Bab Adab Makan 21
-
Upload
aseppaispensa -
Category
Documents
-
view
271 -
download
0
Transcript of Bab Adab Makan 21
-
7/29/2019 Bab Adab Makan 21
1/29
Bab Adab-Adab Makan dan Minum
Allah taala berfirman :
Wahai para Rasul makanlah kalian dari makanan-makanan yang baik-baik dan kerjakanlah amal-amal
yang shalih , sesungguhnya Aku mengetahui apa yang kalian perbuatan (Al-Mukminun : 51 )
Dan Allah taala berfirman :
Makan dan minumlah kalian dari rizki Allah dan janganlah kalian berlebihan dimuka bumi sebagai orang-
orang yang berbuat kerusakan Surah al-Baqarah : 60
Dan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
Wahai anak kecil, makanlah dengan menyebut Bismilah, makanlah dengan tangan kananmu dan
makanlah yang terdekat denganmu 1
Diantara adab-adab makan dan minum, sebagai berikut :
1. Larangan Makan dan Minum pada bejana yang terbuat dari emas dan perak.
Ada beberapa hadits yang berisikan ancaman yang amat keras bagi seseorang yang makan di Bejana emas
dan perak, ataukah makan dari piring yang terbuat dari emas dan perak. Dari Hudzaifah radhiallahu anhu ,
beliau berkata : Saya telah mendengar Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
Janganlah kalian mengenakan pakaian dari sutra, dan juga pakaian yang bercampur dengan sutra, dan
janganlah kalian minum dari bejana yang terbuat dari emas dan perak, dan janganlah kalian makan dari piring
yang terbuat dari emas dan perak. Karena sesungguhnya bejana dan piring seperti itu bagi mereka ahli kitab
didunia dan bagi kita di surga 2
Dari Ummu Salamah istri Nabi Shallallahu alaihi wa sallam - mengatakan : Bahwa Rasulullah Shallallahu
alaihi wa sallam bersabda :
Seseorang yang minum dari bejana perak, maka sesungguhnya akan dituangkan ke dalam perutnya3
api
neraka jahanam 4
Para Ulama sepakat bahwa tidak diperbolehkan minum dari bejana tersebut5. Dan tidak ada satupun nash
yang menerangkan sebab dari larangan ini. Dan seorang muslim apabila telah mengetahui suatu dalil dari Al-
Qur`an dan As-Sunnah yang shahih tidak sepantasnya dia melanggarnya walau sekecil apapun juga. Dan
tidak selayaknya berupaya untuk mentakwilkannya dengan tujuan mendapatkan pembolehan dalam
pengerjaannya.
Para Ulama telah mengupas hikmah yang terkandung di dalam larangan ini dan mereka berbeda persepsi :
Diantara hikmah larangan tersebut : Keserupaan dengan penguasa-penguasa yang angkuh dan raja-raja
asing,sikap berlebihan dan sombong, karena akan menyakiti hati orang-orang yang shalih dan kaum fakir
miskin yang tidak mempunyai sesuatu untuk memenuhi kebutuhan mereka itu. Sebagaimana hal tersebut
dinyatakan oleh Ibnu Abdil Barr.6
Faedah : Al-Ismaili mengatakan : Sabda beliau : Dan bagi kalian di akhirat [ pada riwayat lainnya ] :
Maksudnya bahwa kalian akan mempergunakannya sebagai penyeimbang karena telah meninggalkannya
1 HR. Al-Bukhari ( 5376 ) dan ini merupakan lafazh Al-Bukhari, dan Muslim ( 2022 ), Ahmad ( 1589 ), Abu Daud ( 3777 ), IbnuMajah ( 3276 ), Malik ( 1738 ) dan Ad-Darimi ( 2045 )2 HR. Al-Bukhari ( 5426 ), Muslim ( 2067 ), Ahmad ( 22927 ), At-Tirmidzi ( 1878 ), An-Nasa`I ( 5301 ), Abu Daud ( 3723, IbnuMajah ( 3414 ) dan Ad-Darimi ( 2130 )3 Makna al-jarjarah, di dalam Lisan Al-Arab adalah suara.4 HR. Al-Bukhari ( 5634 ), Muslim ( 2065 ), Ahmad ( 26028 ), Ibnu Majah ( 3431 ), Malik ( 1717 ) dan Ad-Darimi ( 2129 ).5 Diantara yang mengutip adanya ijma ini Ibnu Abdil Barr didalam At-Tamhid ( 16/ 104 ) dan Ibnu Al-Mundzir, lihat didalamFathul Bari ( 10 / 97 ). Dan tidak disangsikan bahwa makan serupa hukumnya dengan minum.6 At-Tamhid ( 16 / 105 ) dan lihat pula Fathul Bari (10 / 97 )
-
7/29/2019 Bab Adab Makan 21
2/29
didunia. Dan mereka dilarang sebagai balasan bagi mereka karena telah berlaku maksiat dengan
mempergunakannya - yaitu didunia, pen -.
Saya ( Ibnu Hajar ) berkata : Dan ada kemungkinan bahwa hadits diatas mengisyaratkan bahwa siapa saja
yang mempergunakan hal itu didunia maka dia tidak akan mempergunakannya di akhirat, sebagaimana yang
telah terdahulu disebutkan pada pembahasan minum khamar.7
2. Larangan makan sambil bertelekan atau menelungkupkan wajahnya.
Abu Juhaifah meriwayatkan , bahwa beliau berkata : Saya pernah berada disisi Rasulullah Shallallahu alaihi
wa sallam , maka beliau bersabda kepada seseorang yang berada disampingnya : Tidaklah sekali-kali saya
makan sambil bertelekan 8
Ibnu Hajar mengatakan : Cara betelekan yang dilarang telah terjadi perbedaan pendapat, ada yang
mengatakan : Dengan bersandar sewaktu makan dengan posisi apapun juga. Ada yang berpendapat : Duduk
serong kesalah satu sisi tubuhnya . Ada yang berpendapat : Duduk dengan menopang kepada tangan kirinya
diatas tanah
Beliau berkata : Ibnu Adiy meriwayatkan dengan sanad yang dhaif : Bahwa Nabi Shallallahu alaihi wa sallammelarang seseorang bersandarkan dengan tangan kirinya ketika makan
Malik berkata : Ini adalah salah satu bentuk bertelekan
Saya Ibnu Hajar berkata : Dan ini adalah isyarat dari Malik bahwa makruh setiap yang termasuk dalam
bertelekan sewaktu makan, dan tidak mengkhususkannya dengan posisi tertentu
Ibnu Hajar mengatakan : Dan apabila hal ini suatu ketetapan bahwa makruh atau termasuk khilaf aula
menyalahi amalan yang utama - , maka posisi duduk yang sunnah disaat makan adalah dengan duduk
berjingkat pada lutut dan menegakkan tumit, dengan melipat kaki kanan dan duduk diatas kaki kiri 9
Dan tinjauan makruhnya posisi duduk ini dikarenakan merupakan posisi duduk para penguasa yang angkuh
dan raja-raja negeri asing. Dan merupakan posisi duduk orang-orang yang berkeinginan memperbanyak
makannya.10
Dan posisi yang kedua dari cara makan seseorang yang terlarang adalah makan sambil duduk
bersandar/bertelungkup di atas perutnya.
Dari hadits Ibnu Umar radhiallahu anhu , beliau berkata : Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam telah
melarang orang-orang berbuat tamak, dan melarang duduk diatas meja yang terhidang khamar, dan melarang
seseorang duduk bertelungkup diatas perutnya 11
Faedah : Cara duduk ketika makan : Beliau Shallallahu alaihi wa sallam makan dengan posisi muqin dan
disebutkan dari beliau, bahwa beliau Shallallahu alaihi wa sallam duduk ketika makan dengan duduk
tawarruk, yaitu duduk diatas kedua lutut dan meletakkan telapak kaki kiri beliau atas punggung kaki kanan
beliau, sebagai bentuk sikap tawadhu rendah diri kepada Rabb-nya azza wajalla. Sebagaimana yang
dikatakan oleh Ibnul Qayyim12
.
Adapun posisi duduk ketika makan yang pertama adalah sebagaimana yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik,
belaiu berkata : Saya telah melihat Nabi Shallallahu alaihi wa sallam duduk dengan posisi muqin13
, sedang
memakan kurma 14
7 Fathul Bari ( 10 / 98 )8 HR. Al-Bukhari ( 5399 ), dan lafazh diatas adalh lafazh hadits Al-Bukhari, Ahmad ( 18279 ) , At-Tirmidzi ( 1830 ), Abu Daud (
3769 ), Ibnu Majah ( 3262 ) dan Ad-Darimi ( 2071 ).9 Fathul Bari ( 9 / 452 ), Saya berkata : Posisi ini yaitu dengan menegakkan kaki kanan dan duduk diatas kaki kiri, diriwayatkanoleh Abu Al-Hasan Al-Muqriy didalam Asy-Syamail dari hadits beliau Abu Juhaifah - : Apabila beliau duduk, maka beliaumelipat lututnya yang kiri dan menegakkan kaki kanannya Sanadnya dhaif. Al-Iraqi mengatakannya didalam Takrij IhyaUlumuddin 2 / 6, cet. Daar Al-Hadith, cet. I 1412.10 Lihat : Zaad Al-Maad ( 4 / 222 ) dan Fathul Bari ( 9 / 452 )11 HR. Abu Daud ( 3774 ) dan Al-Albani menshahihkanya dan juga diriwayatkan oleh Ibnu Majah ( 3370 )12 Zaad Al-Maad ( 4/ 221 )13 Yaitu duduk diatas kedua dubur nya dengan menegakkan kedua lutut beliau. Syarh Muslim Jilid 7 ( 13/ 188 )14 HR. Muslim ( 2044 ), Ahmad ( 12688 ), Abu Daud ( 3771 ) dan Ad-Darimi ( 2062 )
-
7/29/2019 Bab Adab Makan 21
3/29
Adapun posisi duduk yang kedua : Diriwayatkan dari Abdullah bin Busr radhiallahu anhu, beliau berkata :
Nabi Shallallahu alaihi wa sallam diberi hadiah seekor kambing, maka Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam
bertopang dengan kedua lututnya menyantap kambing tersebut. Maka seorang Arab Badui berkata kepada
beliau : Posisi duduk apakah ini ?. Beliau bersabda : Sesungguhnya Allah menjadikan aku sebagai seorang
hamba yang mulia dan tidak menjadikan aku sebagai seorang penguasa angkuh lagi pembangkang 15
3. Mendahulukan makan dari pada shalat ketika makanan telah dihidangkan
Pada hadits Anas radhiallahu anhu, dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam , beliau bersabda :
Apabila hidangan makan malam telah dihidangkan dan shalat telah didirikan makan kalian mulailah denan
makan malam 16
Dari Ibnu Umar radhiallahu ;anhuma, beliau berkata : Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
Apabila makan malam salah seorang diantara kalian telah dihidangkan sementara shalat telah didirikan,
maka mulailah dengan makan malam kalian dan janganlah seseorang tergesa-tergesa hingga dia selesai dari
makannya 17
Dan Ibnu Umar radhiallahu anhuma , apabila dihidangkan makan malam beliau sementara waktu shalat telahdatang, beliau tidak beranjak dari makan malamnya hinga menyelesaikannya. Imam Ahmad meriwayatkan
didalam Musnad-nya dari Nafi bahwa Inu Umar seringkali mengutus beliau sementara beliau dalam keadaan
berpuasa, dan dihidangkan kepada beliau makan malamnya sementara panggilan shalat maghrib telah
dikumandangkan, lalu kemudian iqamah shalat dan beliau mendengarkannya, namun beliau tidaklah
meninggalkan makan malam beliau dan tidak juga trgesa-gesa hingga beliau menyelesaikan makan
malamnya, lalu beliau keluar untuk mengikuti shalat . Dan beliau berkata : Nabi Shallallahu alaihi wa sallam
Allah bersabda :
Janganlah kalian tergesa-gesa menyantap makan malam kalian apabila telah dihidangkan bagi kalian 18
Dan sebab dari hal tersebut, agar jangan sampai seseorang mengerjakan shalat namun hatinya teringat akan
makanannya yang mana akan menyebabkan kerisauan yang menghilangkan rasa khusyunya.
Ibnu Hajar mengatakan : Said bin Manshur dan Ibnu Abi Syaibah meriwayatkan dengan sanad yang hasan
dari hadist Abu Hurairah dan Ibnu Abbas: Bahwa mereka berdua tengah menyantap makanan
dipemanggangan. Lalu muadzdzin hendak meng-iqamahi shalat, maka Ibnu Abbas berkata kepadanya :
Janganlah engkau tergesa-gesa agar kami tidak berdiri mengerjakan shalat sementara pada hati kami ada
ganjalan Dan pada riwayat Ibnu Abi Syaibah : Agar tidak memalingkan kami disaat mengerjakan shalat 19
Dan perintah semacam ini tidaklah khusus sebatas pada makan malam saja, melainkan pada setiap makanan
yang mana hati tertarik untuk menyantapnya. Dan yang menguatkan hal tersebut adalah larangan Nabi
Shallallahu alaihi wa sallam mengerjakan shalat disaat makan telah dihidangkan, dan disaat menahan air
kencing dan buang air besar. Dan sebabnya sangatlah jelas.
