BAB I

download BAB I

of 9

description

bahan konstruksi jalan

Transcript of BAB I

BAB I PENDAHULUAN

1. Pengertian Agregat 1.1 Agregat. Agregat adalah suatu bahan keras dan kaku yang digunkan sebagai bahan campuran, yang terdiri dari berbagai jenis butiran atau pecahan, termasuk di dalamnya pasir, kerikil, aggregat pecah, terak dapur tinggi dan abu. Agregat pada umumnya terdiri dari : a. Agregat Alam Aggregat yang diperoleh/ dipergunakan sebagaimana bentuknya di alam atau dengan sedikit proses pengolahan. b. Agregat Buatan Aggregat yang berasal dari batu batu gunung (ukuran besar), sehingga perlu melalui proses pemecahan agregat biasanya dipergunakan alat sederhana atau juga pemecah batu (stone crusher).

1.2 Agregat Berdasarkan Pembentuknya Agregat alam menurut pembentukannya dapat dibagi atas a) Agregat batuan endapan, Yang berasal dari campuran partikel mineral, sisa sisa hewan dan tanaman. Pada umumnya merupakan lapisan pada kulit bumi, hasil endapan di danau, laut dsb. (contoh; batu pasir, batu bara, batu gaping, dll). b) Agregat batuan beku, Yang berasal dari magma yang mendingin dan membeku. Umumnya batuan ini berbutir halus seperti batu apung, andesit basalt, dll. c) Agregat batuan Methamorpik, Yang berasal dari batuan sedimen ataupun batuan beku yang mengalami proses perubahan bentuk akibat adanya perubahan tekanan, temperatur dari kulit bumi (contoh ; batu marmer, batu sabak, dll.)

1.3 Agregat Berdasarkan Ukurannya Selain pembagian jenis aggregat berdasarkan cara seperti diatas, aggregat dapat dibagi berdasarkan ukurannya yaitu : 1. Aggregat kasar (Kerikil), tertahan saringan no. 8. 2. Aggregat halus (Pasir) Iolos saringan no.8. 3. Bahan pengisi/ Filler ; termasuk aggregat halus yang sebagian besar lolos saringan no. 200.

1.4 Ukuran dan Gradasi Agregat

Gradasi adalah jumlah prosentase butiran tertentu yang melewati ukuran saringan tertentu. Kita mengenal beberapa macam gradasi, adapun gradasi tersebut sebagai berikut : 1. Gradasi Baik (Well Graded) Agregat yang bergradasi balk, mempunyai susunan ukuran butiran dari butiran halus hingga butiran kasar dengan jumlah proporsional. 2. Gradasi Senjang (Gap Graded) Prosentase butiran tidak tersusun dengan balk, artinya tidak terdapat beberapa macam ukuran butiran yang melewati saringan tertentu. 3. Gradasi Seragam (Uniform Graded) Aggregat yang bergradasi seragam, mempunyai kesamaan ukuran butiran (ukuran tunggal) sebagaimana terlihat pad gambar 3.4. dibawah ini

Tabel Sifat-sifat yang dimiliki oleh Ketiga Gradasi:Gradasi Seragam Kontak antar butir balk Kepadatan bervariasi tergantung dari segregasi yang terjadi. Stabilitas dalam keadaan terbatasi (confined) tinggi Stabilitas dalam keadaan epas rendah. Sukar untuk dipadatkan Mudah diresapi air Tidak dipengaruhi kadar air. Gradasi Baik Kontak antar butir baik Seragam dan kepadatan tinggi. Stabilitas tinggi Kuat menahan deformasi Sukar sampai sedang untuk dipadatkan. Tingkat permeabilitas cukup tinggi. Pengaruh variasi kadar air cukup. Gradasi ]elek Kontak antar butir jelek Seragam tetapi kepadatan jelek. Stabilitas sedang. Stabilitas rendah pada keadaan basah. Mudah dipadatkan. Tingkat permeabilitas rendah. Kurang dipengaruhi oleh bervariasinya kadar air.

