BAB 7 - Petunjuk Operasi Dan Pemeliharaan

9
BAB VII PETUNJUK OPERASI DAN PEMELIHARAAN VII.1 Umum Operasi dan pemeliharaan dilakukan dengan tujuan agar unit-unit pengolahan dapat berfungsi optimal dan mempunyai efisiensi pengolahan seperti yang diharapkan sehingga dapat menghasilkan efluen air limbah memenuhi baku mutu yang ditetapkan. Pelaksanaan operasi dan pemeliharaan instalasi penting dengan tujuan : kinerja masing-masing unit optimal sehingga instalasi dapat terus beroperasi meminimalisasi biaya perbaikan unit tidak mengganggu lingkungan sekitar. Upaya operasi dan pemeliharaan dilakukan dengan kegiatan dasar seperti pengukuran debit aliran, sampling, pengujian laboratorium dan pencatatan. Evaluasi terhadap debit dilakukan untuk memeriksa akurasi peralatan pengukuran yang digunakan pada instalasi. Prosedur sampling ditinjau melalui penentuan frekuensi pengambilan sampel, lokasi pengambilan serta pengawetan yang tepat. Sedangkan pencatatan dilakukan melalui pendokumentasian yang rinci mengenai fasilitas fisik, operasi, pemeliharaan, persyaratan administrasi dan kepegawaian. Pada pemeriksaan kinerja instalasi, teknisi perlu mengamati sampel, laju debit dan hasil analisa laboratorium. Evaluasi instalasi pengolahan air limbah dilakukan melalui pengujian tiap unit proses maupun unit operasi. Hal ini dilakukan dengan meneliti mekanisme operasi unit dan fungsi tiap unit pada instalasi tersebut. VII-1

description

nope

Transcript of BAB 7 - Petunjuk Operasi Dan Pemeliharaan

  • BAB VII

    PETUNJUK OPERASI DAN PEMELIHARAAN

    VII.1 Umum

    Operasi dan pemeliharaan dilakukan dengan tujuan agar unit-unit pengolahan dapat

    berfungsi optimal dan mempunyai efisiensi pengolahan seperti yang diharapkan

    sehingga dapat menghasilkan efluen air limbah memenuhi baku mutu yang

    ditetapkan.

    Pelaksanaan operasi dan pemeliharaan instalasi penting dengan tujuan :

    kinerja masing-masing unit optimal sehingga instalasi dapat terus beroperasi meminimalisasi biaya perbaikan unit tidak mengganggu lingkungan sekitar.

    Upaya operasi dan pemeliharaan dilakukan dengan kegiatan dasar seperti pengukuran

    debit aliran, sampling, pengujian laboratorium dan pencatatan. Evaluasi terhadap

    debit dilakukan untuk memeriksa akurasi peralatan pengukuran yang digunakan pada

    instalasi. Prosedur sampling ditinjau melalui penentuan frekuensi pengambilan

    sampel, lokasi pengambilan serta pengawetan yang tepat. Sedangkan pencatatan

    dilakukan melalui pendokumentasian yang rinci mengenai fasilitas fisik, operasi,

    pemeliharaan, persyaratan administrasi dan kepegawaian.

    Pada pemeriksaan kinerja instalasi, teknisi perlu mengamati sampel, laju debit dan

    hasil analisa laboratorium. Evaluasi instalasi pengolahan air limbah dilakukan melalui

    pengujian tiap unit proses maupun unit operasi. Hal ini dilakukan dengan meneliti

    mekanisme operasi unit dan fungsi tiap unit pada instalasi tersebut.

    VII-1

  • VII.2 Pengolahan Pendahuluan

    VII.2.1 Fine Screen

    Kotoran-kotoran berukuran besar yang terbawa air limbah dapat merusak peralatan

    pada IPAL dan mengganggu operasi serta proses pengolahan. Kerusakan pada unit-

    unit pengolahan pada IPAL sering terjadi akibat buruknya kinerja fine screen yang

    dapat disebabkan kelalaian dalam pemeliharaan screen. Permasalahan pada screen

    dan solusi permasalahannya terdapat pada Tabel VII.1.

