BAB I

45
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan anugerah yang tak ternilai harganya. Sebanyak apapun harta yang dimiliki oleh seseorang, namun tidak ada artinya bila orang tersebut tidak mempunyai tubuh yang sehat, yaitu dengan memeriksakan diri ke sarana-sarana pelayanan kesehatan, diantaranya adalah puskesmas. Puskesmas adalah suatu persatuan kesehatan fungsional merupakan pusat pengembangan kesehatan kesehatan masyarakat disamping juga membina peran serta masyarakat, memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Oleh karena itu puskesmas mempunyai wewenang dan tanggung jawab atas pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam wilayah kerjanya. Puskesmas sebagai pelaksanaan pelayanan publik, melaksanakan pelayanan prima sesuai dengan Undang-undang republik Indonesia No 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik dan untuk mengetahui hasil layanan yang diberikan tersebut berkualitas atau tidak, dengan indeks kepuasan masyarakat sesuai dengan Keputusan Menpan Nomor 25 Tahun 2005 tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat. Pada saat ini Puskesmas telah didirikan di hampir seluruh pelosok tanah air. Untuk menjangkau seluruh wilayah kerjanya, Puskesmas diperkuat dengan Puskesmas pembantu serta Puskesmas keliling.

Transcript of BAB I

Page 1: BAB I

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan merupakan anugerah yang tak ternilai harganya. Sebanyak apapun harta

yang dimiliki oleh seseorang, namun tidak ada artinya bila orang tersebut tidak mempunyai

tubuh yang sehat, yaitu dengan memeriksakan diri ke sarana-sarana pelayanan kesehatan,

diantaranya adalah puskesmas.

Puskesmas adalah suatu persatuan kesehatan fungsional merupakan pusat

pengembangan kesehatan kesehatan masyarakat disamping juga membina peran serta

masyarakat, memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di

wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Oleh karena itu puskesmas mempunyai

wewenang dan tanggung jawab atas pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam wilayah

kerjanya.

Puskesmas sebagai pelaksanaan pelayanan publik, melaksanakan pelayanan prima

sesuai dengan Undang-undang republik Indonesia No 25 tahun 2009 tentang Pelayanan

Publik dan untuk mengetahui hasil layanan yang diberikan tersebut berkualitas atau tidak,

dengan indeks kepuasan masyarakat sesuai dengan Keputusan Menpan Nomor 25 Tahun

2005 tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat.

Pada saat ini Puskesmas telah didirikan di hampir seluruh pelosok tanah air. Untuk

menjangkau seluruh wilayah kerjanya, Puskesmas diperkuat dengan Puskesmas pembantu

serta Puskesmas keliling.

Masalah yang dihadapi secara garis besar oleh suatu Puskesmas terdapat 2 jenis yaitu

masalah internal dan eksternal. Masalah internal dapat berupa kurangnya tenaga kesehatan,

biaya operasional untuk pelayanan masih cukup tinggi sedangkan dana yang dapat disediakan

pemerintah masih kurang, kepuasan pengguna jasa Puskesmas belum optimal, kurangnya

komunikasi, koordinasi antar bagian, bidang dan unit. Masalah eksternal berupa faktor sosial

ekonomi dan pendidikan masyarakat sekitar Puskesmas serta citra dan tingkat pelayanan

yang mungkin kurang begitu baik sehingga mempengaruhi angka kunjungan secara

signifikan.

Upaya kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas terdiri dari usaha kesehatan

wajib, upaya kesehatan pengembangan serta program inovasi. Upaya kesehatan wajib

merupakan usaha kesehatan yang dilaksanakan oleh seluruh puskesmas di Indonesia.Upaya

Page 2: BAB I

2

ini memberikan daya ungkit paling besar terhadap keberhasilan pembangunan kesehatan,

melalui peningkatan indek pembangunan manusia (IPM), serta merupakan kesempatan global

dan nasional. Yang termasuk dalam upaya kesehatan wajib adalah promosi kesehatan,

kesehatan lingkungan, kesehatan ibu, anak dan KB, serta perbaikan gizi dan masyarakat, serat

pencegahan, pemberantasan dan penularan penyakit serta pengobatan.

1.2 Wilayah Kerja

Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan.

Tetapi bila satu kecamatan mempunyai satu lebih dari satu puskesmas, maka tanggungjawab

wilayah kerja dibagi antar puskesmas, dengan memperhatikan keutuhan konsep wilayah

(desa/kelurahan). Faktor kepadatan penduduk, luas daerah geografi dan keadaan istruktur

serta lainnya merupakan bahan bertimbangan dalam menentukan wilayah kerja puskesmas.

1.3 Jenis Pelayanan

Puskesmas merupakan perangkat Pemda Tingkat II sehingga wilayah keja puskesmas

ditetapkan oleh Bupati/ Walikota kepada Daerah Tingkat II dengan saran Tekknis dari Kepala

Dantor Departemen Kesehatan Provinsi. Pelayanan kesehatan yang diberikan di puskesmas

ialah meliputi : preventif (pencegahan kesehatan), promotif (peningkatan kesehatan), kuratif

(pengobatan) dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan).

Bentuk pelayanan di Puskesmas diarahkan kepada kemampuan pengenalan (diagnosa)

penyakit dan pengobatan sederhana. Pelayanan yang diberikan adalah pengobatan rawat

jalan, dengan pemberian obat-obatan selama 3 hari sedangkan penanganan dan pengobatan

yang membutuhkan tindakan lebih lanjut akan dirujuk ke fasilitas yang memiliki sarana yang

lebih lengkap. Pasien yang berkunjung ke Puskesmas adalah pasien umum, pasien ASKES,

pasien ASKESKIN, dan pasien JKA.

1.4. Visi Puskesmas

Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah

tercapainya Kecamatan Sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat. Kecamatan Sehat adalah

gambaran masyarakat kecamatan masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan

kesehatan, yakni masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku sehat,

memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan

merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Page 3: BAB I

3

Indikator Kecamatan Sehat yang ingin dicapai mencakup 4 indikator utama yakni (1)

lingkungan sehat, (2) perilaku sehat, (3) cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu serta (4)

derajat kesehatan penduduk kecamatan.

Rumusan visi untuk masing-masing Puskesmas harus mengacu pada visi

pembangunan kesehatan Puskesmas di atas yakni terwujudnya Kecamatan Sehat, yang harus

disesuaikan dengan situasi dan kondisi nasyarakat serta wilayah Kecamatan setempat.

1.5. Misi Puskesmas

1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya.

2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah

kerjanya.

3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan

kesehatan yang diselenggarakan.

