Bab 8 Rispal

33
PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH KOTA PEMANGKAT 2013 Laporan Akhir VIII-1 VIII-1 BAB 8 PERENCANAAN INDIKASI PROGRAM- PROGRAM PENGEMBANGAN 8.1. Indikasi Program 5 Tahun Pertama 8.1.1. Program Pengembangan Sarana dan Prasarana Aspek ekonomi juga merupakan hal yang akan menentukan dalam pemilihan sistem pengelolaan air limbah. Hal terpenting pada aspek ini adalah kelayakan secara ekonomis. Kelayakan ekonomis antara biaya sanitasi off-site dan sistem sanitasi on-site terjadi pada titik kepadatan sekitar 300 org/ha. Bila tingkat kepadatan penduduk lebih dari 300 orang/ha maka pengolahan air limbah secara terpusat (off- site) menjadi layak dilakukan. Maksimum net benefit-cost tercapai bila terjadi marginal fungsi benefit –marginal fungsi cost sama dengan nol atau pada simpangan terbesar antara dua fungsi tersebut. Artinya berapa besar biaya pencemaran yang diperlukan dibandingkan dengan keuntungan secara ekonomi yang diperoleh. Biaya pencemaran yang dimaksud adalah biaya pengobatan untuk penyakit yang ditularkan melalui air, biaya bahan kimia PDAM dengan semakin menurunnya konsentrasi BOD pada air bakunya karena adanya instalasi pengolahan air limbah tersebut dan lainnya. Teknologi pengelolaan limbah yang digunakan untuk mencapai biaya efektif sangat bergantung pada tingkat objektivitas yang harus dicapai. Penerapan teknologi pengolahan air limbah bergantung pada standar effluent yang diperkenankan dan sampai tingkat mana kondisi lingkungan yang akan diperbaiki. Misalnya, untuk kondisi sistem komunal mungkin effluent pada jangka menengah diizinkan di bawah 100 ppm. Pemilihan kapasitas sistem pengelolaan harus memenuhi skala

description

RISPAL

Transcript of Bab 8 Rispal

  • PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAHKOTA PEMANGKAT 2013

    Laporan Akhir VIII-1

    VIII-1

    BAB 8PERENCANAAN INDIKASI PROGRAM-

    PROGRAM PENGEMBANGAN

    8.1. Indikasi Program 5 Tahun Pertama

    8.1.1. Program Pengembangan Sarana dan Prasarana

    Aspek ekonomi juga merupakan hal yang akan menentukan dalam

    pemilihan sistem pengelolaan air limbah. Hal terpenting pada aspek

    ini adalah kelayakan secara ekonomis. Kelayakan ekonomis antara

    biaya sanitasi off-site dan sistem sanitasi on-site terjadi pada titik

    kepadatan sekitar 300 org/ha. Bila tingkat kepadatan penduduk lebih

    dari 300 orang/ha maka pengolahan air limbah secara terpusat (off-

    site) menjadi layak dilakukan.

    Maksimum net benefit-cost tercapai bila terjadi marginal fungsi

    benefit marginal fungsi cost sama dengan nol atau pada simpangan

    terbesar antara dua fungsi tersebut. Artinya berapa besar biaya

    pencemaran yang diperlukan dibandingkan dengan keuntungan

    secara ekonomi yang diperoleh. Biaya pencemaran yang dimaksud

    adalah biaya pengobatan untuk penyakit yang ditularkan melalui air,

    biaya bahan kimia PDAM dengan semakin menurunnya konsentrasi

    BOD pada air bakunya karena adanya instalasi pengolahan air

    limbah tersebut dan lainnya.

    Teknologi pengelolaan limbah yang digunakan untuk mencapai biaya

    efektif sangat bergantung pada tingkat objektivitas yang harus

    dicapai. Penerapan teknologi pengolahan air limbah bergantung

    pada standar effluent yang diperkenankan dan sampai tingkat mana

    kondisi lingkungan yang akan diperbaiki. Misalnya, untuk kondisi

    sistem komunal mungkin effluent pada jangka menengah diizinkan

    di bawah 100 ppm.

    Pemilihan kapasitas sistem pengelolaan harus memenuhi skala

  • PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAHKOTA PEMANGKAT 2013

    Laporan Akhir VIII-2

    VIII-2

    ekonomi. Hal ini dimaksud bahwa sistem yang dibangun harus

    memberikan pengembalian keuntungan yang optimal baik

    pengembalian secara ekonomis (benefit) maupun finansial. Dengan

    demikian, jangan sampai biaya/kapita dari satu sistem menjadi tinggi

    disebabkan oleh jumlah pelayanan yang tidak layak.

    8.1.2. Program Pengembangan Kelembagaan

    Penyusunan kelembagaan adalah untuk menentukan bentuk badan

    pengelola air limbah yang efektif dan efisien, sedangkan dasar

    pemilihan bentuk organisasi pengelola adalah dari dinas atau

    lembaga yang sudah ada yang mempunyai banyak kesamaan atau

    jika terpaksa membuat lembaga baru apabila dipandang lebih layak.

    Dinas Daerah/Lembaga Teknis Daerah (Dinas PU Kabupaten/Kota,

    Dinas Kebersihan Kabupaten/Kota, dll), Badan, Masyarakat atau

    Kelompok Masyarakat, Perusahaan Daerah Air Minum atau

    Perusahaan Daerah yang dibentuk khusus oleh Kabupaten/Kota

    (seperti Perusahaan Daerah Air Limbah, BLU, UPTD, dll) dapat

    melaksanakan pengelolaan prasarana dan sarana air limbah

    domestik.

    Pengembangan prasarana dan sarana air limbah selalu berdampak

    pada kebutuhan peningkatan kapasitas kelembagaan, khususnya

    pada lembaga operator yang bertanggung jawab mengelola

    prasarana dan sarana terbangun tersebut. Kebutuhan peningkatan

    kapasitas kelembagaan tersebut, umumnya berkorelasi langsung

    dengan peningkatan luas wilayah layanan dan peningkatan teknologi

    yang dioperasikan. Bentuk lembaga operator pengelolaan air limbah

    dapat berbasis masyarakat (swadaya) untuk skala komunal didalam

    kawasan dan berbasis lembaga (formil) untuk berbagai skala

    pengelolaan.

  • PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAHKOTA PEMANGKAT 2013

    Laporan Akhir VIII-3

    VIII-3

    8.1.3. Program Pengembangan Pengaturan

    Untuk menunjang keberhasilan pengelolaan air limbah di area studi,

    maka harus didukung oleh peraturan-peraturan yang bersifat

    mengikat dan mempunyai sanksi-sanksi hukum dan

    merekomendasikan pada pemerintah daerah agar diatur dalam

    peraturan daerah.