    Tabel VII.1 Permasalahan dan Solusi Permasalahan pada Fine Screen

    Indikasi Dugaan penyebab Solusi

    1a) Waktu penyimpanan kotoran yang

    tersaring (screenings) terlalu lama 1) Timbul bau dan

    serangga 1b) Akumulasi kotoran pada bak

    kontrol

    Membersihkan screen, bak kontrol,

    dan wadah penampung screenings

    secara rutin

    2a) Adanya kotoran lain yang terbawa

    air limbah

    Memeriksa sumber kotoran dan

    mengupayakan agar kotoran

    tersebut tidak lagi terbawa aliran air

    limbah

    2) Terjadi

    penyumbatan

    parah pada bukaan

    screen 2b) Pembersihan screen tidak rutin Membersihkan screen setiap hari

    3) Akumulasi

    kotoran pada

    saluran pembawa

    air limbah

    3a) Kecepatan aliran dalam pipa terlalu

    kecil

    Memperbesar kemiringan dasar

    pipa, mendesain ulang ukuran pipa

    agar terjadi self cleansing, dan

    menggelontor saluran pembawa

    dalam selang waktu tertentu

    (Qasim, 1985)

    Secara umum, pemeliharaan fine screen harus dilakukan paling sedikit satu kali

    dalam sehari yaitu dengan cara membuang screenings yang terkumpul pada

    penampung, bak kontrol inlet, dan bukaan pada screen bila terjadi penyumbatan

    parah dan dilakukan pencucian unit termasuk pembersihan batang-batang screen

    dengan frekuensi tertentu. Selain itu, ruang screen harus selalu berada dalam keadaan

    VII-2

  • tertutup bila tidak sedang dilakukan inspeksi unuk mencegah debu dan kotoran dari

    luar yang dapat mengurangi efektifitas kinerja screen.

    VII.2.2 Tangki Ekualisasi

    Upaya pemeliharaan tangki ekualisasi dilakukan untuk menjaga kinerja unit.

    Pengendapan kotoran atau lumpur harus dicegah dengan cara memonitor surface

    aerator dengan rutin dan melakukan pemeriksaan secara berkala pada pipa lumpur

    untuk mengetahui apakah terjadi pengendapan di dasar tangki. Permasalahan pada

    tangki ekualisasi dan solusi permasalahannya terdapat pada Tabel VII.2.

    Tabel VII.2 Permasalahan dan Permasalahan pada Tangki Ekualisasi

    Indikasi Dugaan penyebab Pemeriksaan Solusi

    1) Timbul bau Pengendapan kotoran/

    lumpur di dasar tangki

    Inspeksi

    karakteristik air

    limbah dengan cara

    membuka katup pipa

    lumpur

    Memeriksa kondisi

    surface aerator

    VII.2.3 Stasiun Pompa

    Stasiun pompa yang didesain terdiri dari 2 buah pompa agar ketika satu pompa rusak,

    terdapat cadangan pompa untuk menjaga unit-unit pengolahan pada instalasi dapat

    terus bekerja. Upaya-upaya perawatan pompa yang harus dilakukan adalah sebagai

    berikut:

    a) memeriksa temperatur pompa dengan meletakkan tangan pada pompa. Jika

    terasa panas, periksa komponen-komponen pompa untuk mengetahui sumber

    permasalahan

    b) memeriksa pompa dan komponen-komponenya jika pompa menimbulkan

    suara yang tidak biasa

    VII-3

  • c) melumasi motor pompa secara berkala, minimal satu kali dalam satu minggu.

    Pelumasan dilakukan dengan hati-hati agar pelumas tidak berlebih maupun

    kekurangan

    d) penggunaan pompa secara bergantian agar perawatan pompa lebih intensif.

    Beberapa permasalahaan yang sering terjadi pada pompa dan solusi permasalahannya

    disajikan pada Tabel VII.3.

