Pedoman Operasi Dan Pemeliharaan Prasarana Dasar Desa

download Pedoman Operasi Dan Pemeliharaan Prasarana Dasar Desa

of 101

Transcript of Pedoman Operasi Dan Pemeliharaan Prasarana Dasar Desa

PEDOMANOPERASI DAN PEMELIHARAAN PRASARANA DASAR DESA

Jl. Melati No. 173A Sambilegi Baru, Maguwoharjo, Depok Sleman Telp : (0274) 433 2012, Fax : (0274) 433 2467 E-mail : [email protected] www.rekompakjrf.com

KATA PENGANTAR

Program Rehabilitasi dan Rekonstruksi Masyarakat dan Permukiman berbasis masyarakat Java Reconstruction Fund (REKOMPAK-JRF) telah berhasil membangun 21.633 rumah dalam waktu 14 bulan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah serta melakukan rehabilitasi dan pembangunan kembali prasarana dan sarana dasar desa/kelurahan melalui penyusunan Rencana Penataan Permukiman (RPP)/Community Settlement Plan (CSP) yang berorientasi pada pengurangan risiko bencana secara partisipatif. Prasarana dan sarana dasar tersebut diharapkan akan memberikan manfaat jangka panjang dan oleh karena itu, masyarakat perlu diberi kemampuan dalam mengoperasikan dan memelihara prasarana dan sarana dasar yang telah dibangun. Faktor yang mempengaruhi berfungsinya prasarana dan sarana dasar selain kualitas konstruksi adalah pengelolaannya, yang mencakup; organisasi pengelola, operasi dan pemeliharaan serta pembiayaan yang sesuai dengan kebutuhan. Pengelolaan yang baik, tepat guna dan efisien akan berpengaruh pada kualitas layanan dan umur pengoperasian yang akhirnya mampu memberikan dampak langsung pada kehidupan sosial ekonomi masyarakat secara berkesinambungan pada 265 desa/kelurahan sasaran REKOMPAK-JRF. Melalui proses pemberdayaan REKOMPAK-JRF diharapkan dapat menumbuhkan rasa memiliki dan memunculkan kesadaran dan tanggungjawab untuk memelihara serta meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengoperasikan dan memelihara sarana dan prasarana dasar yang telah dibangun secara benar dan efisien agar dapat bermanfaat untuk jangka waktu yang lama dan lestari. Untuk itu, diperlukan adanya informasi dan panduan operasi dan pemeliharaan yang tepat dan efisien. Pedoman Pengoperasian dan Pemeliharaan Prasarana dan Sarana Dasar (PPPPSD) ini diharapkan dapat memberikan informasi dan panduan tersebut. Akhir kata, semoga pedoman ini dapat menjadi acuan dalam mengelola prasarana dan sarana dasar yang telah dibangun. Jakarta, Oktober 2010 Direktur Jenderal Cipta Karya

Budi Yuwono NIP. 110020173

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN DAFTAR TABEL DAN BAGAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Landasan Hukum 1.3. Acuan Implementasi 1.4. Ruang Lingkup 1.5. Maksud dan Tujuan 1.6. Sasaran 1.7. Batasan dan Pengertian TEKNIS OPERASI DAN PEMELIHARAAN PRASARANA DASAR DESA/KELURAHAN 2.1. Teknis Operasi dan Pemeliharaan A. Jenis Prasarana B. Tahap-tahap Pemeliharaan C. Prasarana Non Air Bersih dan Sanitasi D. Prasarana Air Bersih dan Sanitasi 2.2. Hal-hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Pengoperasian A. Tahap Perencanaan B. Tahap Konstruksi C. Tahap Pasca Konstruksi 2.3 Ukuran Keberhasilan ORGANISASI PENGELOLA 3.1. Organisasi Pengelola O dan P 3.2. Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga 3.3. Pembentukan Tim Pengelola A. Persiapan B. Pelaksanaan Rembug Warga C. Pengesahan dan Peresmian 3.4. Struktur Pengelola dan Tata Peran A. Struktur Organisasi B. Tugas dan Fungsi C. Kegiatan Rapat D. Pelaporan E. Pelatihan 3.5. Ukuran Keberhasilan

ii i v vii viii

1 2 3 3 3 4 4

BAB II

7 7 8 10 23 43 43 44 44 44

BAB III

45 46 48 48 48 49 50 50 52 53 53 54 53

BAB IV

PEMBIAYAAN 4.1. Klasifikasi Prasarana dan Pembiayaan untuk O dan P 4.2. Penganggaran Operasi dan Pemeliharaan A. Penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan B. Perhitungan Anggaran Pendapatan C. Penyusunan Rencana Anggaran Biaya D. Pencatatan Transaksi dan Pertanggungjawaban Keuangan 4.4. Ukuran Keberhasilan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

55 56 56 64 64 65 67

LAMPIRAN Lampiran Lampiran Lampiran Lampiran Lampiran Lampiran Lampiran Lampiran Lampiran Lampiran Lampiran Lampiran Lampiran Lampiran Lampiran Tata Cara Penetapan Restribusi/Tarif Penerimaan Tarif Komponen Pelayanan Air Bersih Penerimaan Penyambungan Baru-Pelayanan Air Bersih Penerimaan Tarif Komponen Pelayanan Persampahan Penerimaan Tarif Komponen Pelayanan MCK Buku Bank Buku Kas Buku Administarsi dan Umum Buku BOP Air Bersih Buku BOP Persampahan Buku BOP Sanitasi/MCK Laporan Laba (Rugi) Laporan Keuangan Aliran Kas (Cash Flow) Formulir Survei Kondisi Jalan - Perkerasan Formulir Survei Kondisi Jalan Drainase dan Bahu Jalan Lampiran 16 Formulir Survei Kondisi Jembatan Lampiran 17 Formulir Survei Kondisi Prasarana

DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN

ATK AD/ART BAPPD BBM BKM BPMA DMC DPRD DTPL EWS IPLT JR F KPP KSM KU/HU LPMD/K MCK NMC O dan P PJOK PLN PMU PP PPK Rekompak RPP RT/RW SAH SAL TIP TPK TPS UPL

Alat Tulis Kantor Anggaran Dasar /Anggaran Rumah Tangga Berita Acara Pencairan/Penggunaan Dana Bahan Bakar Minyak Badan Keswadayaan Masyarakat Bangunan Penangkap Mata Air District Management Consultant Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Dokumen Teknis Pembangunan Lingkungan Early Warning System Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja Java Reconstruction Fund Kelompok Pengguna Prasarana Kelompok Swadaya Masyarakat Kran Umum / Hidrant Umum Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan Mandi Cuci Kakus National Management Consultant Operasi dan Pemeliharaan Penanggung Jawab Operasional Kecamatan Perusahaan Listrik Negara Project Management Unit Panitia Pelaksana Pejabat Pembuat Komitmen Rehabilitasi dan Rekonstruksi Masyarakat dan Permukiman Berbasis Komunitas Rencana Penataan Permukiman Rukun Tetangga / Rukun Warga Saluran Air Hujan Saluran Air Limbah Tim Inti Perencana Tim Pengelola Kegiatan Tempat Pembuangan Sampah Unit Pengelola Lingkungan

