Mata Kuliah Penulisan Karya Ilmiah 2013 : Penyajian Poster Ilmiah
BAB IIIrepository.unpas.ac.id/29993/6/8.lia bab 3 hal 78... · Web viewLangkah akhir dari suatu...
Transcript of BAB IIIrepository.unpas.ac.id/29993/6/8.lia bab 3 hal 78... · Web viewLangkah akhir dari suatu...
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian Yang Digunakan
Metode penelitian pada dasarnya dapat diartikan sebagai suatu cara ilmiah
untuk mendapatkan data untuk mencapai tujuan serta kegunaan tertentu. Menurut
Sugiyono (2014:5), Metode penelitian bisnis dapat diartikan sebagai cara ilmiah
untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan,
dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada
gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi
masalah dalam bidang bisnis.
Dalam melakukan penelitian penulis menggunakan metode penelitian
deskriptif-verifikatif, yaitu penelitian yang bertujuan menggambarkan, serta
menjelaskan karakteristik suatu instansi berdasarkan fakta yang ada. Menurut
Sugiyono, (2014:11) Metode penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang
dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih
tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel yang lain
yang diteliti dan dianalisis sehingga menghasilkan kesimpulan, sedangkan metode
penelitian verifikatif adalah suatu penelitian yang ditunjukkan yang menguji teori,
dan penelitian akan mencoba menghasilkan informasi ilmiah baru yakni status
hipotesis yang berupa kesimpulan apakah suatu hipotesis diterima ataupun
ditolak.
64
65
3.1.1. Metode Ilmiah
Nazir (2011) dalam buku Metode Penelitian, menyimpulkan bahwa
penelitian dengan menggunakan metode ilmiah, sekurang-kurangnya dilakukan
dengan langkah-langkah seperti ditunjukan pada gambar 3.1 berikut ini :
Gambar 3.1Langkah-langkah Metode Ilmiah
Hipotesis Hipotesis Hipotesis
Mengumpulkan Data
MasalahLapangan
Tujuan
Masalah Penelitian
TEORI
Tujuan Tujuan
Analisis Data
Kesimpulan
Generalisasi
Penafsiran Data
Kerangka Teoritis/Konsepual
66
Berdasarkan gambar 3.1 di atas mengenai langkah-langkah metode ilmiah
yang dipaparkan oleh Nasir (2011) dalam buku Metode Penelitian dirinci sebagai
berikut :
1. Merumuskan Serta Mendefinisikan Masalah
Langkah pertama dalam meneliti adalah menetapkan masalah yang akan
dipecahkan. Untuk menghilangkan keragu-raguan, masalah tersebut
didefinisikan serta jelas. Sampai kemana luas masalah yang akan dipecahkan.
2. Mengadakan Studi Kepustakaan
Langkah kedua adalah mencari data yang tersedia yang pernah ditulis peneliti
sebelumnya yang ada hubungannya dengan masalah yang ingin dipecahkan.
Mencari bahan di perpustakaan merupakan hal yang tak dapat dihindari oleh
seorang peneliti.
3. Memformulasikan Hipotesis
Setelah diperoleh informasi mengenai hasil penelitian ahli lain yang ada
sangkut pautnya dengan masalah yang ingin dipecahkan, maka tiba saatnya
peneliti memformulasikan hipotesis-hipotesis untuk penelitian. Hipotesis tidak
lain dari kesimpulan sementara tentang hubungan sangkut paut antar variabel
atau fenomena dalam penelitian. Hipotesis merupakan kesimpulan tentatif
yang diterima secara sementara sebelum diuji.
4. Menentukan Model Untuk Menguji Hipotesis
Setelah hipotesis-hipotesis ditetapkan, langkah selanjutnya adalah
merumuskan cara-cara untuk menguji hipotesis tersebut. Pada ilmu-ilmu
sosial yang telah lebih berkembang, seperti ilmu ekonomi misalnya, pengujian
67
hipotesis didasarkan pada kerangka analisa (analytical framework) yang telah
ditetapkan. Model matematis dapat juga dibuat untuk mengrefleksikan
hubungan antar fenomena yang secara implicit terdapat dalam hipotesis, untuk
diuji dengan teknik statistik yang tersedia. Pengujian hipotesis menghendaki
data yang dikumpulkan untuk keperluan tersebut. Data tersebut bisa saja data
primer ataupun data sekunder yang akan dikumpulkan oleh peneliti.