    Tabel VIII.3 Permasalahan dan Solusi Permasalahan pada Pompa

    Indikasi Dugaan penyebab Pemeriksaan Solusi

    1) Pompa

    menimbulkan suara

    bising

    1a) Terjadi penyumbatan

    pada inlet pompa

    Pemeriksaan ruang

    lumpur tangki

    ekualisasi

    Membuang lumpur yang

    menyebabkan

    penyumbatan pada inlet

    pipa

    1b) Pompa kurang

    pelumas

    Pemeriksaan

    komponen-

    komponen pipa

    Pemberian pelumas pada

    motor dan komponen

    pompa secara teratur

    1c) Pondasi pompa

    kurang kokoh

    Pemeriksaan pondasi

    pompa

    Memperbaiki pondasi

    2) Debit pompa lebih

    kecil dari

    kapasitasnya

    Terjadi penyumbatan

    pada pipa inlet atau

    outlet pompa

    Pemeriksaan kinerja

    fine screen

    Membersihkan fine

    screen secara teratur dan

    menggelontor pipa inlet

    pompa dengan air bersih.

    (Qasim, 1985)

    VII.3 Pengolahan Tahap Pertama (Primary Treatment)

    VII.3.1 Tangki Prasedimentasi (Primary Sedimentation)

    Tangki prasedimentasi berpotensi untuk menimbulkan bau yang dapat mengganggu

    kehidupan sosial di sekitar pabrik. Bau timbul karena air limbah dalam tangki ini

    didiamkan dalam waktu yang cukup lama (lebih dari satu jam). Saat air limbah

    VII-4

  • memasuki tangki, komponen-komponen air limbah yang dapat menimbulkan bau

    lepas ke atmosfer karena tangki tidak tertutup. Sumber bau bisa berasal dari scum

    yang terbentuk di permukaan air dan lumpur yang terakumulasi di dalam tangki.

    Pengoperasian tangki yang tidak sesuai prosedur mengakibatkan peningkatan beban

    organik dan solid pada DAF. Oleh karena itu, perawatan tangki prasedimentasi

    diperlukan untuk menjaga efisiensi penyisihan zat pencemar dan mengontrol bau.

    Permasalahan pada prasedimentasi dan solusi permasalahannya terdapat pada Tabel

    VII.4.

    Tabel VII.4 Permasalahan dan Solusi Permasalahan pada Tangki Prasedimentasi

    Indikasi Dugaan Penyebab Pemeriksaan Solusi

    1) Penyisihan

    suspended solid

    rendah

    Akumulasi lumpur

    dalam tangki sudah

    terlalu banyak

    Pemeriksaan

    pompa lumpur

    Menambah frekuensi

    pemompaan

    2a) Kecepatan

    skimmer terlalu

    rendah

    Menambah kecepatan rotasi

    skimmer

    2b) Skimmer rusak

    atau tumpul

    Pemeriksaan

    skimmer

    Memperbaiki skimmer 2) Scum terbawa oleh

    overflow

    2c) Akumulasi scum

    di permukaan air

    Menyisihkan scum lebih

    sering

    3) Konsentrasi solid

    pada lumpur kecil

    Pembuangan lumpur

    terlalu sering

    Mengatur frekuensi

    pemompaan lumpur

    4) Terbentuk slime

    pada V notch

    Akumulasi scum di

    permukaan

    Pemeriksaan V

    notch dan

    permukaan air

    Membersihkan tepi atas

    tangki dan V notch secara

    berkala

    (Qasim,1985)

    VIII.3.2 Dissolved Air Flotation (DAF)

    DAF terdiri dari tangki tekan, tangki flotasi, dan kompresor sebagai suplai udara.

    Oleh karena itu, kerusakan pada satu komponen dalam sistem DAF akan

    VII-5

  • mempengaruhi kinerja penyisihan minyak, lemak dan TSS dalam tangki DAF

    sehingga perawatan harus dilakukan terhadap semua komponen sistem. Permasalahan

    pada DAF dan solusi permasalahannya terdapat pada Tabel VII.5.

