurang rapi dalam berpakaian 2

Page 83: BAB I

Tidak rapi dalam berpakaian 1

Aspek psikomotorik ( saat ujian praktikum)Instrument penilaian psikomotorik

No NamaSkor Aspek yang Dinilai

1 2 3 4 5 61.2.3.

Aspek yang dinilai1. Kemampuan Memilih Alat dan Bahan

Kriteria Penilaian SKOR5-4 alat dan bahan yang disiapkan sesuai dengan topik percobaan

4

3-2 alat dan bahan yang disiapkan sesuai dengan topik percobaan

3

1 alat dan bahan yang disiapkan sesuai dengan topik percobaan

2

Alat yang disiapkan tidak sesuai dengan topik percobaan 1Tidak ada alat yang disiapkan untuk percobaan 0

2. Kemampuan Merangkai Alat

Kriteria Penilaian SKORMerangkai alat dengan benar sesuai prosedur dengan sekali membaca

4

Merangkai alat dengan benar sesuai prosedur namun masih perlu membaca berulang-ulang

3

Merangkai alat dengan benar sesuai prosedur namun masih sering bertanya kepada guru

2

Merangkai alat dengan bantuan guru 1Tidak merangkai alat dan tidak meminta bantuan guru 0

3. Kemampuan Mengoperasikan Alat Ukur

Page 84: BAB I

Kriteria Penilaian SKORMenggunakan alat dengan tepat dan aman 4Menggunakan alat dengan tepat namun tidak aman 3Menggunakan alat kurang tepat namun tidak aman 2Hanya mampu menggunakan sebagian alat, selebihnya perlu bantuan guru

1

Tidak mampu menggunakan alat 0

4. Ketepatan Metode Pengambilan Data

Kriteria Penilaian SKORProsedur kerja sistematis, identivikasi variabel jelas, dan hasil pengamatan akurat

4

Prosedur kerja sistematis, identivikasi variabel jelas, namun hasil pengamatan tidak akurat

3

Prosedur kerja sistematis, identivikasi variabel tidak jelas, dan hasil pengamatan tidak akurat

2

Prosedur kerja tidak sistematis, identivikasi variable tidak jelas, dan hasil pengamatan akurat

1

Prosedur kerja tidak sistematis, identivikasi variabel tidak jelas, dan hasil pengamatan tidak akurat

0

5. Kecepatan (Efisiensi Kegiatan)

Kriteria Penilaian SKORMerangkai alat dan mengambil data dengan cepat dan tepat

4

Merangkai alat dengan cepat dan mengambil data kurang cepat namun tepat

3

Merangkai alat dan mengambil data kurang cepat namun tepat

2

Merangkai alat dan mengambil data kurang cepat dan kurangtepat

1

Sangat lamban dalam merangkai dan mengambil data 06. Persiapan untuk mengakhiri kegiatan praktikum

Kriteria Penilaian SKORAlat dan bahan disimpan dengan tepat dan tempat kerja bersih setelah praktikum

4

Page 85: BAB I

Hanya sebagian alat dan bahan disimpan dengan tepat dan tempat kerja bersih setelah praktikum

3

Alat dan bahan disimpan dengan tepat dan tempat kerja tidak dibersihkan setelah praktikum

2

Alat dan bahan tidak disimpan dengan tepat dan tempat kerja bersih setelah praktikum

1

Alat dan bahan tidak disimpan dengan tepat dan tempat kerja dan tidak dibersihkan setelah praktikum

0

Nilai siswa untuk aspek kognitif ataupun afektif ditentukan dengan cara:

Nilai=∑ skor yangdiperoleh

∑ skor maksimumx100

Bahan Ajar : Listrik Dinamis

A. Amperemeter

Amperemeter adalah alat ukur arus listrik. Amperemeter harus dipasang

secara seri dalam suatu rangkaian, arus listrik yang melewati hambatan adalah

sama dengan arus listrik yang melewati amperemeter tersebut.

Amperemeter juga mempunyai hambatan sehingga dengan disisipkannya

amperemeter tersebut menyebababkan arus listrik dalam rangkaian sedikit

berkurang. Idealnya, suatu amperemeter harus memiliki hambatan yang sangat

kecil agar berkurangnya arus listrik dalam rangkaian juga sangat kecil.

Susunan suatu amperemeter dengan menggunakan galvanometer jika

dipakai mengukur arus yang lebih besar dari batas ukurnya maka harus

dipasang suatu hambatan parallel terhadap galvanometer.

Rp=Rg

(n−1)

B. Voltmeter

Page 86: BAB I

Voltmeter adalah alat ukur tegangan listrik. Voltmeter harus dipasang paralel

dengan ujung-ujung hambatan yang diukurnya. Idealnya, suatu voltmeter

harus memiliki hambatan yang sangat besar agar berkurangnya arus listrik

yang melewati hambatan juga sangat kecil.

Susunan suatu voltmeter dengan menggunakan galvanometer jika dipakai

untuk mengukur tegangan yang lebih besar dari batas ukurnya maka harus

dipasang suatu hambtan seri terhadap galvanometer. Besar hambtan yang

harus dipasang

n Rg=R s+Rg atau R s=(n−1)Rg

C. Ohmmeter

Ohmmeter adalah alat ukur hambatan listrik. Pada pengukuran suatu

hambatan listrik dilakukan dengan menghubungkan suatu sumber tegangan

yang sudah diketahui tegangannya secara seri dengan sebuah amperemeter dan

hambatan yang akan diukur.

Hasil nilai ukur hambatan dapat dihitung dan nilai tegangan sumber dan

arus yang terbaca pada amperemeter, hasil alat ukur ini dikalibrasi sehingga

pembacaannya menunjukkan hasil dalam ohm meskipun sesungguhnya yang

diukur adalah arus.

Metode jembatan Wheatstone

R x=R2

R1

Rs

D. Wattmeter

Wattmeter adalah alat ukur daya listrik

E. Multimeter

Page 87: BAB I

Multimeter adalah suatu alat yang berfungsi sebagai amperemeter, voltmeter,

dan ohmmeter.

Page 88: BAB I

LAMPIRAN A.2 LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

HUKUM OHM

Tujuan : Menyelidiki hubungan antara kaut arus dengan beda petensial

dalam rangkaian sederhana

Alat dan Bahan:

1. Resistor

2. Voltmeter

3. Amperemeter

4. Baterai

5. Kabel

Materi

Pada rangkaian listrik tertutup, terjadi aliran arus listrik. Arus listrik

mengalir karena adanya beda potensial antara dua titik pada suatu penghantar,

seperti pada lampu senter, radio, dan televisi. Alat-alat tersebut dapat menyala

(berfungsi) karena adanya aliran listrik dari sumber tegangan yang dihubungkan

dengan peralatan tersebut sehingga menghasilkan beda potensial.

Orang pertama yang menyelidiki hubungan antara kuat arus listrik dengan

beda potensial pada suatu penghantar adalah Georg Simon Ohm, ahli fisika dari

Jerman.Ohm berhasil menemukan hubungan secara matematis antara kuat arus

listrik dan beda potensial, yang kemudian dikenal sebagai Hukum Ohm.