DAFTAR TABEL DAN BAGAN

Tabel 1 Tabel 2 Tabel 3 Tabel 4 Tabel 5 Tabel 6 Tabel 7 Tabel 8 Tabel 9 Tabel 10 Tabel 11 Tabel 12 Tabel 13 Tabel 14 Tabel 15 Tabel 16 Tabel 17 Tabel 18 Tabel 19 Tabel 20

Tanda-tanda Kerusakan Konstruksi Prasarana Jalan Tanda-tanda Kerusakan Konstruksi Prasarana Jembatan Tanda-tanda Kerusakan Konstruksi Talud Tembok Penahan Tanah Perbaikan Pekerjaan Beton Perbaikan Pekerjaan Pasangan Batu Kali Perbaikan Pekerjaan Kayu Rincian Kebutuhan O dan P BPMA Pelaku dan Keterampilan O dan P Rincian Kebutuhan O dan P Sumur Bor Dalam Pelaku dan Keterampilan O dan P Rincian Kebutuhan O dan P Mesin Diesel Pelaku dan Keterampilan O dan P Rincian Kebutuhan O dan P KU/HU Pelaku dan Keterampilan O dan P Rincian Kebutuhan O dan P Tangki Septik MCK Pelaku dan Keterampilan O dan P Rincian Kebutuhan O dan P Bidang Resapan Pelaku dan Keterampilan O dan P Identifikasi Jenis Sampah Kemungkinan Kemudahan Penarikan Retribusi Berdasar Jenis Prasarana

14 16 18 20 21 22 25 25 27 28 31 31 33 34 36 37 40 40 42 55

Bagan 1 Bagan 2 Bagan 3 Bagan 4 Bagan 5

Tahapan Pemeliharaan Pewadahan Sampah Bagan Organisasi Pengelolaan O dan P Prasarana dibawah BKM/TPK Struktur Tim Pengelola O dan P dengan Beberapa Prasarana Struktur Organisasi Tim Pengelola O dan P dengan Satu Prasarana

8 41 46 51 51

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangRehabilitasi dan rekonstruksi prasarana lingkungan permukiman pasca bencana di wilayah desa/kelurahan sasaran REKOMPAK-JRF diharapkan memberikan dampak langsung terhadap kehidupan sosial ekonomi warga desa secara berkesinambungan. Prasarana yang telah dibangun atau diperbaiki diharapkan tidak hanya memberikan manfaat jangka panjang bagi warga tetapi juga dapat lestari dan terus tumbuh dan berkembang. Selain faktor kualitas konstruksi yang dihasilkan, faktor-faktor penting yang mempengaruhi berfungsinya suatu prasarana adalah pengelolaannya, yang mencakup organisasi pengelola, operasi dan pemeliharaan serta pembiayaan yang sesuai dengan kebutuhan. Bila salah satu hal tersebut tidak dipenuhi maka akan berpengaruh kepada kualitas pelayanan dan umur pengoperasian yang akhirnya akan mengakibatkan tidak tercapainya harapan dan tujuan dibangunnya prasarana tersebut. Keberlanjutan suatu kegiatan pengelolaan prasarana sangat tergantung pada efisiensi dan efektifitas dari operasi dan pemeliharaannya. Sementara itu efisiensi dan efektifitas operasi dan pemeliharaan (O dan P) sebagai sistem sangat dipengaruhi oleh banyak faktor dan proses yang muncul dan berlangsung dari tahapan ide atau program sampai sistem tersebut terbangun dan beroperasi. Ciri ciri suatu sistem dikatakan berkelanjutan jika: (1) Berfungsi dengan baik dan menghasilkan manfaat dalam tingkat yang memadai dari sisi (kualitas, kuantitas, kontinyuitas, kenyamanan, terjangkau, efisiensi, kehandalan, kesehatan dan keamanan) (2) Beroperasi dalam jangka waktu yang lama (minimal sesuai dengan usia pakai) (3) Manajemennya dilembagakan (manajemen berbasiskan masyarakat, perspektif gender, kemitraan dengan lembaga-lembaga pemerintah, keterlibatan sektor formal dan informal) (4) Biaya operasi dan pemeliharaan dan administrasi bisa dipenuhi masyarakat pengguna sendiri (minimal cost recovery terhadap biaya O dan P) (5) Perbaikan kerusakan dan penggantian suku cadang bisa dipenuhi di tingkat lokal. (6) Bisa dioperasikan dan dipelihara di tingkat lokal dengan hanya dukungan terbatas dari pihak luar ( bantuan teknis, pelatihan, pemantauan) (7) Tidak mempengaruhi lingkungan secara negatif. Mempertimbangkan kondisi tersebut, maka rehabilitasi dan rekonstruksi prasarana lingkungan permukiman desa melalui proyek REKOMPAK-JRF yang mengedepankan aspek pemberdayaan masyarakat dan berorientasi pengurangan risiko bencana mengupayakan langkah pengembangan dan penguatan peran serta masyarakat mulai dari tahap perencanaan, penyusunan rencana teknis, tahap pelaksanaan dan akhirnya pada

tahap pemanfaatan prasarana yang harus dioperasikan dan dipelihara dengan baik secara mandiri agar selalu siap digunakan. Dari mekanisme peran serta tersebut, maka rasa membutuhkan prasarana (tahap perencanaan) dan rasa memiliki prasarana (tahap pelaksanaan) diharapkan memunculkan kesadaran dan rasa tanggungjawab untuk memelihara prasarana yang telah dibangun sehingga dapat memberikan manfaat yang berkesinambungan dan lestari. Melaksanakan operasi dan pemeliharaan secara benar akan mendukung keberlanjutan dari sistem pada masa pasca konstruksi, yang juga tergantung dari rangkaian faktor dan proses yang dikembangkan dalam tahap perencanaan dan konstruksi. Bisa dikatakan bahwa sustainabilitas operasi dan pemeliharaan suatu sistem dimulai dari tahap perencanaan dan bahkan yang lebih dini yaitu ditahap pengembangan gagasan atau penyusunan usulan.

1.2. Landasan HukumPeraturan perundangan yang menjadi landasan pelaksanaan operasi dan pemeliharaan prasarana desa adalah : (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN). Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pemerintahan Desa. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2008 tentang Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan Bencana. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2008 tentang Peran Serta Lembaga Internasional dan Lembaga Asing Non Pemerintah dalam Penanggulangan Bencana. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional. Peraturan Pemerintah Nomor 36 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 06/PRT/M/2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 13 Tahun 2010 tentang Rencana Nasional Penanggulangan Bencana (RENAS-PB) Tahun 20102014.

(16) Keputusan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Aksi Nasional Pengurangan Risiko Bencana (RAN-PRB) Tahun 2010-1012.

