BAB 7

69
BAB 7 PENGEMBANGAN SISTEM

description

BAB 7. PENGEMBANGAN SISTEM. Nama Anggota Kelompok:. Tujuan Belajar :. PENDAHULUAN. - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of BAB 7

Page 1: BAB 7

BAB 7

PENGEMBANGAN SISTEM

Page 2: BAB 7

NAMA ANGGOTA KELOMPOK:

Muhlis Adiwiguna

• 0211 10 063

Herdian Ekayansah

• 0211 10 048

Miqdad Rianto

• 0211 10 057

Page 3: BAB 7

TUJUAN BELAJAR:Mengenal pendekatan sistem sebagai kerangka kerja dasar

pemecahan segala jenis masalah.

Mengetahui bagaimana cara menerapkan pendekatan sistem untuk memecahkan masalah-

masalah sistem.Memahami bahwa siklus hidup pengembangan sistem (system development life cycle—SDLC)

merupakan sebuah metodologi-suatu cara yang

direkomendasikan untuk mengembangkan sistem.

Page 4: BAB 7

Mengenal pendekatan-pendekatan SDLC yang utama—

siklus air terjun tradisional. Prototyping, rapid application development, pengembangan

berfase, dan desain ulang proses bisnis.

Mengetahui dasar-dasar proses pemodelan dengan diagram

arus data (data flow diagram) dan kasus-kasus penggunaan

(fase case). Memahami bagaimana proyek-proyek pengembangan sistem dikelola dengan cara dari atas

ke bawah.

Mengenal proses-proses dasar pengestimasian biaya proyek.

Page 5: BAB 7

PENDAHULUANBaik manajer maupun para pengembang sistem dapat menerapkan pendekatan sistem ketika memecahkan masalah. Pendekatan sistem terdiri atas tiga tahapan kerja: Persiapan, definisi, dan solusi. Ketika diterapkan pada masalah pengembangan sistem, pendekatan sistem ini disebut siklus hidup pengembangan sistem (System Development Life Cycle—SDLC). Pendekaan SDLC tradisional terdiri atas lima tahap yang terjadi satu demi satu.Prototyping adalah penyempurnaan dari pendekatan tradisional. Pendekatan ini menyadari adanya keuntungan dari meminta permohonan umpan balik dari pengguna berulang kali dan meresponnya dengan perbaikan sistem dan tetap meneruskan siklus sampai Sistem memenuhi kebutuhan para pengguna. Satu pendekatan filosofi prototyping bagi pengembangan sistem-sistem berskala besar adalah Rapid Application Development (RAD) atau pengembangan aplikasi cepat. Selain dari menerapkan prototyping, RAD juga mendorong penggunaan pendekatan-pendekatan lain, seperti penggunaan alat-alat pemodelan komputer dan tim-tim khusus, yang dimaksudkan untuk mempercepat proses pengembangan.

Page 6: BAB 7

Satu pendekaan SDLC yang saat ini populer adalah pengembangan berfase (phase development). Pendekatan ini didasarkan atas pemikiran bahwa suatu proyek akan dibagi menjadi modul-modul dan analisis, perancangan dan pekerjaan-pekerjaan konstruksi awal yang ditujukan untuk setiap modul. Modul-modul ini kemudian diintegrasikan dalam suatu pekerjaan konstruksi akhir. Ketika terdapat kebutuhan untuk mengambil pendekatan yang sama sekali baru untuk memperbaiki suatu sistem yang sudah ada, metodologi desain ulang proses bisnis (Business Process Redesign) sering kali dipergunakan. Istilah rekayasa ulang (reengineering) juga dipergunakan, meskipun itu hanyalah salah satu aspek dari desain ulang proses bisnis. Aspek yang lainnya adalah rekayasa terbalik (reverse engineering).Diagram arus data atau Data Flow Diagram (DFD), telah menjadi alat pemodelan yang paling populer selama kurang lebih 20 tahun terakhir. DFD adalah cara yang sangat alamiah untuk mendokumentasikan proses dan dapat dibuat dalam suatu hierarki untuk menyajikan berbagai rincian. Meskipun DFD adalah alat yang baik untuk menggambarkan tinjauan pemrosesan, DFD gagal memberikan hasil yang baik dalam menampilkan detail pemrosesan. Alat-alat lainnya, seperti kasus-kasus penggunaan (use case) dapat digunakan untuk menunjukan detail.