Hambatan listrik yang dilambangkan R, dan diberi satuan ohm (Ω) untuk

menghargai Georg Simon Ohm. Jadi, persamaan tersebut dapat dituliskan sebagai

berikut.

Keterangan :

R=VI

atauV =IR

Page 89: BAB I

V = tegangan atau beda votensial (V)

I = kuat arus (A)

R = hambatan listrik (Ω)

Langkah Kerja

1. Buatlah rangkaian seperti gambar di bawah ini:

2. Aturlah batas ukur amperemeter dan voltmeter yang sesuai

3. Amati penunjukan kuat arus dan tegangan ujung-ujung R melalui amperemetr

dan volt meter.

4. Ulangi langkah (2) dan (3) dengan mengubah jumlah baterai

5. Mencatat hasil pengamatan pada table pengamatan

Table hasil pengamatan

No Tegangan (V) Kuat arus (A) Hambatan (Ω)

1

2

3

Analisis

1. Bagaimana penunjukan voltmeter dan amperemeter jika jumlah baterai

ditambah?

2. Bagaimana hubungan kuat arus dengan tegangan?

+ –

E

R

Page 90: BAB I

3. Berdasarkan data yang telah diperoleh, tuliskan bunyi hukum Ohm!

HAMBATAN LISTRIK

Tujuan : Menyelidiki hubungan antara panjang kawat penghantar dengan

nilai hambatan dalam rangkaian sederhana.

Alat dan Bahan:

1. Kawat penghantar (2 buah dengan panjang yang berbeda)

2. Voltmeter

3. Amperemeter

4. Baterai

5. Kabel

Materi

Kawat penghantar yang dipakai pada kawat listrik pasti mempunyai hambatan, meskipun

nilainya kecil.

Hambatan listrik suatu kawat penghantar dipengaruhi oleh panjang kawat (l), hambatan

jenis kawat ( ), dan luas penampang kawat (A). Secara matematis, hubungan ketiga

faktor tersebut dapat dituliskan sebagai berikut.

R=ρlA

Langkah Kerja

1. Buatlah rangkaian seperti gambar di bawah ini:

Page 91: BAB I

2. Tutuplah sakelar (S), kemudian amati skala yang tertera pada voltmeter dan

amperemeter!

3. Ulangilah kegiatan tersebut dengan mengubah panjang kawat!

4. Catatlah hasil kegiatan dalam tabel pengamatan!

Table hasil pengamatan

Jenis Panjang

Kawat

Tegangan (V) Kuat arus (A) Hambatan (Ω)

Panjang

Pendek

Analisis

1. Bagaimana penunjukan voltmeter dan amperemeter jika digunakan kawat

penghantar yang panjang?

2. Bagaimana penunjukan voltmeter dan amperemeter jika digunakan kawat

penghantar yang pendek?

3. Hitung nilai hambatan dari data yang diperoleh

4. Berdasarkan percobaan yang telah diperagakan tuliskan kesimpulan yang dapat

diperoleh!

Page 92: BAB I

Hukum I Kirchoff

Tujuan Mengetahui kuat arus di setiap titik dalam rangkaian bercabang.

Alat dan BahanBaterai

4 buah amperemeter

2 buah lampu pijar

kabel.

Materi

Hukum I Kirchoff secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut.

Arus yang masuk pada titik percabangan sama dengan kuat arus yang keluar pada titik percabangan tersebut.

Prosedur Kerja

1. Buatlah rangkaian seperti terlihat pada gambar di atas!2. Bacalah skala yang ditunjukkan oleh jarum amperemeter 1, 2, 3, dan 4!3. Bandingkan besar kuat arus pada masing-masing amperemeter tersebut!4. Nyatakan kesimpulan Anda!

A

Page 93: BAB I

Rangkaian Seri dan Paralel

Tujuan: Menganalisis kuat arus dan tegangan pada rangkaian seri dan paralel.

Alat dan Bahan:

Sumber tegangan

Kabel penghubung

Basic meter 2 buah

Bohlam lampu 2 buah

Cara Kerja:

1. Susunlah alat-alat seperti pada gambar di bawah ini

2. Amati penunjukan jarum pada amperemeter.

3. Ulangi langkah 2 dengan menempatkan amperemeter pada titik B.

4. Catat hasil pengamatan Anda dan buatlah kesimpulan.

5. Ubahlah susunan alat pada kegiatan 1 menjadi seperti gambar di bawah

ini :

L2

L1

V

A

Page 94: BAB I

6. Ukurlah kuat arus yang masuk di R1 dan R2 degan menempatkan

amperemeter di antara titik cabang di masing-masing hambatan

7. Ukur pula tegangan pada masing-masing bohlam dengan memasang

voltmeter secara paralel dengan masing-masing bohlam.

8. Buatlah kesimpulan tentang arus dan tegangan pada rangkaian paralel.

Hasil pengamatan

Tabel 1:

No

.

Tegangan (V) Kuat Arus (A) Hambatan

R1(Ω)

Hambatan

R2(Ω)

1.

2.

Kesimpulan :

Page 95: BAB I

ALAT UKUR LISTRIK

Tujuan : Mempelajari cara penggunaan alat ukur listrik

Alat dan Bahan:

1. Resistor

2. Amperemeter

3. Voltmeter

4. Baterai

5. Kabel

Materi

Alat ukur listrik ada dua yaitu amperemeter dan voltmeter. Amperemeter

dapat digunakan untuk mengukur kuat arus listrik. Sedangkan voltmeter adalah

alat untuk mengukur beda potensial antara dua titik (tegangan listrik).

Pengukuran kuat arus dengan amperemeter harus dipasang secara seri

voltmeter dipasang secara pararel.

Amperemeter dan voltmeter memiliki dua bagian utama yaitu skala

pengukuran dengan jarum penunjuknya dan batas ukur. Pembacaan hasil

pengukurannya disesuaikan dengan batas ukur yang digunakan.

Langkah Kerja

Kegiatan I

1. Buatlah rangkaian seperti gambar di bawah ini:

EAA

Page 96: BAB I

2. Aturlah batas ukur amperemeter yang sesuai

3. Pasanglah amperemeter secara seri dengan R.

4. Bacalah penunjukan Amperemeter.

5. Ulangi langkah (2) dan (3) dengan mengubah jumlah baterai

6. Mencatat hasil pengamatan pada table pengamatan

Table hasil pengamatan

No Tegangan sumber (V) Kuat arus (A)

1

2

3

Kegiatan II

1. Buatlah rangkaian seperti gambar di bawah ini:

2. Aturlah batas ukur votmeter yang sesuai

3. Pasanglah voltmeter secara paralel dengan R.

4. Bacalah penunjukan voltmeter.

lampu

a

L LA

A

L2L1

l abaterai

baterai

Page 97: BAB I

5. Ulangi langkah (2) dan (3) dengan mengubah jumlah baterai

6. Mencatat hasil pengamatan pada table pengamatan

Table hasil pengamatan

No Tegangan sumber (V) Tegangan (V)