Dari Aisyah ummul mukminin - radiallahu anha, beliau berkata : Saya telah mendengar dari Rasulullah
Shallallahu alaihi wa sallam , beliau bersabda :
Tidak sempurna shalat disaat makanan telah dihidangkan dan tidak sempurna jikalah seseorang dalam
keadaan menahan kencing dan hajat besar 20
Faedah : Sebagian ulama mengatakan : Bagi siapa yang makanannya telah dihidangkan kemudian shalat di-
iqamahi, maka sepatutnya dia memakan beberapa suap untuk mengatasi rasa laparnya. An-Nawawi
membantah hal tersebut , dan beliau mengatakan : Sabda Nabi Shallallahu alaihi wa sallam ; Da janganlah
15 HR. Ibnu Majah ( 3263 ) dan lafazh hadits tersebut lafazh riwayat Ibnu Majah. Ibnu Hajar didalam Al-Fath ( 9 / 452 )menghasankan sanadnya. Al-Albani berkata : Shahih ( 5464 ). Riwayat diatas juga diriwayatkan oleh Abu Daud ( 3773 ) tanpamenyebutkan kedua lutut.16 HR. Al-Bukhari ( 5464 ), Muslim ( 557 ), Ahmad ( 12234 ), At-Tirmidzi ( 353 ), An-Nasa`I ( 853 ) dan Ad-Darimi ( 1281 )17 HR. Al-Bukhari ( 673 ), Muslim ( 559 ), Ahmad ( 5772 ), At-Tirmidzi ( 354 )18 Al-Musnad ( 6323 )19 Fathul Bari ( 2 / 189 )20 HR. Muslim ( 560 ), Ahmad ( 23646 ) dan Abu Daud ( 89 )
-
7/29/2019 Bab Adab Makan 21
4/29
seseorang tergesa-gesa hingga menyelesaikan makannya, adalah dalil yang menunjukkan bahwa dia makan
menyelesaikan kebutuhannya dengan menyempurnakan makannya. Dan inilah pendapat yang shahih. Adapun
penafsiran sebagian dari ulama Asy-Syafiiyah bahwa dia cukup makan sesuap untuk mengatasi rasa laparnya
yang amat sangat, bukanlah pendapat yang shahih. Dan hadits ini sangat jelas menolaknya.21
Masalah : Apabila makanan telah dihidangkan sementara shalat telah di-iqamahi, apakah wajib untuk makan
terlebih dahulu berdasarkan zhahir hadits ataukah perintah pada hadits sebatas menunjukkan suatu yangSunnah ?
Jawab : Amalan Ibnu Umar radhiallahu anhuma, pada riwayat Ahmad dan selainnya menunjukkan
pendahuluan makan secara mutlak. Dan sebagian ulama mengkhususkan hal itu apabila hati tertarik dan
terbayang dengan makanan tersebut. Apabila hatinya terbayangkan akan makanan tersebut maka yang lebih
utama baginya adalah mengambil makanan tersebut hingga dia mengerjakan shalat dalam keadaan khusyu.
Dan juga diriwayatkan dari hadits Abu Ad-Darda`a radhiallahu anhu beliau berkata : Diantara bentuk
pemahaman seseorang adalah dengan menyelesaikan hajatnya hingga dia menuju shalat dengan hati yang
tenang 22
Pendapat yang tepat berkaitan dengan masalah itu adalah yang disebutkan oleh Al-Hafidz Ibnu Haja - dimanasetelah beliau mengutip atsar Ibnu Abbas dan Atsar Al-Hasan bin Ali : Makan malam sebelum mengerjakan
shalat akan menghilangkan hati yang tercela, beliau mengatakan : Pada atsar ini semuanya mengisyaratkan
bahwa sebab pengutamaan makan dari pada shalat itu adalah karena bayangan maka sepatutnyalah hukum
diikutkan pada sebabnya, baik ketika sebab itu ada atau tidak, dan tidak terikat dengan seluruhnya atau
sebagiannya.23
4. Mencuci kedua tangan sebelum dan sesudah makan
Saya tidak menjumpai adanya Sunnah yang shahih yang diriwayatkan secara marfu hingga ke Nabi
Shallallahu alaihi wa sallam , yang menerangkan perihal membasuh kedua tangan sebelum makan. Al-
Baihaqi mengatakan : Hadits tentang membasuh kedua tangan setelah makan hadits yang hasan, dan
tidaklah shahih hadits tentang membasuh kedua tangan sebelum makan24
. Akan tetapi disenangi hal itu untuk
menghilangkan kotoran yang melekat pada kedua tangan dan yang semisalnya yang akan memberi mudharat
kepada tubuh. Dan Imam Ahmad berkaitan dengan masalah itu terdapat dua riwayat dari beliau. Yaitu riwayat
yang menganggap hal itu makruh dan yang satunya sebagai Sunnah. Dan Imam Malik merinci hal itu, dan
mengkaitkan membasuh kedua tangan sebelum makan apabila ada kotoran. Adapun amalan Ibnu Muflih
didalam kitab Al-Adab karya beliau, menunjukkan bahwa beliau cenderung berpendapat bahwa amalan
tersebut Sunnah sebelum makan, dan ini adalah pendapat sejumlah besar ulama25
.
Dan permasalahan ini suatu yang lapang walhamdu lillah Rabbil Alamiin.
Adapun membasuh kedua tangan setelah makan, tentang hal itu telah diriwayatkan beberapa atsar yang
shahih, diantaranya, hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhialahu anhu, bahwa beliau berkata :
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda : Barang siapa yang tidur dan pada tangannya masih
melekat ghamar26
dan tidak membasuhnya kemudian dia terkena sesuatu makan janganlah dia menyesali
kecuali pada dirinya sendiri 27
21 Muslim dengan Syarh An-Nawawi Jilid 3 ( 5 / 38 )22 Diriwayatkan secara muallaq oleh Al-Bukhari didalam Kitab Al-Adzan, bab. Idzaa Hadhara Ath-Thaam wa Uqiimat Ash-
Shalat. Ibnu Al-Mubarak meriwayatkan atsar ini secara maushul didalam kitab Az-Zuhd. Dan Muhammad bin Nashr Al-Marruzimeriwayatkannya didalam Kitab Tadziim Qadri Ash-Shalat, dari jalan Ibnu Al-Mubarak. Sebagaimana pernyataan Ibnu Hajardidalam Fathul Bari ( 2 / 187 )23 Fathul Bari ( 2 / 189 190 )24 Al-Adab Asy-Syariyah ( 3 / 214 )25 Lihat : Al-Adab ( 3 / 212 )26 Didalam LisanArab : Al-Ghamar yaitu bau daging dan lemak yang melekat pada tangan ( 5 / 32 ) , pada pembahasan ;Ghamara27 HR. Ahmad ( 7515 ),Abu Daud ( 3852 ), Al-Albani menshahihkannya. Dan juga diriwayatkan oleh At-Tirmidzi ( 1860 ), IbnuMajah ( 3297 ) dan Ad-Darimi ( 2063 )
-
7/29/2019 Bab Adab Makan 21
5/29
Dan dari abu Hurairah, beliau berkata :
Bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam pernah makan bagian punggung kambing, kemudian beliau
berkumur-kumur dan membasuh kedua tangannya lalu shalat 28
Dan dari Aban bin Utsman, bahwa Utsman bin Affan radhiallahu anhu pernah makan roti dengan danging
kemudian berkumur-kumur dan membsuh kedua tangannya lalu membasuh wajahnya, dan kemudian beliau
mengerjakan shalat tanpa berwudhu lagi
29
Faedah : Sebagian ulama menganggap sunnah wudhu yang syari sebelum makan apabila dalam keadaan
junub. Dan hal itu disebutkan dalam sebuah hadits dan sebuah atsar. Adapun hadits yang dimaksud adalah
hadits dari Aisyah radhiallahu anha, beliau berkata : Apabila Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam junub
dan hendak makan atau tidur beliau terlebih dahulu berwudhu sebagaimana wudhu untuk shalat 30
Adapun atsar , adalah asar dari Nafi dari Ibnu Umar bahwa apabila beliau hendak tidur atau makan dalam
keadaan junub, beliau mencuci wajahnya, kedua tangannya hingga sampai ke siku, dan membasuh
kepadalnya, lalu beliau makan atau tidur 31
Asy-Syaikh Taqiyuddin Ibnu Taimiyah mengatakan : Dan kami tidak mengetahui seorangpun yang
beranggapan sunnahnya berwudhu sebelum makan, kecuali apabila dia dalam keadaan junub.32
Perhatian :Al-Muhadist Al-Albani beragumen denga hadits Aisyah : apabila Nabi Shallallahu alaihi wa
sallam hendak tidur dalam keadaan junub maka beliau berwudhu dan apabila hendak makan maka beliau
membasuh kedua tangannya 33
Bahwa disyariatkan untuk membasuh kedua tangan sebelum makan secaa mutlak berdasarkan hadits ini34
.
Akan tetapi hukum secara mutlak ini perlu diteliti lagi, dikarenakan beberapa hal :
Pertama : Hadits tersebut menerangkan tentang amalan Nabi Shallallahu alaihi wa sallam disaat beliau junub
ketika tidur, makan dan minum.
Kedua : Sebagian riwayat-riwayat hadits tersebut datang dengan lafazh wudhu dan sebagian lainnya dengan
penyebutan membasuh kedua tangan yang menerangkan boleh kedua amalan itu. As-Sindi didalam Hasyiyah-
nya mengatakan : Sabda beliau : (( membasuh kedua tangan )) yaitu terkadang beliau mencukupkannya
dengan hal itu untuk menerangkan pembolehan, dan terkadang beliau berwudhu sebagai keadaan yang lebih
sempurna 35
Ketiga : Bahwa para Imam Ahlul Hadist, seperti Malik, Ahmad, Ibnu Taimiyah, An-Nasa`I rahimahumullah36
dan juga selain mereka dan kami telah mengutip perkataan mereka tidaklah berpendapat bahwa hadits
Aisyah diatas berlaku secara mutlak sebagaimana pendapat Al-Allamah Al-Albani rahimahullah - yang
menganggap berlaku secara mutlak, sedangkan mereka meriwayatkan hadits ini, yang menguatkan bahwa
permasalahan ini menurut mereka hanya berlaku pada saat junub, sehingga wudhu dan membasuh tangan
sebelum makan pada hadits ini berlaku hanya pada saat junub. Wallahu alam.
5. Membaca Basmalah diawal memulai makan dan minum, dan membaca Alhamdulillah setelah
selesai.
28 HR. Ahmad ( 27487 ), Ibnu Majah ( 493 ) dan Al-Albani menshahihkannya ( 498 )29 HR. Malik ( 53 )30 HR. Al-Bukhari ( 286 ), Muslim ( 305 ), dan lafazh hadits ini adalah lafazh riwayat Muslim, Ahmad ( 24193 ), An-Nasa`I ( 255
), Abu Daud ( 224 ), Ibnu Majah ( 584 ) danAd-Darimi ( 757 )31 HR. Malik ( 111 )32 Al-Adab Asy-Syariyah ( 3 / 214 )33 HR. An-Nasa`I ( 256 ), Ahmad ( 24353 ) dan selain mereka berdua.34 Lihat : As-Silsilah Ash-Shahihah ( 1 / 674 ) no. ( 390 ).35 Syarh Sunan An-Nasa`I karya As-Suyuthi dan Hasyiyah As-Sindi, Daar Al-Kitab Al-Arabi ( 1 / 138 139 )36 Yang mencantumkan hadits ini pada tiga judul bab, yaitu : Pertama : Wudhu seorang yang junub apabila hendak makan.Kedua : Seorang yang junub mencukupkan dengan membasuh kedua tangan apabila hendak makan. Ketiga : Seorang yang
junub mencukupkan mencuci kedua tangan apabila hendak makan atau minum. Lhat : Kitab Ath-Thaharah pada Sunan An-Nasai
-
7/29/2019 Bab Adab Makan 21
6/29
Diantara Sunnah, seseorang yang ehndak makan dan minum sebelum makan dan minum hendaknya
membaca basmalah dan membaca Alhamdulillah taala setelah selesai makan dan minum.
Ibnul Qayim rahimahullah mengatakan : Membaca basmalah diawal makan dan minum dan membaca
Alhamdulillah setelah selesai, mempunyai pengaruh yang sangat mengagumkan baik pada manfaatnya,
kebaikan dan dalam mencegah kemudharatan. Imam Ahmad mengatakan : Apabila dalam makanan telah
terkumpul empat hal, maka telah sempurna : Apabila menyebut nama Allah diawal makan, Alhamdulillahsetelah makan, makan berjamaah dan dari makanan yang halal
37.