Page 7: BAB 7

PENDEKATAN SISTEMSepanjang akhir tahun 1960 an dan awal 1970 an, minat akan pemecahan masalah secara sistematis mulai menguat. Ilmuawan manajemen dan spesialis informasi mencari cara-cara yang efisien dan efektif untuk memecahkan masalah, dan kerangka kerja yang direkomendasikan menjadi apa yang dikenal sebagai Pendekatan (sistem approach)-serangkaian langkah-langkah pemecahan masalah yang memastikan bahwa suatu masalah telah dipahami, solusi-solusi alternatif telah dipertimbangkan, dan bahwa solusi yang dipiliah berhasil.Urut-urutan LangkahMeskipun banyak uraian mengenai pendekatan sistem mengikuti pola dasar yang sama, namun jumlah langkahnya dapat bervariasi. Kita menggunakan 10 langkah, yang dikelompokan menjadi tiga tahapan: upaya persiapan, upaya definisi, dan upaya solusi, seperti yang digambarkan pada figur 7.1

Page 8: BAB 7

FIGUR 7.1TAHAPAN DAN LANGKAH-LANGKAH PENDEKATAN SISTEM

Tahapan II: Upaya definisiLangkah 4. Melanjutkan dari tingkat sistem ke tingkat subsistemLangkah 5. Menganalisis bagian-bagian sistem dalam suatu

urutan-urutan tertentu

Tahapan I: Upaya persiapanLangkah 1. Melihat perusahaan sebagai suatu sistemLangkah 2. Mengenal sistem lingkunganLangkah 3. Mengidentifikasikan subsistem-subsistem perusahaan

Tahapan III: Upaya solusiLangkah 6. Mengidentifikasikan solusi-solusi alternatifLangkah 7. Mengevaluasi solusi-solusi alternatifLangkah 8. Memilih solusi yang terbaikLangkah 9. Mengimplementasikan solusiLangkah 10. Menindaklanjuti untuk memastikan bahwa

solusi tersebut efektif

Page 9: BAB 7

SIKLUS HIDUP PENGEMBANGAN SISTEM

Pendekatan sistem merupakan sebuah metodologi. Metologi adalah suatu cara yang direkomendasikan dalam melakukan sesuatu. Pendekatan sistem adalah metodologi dasar dalam memecahkan segala jenis masalah. Siklus hidup pengembangan sistem (system development life cycle)—SDLC) adalah aplikasi dari pendekatan sistem bagi pengembangan suatu sistem informasi.SDLC TRADISIONALJika suatu proyek ingin memiliki kemungkinan berhasil yang paling besar. Tahapan-tahapan yang perlu dilakukuan yaitu:• Perencanaan• Analisis• Desain • Implementasi• Penggunaan

Page 10: BAB 7

Proyek direncanakan dan sumber-sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaankemudian disatukan. Sistem yang ada juga dianalisis untuk memahami masalah dan menentukan persyaratan fungsional dari sistem yang baru. Sistem baru ini kemudian dirancang dan diimplementasikan. Setelah implementasi, sistem kemudian digunakan—idealnya untuk jangka waktu yang lama.Mudah bagi kita untuk melihat bagaimana SDLC tradisional dapat dikatakan sebagai suatu aplikasi dari pendekatan sistem. Masalah akan didefinisikan dalam tahap-tahap perencanaan dan analisis. Solusi-solusi alternatif diidentifikasi dan dievaluasi dalam tahap desain. Lalu, solusi yang terbaik diimplementasikandan digunakan. Selama tahap penggunaan, umpan balik dikumpulkan untuk melihat seberapa baik sistem mampu memecahkan masalah yang telah ditentukan.