1

2

3

Analisis

1. Bagaimana penunjukan amperemeter jika jumlah baterai ditambah?

2. Bagaimana penunjukan voltmeter jika jumlah baterai ditambah?

3. Buatlah kesimpulan berdasarkan percobaan!

Page 98: BAB I

B.1 KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN

B.2 INSTRUMEN PENELITIAN

LAMPIRAN B

(KISI-KISI INSTRUMEN

PENELITIAN)

Page 99: BAB I

LAMPIRAN B.1 KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN

KISI-KISI INSTRUMEN HASIL BELAJAR SEBELUM VALIDASI

Standar Kompetensi5. Menerapkan konsep kelistrikan dalam berbagai penyelesaian masalah dan berbagai produk teknologi

KD Indikator Soal Ket5.1 Memformulasikan

besaran-besaran listrik rangkaian tertutup sederhana

5.1.1 Menyelidiki hubungan antara kuat arus listrik dengan tegangan dalam rangkaian sederhana.

1. Arus listrik mengalir sebesar A dalam waktu T, maka muatan listriknya adalah Q.Bila arus yang diberikan 3 kali dari pada sebelumnya dengan waktu T, Berapakah perbandingan muatan listriknya?

C2

3. Perhatikan data beikut ini!No Tegangan (V) Arus (A) Hambatan (Ω)123

1263

246

1,5

0,512

Berdasarkan data di atas, jelaskan hubungan yang terjadi antar variabel!

C4

5.1.2 Menyelidiki faktor-faktor yang mempengaruhi nilai hambatan suatu kawat penghantar

2. Sebuah bola lampu yang filamennya terbuat dari tungsten memiliki hambatan listrik 200 ketika suhunya 2 0200C. Hitung hambatan bola lampu ini pada suhu 200C. Koefisien hambatan jenis untuk tungsten adalah 0,0045 /¿0¿C.

C3

7. Seutas kawat nikrom dengan panjang 30 m (hambatan jenis 10-6) memiliki luas penampang 5 × 10-6.m2. Tentukan:a. Nilai hambatannyab. Kuat arus yang mengalir pada kawat jika dipasang pada tegangan 120

C3

Page 100: BAB I

2 Ω

3 Ω

15 V3 V

DEF

CBA

5.1.3 Memformulasikan hukum Kirchhoff I

5.1.4 Memformulasikan hukum Kirchhoff II

6. Tentukan persamaan I3 dari gambar dibawah ! C4

9. Dari gambar di bawah tentukan besar kuat arus yang mengalir pada hambatan 3ΩC4

5.1.5 Menyelidiki nilai hambatan, kuat arus dan

10. Empat buah hambatan masing-masing besarnya 10 Ω, 20 Ω, 25 Ω, dan 50 Ω disusun seri atau parallel. Tentukan hambatan yang paling besar dan hambatan paling kecil yang mungkin diperoleh?

C5

Page 101: BAB I

tegangan dalam rangkaian seri dan parallel

a. Mengidentifikasi penerapan listrik AC dan DC dalam kehidupan sehari-hari.

5.1.6 Mengidentifikasi penerapan arus listrik searah dalam kehidupan sehari-hari.

5.1.7 Mengidentifikasi penerapan arus listrik bolak balik dalam kehidupan sehari-hari.

4. Hitunglah energi listrik pada kasus-kasus berikuta. Sebuah CD player menarik arus 280 mA ketika dioprasikan oleh baterai 9 V selama 1 jamb. Elemen pemanas dengan hambatan 500 Ω menarik arus 2 A selama 50 menitc. Sebuah pemanas dengan hambatan 20 Ω dan memiliki tegangan sebesar 110 V dinyalakan

selama 15 menit

C3

5. Sebuah lampu pijar bertuliskan 50 Watt 220 volt. Hitunglah daya yang diterima lampu ketika dipasang pada tegangan 110 volt.

C3

5.3.Menggunakan alat ukur listrik

5.1.8 Terampil menggunakan alat ukur Listrik

8. Perhatikan gambar penggunaan voltmeter berikut ini!

Berapakah nilai beda potensial pada rangkaian diatas?

C4

10 V

5 V

0 V

-10 -5

0

0

20

40

100

50

20

10

60

30 40

80

Page 102: BAB I

KISI-KISI INSTRUMEN HASIL BELAJAR SETELAH VALIDASI

Standar Kompetensi5. Menerapkan konsep kelistrikan dalam berbagai penyelesaian masalah dan berbagai produk teknologi

KD Indikator Soal Ket5.1 Memformulasikan

besaran-besaran listrik rangkaian tertutup sederhana

5.1.1 Menyelidiki hubungan antara kuat arus listrik dengan tegangan dalam rangkaian sederhana.

1. Arus listrik mengalir sebesar A dalam waktu T, maka muatan listriknya adalah Q.Bila arus yang diberikan 3 kali dari pada sebelumnya dengan waktu T, Berapakah perbandingan muatan listriknya?

C2

3. Perhatikan data beikut ini!No Tegangan (V) Arus (A) Hambatan (Ω)123

1263

246

1,5

0,512

Berdasarkan data di atas, jelaskan hubungan yang terjadi antar variabel!

C4

5.1.2 Menyelidiki faktor-faktor yang mempengaruhi nilai hambatan suatu kawat penghantar

2. Sebuah bola lampu yang filamennya terbuat dari tungsten memiliki hambatan listrik 200 ketika suhunya 2 0200C. Hitung hambatan bola lampu ini pada suhu 200C. Koefisien hambatan jenis untuk tungsten adalah 0,0045 /¿0¿C.

C3

7. Seutas kawat nikrom dengan panjang 30 m (hambatan jenis 10-6) memiliki luas penampang 5 × 10-6.m2. Tentukan:a. Nilai hambatannyab. Kuat arus yang mengalir pada kawat jika dipasang pada tegangan 120

C3

Page 103: BAB I

2 Ω

3 Ω

15 V3 V

DEF

CBA

5.1.3 Memformulasikan hukum Kirchhoff I

5.1.4 Memformulasikan hukum Kirchhoff II

6. Tentukan persamaan I3 dari gambar dibawah ! C4

9. Dari gambar di bawah tentukan besar kuat arus yang mengalir pada hambatan 3ΩC4

5.1.5 Menyelidiki nilai hambatan, kuat arus dan tegangan dalam

10. Empat buah hambatan masing-masing besarnya 10 Ω, 20 Ω, 25 Ω, dan 50 Ω disusun seri atau parallel. Tentukan hambatan yang paling besar dan hambatan paling kecil yang mungkin diperoleh?

C5

Page 104: BAB I

rangkaian seri dan parallel

a. Mengidentifikasi penerapan listrik AC dan DC dalam kehidupan sehari-hari.

5.1.8 Mengidentifikasi penerapan arus listrik searah dalam kehidupan sehari-hari.

5.1.9 Mengidentifikasi penerapan arus listrik bolak balik dalam kehidupan sehari-hari.

4. Hitunglah energi listrik pada kasus-kasus berikuta. Sebuah CD player menarik arus 280 mA ketika dioprasikan oleh baterai 9 V selama 1 jamb. Elemen pemanas dengan hambatan 500 Ω menarik arus 2 A selama 50 menitc. Sebuah pemanas dengan hambatan 20 Ω dan memiliki tegangan sebesar 110 V dinyalakan

selama 15 menit

C3

5. Sebuah lampu pijar bertuliskan 50 Watt 220 volt. Hitunglah daya yang diterima lampu ketika dipasang pada tegangan 110 volt.

