BAB 7 praktikum

21
BAB 7 OPTIMASI LAYOUT PRODUKSI 7.1 Tujuan Praktikum 1. Mampu membuat tata letak departemen produksi yang optimal dari suatu industri. 2. Mengetahui dan mengenal cara penggunaan software Win-Qsb. 3. Mampu meminimasi ongkos pemindahan material. 7.2 Input dan Output 1. Input: a. Informasi mengenai frekuensi dan jarak perpindahan material. b. Informasi mengenai ongkos pemindahan meterial yang dibutuhkan. 2. Output: a. Tata letak blok fasilitas produksi yang optimal. b. Perhitungan ongkos pemindahan material (matriks ongkos) yang dapat direduksi dari tata letak usulan terhadap taat letak awal. 7.3 Output 7.3.1 Data-data (jarak antar departemen, luas departemen, allowance, luas total, dll)

description

penelitian

Transcript of BAB 7 praktikum

Page 1: BAB 7 praktikum

BAB 7

OPTIMASI LAYOUT PRODUKSI

7.1 Tujuan Praktikum

1. Mampu membuat tata letak departemen produksi yang optimal dari suatu industri.

2. Mengetahui dan mengenal cara penggunaan software Win-Qsb.

3. Mampu meminimasi ongkos pemindahan material.

7.2 Input dan Output

1. Input:

a. Informasi mengenai frekuensi dan jarak perpindahan material.

b. Informasi mengenai ongkos pemindahan meterial yang dibutuhkan.

2. Output:

a. Tata letak blok fasilitas produksi yang optimal.

b. Perhitungan ongkos pemindahan material (matriks ongkos) yang dapat direduksi

dari tata letak usulan terhadap taat letak awal.

7.3 Output

7.3.1 Data-data (jarak antar departemen, luas departemen, allowance, luas total, dll)

Dibawah ini merupakan data-data berupa jarak antar departemen, luas departemen,

allowance, dan luas total, yaitu sebagai berikut :

Tabel 7.1 Data Luas Departemen

No Departemen KodeLuas

Departemen (m2)

Allowance (m)

Jenis Allowance

Luas Total (m2)

1 Penerimaan A   26 2 Material 282 Pensortiran B   28 2 Material 303 Pengecetan C   21 3 Material 244 Penjemuran D   45 5 Material 505 Pengukuran E   20 2 Material 22

6Pemotonga

n F   22 2 Material 247 Perakitan G   25 3 Material 288 Peng H   34 2 Material 36

Page 2: BAB 7 praktikum

No Departemen KodeLuas

Departemen (m2)

Allowance (m)

Jenis Allowance

Luas Total (m2)