Faedah membaca Basmalah : sebelum makan yaitu bahwa syaithan diharamkan bergabung dalam makanan
dan dalam meraih makanannya. Dari Hudzaifah radhiallhu anhu, beliau berkata : apabila kami hadir bersama
dengan Nabi Shallallahu alaihi wa sallam tidaklah kami meletakkan tangan kami hingga Nabi Shallallahu
alaihi wa sallam memulai, maka barulah kami meletakkan tangan kami. Dan suatu saat kami menghadiri
makan bersama dengan beliau , lalu seorang anak wanita, sepertinya dia dipanggil dan kemudian datang dan
meletakkan tangannya, lalu Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam meraih tangannya. Kemudian datang
seorang arab badui, sepertinya dia dipanggil namun tangannya diraih oleh beliau. Kemudian Rasulullah
Shallallahu alaihi wa sallam bersabda : Sesungguhnya syaithan memasuki makanan yang tidak disebutnama allah. Dan syaithan datang dengan anak wanita ini untuk bergabung , maka saya menari tangannya.
Dan datang dengan arab badui ini juga untuk bergabung dengannya, maka saya juga menarik tangannya. Dan
demi dzat yang jiwaku berada ditangan-Nya sesunguhnya tangan syaithan bersentuhan dengan tanganku
besamaan dengan tangan anak wanita tersebut 38
Lafazh Basmalah : Adalah dengan mengucapkan Bismillah. Dari Umar bin Abu Salamah radhiallahu anhuma,
beliau berkata : Saat itu saya seoranganak keil yang berada didalam kamar Rasulullah Shallallahu alaihi wa
sallam , dan tanganku meraih yang ada didalam piring, maka RasulullahShallallahu alaihi wa sallam bersabda
: Wahai anak kecil, bacalah bismillah dan makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah yang terdekat
denganmu, maka hal itu menjadi makananku berikutnya 39
An-Nawawi didalam Kitab Al-Adzkar karya beliau memilih bahwa yang paling utama adalah mengucapkan :
Bismillahirrahmanirrahim, dan apabila mengucapkan : Bismillah, maka sudah cukup dan sudah mengamalkan
Sunnah40
.
Ibnu Hajar menyaggah pendapat tersebut, beliau berkata : Saya tidak melihat adanya dalil khusus yang
menguatkan pernyataan beliau.
Saya berkata : Sebagian besar nash-nash yang ada menerangkan hanya dengan lafazh : BIsmillah , dan
selain itu tanpa tambahan : Ar-Rahman Ar-Rahim. dari hadits Amru bin Abi Slaamah, beliau berkata
:Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda : Wahai anak kecil, apabila engkau makan maka sebutlah
bismillah, makanlah dengan tangan kanamu dan makanlah yang terdekat denganmu. 41
Dan apabila seseorang yang makan lupa mengucapkan : bismilah sebelum makan kemudian dia teringat
disaat dia tengah makan, maka hendaknya dia mengatakan : Bismillahi Awwalahu wa Akhirahu , atau
mengatakan : Bismillahi fii Awwalihi waakhirihi. Dari Aisyah Ummul Mukminin radhiallahu anha, beliau berkata
: Bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda : Apabila salah seorang diantara kalian makan
hendaknya dia menyebut : Bismillah taala. Dan apabila dia lupa menyebut Bismillah taala diawal makan,
maka hendaknya dia mengucapkan : Bismillah Awwalahu wa Akhirahu 42
37 Zaad Al-Maad ( 4 / 232 )38 HR. Muslim ( 2017 ), ahmad ( 22738 ) dan Abu Daud ( 3766 )39 HR. Al-Bukhari ( 5376 ) dan lafazh hadits tersebut adalah lafazh beliau, Muslim ( 2022 ), Ahmad ( 15895),Abu Daud ( 3777 ),ibnu Majah ( 3267 ), Malik ( 1738 ) dan Ad-Darimi ( 2045 )40 Al-Adzakr karya An-Nawaw ( 334 )41 HR. Ath-Thabrani didalam Al-Mujam Al-Kabir, dan Al-Albani memasukkannya didalam Silsilah Ash-Shahihah, dan beliauebrkata : Sanad ini shahih sesuai dengan kriteria hadits Asy-Syaikhain ( 1 / 611 ) no. ( 344 ).42 HR. Abu Daud ( 3767 ), dan lafazh diatas adalah lafazh Abu Daud, Al-Albani menshahihkannya. Juga diriwayatkan oleh
Ahmad ( 25558 ), At-Tirmidzi ( 1858 ), Ibnu Majah ( 3264 ) dan Ad-Darimi ( 2020 ).
-
7/29/2019 Bab Adab Makan 21
7/29
Adapun ucapan Alhamdulillah taala, setelah menyelesaikan makan atau minum, maka pada ucapan ini
mempunyai keutamaan yang sangat agung, yang Allah anugrahkan kepada segenap hamba-Nya. Anas bin
Malik meriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
Sesungguhnya Allah meridhai seorang hamba yang ketka makan suatu makanan lalu dia mengucapkan
Alhamdulillah. Dan apabila dia minum suatu minuman maka diapun mengucapkan : Alhamdulillah. 43
Ada banyak lafazh Alhamdulillah setelah selesai dari makan dan minum, diantaranya :a. Alhamdulillah katsiran mubarakan fihi ghairi makfiyyiin wa laa muwaddain wa laa mustaghnan anhu
Rabbana
b. Alhamdulillah Alladzi kafaanaa wa arwaanaa ghaira makfiyyin wa laa makfuurin
Abu Umamah radhiallahu anhu meriwayakan , beliau berkata : bhwa Apabila Rasulullah Shallallahu alaihi wa
sallam telah selesai dari menyantap makanannya, beliau sekali waktu mengucapkan :
Alhamdulillah katsiran mubarakan fihi ghairi makfiyyiin wa laa muwaddain wa laa mustaghnan anhu
Rabbana 44
c. Alhamdulillah alladzi athamaniy hadza wa razaqniihi min ghairi haulin minni walaa quwwatin.
Dari Muadz bin Anas dari bapak beliau, beliau berkata : Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda : Barang siapa yang makan suatu makanan, kemudian dia mengucakan : Alhamdulillah alladzi athamaniy
hadza wa razaqniihi min ghairi haulin minni walaa quwwatin , segala dosanya yang telah lampau akan
diampuni 45
d. Alhamdulilah alladzi athama wa saqaa wa sawwaghahu wa jaala lahu makhrajan
Abu Ayyub al-Anshari meriwayatkan, beliau berkata : Apabila Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam ma\kan
atau minum, beliau mengucapkan : Alhamdulillah alladzi athama wa saqaa wa sawwaghahu wa jaala lahu
makhrajan 46
e. Allahumma athamtu wa asqaitu wa aqnaitu wa hadaitu wa ahbabtu, falillailhamdu ala maa athaitu
Dari Abdurrahman bin Jubair, bahwa seseorang yang telah melayani Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam
selama delapan tahun menceritakan kepadanya, bahwa dia telah mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi wa
sallam apabila beliau disodorkan makanan, beliau mengucapkan :
Bismillah , dan apabila beliau selesai beliau mengucapkan :
Allahummah athamtu wa asqaituwa aqnaitu wa hadaitu wa ahyaitu falillahilhamdu ala maa athaitu 47
Faedah : Disenangi untuk mempergunakan lafazh-lafazh Alhamdulillah yang ada didalam As-Sunnah setelah
selesai makan. Dengan sesekali mengucapkan lafazh yang ini dan sesekali dengan lafazh lainnya, sehingga
denga demikian dia telah menjaga As-Sunnah dari segala sisiknya. Dan dia akan mendapatkan berkah dari
doa-doa ini. Bersamaan dengan itu seseorang akan merasakan didalam hatinya penghadiran makna-makna
dari doa-doa ini ketika dia mengucapkan lafazh ini tsesekali waktu dan lafazh lainnya diwaktu yang lain.
Dikarenakanhati seseorang apabila telah terbiasa dengan perkara tertentu seperti berulang-ulang
menyebutkan dzikir tertentu maka dengan banyaknya pengulangan , biasanya penghadiran makna-makna
dari doa tersebut akan semakin berkurang karena seringnya diulangi.
Faedah lainnya : Ibnu Abbas radhiallahuanhuma - meriwayatkan , bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wa
sallam bersabda :
Barang siapa yang Allah telah memberikan makanan baginya, hendaknya dia mengucapkan : Allahumma
barik lana war-zuqnaa khairan minhu. Dan barang siapa yang Allah telah memberinya minum, hendaknya dia
43 HR. Muslim ( 2734 ), Ahmad ( 11562 ) dan At-Tirmidzi ( 1816 )44 HR. Al-Bukhari ( 5459 ) dan lafazh diatas adalah lafazh Al-Bukhari, Ahmad ( 21664 ), At-Tirmidzi ( 3456 ), Abu Daud ( 3849), Ibnu Majah ( 3284 ), Ad-Darimi ( 2023 ) dan Al-Baghawi didalam Syarh As-Sunnah ( 2828 )45 HR. At-Tirmidzi ( 3458 ), dan beliau berkata : Hadits ini hasan gharib . Dan Ibnu Majah ( 3285 ) dan Al-Albanimenghasankannya ( 3348 )46 HR. Abu Daud ( 3851 ), al-Albani mengatakan : Shahih.47 Al-Albani mengatakan didalam As-Silsilah Ash-Shahihah ( 1 / 111 ) : HR. Ahmad ( 4 / 62 , 5 / 375 ) dan Abu Asy-Syaikhdidalam Akhlaq An-Nabi Shallallahu alaihi wa sallam , kemudian beliau menyebutkan sanadnya dan mengatakan : Sanad inishahih kesemua perawinya tsiqat dan merupakan para perawi yang dipergunakan oleh Muslim .
-
7/29/2019 Bab Adab Makan 21
8/29
mengucapkan : Allahumma baarik lanaa fiihi wa zidnaa fiihi. Karena sesungguhnya saya tidak mengetahui ada
makanan dan minuman yang akan memuaskan selain susu 48
6. Makan dan minum dengan mempergunakan tangan kanan dan larangan mempergunakan tangan
kiri
Telah kita sebutkan sabda Nabi Shallallahu alaihi wa sallam kepada Umar bin Abi Salamah : Wahai anak kecil, makanlah dengan menyebut Bismillah, makanlah dengan tangan kananmu dan
makanlah makanan yang terdekat denganmu 49
Dan dari hadits Jabir bin Abdullah radhiallahu anhuma, beliau berkata : bahwa Rasulullah Shallallahu
alaihi wa sallam bersabda :
Janganlah kalian makan dengan mempergunakan tangan kirimu karena sesungguhnya syaithan makan
dengan mempergunakan tangan kirinya 50
Dan pada hadits Umar radhiallahu anhu, beliau berkata : Bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam
bersabda :
Apabila salah seorang diantara kalian makan, hendaknya dia makan dengan mempergunakan tangankanannya dan apabila minum hendaknya dengan mempergunakan tangan kanannya. Karena
sesungguhnya syaithan makan dengan tangan kirinya dan minum dengan tangan kirinya 51
Ibnul Jauzi mengatakan : Ketika tangan kiri dijadikan untuk ber-istinja dan menyentuh hal-hal yang najis,
sementara tangan kanan untuk mengambil makanan, maka tidaklah shahih salah satu dari keduanya
dipergunakan pada pekerjaan tangan yang lainnya, dikarenakan ini merupakan perendahan suatu yang
memiliki kedudukan serta meninggikan suatu yang direndahkan kedudukannya. Barang siapa yang
menyalahi tuntunan hikmah syaa berarti telah menyepakati syaithan 52
Sedangkan hadits-hadits tersebut dalam permasalahan ini adalah hadits-hadits yangmasyhur yang tidak
lagi tersembunyi oleh khalayak awam, hanya saja sebagian kaum muslimin semoga Allah memberi
mereka hidayah masih saja bersikeras dengan sifat yang tercela ini, yaitu makan dan minum dengan
mempergunakan tangan kiri. Dan apabila dikatakan kepada mereka tentang hal itu, mereka menjawab :
Hal ini telah menjadi kebiasaan kami dan sangat sulit untuk merubahnya. Demi Allah sesungguhnya
jawaban ini merupakan kemilau rayuan syaithan bagi mereka, dan penghalang bagi mereka untuk
mengikuti syara. Dan secara umum, ini merupakan bukti akan kurangnya iman ddidalam hati mereka. Jika
tidak maka apa makna dari penyelisihan perintah Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam dan larangan
beliau !
Dan lebih buruk dan lebih keji dari itu, adalah mereka yangmelakukan hal itu dengan kesombongan dan
keangkuhan.