C3

5.3.Menggunakan alat ukur listrik

5.1.8 Terampil menggunakan alat ukur Listrik

8. Perhatikan gambar penggunaan voltmeter berikut ini!

Berapakah nilai beda potensial pada rangkaian diatas?

C4

10 V

5 V

0 V

-10 -5

0

0

20

40

100

50

20

10

60

30 40

80

Page 105: BAB I

LAMPIRAN B.2 INSTRUMEN PENELITIAN

Nama Sekolah : SMA Negeri 1 SegeriMata Pelajaran : FisikaMateri Pokok : Listrik DinamisKelas/Semester : X/II Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

1. Arus listrik mengalir sebesar A dalam waktu T, maka muatan listriknya adalah Q.Bila arus yang diberikan 3 kali dari pada sebelumnya dengan waktu T, Berapakah perbandingan muatan listriknya?

2. Sebuah bola lampu yang filamennya terbuat dari tungsten memiliki hambatan listrik 200 ketika suhunya 2 0200C. Hitung hambatan bola lampu ini pada

suhu 200C. Koefisien hambatan jenis untuk tungsten adalah 0,0045 /¿0¿C.3. Perhatikan data beikut ini!

No Tegangan (V) Arus (A) Hambatan (Ω)123

1263

246

1,5

0,512

Berdasarkan data di atas, jelaskan hubungan yang terjadi antar variabel!4. Hitunglah energi listrik pada kasus-kasus berikut

a. Sebuah CD player menarik arus 280 mA ketika dioprasikan oleh baterai 9 V selama 1 jam

b. Elemen pemanas dengan hambatan 500 Ω menarik arus 2 A selama 50 menit

c. Sebuah pemanas dengan hambatan 20 Ω dan memiliki tegangan sebesar 110 V dinyalakan selama 15 menit

5. Sebuah lampu pijar bertuliskan 50 Watt 220 volt. Hitunglah daya yang diterima lampu ketika dipasang pada tegangan 110 volt.

6. Tentukan persamaan I3 dari gambar dibawah !

I 4I 3

I 2

I 1

I 5

Page 106: BAB I

7. Seutas kawat nikrom dengan panjang 30 m (hambatan jenis 10-6) memiliki luas penampang 5 × 10-6.m2. Tentukan:a. Nilai hambatannyab. Kuat arus yang mengalir pada kawat jika dipasang pada tegangan 120 V

8. Perhatikan gambar penggunaan voltmeter berikut ini!

Berapakah nilai beda potensial pada rangkaian diatas?

9. Dari gambar di bawah tentukan besar kuat arus yang mengalir pada hambatan 3Ω

10. Empat buah hambatan masing-masing besarnya 10 Ω, 20 Ω, 25 Ω, dan 50 Ω disusun seri atau parallel. Tentukan hambatan yang paling besar dan hambatan paling kecil yang mungkin diperoleh?

80

40 30

60

10

20

50

100

40

20 0 0 -5

-10

0 V

5 V

10 V

A B C

F E D

3 V 15 V

3 Ω

2 Ω

Page 107: BAB I

JAWABAN INSTRUMEN PENELITIAN

1.

2.

Peny:

R=R0(1+α ∆ T ) Ro=R

(1+α ∆ T )

∆ T=T−T o=2020−20=2000

Ro=200 Ω

[1+ (0,0045/×2000 )]

Skor2

Dit :Q1 :Q2=⋯ ?

t 2=TI 2=3 I1=3 A

Q1=Qt 1=T

Dik : I1=A

Skor2Q=¿I=Qt

Peny :

Skor2

JadiQ1 :Q2=1: 3

Q2=3Q

QQ2

= AT3 AT

Q1

Q2

=I 1× t1

I 2× t2

Skor2

Dit : Ro=⋯?

α=0,0045 /T o=20T=2020

Dik : R=200 Ω

Skor 2

Skor 2

Page 108: BAB I

Ro=200 Ω1+9

=20 Ω

3. Berdasarkan data yang terdapat pada table

I V menyatakan bahwa kuat arus yang mengalir pada kawat penghantar

berbanding lurus dengan beda potensialnya, makin besar kuat arus yang

mengalir maka makin besar pula beda potensialnya begitu pula sebaliknya.

I1R

menyatakan bahwa kuat arus yang mengalir pada kawat penghantar

berbanding terbalik dengan hambatannya, makin besar hambatannyamaka

makin kecil kuat arus yang mengalir begitu pula sebaliknya.

4. Dik: a. I = 280 mA = 280 × 10-3 A Dit: W = ⋯ ?

V = 9 volt

t = 1 jam = 3600 s

b. R = 500 Ω

I = 2A

t = 50 menit = 3000 s

c. R = 20 Ω

V = 110 volt

t = 15 menit = 900 s

Peny:

a .W =VIt=(9 volt ) (280 ×10−3 ) (3600 s )=9072 J

b .W =I 2 Rt=(2 A )2 (500 Ω ) (3000 s )=6×106 J

c .W =V 2

Rt=

(110 volt )2

20(900 s )=544500 J

5. Dik: Vt = 220 volt Dit: Ps = ⋯ ?

Skor 5

Skor 5

Skor 2

Skor 2

Skor 2

Skor 2

Skor 2

Page 109: BAB I

Vs = 110 volt

Pt = 50 watt

Peny:

P s

Pt

=(V s

V t)

2

Ps=(V s

V t)

2

Pt

Ps=( 110 volt220volt )

2

50 watt

Ps=( 14 )50 watt=12,5 watt

6. I 3+ I 5=I 1+ I 2+ I 4

I 3=I 1+ I 2+ I 4−I 5

7. Dik: l = 30 m Dit: a. R = ⋯ ?

ρ = 10-6 Ωm b. I = ⋯ ? (V = 120 volt)

A = 5 × 10-6 m2

Peny:

a . R= ρlA

=10−6 Ωm ×30 m5× 10−6 m2 =6Ω

b . I=VR

=120 volt6Ω

=20 A

8. V= batas skalajumlahskala

× penunjukan skala

Skor 2

Skor 4

Skor 5

Skor 5

Skor 2

Skor 3

Skor 3

Skor 5

Page 110: BAB I

V= 10100

× 20=20 volt

9. Dik: V 1=3V

V 2=15 V

R1=2 Ω

R2=3 Ω

Dit: I=⋯ ? pada R2=3 Ω

Peny:

V 1+V 2+ I R2=0

3 V−15 V +3 I=0

−12 V +3 I =0

3 I=12V

I=4 A

10. Dik: R1 = 10 Ω Dit: Rterbesar = ⋯?

R2 = 20 Ω Rterkecil = ⋯ ?