    Tabel VII.5 Permasalahan dan Solusi Permasalahan pada Tangki DAF

    Indikasi Dugaan penyebab Pemeriksaan Solusi

    1a) Kecepatan rotasi skimmer terlalu besar

    Pemeriksaan skimmer

    1b) Beban pengolahan (solid loading) terlalu besar

    Pemeriksaan kualitas

    efluen DAF

    Memeriksa kinerja unit-unit

    sebelum DAF

    1c) Rasio A/S berlebih

    Pemeriksaan visual

    scum. Scum

    berbentuk buih-buih

    Mengurangi debit aliran

    udara dari tangki tekan

    1) Scum terbentuk

    terlalu tipis

    (sedikit)

    1d) Udara terlarut kurang

    Pemeriksaan kualitas

    efluen DAF

    Menambah debit aliran udara

    dari tangki tekan

    2) Udara terlarut

    rendah

    2a) Kompresor

    bermasalah,

    penyumbatan pada

    pompa

    Inspeksi pompa,

    kompresor, dan

    tangki tekan

    Membersihkan atau

    memperbaiki alat-alat bila

    diperlukan

    3) Konsentrasi

    solid pada efluen

    tinggi

    3a) Beban

    pengolahan solid

    loading) terlalu

    besar

    Lihat no 1.b

    3b) Skimmer tidak

    bergerak terlalu

    lambat

    Pemeriksaan skimmer Mempercepat laju skimmer

    dan memperbaiki skimmer

    bila rusak

    3c) Rasio air/solid

    terlalu kecil

    Lihat no 2a. Menambah jumlah udara ke

    tangki tekan

    4) Air di tangki

    tekan terlalu tinggi

    4a) Suplai udara

    kurang

    Inspeksi pipa udara

    dari kompresor

    Memperbaiki peralatan

    apabila diperlukan

    VII-6

  • VII.4 Pengolahan Tahap Kedua (Secondary Treatment)

    VII.4.1 Reaktor Fixed Bed

    Permasalahan pada reaktor fixed bed dan solusi permasalahannya terdapat pada

    Tabel VII.6.

    Tabel VII.6 Permasalahan dan Solusi Permasalahan pada Reaktor Fixed Bed

    Indikasi Dugaan penyebab Pemeriksaan Solusi

    1a) Kelebihan beban

    hidraulik

    Pemantauan asam

    volatil, alkalinitas, dan

    temperatur hingga rasio

    stabil

    Penambahan biomassa,

    memperpanjang waktu detensi,

    memastikan pH dan

    temperatur, serta nutrien

    berada dalam konsentrasi

    optimum

    1b) Kelebihan beban

    organik

    Pemantauan volume

    pemompaan lumpur dan

    kandungan volatile

    padat

    1) Peningkatan asam

    volatil hingga rasio

    alkalinitas

    1c) Adanya senyawa

    toksik

    Pemantauan asam

    volatil, pH, dan produksi

    gas.

    Menjaga agar pH tetap 7

    2) Kandungan CO2

    dalam gas meningkat

    2a) Rasio asam

    volatil terhadap

    alkalinitas naik

    Analisa gas Penambahan alkalinitas

    3) Penurunan yield

    metana

    3 a)Mikroorganisme

    metan tidak bekerja

    secara optimum

    Analisa gas, pengecekan

    yield metana terhadap

    konsentrasi COD yang

    tersisihkan

    Mengontrol pH dengan

    penambahan basa

    4) Konsentrasi solid

    pada efluen tinggi

    4 a) Akumulasi

    mikroorganisme tak

    terlekat

    Pemeriksaan suspended

    solids dan MLVSS di

    efluen

    Membuka pipa drain untuk

    mengurangi konsentrasi

    mikroorganisme

    VII-7

  • VII.4.2 Sequencing Batch Activated Sludge

    Untuk menjaga agar proses yang terjadi di dalam reaktor berlangsung dengan baik,

    dilakukan pengecekan harian terhadap beberapa parameter ini sebagai alat kontrol

    proses, yaitu konsentrasi dissolved oxygen (DO) di tangki SBR, konsentrasi MLSS,

    SVI, dan umur lumpur. Jika hasil pemeriksaan berlebih atau kurang dari yang

    seharusnya, maka harus dilakukan tindakan-tindakan untuk mengatasi permasalahan

    tersebut, oleh karena itu, operator IPAL harus diberi pelatihan khusus tentang operasi

    dan proses. Beberapa permasalahan yang sering terjadi pada reaktor SBR dan solusi

    permasalahannya terdapat pada Tabel VII.7.