5. Mengumpulkan Data
Peneliti memerlukan data untuk menguji hipotesis. Data tersebut yang
merupakan fakta yang digunakan untuk menguji hipotesis perlu dikumpulkan.
Teknik pengumpulan data akan menjadi berbeda tergantung dari masalah yang
dipilih serta metode yang digunakan. Misalnya, penelitian yang menggunakan
metode percobaan, maka data diperoleh dari plot-plot percobaan yang dibuat
sendiri oleh peneliti. Penelitian yang menggunakan metode sejarah atau pun
survey normatif, data diperoleh dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan
kepada responden, baik secara langsung atau pun dengan menggunakan
question air.
6. Menyusun, Menganalisa, Dan Memberikan Interpretasi
Setelah data terkumpul, peneliti menyusun data untuk mengadakan analisa.
Sebelum analisa dilakukan, data tersebut disusun lebih dahulu untuk
mempermudah analisa. Penyusunan data dapat dalam bentuk tabel atau pun
membuat coding untuk analisa dengan komputer. Sesudah data dianalisa,
maka perlu diberikan tafsiran atau interpretasi terhadap data tersebut.
68
7. Membuat Generalisasi Dan Kesimpulan
Setelah tafsiran diberikan, maka peneliti membuat generalisasi dari penemuan-
penemuan, dan selanjutnya memberikan beberapa kesimpulan. Kesimpulan
dan generalisasi ini harus berkaitan dengan hipotesis. Apakah hipotesis benar
untuk diterima, ataukah hipotesis tersebut ditolak. Apakah hubungan-
hubungan antar fenomena yang diperolehakan berlaku secara umum ataukah
hanya berlaku pada kondisi khususnya saja.
8. Membuat Laporan Ilmiah
Langkah akhir dari suatu penelitian ilmiah adalah membuat laporan ilmiah
tentang hasil-hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut. Penulisan secara
ilmiah mempunyai teknik tersendiri pula.
3.2. Definisi Variabel dan Operasionalisasi Variabel
Operasionalisasi variabel merupakan suatu unsur penelitian yang
menjelaskan variabel penelitian secara rinci yang terdapat pada judul penelitian
atau yang tercakup dalam paradigma penelitian yang sesuai dengan perumusan
masalah yang ada. Teori ini dipergunakan sebagai landasan mengapa suatu
variabel yang bersangkutan dapat mempengaruhi variabel yang lain atau
merupakan salah satu penyebab yang mampu mempengaruhi variabel terikat.
Berdasarkan judul penelitian yang diambil yaitu Pengaruh Pengawasan Kerja dan
Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai pada Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah (BAPPEDA) Kota Bandung, dari judul tersebut terdapat beberapa variabel
yaitu variabel (X1) pengawasan kerja, variabel (X2) disiplin kerja dan variabel (Y)
69
kinerja pegawai. Variabel-variabel tersebut kemudian dioperasionalisasikan
berdasarkan dimensi, indikator, ukuran dan skala penelitian. Operasionalisasi
dibuat agar variabel-variabel penelitian bisa diukur dan menjadi dasar bagi
peneliti dalam menyusun instrumen penelitian.
3.2.1. Definisi Variabel Penelitian
Variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang atau obyek yang
mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain. Menurut Sugiyono
(2014:58), variabel penelitian pada dasarnya adalah “Segala sesuatu yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.”
Dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel Independent
(bebas) dan variabel Dependent (terikat). variabel Independent (bebas) adalah
variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab timbulnya variabel terikat.
Sedangkan variabel Dependent (terikat) adalah variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.
Operasionalisasi variabel yang diamati oleh peneliti yaitu :
1. Variabel independent (bebas)
a. Pengawasan Kerja (X1)
Menurut T.Hani Handoko (2013:359), “Pengawasan adalah penemuan dan
penerapan cara dan peralatan untuk menjamin bahwa rencana yang telah
dilaksanakan sesuai dengan yang telah ditetapkan.”
70
b. Displin Kerja (X2)
Menurut Bejo Siswanto, (2010:291) “Disiplin kerja adalah suatu sikap
menghormati, menghargai, patuh dan taat terhadap peraturan-peraturan
yang belaku baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis serta sanggup
menjalankannya dan tidak mengelak menerima sanksi-sanksi apabila ia
melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya.”