1.3. Acuan Implementasi(1) Grant Agreement Nr. TF 090014IND Java Reconstruction Fund (JRF) For Community Based Settlement Rehabilitation and Reconstruction Project for Central and West Java and Yogyakarta Special Region, beserta perubahannya. Pedoman Operasional Umum (POU) Untuk Desa/kelurahanDalam Rekompak JRF, 2007. Pedoman Operasional Teknis (POT) Untuk Desa/kelurahanDalam Rekompak JRF, 2007.

(2) (3)

1.4. Ruang LingkupBuku ini disusun sebagai pedoman bagi pelaksanaan operasi dan pemeliharaan prasarana desa, khususnya prasarana pengurangan risiko bencana yang telah dibangun selama program REKOMPAK-JRF, tetapi tidak termasuk prasarana dan sarana bangunan pusaka. Untuk bangunan pusaka sudah disusun pedoman pelestarian pusaka dalam buku terpisah. Muatan dari pedoman ini adalah khusus memberikan arahan teknis, pengorganisasian dan pembiayaan bagi pelaksanaan operasi dan pemeliharaan (O dan P). Hal-hal yang tidak diatur dalam pedoman ini, harus tetap merujuk pedoman standar yang bersifat umum dan baku. Selain itu, untuk hal-hal yang bersifat operasional dalam pelaksanaan lapangan tetap harus merujuk pedoman operasional umum dan teknis serta SOP REKOMPAK-JRF yang berlaku.

1.5. Maksud dan TujuanMaksud disusunnya pedoman O dan P ini adalah : (1) Memberikan panduan kepada masyarakat warga dalam mengorganisasikan dan melaksanakan O dan P prasarana desa, (2) Memberikan panduan kepada konsultan pendamping REKOMPAK-JRF dalam memfasilitasi pengorganisasian dan pelaksanaan O dan P prasarana desa, (3) Memberikan arahan kepada pemerintahan desa, pemerintahan kabupaten/kota dan pihak-pihak terkait dalam mendukung pengorganisasian dan pelaksanaan operasi dan pemeliharaan prasarana desa, (4) Mendorong terwujudnya fasilitas prasarana pengurangan risiko bencana yang handal dan siaga, (5) Mendorong terwujudnya kemandirian dalam pengelolaan (teknis, organisasi, pembiayaan) prasarana desa yang berkelanjutan.

Tujuan dari pedoman O dan P ini adalah: (1) Terwujudnya suatu sistem O dan P prasarana desa berbasis komunitas yang berorientasi pada pengurangan risiko bencana, (2) Terwujudnya kemandirian dan keberlanjutan pengelolaan (teknis, organisasi, pembiayaan) prasarana desa, (3) Terwujudnya fasilitas prasarana desa yang handal dan siaga untuk mendukung kesiapsiagaan menghadapi risiko bencana di wilayah desa dan sekitarnya.

1.6. SasaranSasaran operasional pedoman O dan P ini adalah: (1) Terlaksananya langkah-langkah pengorganisasian warga desa dalam pelaksanaan O dan P prasarana desa yang handal, siaga dan mandiri, (2) Terlaksananya kegiatan fasilitasi pengorganisasian dan penyiapan pelaksanaan O dan P prasarana desa oleh konsultan pendamping REKOMPAK-JRF, (3) Meningkatnya peran aktif pemerintah kabupaten/kota dalam memfasilitasi proses pengorganisasian warga dalam pengembangan pelaksanaan O dan P prasarana desa. Kelompok sasaran utama tata-cara operasi dan pemeliharaan ini adalah: (1) Konsultan pendamping tingkat desa, yaitu para fasilitator pendamping masyarakat desa/kelurahan; (2) Komunitas, yaitu seluruh warga (pemakai prasarana), khususnya BKM/TPK, Tim Inti Perencana (TIP), Panitia Pelaksana (PP) dan calon pengelola O dan P; (3) Pemerintah desa/kelurahan, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan (LPMD/K) dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD); (4) Pemerintah Kecamatan, Penanggung Jawab Operasional Kecamatan (PJOK), (5) Walikota/Bupati, Dinas/Instansi Terkait, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Kabupaten/Kota, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten/Kota; (6) Gubernur, Dinas/Instansi Terkait, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi, Satuan Non Vertikal Tertentu (SNVT) Penataan Bangunan dan Lingkungan (PBL) Provinsi, DPRD Provinsi; (7) Konsultan REKOMPAK-JRF; National Management Consultant (NMC), District Management Consultant (DMC); (8) Serta pihak-pihak lain yang peduli atau memanfaatkan pedoman O dan P ini.

1.7. Batasan dan PengertianPengertian dan pemahaman yang dipakai dalam pedoman ini merujuk pada sejumlah sumber adalah sebagai berikut: (1) Operasi dan pemeliharaan adalah serangkaian kegiatan terencana dan sistematis, yang dilakukan secara rutin, berkala maupun perbaikan sewaktu-waktu (insidentil)

untuk menjaga agar prasarana yang telah dibangun tetap dapat berfungsi dan bermanfaat sesuai rencana. (2) Pemeliharaan secara umum dapat dikategorikan dalam tiga jenis, sebagai berikut : a. Pemeliharaan Rutin (preventive maintenance). Pemeliharaan rutin ini dilakukan dengan mengontrol dan merawat prasaranasarana secara rutin/periodik sehingga tidak terjadi kerusakan atau berubah fungsinya. Pemelihraa rutin sifatnya preventif, ringan dan dijadwalkan teratur dalam satu tahun. Bagian penting dari pemeliharaan rutin antara lain adalah pencegahan atau menjaga penggunaan prasarana yang tidak semestinya atau penggunaan diluar fungsinya agar prasarana tidak cepat rusak. b. Pemeliharaan Sesudah Rusak (breakdown maintenance) Pemeliharaan Sesudah Rusak meliputi perbaikan atau modifikasi dari prasarana/sarana yang dilakukan setelah terjadi kerusakan saat digunakan. c. Pemeliharaan Ulang (corrective maintenance). Pemeliharaan ulang meliputi perbaikan rehabilitasi dari prasarana-sarana yang dilakukan untuk mengembalikan seperti fungsinya semula sesuai desain atau standar awal. Kegiatan ini dilaksanakan berdasarkan selang waktu yang cukup lama, biasanya lebih dari satu tahun. Pemeliharaan ulang kadang disebut juga perbaikan besar. (3) Tim Pengelola O dan P prasarana-sarana desa adalah sekelompok orang yang dipilih dan disepakati secara bersama-sama oleh masyarakat/komunitas desa, yang telah diberi wewenang dan tanggung jawab mengelola prasarana-sarana yang ditetapkan. Pembiayaan operasi dan pemeliharaan prasarana-sarana desa ditujukan untuk mengupayakan dan menjamin ketersediaan dana bagi pengelolaan O dan P prasarana oleh tim pengelola prasarana desa, sehingga tidak muncul hambatan dan kendala dari ketersediaan dana.