4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat

beserta lingkungannya.

1.6 Fungsi Puskesmas

Dalam mewujudkan peranan Puskesmas, maka fungsi Puskesmas adalah:

a. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama.

Puskesmas bertanggungjawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat

pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat

pertama yang menjadi tanggungjawab puskesmas meliputi:

1). Pelayanan kesehatan perorangan

Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat pribadi (private

goods) dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan,

tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan perorangan

tersebut adalah rawat jalan dan untuk puskesmas tertentu ditambah dengan rawat inap.

2). Pelayanan kesehatan masyarakat

Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat publik (public goods)

dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit

tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan

masyarakat tersebut antara lain promosi kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan

Page 4: BAB I

4

lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan

jiwa serta berbagai program kesehatan masyarakat lainnya.

b. Pusat pemberdayaan masyarakat.

Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga

dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan, dan kemampuan

melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam

memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk pembiayaannya, serta ikut menetapkan,

menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan. Pemberdayaan

perorangan, keluarga dan masyarakat ini diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan

situasi, khususnya sosial budaya masyarakat setempat.

c. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan.

Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan

pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya,

sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan. Di samping itu Puskesmas

aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program

pembangunan di wilayah kerjanya. Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya yang

dilakukan puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan

penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.

1.7. Tujuan Penulisan

Kami sebagai dokter muda yang kelak bertugas di puskesmas maka sangat penting

bagi kami untuk terjun secara langsung dan terlibat dalam kegiatan puskesmas.

Dalam kegiatan kepaniteraan klinik Family Medicine, kami mendapat kesempatan

yang seluas-luasnya untuk menimba ilmu di Puskesmas Meuraxa yang akan sangat berguna

sebagai bekal kelak ketika bertugas di Puskesmas Daerah.

Fakultas Kedokteran dalam sistem pendidikannya berorientasi kepada masyarakat,

dalam hal ini mahasiswa yang menjalani Kepaniteraan Klinik Senior pada laboratorium

Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Komunitas, salah satu tugasnya adalah ditempatkan

di puskesmas.

Page 5: BAB I

5

Tujuan penulisan laporan ini adalah:

1. Melatih diri untuk mendapat pengalaman bila menjadi dokter yang bertugas sebagai

calon pemimpin di tingkat kecamatan yaitu puskesmas.

2. Merupakan pertanggungjawaban dan melengkapi tugas Kepaniteraan Klinik Senior

pada Laboratorium Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Kedokteran Komunitas.

3. Mengetahui secara aktual dan jelas kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di

puskesmas.

Page 6: BAB I

6

BAB II

GAMBARAN UMUM PUSKESMAS MEURAXA

2.1 Geografi dan Demografi

Gambar 2.1: Puskesmas Meuraxa (foto diambil tanggal 21 Maret 2001)

Secara geografis, puskesmas Meuraxa terletak di Desa Lambung kecamatan Meuraxa

Kota Banda Aceh, yang mempunyai jarak lebih kurang 5 km dari pusat kota dan lebih kurang

500 meter dari Pasar Ulee Lheu.

Page 7: BAB I

7

Gambar 2.2 Peta Wilayah Meuraxa Kota Banda Aceh

Adapun batas-batas wilayahnya adalah :

1. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Jaya Baro Kota Banda Aceh

2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Baiturrahman Kota Banda Aceh

3. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Kuta Raja Kota Banda Aceh

4. Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka.

Puskesmas Meuraxa merupoakan bantuan dari Bulan Sabit Merah Saudi Arabia

Makkah Al-Mukaramah yang terdiri dari:

1. Bantuan induk 1 unit

2. Perumahan dokter 1 unit

3. Perumahan paramedis 1 unit

Wilayah kerja Puskesmas Meuraxa seluas 726 hektar, meliputi 1 kelurahan, 16 desa,

dan 63 dusun, dengan jumlah penduduk 16.320 jiwa, terdiri dari laki – laki 8.826 jiwa,

perempuan 7.494 jiwa, dan jumlah KK 5.072 jiwa.

Page 8: BAB I

8

Kecamatan Meuraxa terdiri dari beberapa desa. Adapun desa-desa tersebut adalah:

No Nama Desa Luas Desa (Ha)Jarak-dari

Puskesmas (Km)

Fasilitas Kesehatan

Yang Ada

1. Ulee Lheu 76,5 1 1 posyandu

2 Punge Jurong 42,2 3 3 Posyandu

3 Deah Glumpang 53,3 1,5 1 Posyandu

4 Aso Nangroe 16,8 1 1 Posyandu

5 Gampong Pie 32,1 1 1 Posyandu

6 Lambung 31 0 1 Posyandu

7 Alu Deah Tengoh 39,8 2,5 2 Posyandu

8 Deah Baro 44,8 2 1 Posyandu

9 Cot Lamkuweah 34,8 300 m 1 Posyandu

10 Blang Oi 85 500 m 1 Posyandu

11 Gampong Blang 42,2 2 1 Posyandu

12 Lamjabat 67,5 3 1 Posyandu

13 Punge Ujong 53,3 1 1 Posyandu

14 Surien 16,8 3,5 1 Posyandu

15 Gampong Baro 32,1 2,5 1 Posyandu

16 Lampaseh Aceh 59 4 1 Posyandu

Tabel 2.1 Kecamatan di sekitar Puskesmas Meuraxa

2.2 Struktur Organisasi

Stuktur organisasi puskesmas meuraxa terdiri dari :

1. Unsur pimpinan (Kepala Puskesmas), adalah penanggung jawab pembangunan

kesehatan ditingkat kecamatan.

Page 9: BAB I

9

2. Unsur pembantu pimpinan (Urusan Tata Usaha), terdiri dari :

Keuangan

Kepegawaian

SP2TP

Urusan Umum

3. Unsur pelaksana, yang dilaksanakan oleh tujuh unit kegiatan pokok puskesmas, yaitu:

Unit I. Pencegahan Penyakit Menular

ISPA

Diare

Imunisasi

Kusta/TBC

Unit II. Peningkatan dan Kesehatan keluarga

Kesehatan Kerja

KB

KIA

Gizi

Unit III. Pemulihan kesehatan dan rujukan

Pengobatan

Pelayanan darurat/P3K

Gigi dan mulut

Usia lanjut

Unit IV. Kesehatan lingkungan dan penyuluhan

Kesehatan lingkungan

UKS

Olah raga

PKM (Penyuluhan Kesehatan Masyarakat)

PHN (Public Health Nursing)

Unit V. Keperawatan

Unit VI. Penunjang

Laboratorium

Pengelolaan obat

Unit VII. Pelaksana khusus

Jiwa

THT

Page 10: BAB I

10

Mata

Jumlah tenaga di Puskesmas Meuraxa pada tahun 2011 sebanyak 40 orang.