2. Variabel Dependent (terikat)
a. Kinerja Pegawai (Y)
Anwar Prabu Mangkunegara (2013:75) “Kinerja pegawai adalah hasil
kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai
dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya.”
3.2.2. Operasionalisasi Variabel Penelitian
Operasionalisasi variabel adalah pedoman bagi pembuatan
kuesioner guna memperoleh data yang akurat dari responden.
Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel yang diteliti, adapun variabel tersebut
yaitu pengawasan kerja (X1) dan disiplin kerja (X2) sebagai variabel independent
dan kinerja pegawai (Y) sebagai variabel dependent, dimana terdapat sub-sub
variabel dan indikator yang akan diukur dengan skala Interval.
71
Operasionalisasi variabel dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.1
berikut ini :
Tabel 3.1Operasionalisasi Variabel
Variabel/ Konsep Variabel Dimensi Indikator Ukuran No.
ItemPengawasan(X1)“Penemuan dan penerapan cara dan peralatan untuk menjamin bahwa rencana yang telah direncanakan sesuai dengan yang telah diciptakan”
T. Hani Handoko (2013:359)
1. Prosedur
Pemberian prosedur-prosedur kepada pegawai
Tingkat pengawasan sesuai dengan prosedur yang ada
1
2. Standar
Penyampaian standar instansi kepada pegawai
Tingkat penyampaian prosedur yang dibuat Instansi untuk pegawai
2
3. KetelitianPemeriksaan kebenaran laporan
Tingkat ketelitian dalam pemeriksaan laporan
3
4. Pengukuran Pekerjaan
Pemberian penilaian terhadap pelaksanaan pekerjaan
Tingkat pengawasan terhadap hasil kerja
4
5. Perbaikan
Pembetulan atas penyimpangan
Tingkat pelaksanaan pengawasan kerja yang sesuai dengan standar
5
Disiplin Kerja (X2)“Disiplin kerja adalah suatu sikap menghormati, menghargai, patuh dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak mengelak meneriman sanksi-sanksi apabila ia melanggar tugas dan wewenang
1. Frekuensi kehadiran
a.Absensi (ketidakhadiran)
Tingkat ketidakhadiran kerja
1
b.Tepat waktu Tingkat Ketepatan waktu dalam masuk kerja
2
2. Tingkat Kewaspadaan
a.Ketelitian Tingkat Ketelitian dalam menjalankan pekerjaan
3
b.Perhitungan (pertimbangan)
Tingkat mengurangi risiko dalam menjalankan pekerjaan
4
3. Ketaatan Pada Standar Kerja
a.Menaati aturan dan pedoman kerja
Tingkat ketaatan pada standar kerja
5
b.Tanggung Tingkat Hasil kerja 6
72
yang diberikan kepadanya.”
Bejo Siswanto (2010:291)
Jawab pada standar kerja4.Ketaatan
Pada Peraturan Kerja
Menaati peraturan kerja
Tingkat ketaatan pada peraturan kerja
7
5.Etika Kerja
a.Keserasian dengan pegawai lain
Tingkat keharmonisasian antar pegawai
8
b.Saling menghormati
Sikap menghargai antar pegawai
9
Kinerja Pegawai (Y)“Kinerja pegawai adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.”
Anwar Prabu Mangkunegara (2013:75)
1. Kualitas Kerja
a.Kerapihan Tingkat kerapihan dalam mengerjakan pekerjaan
1
b.Ketepatan Tingkat ketepatan dalam mengerjakan pekerjaan
2
c.Ketelitian Tingkat ketelitian dalam megerjakan pekerjaan
3
2. Kuantitas Kerja
a.Kecepatan Tingkat kecepatan dalam mengerjakan pekerjaan
4
b.Output (hasil kerja)
Hasil kerja yang memuaskan pimpinan
5
3. Tanggung Jawab
a.Hasil Kerja Tingkat tanggung jawab atas hasil pekerjaan
6
b. Sarana dan prasarana kerja
Tingkat Penggunaan sarana dan prasarana
7
4. Kerjasama
a. Jalinan Kerjasama
Hubungan kerjasama yang baik dengan pimpinan
8
b.Kekompakan Tingkat Kekompakan dalam menyelesaikan pekerjaan dengan pegawai lain
9
5. Inisiatif
Kemandirian Tingkat kemandirian dalam melaksanakan pekerjaan
10
3.3. Populasi dan Sampel
Populasi menurut Sugiyono, (2014:115) adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
73
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Dalam
penelitian ini populasinya adalah seluruh pegawai Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Bandung.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Dasar pengambilan sampel apabila populasi kurang dari 100
maka seluruh populasi yang ada dijadikan objek penelitian, sedangkan apabila
populasi yang lebih dari 100 maka dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25%
dari populasi yang ada, atau tergantung dengan kemampuan peneliti yang dilihat
dari waktu, tenaga dan dana, sempit atau luasnya wilayah pengamatan setiap
subjek karena dapat menyangkut tentang banyak atau sedikitnya data serta besar
kecilnya risiko yang ditanggung peneliti. Hasil pengamatan terhadap sampel,
kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi, untuk itu sampel yang diambil
dari populasi diharapkan representative (mewakili) populasi.