Salamah bin al-Akwa radhiallahu anhumeriwayatkan : Bahwa seseorang makan disisi Rasulullah
Shallallahu alaihi wa sallam dengan mempergunakan tangan kirinya. Maka beliau bersabda : Makanlah
dengan tangan kananmu Orang itu berkata : Saya tidak sanggup. Beliau bersabda : Engkau tidak
sanggup ? Tidak ada yang menghalangimu kecuali rasa sombong. Maka diapun tidak sanggup
mengangkat tangannya kemulutnya Pada riwayat Ahmad : Maka tangan kanannya tidak sanggup lagi
dia angkat kemulutnya selamanya 53
An-Nawawi mengatakan : Pada hadits ini menunjukkan bolehnya seseorang mendoakan siapa saja
yangmenyalahi hukum syara tanpa adanya udzur. Dan pada hadits ini juga menunjukkan perintah untuk
48 HR. At-Tirmidzi ( 3455 ), dan beliau berkata : Hadits ini Hasan Shahih, dan juga diriwayakan oleh Ibnu Majah ( 3322 ) dan Al-Albani menghasankannya ( 3385 ).49 HR. Al-Bukhari ( 5376 ) danlafazh diatas adalah lafazh riwayat Al-Bukhari, Muslim ( 2022 ), Ahmad ( 15895 ), Abu Daud (3777 ), Ibnu Maja ( 3267 ), Malik ( 1738 ) dan Ad-Darimi ( 2045 ).50 HR. Muslim ( 2020 ) danlafazhnya adalah lafazh riwayat Muslim , Ahmad ( 14177 ), Ibnu Majah ( 3268 ) dan Malik ( 1711 ).51 HR. Muslim ( 2020 ), Ahmad ( 4523 ), At-Tirmidzi ( 1800 ), Abu Daud ( 3776 ), Malik ( 1712 ) dan Ad-Darimi ( 2020 )52 Kasyful Musykil 2 / 594 ) ( 1227 )53 HR. Muslim ( 2021 ) dan Ahmad ( 16064 )
-
7/29/2019 Bab Adab Makan 21
9/29
menjalankan Amar Makruf dan Nahi Munkar disetiap keadaan hingga disaat makan sekalipun. Dan
disenangi unum mengajarkan seseorang yang makan dengan adaz-dab makan apabila dia
menyalahinya54
.
Peringatan : Apabila ada udzur mempergunakan tangan kanan untuk makan, seperti karena sakit atau
luka dan selainnya, maka tidaklah mengapa makan dengan mempergunakan tangan kiri. Dan Allah tidak
membebani seseorang kecuali dengan kemampuannya.
7. Makan dengan makanan yang terdekat
Disalah satu riwayat pada hadits Umar bin Abi Salamah, bahwa beliau mengatakan : Saya makan bersama
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam pada suatu hari, lalu saya mengambil daging yang ada di seberang
piring. Maka Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
Makanlah makanan yang terdekat denganmu 55
Sebab dari larangan itu, dikarenakan makan dia makan ditempat orang lain mengambil makan dengan adab
yang jelek. Dan orang-orang yang makan bisa saja merasa jijik dengan perbuatan ini dan ini yang
kebanyakan terjadi -.Akan tetapi mungkin ada yang menyanggah kepada kami, danmengatakan : Lalu apa yang kalian katakan
tentang hadits Anas , dimana beliau berkata : Sesungguhnya seorang penjahit mengajak Rasulullah
Shallallahu alaihi wa sallam untuk menyantap makan sajiannya, maka saya berangkat bersama Nabi
Shallallahu alaihi wa sallam , dan dia menyuguhkan roti dari tepung dan maraq kuah daging yang
bercampur labu dan dendeng. Saya melihat Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam mengambil labu yang ada
diseberang piring 56
Jawaban atas sanggahan ini : Kedua hadits ini tidaklah saling bertentangan , dan kami menjawabnya
sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnu Abdil Barr : Bahwa al-maraq, al-idam dan makanan lainnya apabila
terdiri atas dua jenis atau banyak, maka tidak mengapa menjulurkan tangan untuk mengambilnya, karena
bolehnya memilih makanan yang dihidangkan di meja makan Kemudian beliau berkata mengomentari
sabda beliau Shallallahu alaihi wa sallam : Dan makanlah dengan makanan yang terdekat denganmu - :
Dan sesungguhnya beliau memerintahkan kepadanya untuk makan dengan makanan yang terdekat, karena
makanan yang ada waktu itu hanya satu jenis. Wallahu alam. Demikianlah yang ditafsirkan oleh para ulama57
.
Dan dengan begitu jelaslah penyesuaian kedua hadits tersebut Wallahu Al-Muwafffiq -.
8. Disenangi makan dari pinggiran piring bukan bagian atasnya
Disebutkan pada hadits Ibnu Abbas radhiallahu anhuma -, bahwa Nabi Shallallahu alaihi wa sallam
bersabda :
Apabila salah seorang diantara kalian makan suatu makanan maka janganlah dia makan pada bagian
atasnya, akan tetapi hendaknya dia makan pada bagian pinggirnya, karena sesungguhnya berkah turun dari
bagian atasnya . Pada lafadz riwayat Ahmad : Makanlah kalian pada bagian pinggir piring, dan janganlah
kalian makan dari bagian tengahnya, karena berkah turun pada bagian tengahnya 58
Bagian tengah diberi kekhususan dengan turunnya berkah, karena tempat itu adalah tempat paling adil. Dan
sebab dari larangan tersebut agar seseorang yang makan tidak terharamkan baginya berkah yang berada
54 Syarh Shahih Muslim Jilid 7 ( 14 / 161 )55
HR. Muslim ( 2022 ), takhrijnya telah disebutkan sebelumnya.56 HR. Al-Bukhari ( 5436 ) dan lafazh diatas adalah lafazh pada riwayat Al-Bukhari, Muslim ( 2041 ), Ahmad ( 12219 ), At-Tirmdzi ( 1850 ), Abu Daud ( 3782 ), Malik ( 1161 dan Ad-Darimi ( 2050 ).
Ad-dibaa`u adalah sejenis buah yang sebesar labu. Pada ini ditegaskan pada riwayat Ahmad, beliau berkata : Dandisuguhkan kehadapan Nabi Shallallahu alaihi wa sallam semangkuk labu, beliau berkata : Dan beliau sangat menyenangilabu. Beliau berkata : Dan beliau mengemil labi dengan jari atau dengan jari jemari beliau . Sedangkan al-qadiid adalah dagingyang diberi garam kemudian dikeringkan dibawah terik matahari.57 At-Tamhid ( 1 / 277 )58 HR. Abu Daud ( 3772 ) lafaadz hadits diatas adalah lafazh pada riwayat Abu Daud, Ahmad ( 2435 ), At-Tirmidzi ( 1805 ), danbeliau berkata : Hadits ini hadits hasan shahih , Ibnu Majah ( 3277 ) dan Ad-Darimi ( 2046 )
-
7/29/2019 Bab Adab Makan 21
10/29
dibagian tengah. Dan juga termasuk didalam hadits ini apabila yang makan lebih dari seseorang berjamaah
-, karena seseorang diantara mereka yang mendahului mengambil dibagian tengah makanan sebelum bagian
pinggirnya, telah melakukan adab yang jelek kepada mereka, dan mementingkan diri sendiri untuk suatu yang
baik selain dari mereka, Wallahu alam59
.
9. Disenangi makan dengan mempergunakan tiga jari dan menjilati jari setelah makan.Diantara Sunnah Nabi Shallallahu alaihi wa sallam , bahwa beliau makan dengan mempergunakan tiga jari.
Dan juga menjilati jarinya setelah makan. Didala hadits Kaab bin Malik dari bapaknya, beliau berkata :
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam ketika makan beliau mempergunakan tiga jari dan menjilati jarinya
sebelum mengelapnya 60
Ibnul Qayyim mengatakan : Dikarenakan makan dengan satu atau dau jari tidaklah menjadikan seorang yang
makan menikmatinya dan tidak juga memuaskannya dan tidak mengenyangkannya kecuali setelah lama
berselang dan juga tidak mengenakkan organ mulut dan pencernaan dengan yang masuk kedalamnya dari
setiap makanan Sedangkan makan dengan lima jari dan telapak tangan akan menyebabkan makan
memenuhi organ mulut dan juga pencernaan. Dan terkadang akan menyumbat saluran makan danmemaksakan organ-organ makan untuk mendorongnya dan juga pencernaan akan terbebani. Dan dia tidak
akan mendapatkan kelezatan dan juga kepuasan. Dengan begitu maka cara makan yang paling bermanfaat
adalah cara makan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam dan cara makan yang meneladani beliau
Shallallahu alaihi wa sallam yaitu dengan mempergunakan tiga jari 61
Dari Ibnu Abbas radhiallahu anhuma, beliau berkata : Bahwa Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
Apabila salah seorang diantara kalian makan, maka janganlah dia membasuh tangannya hingga dia
menjilatnya atau dijilatkan kepada orang lain . Dan pada riwayat Ahmad dan Abu Daud :
Janganlah dia mengelap tangannya dengan kain lap, hingga dia menjilatnya atau dijilatkan kepada orang lain
62
Dan sebab hal itu diperintahkan dfiterangkan pada hadits Jabir bin Abdullah radhiallahu anhuma, beliau
berkata : Bahwa Nabi Shallallahu alaihi wa sallam memerintahkan untuk menjilat jari dan piring makanan,
beliau Shallallahu alaihi wa sallam bersabda : Sesungguhnya kalian tidak mengetahui dimanakah turunnya
berkah 63
Dan pada sabda beliau Shallallahu alaihi wa sallam :
Kalian tidak mengetahui dimanakah turunnya , maknanya wallahu alam bahwa makanan yang berada
dihadapan seseorang mengandung berkah, dan dia tidaklah mengetahui apakah berkar itu yang dimakannya
ataukah yang tersisa dijari-jarinya atau yang tersisa dibagian bawah piring ataukah pada butiran makanan
yang terjatuh. Maka sepatutnyalah seseorang menjaga hal ini semuanya agar dia mendapatkan berkah. Dan
asal suatu berkah adalah tambahan dan kebaikan yang selalu ada serta senantiasa dirasakannya. Dan yang
dimaksud disini wallahu alam adalah yang dapat mengenyangkan dan akhirnya memberi keselamatan dari
segala gangguan dan memperkuat ketaatan kepada Allah dan lain sebagainya, sebagaimana yang dikatakan
oleh An-Nawawi64
.
10. Disenangi mengambil butiran yang terjatuh, membasuh yang menempel padanya lalu
memakannya.
Dijelaskan pada hadits Jabir bin Abdullah radhiallahu anhuma, beliau berkata : Rasulullah Shallallahu alaihi
wa sallam bersabda :
59 Lihat : Aun Al-Maud jilid 5( 10 / 177 )60 HR. Muslim ( 20232 ), Ahmad ( 26626 ), Abu Daud ( 3848 ) dan Ad-Darimi ( 2033 )61 Zaad Al-Maad ( 4 / 222 ), dengan sedikit perubahan.62 HR. Al-Bukhari ( 5456 ), Muslim ( 2031 ), Ahmad ( 3224 ), Abu Daud ( 3847 ), Ibnu Majah ( 3269 _ dan Ad-Darimi ( 2026 )63 HR. Muslim ( 2033 ) dan lafazh hadits diatas adlah lafazh beliau, Ahmad ( 13809 ), dan Ibnu Majah ( 3270 ).64 Syarh Muslim jilid 7 ( 13 / 172 )
-
7/29/2019 Bab Adab Makan 21
11/29
Apabila butiran makanan seseorang diantara kalian terjatuh, hendaknya dia mengambilnya, lalu
membersihkan kotoran yang menempel kemudian memakannya dan jangan dia membiarkannya sebagai
makanan syaithan al-hadits Pada riwayat lainnya :
Sesungguhnya syaithan ikut menghadiri makanannya. Maka apabila salah seorang diantara kalian terjatuh
makanannya maka hendaknya dia membersihkan kotoran yang menempel padanya kemudian memakannya
dan tidak menyisakannya untuk syaithan. Dan apabila dia telah menyelesaikan makannya hendaknya diamenjilat tangannya karena sesungguhnya dia tidak mengetahui makanan manakah yang ada berkahnya
65
Pada hadits ini ada beberapa faedah diantaranya :
Bahwa syaithan selalu mengawasi manusia dan mengiringinya dan berusaha untuk mempengaruhinya. Dan
berupaya untuk berkumpul dengan manusia hingga disaat makan dan minum.
Diantaranya pula bahwa menghilangkan kotoran yang menempel baik berupa tanah dan selainnya pada
makanan yang terjatuh kemudian memakannya dan pengharaman syaithan dari makanan tersebut, karena
syaithan adalah musuh, dan seorang musuh seharusnya di jauhkan dan berlindung darinya.
Diantaranya, bahwa berkah makanan bisa jadi ada pada makanan yang terjatuh makan janganlah
melalaikannya.Diantaranya : Sesungguhnya syaithan hadir dan selalu menyertai manusia, dan akal tidak punya hak untuk
mengingkari kehadiran syaithan sebagaimana yang disangkakan oleh orang-orang yang memiliki akal yang
sakit.
11. Larangan mengambil dua kurma bersamaan
Larangan ini berlaku bagi jamaah, bukan bagi yang makan sendiri. Dan tentang hal ini ada beberapa hadits
yang shahih.