Page 11: BAB 7

FIGUR 7.4POLA MELINGKAR DARI SIKLUS HIDUP SISTEM

2Tahap

analisis

3Tahapdesain

4Tahap

implementasi

5Tahap

penggunaan

1Tahap

perencanaan

Page 12: BAB 7

PROTOTYPINGDalam penerapannya pada pengembangan sistem, prototipe adalah satu versi dari sebuah sistem potensial yang memberikan ide bagi para pengembang dan juga calon pengguna, bagaimana sistem akan berfungsi dalam bentuk yang telah selesai. Proses pembuatan prototipe ini disebut prototyping. Dasar pemikirannya adalah membuat prototipe secepat mungkin, bahkan dalam waktu semalam, lalu memperoleh umpan balik dari pengguna yang akan memungkinkan prototipe tersebut diperbaiki kembali dengan cepat.

Jenis-jenis PrototipeTerdapat dua jenis prototipe: evolusioner dan persyaratan. Prototipe evolusioner (evolutionary prototype) terus-menerus disempurnakan sampai memiliki selurunh fungsionalitas yang dibutuhkan pengguna dati sistem yang baru. Prototipe ini kemudian dilanjutkan ke produksi. Jadi, satu prototipe evolusioner akan menjadi sistem aktual. Akan tetapi, prototipe persyaratan (requirements prototype) dikembangkan sebagai satu cara untuk mendefinisikan persyaratan-persyaratan fungsional dari sistem baru ketika pengguna tidak mampu mengungkapkan dengan jelas apa yang mereka inginkan. Dengan meninjau prototipe persyaratan seiring dengan ditambahkannya fitur-fitur, pengguna akan mampu mendefinisikan pemrosesan yang dibutuhkan dari sistem yang baru. Ketika persyaratan ditentukan, prototipe persyaratan telah mencapai tujuannya dan proyek lain akan dimulai untuk pengembangan sistem baru. Oleh karena itu, Suatu prototipe persyaratan tidak selalu menjadi sistem aktual.

Page 13: BAB 7

FIGUR 7.5PEMBUATANPROTOTIPEEVOLUSIONER 1.

2.

T

3.

Y

4.

Mengidentifikasi

Kebutuhanpengguna

MembuatSebuah

prototipe

Menggunakan

Prototipe

ApakahPrototipe dpt

di terima

?

Page 14: BAB 7

1

3

2

4

5

7

6

FIGUR 7.6PEMBUATANPROTOTIPEPERSYARATAN

T

Y

T

Y

Page 15: BAB 7

Daya Tarik PrototypingPengguna maupun pengembang menyukai prototyping karena alasan-alasan di bawah ini:

• Membaiknya komunikasi antara pengembang dan pengguna.

• Pengembang dapat melakukan pekerjaan yang lebih baik

dalam menentukan kebutuhan pengguna.

• Pengguna memainkan peranan yang lebih aktif dalam

pengembangan sistem.

• Pengembang dan pengguna menghabiskan waktu dan usaha

yang lebih sedikit dalam mengembangkan sistem.

• Implementasi menjadi jauh lebih mudah karena pengguna

tahu apa yang diharapkannya.

• Keuntungan di atas memungkinkan prototyping memangkas

biaya pengembangan dan meningkatkan kepuasan

pengguna atas sistem yang diserahkan.

Page 16: BAB 7

Potensi Kesulitan dari PrototypingPrototyping bukannya tidak memiliki potensi kesulitan.

Kesulitan-kesulitan tersebut antara lain:

• Terburu-buru dalam menyerahkan prototipe dapat

menyebabkan diambilnya jalan pintas dari definisi masalah,

evaluasi alternatif, dan dokumentasi.

• Pengguna dapat terlalu gembira dengan prototipe yang

diberikan, yang mengarah pada ekspektasi yang tidak

realitas sehubungan dengan sistem produksi nantinya.

•Prototipe evolusioner bisa jadi tidak terlalu efisien.

• Antarmuka komputer-manusia yang diberikan oleh beberapa

alat prototyping tertentu kemungkinan tidak mencerminkan

teknik-teknik desain yang baik.

Page 17: BAB 7

PENGEMBANGAN APLIKASI CEPATIstilah RAD, dari Rapid application Development atau

pengembangan aplikasi capat diperkenalkan oleh

konsultan komputer dan penulis James Martin, dan istilah ini

mengacu pada suatu pengembangan siklus hidup yang

dimaksudakan untuk memproduksi sistem dengan cepat

tanpa mengorbankan mutunya.