(4)

BAB II TEKNIS OPERASI DAN PEMELIHARAAN PRASARANA DASAR DESA/KELURAHAN

2.1. Teknis Operasi dan PemeliharaanA. Jenis Prasarana Jenis-jenis prasarana dasar desa yang telah dibangun melalui program REKOMPAK-JRF antara lain adalah: (1) Jenis prasarana Non Air Bersih dan Sanitasi a. Jalan 1) Jalan aspal 2) Jalan makadam 3) Jalan beton 4) Jalan paving 5) Jalan telasah 6) Jalan sirtu 7) Jalan tanah b. Jembatan 1) Jembatan beton 2) Jembatan komposit 3) Jembatan gantung 4) Jembatan kayu 5) Plat decker c. Saluran Drainase / Saluran air hujan (SAH) 1) Saluran dengan pasangan 2) Saluran dengan buis beton 3) Saluran tanah 4) Gorong-gorong 5) Syphon d. Sumur Resapan untuk Drainase/SAH 1) Sumur resapan buis beton 2) Sumur resapan pasangan batu bata e. Bangunan penahan tanah 1) Talud pasangan batu kali 2) Bronjong 3) Beton bertulang 4) Revetment

f. Bendung Bendung pasangan batu g. Embung/ Waduk 1) Tembok/talud pasangan batu kali 2) Tanggul tanah h. Lapangan Evakuasi i. Hidran Pemadam Kebakaran (Fire Hidrant) j. Peralatan Pendukung Peringatan Dini (EWS/ Early Warning System) (2) Jenis prasarana Air Bersih dan Sanitasi a. Air Bersih 1) Bangunan Penangkap Mata Air/BPMA 2) Sumur bor dalam 3) Bak Penampung Air Bersih (Reservoir) 4) Pipa Transmisi & Distribusi, dan Katup (valve) 5) Mesin Diesel Pembangkit Listrik (Genset) b. Sanitasi/MCK (Mandi Cuci Kakus) 1) Bilik MCK 2) Tangki Septik 3) Resapan c. Persampahan 1) Pengumpulan & pemilahan sampah 2) Komposting

B. Tahap-Tahap PemeliharaanTahap-tahap proses pemeliharaan prasarana desa yang dilaksanakan oleh Tim Pengelola O dan P prasarana dasar desa secara umum melalui proses yang dapat digambarkan sebagai berikut :Bagan 1 Tahapan PemeliharaanInventarisasi, Identifikasi Evaluasi & Perhitungan Prioritisasi & Penjadwalan Pembiayaan

Pelaksanaan Pemeliharaan & Pelaporan

(1) Inventarisasi dan Identifikasi Tahap ini adalah menginventarisasi prasarana yang akan dipelihara serta mengidentifikasi masing-masing kondisi prasarana-sarana, dilakukan melalui survey menggunakan formulir kondisi prasarana sebagai terlampir. Sebaiknya dalam pendataan ini meminta juga informasi dari komunitas warga di sekitar lokasi atau pengguna prasarana, karena mereka cukup tahu kondisi prasarana tersebut. Dalam pendataan tersebut harus dicatat dengan lengkap kondisi bagian/komponen prasaranasarana yang akan dipelihara atau yang mengalami kerusakan. Sebagai acuan pencatatan dapat dilihat Tabel1,2,3 Tanda-tanda kerusakan konstruksi prasaranasarana dan uraian prasarana dalam pedoman ini. Pada tahap ini masalah kepemilikan/kewenangan atas prasarana dasar desa harus sudah jelas, jika belum jelas perlu dicari informasi dan dikonfirmasi sesuai data pada saat awal pembangunan prasarana. Prasarana yang bukan milik desa/lingkungan atau diluar kewenangan desa maka operasi & pemeliharaannya, termasuk pembiayaannya harus dikordinasikan dengan dinas/instansi terkait. (2) Evaluasi dan Perhitungan Pada tahap ini hasil invetarisasi dan identifikasi yang sudah disusun akan dievaluasi untuk penentuan metoda dan cara pemeliharaan, perhitungan bahan, peralatan, tenaga kerja/tenaga trampil dan biaya yang dibutuhkan. Sebagai acuan evaluasi dan perhitungan dapat dilihat Tabel-4,5,6 (Prosedur) Perbaikan Pekerjaan. Disini dievaluasi dan ditambahkan juga catatan jumlah yang memanfaatkan prasarana tersebut serta kondisi sosial pemakai serta cakupan pelayanan. Pada tahap ini juga perlu diseleksi prasarana mana yang akan dilakukan pemeliharaan rutin, pemeliharaan perbaikan karena rusak atau masuk kategori rehabilitasi jika kondisinya sudah sangat rusak. Untuk kategori rehabilitasi proses dilakukan terpisah seperti membangun prasarana baru. (3) Prioritisasi dan Penjadwalan Prioritisasi dan penjadwalan secara keseluruhan dari semua prasarana dan komponen yang sudah diinventarisasi, dapat dilakukan dengan melihat aspek-aspek seperti : a. b. c. Kemendesakan, yaitu: kondisi kerusakan prasarana dan kemendesakan karena merupakan prasarana mitigasi bencana yang harus segera dipelihara, Manfaat, yaitu semakin banyak jumlah orang yang menggunakan, semakin prioritas; Kapasitas desa, yaitu: kemampuan desa untuk melaksanaka pemeliharaan sendiri, karena jika tidak mampu ditangani oleh tingkat desa maka perbaikannya perlu diusulkan ke pemerintah kab/kota dan dinas/instansi lainnya, sehingga prosesnya perlu waktu lebih lama, Urutan logis, yaitu: urutan logis secara teknis tahap-tahap pemeliharaan atau perbaikan, Sosial, yaitu : pertimbangan kondisi sosial warga pengguna prasarana (misal kaum jompo, difabel, kelompok perempuan)

d. e.

(4) Pembiayaan Setelah tahap perencanaan diatas diselesaikan oleh petugas teknis maka hasil perencanaan O dan P tersebut harus dirembug bersama oleh seluruh pengurus untuk diputuskan besaran biaya yang disediakan dan akan digunakan untuk pemeliharaan. Pada kondisi karena dana terbatas, dapat dilakukan evaluasi dan perhitungan ulang metoda pemeliharaan yang dipilih. Untuk kondisi keputusan-keputusan tertentu (misal: honor/tunjangan/upah petugas pemeliharaan) maka keputusan perlu diambil melalui rembug warga dan/atau persetujuan pemerintah desa sesuai peraturan yang dibuat sebelumnya dalam AD/ART Tim Pengelola atau aturan pemerintahan yang berlaku. (5) Pelaksanaan Pemeliharaan dan Pelaporan Pelaksanaa pemeliharaan dapat dilaksanakan sendiri oleh tim pengelola O dan P, secara kerja bakti, gotong royong atau menyewa tenaga dari luar. Sebelum pemeliharaan dilaksanakan, rencana pemeliharaan perlu ditempel di papan pengumuman untuk dapat diketahui warga. Selama dan sesudah pemeliharaan tim pengelola/petugas harus membuat laporan pelaksanaan pemeliharaan (pelaksanaan kegiatan dan keuangan) untuk disampaikan kepada masyarakat dan ditempel pada papan pengumuman. (6) Pengawasan dan Evaluasi Pengawasan pelaksanaan operasi dan pemeliharaan prasarana dilakukan oleh BKM/TPK melalui UPL (unit pengelola lingkungan) dan oleh masyarakat komunitas warga. Evaluasi atas hasil pelaksanaan O dan P dilakukan setelah prasarana digunakan kembali atau sedikitnya dalam satu tahun sekali. Evaluasi dilakukan oleh Tim Pengelola bersama komunitas warga dan perlu mengundang pihak luar untuk memberi masukan ahli.