No Pendidikan Puskesmas induk Pustu Jumlah

PNS PTT Bakti PNS PTT

I Medis

1 Dokter Umum 2 0 0 0 0 2

2 Dokter Gigi 1 0 0 0 0 1

II Paramedis

1 Akper 1 0 0 0 1 2

2 Bidan 7 8/0 0 2 5 22

3 Perawat kesehatan 1 0 0 0 0 1

4 Perawat gigi 3 0 0 0 0 3

5 Penjenjang kesehatan 0 0 0 0 0 0

6 AKG 1 0 0 0 0 1

III Paramedis non perawat

1 AKZI 2 0 0 0 0 2

2 AKL 0 0 0 0 0 0

3 SAA/SMF 1 0 0 0 0 1

4 Analis/SMAK 2 0 0 0 0 2

5 SPAG 0 0 0 0 0 0

6 SPPH 0 0 0 0 0 0

7 Pekarya Kesehatan 1 0 0 0 0 1

IV Sarjana SKM 1 0 0 0 0 1

V Cleaning Service 0 0/1 0 0 0 1

Jumlah 23 8/1 0 2 6 40

Tabel 2.2 Jumlah Tenaga Medis di Puskesmas Meuraxa

Sesuai dengan keadaan geografis, luas wilayah sarana perhubungan dan pendapatan

penduduk dalam wilayah puskesmas, tidak semua penduduk dapat dengan mudah

mendapatkan pelayanan dari puskesmas. Agar jangkauan pelayanan Puskesmas Meuraxa

tersebut lebih merata dan luas, Puskesmas Meuraxa memiliki fasilitas penunjang sebagai

berikut :

Page 11: BAB I

11

1. Lima buah Pustu , yaitu:

Pustu Blang Oi

Pustu Lamjabat

Pustu Deah Baro

Pustu Lampaseh Aceh

Pustu Surien

2. Tiga belas bides yang terletak di desa:

Gampong pie

Punge jurong

Punge Ujong

Gampong baro

Cot Lamkuweh

Lampaseh Aceh

Alue Deah Tengoh

Deah Baro

Blang Oi

Lambung

Ulhee lheu

Surien

Lamjabat

3. Enam polindes

4. Desa siaga sehat jiwa (16 desa).

5. 2 buah Pusling (Puskesmas keliling) dengan kendaraan bermotor roda empat.

6. 12 kendaraan roda dua.

Puskesmas Meuraxa melaksanakan 18 kegiatan pokok puskesmas, yang

pelaksanaannya dilakukan didalam dan di luar gedung Puskesmas, yaitu:

1.Upaya kesehatan wajib : - promosi kesehatan

- kesehatan lingkungan

- KIA dan KIB

- Usaha peningkatan gizi

- pemberantasan penyakit menular

- Upaya pengobatan

2. Upaya kesehatan pengembangan: - Upaya kesehatan sekolah

Page 12: BAB I

12

- Perawatan kesehatan masyarakat

- Upaya kesehatan kerja

- Upaya kesehatan gigi dan mulut

- Kesehatan jiwa

- Kesehatan mata

- Kesehatan usia lanjut’

- Pembinaan pengobatan tradisional

- Peran serta masyarakat

3.Upaya pelayanan penunjang: - Laboratorium sederhana

- Pencegahan infeksi

- SP2TP

BAB III

Page 13: BAB I

13

UPAYA PELAKSANAAN KESEHATAN

PUSKESMAS MEURAXA

Puskesmas Meuraxa melakukan kegiatan pokok sesuai dengan tenaga dan fasilitas

yang ada, dilaksanakan oleh Puskesmas Meuraxa selama tahun 2010 adalah :

3.1 Upaya Kesehatan Wajib Puskesmas

3.1.1 Promosi Kesehatan Masyarakat

Berjangkitnya suatu penyakit bukan hanya disebabkan karena kuman, tetapi juga

karena kebiasaan masyarakat menggunakan air sungai untuk buang air besar, gosok gigi,

cuci, makan, dll. Oleh karena itu program penanggulangan masalah kesehatan harus aspek

edukatif yang menangani perilakunya dan aspek yang melakukan penanggulangan

epidemiologi. Setiap petugas puskesmas harus memilki pengetahuan dan ketrampilan

dibidang medis, teknis serta dibidang penyuluhan. Penyuluhan kesehatan dapat dilakukan

secara langsung yaitu dengan memberikan penyuluhan kepada pasien-pasien di kamar periksa

dokter dan memberikan penyuluhan kepada masyarakat di posyandu, kelompok PKK, dan

pertemuan LKMD, atau secara tidak langsung dengan memberikan contoh yang positif dari

pimpinan dan petugas kesehatan di puskesmas, tersedianya media penyuluhan seperti poster

diruang tunggu, membagikan brosur-brosur atau selebaran tentang kesehatan kepada

masyarakat di wilayah kerja.

Gambar 3.1 Salah satu poster yang ada diruang tunggu Puskesmas Meuraxa

Penyuluhan kesehatan masyrakat meliputi :

Page 14: BAB I

14

Makanan ibu hamil / menyusui

Keluarga berencana

Gizi pada anak balita

Kebersihan lingkungan dan personal higiene.

Dalam pelaksannannya, Puskesmas Meuraxa melakukan kegiatan program

penyuluhan kesehatan dibagi dalam 2 (dua) tempat :

1. Di dalam gedung (Puskesmas)

2. Di luar gedung (posyandu, sekolah, meunasah, balai desa, dll).

3.1.2 Kesehatan Lingkungan

Kesehatan Lingkungan fisik dan biologis penduduk Indonesia boleh dikatakan belum

membaik dan memadai, hanya sebagian kecil penduduk menikmati air bersih dan fasilitas

kesehatan lingkungan. Hal ini berakibat masih tingginya angka kesakitan dan kematian

berbagai penyakit.

Tujuan dari program kesehatan lingkungan adalah untuk meningkatkan kesehatan

lingkungan pemukiman melalui upaya sanitasi dasar.

Kegiatan upaya penyehatan lingkungan ini bertujuan untuk merubah, menanggulangi

dan menghilangkan unsur fisik yang dapat memberikan pengaruh buruk terhadap kesehatan

masyarakat, dengan harapan angka kesakitan terutama penyakit menular dapat diminimalkan

atau dihilangkan.

Kegiatan yang di lakukan untuk mencapai tujuan tersebut antara lain :

Penyehatan sarana air bersih.