epressanTotal 242

7.3.2 Tetris (awalan, alternatif 1 dan alternatif 2)

  1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

1 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 1 2 3 4 5 6

2 6 7 8 910 6 7 8 9

10 5 6 7 8 3 4 7 8 9

10

11

12

3 11

12  

13

14

11

12

13

14

15 9   1

011 5 6 1

314    

15

16

4 15

16  

17

18

16

17

18

19

20

12   1

314 7 8 1

718    

19

20

5 19

20

21

22

23

21

22

23

24

25

15

16

17

18 9 1

021

22    

23

24

6 24

25

26

27

28

26

27

28

29

30

19

20

21

22

11

12

25

26

27

28

29

30

7 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 23

24

13

14

31

32

33

34

35

36

8 8 910

11

12

13

14 6 7 8 9 1

015

16

17

18

37

38

39

40

41

42

9 15

16      

17

18

11       1

219

20

21

22

43

44

45

46

47

48

10

19

20      

21

22

13      

14 1 2 3 4 5 6 7 8

49

50

11

23

24

25

26

27

28

29

15

16

17

18

19 9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

12

30

31

32

33

34

35

36

20

21

22

23

24

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

Gambar 7.2 Tetris Alternatif 1

  1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

1 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 1 2 3 4 5 6

2 6 7 8 910 6 7 8 9 1

0 5 6 7 8 3 4 7 8 910

11

12

3 11

12

13

14

15

11       1

2 9   10

11 5 6 1

314    

15

16

4 16

17

18

19

20

13      

14

12   1

314 7 8 1

718    

19

20

5 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 2 2     2 2

Page 3: BAB 7 praktikum

1 2 3 4 5 5 6 7 8 9 5 6 7 8 0 1 2 3 4

6 26

27

28

29

30

20

21

22

23

24

19

20

21

22

11

12

25

26

27

28

29

30

7 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6 723

24

13

14

31

32

33

34

35

36

8 6 7 8 910 8 9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

37

38

39

40

41

42

9 11

12  

13

14

15

16      

17

18

19

20

21

22

43

44

45

46

47

48

10

15

16  

17

18

19

20      

21

22 1 2 3 4 5 6 7 8

49

50

11

19

20

21

22

23

23

24

25

26

27

28

29 9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

12

24

25

26

27

28

30

31

32

33

34

35

36

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

Gambar 7.3 Tetris Alternatif 2

Page 4: BAB 7 praktikum

7.3.3 Titik Koordinat Departement

Dari gambar tetris altenatif 1 diatas didapat data titik koordinat dari masing-masing

departemen, yaitu sebagai berikut :

Tabel 7.4 Titik Koordinat Tetris Alternatif 1

No Departemen Kode Titik Koordinat

1 Penerimaan A   (1,1),(6,5)2 Pensortiran B   (1,6),(6,10)3 Pengecetan C   (1,11),(6,12)-(1,13),(7,14)4 Penjemuran D   (1,17),(9,20)-(1,21),(10,22)5 Pengukuran E   (1,15),(7,16)-(8,13),(9,16)6 Pemotongan F   (7,8),(12,12)7 Perakitan G   (10,13),(12,20)-(11,21),(12,22)

Dari gambar tertris altenatif 1 diatas didapat data titik koordinat dari masing-masing

departemen, yaitu sebagai berikut :

Tabel 7.5 Titik Koordinat Tetris Alternatif 2

No Departemen Kode Titik Koordinat

1 Penerimaan A   (10,13),(12,20)-(11,21),(12,22)2 Pensortiran B   (1,1),(6,5)3 Pengecetan C   (1,6),(6,10)4 Penjemuran D   (1,17),(9,20)-(1,21),(10,22)5 Pengukuran E   (1,15),(7,16)-(8,13),(9,16)6 Pemotongan F   (1,11),(6,12)-(1,13),(7,14)7 Perakitan G   (7,1),(12,5)8 Pengepressan H   (7,6),(12,12)

7.3.4 Hasil Win-Qsb

Page 5: BAB 7 praktikum

Setelah dilakukan penyelesaian menggunakan software Win-Qsb, sehingga didapat hasil dari

Win-Qsb untuk alternatf yang pertama, yaitu sebagai berikut :

Gambar 7.6 Hasil Win-Qsb Alternatif 1

Setelah dilakukan penyelesaian menggunakan software Win-Qsb, sehingga didapat hasil dari

Win-Qsb untuk alternatf yang kedua, yaitu sebagai berikut :

Gambar 7.7 Hasil Win-Qsb Alternatif 2

Page 6: BAB 7 praktikum

7.4 Hasil dan Pembahasan

7.4.1 Data-data (jarak antar departemen, luas departemen, allowance, luas total, dll)

Dari data-data yang terdapat pada tabel dapat diketahui bahwa luas untuk departemen

penerimaan yaitu sebesar 26 m2 dengan allowance sebesar 2 m untuk jenis allowance

material sehingga total luas departemen sebesar 28 m2, luas untuk departemen pensortiran

yaitu sebesar 28 m2 dengan allowance sebesar 2 m untuk jenis allowance material sehingga

total luas departemen sebesar 30 m2, luas untuk departemen pengecatan yaitu sebesar 21 m2

dengan allowance sebesar 3 m untuk jenis allowance material sehingga total luas departemen

sebesar 24 m2, luas untuk departemen penjemuran yaitu sebesar 45 m2 dengan allowance

sebsesar 5 m untuk jenis allowance material sehingga total luas departemen sebesar 50 m2,

luas untuk departemen pengukuran yaitu sebesar 20 m2 dengan allowance sebesar 2 m untuk

jenis allowance material sehingga total luas departemen sebesar 22 m2, luas untuk

departemen pemotongan yaitu sebesar 22 m2 dengan allowance sebesar 2 m untuk jenis

allowance material sehingga total luas departemen sebesar 24 m2, luas untuk departemen

perakitan yaitu sebesar 25 m2 dengan allowance sebesar 3 m untuk jenis allowance material

sehingga total luas departemen sebesar 28 m2, dan luas untuk departemen pengepressan yaitu

sebesar 34 m2 dengan allowance sebesar 2 m untuk jenis allowance material sehingga total

luas departemen sebesar 36 m2.