Penetapan sampel penelitian menggunakan teknik sampling, sebagai
bagian dari teknik pengambilan sampel. Menurut Sugiyono, (2014:120)
mengemukakan non probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang
tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi
untuk dipilih menjadi sampel. Teknik yang digunakan dalam non probability
sampling adalah sampling jenuh. Sampling jenuh digunakan karena semua
anggota populasi digunakan sebagai sampel.
Dalam penelitian ini jumlah populasi pada Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Bandung adalah sebanyak 94 orang
pegawai, yang tesebar dalam beberapa bidang yaitu sebagai berikut:
74
Tabel 3.2Jumlah Populasi
Uraian Populasi
Sekretariat 23Bidang PPS 13Bidang Ekonomi dan Pembiayaan 10Bidang Sosbud dan Kestra 11Bidang TR dan Sarpas 12Bidang Pemerintahan 8Bidang PMD 10Bidang UPT LPSE 4
Jumlah 91
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode pengumpulan data
sebagai berikut :
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang langsung diberikan oleh sumber data
kepada pengumpul data. Adapun cara yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Observasi yaitu metode pengumpulan data dengan melakukan pengamatan
langsung terhadap aktivitas pegawai di lingkungan kerja Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Bandung.
b. Wawancara yaitu metode pengumpulan data dengan melakukan tanya
jawab secara langsung kepada kepala bidang dan pegawai Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Bandung dengan
tujuan memperoleh data atau informasi yang berhubungan dengan masalah
yang diteliti.
Sumber: Bappeda Kota Bandung, 2016
75
c. Kuesioner yaitu metode pengumpulan data dengan cara membuat daftar
pernyataan yang disertai dengan alternative jawaban, kemudian disebarkan
kepada responden secara langsung sehingga hasil pengisiannya akan lebih
jelas dan akurat. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup,
yaitu setiap pernyataan yang terdapat dalam kuesioner telah ditentukan
alternatif jawabannya. Jadi responden tidak bisa memberikan jawaban
secara bebas.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang tidak langsung diberikan oleh sumber
data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen.
Adapun cara yang dilakukan dalam teknik pengambilan data sekunder sebagai
berikut :
a. Studi kepustakaan yaitu cara mengumpulkan data dengan mempelajari dan
membaca literatur yang ada hubungannya dengan topik penelitian,
misalnya buku, laporan-laporan dan catatan.
b. Jurnal penelitian yaitu penelaahan terhadap hasil penelitian yang telah
dilakukan secara ilmiah. Jurnal yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Jurnal EMBA (Ekonomi Manajemen Bisnis Akuntasi), Jurnal
Administrasi Bisnis, Jurnal Administrasi Pembangunan, Jurnal
Administrasi Pendidikan, E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas
Udayana.
76
c. Internet yaitu cara mengumpulkan data dengan mencari informasi-
informasi yang berhubungan dengan topic penelitian yang dipublikasikan
di internet, baik yang berbentuk jurnal, makalah ataupun karya tulis.
3.5. Metode Analisis
Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden
terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkkan data
berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasikan data berdasarkan
variabel dari seluruh responden, menyajikan data dari tiap variabel yang diteliti,
melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan
perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.