Penyehatan pembuangan kotoran.

pengawasan pengelolaan sampah.

Pengawasan sanitasi tempat-tempat umum dan tempat pembuatan penjualan

makanan dan minuman (TTU dan TPM).

Demam Berdarah merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi Arbovirus

yang ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti.

Page 15: BAB I

15

Kasus Kejadian luar biasa Demam Berdarah (DBD) yang dilayani Puskesmas

Meuraxa Tahun 2010.

N

O

Nama Desa Bulan Terjadi KLB Jlh

penderita

%

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Ulee Lheue 1 2

2 Deah Glumpang 2 1 1 4

3 Deah Baru 2 1 3

4 Alue Deah Tengoh 3 3

5 Lampaseh Aceh 1 4 5

6 Lambung 2 1 1 4

7 Blang Oi 1 1 3 3 4 2 1 3 3 21

8 Punge Ujong 1 1 1 1 1 2 1 8

9 Punge Jurong 2 2 3 2 3 2 2 3 19

10 Gampong Baru 1 1

11 Surien 1 1 4 6

12 Lamjabat 2 1 3

13 Cot Lamkuweh 1 1 2

14 Gp.Blang

15 Gp.Pie 2 2

16 Aso Nanggroe 1 1 2

Jumlah 9 7 5 7 7 4 3 2 6 8 10 17 85

Tabel 3.1 Kasus Kejadian luar biasa Demam Berdarah (DBD) yang dilayani Puskesmas Meuraxa Tahun 2010

Dari Tabel di atas dapat dilihat bahwa Puskesmas meuraxa angka kasus kejadian luar

biasa (KLB) sebesar 85 kasus (100 %). Di Puskesmas Meuraxa untuk menindak lanjuti angka

KLB demam berdarah telah melakukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan usaha

promosi dan preventif. Kegiatan-kegiatan yang tnelah dilakukan yaitu penyuluhan yang

berhubungan dengan DBD untuk merubah tingkah laku masyarakat, pelacakan kasus demam

berdarah (PE Surveilens), pemberian bubuk abate dan pemeriksaan jentik pada tempat-tempat

penampungan air yang mungkin menjadi tempat bersarangnya nyamuk dewasa dan jentik-

jentik nyamuk Aedes Agypty dan lain-lain.

Page 16: BAB I

16

Uleu lh

eu

Deah Glumpan

g

Deah Baru

Alue Dea

h tengo

h

Lampase

h Aceh

Lambung

Blang O

i

Punge Ujong

Punge Ju

rong

Gampong B

aro

surie

n

Lamjab

at

Cot langk

uweh

Gampong B

lang

Gampong P

ie

Aso Nan

ggro

e

Jumlah

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

123456789101112Column1

Grafik 3.1 Kasus Kejadian luar biasa DBD yang dilayani Puskesmas Meuraxa Tahun 2010

3.1.3 Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana

Salah satu tujuan program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) adalah kemandirian

keluarga dalam memelihara kesehatan Ibu dan Anak. Ibu dan anak merupakan kelompok

yang paling rentan terhadap berbagai masalah kesehatan seperti kesakitan dan gangguan gizi

yang seringkali berakhir dengan kecacatan atau kematian.

Upaya kesehatan ibu dan anak adalah upaya di bidang kesehatan yang menyangkut

pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu melahirkan, ibu menyusui, bayi, anak balita, serta

anak pra sekolah. Upaya kesehatan ibu dan anak merupakan upaya dibidang kesehatan yang

menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi, anak

balita dan pra sekolah.

Salah satu unsur yang penting untuk menurunkan angka kematian dan

kesakitan diantara ibu, bayi dan anak sekolah adalah memberikan pemeliharaan yang cukup

baik pada waktu hamil yang dimulai sedini mungkin. Penurunan angka kematian

Page 17: BAB I

17

ibu maternal dan anak balita serta penurunan angka kelahiran merupakan

sasaran prioritas dalam pembangunan di bidang kesehatan.

Dalam pengertian ini cukup pula pendidikan kesehatan kepada masyarakat,

pemuka masyarakat serta menambah ketrampilan para dukun bayi serta pembinaan

kesehatan anak di taman kanak-kanak. Tujuan dari program ini adalah untuk

menurunkan angka kematian dan kesakitan ibu, bayi dan anak, sehingga tercapainya

kemampuan hidup sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal bagi ibu dan

keluarganya untuk menuju Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) serta

meningkatkan derajat kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal yang

merupakan landasan bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya. Kegiatan ini selain di

Puskesmas juga dilaksanakan di luar Puskesmas yaitu di Posyandu dalam ruang lingkup

Puskesmas Meuraxa. Angka Kematian ibu dan anak pada tahun 2010 adalah 0%.

Kegiatan di Puskesmas Meuraxa meliputi :

a. Pemeriksaan dan pelayanan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, anak balita dan anak

prasekolah. Kegiatan ini dilaksanakan rutin setiap kunjungan pasien ke Puskesmas dan

kunjungan ke posyandu.

b. Pemberian imunisasi TT pada ibu hamil.

c. Pemberian makanan pendamping ASI (MP ASI).

d. Pemberian tablet besi (Fe) pada ibu hamil.

e. Pemberian Vitamin A dilaksanakan pada bulan promosi vitamin A di puskesmas dan

posyandu.

f. Pengamatan perkembangan anak prasekolah. Kegiatan ini dilaksanakan bersamaan

dengan imunisasi anak ke puskesmas dan kunjungan ke posyandu melalui pemantauan

kartu KMS dan pemantauan berat badan anak.

h. Penyuluhan gizi ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan anak dilakukan untuk meningkatkan

status gizi ibu, bayi dan anak serta mencegah timbulnya penyakit akibat defisiensi gizi.

i. Meningkatkan pengetahuan dan peran serta kader posyandu dalam menunjang program

kesehatan ibu dan anak.

j. Memonitor kinerja peran bidan desa.

k. Memantau ibu hamil yang beresiko tinggi, ibu bersalin dan ibu nifas di wilayah kerja.

l. Menaikkan Kohort bulanan bayi dan ibu.

m. Membuat laporan AMP (Audit maternal Perinatal).

n. Mengirim kasus KIA yang tidak bisa ditangani di puskesmas.

o. Pencatatan dan pelaporan.

Page 18: BAB I

18

Kegiatan ini selain dilaksanakan di Puskesmas juga dilaksanakan di luar puskesmas,

yaitu di Posyandu dalam ruang lingkup Puskesmas Meuraxa.