Diantaranya dari jalan Syubah dari Jabalah, beliau berkata : Kami pernah berada di Madinah bersama dengan
beberapa penduduk Irak, dan paceklik telah menimpa kami. Maka Ibnu Az-Zubair memberi kami rizki berupa
kurma. Dan Ibnu Umar melintasi kami lalu berkata Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam
telah melarang mengambil bersamaan lebih dari satu, kecuali seseorang diantara kalian telah meminta izin
kepada saudaranya 66
Ibnul Jauzi didalam Al-Musykil berkata : Adapun hukum hadits tersebut, bahwa hukum ini berlaku pada
jamaah beberapa orang. Dan kebiasaan yang berlaku adalah mengambil kurma satu persatu. Apabila
seseorang mengambil bersamaan maka akan menjadikan jatah mereka berkurang dan akan mempengaruhi
mereka, olehnya itu dibutuhkan izin dari mereka. 67
Larangan pada hadits ini dapat menunjukkan pengharaman dan juga dapat berarti suatu yang makruh, dan
masing-masingnya telah dinyatakan oleh ulama. An-Nawawi berpendapat bahwa perlu ada detail pada
masalah ini, beliau mengatakan : Yang benar perlu diperinci, apabila makan tersebut mereka diantara
mereka bersamaan, maka mengambil lebih dari satu bersamaan hukumnya haram, kecuali jikalau mereka
meridhainya, dan ini dengan dapat dengan pernyataan mereka yang jelas, atau yang sederajat dengan
pernyataan tersebut baik berupa indikasi keadaan atau isyarat dari mereka semuanya, dimana dapat diketahui
dengan pasti atau dengan persangkaan yang kuat bahwa meeka meridhainya. Kapan dia ragu atas keridhaan
mereka, maka hukumnya haram. Dan apabila makanan tersebut untuk selain mereka atau untuk salah
seorang diantara mereka mesti disyaratkan keridhaannya sendiri, apabila dia mengambilnya tanpa
keridhaannya maka hukumnya haram. Dan disenangi untuk meminta izin kepada orang-orang yang
menyertainya makan namun tidaklah wajib. Dan apabila makanan tersebut untuk dirinya sendiri dan dia
65 HR. Muslim ( 2033 ) dan Ahmad ( 14218 )66 HR. Al-Bukhari ( 2455 ), Muslim ( 2045 ), Ahmad ( 5017 ), At-Tirmidzi ( 1814 ), Abu Daud ( 3834 ), Ibnu Majah ( 3331 ).Sabda beliau : Kecuali seseorang diantara kalian meminta izin kepada saudaranya Syubah berkata : Saya tidak mengetahuikecuali kalimat ini berasal dari perkataan Ibnu Umar, yaitu perkataan meminta izin . Lihat riwayat Muslim dan Ahmad tentanghadits ini.67 Kasyful Musykil min Hadits Ash-Shahihain ( 2 / 565_ no. ( 1165 )
-
7/29/2019 Bab Adab Makan 21
12/29
menjamu mereka sebagai tamu maka tidaklah diharamkan mengambil lebih dari satu bersamaan. Kemudian
apabila makanan tersebut jumlahnya sedikit maka disukai untuk tidak mengambil lebih dari satu bersamaan,
karena hanya mencukupi mereka. Dan apabila jumlahnya banyak, dimana melebihi jumlah mereka maka tidak
mengapa mengambil lebih dari satu sekaligus. Akan tetapi adab yang berlaku secara mutlak dan kesopanan
dalam makan dan meninggalkan sikap rakus kecuali jikalau dalam keadaan tergesa-gesa dan semakin
terburu-buru lagi jika ada pekerjaan yang lain
68
.Masalah : Apakah jenis-jenis makanan lainnya yang dapat diambil satu persatu dapat dianalogikan dengan
kurma ?
Jawab : Iya, dapat dianalogikan kepada kurma, apabila kebiasaan yang berlaku makanan tersebut diambil
satu demi satu. Ibnu Taimiyah mengatakan ; Dan dapat dianalogikan larangan mengambil sekaligus lebih dari
satu semua makanan yang kebiasaannya diambil satu persatu69
12. Disenangi memakan suatu makanan setelah tidak panas lagi.
Dari Asma` binti Abu Bakar radhiallahu anhuma, apabila beliau membuat tsariid sejenis makanan belaiu
menutupnya dengan sesuatu hingga tidak mendidih, lalu beliau berkata : Sesungguhnya saya telahmendengar Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
Sesungguhnya yang demikian itu lebih besar berkahnya 70
Abu Hurairah radhgiallahu anhu berkata : Tidaklah menyantap makanan hingga panasnya hilang 71
Dan Nabi Shallallahu alaihi wa sallam tidaklah menyantap makanan disaat makanan itu sangat panas. Ibnul
Qayyim72
mengatakan : Dan makna yang paling tepat dengan kalimat berkah pada padist ini adalah yang dapat
mengenyangkan dan selamat dari sakit yang timbul diakhirnya, dan menguatkan ketaatan kepada Allah dan
lain sebagainya. Sebagaimana yang dikatakan oleh An-Nawawi73
13. Larangan mencela makanan dan menghinanya
Disebutkan didalam hadits Abu Hurairah radhiallahu anhu, beliau berkata : Tidaklah Rasulullah Shallallahu
alaihi wa sallam mencela makanan sekalipun juga. Apabila beliau menghendaki suatu makanan maka beliau
akan memakannya dan apabila beliau tidak menyukainya maka beliau meninggalkannya 74
Mencela makanan seperti dengan mengatakan : Terlalu asin, atau kurang asin, kecut, tipis, keras, kurang
matang, dan lain sebagainya, sebagaimana diaktakan oleh An-Nawawi75
Dansebab larangan itu, dikarenakan makanan adalah ciptaan Allah yang tidak boleh dicela. Dan ada alasan
lainnya yaitu bahwa mencela makanan akan menyakiti perasaan pembuat makanan hingga dia bersedih dan
tersinggung, dikarenakan dialah yang mempersiapkan dan menyajikannya. Maka Nabi Shallallahu alaihi wa
sallam menutup pintu ini agar jangan rasa sedih mendapati pintu untuk masuk kedalam hati seorang muslim
Dan Syariat Islam selalu datang dengan hal serupa ini.
Masalah : Apakah hadits ini bertentangan dengan keengganan Nabi Shallallahu alaihi wa sallam makan
dhabb kadal gurun -76
. Dan apakah sabda beliau Shallallahu alaihi wa sallam tentang dhabb yakni : Saya
merasa kasihan kepadanya dan dalam riwayat lainnya : Daging serupa ini saya tidak makan sama sekali ,
tergolong mencela makanan ?
68 Syarh Muslim jilid 7 ( 13 / 190 )69
Al-Adab Asy-Syariyah ( 3 / 158 )70 HR. Ad-Darimi ( 2047 ), al-Albani memasukkan hadits ini didalam Silsilah Ash-Shahihah no. ( 392 ) dan Ahmad ( 26418 ).71 Al-Albani mengatakan didalam Irwa Al-Ghalil ( 1978 ) : Shahih, diriwayatkan oleh Al-Baihaqi ( 7 / 2580 )72 Zaad Al-Maad ( 4 / 233 ).73 Syarh Muslim jilid 7 ( 13 / 172 )74 HR. Al-Bukhari ( 5409 ) , Muslim ( 2064 ), ahmad ( 9882 ), At-Tirmidzi ( 2031 ), Abu Daud ( 3763 ), Ibnu Majah ( 3259 ) dan
Al-Baghawi didalam Syarh As-Sunnah ( 2843 ).75 Syarh Muslim jilid 7 ( 13 / 22 )76 HR. Al-Bukhari ( 5537 ), Muslim ( 1946 ), Ahmad ( 6678 ), An-Nasa`I ( 4316 ), Abu Daud ( 3794 ), Ibnu Majah ( 3241 ) , Malik( 1805 ) dan Ad-Darimi (2087 ).
-
7/29/2019 Bab Adab Makan 21
13/29
Jawab : Bahwa tidak ada pertentangan antara kedua hadits tersebut. Dan perkataan Nabi Shallallahu alaihi
wa sallam tentang dhabb tidak tergolong mencela makanan. Melainkan pemberitahuan sebab mengapa beliau
tidak memakannya. Yaitu bahwa beliau tidak menyukai makan jenis ini dan bukan kebiasaan beliau
memakannya. An-Nawawi mengatakan : Adapun hadits bahwa Nabi Shallallahu alaihi wa sallam
meninggalkan memakan dhabb bukan termasuk dalam kategori mencela makanan, melainkan merupakan
pemberitahuan bahwa ini adalah makan yang spesifik yang beliau tidak menyukainya
77
14. Hukum minum dan makan sambil berdiri
Para ulama berbeda persepsi tentang hukum mnum sambil berdiri. Dan perbedaan persepsi diantara mereka
bermuara pada sejumlah hadits-hadits yang shahih yang secara zhahirnya bertentangan. Sebagian diantara
hadits-hadits tersebut menerangkan larangan minum berdiri sedangkan sebagian lainnya adalah sebaliknya.
Dan kami akan melampirkan sebagian diantaranya :
1. Anas radhiallahu anhu meriwayatkan , bahwa Nabi Shallallahu alaihi wa sallam melarang minum sambil
berdiri . Dan pada riwayat lainnya : Melarang seseorang minum sambil berdiri 78
2. Dari Abu Said Al-Khudri radhialahu anhu beliau berkata : Bahwa Nabi Shallallahu alaihi wa sallammelarang dari minum sambil berdiri
79
3. Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu, beliau berkata : Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
Dan janganlah sekali-kali salah seorang diantara kalian minm smabil berdiri, barang siapa yang lupa maka
hendaknya dia memuntahkannya 80
Hadits-hadits yang menunjukkan bolehnya minum sambil berdiri :
1. Dari Ibnu Abbas radhiallahu anhuma, beliau berkata : Saya menuangkan kepada Rasulullah Shallallahu
alaihi wa sallam dari air zam-zam, lalu beliau minum sambil berdiri 81
2. Dari An-Nazzal, beliau berkata : Ali radhiallahu anhu datang menuju pintu Ar-Rahbah, lalu beliau minum
sambil berdiri. Beliau berkata : Sesungguhnya beberapa orang tidak menyukai salah seorang diantara
mereka minum sambil berdiri. Dan sesungguhnya saya telah melihat Rasulullah Shallallahu alaihi wa
sallam melakukannya sebagaimana kalian telah melihatku melakukannya pada lafazh riwayat Ahmad :
beliau berkata : Bagaimana pendapat kalian jika saya minum sambil berdiri, karena sesungguhnya saya
telah melihat Nabi Shallallahu alaihi wa sallam minum sambil berdiri. Dan jika saya minum sambil duduk,
sesungguhnya saya tleah melihat Nabi Shallallahu alaihi wa sallam minum sambil duduk 82
3. Dari Ibnu Umar radhiallahu anhuma, beliau berkata : Kami dizaman Rasulullah Shallallahu alaihi wa
sallam minum sambil berdiri dan kami makan sambil berjalan 83
4. Atsar dari Aisyah, Saad bin Abu Waqqash, bahwa mereka berdua membolehkan seseorang minum sambil
berdiri. Ibnu Umar dan Ibnu Az-Zubair juga terlihat minum sambil berdiri84.
Berdasarkan hadits-hadits ini yang secara kontekstual kontradiktif dengan selainnya, ulama berselisih dalam
menerangkan hukumnya. Pendapat yang paling tepat menurutku adalah yang dikatakan oleh Ibnu Taimiyah
didalam Fatawa beliau, beliau mengatakan : Akan tetapi menyelaraskan hadits-haits tersebut dengan
menyatakan adanya keringanan di saat mempunyai udzur. Hadits-hadits larangan minum berdiri yang berada
didalam As-Shahih seperti: Bahwa Nabi Shallallahu alaihi wa sallam melarang minum sambil berdiri , hadits
yang diriwayatkan oleh Qatadh dari Anas : bahwa Nabi Shallallahu alaihi wa sallam melarang minum smbil
berdiri . Qatadah berkata : Bagaimana dengan makan ? Beliau berkata : Hal itu lebih buruk dan jelek.