    8.1.4. Program Pengembangan Peran-serta Masyarakat

    Untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan air

    limbah maka dilakukan langkah - langkah berikut :

    a. Penyelenggaraan sosialisasi perlunya perilaku hidup bersih dan

    sehat.

    Secara umum proses perubahan masyarakat yang diharapkan

    dari suatu kampanye publik adalah sebagai berikut:

    Meningkatnya kesadaran (Awareness)

    Meningkatnya minat (Interest)

    Tumbuhnya kebutuhan (Demand)

    Adanya partisipasi dan tindakan (Action)

    Pelaksanaan kampanye publik tersebut, harus direncanakan secara

    berkesinambungan agar proses perubahan masyarakat tersebut

    dapat berlangsung hingga terwujudnya partisipasi (Action)

    masyarakat secara luas dalam mendukung terwujudnya sistem

    pengelolaan air limbah yang efektif dan efisien.

    b. Mendorong partisipasi masyarakat dalam pembangunan dan

    pengelolaan air limbah, melalui pemberian penghargaan dan

    sanksi.

    c. Melibatkan peran serta badan usaha swasta dan koperasi dalam

    pembangunan dan pengelolaan air limbah.

    d. Sosialisasi untuk merubah perilaku supaya tidak membuang tinja

    di sembarang tempat (open defecation free)

    Kerjasama dengan pihak swasta perlu ditingkatkan baik dalam

    pelayanan pengumpulan, penyaluran, pengolahan, maupun

  • PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAHKOTA PEMANGKAT 2013

    Laporan Akhir VIII-4

    VIII-4

    pembuangan akhir; jasa konsultansi, kontraktor, maupun pengadaan

    barang khususnya kendaraan; dengan menyeimbangkan prinsip

    pengusahaan dalam pelayanan umum. Selain itu, swasta dapat

    dilibatkan secara langsung untuk membantu masalah pembiayaan,

    operasional dan pemeliharaan melalui program community

    development yang umumnya menjadi fokus utama untuk

    perusahaan berskala besar.

    Beberapa konsep pokok yang dapat

    digunakan dalam penyusunan konsep

    prosedur peran serta masyarakat meliputi:

    peran serta masyarakat, stakeholders

    dalam pengelolaan air limbah, kepentingan

    umum (public interest), dan good

    governance.

    Peran Serta Masyarakat

    Menurut Kamus Sanitasi (Ditjen Cipta

    Karya Dept. Pekerjaan Umum, edisi pertama, 1998:79), peran serta

    masyarakat diartikan: "berbagai kegiatan orang seorang, kelompok atau

    badan hukum yang timbul atas kehendak dan keinginan sendiri di tengah

    masyarakat, untuk berminat dan bergerak dalam penyelenggaraan

    pembangunan infrastruktur".

    Pengertian ini sama dengan yang dianut dalam UU No. 24 Tahun 1992 dan

    PP No. 69 Tahun 1996. Di negara-negara Eropa lebih populer dengan

    istilah public participation, sedangkan di Amerika Serikat disebut citizen

    participation, namun keduanya mengandung makna yang sama, yaitu

    sebagai proses yang memberikan peluang bagi masyarakat (citizens) untuk

    mempengaruhi keputusan-keputusan publik (public decisions) (Yeung and

    McGee, 1986).

  • PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAHKOTA PEMANGKAT 2013

    Laporan Akhir VIII-5

    VIII-5

    Stakeholders (dalam Pembangunan Sarana Prasarana Sanitasi)

    Pengertian masyarakat dalam konteks sarana prasarana sanitasi, sangat luas, sehingga

    sulit untuk melibatkannya secara keseluruhan. Karena itu, muncul apa yang disebut

    dengan stakeholders. Pengertian stakeholders mengarah kepada konsep kepemilikan

    (ownership), tetapi dengan perluasan kepada mereka yang terpengaruh oleh suatu

    tindakan/usaha sehingga dianggap mempunyai hak untuk dikonsultasi, menyatakan

    pendapatnya, dan secara umum supaya kepeduliannya (concern) diperlakukan secara

    sungguh-sungguh.

    Dalam proses, mereka yang berkepentingan atas suatu tindakan akan terseleksi secara

    alamiah (Heru Purboyo, 2000) dan pada masa yang akan datang peran serta

    masyarakat semakin meningkat dengan keikutsertaan kelompok-kelompok yang ada

    dalam masyarakat seperti ormas, pers, LSM, dan sebagainya membentuk 6 (enam)

    pilar, yaitu Eksekutif- Secara sederhana, mereka yang berkepentingan di dalam

    penataan ruang wilayah kota, dapat dikelompokkan menjadi tiga (Johnson, 1997 di

    dalam Heru Purboyo ), yaitu :

    1. Kelompok pertama, yaitu kelompok dominan atas kegiatan ekonomi dan pencariuntung. Kelompok ini terdiri atas para developers, pemerintah daerah yangberkepentingan dengan retribusi perizinan, tuan tanah, organisasi keuangan (bank,asuransi, yayasan dana pensiun, dll), dan spekulan tanah.

    2. Kelompok kedua yaitu peserta kelembagaan, terdiri atas serikat pekerja (buruh, dll),organisasi dan yayasan sosial nirlaba, kelompok agama, LSM, orsos/ormas, dsb.

    3. Kelompok ketiga, yaitu masyarakat secara luas, yang berhubung tidak mungkinmelibatkan semuanya dalam suatu proses.

    Istilah "pilar pengelola ruang", yang dulu terdiri atas tiga pilar (pemerintah-investor-

    DPRD/masyarakat), kemudian berkembang menjadi lima DPRD-LSM/Ormas-Asosiasi

    Lokal-Pers-Investor.

    Kepentingan Umum (Public Interest)

    Public participation terkait erat dengan konsep public interest. Konseptualisasi public

    interest membawa implikasi tertentu dalam praktek perencanaan dan menjadi

    pertimbangan bagi public planning untuk berupaya memperbaiki hal-hal yang menjadi

    kepentingan publik (public interest). Para perencana (planners) dengan demikian harus

  • PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAHKOTA PEMANGKAT 2013

    Laporan Akhir VIII-6

    VIII-6

    peduli untuk membantu mengarahkan agar urban decision-making merefleksikan nilai-

    nilai komunitas (community values) melalui rational planning, dengan asumsi bahwa

    public interest merupakan sesuatu yang tertambat dalam community values, dan bahwa

    public interest tersebut dapat diidentifikasi (Oosthuizen, 1984:211-212). Public interest

    mencakup public goods dan public policy.