Gambar 3.1 Seorang Pasien sedang berkonsultasi dengan bidan ( foto diambil 21 Maret 2011)

Di luar Puskesmas, kegiatan yang dilakukan adalah Posyandu, kegiatan yang

dillakukan adalah :

- Pemeriksaan ibu hamil, ibu menyusui

- Pemberian PMT pada ibu hamil

- Pemberian imunisasi TT pada ibu hami

- Pemeriksaan ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan balita

- Penyuluhan tentang kesehatan ibu hamil, nifas dan menyusui

- Pemberian tablet Besi (Fe)

- Meningkatkan pengetahuan ibu dan peran serta kader posyandu dalam menunjang

Program kesehatan ibu dan anak

- Memberikan Konseling pada ibu hamil

Page 19: BAB I

19

Gambar 3.2 Seorang bayi sedang diimunisasi di posyandu Deah Glumpang (foto diambil 18

Maret 2011)

Puskesmas Meuraxa juga mengadakan kegiatan Posyandu Lansia, kegiatan yang

dilakukan :

- Pemantauan gizi Lansia melalui KMS Lansia

- Pemeriksaan dan pemberian therapy

- Pemantauan gizi Lansia melalui KMS Lansia

- Penyuluhan kesehatan pada Lansia

Page 20: BAB I

20

Gambar 3. 3 Seorang pasien sedang berobat di Posyandu Lansia (foto diambil 21 Maret 2011 di

Posyandu Desa Alue Tengoh)

KB

Keberhasilan pembangunan, baik pembangunan fisik maupun ekonomi pada

hakikatnya tergantung pada unsure manusiana. Pertambahan penduduk yang tinggi dapat

menghambat hasil pembangunan, termasuk pembangunan kesehatan. Oleh karena itu

pengendalian pertumbuhan jumlah penduduk melalui program KB merupakan hal yang

sangat penting.

Keluarga berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak anak yang

diinginkan. Untuk dapat mencapai hal tersebut maka dibuatlah beberapa cara atau alternatif

untuk mencegah ataupun menunda kehamilan. Cara-cara tersebut termasuk kontrasepsi atau

pencegahan kehamilan dan perencanaan keluarga. Berdasarkan penelitian, terdapat 3.6 juta

kehamilan tidak direncanakan setiap tahunnya di Amerika Serikat, separuh dari kehamilan

yang tidak direncanakan ini terjadi karena pasangan tersebut tidak menggunakan alat

pencegah kehamilan, dan setengahnya lagi menggunakan alat kontrasepsi tetapi tidak benar

cara penggunaannya.

Page 21: BAB I

21

Program Keluarga Berencana di Puskesmas Meuraxa meliputi kegiatan dalam dan

luar gedung, yaitu :

1. Komunikasi, informasi dan edukasi (konseling akseptor)

2. Pelayanan kontrasepsi kepada akseptor dengan metode yang diinginkan melalui

puskesmas, posyandu dan pos KB desa

3. Pembinaan dan pengayoman medis kontrasepsi peserta KB

4. Pembinaan konseling pada akseptor KB

5. Pencatatan dan pelaporan

Gambar 3.3 Seorang pasien sedang berkonsultasi masalah KB dengan Bidan (foto diambil 21

Maret 2011)

3.1.4 Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

Program perbaikan gizi masyarakat bertujuan untuk menurunkan angka penyakit gizi

kurang yang umumnya banyak diderita oleh masyarakat yang berpenghasilan rendah (baik di

desa maupun di kota) terutama pada anak balita dan ibu.

Puskesmas meuraxa melaksanakan kegiatan usaha peningkatan gizi melalui :

1. Kegiatan di dalam gedung (puskesmas), meliputi :

a. Melaksanakan penimbangan bayi dan balita

Page 22: BAB I

22

b. Penyuluhan dan konseling gizi bagi ibu yang memiliki bayi dan balita

c. Pemantauan status gizi bayi dan balita

d. Membuat balok SKDN

e. Pemberian vitamin A dosis tinggi untuk bayi / balita setiap bulan Februari dan

Agustus serta vitamin A dosis tinggi untuk ibu bersalin

f. Pemberian tablet Fe untuk ibu hamil.

g. Pencatatan dan pelaporan

h. Evaluasi terhadap pelaksanaan program.

2. Kegiatan di luar gedung, meliputi :

a. Melakukan penimbangan bayi dan balita di posyandu

b. Penyuluhan bagi ibu yang memiliki bayi/balita dan juga ibu hamil, baik secara

perorangan maupun kelompok

c. Pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi setiap 6 (enam) bulan sekali (Februari-

Agustus) untuk bayi dan balita serta pemberian kapsul Vitamin A dosis tinggi untuk

ibu bersalin

d. Pemberian tablet Fe dan Kapsul yodium untuk ibu hamil

e. Melaksanakan PMT Pemulihan bagi bayi / balita dan PMT bagi bumil

f. Pemantauan Status Gizi bayi dan balita

g. Penyegaran kader posyandu

h. Monitoring terhadap keberhasilan program

i .Pemantauan pemakaian garam beryodium pada keluarga

Gambar 3.4 Seorang bayi sedang diukur tinggi badan di posyandu Deah Glumpang (foto diambil 18

Maret 2011

Page 23: BAB I

23

Untuk mewujudkan tujuan tersebut diatas, melalui program gizi ini dilakukan

beberapa usaha yang antara lain melalui perbaikan pada konsumsi pangan yang makin

beraneka ragam, seimbang dan bermutu tinggi.

Sasaran pelaksanaan program gizi, yaitu :

1. Penurunan prevalensi KKP ( Kurang Kalori Protein ) dan KEP (Kurang Energi Protein)

pada bayi dan balita serta KEK (Kurang Energi Kronis) pada ibu hamil.

2. Penurunan prevalensi KVA ( Kurang Vitamin A) di daerah rawan

3. Penurunan prevalensi anemia gizi pada ibu hamil melalui usaha perbaikan gizi pada ibu

hamil melalui usaha perbaikan gizi keluarga (UPGK)

4. Pencegahan dan penurunan prevalensi GAKY(Gangguan Kekurangan Yodium) pada ibu

hamil.