R3 = 25 Ω

R4 = 50 Ω

Peny:

Hambatan terbesar diperoleh jika keempat hambatan dirangkai seri

RS=R1+R2+R3+R4=(10+20+25+50 ) Ω=105 Ω

Hambatan terkecil diperoleh jika keempat hambatan dirangkai secara parallel

Skor 5

A B C

F E D

3 V 15 V

3 Ω

2 Ω

Page 111: BAB I

1

R p

= 1R1

+ 1R2

+ 1R3

+ 1R4

1

R p

= 21100

1

R p

= 110

+ 120

+ 125

+ 150 Rp=4,76

C.1 TABEL ANALISIS RELIABILITAS ITEM HASIL

BELAJAR

C.2 RELIABILITAS

LAMPIRAN C

(RELIABILITAS ITEM)

Page 112: BAB I

LAMPIRAN C.1 TABEL ANALISIS RELIABILITAS ITEM HASIL BELAJAR

NO NAMANO. SOAL

SKORKuadrat

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Skor Total1 A 5 4 5 0 2 4 7 7 8 11 53 28092 B 6 8 2.5 4 8 7 7 9 8 5 64.5 4160.253 C 5 0 2.5 8 6 10 8 10 2 0 51.5 2652.254 D 4 7 3.5 4 6 7 8 0 1 5 45.5 2070.255 E 3 8 3.5 4 3 10 6.5 10 8 10 66 43566 F 3 0 8 0 2 7 8 5 8 12 53 28097 G 3 8 2 4 5 10 5 6 8 8 59 34818 H 6 8 3.5 2 5 10 6 10 8 10 68.5 4692.259 I 3 4 4 4 8 10 7 6 5.5 10 61.5 3782.25

10 J 4 7 3.5 4 4 10 5 6 8 10 61.5 3782.2511 K 6 8 10 8 8 10 5 10 6 12 83 688912 L 3 8 3.5 4 7 10 5 5 8 10 63.5 4032.2513 M 6 8 10 8 5 10 8 9 6 14 84 705614 N 2 8 2 2 4 10 6 7 8 10 59 348115 O 2 8 0 3 3 7 4 6 8 4 45 202516 P 6 8 8 6 8 10 8 10 4 12 80 640017 Q 6 8 10 2 3 10 5 10 8 7 69 476118 R 5 8 5 8 8 10 8 10 8 14 84 705619 S 2 8 0 3 3 7 4 6 8 4 45 202520 T 5 8 5 4 8 10 8 10 6 14 78 608421 U 6 8 2.5 8 6 10 8 10 2 10 70.5 4970.2522 V 6 8 3.5 2 7 10 3 6 8 6 59.5 3540.2523 W 6 2 3.5 2 4 7 0 10 8 8 50.5 2550.25

Page 113: BAB I

24 X 2 8 10 4 4 7 4 6 0 4 49 240125 Y 3 7 3.5 4 7 0 4 10 8 10 56.5 3192.2526 Z 3 4 2.5 2 5 10 5 10 5 11 57.5 3306.2527 AA 5 8 3.5 2 8 10 8 0 2 8 54.5 2970.2528 AB 4 8 7 2 8 4 8 10 8 10 69 476129 AC 6 2 5 8 5 10 7 9 2 8 62 3844

Jumlah 127 191 135.5 120 165 253 182.5 231 186.5 267 1803.5115939.3Jumlah Kuadrat 612 1419 836.25 630 1000 2275 1173.25 1943 1284.25 2601 13773.75

si2 1.93 5.55 7.00 4.60 2.11 2.34 0.85 3.55 2.93 4.92 35.79

st2 130.35

r 0.81 Cukup Tinggi

LAMPIRAN C.2 RELIABILITAS

Pengujian Reabilitas dilakukan dengan persamaan koefisien reabiabilitas Alpha Cronbach dengan rumus sebagai berikut:

r= kk−1

(1−Σ si

2

st2 )

(Nurgiantoro, Burhan, 2010 : 171)

Keterangan:

k = Jumlah butir soal

Page 114: BAB I

Σ si2 = Jumlah varian butir-butir

st2 = Varian total (untuk seluruh butir tes)

Dengan:

k = 10

Σ si2 = 35,79

st2 = 130,35

Sehingga:

r= kk−1

(1−Σ si

2

st2 )

r=109

(1− 35,79130,35

)

r=0,81

Jadi reliabilitas tes uji coba hasil belajar fisika adalah 0,81 (memiliki taraf

kepercayaan yang cukup tinggi).

Page 115: BAB I

D.1 DATA HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

D.2 DATA HASIL PENGAMATAN PSIKOMOTORIK SISWA

D.3 DATA HASIL PENGAMATAN AFEKTIF SISWA

LAMPIRAN D

(DATA HASIL PENELITIAN)

Page 116: BAB I

LAMPIRAN D.1 DATA HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

Untuk mengetahui nilai yang diperoleh oleh siswa, digunakan rumus

berikut:

N= SPST

x100

Keterangan:

N = nilai siswaSs = skor hasil belajar siswa yang diperolehSi = skor total/ideal (90)

Maka data skor hasil belajar fisika kelas Xc SMA Negeri 1 Segeri secara

keseluruhan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel D.1.1. DATA HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

No Nama Skor Nilai No Nama Skor Nilai

1 A 62.5 69.4 14 N 80 88.9

2 B 65.5 72.8 15 O 76 84.4

3 C 81 90.0 16 P 65.5 72.8

4 D 65 72.2 17 Q 83 92.2

5 E 81 90.0 18 R 74 82.2

6 F 65 72.2 19 S 68.5 76.1

7 G 59 65.6 20 T 78 86.7

8 H 76 84.4 21 U 55.5 61.7

9 I 74 82.2 22 V 71.5 79.4

10 J 65.5 72.8 23 W 80 88.9

11 K 86 95.6 24 X 57.5 63.9

12 L 60 66.7 25 Y 77 85.6

13 M 82 91.1 26 Z 48 53.3

Jumlah total 1837 2041,1

Page 117: BAB I

Jumlah siswa (n) = 26

Jumlah skor = 1837

Skor rata-rata = 70,54

Jumlah nilai = 2041,1

Nilai rata-rata = 78,38

Dari data di atas diperoleh nilai rata-rata yang lebih besar dari nilai standar KKM

yang telah di tetapkan yaitu 67 dan terlihat bahwa hasil belajar siswa berada

dalam kategori tinggi.