    Institusionalisasi Peran Serta Masyarakat:

    Perencanaan dalam konteks publik harus mencakup identifikasi public interest,

    memasukkan public interest ke dalam planning, dan memasukkan proses perencanaan

    the planning process) ke dalam proses pengambilan keputusan perkotaan (urban

    decision-making process). Berangkat dari pemikiran ini, variasi mekanisme seperti

    komisi perencanaan (planning commisions) dibentuk, dimasukkan ke dalam proses

    perencanaan, penilaian, review dan persetujuan akan kepentingan publik yang

    representatif (Oosthuizen, 1984:211-212).

    88..11..44..11.. Peran SSeerrttaa MMaassyyaarraakkaatt

    Pengertian Peran Serta Masyarakat

    Peran serta dalam hal ini diterjemahkan dari asal kata participation, yang diantaranya

    mempertimbangkan pendapat Pei (1976) yang mengartikan secara singkat bahwa

    partisipasi itu adalah 'take a part' atau ikut serta. Roberts (1975) dan kemudian White

    (dalam Sastropoetro, 1988), mengartikan peran serta masyarakat dengan keterlibatan

    komunitas setempat secara aktif dalam pengambilan keputusan (dalam perencanaan)

    atau pelaksanaannya terhadap proyek-proyek pembangunan untuk masyarakat.

    Peran serta masyarakat tersebut di Inggris/Britania Raya lebih populer dengan istilah

    public participation, sedangkan di Amerika Serikat disebut dengan citizen participation,

    namun keduanya mengandung makna yang sama. Citizen participation didefinisikan

    sebagai proses yang memberikan peluang bagi masyarakat (citizens) untuk

    mempengaruhi keputusan-keputusan publik (public decisions).

  • PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAHKOTA PEMANGKAT 2013

    Laporan Akhir VIII-7

    VIII-7

    Secara umum peran serta seseorang, sekelompok orang atau masyarakat mengandung

    maksud penyerahan sebagian peran dalam kegiatan dan tanggung jawab tertentu dari

    satu pihak ke pihak yang lain (Ramos dalam Yeung dan McGee, 1986). Oleh karena itu,

    suatu peran serta memerlukan kesediaan kedua belah pihak dalam suatu hubungan

    yang saling menguntungkan. Berbagai pengertian lain yang lebih kompleks, khususnya

    yang ditujukan bagi peran serta masyarakat (Public/citizen participation) dalam

    penataan ruang, bermunculan melalui debat ilmiah sengit para ahli sejak awal konsepsi

    ini dikenalkan di tahun 1950-an (Midgley, 1986 di dalam Andi Oetomo,1997).

    Tingkatan Peran Serta Masyarakat

    Debat ilmiah bermula pada saat Shirley Arnstein (1969) mengemukakan penggolongan

    peran serta masyarakat dalam perencanaan menurut tingkat kekuasaan yang

    diberikan kepada masyarakat. Arnstein (1984) menyatakan bahwa dalam pekerjaan

    perencanaan yang diselenggarakan dan dibiayai oleh pemerintah, pada dasarnya dapat

    diidentifikasi adanya delapan tingkatan, yaitu dari yang tertinggi ke kebih rendah

    sebagai berikut :

    1. Kontrol masyarakat (citizen control)2. Pelimpahan kekuasaan (delegated power)3. Kemitraan (partnership)4. Penenteraman (placation)5. Konsultasi (consultation)6. Informasi (Information)7. Terapi (therapy)8. Manipulasi (manipulation)

    Sifat Peran serta masyarakat

    Apapun tujuan peran serta masyarakat yang ingin dicapai, pada prinsipnya harus pula

    dikondisikan suatu situasi dimana timbul keinginan masyarakat untuk berperan serta.

    Hal ini akan sangat menentukan keberhasilan dan kegagalan pencapaian tujuan peran

    serta masyarakat itu sendiri. Pengkondisian tersebut harus mengarah kepada timbulnya

    peran serta bebas dan mengeliminir sebanyak mungkin peran serta terpaksa.

    Menurut Vanek (1971) dan kemudian Dusseldorp (dalam Slamet,1994), peran serta

    bebas terjadi bila seorang individu melibatkan dirinya secara sukarela di dalam suatu

    Masyarakat sebagai obyekkegiatan

    Masyarakat berperan dalammembahas keinginan dan gagasannamun keputusan olehpemerintah

    Peran serta masyarakat

  • PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAHKOTA PEMANGKAT 2013

    Laporan Akhir VIII-8

    VIII-8

    kegiatan partisipatif tertentu, walaupun dalam klarifikasi ini masih dapat dibagi ke

    dalam :

    - Peran serta spontan (keyakinan sendiri/kehendak murni tanpa melaluipenyuluhan/ajakan), dan

    - Peran serta masyarakat terbujuk.-Peran serta terpaksa, dilakukan karena dua hal yaitu terpaksa oleh hukum, dan/atau

    peraturan perundang-undangan yang mewajibkannya, dan terpaksa oleh tekanan

    situasi dan kondisi sosial ekonomi.

    Tujuan Peran Serta Masyarakat dalam Sanitasi

    Dilihat dari tujuan, pemanfaatan peran serta masyarakat dapat dibagi ke dalam dua

    kelompok besar, yaitu pertama, yang melihat peran serta sebagai tujuan proses

    perencanaan, dan kedua, yang melihat peran serta masyarakat sebagai cara yang baik

    dan adil untuk mencapai produk rencana. Lauffer (1978) menunjukkan bahwa secara

    tipikal para ahli dan perencana sosial yang lebih banyak bekerja langsung di tengah-

    tengah masyarakat cenderung berada di kelompok pertama, terutama dengan alasan

    untuk menumbuhkan kembali interaksi mutualistik antar manusia yang sudah sulit

    dijumpai di masyarakat maju. Kelompok kedua lebih sering menggunakan usaha-usaha

    perencana, atau bahkan menanyakan tujuan-tujuan perencanaan itu sendiri.

    Menurut Donald Perlgut (di dalam Wendy Sarkissian, eds), ada dua rational kunci bagi

    peran serta masyarakat, yaitu :

    1. Etika, yaitu bahwa di dalam masyarakat demokratik, mereka yang kehidupan,lingkungan dan penghidupannya dipertaruhkan sudah seharusnya dikonsultasikandan dilibatkan dalam keputusan-keputusan yang akan mempengaruhi mereka secaralangsung.

    2. Pragmatis, yaitu dukungan atas program dan kebijakan seringkali tergantungkepada kesediaan orang membantu kesuksesan program atau kebijakan tersebut.