3.1.5 Pemberantasan Penyakit Menular

Kegiatan dititikberatkan pada penyakit terutama yang banyak terdapat di daerah

dengan sanitasi yang jelek. Memberantas penyakit menular berarti menghilangkan taua

mengubah cara perpindahan penyakit menular dan atau infeksi, penularan itu dapat terjadi

secara langsung atau tidak langsung. Adapun pemberantasan penyakit menular atau infeksi,

cara – cara tersebut melalui :

1. Penularan langsung dari manusia ke manusia

Contoh : Tuberculosis, penyakit kelamin

1. Penularan tidak langsung

2. Dengan perantaraan benda yang kotor

Contoh : Kolera, Disentri

3. Dengan perantaraan serangga atau gigitan binatang

Contoh : Malaria, Demam Berdarah Dengue, Rabies, Filariasis

Untuk mengantisipasi masalah diatas upaya pencegahan yang dilakukan meliputi:

1.Memberikan penyuluhan tentang bahaya penyakit menular dan akibat-akibatnya

2.Memberikan pelayanan pengobatan bagi penderita penyakit menular

3.Memberikan imunisasi terhadap bayi, anak, ibu hamil, dan calon pengantin

3.1.6. Upaya Pelayanan dan Pengobatan Penyakit

Upaya pengobatan di Puskesmas adalah segala bentuk kegiatan pengobatan yang

diberikan kepada seseorang untuk menghilangkan penyakit/ gejala-gejala, yang dilakukan

oleh tenaga kesehatan, meliputi :

Page 24: BAB I

24

- Pengobatan dan perawatan

- Pemeriksaan laboratorium

Program ini merupakan kegiatan yang dilaksanakan setiap hari kerja. Bentuk

pelayanan di Puskesmas Meuraxa diarahkan kepada kemampuan pengenalan (diagnosa)

penyakit dan pengobatan sederhana. Pelayanan yang diberikan pengobatan rawat jalan,

dengan pemberian obat-obatan selama tiga hari sedangkan penanganan dan pengobatan yang

membutuhkan spesialisasi dan tindakan lebih lanjut, akan dikirim atau dirujuk ke fasilitas

kesehatan yang memiliki sarana kesehatan yang lebih lengkap. Puskesmas Meuraxa melayani

pasien umum, pasien ASKES, JAMKESMAS, JKA dan semuanya mendapatkan pengobatan

secara gratis

Di bagian tindakan telah dilakukan pertolongan pertama pada kasus trauma,

sementara untuk trauma yang serius pasien dirujuk ke RSU Meuraxa Banda Aceh.

Di Puskesmas Meuraxa khusus pada Usila, Bayi dan balita diberikan upaya

pengobatan tersendiri yang pelayanannya dipisahkan dari pengobatan pasien umum lainnya,

hal ini dimaksudkan agar pelayanan pengobatan kepada usila, bayi dan balita dapat lebih

maksimal dan diharapkan tingkat kesehatannya dapat ditingkatkan. Dimana dalam hal ini

Puskesmas Meuraxa menyediakan ruang khusus Poli Lansia dan MTBS.

MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit) merupakan tindakan berupa perawatan dan

pengobatan kepada bayi muda sakit umur 1 hari sampai 2 bulan dan anak sakit umur 2 bulan

sampai 5 tahun.

Adapun yang termasuk 20 penyakit terbesar tahun 2010 pada Puskesmas Meuraxa

adalah:

No Nama Penyakit Infeksi Jumlah Kasus Persentase (%)

1 Common cold 3175 23,68 %

2 Infeksi akut lain pernafasan atas 2461 18,36 %

3 Hipertensi 1070 7,98 %

4 Diare 718 5,35 %

5 Tukak lambung 707 5,27 %

6 Penyakit lain pada sistem jaringan otot 689 5,14 %

Page 25: BAB I

25

dan jar.pengikat

7 Diabetes mellitus 623 4,64 %

8 Penyakit kulit alergi 598 4,46 %

9 Karies gigi 572 4,26 %

10 Hipotensi 501 3,73 %

11 Penyakit lain pada saluran pernafasan

atas

475 3,54 %

12 Penyakit kelainan pada lambung 409 3,05 %

13 Kecelakaan dan ruda paksa 347 2,58 %

14 Penyakit kulit infeksi 316 2,35 %

15 Vertigo 228 1,70 %

16 Asma 206 1,53 %

17 Penyakit mata lainnya 110 0,82%

18 Penyakit pada pulpa 109 0,81 %

19 Skizofrenia dan gangguan psikotik

kronik lain

48 0,35 %

20 Bronchitis 41 0,30 %

Total 13403 100 %

Tabel 3.2 Dua puluh penyakit terbesar di Puskesmas Meuraxa Tahun 2010

Grafik persentase dan jumlah kasus 20 penyakit terbesar tahun 2010 pada Puskesmas

Meuraxa:

Page 26: BAB I

26

commond co

ld

Infeksi a

kut la

in pernafa

san at

as

hiperten

sidiar

a

tukak l

ambung

penya

kit la

in pd sistem

jarin

gan otot d

an pen

gikat

diabete

s mell

itus

penya

kit ku

lit ale

rgi

karie

s gigi

hipotensi

py. Ln

pd slrn prn

psn at

as

py. Ln

pd lambung

Kecelak

aan dan

ruda p

aksa

Penya

kit ku

lit infek

si

verti

goasm

a

penya

kit m

ata la

innya

penya

kit pad

a vulva

skizo

frenia

bronch

itis0

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

3175

2461

1070

718707689623598572501475409347316

22820611010948 41

20 penyakit terbesar tahun 2010 pada Puskesmas Meuraxa

Column2

Grafik 3.2 Dua Puluh penyakit terbesar Tahun 2010 di Puskesmas Meuraxa

3.2. Upaya Kesehatan Pengembangan

3.2.1. Upaya Kesehatan Sekolah

Upaya kesehatan sekolah adalah upaya kesehatan masyarakat yang dilakukan dalam

rangka pembinaan anak usia sekolah sebagai sasaran utama untuk meningkatkan derajat

Page 27: BAB I

27

kesehatan serta membina dan mengembangkan nilai sikap dan tingkah laku menuju hidup

sehat. Untuk mewujudkan program tersebut dilakukan upaya-upaya yang meliputi :

Meningkatkan kesehatan siswa (promotif)

Mencegah dan memberantas penyakit (preventif)

Mendiagnosa dan pemulihan kesehatan (kuratif)

Rehabilitasi (rehabilitatif)

Dengan demikian setiap anak diberi kesempatan untuk tumbuh kembang dan dapat

belajar dengan sebaik – baiknya.

Hal ini dapat dilaksanakan dengan kegiatan berikut :

1. Penimbangan berat badan

2. Mengukur tinggi badan

3. Melakukan pemeriksaan umum meliputi mata, telinga, gigi dan mulut serta personal

hygiene secara keseluruhan.

4. Penyuluhan sanitasi lingkungan

5. Pelatihan / Pembinaan dokter kecil bila perlu

6. Kegiatan perbaikan gizi

7. Rujukan

Didalam pelaksanaan UKS Puskesmas Meuraxa juga melaksanakan kegiatan

Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR), dimana yang menjadi sasaran dari kegiatan ini

adalah siswa / siswi SPM dan SMU diwilayah kerja Puskesmas Meuraxa.