3.5.1. Analisis Deskriptif
Analisis statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk
menganalisa data dengan cara mendiskripsikan atau menggambarkan data yang
telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang
berlaku untuk umum atau generalisasi. Statistic yang digunakan dalam penelitian
adalah rata-rata (mean), median, modus, deviasi dan lain-lain. Variabel penelitian
ini adalah mengenai pengawan kerja, disiplin kerja dan kinerja pegawai.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan skala likert, karena skala likert
umum di dalam kusioner dan merupakan skala yang paling banyak digunakan
dalam suatu penelitian. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat,
dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam
77
penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peniliti yang
selanjutnya disebut dengan variabel penelitian. Jawaban setiap item instrumen
yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi sangat positif sampai sangat
negatif. Terdapat lima kategori pembobotan dalam skala likert ialah sebagai
berikut :
Tabel 3.3Skala Likert
Keterangan Pernyataan PositifSangat Setuju 5
Setuju 4Kurang Setuju 3Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju1
Setiap pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan kedua variabel di
atas (variabel bebas dan variabel terikat). Dalam operasionalisasi variabel, semua
variabel diukur oleh instrumen pengukur dalam bentuk kusioner yang memenuhi
pertanyaan-pertanyaan tipe skala likert. Untuk menganalisis setiap pertanyaan
atau indikator, hitung frekuensi jawaban setiap kategori (pilihan jawaban) dan
jumlahkan. Setelah setiap indikator mempunyai jumlah selanjutnya hitung rata-
rata dari setiap indikator tersebut.
Setelah nilai rata-rata maka jawaban telah diketahui, kemudian hasil
tersebut diinterpretasikan berdasarkan tabel 3.4, kemudian peneliti membuat garis
kontinum.
NJI (Nilai Jenjang Interval)=Nilai Tertinggi−Nilai Terendah
Jumla h Kriteria Pernyataan
a. Indeks Minimum : 1
Sumber : Sugiyono (2014:133)
78
b. Indeks Maksimum : 5
c. Interval : 5-1 = 4
d. Jarak Interval : (5-1) : 5 = 0.8
Tabel 3.4Nilai Interval Skor
Skala Kategori1,00 1,80 Sangat Tidak Baik1,81 2,60 Tidak Baik2,61 3,40 Kurang Baik3,41 4,20 Baik4,21 5,00 Sangat Baik
Berikut adalah garis kontinum yang digunakan untuk memudahkan penulis
melihat kategori penilaian mengenai variabel yang diteliti.
3.5.2. Analisis Verifikatif
Menurut Sugiyono (2014:54) menyatakan bahwa analisis verifikatif adalah
metode penelitian yang ditujukan untuk menguji teori dan penelitian akan
mencoba menghasilkan informasi ilmiah baru yaitu status hipotesis yang berupa
kesimpulan apakah suatu hipotesis diterima atau ditolak.
Sangat Tidak Baik
Sangat BaikBaikKurang BaikTidak Baik
Gambar 3.2Garis Kontinum
1,00 4,203,402,601,80 5,00
Sumber : Sugiyono (2014:135)
79
3.5.2.1 Uji Validitas
Uji validitas merupakan pengujian ketepatan dan kesesuaian suatu alat
ukur atau instrumen dalam sebuah penelitian. Uji validitas digunakan untuk
mengetahui apakah setiap butir dalam instrumen itu valid atau tidak, dapat
diketahui dengan cara mengkorelasikan antara skor butir dengan skor total.
Apabila koefisien korelasi (rhitung) lebih besar atau sama dengan (rtabel) yaitu 0.3
maka pernyataan tersebut valid. Bila nilai korelasi di bawah 0.3 maka dapat
disimpulkan bahwa butir pernyataan pada instrumen tidak valid sehingga harus
diperbaiki atau dibuang.
Penilaian yang valid adalah hasil penelitian yang memiliki kesamaan
antara data terkumpul dan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang
diteliti. Instrumen yang valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk
mengukur apa yang seharusnya diukur. Untuk mencari nilai koralasinya peneliti
menggunakan metode Pearson Product Moment dengan rumus sebagai berikut :
r=n (∑ XY )−(∑ X ) (∑Y )√¿¿¿
Keterangan :
r = Koefisien validitas item yang dicari
X = Skor yang diperoleh subjek dari seluruh item
Y = Skor total yang diperoleh subjek dari seluruh item
∑ X = Jumlah skor dalam distribusi X
∑Y = Jumlah skor dalam distribusi Y
∑ X2 = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X
80
∑Y 2 = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y
n = Banyaknya responden
Menurut Sugiyono (2014: 188) Syarat minimum untuk dianggap suatu
butir instrumen valid adalah nilai indeks validitasnya ≥ 0,3 dan jika koefisien
korelasi Product Moment > rtabel. Oleh karena itu, semua pernyataan yang
memiliki tingkat korelasi dibawah 0,3 harus diperbaiki karena dianggap tidak
valid.