    Haywood (1979) menekankan bahwa proses peran serta masyarakat tersebut lebih

    ditujukan untuk memberikan jaminan bahwa rencana yang dibuat dapat dengan mudah

    dilaksanakan. Disebutkan bahwa tidak dapat dilaksanakannya hampir sebagian besar

    rencana pembangunan sarana prasarana sanitasi, kurangnya proses peran serta

    masyarakat dalam penyusunannya. Pendapat ini sejalan dengan yang dikemukakan

    Perlgut.

  • PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAHKOTA PEMANGKAT 2013

    Laporan Akhir VIII-9

    VIII-9

    Sementara itu Dennis (1972) membagi lebih rinci tujuan-tujuan dari penerapan ke

    dalam 5 (lima) model yang berbeda, disesuaikan dengan tujuan masing-masing, yaitu:

    No Peran SertaMasyarakat

    Tujuan

    1 Penelitian pasarMengungkapkan keinginan, pendapat dansaran

    2Pembuatankeputusan

    Mengambil keputusan

    3Pengorganisasianoposisi

    Menghindari pihak oposisi

    4 Terapi sosial Melibatkan diri dalam pelaksanaan nyata

    5 RadikalismeMengorganisasikan kaum bawah untukmelawan kekuasaan

    Sandercock (1975) menambahkan satu model lagi terhadap tulisan Dennis tersebut

    menjadi 6 (enam), yaitu dengan peran serta sebagai pengambilan manfaat, yaitu

    masyarakat dianggap sebagai penerima keuntungan sehingga sedemikian rupa

    perhatian dipusatkan kepada usaha untuk memperluas hubungan masyarakat, brosur,

    selebaran, dan forum penerangan langsung kepada masyarakat untuk menjelaskan apa

    yang sedang dikerjakan dan kenapa hal tersebut baik dan bermanfaat.

    Manfaat Peran Serta Masyarakat

    Peran serta masyarakat memiliki keuntungan sosial, politik, planning dan keuntungan

    lainnya. Oosthuizen (dalam Don Soen, Frederick A Lazin, dan Yoram Neumann,

    eds:1984:216-217). Dari pandangan sosial, keuntungan utamanya adalah untuk

    mengaktifkan populasi perkotaan yang cenderung individualistik, tidak punya komitmen

    dan dalam kasus yang ekstrim teralienasi. Di dalam proses partisipasi ini, secara

    simultan mempromosikan semangat komunitas dan rasa kerja sama dan keterlibatan.

    Pada kasus kelompok miskin dan lemah, partisipasi dapat berkontribusi ke proses

    peningkatan, pendidikan, dan pelatihan sebagai penyatuan (integrasi) ke dalam

    komunitas yang lebih luas yang di dalamnya rasa ketidakberdayaan (powerlessness)

  • PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAHKOTA PEMANGKAT 2013

    Laporan Akhir VIII-10

    VIII-10

    dapat ditanggulangi dan swadaya (self-help) dan pembangunan kepemimpinan dapat

    dipromosikan.

    Dari segi planning partisipasi menyediakan sebuah forum untuk saling tukar gagasan

    dan prioritas, penilaian akan public interest dalam dinamikanya dan dapat dipraktekkan

    serta diterimanya proposal-proposal perencanaan. Dari segi politik, partisipasi lebih

    mempromosikan participatory dibanding demokrasi perwakilan (representative

    democracy) sebagai hak demokrasi dari setiap orang dan dengan demikian publik

    secara umum, untuk berpatisipasi dalam proses pengambilan keputusan.

    Partisipasi publik juga akan membantu dewan (counsellors) dan para pembuat

    keputusan lainya untuk mendapatkan gambaran lebih jelas mengenai permintaan-

    permintaan dan aspirasi konstituen mereka atau semua pihak yang akan terpengaruh,

    dan sensitivitas pembuatan keputusan dapat dimaksimalkan jika ditangani secara tepat.

    Keuntungan lain dari public participation adalah kemungkinan tercapainya hubungan

    yang lebih dekat antara warga dengan otoritas kota dan menggantikan perilaku

    they/we menjadi perilaku us.

    Hambatan dan Kendala Peran Serta Masyarakat

    Banyak faktor yang menjadi hambatan atau kendala dalam mendorong peran serta

    masyarakat dalam penataan ruang. Peran serta masyarakat dalam sistem perencanaan

    dihadapkan pada berbagai persoalan, baik pada level negara bagian maupun lokal.

    Hambatan atau kendala dalam mendorong peran serta masyarakat dalam

    pembangunan sarana prasarana sanitasi (Donald Perlgut) yaitu:

    1. Partisipasi dalam proses perencanaan lokal umumnya terlambat dimulai, yaitusetelah rencana selesai disusun

    2. Partisipasi komunitas yang sungguh-sungguh sangat sedikit terutama pada isu-isubesar seperti pertumbuhan dan pembangunan kota

    3. Sedikitnya masyarakat yang terorganisasi atau terstruktur secara mapan dan efektif4. Pemerintah mampu menghindari peran serta masyarakat dengan membuat

    keputusan-keputusan5. Tidak tersedianya sumber daya yang baik berupa waktu, keahlian atau uang untuk

    membuat aspirasi masyarakat secara efektif.

    Dari pengalaman praktek peran serta masyarakat dalam pembangunan sarana

    prasarana sanitasi di berbagai negara, pada dasarnya dalam proses dan atau prosedur

  • PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAHKOTA PEMANGKAT 2013

    Laporan Akhir VIII-11

    VIII-11

    peran serta masyarakat terkandung beberapa hal yang menjadi penghambat atau

    kendala, yaitu:

    Memerlukan biaya mahal, waktu yang lama, kecakapan khusus, dan perubahan-perubahan yang terus menerus

    Sangat penting memperhatikan konteks masa kini dan masa lalu Dijadikan ajang pelepasan kekerasan pendirian, kegilaan dan pengungkitan luka-

    luka lama Semua keterlambatan akan ditanggapi dengan penuh kecurigaan Perubahan-perubahan yang tidak atau belum diperkirakan, akan menghancurkan

    kepercayaan Berurusan dengan media massa adalah suatu bisnis yang berbahaya Beberapa profesional lebih senang meninggalkan proses peran serta ini Perlu ketelitian atas keterbukaan dan keterwakilan dari para wakil yang jangan-

    jangan disiapkan untuk memecah belah.