3.2.2. Perawatan Kesehatan Masyarakat

Tujuan program ini antara lain :

a. Masyarakat memahami pengertian dan perbedaan antara sehat dengan sakit

b. Meningkatkan kemampuan individu, masyarakat untuk melaksanakan upaya

perawatan dasar untuk mengatasi masalah kesehatan.

c. Menangani kelompok keluarga rawan yang memerlukan pembinaan dan asuhan

keperawatan.

d. Melayani kelompok khusus (panti) yang memerlukan pembinaan dan asuhan

keperawatan dasar.

e. Melayani kasus-kasus tertentu yang memerlukan penanganan tindak lanjut dan

asuhan keperawatan di Puskesmas dan di rumah.

Kegiatan perawatan masyarakat di Puskesmas meliputi :

a. Penyuluhan di dalam dan di luar gedung Puskesmas.

Page 28: BAB I

28

b. Pelayanan kesehatan.

c. Rujukan.

d. Pelatihan kader.

e. Pembentukan Pos Upaya Kesehatan Kerja (UKK) setempat.

3.2.3. Kesehatan Gigi dan Mulut

Usaha kesehatan gigi dan mulut adalah usaha kesehatan gigi dasar paripurna yang

ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Batoh

dengan prioritas masyarakat yang berpenghasilan rendah, khususnya masyarakat yang rawan

terhadap penyakit gigi dan mulut.

Sasaran kegiatan adalah ibu hamil, menyusui, anak-anak dan usia lanjut. Usaha yang

dilaksanakan meliputi :

- Penyuluhan di sekolah dan posyandu.

- Pemeriksaan dan pengobatan gigi anak sekolah (UKGS).

- Pemeriksaan, perawatan dan pengobatan di poliklinik gigi.

- Rujukan.

Berikut ini beberapa penyakit gigi yang sering mendapat perawatan di Puskesmas

Meuraxa :

1. Karies gigi

2. Pulpitis

3. Nekrose pulpa

4. Gangren Pulpa/gangren radiks

5. Gingivitis

6. Periodontitis.

3.2.4 Upaya Kesehatan Kerja

Program upaya kesehatan kerja, terutama ditujukan kepada masyarakat pekerja di

sektor informal yang ada diwilayah kerja Puskesmas Meuraxa, dalam rangka pencegahan dan

pemberantasan penyakit serta kecelakaan yang berkaitan dengan pekerjaan dan lingkungan

kerja.

Dari program ini diharapkan adanya peningkatan kemampuan tenaga kerja untuk

menolong dirinya sendiri, sehingga terjadi peningkatan status kesehatan dan pada akhirnya

akan meningkatkan produktivitas kerja.

Page 29: BAB I

29

Tujuan dari program ini:

1. Meningkatkan kemampuan masarakat pekerja dalam upaya pencegahan dan

pemberantasan kecelakaan yang berkaitan dengan pekerjaan dan lingkungan kerja.

2. Meningkatkan pelayanan kesehatan bagi tenaga kerja informal dan keluarganya yang

belum terjangkau selama ini.

3. Meningkatkan keselamatan kerja dengan mencegah penggunaan bahan – bahan yang

dapat membahayakan lingkungan kerja dan masyarakat.

Sasaran dari program ini diutamakan pada sector informal yang merupakan lebih dari

separuh angkatan kerja.

Penyelenggaraan untuk puskesmas meliputi:

1. Penyuluhan sebagai tindakan promotif dan preventif

2. Pelayanan kesehatan

3. Rujukan

4. Pelatihan kader

5. Pembentukan pos UKK setempat

3.2.5. Usaha Kesehatan Jiwa

Kegiatan usaha Kesehatan Jiwa di Puskesmas Meuraxa meliputi :

1. Pengenalan dini ganguan jiwa.

2. Memberikan upaya pertolongan pertama pada pasien gangguan jiwa.

3. Memberikan rujukan kepada RS Jiwa Banda Aceh bila diperlukan.

4. Pencatatan dan pelaporan.

3.2.6. Usaha Kesehatan Mata

Usaha kesehatan mata dilaksanakan sebagai suatu usaha untuk peningkatan fungsi

puskesmas dalam bidang pelayanan kebutaan dasar dan produktivitas masyarakat. Kegiatan

yang dilakukan di Puskesmas Batoh meliputi :

1. Penyuluhan tentang kesehatan mata.

2. Pengobatan penderita penyakit mata ringan.

3. Pemberian vitamin A dosis tinggi untuk balita setiap bulan Februari dan Agustus.

4. Pemberian vitamin A dosis tinggi untuk ibu bersalin dan ibu nifas.

5. Melayani/memberikan rujukan ke Poli Mata RSUZA Banda Aceh bila perlu.

Page 30: BAB I

30

3.2.7. Upaya Kesehatan Usia lanjut

Berdasarkan Undang-undang No.9 tahun 1960 tentang pokok-pokok kesehatan setiap

warga negara berhak memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, maka dalam upaya

pemerataan pelayanan kesehatan bagi seluruh penduduk Indonesia dilakukan pembinaan bagi

usia lanjut yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan usia lanjut agar selama

mungkin dapat aktif, mandiri dan berguna.

Usia lanjut sebagai tahap akhir siklus kehidupan merupakan tahap perkembangan

normal yang akan dialami oleh setiap individu yang mencapai usia lanjut dan merupakan

kenyataan yang tidak dapat dihindari.

Menurut UU No.13 tahun 1998 pasal 1 ayat 2 tentang kesejahteraan usia lanjut

menyatakan bahwa lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun keatas.

Kegiatan yang dilakukan antara lain :

a. Penyuluhan kesehatan/gizi.

b. Deteksi dan diagnosa dini penyakit-penyakit pada usila.

c. Pemeriksaan berkala.

d. Proteksi dan tindakan khusus usila.

e. Konseling.

3.2.8 Peran Serta Masyarakat

Dalam proses penyelenggaraan upaya kesehatan, masyarakat dapat berperan dalam

penelaahan masalah, penentu rencana pelaksaan kegiatan dengan upaya hidup sehat,

penilaian hasil kegiatan kesehatan serta pengembangan upaya kesehatan selanjutnya.

Kegiatan masyarakat tersebut dapat bersifat pengobatan, pencegahan, peningkatan maupun

pemulihan sesuai dengan kemampuan dan wewenang yang dimilikinya.