    Tabel VII.7 Permasalahan dan Solusi Permasalahan pada Reaktor Sequencing

    Batch Activated Sludge

    Indikasi Dugaan Penyebab Pemeriksaan Solusi

    1a) Umur lumpur

    terlalu lama

    Memperbesar debit

    pembuangan lumpur

    1b) Umur lumpur

    telalu kecil

    Mengurangi debit

    pembuangan lumpur

    1c) Bulking sludge Menambah nutrien

    1d) Terbentuk foam Mengoptimasi kinerja

    DAF

    1) Solid terbawa

    aliran efluen

    karena

    pengendapan

    yang buruk dan

    lumpur tidak

    terkompaksi

    dengan baik

    1e) Organic loading

    terlalu besar

    Pemeriksaan SVI,

    COD, umur lumpur,

    dan Dissolved

    Oxygen (DO) Menambah waktu siklus

    arasi dan mengurangi

    debit pembuangan

    lumpur

    2) Kualitas

    efluen keruh

    dan buruk,

    tetapi SVI bagus

    2a) Rendahnya

    MLVSS/MLSS

    Menambah

    MLVSS/MLSS

    2b) Rendahnya

    konsentrasi udara

    terlarut atau pH

    Pemeriksaan DO

    dan pH

    Menambah waktu aerasi

    meningkatkan MLSS dan

    menaikkan pH hingga 7.

    VII-8

  • Indikasi Dugaan Penyebab Pemeriksaan Solusi

    2c) Organic loading

    terlalu besar

    Pemeriksaan COD

    efluen dan influen

    Menambahkan MLVSS

    dan waktu aerasi

    2d) Adanya senyawa

    toksik

    Identifikasi senyawa

    toksik, mengurangi debit

    pembuangan lumpur dan

    menambah waktu aerasi

    Kualitas efluen

    keruh dan

    buruk, tetapi

    SVI bagus 2e) Aerasi berlebihan Pemeriksaan

    konsentrasi DO

    Mengurangi waktu

    aerasi, menambah denit

    prmbuangan lumpur

    3) Foam di

    permukaan air

    3a) Adanya bakteri

    filamentous dalam

    jumlah banyak

    Pemeriksaan

    mikrobiologi untuk

    Dilakukan seeding

    tambahan dari instalasi

    lain yang bakterinya

    sesuai dengan

    karakteristik air limbah.

    3b) Defisiensi nutrien Pemeriksaan rasio

    C:N:P

    Menambah nutrien

    3c) Umur lumpur

    terlalu besar atau kecil

    Pemeriksaan

    umur ;umpur

    Memperbesar atau

    memperkecil debit

    pembuangan lumpur

    3d) Adanya minyak

    dan lemak

    Pemeriksaan

    konsentrasi minyak

    dan lemak

    Inspeksi kinerja DAF.

    Menyemprot foam

    dengan spray

    3e) Aerasi terlalu lama 3e. Pemeriksaan

    konsentrasi DO

    Memperkecil debit udara

    dari surface aerator

    3f) Terjadi

    denitrifikasi

    Pemeriksaan umur

    lumpur

    Pemeriksaan

    konsentrasi DO

    Menurunkan umur

    lumpur dan menaikkan

    waktu aerasi hingga

    konsentrasi DO sampai

    lebih dari 1 mg/l.

    (Poltak, F.R, 2005)

    VII-9

    2013-10-30T08:57:21+0700ITB Digital Library