77 Syarh Muslim jilid 7( 14 / 22 )78 HR. Muslim ( 2024 ), Ahmad ( 11770 ), At-Tirmidzi ( 1879 ), Abu Daud ( 3717 ), Ibnu Majah ( 3424) dan Ad-Darimi ( 2127 ).79 HR. Muslim ( 2025 ),ahmad ( 10885 ) dan Al-Baghawi didalam Syarh As-Sunnah ( 3045 )80 HR. Muslim ( 2026 ), Ahmad ( 8135 ), tanpa sabda beliau : hendaknya dia memuntahkannya .81 HR. Al-bukhari ( 1637 ), Muslim ( 2027 ), Ahmad ( 1841 ), At-Tirmidzi ( 1882 ), An-Nasa`I ( 2964 ) dan Ibnu Majah ( 322 ).82
HR. Al-Bukhari ( 5615 ), Ahmad ( 797 (, An-Nasa`i ( 130 ) dan Abu Daud ( 3718 )83
HR. Ahmad ( 4587 ), Ibnu Majah ( 3301 ), Al-Albani menshahihkannya ( 3364 ), Ad-Darimi ( 2125 )84
Al-Muwaththa ( 1720, 1721, 1722 )
-
7/29/2019 Bab Adab Makan 21
14/29
Sedangkan hadits-hadits yang memberi keringanan, semisal hadits yang diriwayatkan didalam Ash-Shahihain dari
Ali dan Ibnu Abbas , beliau berkata ; Nabi Shallallahu alaihi wa sallam minum air zam-zam sambil berdiri . Dan
yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dari Ali : Bahwasanya Ali berada di tanah lapang yang berpasir dan dia minum
dalam keadaan berdiri, kemudian beliau berkata : Sesungguhn ya manusia dimakruhkan minum sambil berdiri, dan
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallammelukukan seperti apa yang aku lakukan. Dan hadits Ali ini telah
diriwayatkan padanya ada atsar bahwasanya Rasulullah melakukan hal itu saat minum air zam-zam, sebagaimanadatang pada hadits Ibnu Abbas, hal ini adalah ketika berhaji, dan orang-orang disana melaksanakan thawaf dan
minum dari air zam-zam, mereka mengambil air serta meminta minum darinya, dan tidak ada tempat untuk duduk ,
bersamaan dengan ini beliau lakukan selang waktu sedikit sebelum beliau meninggal, jadilah hal ini dan yang
semisalnya dikecualikan dari hal tersebut sebagai larangan. Dan hal ini datang dari perkara syariat : Bahwa
larangan dari sesuatu diperbolehkan ketika ada hajat, bahkan dia lebih ditekankan hukum pembolehannya dari
sekedar dibolehkan ketika ada hajat, bahkan pula perkara haram yang diharamkan dia dimakan dan diminum,
seperti bangkai dan darah yang diperbolehkan dalam keadaan darurat.85
15. Tidak disenangi bernafas dalam bejana dan meniup padanya.Termasuk adab-adab ketika minum adalah seorang yang minum sebaiknya tidak bernafas dalam bejana dan
tidak pula meniupnya, padanya ada hadits-hadits yang shahih, diantaranya sabda Nabi Shallallahu alaihi wa
sallam dari hadits Abu Qatadah radhiallahu anhu, beliau Shallallahu alaihi wa sallam bersabda : Apabila salah
seorag diantara kalian minum maka janganlah dia bernafas dalam bejana Al-Hadist.86
Dan diantaranya pula
hadits Ibnu Abbas : Bahwasanya Nabi Shallallahu alaihi wa sallam melarang seseorang bernafas dalam
bejana dan meniupnya.87
Larangan bernafas dalam bejana ini adalah salah satu adab yang mana ditakuti akan
mengotorinya dan menjadikan bau busuk serta terjatuhnya sesuatu dari mulut dan hidung padabejana dan
sejenisnya, Hal ini adalah pendapat Imam An-Nawawi.88
Adapun meniup minuman, maka padanya akan diperoleh dari mulut yang meniup bau yang tidak sedap yang
memuakkan karenanya. Terlebih lagi jika yang minum bergantian dan berbilang, maka nafas-nafas yang
meminum akan mencampur-adukkannya, oleh karena itu Rasulullah menggabungkan antara larangan dari
bernafas dalam bejana dan meniupnya, demikianlah pendapat Ibnu Al-Qayyim.89
16. Disenangi mengambil nafas sebanyak tiga kali ketika minum, dan bolehnya minum dengan sekali
tegukan
Disebutkan didalam hadits Anas bin Malik radhiallahu anhu, beliau berkata : Rasulullah Shallallahu alaihi wa
sallam biasanya mengambil nafas sebanyak tiga kali sewaktu minum, dan beliau bersabda :
Sesungguhnya hal ini akan lebih menghilangkan rasa dahaga, lebih menjaga dan lebih bermanfaat Anas
berkata : Maka saya mengambil nafas tiga kali ketika minum 90
Yang dimaksud dengan mengambil nafas ketika minum sebanyak tiga kali adalah dengan menjauhkan
bejana air dari mulut sipeminum, lalu dia mengambil nafas tiga kali, karena mengambil nafas dibejana suatu
yang dilarang.
Dan diperbolehkan meminum dengan sekali tegukan dan bukan suatu yang makruh. Dan ini ditunjukkan pada
hadits Abu Said Al-Khudri radhiallahu anhu, bahwa beliau mengunjungi Marwan bin Al-Hakam, dan dia
berkata kepadanya : Apakah anda telah mendengar jikalau Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam telah
melarang menghembuskan nafas didalam bejana air ? Abu Said berkata : Benar. Maka seseorang berkata :
85 Al-Fatawa ( 32/209-210)86 HR. Al-Bukhari ( 5630 ), Muslim ( 267 ), Ahmad ( 22059 ), At-Tirmidzi ( 1889 ), An-Nasa`i (47), dan Abu Daud ( 31 ).87 HR. At-Tirmidzi ( 1888 ), dan beliau berkata : Hadits hasan shahih,Dan HR. Abu Daud ( 3728 ), dan syaikh Al-Albanimenshahihkannya, HR. Ibnu Majah ( 3429 ) tanpa penyebutan at-tanaffus.88 Syarh Shahih Muslim jilid kedua ( 3/130)89 Zaadu Al-Maaad ( 4/235).90 HR. Al-Bukhari ( 45631 ), Muslim ( 2028 ) dan lafazh diatas adalah lafazh riwayat Muslim , Ahmad ( 11776 ), At-Tirmidzi (1884 ), Ibnu Majah ( 3416 ), dan Ad-Darimi ( 2120 ), Ibnu Majah dan At-Tirmidzi tidak menyebutkan potongan kedua yang adapada hadits tersebut.
-
7/29/2019 Bab Adab Makan 21
15/29
Wahai Rasulullah sesungguhnya dahafa saya tidak hilang hanya dengan sekali tegukan. Lalu Rasulullah
Shallallahu alaihi wa sallam besabda : Jauhkanlah cerek air dari mulutmu kemudian ambillah nafas . Orang
itu berkata : Namun sesungguhnya saya melihat ada kotoran pada cerek tersebut . Beliau bersabda : Maka
buanglah 91
Malik mengatakan : tidak mengapa seseorang minum hanya dengan sekali mengambil nafas. Dan saya
berpendapat ini adalah rukhshah/keringanan dari penjelasan yang ada pada hadits : Sesungguhnya dahagasaya tidaklah hilang hanya dengan sekali mengambil nafas
92
Syaikhul Islam mengatakan : Hadits ini merupakan dalil hadits diatas bahwa sekiranya rasa dahaganya
telah hilang hanya dengan sekali mengambil nafas dan tidak lagi butuh untuk mengambil nafas, maka hal
tersebut diperbolehkan. Dan saya tidak mengetahuiada imam yang mewajibkan mengambil nafas tiga kali, dan
mengharamkan minum hanya dengan sekali tegukan 93
17. Makruh minum dimulut bejana/cerek air
Tentang permasalahan ini ada beberapa hadits yang shahih. Dari abu Hurairah radhiallahu anha beliau
berkaa : Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam telah melarang minum dimulut al-qirbah sejenis botolpenyimpan air dari kulit dan cerek, dan melarang tetangganya menancapkan kayu didindingnya
94
Dan dari Ibnu Abbas radhiallahu anhuma, beliau berkata : Nabi Shallallahu alaihi wa sallam telah melarang
seseorang minum dimulut bejana 95
Pada kedua hadits tersebut berisikan larangan yang sangat jelas dari minum dimulut al-qirbah dan cerek. Dan
yang semestinya adalah dengan menuangkan minuman tersebut ketempat air lalu minum darinya. Larangan
ini oleh sebagian ulama memahaminya sebagai suatu larangan, dan sebagian lainnya menganggapnya hanya
sebatas makruh, dan ini merupakan pendapat mayoritas ulama. Diatara mereka menjadikan hadits-hadits
larangan sebagai nasikh yang menghapuskan hukum hadits-hadits yang membolehkan96
.
Para ulama menyebutkan beberapa kandungan hikmah yang menyebabkan larangan ini, dan kami akan
menyebutkan sebagian diantaranya :
Seringnya nafas orang yang minum melalui mulut cerek akan menyebabkan bau busuk dan tidak sedap yang
akan menjadikan perasan muak.
Dan juga terkadang didalam qirbah atau cerek ada serangga atau hewan atau kotoran atau selainnya yang
tidak disadari oleh yang minum, lalu masuk kedalam kerongkongannya dan menimbulkan mudharat
kepadanya.
Diantaranya terkadang air akan bercampur dengan liur yang minum yang menjadikan orang lain merasa jijik97
.
Terkadang liur dan nafas yang minum akan menyebabkan penyakit kepada orang lain, dimana meurut para
pakar kedokteran bahwa bibit penyakit bisa saja berpindah melalui liur dan nafas.
Masalah : Telah shahih, bahwa Nabi Shallallahu alaihi wa sallam minum dari mulut qirbah yang tergantung.
Maka Bagaimanakah menyesuaikan perbuatan Nabi Shallallahu alaihi wa sallam yang menunjukkan
pemboleha minum dimulut qirbah dengan larangan beliau dari ucapannya ?
Jawab : Ibnu Hajar mengatakan : Syaikh kami didalam Syarh At-Tirmidzi mengatakan : Sekiranya dibedakan
apabila dalam keadaan yang ada udzur, seperti misalnya qirbah yang tergantung, dan seseorang yang butuh
untuk minum tidak mendapatkan wadah dan tidak mampu untuk menjangkau dengan tangannya, maka pada
91 HR. At-Tirmidzi ( 1887 ), danbeliau berkata : hadits ini hadits hasan shahih , ahmad ( 10819 ), Malik ( 1718 ) dan lafazh
diatas adalah lafazh riwayat Malik, dan Ad-Darimi ( 2121 ).92 At-Tamhid karya Ibnu Abdil Barr ( 1 / 392 )93 Al-Fatawa ( 32 / 209 )94 HR. Al-Bukhari ( 5627 ), Ahmad ( 7113 ) tanpa penggalan kedua hadits diatas. Dan Ahmad meriwayatkan penggalan keduahadits diatas pada riwayat lainnya. Juga diriwayatkan oleh Muslim ( 1609 ), At-Tirmidzi ( 1353 ), Abu Daud ( 3634 ), Ibnu Majah( 2335 ), Malik ( 1462 ) dan kesemuanya menyebutkan penggalan kedua dari hadits diatas selain pengglan yang pertama.95 HR. Al-Bukhari ( 5629 ), ahmad ( 1990 ), At-Tirmidzi ( 1825 ), An-Nasa`I ( 4448 ), abu Daud ( 3719 ), ibnu Majah ( 3421 ) dan
Ad-Darimi ( 2117 ).96 Lihat : Fathul Bari ( 10 / 94 )97 Lihat : Zaad Al-Maad ( 4 / 233 ), Fathul Bari ( 10 / 94 ) dan Al-Adab Asy-Syariyah ( 3 / 166 )
-
7/29/2019 Bab Adab Makan 21
16/29
keadaan tersebut tidaklah makruh, dan kepada keadaan itulah, hadits-hadits yang telah disebutkan diatas
tersebut dipahami. Dan antara seseorang yang tidak mempunyai udzur, maka hadits-hadits larangan dipahami
pada keadaan ini.
Saya yang berkata adalah Ibnu Hajar Dan pendapat tersebut dikuatkan pula, bahwa hadits-hadits yang
menunjukkan pembolehan semuanya menunjukkan bahwa qirbah tersebut dalam keadaan tergantung, dan
minum dari qirbah yang tergantung lebih khusus daris ekedar minum dari qirbah. Dan tidak ada argumen darihadits-hadits yang menunjukkan pembolehan secara mutlak, melainkan hanya pada keadaan ini saja. Dan
memahami pembolehan tersebut pada keadaan darurat sebagai upaya menyelaraskan kedua hadits tersebut
lebih utama dari pada menggiringnya sebagai nasikh , Wallahu alam98
18. Disenangi bagi seorang yang menuang minuman, sebagai orang terakhir yang minum
Dalil akan masalah itu adalah hadits Qatadah radhiallahu anhu yang panjang : Maka Rasulullah
Shallallahu alaihi wa sallam menuang minuman kepada wadah mereka hingga tidak ada lagi yang tersisa
selain saya dari Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam . Beliau berkata : Kemudian Rasulullah Shallallahu
alaihi wa sallam menuangkan kepadaku, dan berkata : Minumlah. Saya berkata : Saya tidak minum hinggaanda minum wahai Rasulullah . Beliau bersabda :
Sesungguhnya yang menuangkan minum adalah yang palingterakhir minum
Beliau berkata : Maka sayapun minum dan Rasulullah kemudian juga minum al-hadits 99
Penunjukan pada hadits ini sangatlah jelas, bahwa yang bertanggung jawab menuangkan minum kepada
suatu kaum , maka dia mendahulukan mereka dari dirinya sendiri, dan dia adalah orang yang paling akhir
minum, untuk meneladani Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam.
19. Disenangi berbicara ketika menghadapi makanan
Sebagai bentuk penyelisihan akan kebiasaan orang asing, dimana mereka tidak berbicara sama sekali ketika
makan100
.