LAMPIRAN D.2 DATA HASIL PENGAMATAN PSIKOMOTORIK SISWA

Tabel D.2. 1 Data Hasil Pengamatan Psikomotorik Siswa NO

NAMAASPEK YANG DI NILAI

SKOR NILAI1 2 3 4 5 6

1 A 2 1 3 2 2 3 13 54.22 B 3 3 3 2 3 3 17 70.83 C 3 3 4 3 3 4 20 83.34 D 3 2 3 3 2 4 17 70.85 E 2 3 4 3 3 4 19 79.26 F 4 3 3 3 3 2 18 75.07 G 3 1 2 2 1 2 11 45.88 H 4 3 2 2 2 4 17 70.89 I 3 2 3 2 3 4 17 70.8

10 J 3 2 3 3 3 4 18 75.011 K 4 3 3 4 4 4 22 91.712 L 3 2 3 3 2 4 17 70.813 M 4 3 4 4 4 2 21 87.514 N 4 3 3 2 3 4 19 79.215 O 4 3 2 3 3 3 18 75.016 P 3 2 2 2 3 2 14 58.317 Q 3 3 2 3 2 4 17 70.818 R 3 3 3 3 2 4 18 75.019 S 3 2 2 3 3 4 17 70.820 T 3 3 3 3 3 4 19 79.221 U 4 2 3 2 2 4 17 70.822 V 3 2 2 3 3 2 15 62.523 W 3 2 3 3 2 4 17 70.824 X 2 1 2 2 1 1 9 37.525 Y 4 3 3 3 3 4 20 83.3

Page 118: BAB I

26 Z 3 2 3 3 2 4 17 70.8Jumlah 83 62 73 71 67 88 444 1850.0

Rata-rata 3.19 2.38 2.81 2.73 2.58 3.38 17.08 71.2

Grafik D.1.1 Grafik Peresentase Ketuntasan Hasil belajar Psikomotorik

80.77 %

19.23 %

TuntasTidak Tuntas

Berdasarkan grafik tersebut terlihat bahwa presentasi ketuntasan hasil belajar

siswa berada dalam kategoti tinggi. Pada grafik terlihat terdapat 80,77 % siswa

yang berada dalam kategori tuntas dalam hal ini terdapat 21 orang siswa yang

dalam kategori tuntas dari jumlah keseluruhan siswa yaitu 26 orang yang berarti

bahwa terdapat 21 orang yang berhasil mencapai nilai standar KKM, sebaliknya

terdapat 19,23 % siswa yang terdiri dari 5 orang dari jumlah keseluruhan yang

berada dalam kategori tidak tuntas yang berarti tidak berhasil mencapai nilai

standar KKM yang telah ditetapkan.

LAMPIRAN D.3 DATA HASIL PENGAMATAN AFEKTIF SISWATabel D.3.1 Data Hasil Pengamatan Afektif Siswa Pertemuan I

NO NAMAASFEK YANG DI NILAI

SKOR NILAI1 2 3 4 5 6 7 8

1 A 2 1 2 2 1 2 3 3 16 66.72 B 2 1 2 2 1 2 2 2 14 58.33 C 3 2 2 3 2 3 3 3 21 87.54 D 3 2 3 3 2 3 3 3 22 91.7

Page 119: BAB I

5 E 3 2 1 2 2 2 3 3 18 75.06 F 2 1 1 1 1 2 2 3 13 54.27 G 2 1 1 2 1 1 2 1 11 45.88 H 2 2 3 3 2 3 3 3 21 87.59 I 2 1 3 3 1 3 3 3 19 79.210 J 2 2 3 3 1 3 3 3 20 83.311 K 3 2 1 2 2 3 3 1 17 70.812 L 2 1 2 2 1 2 3 2 15 62.513 M 3 2 3 3 2 3 3 3 22 91.714 N 3 2 2 3 2 3 3 3 21 87.515 O 3 2 1 2 2 2 3 2 17 70.816 P 2 2 3 3 1 3 3 3 20 83.317 Q 3 2 3 3 2 3 3 3 22 91.718 R 3 2 3 3 2 3 3 3 22 91.719 S 2 2 3 3 2 3 3 3 21 87.520 T 3 2 3 3 2 3 3 3 22 91.721 U 2 2 3 2 1 3 3 3 19 79.222 V 2 1 1 1 1 1 2 2 11 45.823 W 2 2 3 3 2 3 3 3 21 87.524 X 2 1 2 1 1 1 2 1 11 45.825 Y 3 2 3 3 2 3 3 3 22 91.726 Z 2 2 2 3 2 3 2 3 19 79.2

Jumlah 63 44 59 64 41 66 72 68 477 1873.3Rata-rata 2.4 1.7 2.3 2.5 1.6 2.5 2.8 2.6 18.3 72.1

Tabel D.3.2 Data Hasil Pengamatan Afektif Siswa Pertemuan II

NO NAMAASFEK YANG DI NILAI

SKOR NILAI1 2 3 4 5 6 7 8

1 A 2 1 2 2 1 2 2 3 15 62.52 B 2 2 2 2 2 2 2 2 16 66.73 C 3 2 2 3 3 3 3 3 22 91.74 D 3 2 2 3 3 3 3 3 22 91.75 E 3 2 2 2 2 2 3 3 19 79.26 F 2 1 1 2 2 2 2 2 14 58.37 G 2 1 2 2 1 2 2 1 13 54.28 H 3 2 2 3 2 3 3 3 21 87.59 I 2 1 2 3 2 2 3 3 18 75.010 J 2 2 2 3 2 2 3 3 19 79.211 K 3 2 2 3 3 2 2 2 19 79.212 L 2 1 2 2 2 2 2 1 14 58.313 M 3 2 3 3 3 2 3 3 22 91.714 N 3 2 3 3 3 2 3 2 21 87.5

Page 120: BAB I

15 O 2 2 2 2 2 2 2 1 15 62.516 P 2 1 3 3 1 2 3 3 18 75.017 Q 3 2 2 3 3 2 3 3 21 87.518 R 3 2 3 3 3 3 3 3 23 95.819 S 3 2 3 3 3 3 3 3 23 95.820 T 3 2 3 3 3 3 3 3 23 95.821 U 2 2 3 2 2 3 3 3 20 83.322 V 2 1 2 2 1 2 2 1 13 54.223 W 2 2 3 3 2 3 3 3 21 87.524 X 2 1 2 2 2 1 2 1 13 54.225 Y 3 2 3 3 3 3 3 3 23 95.826 Z 2 1 2 3 2 2 3 3 18 75.0

Jumlah 64 43 60 68 58 60 69 64 486 2025Rata-rata 2.5 1.7 2.3 2.6 2.2 2.3 2.7 2.5 18.7 77.9

Tabel D.3.3 Data Hasil Pengamatan Afektif Siswa Pertemuan III

NO NAMAASPEK YANG DI NILAI

SKOR NILAI1 2 3 4 5 6 7 8

1 A 2 1 2 2 1 3 3 2 16 66.72 B 2 2 2 2 1 3 3 2 17 70.83 C 2 3 3 3 3 3 3 3 23 95.84 D 2 2 3 3 2 3 3 3 21 87.55 E 2 2 2 2 2 3 3 3 19 79.26 F 2 1 2 2 1 3 2 3 16 66.77 G 2 1 2 2 1 2 3 2 15 62.58 H 2 2 3 3 2 3 3 3 21 87.59 I 2 2 2 3 1 3 3 3 19 79.210 J 2 2 2 3 2 3 3 3 20 83.311 K 2 2 2 2 2 3 3 2 18 75.012 L 2 2 2 2 1 2 3 2 16 66.713 M 3 2 3 3 2 3 3 3 22 91.714 N 3 2 2 2 2 3 3 3 20 83.315 O 3 3 2 3 2 2 3 2 20 83.316 P 2 2 3 3 1 2 3 3 19 79.217 Q 2 2 3 3 2 3 3 3 21 87.518 R 2 2 3 3 2 3 3 3 21 87.519 S 2 2 3 3 1 3 3 3 20 83.320 T 3 2 3 3 2 3 3 3 22 91.721 U 2 2 3 2 1 3 3 3 19 79.222 V 2 1 2 2 1 2 2 2 14 58.323 W 2 2 3 3 1 3 3 3 20 83.324 X 2 1 2 2 1 2 2 2 14 58.3