7.4.2 Tetris (awalan, alternatif 1 dan alternatif 2)

Dari data-data luas departemen, allowance, serta luas total sehingga didapat total dari luas

total departemen yaitu sebesar 242, sehingga dapat dibentuk menjadi kerangka tetris

alternatif dengan dinaikkan angkanya menjadi 264 sehingga didapat panjang dan lebar tetris

22 x 12. Kemudian dari kerangka tersebut dapat disusun blok-blok departemen menjadi

sedemikian rupa, dan didapatkan dua alternatif yang berbeda untuk penempatan blok-blok

departemen tersebut.

7.4.3 Titik Koordinat Departemen

Dari tabel titik koordinat untuk tetris alternatif 1 dapat diketahui bahwa untuk departemen

penerimaan didapatkan titik koordinat sebesar (1,1),(6,5), untuk departemen pensortiran

didapatkan titik koordinat sebesar (1,6),(6,10), untuk departemen pengecatan didapatkan titik

koordinat sebesar (1,11),(6,12)-(1,13),(7,14), untuk departemen penjemuran didapatkan titik

koordinat sebesar (1,17),(9,20)-(1,21),(10,22), untuk departemen pengukuran didapatkan titik

Page 7: BAB 7 praktikum

koordinat sebesar (1,15),(7,16)-(8,13),(9,16), untuk departemen pemotongan didapatkan titik

koordinat sebesar (7,8),(12,12), untuk departemen perakitan didapatkan titik koordinat

sebesar (10,13),(12,20)-(11,21),(12,22), dan untuk departemen pengepressan didapatkan titik

koordinat sebesar (7,1),(12,7).

Dari tabel titik koordinat untuk tetris alternatif 1 dapat diketahui bahwa untuk departemen

penerimaan didapatkan titik koordinat sebesar (10,13),(12,20)-(11,21),(12,22), untuk

departemen pensortiran didapatkan titik koordinat sebesar (1,1),(6,5), untuk departemen

pengecatan didapatkan titik koordinat sebesar (1,6),(6,10), untuk departemen penjemuran

didapatkan titik koordinat sebesar (1,17),(9,20)-(1,21),(10,22), untuk departemen pengukuran

didapatkan titik koordinat sebesar (1,15),(7,16)-(8,13),(9,16), untuk departemen pemotongan

didapatkan titik koordinat sebesar (1,11),(6,12)-(1,13),(7,14), untuk departemen perakitan

didapatkan titik koordinat sebesar (7,1),(12,5), dan untuk departemen pengepressan

didapatkan titik koordinat sebesar (7,6),(12,12).

7.4.4 Langkah-langkah Win-Qsb

Berikut merupakan langkah-langkah dari optimasian layout dengan menggunakan software

Win-Qsb pada alternatif 1, yaitu :

a. Pertama memilih problem type menjadi functional layout, kemudian pilih

objective criterion minimization, memberi nama problem title menjadi PTLF B2,

mengisi jumlah departemen, jumlah rows, dan jumlah coloumns.

Gambar 7.8 Problem Specification Winqsb

Page 8: BAB 7 praktikum

b. Kedua mengisi nama departemen dengan simbol A hingga H, mengganti

departemen A menjadi fixed location, mengisikan biaya dari matrix flow, dan

mengisi koordinat iterasi alternatif 1.

Gambar 7.9 Functional Layout Information

c. Kemudian klik solve and analyze-solve the problem

Gambar 7.10 Functional Layout Information

d. Memilih solution option improve by exchangng 2 departements, distance measure

rectilinear distance, klik pada show the exchange iteration, klik OK

Gambar 7.11 Solution Option

Page 9: BAB 7 praktikum

e. Klik iteration-next iteration, hingga muncul tulisan the exchange improvement

procedure is complete.