C. Prasarana Non Air Bersih dan Sanitasi(1) Pemeliharaan Rutin Prasarana dan Sarana Pemeliharaan rutin bertujuan mengontrol dan merawat prasarana/sarana serta menjaga fasilitas tetap dalam kondisi baik untuk mencegah kegagalan (prasarana tidak berfungsi secara tiba-tiba). Selain hal itu dengan pemeliharaan rutin kerusakan kecil cepat diketahui, dapat segera diperbaiki dan tidak menjadi kerusakan besar atau kegagalan fungsi. Pemeliharaan Rutin pada dasarnya menjaga prasarana dalam keadaan seperti semula dan mencakup beberapa pekerjaan yang berulang, yang secara teknis cukup sederhana. Pemeliharaan rutin harus dimulai pada waktu prasaranasarana selesai dibangun (masih dalam keadaan baru) dan dilanjutkan seumur prasarana tersebut.

Lingkup pekerjaan pemeliharaan rutin/berkala prasarana adalah sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Pembersihan secara umum Membuang tumbuhan liar dan sampah Pembersihan dan melancarkan fungsi prasarana. Penanganan kerusakan-kerusakan ringan Pengecatan sederhana Pemeliharaan permukaan konstruksi bangunan dan lantai kendaraan Penggantian spare-part/suku cadang Pemberian pelumas/oli

Dalam pemeliharaan rutin, ada hal penting yang harus dilakukan untuk menjaga agar prasarana desa tidak cepat rusak yaitu melaksanakan pencegahan penggunaan prasarana yang tidak semestinya atau penggunaan diluar fungsinya. Pencegahan penggunaan prasarana diluar fungsi, antara lain: a. Jalan 1. Mencegah dan melarang penggunaan jalan, untuk dilewati oleh kendaraan dengan total berat melebihi klas jalan (jalan desa: Klas III beban < 8 ton, jalan cor-beton swadaya beban maksimal sampai dengan 3 ton). Tidak boleh membuat talud yang lebih tinggi dari berm/bahu jalan tanpa dilengkapi saluran drainase sehingga terjadi genangan di jalan. Tidak boleh memanfaatkan jalan menjadi tempat mencuci kendaraan atau barang-barang. Tidak boleh menanam pohon di berm/bahu jalan, selain rumput pelindung bahu jalan.

2. 3. 4.

b.

Jembatan 1. Mencegah dan melarang dilewati kendaraan dengan total berat melebihi klas jembatan yang direncanakan (lihat catatan no:1a) 2. Tidak boleh menambang material batu dan/atau pasir (galian C) pada 500 M dari hulu dan hilir jembatan. 3. Tidak boleh memanfaatkan jembatan menjadi tempat mencuci kendaraan/barang. 4. Tidak boleh memanfaatkan ruang bawah jembatan, diluar tujuan untuk perlindungan jembatan tersebut.

c. Talud 1. Mencegah dan melarang penanaman tanaman keras dan/atau tanaman semusim sepanjang talud yang akarnya dapat mendorong ketidakstabilan talud dan/atau merusak talud. 2. Tidak boleh memanfaatkan tanah yang ditalud sebagai pondasi dari bangunan rumah atau bangunan lainnya 3. Dilarang mendirikan bangunan diatas atau dibawah talud sejauh 1,5 kali tinggi talud dari talud.

4. Dilarang menggali tanah disekitar pondasi talud yang dapat melemahkan konstruksi talud. d. Tanggul Tanah 1. Mencegah dan melarang penanaman tanaman keras dan/atau tanaman semusim sepanjang puncak tanggul sehingga mengurangi kepadatan, porositas dan kestabilan tanggul. Tidak boleh memanfaatkan tanggul sebagai pondasi dari bangunan rumah atau bangunan lainnya Tidak boleh mengambil material badan tanggul dan kaki tanggul. Tidak boleh menghilangkan rumput tanggul sebagai penahan longsor. Tidak boleh mengambil material batuan, pasir atau sedimen di sekitar tanggul (akan mengurangi kestabilan konstruksi tanggul dan menyebabkan longsor).

2. 3. 4. 5.

e.

Saluran drainase 1. 2. 3. 4. Mencegah dan melarang saluran drainase sebagai tempat memandikan dan minum ternak yang bukan/tidak di tempat-tempat yang sudah disediakan. Tidak boleh memanfaatkan dinding saluran sebagai tempat mendirikan bangunan. Tidak boleh membendung aliran air serta membongkar dinding talud saluran drainase untuk pengambilan air. Tidak boleh membuang sampah di saluran drainase.

f.

Bendung 1. 2. 3. 4. Mencegah dan melarang pengambilan/penambangan material batuan, pasir atau sedimen (galian C) di sekitar bendung. Tidak boleh mendirikan bangunan disekitar bendung. Pada bangunan rumah atau pelindung pintu air tidak boleh untuk tempat pemeliharaan ternak, warung, tempat tinggal sementara/bedeng. Melarang penggunaan dari bagian-bagian bangunan bendung, seperti: talud, saluran drainase/irigasi, tanggul, jembatan, jalan, dll. diluar fungsinya, lihat panduan nomor sebelumnya.

g.

Waduk/embung 1. 2. 3. Mencegah dan melarang waduk/embung sebagai tempat memandikan dan minum ternak yang bukan/tidak ditempat-tempat yang sudah disediakan. Tidak boleh memanfaatkan waduk/embung sebagai tempat pemeliharaan ternak. Melarang penggunaan dari bagian-bagian bangunan waduk/embung, seperti: talud, saluran drainase/irigasi, tanggul, jembatan, jalan, pintu air, dll. diluar fungsinya, lihat panduan nomor sebelumnya.

h.

Lapangan Evakuasi 1. 2. Mencegah dan melarang pemanfaatan lapangan evakuasi untuk lahan pertanian. Tidak boleh mendirikan bangunan warung/toko di lapangan evakuasi.

i.

Hidran Pemadam Kebakaran (Fire Hidrant) : 1. 2. 3. Mencegah dan melarang penggunaan hidran untuk mencuci kendaraan atau barang-barang. Mencegah dan melarang penggunaan hidran untuk menyiram tanaman. Tidak boleh mendirikan bangunan atau meletakan barang-barang disekitar hidran, ini dapat menghambat akses petugas pemadam dalam memanfaatkan hidran.