3.5.2.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah pengujian kehadalan suatu alat ukur atau instrumen
dalam sebuah penelitian. Menurut Sugiyono (2014: 142), mengemukakan bahwa
reliabilitas adalah sejauh mana hasil pengukuran dengan menggunakan ojek yang
sama, akan menghasilkan data yang sama. Suatu alat ukur yang dinyatakan
reliabel atau handal jika data dari hasil pengukuran konsisten. Untuk menguji
reliabilitas dengan metode (Split Half) item tersebut dibagi menjadi dua kelompok
yaitu kelompok item ganjil dan kelompok item genap, kemudian masing-masing
kelompok skor tiap itemnya dijumlahkan sehingga menghasilkan skor total.
Korelasi 0, 7 atau lebih maka dikatakan item tersebut memberikan tingkat reliabel
yang cukup, sebaliknya apabila nilai korelasi dibawah 0, 7 maka dikatakan item
tersebut kurang reliabel.
Rumus Reliabilitas :
r=n (∑ AB )−(∑ A ) (∑ B )√¿¿¿
Dimana :
81
r = Korelasi person product moment
A = Variabel ganjil
B = Variabel genap
∑ A = Jumlah Total skor belahan ganjil
∑ B = Jumlah total skor belahan genap
∑ A2 = Jumlah kuadrat skor belahan ganjil
∑ B2 = Jumlah kuadrat skor belahan genap
∑ AB = Jumlah perkalian skor jawaban belahan ganjil dan belahan kedua genap
Kemudian koefisien korelasinya dimasukkan kedalam rumus Spearman
Brown:
r= 2.r b1+rb
Dimana :
r = Nilai Reliabilitas
rb = Korelasi produk momen antara belahan pertama dan belahankedua.
Setelah dapat nilai reliabilitas instrumen (r hitung), maka nilai tersebut
dibandingkan dengan rtabel yaitu 0,7. Bila rhitung> dari rtabel, yaitu 0,7 maka instrumen
tersebut dikatakan reliabel, sebaliknya jika rhitung <dari r tabel, yaitu 0,7 maka
instrumen tersebut dikatakan tidak reliabel.
3.5.2.3 Analisis Regresi Linier Berganda
Merupakan analisis untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel X1
(Pengawasan Kerja), X2 (Disiplin Kerja) terhadap Y (Kinerja Pegawai). Dalam
82
analisis regresi berganda tiga variabel model persamaannya adalah sebagai
berikut:
Y= a + b1X1 +b2X2
Keterangan:
Y = Variabel kinerja pegawai
a = Parameter Konstanta
X1 = Variabel pengawasan kerja
X2 = Variabel disiplin kerja
b1 = Pengaruh X1 terhadap Y jika X2 konstan
b2 = Pengaruh X2 terhadap Y jika X1 konstan
Untuk regresi dengan dua variabel bebas X1 (Pengawasan Kerja), dan X2
(Disiplin Kerja) metode kuadrat kecil memberikan hasil bahwa koefisien-
koefisien a, b, dan b2 dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
∑Y =na+b1∑ X1+b2∑ X2
∑X1Y = a∑X1 + b1∑X12 + b2∑X1X2
∑X2Y = a∑X2 + b1∑X1X22 + b2∑X2
2
Setelah a, b1, dan b2 didapat maka diperoleh Y untuk persamaan:
Y=a+b1 X1+b2 X2
3.5.2.4 Analisis Korelasi Berganda
Sugiyono (2014: 277) menyatakan, “Korelasi digunakan untuk melihat
kuat lemahnya hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.” Nilai korelasi
berkisar dalam rentang 0 sampai 1 atau 0 sampai -1. Tanda positif dan negatif
83
menunjukan arah hubungan. Tanda positif menunjukkan arah perubahan yang
sama. Jika satu variabel lain naik, variabel yang lain akan naik demikian pula
sebaliknya. Tanda negatif menunjukan arah perubahan yang berlawanan. Jika satu
variabel naik maka variabel lain akan turun.