Ibnu Muflih mengatakan : Ishaq bin Rahawaih mengatakan , saya pernah sekali waktu makan malam
bersama Abu Abdillah ( Ahmad bin Hanbal ) dan beberapa kerabat beliau. Dan kami tidak berbicara sedikitpun
sementara beliau makan dan mengatakan : Alhamdulillah, bismillah, kemudian beliau mengatakan : Makan,
memuja lebih baik dari pada makan smabil berdiam diri. Dan saya tidak menjumpai dari Imam Ahmad yang
menyelisihi riwayat ini dengan penyelisihan yang jelas. Dan juga kami tidak menjumpai riwayat tersebut pada
mayoritas perkataan para ulama Hanabilah. Zhahirnya Imam ahmad rahimahullah mengikuti atsar dalam
perkataan beliau itu, karena diantara jalan dan kebiasaan beliau adalah memfokuskan pada ittiba atsar101
.
20. Disenangi makan berjamah
Diantara adab kenabian, adalah disukainya makan sabil berjamaah bersama-sama -, dan makan berjamaah
ini adalah sebab diliputinya makanan tersebut dengan berkah. Setiap kali jumlah yang makan bertambah
maka berkahnya akan bertambah. Pada hadits Jabir bin Abdillah radhiallahu anhuma, beliau berkata : Saya
telah mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
Makanan untuk seorang cukup untuk dua orang, makanan dua orang cukup untuk empat orang dan makanan
empat orang cukup untuk delapan orang 102
Ibnu Hajar mengatakan : Pad riwayat Ath-Thabrani dari hadits Ibnu Umar, berisi tuntunan akan sebab dari hal
itu, dimana pertamanya :
98 Fathul Bari ( 10 / 94 )99 HR. Muslim ( 681 ), Ahmad ( 22040 ), At-Tirmidzi ( 1894 ), Ibnu Majah ( 3434 ), Ad-Darimi ( 2135 ), sebagianyameriwayatkan secara panjang dan sebagian hanya meringkas pada lafazh syahid saja. Dan sebagian lagi meriwayatkannyadengan kedua lafazh tersebut100 Lihat : Ihya Ulumuddin karya Al-Ghazali ( 2 / 11 ), Daar Al-Hadist cet. 1 1412 H101 Al-Adab Asy-Syariyah ( 3 / 163 )102 HR. Msulim ) 2059 ), Ahmad ( 13810 )At-Tirmidzi ( 1820 ), Ibnu Majah ( 3254 ) dan Ad-Darimi ( 2044 ).
-
7/29/2019 Bab Adab Makan 21
17/29
Makanlah kalian semua berjamah dan janganlah kalian bercerai berai, karena sesungguhnya makanan untuk
seseorang akan mencukupi dua orang al-hadits.
Dapat diambil faedah dari hadist ini bahwa kecukupan adalah hasil yang muncul sebagai akibat makan
berjamaah. Dan jumlah yang makan ketika semakin banyak akan berkahnya semakin bertambah 103
Dari Wahsyi bin Harb dari bapaknya dari kakeknya, beliau berkata : Para sahabat Rasulullah Shallallahu alaihi
wa sallam mengatakan : Wahai rAsululah, sesungguhnya kami makan dan tidak merasa kenyang. BeliauShallallahu alaihi wa sallam menjawab : Mungkin kalian makan sambil tercerai berai. Mereka mengatakan :
Benar. Beliau Shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
Berkumpullah kalian pada makanan kalian dan sebutlah nama Allah niscaya makan kalian akan diberkahi104
21. Dibenci rakus dalam makan dan juga sedikit karena akan melemahkan tubuh
Rakus dalam mengambil makanan akan menyebabkan tubuh menjadi sakit, dan akan menyebabkannya
tersebrang banyak penyakit, dan juga akan menyebabkan tubuh terasa penat dan malas, sehingga terasa
berat untuk mengerjakan amal-amal ketaatan. Dan juga akan mewariskan hati yang kera semoga Allah
melindungi kita dari hal itu -.Dan sebaliknya, sedikit makan juga akan melemahkan tubuh dan akan melemahkannya dari ketaatan kepada
Allah. Dan kami tidak menjumpai ada obat yang majur sebagaimana obat Nabi Shallallahu alaihi wa sallam ,
seandainya kita meneladani beliau, tentula kita tidap perlu beroba tkedokter pada sebagian besar keberadaan
kita.
Dari Miqdam bin Madiy karib, beliau merkata : Saya telah mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam
bersabda :
tidaklah seorang anak Adam memenuhi penampang kejelekan selain perutnya. Cukuplah makanan bani
Adam itu untuk menegakkan tulang belakangnya, jikalau memang harus, maka sepertiga untuk makananya,
sepertiga untuk minumannya dan sepertiga untuk nafasnya 105
Dan para Ulama As-Salaf pada persoalan ini ada beberapa anggapan, yang bagus untuk kita ketahui.
Ibnu Muflih mengatkan : ibnu Abdil Barr dan yang lainnya menyebutkan bahwa Umar bin Al-Khaththab suatu
hari khutbah, dan mengatakan: Hati-hatilah kalian dengan pemenuhan perut kalian, karena akan
menjadikan malas menuju shalat, dan menjadi penyakit bagi tubuh. Dan wajib bagi kalian untuk berlaku
pertengahan dalam makanan kalian, karena sesungguhnya hal tersebut akan menjauhkan kalian dari kufur
nikmat dan akan enyehatkan bagi badan dan akan menguatkan kalian untuk beribadah. Dan sesungguhnya
seseorang tidak akan celaka hingga syahwatnya mempengaruhi agamanya .
Ali radhiallahu anhu mengatakan : lambung adalah telag abagi tubuh, dan setiap usus bermuara kepadanya
dan darinya. Apabila lambung itu sehat, maka usus yang bermuara darinya akan sehat. Dan apabila lambung
sakit maka usus yang bermuara darinya akan sakit .
Al-Fadhl bin Iyadh mengatakan : Ada dua hal yang akan mengeraskan hati : Banyak berbicara dan banyak
makan .
Al-Khallal meriwayatkan didalam Jami beliau dari Ahmad, bahwa beliau berkata : Ada yang bertanya kepada
beliau : Mereka inilah orang-orang yang makan sedikit dan sedikit menghidangkan makanan ? Beliau
mengatakan : Tidaklah mengherankan aku ! Saya telah mendengar Abdurrahman bin Mahdi mengatakan :
Suatu kaum melakukan hal demikian, maka menjadikan mereka terputus dari ibadah yang wajib 106
22. Dilarang duduk dimeja yang dihidangkan khamar
103 Fathul Bari ( 9 / 446 )104 Hr. Abu Daud ( 3764 ) Al-Albani menshahihkannya, ( Ahmad ( 15648 ) dan Ibnu Majah ( 3286 )105 HR. At-Tirmidzi ( 2380 ), dan beliau mengatakan : Hadits ini hasan shahih, Ahmad ( 16735 ), Ibnu Majah ( 3349 ) dan Al-
Albani menshahihkannya ( 2720 ).106 Al-Adab Asy-Syariyah ( 3 / 183, 184 dan 185 ) dengan beberapa pendahuluan dan pengakhiran.
-
7/29/2019 Bab Adab Makan 21
18/29
Berkaitan dengan hal tersebut diriwayatkan dari hadits Uma rbin al-Khaththab radhiallahu anhu, beliau
berkata : Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam melarang dua hidangan makanan. Duduk dimeja yang ada
khamar diminum, dan seseorang yang makan sambil telungkup diatas perutnya 107
Dan pada riwayat Ahmad108
dengan lafazh : Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir , maka
janganlah dia duduk di meja yang terhidang khamar diatasnya al-hadits
Dan hadits tersebut dengan sangat jelas menerangkan larangan, dan sebabdari larangan itu, bahwa duduk denganadanya kemungkaran itu menyiratkan keridhaan dan pembenaran terhadapnya109
Adab Makan 2
Segala puji hanya bagi Allah subhanahu wa taala, shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada
baginda Rasulullah shalallahu alaihi wasallam, dan aku bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah
dengan sebenarnya selain Allah yang Maha Esa dan tiada sekutu bagi -Nya dan aku bersaksi bahwa Muhammad
adalah hamba dan utusan -Nya.. Amma Badu:
Sesungguhnya di antara rahasia keagungan agama ini adalah bahwa Islam tidak meninggalkan satu sisi
pun dari kehidupan ini kecuali terdapat baginya penjelasan dan tuntunan. Di antara aktifitas kehidupan yang
dijelaskan aturannya adalah tata cara makan. Di antara adab dan tata cara makan itu adalah:
Pertama: Membaca bismillah sebelum makan dan minum. Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dari Amru bin Salamah
bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallambersabda, Wahai anak sebutlah nama Allah, makanlah dengan tangan
kananmu dan makanlah apa-apa yang dekat denganmu.110
Dan apabila seseorang lupa mengucapkan bismillah saat akan menyantap makanan maka hendaklah dia
menyebut nama Allah saat mengingatnya. Diriwayatkan oleh Al-Turmudzi di dalam kitab sunannya dari Aisyah
radhiallahu anhabahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallambersabda, Apabila seseorang di antara kamu memakan
makanan, hendaklah membaca:
Apabila lupa pada permulaannya, hendaklah membaca:
.
Kedua: Makan dan minum dengan tangan kanan. Dan tidak boleh bagi seorang muslim makan dan minum
menggunakan tangan kiri. Di dalam riyawat Muslim di dalam kitab shahihnya dari hadits Salamah bin Akwa bahwa
seorang lelaki makan di sisi Nabi shallallahu alaihi wa sallam dengan tangan kirinya maka beliau menegurnya,
Makanlah dengan tangan kananmu. Lelaki itu berkata: Aku tidak bisa . Nabi shallallahu alaihi wa sallam berkata
kepadanya: Kamu tidak akan bisa. Tidak ada sesuatu apapun yang menghalanginya kecuali kesombongan.
Perawi berkata: Maka diapun tidak mampu mengangkat tangannya ke mulutnya.112
Diriwayatkan oleh Muslim di dalam kitab shahihnya dari Ibnu Umar bahwa Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa
sallam bersabda, Apabila salah seorang di antara kalian makan maka hendaklah dia makan dengan tangan
kanannya dan apabila dia minum maka hendaklah dia minum dengan tangan kanannya, sebab sesungguhnya
setan makan dengan tangan kirinya dan minum dengan tangan kirinya.113
Ketiga: Makan dengan menggunakan tiga jari. Diriwayatkan oleh Muslim di dalam kitab shahihnya dari Kab bin
Malik bahwa dia berkata sesungguhnya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallammakan dengan tiga jari dan apabila
telah selesai maka beliau menjilati jari beliau.114
Keempat: Menjilati jari-jari dan piring tempat makan. Apabila seseorang makan dan terdapat sisa-sisa makanan
107 HR. Abu Daud ( 3774 ) dan Al-Albani menshahihkannya, Ibnu Majah ( 3370 ) tanpa menyebutkan penggalan yang pertamadari hadits diatas.108 Dari jalan yang lainnya ( 14241 ), dan riwayat ini juga diriwayatkan oleh At-Tirmidzi ( 2801 ) dan Ad-Darimi ( 2092 )109 Lihat : Aun Al-Mabud jilid 5 ( 10 / 178 )110 Al-Buk hari no: 5376 dan Muslim : 2022111 HR. Al-Turmu dzi: 3767112 HR. Muslim: 2021113 Muslim: 2020114 HR. Muslim: 2032
-
7/29/2019 Bab Adab Makan 21
19/29
dan tidak membahayakan dirinya jika dia memakan makanan tersebut atau terdapat sisa-sisa makanan pada piring
tempat makanan maka disunnahkan menjilatinya sebab seseorang tidak mengetahui di bagian makanan yang
manakah berkah itu tersimpan, sebagiamana disunnahkan menjilati jari-jari. Diriwayatkan oleh Muslim di dalam
kitab shahihnya dari Kaab bin Malik berkata bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam makan dengan tiga jari
dan apabila telah selesai menyantap makanan maka beliaupun menjilati jari beliau.115
Diriwayatkan oleh Muslim di dalam kitab shahihnya dari Jabir bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallammemerintahkan untuk menjilati jari-jari dan piring tempat makan dan beliau bersabda, Sesungguhnya kalian tidak
mengetahui di bagian manakah berkah itu tersimpan.116
Kelima: Memakan makanan yang berserakan. Diriwayatkan oleh Muslim di dalam kitab shahihnya dari Jabir bin
Abdullah radhiallahu anhuma bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Apabila ada sisa suapan
makanan kalian yang terjatuh maka janganlah dia meninggalkannya untuk setan dan janganlah dia mengusap
tangannya dengan sapu tangan sehingga dia menjilati jarinya terlebih dahulu sebab dia tidak mengetahui di bagian
makanan manakah berkah itu tersimpan.117
Keenam: Makan bersama orang lain, baik dengan istri, anak-anak dan yang lainnya. Diriwayatkan oleh Abu
Dawud di dalam kitab shahihnya dari Wahsy bin Harb dari bapaknya dan kakeknya radhiallahu anhubahwa para
shahabat Nabi shallallahu alaihi wa sallamberkata, Wahai Rasulullah sesungguhnya kami makan namun kami
tidak merasakan kenyang. Beliau bersabda, Mungkin kalian makan secara terpisah-pisah?. Mereka menjawab:
Benar. Beliau bersabda: Makanlah secara bersama, dan sebutlah nama Allah padanya niscaya Allah akan
memberikan keberkahan pada makanan kalian.118
Ketujuh: Dilarang bernapas di dalam bejana. Diriwayatkan oleh Al-Bukhari di dalam kitab shahihnya dari Abi
Qotadah radhiallahu anhu bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda, Apabila salah seorang di antara
kalian minum maka janganlah dia bernapas di dalam bejana tersebut.119
Sama halnya dengan meniup makanan dan minuman. Diriwayatkan oleh Abu Dawud di dalam kitab shahihnya dariAbi Said Al-Khudri berkata:Rasulullah shallallahu alaihi wa sallammelarang bernapas pada bejana dan meniup
padanya.120
Kedelapan: Dilarang mengambil makanan dari bagian atas piring tempat makan atau dari sisi bagian tengah
makanan. Hal ini terbagi menjadi dua bagian:
Pertama: Makan tersebut satu jenis. Maksudnya adalah makanan yang terdapat di dalam piring tersebut
terdiri dari satu jenis makanan, maka disunnahkan untuk memakan bagian makanan yang lebih dekat darinya,
berdasarkan sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallamdi dalam sebuah hadits yang telah disebutkan sebelumnya:
dan makanlah apa-apa yang dekat denganmu.121
Dan berdasarkan sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallamdi
dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Al-Turmudzi di dalam kitab sunannya dari Ibnu Abbas radhiallahu
anhuma: Keberkahan itu turun pada bagian tengah makanan, maka makanlah sisi-sisi pinggir makanan dan
janganlah kalian memulai makan pada bagian tengahnya.122
Kedua: Makanan tersebut terdiri dari banyak jenis, maka tidak mengapa untuk menyantap makanan dari
sisi atas piring, sisi pinggir. Dan hal ini didasarkan pada riwayat Al-Bukhari dan Muslim di dalam kitab shahihnya
dari Anas bin Malik berkata, Aku melihat Nabi shallallahu alaihi wa sallam mengambil daging unta yang banyak
bulunya dari sisi-sisi pinggir piring.123
Kesembilan: Dilarang minum dengan cara berdiri. Berdasarkan sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam yang
115 HR. Muslim: 2032116 HR. Muslim: 2032117 HR. Muslim: 2033118 HR. Abu Dawud: 3764119 HR. Bukhari: 153120 HR. Abu Dawud: 3728121 Al-Buk hari no: 5376 dan Muslim : 2022122 HR. Tu rmu dzi n o: 1805 dan dia berkata hadits hasan shahih .123 Al-Buk hari no: 2092 dan Mu slim no: 2041
-
7/29/2019 Bab Adab Makan 21
20/29
diriwayatkan oleh Muslim di dalam kitab shahihnya dari Abi Hurairah radhiallahu anhu bahwa Nabi shallallahu
alaihi wasallam bersabda, Janganlah sekali-kali salah seorang di antara kalian minum secara berdiri dan
barangsiapa yang lupa maka hendaklah dia muntahkan.124
Kesepuluh: Sederhana saat menyantap makanan. Diriwayatkan oleh Al-Turmudzi dari Miqdam bin Madi Kalrib
berkata, Tidaklah seorang anakAdam mengisi sebuah bejana yang lebih buruk dari perut. Cukuplah bagi anak
Adam itu beberapa suapan untuk menegakkan tulang punggungnya, dan jika harus maka hendaklah dia mengisisepertiga perutnya untuk makanannya, dan sepertiganya untuk minumannya dan sepertiganya lagi untuk
napasnya.125
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, semoga shalawat dan salam tetap tercurahkan kepada Nabi
kita Muhammad dan kepada keluarga, shahabat serta seluruh pengikut beliau.