(2) Pemeliharaan Prasarana Sesudah Rusak Pemeliharaan Sesudah Rusak adalah pemeliharaan atau perbaikan yang dilakukan karena prasarana mengalami kerusakan. Pemeliharaan perbaikan pada prinsipnya harus segera dilakukan jika prasarana mengalami kerusakan, karena kerusakan yang tidak segera diperbaiki akan semakin bertambah kerusakannya dan pada akhirnya prasarana rusak tidak bisa digunakan (gagal berfungsi). Namun dalam beberapa situasi sering perbaikan tidak dapat segera dilakukan (misal: anggaran yang belum siap), untuk kondisi ini diharapkan warga bisa mengadakan kerja bakti untuk melakukan pemeliharaan melindungi dan perbaikan ringan atas bagian yang rusak agar tidak semakin rusak. Pada bagian berikut ditampilkan beberapa prosedur perbaikan jika suatu konstruksi prasarana mengalami kerusakan (lihat tabel 4; 5 dan 6), antara lain pekerjaanpekerjaan perbaikan untuk: 1. 2. 3. 4. 5. 6. Konstruksi beton Konstruksi pasangan batu kali Konstruksi pasangan bata Konstruksi aspal Konstruksi paving Konstruksi kayu

(3) Pemeliharaan Ulang dan Rehabilitasi Pemeliharaan Ulang dan Rehabilitasi dilakukan untuk mengembalikan prasarana seperti fungsinya semula (sesuai desain standar awal), ini termasuk pekerjaan perbaikan besar tidak akan dibahas dalam pedoman ini. Rehabilitasi atau pekerjaan perbaikan besar prosesnya hampir sama dengan prosedur tata laksana untuk pembangunan infrastruktur baru.

Tabel 1 Tanda-Tanda Kerusakan Konstruksi Prasarana JalanNO INFRASTRUKTUR Jalan JENIS KONSTRUKSI Aspal PENAMPAKAN VISUAL (INDIKASI KERUSAKAN) Retak garis dipermukaan Terkelupas Retak sarang laba-laba Beton Terbongkar Melendut (banyak) Permukaan Berlumut Paving Block Terbongkar Melendut (banyak) Pecah Berlumut Tumbuh rumput Makadam Melendut melintang ataupun memanjang Batuannya terlepas KERUSAKAN Stabilitas melemah Stabilitas melemah lapisan lapisan permukaan permukaan mulai mulai PENYEBAB UTAMA KERUSAKAN Umur Traffic (over load) Umur Traffic (over load) Umur Traffic (over load) Sistem drainase tidak baik Umur Traffic (over load) Sistem drainase tidak baik Umur Traffic (over load) Sistem drainase tidak baik Umur Traffic (over load) Sistem drainase tidak baik Umur Traffic (over load) Sistem drainase tidak baik Umur Traffic (over load) Sistem drainase tidak baik Umur Traffic (over load) Sistem drainase tidak baik Umur Traffic (over load) Sistem drainase tidak baik Tidak dirawat (tumbuh rumput) Umur Traffic (over load) Sistem drainase tidak baik Tidak dirawat (tumbuh rumput) Umur Traffic management (load) Drainase samping Berm/bahu jalan PENCEGAHAN KERUSAKAN PERAWATAN & PERHATIAN Konstruksi jalan harus dilakukan : - Pembersihan vegetasi yang tidak perlu dan sampahsampah. - Perawatan sistem drainase/peturasan samping dan permukaan jalan - Secara berkala konstruksi jalan harus dirawat.

Stabilitas lapisan permukaan dan base course melemah Stabilitas lapisan permukaan dan base course melemah Stabilitas tanah melemah Peturasan tidak baik Stabilitas lapisan permukaan dan base course melemah Stabilitas lapisan permukaan dan sub grade melemah Lapisan permukaan Peturasan tidak baik Filler Stabilitas lapisan permukaan dan sub grade melemah Stabilitas lapisan permukaan dan sub grade melemah dasar (sub grade

Traffic management (load) Drainase samping Batu pengunci/ batu kancing ( kanstin) Berm/bahu jalan

Traffic management (load) Drainase samping Berm/bahu jalan Vegetasi (rumput dll)

Jalan

Telasah

Melendut melintang ataupun

Stabilitas lapisan permukaan dan sub

NO

INFRASTRUKTUR

JENIS KONSTRUKSI

PENAMPAKAN VISUAL (INDIKASI KERUSAKAN) memanjang Batuannya terlepas

KERUSAKAN grade melemah Stabilitas lapisan permukaan dan sub grade melemah Batu pengunci (kanstin) rusak atau lepas Stabilitas lapisan permukaan dan sub grade melemah Peturasan tidak baik

PENYEBAB UTAMA KERUSAKAN Traffic (over load) Sistem drainase tidak baik Tidak dirawat (tumbuh rumput) Umur Traffic (over load) Sistem drainase tidak baik Tidak dirawat (tumbuh rumput) Umur Traffic (over load) Sistem drainase tidak baik Tidak dirawat (tumbuh rumput) Umur Traffic (over load) Sistem drainase tidak baik Tidak dirawat (tumbuh rumput)

PENCEGAHAN KERUSAKAN PERAWATAN Drainase samping Batu pengunci/ batu kancing ( kanstin) Berm/bahu jalan Traffic management (load) Drainase samping Vegetasi (rumput dll) Traffic management (load) Drainase samping Vegetasi (rumput dll)

&

PERHATIAN

Sirtu

Melendut melintang ataupun memanjang Rumput tumbuh ditengah badan jalan. Melendut melintang ataupun memanjang Rumput tumbuh ditengah badan jalan.

Perkerasan tanah

Stabilitas lapisan permukaan dan sub grade melemah Peturasan tidak baik

Tabel 2 Tanda-Tanda Kerusakan Konstruksi Prasarana JembatanNO INFRASTRUKTUR Jembatan Beton dengan Pondasi Pasangan Batu KOMPONEN KONSTRUKSI Guard rail, Guard post/safety post (patok pengarah), tembok sedada (buuk) PENAMPAKAN VISUAL (INDIKASI KERUSAKAN) Tiang/patok/buuk retak atau hancur KERUSAKAN Stabilitas konstruksi melemah PENYEBAB UTAMA KERUSAKAN Umur Berubah fungsi atau load atau benturan (beban berlebihan) Daya rekat plesteran berkurang (plesteran lapuk) Umur Berubah fungsi atau load (beban berlebihan) Umur Berubah fungsi atau load atau benturan (beban berlebihan) Umur Berubah fungsi atau load (beban berlebihan) Umur Berubah fungsi atau load atau benturan (beban berlebihan). Umur Berubah fungsi atau load (beban berlebihan) Umur Berubah fungsi atau load (beban berlebihan) Umur Berubah fungsi atau load (beban berlebihan) Umur Terkena gangguan kemis/kimia Umur Berubah fungsi atau beban berlebih Baja berkarat banyak Umur Berubah fungsi atau beban berlebih Umur Berubah fungsi atau load (beban PENCEGAHAN KERUSAKAN & PERAWATAN Mempertahankan fungsi sesuai desain. Mengatur / pengendalian lalu-lintas lewat jembatan Pengaturan drainase dan pembersihan lumut dan tumbuhan. PERHATIAN Konstruksi jembatan harus dilakukan : - Pembersihan vegetasi yang tidak perlu dan sampah-sampah. - Perawatan sistem drainase/peturasan sekitar konstruksi. - Pengecatan baja & besi (rail) berkala Mempertahankan fungsi sesuai desain. Mengatur / pengendalian lalu-lintas lewat jembatan. Mempertahankan fungsi sesuai desain. Pengaturan drainase dan pembersihan lumut dan tumbuhan. Mempertahankan fungsi sesuai desain. Perawatan sistem peturasan sekitar konstruksi Secara berkala konstruksi baja harus dirawat. Mempertahankan fungsi - Secara berkala konstruksi baja harus dirawat dari gangguan-gangguan kemis (air laut, limbah, air hujan, kencing binatang), dan dari gangguan biologis (jamur, lumut, semak, perdu).