Page 121: BAB I

25 Y 3 2 3 3 3 3 3 3 23 95.826 Z 2 2 2 3 2 3 3 3 20 83.3

Jumlah 57 49 64 67 42 72 75 70 496 2066.7Rata-rata 2.2 1.9 2.5 2.6 1.6 2.8 2.9 2.7 19.1 79.5

Tabel D.3.4 Data Hasil Pengamatan Afektif Siswa Pertemuan IVNO

NAMAASFEK YANG DI NILAI

SKOR NILAI1 2 3 4 5 6 7 8

1 A 2 1 3 3 1 3 3 3 19 79.22 B 2 1 3 3 1 3 3 3 19 79.23 C 2 3 3 3 3 3 3 3 23 95.84 D 3 2 3 3 2 3 3 3 22 91.75 E 2 2 2 2 2 3 3 3 19 79.26 F 2 1 2 3 1 3 2 3 17 70.87 G 2 1 2 2 1 1 3 2 14 58.38 H 2 3 3 3 2 3 3 3 22 91.79 I 2 2 2 3 1 3 3 3 19 79.210 J 2 2 2 3 2 3 3 3 20 83.311 K 2 2 2 2 2 3 3 3 19 79.212 L 2 2 2 2 2 2 3 2 17 70.813 M 2 2 3 3 2 3 3 3 21 87.514 N 2 2 3 3 2 3 3 2 20 83.315 O 3 3 2 3 3 2 3 2 21 87.516 P 2 1 3 3 1 2 3 3 18 75.017 Q 2 3 3 3 3 3 3 3 23 95.818 R 2 3 3 3 2 3 3 3 22 91.719 S 2 2 3 3 2 3 3 3 21 87.520 T 3 2 3 3 2 3 3 3 22 91.721 U 2 2 3 2 2 3 3 3 20 83.322 V 2 1 1 2 1 1 2 2 12 50.023 W 2 2 3 3 1 3 3 3 20 83.324 X 2 1 1 2 1 1 2 2 12 50.025 Y 2 3 3 3 3 3 3 3 23 95.826 Z 2 2 2 3 2 3 3 3 20 83.3

Jumlah 55 51 65 71 47 69 75 72 5052104.16

7Rata-rata 2.1 2.0 2.5 2.7 1.8 2.7 2.9 2.8 19.4 80.9

Tabel D.3.5 Data Hasil Pengamatan Afektif Siswa Pertemuan V

NO NAMAASFEK YANG DI NILAI

SKOR NILAI1 2 3 4 5 6 7 8

1 A 2 2 3 3 1 2 3 3 19 79.22 B 2 2 2 3 2 2 3 3 19 79.23 C 3 3 3 3 2 3 3 3 23 95.8

Page 122: BAB I

4 D 3 2 3 3 2 3 3 3 22 91.75 E 3 3 2 3 2 2 3 3 21 87.56 F 2 1 2 2 1 3 3 3 17 70.87 G 2 1 2 2 1 2 3 2 15 62.58 H 3 3 3 3 2 3 3 3 23 95.89 I 3 2 2 3 1 3 3 3 20 83.310 J 2 1 2 3 1 3 3 3 18 75.011 K 3 3 2 2 2 3 3 3 21 87.512 L 2 2 2 3 2 2 3 2 18 75.013 M 2 2 3 3 2 3 3 3 21 87.514 N 3 2 3 3 2 3 3 2 21 87.515 O 3 2 2 3 2 3 3 3 21 87.516 P 3 2 3 3 1 3 3 3 21 87.517 Q 3 3 3 3 3 3 3 3 24 100.018 R 3 3 3 3 2 3 3 3 23 95.819 S 2 2 3 3 2 3 3 3 21 87.520 T 3 2 3 3 2 3 3 3 22 91.721 U 2 2 3 2 2 3 3 3 20 83.322 V 2 1 2 2 1 2 2 2 14 58.323 W 2 2 3 3 2 3 3 3 21 87.524 X 2 1 2 2 1 2 2 2 14 58.325 Y 3 2 3 3 3 3 3 3 23 95.826 Z 3 1 2 3 2 3 3 3 20 83.3

Jumlah 66 52 66 72 46 71 76 73 522 2175Rata-rata 2.5 2.0 2.5 2.8 1.8 2.7 2.9 2.8 20.1 83.7

Grafik D.3.1 Grafik Skor Rata-Rata Afektif Siswa

Page 123: BAB I

0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.517

17.5

18

18.5

19

19.5

20

20.5

18.3

18.7

19.1

19.4

20.1

f(x) = 0.43 x + 17.83R² = 0.979343220338983

Pertemuan Ke-

Skor

Rat

a-ra

ta

Berdasarkan grafik tersebut terlihat bahwa skor rata-rata afektif siswa kelas Xc

SMA Negeri 1 Segeri setiap pertemuan mengalami perubahan secara linear.

Dari grafik diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar r = +0,9793 Tanda plus

(adanya hubungan positif) menunjukkan bahwa nilai rata-rata afektif siswa

mengalami peningkatan setiap pertemuan. Sedangkan 0,9793 menunjukkan

adanya hubungan yang kuat antara nilai rata-rata afektif siswa setiap pertemuan.

Page 124: BAB I

E.1 ANALISIS DESKRIPTIF HASIL PELAJAR

E.2 ANALISIS INFERENSIAL

LAMPIRAN E

(ANALISIS DATA HASIL

PENELITIAN)

Page 125: BAB I

LAMPIRAN E.1 ANALISIS DESKRIPTIF HASIL PELAJAR

Jumlah sampel (n) : 26

Skor tertinggi : 86

Skor terendah : 48

Skor ideal : 90

Skor rata-rata : 70,54

Rentang skor : Skor tertinggi –skor terendah

= 86 - 48 = 38

Banyak kelas Interval : 6 (jumlah kelas ditentukan sesuai kebutuhan)

Panjang kelas : 38/6= 6,33 ≈ 7

(Tiro, M. A. 2008:116)

Tabel Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas Xc SMA Negeri 1 Seger Kab. Pangkep Gowa yang Diajar dengan Metode

Demonstrasi yang Menggunakan Kit IPA

Skor fi xi xi2 fixi fixi

2 (x-xi)2 fi(x-xi)2

46 52 1 49 2401 49 2401 463.91 463.9153 59 3 56 3136 168 9408 211.37 634.1060 66 7 63 3969 441 27783 56.83 397.8067 73 2 70 4900 140 9800 0.29 0.5874 80 8 77 5929 616 47432 41.75 334.0181 87 5 84 7056 420 35280 181.21 906.07Jumlah 26 399 27391 1834 132104 955.36 2736.46