Analisis korelasi berganda dimaksudkan untuk mengetahui derajat
hubungan korelasi antara variabel X1 (Pengawasan Kerja), X2 (Disiplin Kerja)
secara simultan dengan variabel Y (Kinerja Pegawai).
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
R2=J K (reg)
∑Y 2
Dimana :
R2 = Koefisien Korelasi Ganda
JK(reg) = Jumlah Kuadrat
∑Y 2 = Jumlah Kuadrat Total Korelasi
Mencari JK(reg) dihitung dengan menggunakan rumus:
J K (reg )=b1∑ X1Y +¿b2∑ X2Y ¿
Dimana:
∑ X1 Y=∑ X1Y −¿¿
∑ X2 Y=∑ X2Y −¿¿
Untuk mencari ∑Y 2 menggunakan rumus sebagai berikut:
∑Y 2=∑Y 2−¿¿
Berdasarkan nilai korelasi (R) yang diperoleh, didapat hubungan -1<R<1
yaitu:
84
R = -1, artinya terdapat hubungan linier antara variabel X1, X2, dan Y negatif.
R = 0, artinya tidak terdapat hubungan linier antara variabel X1, X2, dan Y.
R = 1, artinya terdapat hubungan linier antara variabel X1, X2, dan Y positif.
Hasil perhitungan korelasi dapat bernilai positif atau negatif. Apabila nilai
koefisien korelasi positif, hal tersebut menunjukkan kedua variabel tersebut saling
berhubungan. Sedangkan apabila koefisien korelasi negatif, menunjukkan kedua
variabel tersebut variabel tersebut saling berhubungan terbalik.
Berikut ini adalah tabel pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien
korelasi adalah sebagai berikut:
Tabel 3.5Tingkat Keeratan Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Korelasi Tingkat Hubungan0,00-0,199 Sangata rendah0,20-0,399 Rendah0,40-0,599 Sedang0,60-0,799 Kuat0,80-1,000 Sangat kuat
Sumber: Sugiyono 2014: 192
3.5.2.5 Analisis Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi adalah data yang digunakan untuk mengetahui
seberapa besar presentase pengaruh langsung variabel bebas yang semakin dekat
hubungannya dengan variabel terikat atau dapat dikatakan penggunaan model bisa
dibenarkan.
Koefisien determinasi ini (R2) dapat diperoleh suatu nilai untuk mengukur
besarnya persentase pengaruh dari variabel pengawasan kerja (X1), disiplin kerja
85
(X2) terhadap variabel kinerja pegawai (Y). Adapun rumus koefisien determinasi
adalah sebagai berikut:
Kd=R2 x 100 %
Dimana:
Kd = Koefisien determinasi
R2 = Kuadrat dari koefisien korelasi
Kriteria untuk analisis koefisien determinasi adalah :
a. Jika Kd mendekati nol (0), berarti pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen lemah.
b. Jika Kd mendekati anka satu (1), berarti pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen kuat.
3.5.2.6 Analisis Koefisien Determinasi Parsial
Pengaruh secara parsial antara variabel pengawasan kerja dan disiplin
kerja terhadap kinerja pegawai dapat diketahui dengan cara mengkalikan nilai
standardized coefficients beta dengan correlations (zero order), yang mengacu
pada hasil perhitungan dengan menggunakan software SPSS for window.
3.6. Rancangan Kusioner
Kusioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberikan seperangkat pertanyaan/pernyataan tertulis yang disertai dengan
alternatif jawaban kepada responden untuk dijawab. Rancangan kusioner yang
dibuat peneliti bersifat tertutup agar responden dapat dengan mudah dan cepat
86
menjawabnya. Skala pengukuran yang digunakan yaitu likert scale, dimana setiap
jawaban akan diberikan skor dengan kriteria sebagai berikut :
a. Sangat Setuju (SS) diberi skor 5.
b. Setuju (S) diberi skor 4.
c. Kurang Setuju (KS) diberi skor 3.
d. Tidak Setuju (TS) diberi skor 2.
e. Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1.
3.7. Lokasi dan Waktu Penelitian
Adapun lokasi penelitian adalah Kantor Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah (BAPPEDA) Kota Bandung yang beralamat di Jalan Aceh No. 36 Kota
Bandung, sedangkan waktu penelitian dimulai pada bulan Februari sampai dengan
selesai.