Tiang/patok/buuk - Collaps, condong, miring Pipa atau besi rail melendut atau lepas.

Stabilitas pondasi melemah Atau Stabilitas tanah dasar melemah Pasangan konstruksi melemah Stabilitas konstruksi melemah Pasangan konstruksi melemah Stabilitas konstruksi melemah Stabilitas konstruksi melemah Stabilitas konstruksi melemah Baja berubah, lapisan mengelupas Stabilitas konstruksi melemah Konstruksi beton melemah

Hand Rail

Tiang/patok - pecah, retak, patah. Pipa atau besi rail melendut

Gelagar beton

Retak Melendut (banyak) Pecah, hancur Terlihat besi tulangan

Gelagar beton komposit (baja beton); gelagar baja I dan lantai beton bertulang

Baja berkarat Melendut (banyak) Beton retak di bagian komposit

Lantai beton Jembatan

Retak

Stabilitas konstruksi melemah

NO

INFRASTRUKTUR

KOMPONEN KONSTRUKSI

PENAMPAKAN VISUAL (INDIKASI KERUSAKAN) Melendut (banyak) Pecah, hancur Terlihat besi tulangan

KERUSAKAN Stabilitas konstruksi melemah Stabilitas konstruksi melemah Stabilitas konstruksi melemah Stabilitas pondasi melemah Atau Stabilitas tanah dasar melemah

PENYEBAB UTAMA KERUSAKAN berlebihan) Umur Berubah fungsi atau load (beban berlebihan) Umur Berubah fungsi atau load (beban berlebihan) Umur Berubah fungsi atau load (beban berlebihan) Umur Berubah fungsi atau load (beban berlebihan) Umur Berubah fungsi atau load (beban berlebihan) Daya rekat plesteran berkurang (plesteran lapuk) Sistem drainase tidak baik, Daya rekat plesteran / siaran melemah.

PENCEGAHAN KERUSAKAN & PERAWATAN sesuai desain. Pengaturan drainase dan pembersihan lumut dan tumbuhan.

PERHATIAN

Pas batu kali: - Kepala jembatan (abutment) dan pilar (pier). - Pondasi untuk kepala jembatan dan pilar - Perkuatan lereng dan apron pada dasar sungai.

Retak Collaps, condong, miring

Mempertahankan fungsi sesuai desain. Menjaga sekeliling pondasi tidak terjadi gerusan dasar sungai (a.l. : tidak ada penggalian material sungai di sekitar jembatan) Membersihkan vegetasi yang tidak perlu dan membersihan sampah di bawah jembatan. Pengaturan drainase dan pembersihan lumut dan tumbuhan.

Pecah, hancur, batu-batu lepas

Pasangan melemah

konstruksi

Berlumut, ada tumbuhan

Peturasan tidak baik dan plesteran/ siaran lepas

Tabel 3 Tanda-Tanda Kerusakan Konstruksi Talud Tembok Penahan TanahNO INFRASTRUKTUR Talud, Tembok Penahan Tanah JENIS KONSTRUKSI Timbunan Tanah (Tanggul) PENAMPAKAN VISUAL (INDIKASI KERUSAKAN) Melendut Bekas tergerus Retak memanjang KERUSAKAN Stabilitas berkurang Kepadatan tanah berkurang Kepadatan tanah berkurang Terjadi sliding Longsor (Stabilitas berkurang) Stabilitas konstruksi melemah Stabilitas konstruksi melemah Stabilitas konstruksi melemah Stabilitas konstruksi melemah Stabilitas konstruksi melemah Atau Stabilitas tanah dasar melemah Stabilitas konstruksi melemah Atau Stabilitas tanah dsar melemah Peturasan tidak baik Stabilitas konstruksi melemah Kawat berkarat atau ikatan lepas PENYEBAB UTAMA KERUSAKAN Umur Berubah fungsi atau load (beban berlebihan) Sistem drainase tidak baik, Aliran air deras, Rumput pelindung hilang/mati. Pemadatan tidak sempurna Rembesan air Sistem drainase tidak baik, Aliran air rembesan dibawah/ di dalam timbunan, Rumput pelindung hilang/mati. Umur Berubah fungsi atau load (beban berlebihan) Sistem drainase tidak baik Berubah fungsi atau load (beban berlebihan) Umur Berubah fungsi atau load (beban berlebihan) Sistem drainase tidak baik PENCEGAHAN KERUSAKAN & PERAWATAN Mempertahankan Fungsi sesuai Design Membersihkan Vegetasi yang tidak perlu Pengaturan Drainase PERHATIAN Konstruksi talud harus dilakukan : - Pembersihan vegetasi yang tidak perlu dan sampahsampah. - Perawatan sistem drainase/peturasan sekitar dan samping konstruksi talud. - Secara berkala konstruksi talud harus dirawat.

Pohon, tiang pada tebing condong Beton Retak Melendut (banyak) Pecah, hancur Pasangan Batu Kali Retak Melendut (banyak)

Mempertahankan Fungsi sesuai Design Membersihkan Vegetasi yang tidak perlu Pengaturan Drainase Mempertahankan Fungsi sesuai Design Membersihkan Vegetasi yang tidak perlu Pengaturan Drainase

Pecah, hancur

Berubah fungsi atau load (beban berlebihan) Sistem drainase tidak baik Sistem drainase tidak baik, aliran air rembesan dibawah bronjong menggerus pondasi tanah Umur Berubah fungsi atau load atau Mempertahankan Fungsi sesuai Design Membersihkan vegetasi yang tidak perlu dan

Berlumut Bronjong kawat Melendut/melengkung Kawat putus / rusak

NO

INFRASTRUKTUR

JENIS KONSTRUKSI

PENAMPAKAN VISUAL (INDIKASI KERUSAKAN) Hancur, batu lepas

KERUSAKAN Kawat putus, batu longsor (stabilitas berkurang)

PENYEBAB UTAMA KERUSAKAN benturan/timbunan sampah. Umur Berubah fungsi atau load benturan/timbunan sampah. Pondasi tanah tergerus.