    88..11..44..22.. Metode ddaann BBeennttuukk PPeerraann SSeerrttaa MMaassyyaarraakkaatt

    Dari berbagai praktik peran serta langsung masyarakat dalam perencanaan sanitasi terdapat

    beberapa bentuk yang mungkin dilaksanakan dengan segala keuntungan dan kerugiannya

    masing-masing, baik yang akan dilaksanakan secara berkelompok maupun perorangan.

    Berikut ini adalah kemungkinan bentuk penyelenggaraan yang berbentuk kelompok:

    1. Diskusi kelompok kecil: jumlah peserta sedikit, cenderung terarah/terfokus, inklusif darikomunitas yang lebih luas, memerlukan waktu yang sangat panjang (time consuming).

    2. Rapat umum: jumlah pemeranserta besar, sulit untuk mengarahkan pada isu-isutertentu saja, cenderung mengesampingkan sektor-sektor tertentu dari komunitas,artikulasi perorangan dan kelompok-kelompok yang berkepentingan mungkin sangatdominan.

    3. Konferensi: pemeranserta adalah kalangan terpilih, teknik pendahuluan yang baik untukmenggambarkan isu-isu yang muncul, boros waktu bagi perencana untuk memberikanrespon dan interaksi.

    4. Lokakarya: dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil, dapat digunakan di setiap proses,menjanjikan keterlibatan dan kontribusi aktif.

    Bentuk lainnya yang biasa muncul misalnya adalah seminar, yang relatif mirip dengan

    konferensi. Satu bentuk lain yang agak radikal adalah langsung beramai-ramai terlibat

    praktik dalam perancangan rencananya di studio, yang tentunya memerlukan studio yang

    sangat besar. Beberapa bentuk peran serta yang bersifat perorangan misalnya adalah:

  • PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAHKOTA PEMANGKAT 2013

    Laporan Akhir VIII-12

    VIII-12

    1. Wawancara : dapat lebih terwakili. langsung dan personal, akan tetapi boros waktu.2. Pendapat tertulis atau verbal: komitmen ditunjukkan secara formal, sarana yang baik

    bagi para kelompok pe-lobby.3. Jalur khusus (hot line) telepon: lebih luwes dari segi waktu, interaksi langsung.4. Survey Kuesioner: memberikan data/fakta tertulis, dalam hal tertentu dapat untuk

    mengukur reaksi masyarakat, akan tetapi interaksi terbatas/kurang.

    Bentuk lainnya untuk yang perorangan ini misalnya adalah observasi, pameran/display,

    membuka kantor informasi di lapangan, dan penggunaan media massa.

    So, Hand dan McDowell (1982) mengelompokkan bentuk peran serta ke dalam kelompok

    besar berdasarkan tujuannya yaitu yang disebut publicity (dalam rangka membangun

    dukungan masyarakat), public education (dalam rangka diseminasi informasi), public input

    (dalam rangka mengumpulkan informasi), public interaction (dalam rangka pembangunan

    komunikasi dua arah), public partnership (dalam rangka mengamankan saran dan consent).

    Pengelompokan teknik peran serta masyarakat tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut

    :

    Sumber : So, Hand, dan McDowell (1986:293)

    Bentuk Peran serta masyarakat dalam pembangunan sarana prasrana sanitasi menurut

    hirarkhi rencana yang diindikasikan dalam PP No. 69 Tahun 1996 (Pasal-Pasal di BAB III dari

    PP 69/96):

    - pemberian masukan dalam penentuan arah pengembangan.- pengidentifikasian berbagai potensi dan masalah pembangunan.- pemberian masukan dalam perumusan rencana sanitasi.- pemberian informasi, saran, pertimbangan, atau pendapat dalam penyusunan strategi

    Pengamanansaran danconsent

    DiseminasiInformasi

    PengumpulanInformasi

    PembangunanKomunikasi

    dua arah

    Pembangunandukungan

    masyarakat

    Publisitas Pendidikanmasyarakat

    Masukanmasyarakat

    Interaksimasyarakat

    Kemitraanmasyarakat

    Keterlibatan Pasif Keterlibatan Aktif

  • PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAHKOTA PEMANGKAT 2013

    Laporan Akhir VIII-13

    VIII-13

    dan arahan kebijaksanaan pemanfaatan ruang.- pengajuan keberatan terhadap rancangan rencana.- kerja sama dalam penelitian dan pengembangan.- bantuan tenaga ahli.

    88..11..44..33.. HHaakk ddaann KKeewwaajjiibbaann MMaassyyaarraakkaatt ddaallaamm PPeerreennccaannaaaann SSaanniittaassii

    Sesuai dengan hak dan kewajiban masyarakat dalam pembangunan sarana prasarana

    sanitasi yang diatur dalam PP No. 69 tahun 1996, serta Permendagri No. 9 tahun 1998,

    serta Perda 6 tahun 1999, maka ketentuan lebih spesifik tentang yang dimaksud dengan

    Hak Masyarakat dalam Perencanaan adalah:

    a. Mengetahui secara terbuka seluruh maksud/keinginan/rencana pemerintah, ataumengajukan inisiatif, untuk melakukan penyusunan, dan/atau mengevaluasi, dan/ataumeninjau kembali, dan/atau mengubah, rencana sanitasi wilayah atau rencana rincisanitasi wilayah kawasan lainnya.

    b. Mengetahui secara terbuka seluruh proses persiapan pelaksanaan perencanaan sanitasiyang dilakukan pemerintah, dan ikut menilai kesiapan (proses administrasi)penyelenggaraannya

    c. Memberikan pendapat, saran, masukan, dan penentuan tujuan-tujuan dan arahperencanaan sanitasi wilayah dan sanitasi rinci kawasan lainnya

    d. Memberikan pendapat, saran, masukan data/informasi, dan penentuan potensi danmasalah sanitasi

    e. Memberikan kontribusi dalam perumusan rencana sanitasi wilayah dan rencana rincisanitasi wilayah lainnya

    f. Melibatkan diri di dalam, dan/atau mengawasi proses penetapan rencana sanitasiwilayah dan rencana rinci sanitasi wilayah lainnya

    g. Mengajukan keberatan terhadap rancangan rencana sanitasi wilayah dan rencana rincisanitasi wilayah lainnya.

    Di samping hak-hak pokok tersebut, masyarakat sekaligus mempunyai kewajiban untuk

    berpartisipasi dalam perencanaan sanitasi wilayah dan sanitasi kawasan rinci lainnya.