Tujuan dari program PSM ini antara lain adalah :

1. Meningkatkan kemampuan pemimpin/tokoh masyarakat dalam merintis dan

menggerakkan upaya kesehatan di masyarakat.

2. Meningkatkan kemampuan organisasi masyarakat dalam penyelenggaraan upaya

kesehatan.

3. Meningkatkan kemampuan masyakat dan organisasi masyarakat dalam mengenali,

menghimpun dan mengelola dana sarana masyarakat untuk upaya kesehatan.

4. Merangsang dan memotivasi masyarakat untuk dapat menggali potensi yang ada pada

desa dan masyarakat setempat.

Sasaran dari program ini:

Page 31: BAB I

31

1. Inidividu yang berpengaruh, baik tokoh formal maupun informal

2. Keluarga

3. Kelompok masyarakat (kelompok pendukung asi)

4. Organisasi masyarakat

3.2.9 Pembinaan – Pengobatan Tradisional

Pembinaan upaya pengobatan tradisional terutama ditujukan pada upaya peningkatan

mutu pelayanan pengobatan tradisional. Sasaran program pembinaan upaya pengobatan

tradisional yaitu pembinaan terhadap :

1. Pengobatan tradisional

2. Petugas kesehatan

3. Masyarakat

Juga dilaksanakan upaya peningkatan pengetahuan dan keterampilan, petugas

kesehatan serta para kader dan tokoh masyarakat dalam peningkatan, pemanfaatan dan

penyebaran tanaman obat keluarga (TOGA)/apotik hidup.

3.3. Upaya Pelayanan Penunjang

3.3.1 Laboratorium Sederhana

Pengadaan laboratorium bertujuan untuk memberikan pelayanan laboratorium secara

cepat dan mudah. Semua itu menunjang pemberantasan penyakit menular, penyelidikan,

epidemiologi dan pembinaan kesehatan melalui kegiatan:

1. Mengumpulkan dan memeriksa persediaan dipuskesmas

2. Mengirim persediaan untuk pemerikasan lebih lanjut ditingkat lebih tinggi dalam sistem

pelayanan kesehatan.

3. Melaksanakan kegiatan MFS (Mess Fever Survey) pada semua penderita berkaitan

dengan gejala demam untuk penemuan penderita malaria di desa.

Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di laboratorium Puskesmas Meuraxa selama

tahun 2010 adalah :

a. Plano testb. Pemeriksaan golongan darah

c. Pemeriksaan Asam urat, Kolesterol darah

d. Pemeriksaan jemaah haji.

e. Pemeriksaan Hematologi ( Darah Rutin) dan accu chek (KGD).

f. Pemeriksaan sputum BTA

Page 32: BAB I

32

3.3.2 Pencegahan Infeksi

Pencegahan infeksi merupakan salah satu usaha dalam kewaspadaan un tuk mencegah

terjadinya penularan infeksi.

Petugas pelayanan kesehatan yang bekerja difasilitas kesehatan mempunyai resiko

terpapar pada infeksi, banyaknya penyakit-penyakit menular termasuk infeksi menular

seksual (IMS) yang terjadi dilingkungan kerja yang dihadapi sehari-hari secara potensial

dapat membahayakan jiwa.

Di Puskesmas Meuraxa pada awal tahun 2009 telah mengadakan dan melaksanakan

usaha pencegahan infeksi, dimana puskesmas mempunyai ruangan khusus yang dilengkapi

dengan peralatan-peralatan yang digunakan untuk teknik anti septik, anti sepsia,

dekontaminasi, pembersihan, desinfektan tingkat tinggi (DTT) dan sterilisasi, serta

mempunyai petugas khusus yang melaksanakan kegiatan tersebut.

3.3.3 SP2TP (Usaha Pencatatan dan Pelaporan dalam Rangka Sistem Informasi

Kesehatan)

Untuk mengamati dan menilai status puskesmas, dilakukan suatu sistem pencatatan

dan pelaporan terpadu puskesmas, dimana semua kegiatan yang dilakukan oleh puskesmas

baik yang di dalam maupun luar gedung harus dicatat dan dilaporkan. Pelaporan yang perlu

secara terpadu meliputi data kegiatan yang diperlukan untuk monitoring perencanaan

kegiatan selanjutnya.

Laporan-laporan kegiatan yang dilakukan adalah:

1. Laporan bulanan

2. Laporan triwulan

3. Laporan tahunan

4. Laporan Kejadian Luar Biasa (KLB)

Berdasarkan laporan-laporan tersebut maka melalui perhitungan yang ada dapat dilihat

dan digolongkan dalam strata keberhasilan Puskesmas tersebut.

Page 33: BAB I

33

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dalam upaya meningkatkan kesehatan seluruh kegiatan pokok di Puskesmas Meuraxa

berjalan dengan baik secara rutin dan terorganisir. Puskesmas berfungsi sebagai pusat

penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan keluarga dan

masyarakat serta pusat pelayanan kesehatan strata pertama. Untuk menunjang pelaksanaan

fungsi dan penyelenggaraan upayanya.

Puskesmas merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan masyarakat terdepan

dalam sistem pelayanan kesehatan yang berfungsi sebagai ujung tombak sistem pelayanan

kesehatan di Indonesia, sehingga Puskesmas selain bertanggung jawab dalam

menyelenggarakan pelayanan kesehatan masyarakat juga bertanggung jawab dalam

menyelenggarakan pelayanan kedokteran.

Program kerja tahunan Puskesmas Meuraxa secara operasional kegiatannya

dilaksanakan oleh staf puskesmas yang terorganisir dalam struktur organisasi Puskesmas

Meuraxa Kota Banda Aceh.

Peningkatan disiplin, pengertian dan kesadaran akan fungsinya sebagai seorang

pelayan kesehatan masyarakat perlu terus diupayakan agar pengelolaan administrasi dan

kepegawaian dapat berjalan dengan baik.

Terlepas dari keberhasilan dalam pelaksanaan program, namun masih dijumpai

kendala-kendala yang memerlukan perbaikan untuk lebih meningkatkan pelayanan kepada

masyarakat di masa yang akan datang.

4.2 Saran

Perlunya sarana dan dana yang memadai serta mencukupi untuk menjaga

kelangsungan kegiatan operasional kesehatan di wilayah kerja puskesmas.

Perlu perhatian serta dukungan dari semua pihak baik dari Dinas Kesehatan dan

Pemda Kota Banda Aceh serta masyarakat agar program-program kesehatan di

Puskesmas Meuraxa dapat dilaksanakan dengan baik dan sebagaimana mestinya

sehingga dapat menyelesaikan masalah-masalah kesehatan yang ada di wilayah kerja

puskesmas.

Page 34: BAB I

34