PENCEGAHAN KERUSAKAN & PERAWATAN sampah-sampah. atau Penguatan ikatan kawat Pengaturan Drainase

PERHATIAN

Tabel 4 Perbaikan Pekerjaan BetonKOMPONEN KONSTRUKSI Beton Rabat (Blind Concrete) PENCEGAHAN AGAR TIDAK TERJADI RUSAK - Pengaturan batasan pembebanan. - Jika digunakan untuk jalan harus ada pengaturan lalu lintas untuk membatasi pembebanan. - Perawatan sistem drainase sekitar konstruksi. - Perawatan dari gangguan kemis dan biologis. INDIKASI KERUSAKAN Retak

NO 1

PENGGUNAAN Perkerasaan jalan, car port. Perkerasan landasan Perkerasan lantai

PROSEDUR PERBAIKAN - Jika kategori retak rambut tidak perlu diperbaiki - Jika retak konstruksi harus diperbaiki dengan memperbesar retak hingga ukuran lebih besar kerikil beton perbaikkan sedalam retaknya >setengah tebal beton. - Jika retak tidak dalam < setegah tebal isi dengan mortar (campuran cemen pasir komposisi setara betonnya) Beton di kupas sampai lapisan tanah Tanah dipadatkan kembali dan dibersihkan Siram tanah dengan air Isi lubang tersebut dengan beton dengan campuran setara beton lama.

PERHATIAN - Teknik pencampuran material beton - Kebersihan beton yang diperbaiki - Beton lama disiram air bersih dulu sebelum dilakukan pembetonan baru.

Permukaan aus ( kerikil lepas ) 2 Beton Bertulang (Reinforced Concrete) Beton struktur: - Balok Jembatan - Lantai jembatan - Rangka rumah - Lantai landasan berat - Pondasi berat - Dinding penahan tanah, dll. Gelagar jembatan (gelagar baja I dan lantai beton bertulang) - Pengaturan batasan pembebanan. - Jika digunakan untuk jalan harus ada pengaturan lalu lintas untuk membatasi pembebanan. - Perawatan sistem drainase sekitar konstruksi - Perawatan dari gangguan kemis dan biologis. - Pengaturan batasan pembebanan. - Pembersihan vegetasi yg tidak perlu dan sampah. - Perawatan sistem drainse peturasan sekitar konstruksi - Pengecatan baja berkala - Secara berkala konstruksi baja harus dirawat dari gangguan kemis/kimia (air laut, limbah, air hujan, kencing) dan dari gangguan biologis (jamur, lumut). Hancur Patah/penurunan

- Retak - Permukaan aus kerikil lepas Hancur Patah - Sehingga terlihat tulangannya

Idem di atas. Jika terjadi rusak tulangan tidak banyak, bengkok atau putus satu dua buah cukup dilakukan penyambungan dengan cara overlap. Kemudian ditutup dengan beton berkomposisi setara beton aslinya.

3

Beton Komposit (baja beton)

Baja berkarat Melendut (banyak)

Pembersihan bagian-bagian yang berkarat dan baja dicat ulang. Jika melendut banyak atau lendutan bertambah dari periode sebelumnya. Konstruksi jembatan harus di periksa oleh ahli dan jembatan tidak boleh digunakan. Jika bagian beton komposit retak banyak atau ada yang pecah lepas. Konstruksi jembatan harus di periksa oleh ahli dan jembatan tidak boleh digunakan.

Karena konstruksi beton komposit memerlukan keahlian khusus, sebaiknya perbaikan diserahkan kepada tenaga trampil dan tukang ahli di bidangnya. Jika jembatan kondisi rusak menunggu perbaikan terpaksa tetap digunakan maka harus diberi pilar-pilar penopang pada bagian gelagarnya.

Beton retak

Tabel 5 Perbaikan Pekerjaan Pasangan Batu KaliKOMPONEN KONSTRUKSIPasangan batu kali

NO1

PENGGUNAANPondasi struktur Tembok Penahan Tanah Dinding drainase Dinding Bendung Pondasi Jembatan Dll.

PENCEGAHAN AGAR TIDAK TERJADI RUSAKMempertahankan fungsi sesuai desain Membersihkan vegetasi/tumbuhan yang tidak perlu Pengaturan aliran drainase

INDIKASI KERUSAKAN- Retak

PROSEDUR PERBAIKAN- Retak diperbesar sampai kedalaman retak. - Kemudian lubang diisi dengan adukan/spesi baru sepenuhnya. - Dilakukan finishing sebagaimana bagian lainnya .

PERHATIAN- Teknik pencampuran material adukan/spesi - Kebersihan pasangan yang diperbaiki (termasuk dari adukan/spesi lama) - Pasangan lama disiram air bersih dulu sebelum dilakukan pemasangan baru. - Keselamatan kerja.

- Patah

Jika terjadi penurunan disisi lain maka konstruksi pasangan dibagian turun dibongkar untuk diganti dengan yang baru (berlaku untuk tembok pelindung bahaya). Konstruksi dibongkar dan diganti dengan yang baru. Perlu dilakukan redesign. - Jika tanah dasar adalah tanah keras maka dilakukan suntikan beton pada bagian yang tergerus. - Jika tanah dasar adalah tanah lunak (bukan keras) maka dilakukan penggalian tanah dibagian bawah yang aman kemudian disuntik dengan beton atau pasangan batu baru. - Jika kondisi tidak aman maka lebih baik dibuat pasangan baru dengan kedalaman pondasi yang memperhitungkan adanya gerusan.

- Collaps, Condong - Pondasi tergerus air

Tabel 6 Perbaikan Pekerjaan KayuKOMPONEN KONSTRUKSI Konstruksi Kayu menahan beban PENCEGAHAN AGAR TIDAK TERJADI RUSAK - Pembatasan pembebanan sesuai dengan beban rencana atau gangguan mekanis. - Perawatan terhadap perubahan kekencangan baut yang dapat terjadi karena gaya mekanis. - Secara berkala konstruksi bangunan kayu harus dirawat dari gangguangangguan kemis (air laut, limbah, air hujan, kencing binatang) , dan dari gangguan biologis (jamur, lumut, semak, perdu) INDIKASI KERUSAKAN Retak/Pecah

NO 1

PENGGUNAAN Kuda-kuda Kolom Balok Kusen

PROSEDUR PERBAIKAN Sambung atau tembel kayu dengan lem kayu

PERHATIAN Secara umum dikenal dua macam mutu kayu dalam konstruksi, yaitu : Kayu bermutu A, kayu yang mempunyai syarat : Kayu harus kering udara Besar mata kayu tidak melebihi 1/6 lebar balok atau < 3,5 cm. Balok tidak mengandung wanvlak > 1/10 tinggi balok. Miring arah serat kayu Tgn < 1/10 Reta dalam arah radial 1/10 tinggi balok. Miring arah serat kayu Tgn < 1/7 Retak dalam arah radial