    Kewajiban masyarakat dalam perencanaan sanitasi adalah:

    a. Memberikan hanya informasi, data, dan keterangan yang benar, jelas, dan jujur dalamsetiap tahapan proses persiapan, penyusunan, penetapan, dan pengajuan keberatanyang terkait dengan perencanaan sanitasi di mana ia melibatkan diri.

    b. Berlaku tertib dan santun dalam keikutsertaannya pada setiap proses perencanaansanitasi yang diikutinya

    c. Menghormati dan menghargai pendapat, saran, dan masukan data/informasi pihak-pihaklain yang terlibat dalam perencanaan sanitasi

    d. Mendudukkan kepentingan kolektif/publik lebih tinggi dari pada kepentingan pribadi ataukelompok.

  • PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAHKOTA PEMANGKAT 2013

    Laporan Akhir VIII-14

    VIII-14

    88..11..44..44.. TTaahhaappaann PPeerraann SSeerrttaa MMaassyyaarraakkaatt ddaallaamm PPeerreennccaannaaaann SSaanniittaassii

    Dalam perencanaan sanitasi terdapat 4 (empat) tahapan peran serta masyarakat yang wajib

    diusahakan bersama oleh Pemerintah maupun pihak lain yang mempunyai perhatian besar

    pada keefektifan dan efisiensi proses dan prosedurnya, yaitu:

    a. Tahapan Pembelajaran; merupakan kewajiban pemerintah dan stakeholderspembangunan sarana prasarana sanitasi lainnya untuk meningkatkan pengetahuanmasyarakat umum tentang aspek-aspek perencanaan sanitasi wilayah kota dan apasignifikansi kontribusi mereka dalam hal itu

    b. Tahapan Pemberdayaan; merupakan kewajiban pemerintah dan stakeholderspembangunan sarana prasarana sanitasi lainnya untuk memberdayakan masyarakatumum berkontribusi dalam proses-proses perencanaan sanitasi wilayah dan rencana rincisanitasi kawasan lainnya

    c. Tahapan Perencanaan Berbasis Masyarakat; merupakan tahapan di mana pemerintahbersama-sama dengan masyarakat menyusun rencana sanitasi, dengan peran yang lebihbesar pada masyarakat untuk mengaktualisasikan kepentingan mereka.

    d. Tahapan Perencanaan oleh Masyarakat; merupakan tahapan dimana inisiatif danpelaksanaan penyusunan suatu rencana sanitasi sebagian besar atau seluruhnyadilakukan oleh masyarakat, dengan pelibatan sektor pemerintah (dalam kaitannyadengan proses legal-formal penetapannya).

    Tahapan perencanaan oleh masyarakat akan lebih tertuju kepada jenis-jenis rencana

    sanitasi yang bersifat rinci atau yang dalam istilah teknis dikenal dalam lingkup

    neigbourhood planning, seperti DED dan/atau site plan suatu kawasan.

    88..11..44..55.. KKeelloommppookk SSeerrttaa

    Sesuai dengan jenjang rencana sanitasi wilayah, maka kelompok serta masyarakat dalam

    perencanaan sanitasi adalah sebagai berikut:

    a. Dalam penyusunan Rencana Sanitasi di Wilayah Propinsi, masyarakat yang minimal

    diharapkan berperanserta adalah:

    Kalangan profesional Kalangan intelektual Kalangan/tokoh agama/spiritual Kalangan pemuda/remaja Kelompok-kelompok kepentingan perkotaan dan perdesaan

    b. Dalam penyusunan Rencana Sanitasi di Wilayah Kabupaten, masyarakat yang minimal

    diharapkan berperanserta adalah:

    Kalangan profesional Kalangan intelektual

  • PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAHKOTA PEMANGKAT 2013

    Laporan Akhir VIII-15

    VIII-15

    Kalangan/tokoh agama/spiritual Kalangan pemuda/remaja Kelompok-kelompok kepentingan kota

    c. Dalam penyusunan Rencana Rinci Sanitasi di Wilayah Kecamatan, masyarakat yang

    minimal diharapkan berperanserta adalah:

    Dewan Kelurahan Karang Taruna Kelompok PKK Ketua RW/RT Warga Masyarakat

    d. Dalam penyusunan Rencana Teknik atau DED bidang sanitasi, masyarakat yang minimal

    diharapkan berperanserta adalah:

    Badan usaha Masyarakat secara individu

    88..11..44..66.. CCaarraa SSeerrttaa

    Sesuai dengan jenjang rencana sanitasi wilayah, maka cara serta masyarakat dalam

    perencanaan sanitasi adalah sebagai berikut:

    a. Dalam penyusunan Rencana Sanitasi di Wilayah Propinsi, masyarakat dilibatkan

    berperanserta dengan cara:

    Penyebaran angket Seminar Lokakarya/diskusi/dialog Menulis/mengirimkan masukan/komentar/saran Menuliskan/mengirimkan keberatan

    b. Dalam penyusunan Rencana Sanitasi di Wilayah Kabupaten, masyarakat dilibatkan

    berperanserta dengan cara:

    Penyebaran angket Seminar Lokakarya/diskusi/dialog Menulis/mengirimkan masukan/komentar/saran Menuliskan/mengirimkan keberatan

  • PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAHKOTA PEMANGKAT 2013

    Laporan Akhir VIII-16

    VIII-16

    c. Dalam penyusunan Rencana Rinci Sanitasi di Wilayah Kecamatan, masyarakat dilibatkan

    berperanserta dengan cara:

    Lokakarya/diskusi/dialog Menulis/mengirimkan masukan/komentar/saran Menuliskan/mengirimkan keberatan

    d. Dalam penyusunan Rencana Teknik atau DED air limbah masyarakat dilibatkan

    berperanserta dengan cara:

    Diskusi/dialog Menulis/mengirimkan masukan/komentar/saran Menuliskan/mengirimkan keberatan.

    88..11..44..77.. PPeeddoommaann KKeerrjjaassaammaa ddeennggaann SSwwaassttaa

    Manfaat kerjasama swasta

    a. Bila kerjasama dengan swasta dilakukan secara benar dan cermat, hal ini akan

    memperbaiki efesiensi pelayanan dan meningkatkan investasi

    b. Perbaikan efisiensi dapat dilakukan melalui :

    - Peningkatan kinerja dan produktifitas kerja sistem pengelolaan air limbah- Peningkatan kemampuan dan keterampilan sumber daya insani- Peningkatan profesionalisme kerja- Perbaikan peralatan- Rasionalisasi operasi dan perbaikan- Perbaikan akuntabilitas- Peningkatan kinerja pengawasan

    c. Perusahaan swasta dapat lebih efisien, karena :

    - Swasta lebih bertanggungjawab terhadap pelanggan dan harus meresponpelanggan bila tidak memuaskan

    - Memiliki naluri kepekaan bisnis yang lebih tinggi- Adanya iklim persaingan sehingga memperbaiki kualitas pelayanan- Jika ukuran kinerja tertuang secara jelas dalam kontrak, pengawasannya baik,

    maka standar pelayanan yang lebih baik dapat dicapai- Manufer perubahan manajemen dalam mengambil keputusan sangat fleksibel

    dan cepat.d. Beberapa pertimbangan dalam pelaksanaan kerjasama dengan Perusahaan swasta,

    adalah :

    - Menjaga keseimbangan antara pekerjaan yang dilakukan oleh sektor swasta danpemerintah agar kompetisi dapat berjalan optimal

    - Melakukan negosiasi dengan organisasi pengawas/pekerja atau lembaga yangmewakili lembaga untuk mencari titik temu dalam pelaksanaan programterutama terkait dengan pengurangan pegawai agar tidak menimbulkan dampaksosial.

  • PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAHKOTA PEMANGKAT 2013

    Laporan Akhir VIII-17

    VIII-17

    - Penetapan periode atau jangka waktu kontrak dengan pertimbangan masapenyusutan aset dan pembayaran kembali pinjaman

    - Penetapan tingkat kualitas layanan dan kualitas sarana dan prasarana- Penetapan tarif retribusi berdasarkan kualitas pelayanan- Penetapan daerah pelayanan yang akan dikerjasamakan yang memungkinkan

    terjadi kompetensi- Tingkat pencapaian skala ekonomi- Keharmonisan dan kerjasama dengan mitra swasta untuk menjalankan kontrak

    yang saling menguntungkan

    Bentuk pengaturan kerjasama dengan swasta dapat dilihat seperti ilustrasi dibawah ini

    2

    1

    3

  • PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAHKOTA PEMANGKAT 2013

    Laporan Akhir VIII-18

    VIII-18

    88..11..44..88.. PPeeddoommaann KKeerrjjaassaammaa PPeemmeerriinnttaahh ddeennggaann SSwwaassttaa

  • PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAHKOTA PEMANGKAT 2013

    Laporan Akhir VIII-19

    VIII-19

  • PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAHKOTA PEMANGKAT 2013

    Laporan Akhir VIII-20

    VIII-20

  • PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAHKOTA PEMANGKAT 2013

    Laporan Akhir VIII-21

    VIII-21

  • PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAHKOTA PEMANGKAT 2013

    Laporan Akhir VIII-22

    VIII-22

    8.1.5. Program Pengembangan Pendanaan

    Sumber dana rencana investasi sarana dan prasarana air limbah

    pada dasarnya berasal dari dana hasil pajak melalui APBD dan APBN

    atau dari dana hasil retribusi pelayanan air limbah. Sumber dana

    investasi dari pajak dapat digolongkan sebagai sumber dana tidak

    langsung dan sumber dana dari retribusi dapat digolongkan sebagai

  • PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAHKOTA PEMANGKAT 2013

    Laporan Akhir VIII-23

    VIII-23

    sumber dana langsung. Dengan demikian strategi pendanaan

    investasi prasarana dan sarana air limbah dapat dibedakan sebagai

    berikut:

    Strategi Pendanaan Investasi: 100% APBD

    Strategi Pendanaan Investasi: sebagian APBD dan sebagian

    Retribusi Air Limbah

    Strategi Pendanaan Investasi: 100% Retribusi Air Limbah

    Pilihan strategi pendanaan tersebut, sangat tergantung dari

    kapasitas fiskal masing-masing daerah dan kemampuan membayar

    retribusi masing-masing penduduk yang mendapat pelayanan.

    Sumber pendanaan investasi dari pendapatan retribusi hanya

    dimungkinkan, apabila kelayakan keuangan proyek memenuhi

    standard (IRR dan NPV).

    Selain dana yang berasal dari pemerintah, dapat pula berasal dari

    swadaya masyarakat, sektor swasta, maupun dana asing. Di era

    otonomi daerah saat ini memang untuk biaya pengelolaan air limbah

    merupakan tanggung jawab pemerintah daerah, tetapi pemerintah

    pusat juga harus paham akan tingkat kemampuan setiap daerah

    yang berbeda-beda.

    Keterbatasan kemampuan pemerintah, dalam hal ini Pemerintah Daerah

    dalam memenuhi kebutuhan pengolahan air limbah untuk masyarakatnya

    telah diketahui bersama. Keterbatasan dana, sumber daya manusia, luas

    dan tersebarnya daerah pelayanan, disertai dengan kurangnya partisipasi

    masyarakat dalam memelihara sarana dan prasarana yang telah ada,

    sering sekali menjadi pokok masalah terjadinya hal tersebut diatas.

    Seiring dengan diberlakukannya Undang-Undang Pemerintahan Daerah

    dan Undang-Undang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah, telah

    membuat kesenjangan pelayanan air limbah menjadi semakin menganga.

  • PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAHKOTA PEMANGKAT 2013

    Laporan Akhir VIII-24

    VIII-24

    Daerah yang mempunyai dana yang besar menjadi lebih mudah untuk

    mengembangkan sarana dan prasarana yang diinginkan masyarakatnya,

    sedangkan daerah yang mempunyai dana terbatas akan kesulitan untuk

    bisa mengembangkan, bahkan untuk sekedar mempertahankan sarana

    dan prasarana, sehingga harus terus menerus mencari dana bantuan.

    Hal tersebut mengakibatkan kawasan-kawasan yang berada di daerah

    yang jauh dari pusat kegiatan menjadi semakin tidak mendapat perhatian.

    Target pencapaian tujuan milenium (Millenium Development Goals), akan

    sukar dicapai jika pemerintah tidak berperan serta didalamnya. Banyaknya

    permasalahan/konflik menyangkut penyediaan infrastruktur termasuk

    pengolahan air limbah berujung pada gagalnya pemerintah daerah untuk

    memberikan pelayanan yang terbaik untuk masyarakatnya. Pertumbuhan

    Kabupaten Bandung Barat yang semakin meningkat, menjadikan timbulan

    air buangan yang meningkat. Studi ini harus dapat mendeteksi

    permasalahan apa saja yang terjadi bila harus dilakukan pengembangan

    pengolahan air limbah.

    Pada kasus seperti ini, permasalahan sosial, ekonomi dan pendidikan

    sering kali menjadi persoalan, karena pada dasarnya banyak masyarakat

    yang masih rendah pemahamannya mengenai air limbah.

    Salah satu kajian yang sangat penting dalam studi ini adalah bagaimana

    mendapatkan problem seting pendanaan dan perlunya mewujudkan

    pengembangan air limbah yang dapat menguntungkan seluruh pihak

    terkait khususnya masyarakat.

  • PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAHKOTA PEMANGKAT 2013

    Laporan Akhir VIII-25

    VIII-25

    Seperti kita ketahui, sumber pendanaanpembangunan bidang cipta karya adalah danapemerintah (APBN, APBD), investasi swasta, duniausaha, perbankan nasional dan masyarakat, dimanastrategi perolehan sumber dana lain dapatdilaksanakan dengan cara :

    Strategi peningkatankemitraan dengan pihakswasta (KPS):

    Pendekatan kepada pihak swasta potensial untuk memanfaatkan Corporate Social

    Responsibility (CSR), antara lain melalui sosialisasi tugas dan fungsi Ditjen Cipta

    Karya;

    Pemberdayaan Pemda mengenai perlu dan pentingnya KPS;

    Alokasi anggaran APBN untuk kegiatan yang mendorong KPS, seperti pemberdayaan

    masyarakat di sektor sanitasi dan air minum (pola SANIMAS dan PAMSIMAS);

    Strategi pengembangan kerjasama luar negeri:

    Optimalisasi potensi hibah luar negeri, khususnya sektor air minum dan sanitasi.

    Penyiapan pemrograman dan penganggaran kegiatan luar negeri perlu dilakukan lebih

    matang agar terhindar dari tidak terserapnya anggaran.

    Pemanfaatan peluang untuk capacity building staf.

  • PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAHKOTA PEMANGKAT 2013

    Laporan Akhir VIII-26

    VIII-26

  • PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAHKOTA PEMANGKAT 2013

    Laporan Akhir VIII-27

    VIII-27

  • PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAHKOTA PEMANGKAT 2013

    Laporan Akhir VIII-28

    VIII-28

  • PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAHKOTA PEMANGKAT 2013

    Laporan Akhir VIII-29

    VIII-29

  • PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAHKOTA PEMANGKAT 2013

    Laporan Akhir VIII-30

    VIII-30

    88..11..66.. Rencana PPeennddaannaaaann

    Acuan keberhasilan pembiayaan dapat dilihat dari 2 (dua) hal yaitu

    untuk keberhasilan pembiayaan jangka pendek dan jangka panjang.

    aa.. AAccuuaann ppeemmbbiiaayyaaaann jjaannggkkaa ppeennddeekk

    Keberhasilan kinerja dari sebuah IPAL dan IPLT dalam setiap tahunnya

    termasuk biaya karyawan, pemeliharaan armada angkutan sudah

    dapat dipenuhi dari pendapatan/pemasukan yang diperoleh dan

    penarikan biaya retribusi penyedotan lumpur tinja yang telah

    ditetapkan dalam periode yang sama. (Pendapatan biaya O&M).

    bb.. AAccuuaann ppeemmbbiiaayyaaaann jjaannggkkaa ppaannjjaanngg

    Keberhasilan kinerja dari sebuah IPAL dan IPLT dalam setiap tahunnya

    termasuk biaya yang telah disebutkan di atas ditambah dengan biaya

    pembangunan (konstruksi) dan biaya pembelian tanah yang diperlukan

    untuk pembangunan konstruksi pengolahan lumpur tinja, akan dapat

    dikembalikan/mencapai titik impas dalam kurun waktu 15 (lima

    belas) tahun. Hal ini mengingat bahwa suatu perencanaan IPAL dan

    IPLT diperhitungkan terhadap waktu operasional dan besarnya lumpur

    tinja yang akan dikuras dalam kurun waktu tertentu yang dipengaruhi

    oleh perkembangan jumlah penduduk rata-rata setiap tahunnya dalam

    kurun waktu yang tertentu, disini diasumsikan kurun waktu 15 tahun

    dan disesuaikan dengan kekuatan konstruksi yang ada, harus dapat

    terpenuhi atau dicapai sama dengan 0 (nol). (Pendapatan biaya

    O&M + pengembalian investasi).

  • PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAHKOTA PEMANGKAT 2013

    Laporan Akhir VIII-31

    VIII-31

    Secara skematis, rencana pencanaan untuk pembangunan sarana prasarana air limbahdijelaskan pada gambar 8.1

    Gambar 8.1

    Ilustrasi rencana pembagian pendanaan

  • PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAHKOTA PEMANGKAT 2013

    Laporan AkhirVIII-32

    Tabel Indikasi Program

    Uraian Program Tahap 12014-2018Tahap

    2019-2023Tahap 3

    2024-2028Tahap 4

    2029-2033

    1. Program peningkatan kapasitas pengolahan melalui pembangunan IPAL paket2. Program peningkatan pelayanan Air Limbah melalui sistem terpusat (sewerage) di

    perkotaan

    3. Program pembinaan peningkatan peran pemerintah Provinsi, Kota/Kab dalampengembangan Prasarana dan Sarana Air Limbah

    4. Program pembangunan Prasarana dan Sarana Air Limbah untuk masyarakatberpenghasilan rendah

    5. Program optimalisasi, rehabilitasi dan ekstensifikasi PS Air Limbah (IPAL dan IPLT)6. Program pembinaan dan peningkatan kinerja PS Air Limbah7. Program pembinaan dan peningkatan PS Air Limbah untuk daerah tertentu : daerah

    endemi, daerah bencana, daerah terpencil, pulau pulau kecil dan kawasan perbatasan

    8. Program pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna9. Program peningkatan pembiayaan pengelolaan Air Limbah10. Program peningkatan Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS) dalam penyelenggaraan

    PS Air Limbah

    11. Program Replikasi Sanimas12. Program sosialisasi dan kampanye dalam pendidikan l ingkungan dan

    kepedul ian lingkungan

    13. Program Bantuan Teknis penyelengaraan kelembagaan PS Air Limbah14. Program Bantuan Teknis pembentukan badan pengelola Air Limbah

  • PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAHKOTA PEMANGKAT 2013

    Laporan AkhirVIII-33

    Uraian Program Tahap 12014-2018Tahap

    2019-2023Tahap 3

    2024-2028Tahap 4

    2029-2033

    15. Program peningkatan koordinasi dengan sektor lain16. Program peningkatan kemauan politik (Political Will) dalam penanganan Air Limbah17. Program peningkatan pengawasan kualitas Air Limbah Permukiman18. Program peningkatan kapasitas kelembagaan dan SDM (sumber daya manusia)19. Program pengembangan perangkat hukum antara lain : PP, Permen, Standar,

    Pedoman dan Manual (SPM) dalam penyelenggaraan sistem Air Limbah Permukiman

    20. Program fasilitasi(BantuanTeknis) penyusunan Perda dalam penyelenggaraansistem Air Limbah Permukiman