BAB II ISI

2.1 Agregat Kasar Menurut Silvia Sukirman, (2003), agregat merupakan butir-butir batu pecah, kerikil, pasir atau mineral lain, baik yang berasal dari alam maupun buatan yang berbentuk mineral padat berupa ukuran besar maupun kecil atau berupa fragmen-fragmen. Agregat merupakan komponen utama dari struktur perkerasan jalan, yaitu yaitu 90 95% agregat berdasarkan persentase berat, atau 75 85% agregat berdasarkan persentase volume. Dengan demikian kualitas perkerasan jalan ditentukan juga dari sifat agregat dan hasil campuran agregat dengan material lain. Agregat kasar adalah agregat yang tertahan saringan No. 4 (spesifikasi dari AASHTO, American Association of State Highway and Transportation Officials, yang juga digunakan oleh Bina Marga) atau yang tertahan saringan 2,36 mm (standard dari BSI, British Standard Institution atau lebih sering disebut sebagai BS, British Standard). Pada umumnya yang dimaksud dengan agregat kasar adalah agregat dengan besar butir lebih dari 5 mm.

2.2 Syarat-Syarat Agregat Kasar Syarat syarat agregat kasar adalah sebagai berikut: 1. Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir keras dan tidak berpori. Agregat kasar yang mengandung butir-butir pipih hanya dapat dipakai, apabila jumlah butir-butir pipih tersebut tidak melebihi 20% dari berat agregat seluruhnya. Butir-butir agregat kasar harus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh-pengaruh cuaca. 2. Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% (ditentukan terhadap berat kering). Apabila kadar lumpur melampaui 1%, maka agregat kasar harus dicuci. 3. Agregat kasar tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat merusak beton, seperti zatzat yang relatif alkali. 4. Besar butir agregat maksimum tidak boleh lebih dari pada 1/5 jarak terkecil antara bidang-bidang samping cetakan, 1/3 dari tebal pelat atau 3/4 dari jarak bersih minimum batang-batang tulangan.

Agregat kasar adalah komponen utama pembinaan struktur konkrit. Ia memainkan peranan yang penting dalam proses membantu konkrit. Agregat kasar adalah terdiri daripada serpihan batu yang ukurannya melebihi 5 mm sehingga ukuran maksimum yang dibenarkan untuk kerja kerja konkrit yang tertentu,biasanya tidak melebihi 50 mm. Agregat kasar adalah agregat yang tertahan saringan No. 4 (spesifikasi dari AASHTO, American Association of State Highway and Transportation Officials, yang juga digunakan oleh Bina Marga) atau yang tertahan saringan 2,36 mm (standard dari BSI, British Standard Institution atau lebih sering disebut sebagai BS, British Standard).

2.3 Ciri-Ciri Penting Agregat a. Agihan partikel Ciri ini penting untuk reka bentuk campuran. Agihan yang baik penting untuk memastikan konkrit yang terhasil adalah padat. Longgokan agregat yang tidak baik agihan size partikelnya (gap-graded distribution) boleh menghasilkan konkrit yang berongga dan memberi kesan kepada kekuatan. Agihan partikel juga memberi kesan keapa keboleh kerjaan konkrit. Agihan partikel boleh di lakukan melalui Analisis Ayak. Sampling yang betul mesti dilakukan supaya sampel yang diambil untuk Analisis Ayak mewakili longgokan agregat. Proses sampling yang betul ialah dengan mengikuti proses 'quartering'.

2. Kekuatan agregat. Kekuatan agregat memberi kesan yang banyak kepada ciri-ciri konkrit seperti kekuatan konkrit, ubahbentuk, ketahanlasakah, perubahan isipadu, graviti tentu, ketelusan dan tindakbalas kimia. Biasanya kekuatan agregat ialah lebih tinggi dari kekuatan konkrit yang hendak di rekabentuk. Kekuatan konkrit selalunya berada di sekitar 30-50MPa, sementara kekuatan agregat dalam lingkungan 80-350MPa. Secara umumnya batu Igneous lebih kuat dari batu Sedimentary dan batu Metamorphic. Ujikaji kekuatan biasanya dilakukan atas sampel silinder yang diambil dari 'parent rock'. 3. Ketelusan (Porosity) Ketelusan agregat mempengaruhi kandungan lembapan yang terdapat dalam agregat. Kandungan lembapan pula mempengaruhi rekabentuk campuran dan juga kekuatan konkrit