Skor Rata-rata

x=Σ f i x i

Σf i

x=183426

x=70,54

Page 126: BAB I

Standar Deviasi

s=√ Σ f i ( x i−x )2

(n−1)

s=√ 2736,4625

s=√109

s=10,46

LAMPIRAN E.2 ANALISIS INFERENSIAL

1. Uji Normalitas

Tabel E.2.1 Pengujian normalitas

Interval Skor

Eo Xi BK Z BK Luas Ei Eo - Ei (Eo - Ei)2

( Eo−Ei )2

Ei

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1046 52 1 49 45.5 52.5 -2,39 ( -1,72) 0.0343 0.8918 0.1082 0.0117 0.013153 59 3 56 52.5 59.5 -1,72 (-1,06) 0.1019 2.6494 0.3506 0.1229 0.046460 66 7 63 59.5 66.5 -1,06 (-0,39) 0.2037 5.2962 1.7038 2.9029 0.548167 73 2 70 66.5 73.5 -0.39 0,28 0.0376 0.9776 1.0224 1.0453 1.069374 80 8 77 73.5 80.5 0,28 0,95 0.2148 5.5848 2.4152 5.8332 1.044581 87 5 84 80.5 87.5 0,95 1,62 0.1185 3.081 1.919 3.6826 1.1952

26 3.9166

Keterangan:

Kolom 1 : Interval Skor

Tentukan salah sata batas interval terbawah dimana batas tersebut mencakup

perolehan skor terendah pada data yang diperoleh maka ditetapkan batas bawah

itu 46 selanjutnya tentukan batas atas intervalnya

Page 127: BAB I

Batasatas=Batas Bawah+Panjang Kelas−1

46+7−1=52

Maka diperoleh interval 46 52, untuk interval selanjutnya nilai batas bawah yaitu

nilai diatas batas atas interval sebelumnya yaitu 53 selanjutnya dilakukan hal yang sama

untuk mentukan batas atas interval.

Kolom 2 : Frekuensi pada setiap interval

Kolom 3 : Nilai tengah interval

Nilai tengahinterval=batasbawah+batas atas2

¿46+52

2=49

Begitupun untuk interval selanjutnya

Kolom 4 : Batas Kelas

Bataskelas bawah=batas bawah−0,5

¿46−0,5=45,5

Bataskelas atas=batas atas+0,5

¿52+0,5=52,5

Maka diperoleh batas kelas 45.5 52.5, begitupun untuk interval selanjutnya

Page 128: BAB I

Kolom 5 : Z Batas Kelas

Zbatas kelas =Batas kelas − XS

ZBK 1=45,5−70,54

10,46=−2,39

Dengan cara yang sama diperoleh

ZBK1= -2,39 ZBK2= -1,72

ZBK3= -1,06 ZBK4= -0,39

ZBK5= 0,28 ZBK6= 0,95

ZBK7= 1,62

Kolom 6 : luas Z (berdasarkan tabel)

LZ 1=LZBK1−LZBK2

LZ 1=LZ−2,39−LZ−1,72

LZ 1=0,4916−0,4573=0,0343

Begitu pula untuk luas Z selanjutnya, adapun untuk nilai Z table

LZ−2,39=0,4910 LZ−1,72

=0,4573 LZ−1,06=0,3554

LZ−0,39=0,1517 LZ0,28

=0,1141 LZ0,95=0,3289

LZ1,62=0,4474

Page 129: BAB I

Kolom 7 : Frekuensi harapan

Ei=LZBK× n

Ei 1=0,0343 × 26=0,8918

Begitupun untuk frekuensi harapan selanjutnya

Kolom 8 : Selisih antara frekuensi dengan frekuensi harapan

¿ Eo−Ei

¿1−0,8918=0,1802

Begitupun untuk data selanjutnya

Kolom 9 : Kuadrat dari selisih antara frekuensi dengan frekuensi harapan

¿(E ¿¿o−Ei)2¿

¿(0,1802)2=0,0117

Begitupun untuk data selanjutnya

Kolom 10 : nilai Chi Kuadarat

χ2=( Eo−Ei )

2

Ei

Setelah dilakukan perhitungan diperoleh data

χ21=0,0131 χ2

2=0,0464

Page 130: BAB I

χ23=0,5481 χ2

4=1,0693

χ25=1,0445 χ2

6=1,1952

χ2tot=3,9166

Derajat kebebasan (dk) = k – 3

= 6 – 3

= 3

Taraf signifikansi (α ) = 0,05

X tabel2 = X ( 1−α ) ( dk )

2 = X ( 0 ,95) ( 3 )2 = 7 , 8147

Dari hasil perhitungan di atas maka diperoleh χ2 = 3,9166, untuk = 0,05 dan dk

= k – 3 = 6 – 3 = 3, maka diperoleh χ2tabel = 7,8147. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa χ2hitung < χ2

tabel, hasil belajar fisika yang diperoleh kelas Xc

SMA Negeri 1 Segeri berdistribusi normal.

2. Pengujian Hipotesis

Hipotesis penelitian ini yaitu nilai rata-rata hasil belajar fisika siswa kelas Xc

SMA Negeri 1 Segeri lebih besar dari standar KKM setelah diajar dengan metode

demonstrasi yang menggunakan Kit IPA. Gambaran Hipotesis statistik adalah:

H0 : μ = μo

Ha : μ > μo

(Somantri, Ating dan Muhidin, Sambas Ali 2006: 166)

Page 131: BAB I

Keterangan :

H0 : Nilai rata-rata hasil belajar fisika siswa kelas X SMA Negeri 1

Segeri setelah diajar dengan metode demonstrasi yang

menggunakan Kit IPA pada pembelajaran fisika sama dengan 67

Ha : Nilai rata-rata hasil belajar fisika siswa kelas X SMA Negeri 1

Segeri setelah diajar dengan metode demonstrasi yang

menggunakan Kit IPA pada pembelajaran fisika lebih besar dari 67

μ : Nilai rata-rata hasil belajar yang diperoleh dari sampel

μo: Nilai KKM yang telah ditetapkan yaitu 67

Berdasarkan bunyi hipotesis yang telah diajukan, maka jenis hipotesis

yang digunakan adalah uji pihak kanan dengan menggunakan uji z dengan

α = 0,05. Penggambaran statistiknya adalah:

z=x−μ0

σ x

(Somantri, Ating dan Muhidin, Sambas Ali 2006: 166)

Dimana σ x=σ

√n

Keterangan

x = rata-rata nilai yang diperoleh dari hasil pengumpulan data

μo = Rata-rata nilai yang dihipotesiskan (nilai KKM)

σ x = Standar deviasi dari distribusi sampel rata-rata

n = Banyak sampel

Page 132: BAB I

Sehingga

z=x−μ0

σ x

z=x−μ0

σ√n

z=78,38−6710,64

√26

z=5,55

Dengan taraf α = 0,05 dari daftar normal baku memberikan z0,45 = 1,64. Harga

z hitung = 5,55 lebih besar dari z tabel = 1,64. Maka Ha diterima dan H0 ditolak. Ini

berarti nilai rata-rata hasil belajar fisika siswa kelas Xc SMA Negeri 1 Segeri

lebih besar dari standar KKM yaitu 67 setelah diajar dengan metode demonstrasi

yang menggunakan Kit IPA.