Gambar 7.12 Rectilinear Distance

Gambar 7.13 Rectilinear Distance

f. Selesai

Gambar 7.14 Rectilinear Distance

Page 10: BAB 7 praktikum

Berikut merupakan langkah-langkah dari optimasian layout dengan menggunakan software

Win-Qsb pada alternatif 2, yaitu :

a. Pertama memilih problem type menjadi functional layout, kemudian pilih

objective criterion minimization, memberi nama problem title menjadi PTLF B2,

mengisi jumlah departemen, jumlah row, dan jumlah coloumns.

Gambar 7.15 Problem Specification Winqsb

b. Kedua mengisi nama depatemen dengan simbol A hingga H, mengganti

departemen A menjadi fixed location, mengisikan biaya dari matrix flow, dan

mengisi koordinat iterasi alternatif 2.

Gambar 7.16 Functional Layout Information

Page 11: BAB 7 praktikum

c. Kemudian klik solve and analyze-solve the problem

Gambar 7.17 Functional Layout Information

d. Memilih solution option improve by exchangng 3 departements, distance measure

rectilinear distance, klik pada show the exchange iteration, klik OK.

Gambar 7.18 Solution Option

Page 12: BAB 7 praktikum

e. Klik iteration-next iteration, hingga muncul tulisan the exchange improvement

procedure is complete.

Gambar 7.19 Rectilinear Distance

Gambar 7.20 Rectilinear Distance

Page 13: BAB 7 praktikum

f. Selesai

Gambar 7.21 Rectilinear Distance

7.4.5 Hasil Win-Qsb

Dengan subjektif maka blok alternatif 1 dipilih untuk dioptimisasi. WinQSB adalah aplikasi

program dibawah windows yang diperuntukkan untuk penyelesaian masalah – masalah

optimisasi. Untuk permasalahan tata letak, menu yang digunakan adalah facility location and

layout. Input yang harus diberikan berupa koordinat sel – sel setiap departemen sesuai dengan

tata letak ruangan yang akan diiterasi dengan nomor penanda (dalam abjad) dan flow per unit

cost yang terjadi pada penggunaan alat material handling antar departemen sesuai dengan

data matriks ongkos. Kemudian setiap alternatif akan diuji melalui 4 metode, yaitu :

a. 2 – OPT (improve by exchanging 2 departements)

b. 3 – OPT (improve by exchanging 3 departements)

c. improve by exchanging 2 departements then 3 departements

d. improve by exchanging 3 departements then 2 departements

Dalam penggunaan software winqsb untuk menyelesaikan masalah pada laporan bab ini

(membuat tata letak departemen produksi yang optimal dari suatu industri dan meminimasi

ongkos pemindahan material), kami menggunakan metode iterasi setiap alternatif yaitu

alternatif 1 menggunakan metode 2-OPT (improve by exchanging 2 departements)

penyelesaian dengan menukar 2 departements pada saat bersamaan sedangkan pada alternatif

2 kami menggunakan metode 3-OPT (improve by exchanging 3 departements) penyelesaian

dengan menukar 3 departements pada saat bersamaan. Hasil terpilih adalah alternatif 1

Page 14: BAB 7 praktikum

karena tata letak departemen produksi yang lebih optimal dibanding dengan alternatif 2 serta

ongkos material handling yang lebih rendah dibanding alternatif 2.

Page 15: BAB 7 praktikum

DAFTAR PUSTAKA

Apple, J.A., 1972, Plant Layout and Material Handling Systems Design, Ronald Press.

F. Software Win Qsb Versi XX

Hadiguna, R.A., 2008, Tata Letak Pabrik, Penerbit ANDI, Yogyakarta.

Heragu, S., 1997, Facilities Design, PWS Publishing Company, Boston.

Muther Richard & Associates, 2005, Overview of Systematic Layout Planning,

Marietta: Division of High Performance Concepts, Inc, www.RichardMuther.com

Newman, Donald, G., 1990, Engineering Economic Analysis, Engineering Press Inc, California.