Etika Makan dan Minum 3
Adab Makan Minum
Meskipun makanan adalah benda mati, akan tetapi Islam dengan kesempurnaannya mengajarkan terhadap bendamatipun kita harus beradab. Dengan cukup cerdas, kita bisa mengambil kesimpulan apalagi terhadap makhlukhidup. Bagaimana Nabi Muhammad SAW mengajarkan kepada kita tata cara makan yang baik untuk kesehatankita?
Tidak berlebihan
Rasulullah SAW menganjurkan kepada umatnya untuk makan tidak secara berlebihan, baik secara jumlah jugavariasi makanan. Beliau tidak pernah makan kecuali jika sudah merasa lapar dan berhenti sebelum kekenyangan.Rasulullah SAW bersabda : Kami adalah suatu kaum yang tidak makan sebelum lapar dan jika kami makan tidakterlalu banyak (tidak sampai kekenyangan). (HR.Bukhori dan Muslim
Beliau mengibaratkan orang-orang yang makan secara berlebih-lebihan dengan perbandingan bahwa orang-orangmukmin diibaratkan makan dengan satu usus. Sedangkan orang-orang kafir makan dengan perbandingan tujuhkali lipat orang mukmin. Rasulullah SAW bersabda : Orang-orang mukmin makan dengan satu usus dan orangkafir makan dengan tujuh usus. (HR.Bukhori dan Muslim)
Rasulullah SAW menguruh kita berada di dalam keseimbangan. Makan ketika lapar dan berhenti sebelumkenyang. Jadi, beradalah pada keseimbangan, tidak menyiksa diri dengan makan yang berlebihan dan tidakmakan sepuas-puasnya sampai lambung penuh serta nafas terasa sesak. Makan secara berlebihan memberikanefek buruk bagi aktivitas kita. Setelah makan yang banyak, kita cenderung menjadi malas bergerak danberaktivitas, bahkan ingin cepat tidur. Makan berlebihan juga cenderung membuat kita terkena resiko gemuk/Obesitas/ Overweigh. Orang semacam ini cenderung menjadi minder dan kesusahan dalam menurunkan beratbadannya.
Makruh memakan makanan yang halal melebihi kadar kenyang karena menghasilkan mudharat. Kata SyeikhulIslam di dalam Syarah Rowdh tempat Makruh itu pada makanan dirinya, adapun makanan orang yangmenjamunya maka haram.. Jadi, apa yang disuguhkan kepada kita ketika dalam sebuah acara maka itulah yanghalal bagi kita, selebihnya haram dimakan, terkecuali mendapat izin sebelumnya dari Shohibul Bait. Termasukyang perlu diperhatikan disini adalah haram bagi kita memakan makanan yang disuguhkan sebelum ada isyaratatau perintah dari si Tuan rumah untuk kita menyantapnya (meskipun makanan sudah berada di depan kita).
Tidak mengkonsumsi makanan panas dan dingin sekaligus
Rasulullah SAW juga melarang kita mengkonsumsi makanan panas dan dingin sekaligus. Makanan panas dandingin akan membuat badan bekerja secara berlawanan. Akan tetapi, justru hal inilah yang paling sering kitalakukan. Kita memakan makanan, seperti bakso, mie ayam, dan segala menu makanan yang panas-panas.Setelah itu, kita minum dengan minuman dingin atau es untuk menetralisir panas dan pedas. Tanpa sadar kita
sudah merusak tubuh sendiri.
Selain itu, makanan yang terlalu panas dan terlalu dingin bisa merusak gigi. Gigi sebagai organ tubuh yang palingkali pertama bersentuhan dengan makanan akan bekerja ekstra menerima suhu makanan yang ektrim masuk kemulut. Makanan yang terlalu panas atau terlalu dingin membuat kerusakan pada email gigi, apalagi jika dilakukansecara terus-menerus menjadi sebuah kebiasaan.
124 HR. Muslim: 2026125 HR. Tu rmidzi: 2380 dan dia berk ata hadits hasan shahih
-
7/29/2019 Bab Adab Makan 21
21/29
Tidak mengkonsumsi makanan darat dan laut secara bersamaan
Rasulullah SAW melarang makan makanan darat dan laut sekaligus dalam satu kali menu makanan karenamendatangkan penyakit. Apa hikmahnya?
Ilmu pengetahuan modern ternyata menyingkap rahasia tersebut. Hal ini dibenarkan oleh para ilmuan yang ahlipada bidangnya. Contoh makan darat dan laut adalah daging ayam dan ikan laut. Para ilmuan membetulkanbahwa dalam daging ayam terdapat ion positif dan pada ikan terdapat ion negatif. Jika dalam menu makanan kita,ayam bercampur dengan ikan akan terjadi reaksi biokimia yang dapat merusak usus. Betapa bersyukurnya kitasebagai seorang Muslim yang sudah ditunjukkan pedoman makan dari Nabi Muhammad SAW.
Tidak makan sambil berdiri
Dari Anas ra bahwa Rasulullah SAW melarang seseorang minum dengan berdiri. Qatadah bertanya kepada Anasra, Bagaimana dengan makan? Anas menjawab Makan dengan berdiri itu lebih jelek dan lebih buruk.(HR.Muslim)
Rasulullah SAW melarang umatnya mengkonsumsi makanan dalam kondisi berdiri. Sampai-sampai makan dalam
kondisi berdiri dianggap lebih buruk daripada minum sambil berdiri. Posisi berdiri bukanlah posisi yang tepat untukmakan, kecuali dalam kondisi tertentu yang tidak memungkinkan makan sambil duduk. Saat berdiri, tubuh kitaberada dalam kondisi siaga seperti kontraksi otot-otot anggota gerak. Akibatnya, makanan yang masuk ke dalamlambung tidak akan dicerna dengan sempurna.
Begitu besarnya perhatian Rasulullah SAW dalam soat tata cara makan sehingga beliau bersabda Janganlahsesekali seseorang diantara kalian minum dengan berdiri. Siapa saja yang lupa hendaknya memuntahkannya.(HR.Muslim)
Bukan hanya dalam sisi syarI kita tidak dianjurkan makan sambil berdiri. Dari sisi kesantunan dan normamasyarakat, orang yang makan sambil berdiri dianggap tidak sopan dan tidak mengindahkan sopan santun.
Ini penekanan sunah yang pokok bahwa makan dan minum seyogyanya dilakukan dengan duduk. Namun, adakondisi-kondisi tertentu dimana diperbolehkan minum sambil berdiri. Dalam Tanwirul Hawalik, komentarnyaMuwaththo jilid 3 hal.111 dijelaskan beberapa sahabat seperti Umar bin Khoththob ra, Ali bin Abi Tholib kwh,Utsman bin Affan, serta Zubair bin Awwam pernah minum sambil berdiri. Bahkan bila yang diminum itu air Zam-Zam, sunnahnya justru berdiri. Jadi, makan dan minum sambil berdiri itu ditekankan dan dianjurkan, namun dalamkondisi tertentu (bukan kebiasaan) dibolehkan minum sambil berdiri.
Posisi duduk yang disunahkan adalah duduk dengan batalempoh(bahasa Banjar), yaitu kaki kanan di angkat dankita duduk pada telapak kaki kiri. Atau duduk dengan posisi seperti duduk Tahyat Akhir pada shalat.
Tidak dimakruhkan makan buah-buahan sambil berdiri atau bersandar atau berbaring.
Membagi perut dalam 3 bagian
Tidaklah seseorang anak Adam mengisi sesuatu yang lebih buruk dari perutnya, cukuplah bagi anak Adambeberapa suap untuk menegakkan tulang punggungnya; dan jika dia harus mengerjakannya maka hendaklah diamembagi sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minumannya, dan sepertiga untuk nafasnya.
Pada hadits ini juga tampak sebuah konsep keadilan dalam menjaga kondisi tubuh. Bahkan, hanya dalam masalahmakan pun kita harus maruf (berbuat baik, penulis) dan adil terhadap diri kita. Tubuh kita akan menjadi rusak jikaterus-menerus tanpa henti diisi dengan makanan. Tidaklah bijak jika perut hanya berisi makanan. Karena itu,Rasulullah SAW memberikan anjuran bijak yaitu membagi pertu ke dalam tiga bagian.
Mengisi perut hanya untuk makanan akan berakibat buruk. Perut yang hanya berisi makanan, tentu tidakmenyisakan bagian untuk minuman dan udara. Ini cukup membahayakan diri tanpa disadari menjadi pemicumunculnya berbagai macam penyakit: gula darah, stroke, depresi, kegemukan. Penyakit itu semua banyak timbul
karena tidak bisa mengatur pola makan dan minum dengan baik, serta berlebihan dalam makan dan minum.
Mencuci tangan sebelum makan
Barang siapa yang tidur sementara tangannya dipenuhi bau daging dan dia belum mencucinya; lalu ditimpa olehsesuatu maka janganlah ia mencela kecuali dirinya sendiri. (HR.Ahmad dan Abu Dawud)
-
7/29/2019 Bab Adab Makan 21
22/29
Hadits tersebut mengisyaratkan kepada kita hendaknya menjaga kebersihan tangan, baik sebelum maupunsesudah makan. Subhaanallooh, sudah dari dulu Islam mengajarkan agar kita peduli dengan kebersihan tanganyang akan menyentuh makanan kita.
Secara ilmu kesehatan bahwa mencuci tangan sebelum makan sangat bermanfaat untuk membersihkan kuman-kuman yang menempel pada tangan. Hingga diharapkan ketika tanagn berinteraksi langsung dengan makanansudah dalam keadaan bersih. Lebih utamanya dengan air, karena lebih alami lebih baik.
Di dala