terkeras. Agregat yang mempunyai ketelusanyang tinggi biasanya kurang lasak. Ketelusan diukur dengan kadar serapan air (absorption) oleh agregat. Kadar resapan ialah peratus air yang terserap oleh agregat kering sehingga menjadikan agregat tepu. Kandungan air dalam agregat boleh berada dalam keadaan kering, kering udara, tepu dan basah. Rekabentuk campuran adalah berdasarkan agregat yang mempunyai kandungan air tepu. Memandangkan agregat biasanya terdapat dalam keadaan kering udara atau basah, kandungan air yang dikira dalam rekabentuk campuran mesti diubahsuai dengan kandunga lembapan yang berada dalam agregat.

4. Perubahan isipadu Perubahan isipadu disebabkan oleh perubahan kandungan lembapan dalam agregat memberi kesan kepada sifat pengecutan (shrinkage). Kadar pengecutan agregat yang lebih tinggi dari konkrit akan mengakibatkan retakan dalaman konkrit. Perubahan isipadu berkait rapat dengan ketelusan agregat.

5. Graviti tentu Graviti tentu sesuatu bahan adalah nisbah unit berat bahan tersebut berbanding dengan unit berat air. Memandangkan agregat boleh meresap air, graviti tentunya bergantung kepada kandungan lembapannya. Graviti tentu agregat berada dalam julat 2.5 - 2.8.

6. Rintangan kepada hakisan Ciri ini penting untuk binaan yang terdedah kepada hakisan seperti lantai konkrit di kilang-kilang atau jalanraya/jambatan konkrit. Ujikai Los Agelas digunakan untuk mengira peratus agregat yang terhakis.

7. Bentuk partikel dan keadaan permukaan Ciri diperolehi melalui tinjauan sahaja. Ia memberi kesan yang besar ketika konkrit basah atau terkeras. Agregat yang bulat dan licin mempunyai darjah kebolehkerjaan yang baik tetapi menghasilkan kekuatan yang kurang baik berbaanding dengan agregat yang bersegi dan berpemukaan kasar. Bentuk secara umumnya mempengaruhi kepadatan dan juga ikatan dalam konkrit.

Untuk

agregat

kasar,

persyaratan

Nilai

umumnya yang diminta AASHTO dan BSI antara lain adalah seperti pada tabel berikut ini. Persyaratan Abrasi, Los Angeles Abrasion Test (AASHTO T 96-87) Pelapukan berdasarkan, Soundness Maks 12% (sodium sulfat) Maks 18% (magnesium sulfat) Minimum 95% Maks 40% 50%

Test, (AASTHO T 104-90) Kelekatan pada Aspal (AASHTO T 182-86,

2.4 Pengujian Agregat Jenis Pengujian Agregat SNI 03-6889-2002 Pengambilan contoh agregat SNI 13-67172002 Penyiapan benda uji contoh agregat SNI 03-6877-2002 Angularitas agregat halus RSNI T01-2005 Partikel Pipih dan Lonjong SNI 03-6877-2002 Angularitas agregat kasar SNI 03-24391991 Pengujian kelekatan agregat terhadap aspal. SNI 03-1970-1990 Pengujian Berat Jenis agregat halus. SNI 03-1969-1990 Pengujian Berat Jenis agregat kasar. SNI 03-4428-1997 Pengujian agregat halus atau pasir yang mengandung bahan plastis dengan cara setara pasir. SNI 03-1968-1990 Pengujian tentang analisis saringan agregat halus dan kasar. SNI 03-4142-1996 Pengujian jumlah bahan dalam agregat yang lolos saringan No. 200 (0,075 mm). SNI 03-24171991 Pengujian keausan agregat dengan mesin abrasi Los Angeles. 2.5 Pemanfaatan Agregat pada Jalan Raya Sifat agregat merupakan salah satu faktor penentu kemampuan jalan memikul beban lalulintas dan daya tahan terhadap cuaca. Sifat agregat yang menentukan kualitasnya sebagai material perkerasan jalan adalah gradasi, kebersihan, kekerasan dan ketahanan agregat, bentuk butir, tekstur permukaan, porositas, kemampuan untuk menyerap air, berat jenis, dan daya pelekatan dengan aspal

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

Daftar Pustaka