RAD adalaj kumpulan strategi, metodologi, dan alat

terintegerasi yang terdapat di dalam suatu kerangka kerja

yang disebut rekayasa informasi. Rekayasa informasi

(Information Engineering—IE) adalah nama yang

diberikan martin kepada keseluruhan pendekatan

pengembangan sistemnya, yang ia perlakukan suatu aktivitas

perusahaan secara menyeluruh.

Page 18: BAB 7

Perencanaan

persyaratan

Desain pengguna Konstruksi

Serah terima

FIGUR 7.7PENGEMBANGAN APLIKASI CEPATMERUPAKAN BAGIAN INTEGRALDARI REKAYASA INFORMASI

Komunitas Departemen

pengguna Sistem informasi

Waktu

Page 19: BAB 7

Unsur-unsur Penting RADManajemen. Manajemen, Khususnya manajemen puncak, hendaknya menjadi penguji coba (experimenter) yang suka melakukan hal-hal dengan cara baru atau pengadaptasi awal (early adapter) yang dengan cepat mempelajari bagaimana cara menggunakan metodologi-metodologi baru.Orang. Daripada hanya memanfaatkan satu tim untuk melakukan seluruh aktivitas SDLC, RAD menyadari adanya efisiensi yang dapat dicapai melalui penggunaan tim-tim khusus. Anggota dari tim ini adalah para ahli dalam metodologi dan alat yang dibutuhkan untuk melakukan tugas-tugas khusus mereka masing-masing. Martin menggunakan istilah tim SWAT, di mana SWAT merupakan singkatan dari “skilled with advances tools” (ahli dengan alat-alat canggih).Metodologi. Metodologi dasar RAD adalah siklus hidup RAD. Alat-alat. Alat-alat RAD terutama terdiri atas bahasa-bahasa generasi keempat dari alat-alat rekayasa peranti lunak dengan bantuan komputer (computer-aided software engineering—CASE) yang memfasilitasi prototyping dan penciptaan kode. Alat-alat CASE menggunakan komputer untuk membuat dokumentasi yang dapat diubah menjadi peranti lunak dan basis data operasional.

Page 20: BAB 7

PENGEMBANGAN BERFASEPengembangan berfase (phased development) adalah suatu pendekatan bagi pengembangan sistem informasi yang terdiri atas enam tahap—investigasi awal, analisis, desain, konstruksi awal, konstruksi akhir, serta pengujian dan pemasangan sistem. Tahap-tahap analisis, desain, dan konstruksi awal dilaksanakan untuk setiap modul sistem

Tahap-tahap Pengembangan berfase•Investigasi awal

•Analisis

•Desain

•Konstruksi awal

•Konstruksi akhir

•Pengujian dan pemasangan sistem

Page 21: BAB 7

Investigasi

awal

Konstruksi

akhir

Pengujian &

Pemasangan

sistem

Analisis

Desain

Konstruksi

awal

tinjauan

FIGUR 7.8TAHAPAN METODOLOGIPENGEMBANGANBERFASE

Modul sistem

Meminta revisi Diterima

Page 22: BAB 7

Fase-fase Modul

Jika prototyping paling sesuai digunakan untuk sistem kecil,

metodologi RAD paling sesuai untuk sistem besar, maka

pengembangan berfase dapat digunakan untuk

pengembangan segala jenis ukuran sistem. Kuncinya adalah

cara bagaimana sistem dibagi menjadi modul-modul yang

masing-masing akan dianalisis, dirancang, dan dibuat secara

terpisah.

Page 23: BAB 7

Desain

Tinjauan

Investigasi

awal

AnalisisAnalisisAnalisis

Pengujian &

Pemasangan

sistem

Konstruksi

akhir

Konstruksi

awal

Konstruksi

awal

Desain

Konstruksi

awal

Desain

Tinjauan

Tinjauan

FIGUR 7.9ANALISIS, DESAIN, DANKONSTRUKSI AWAL DILAKSANAKAN PADA MASING-MASING MODUL SISTEM

Pembuat Basis data Antarmuka web

Laporan

Meminta revisi Meminta revisi Meminta revisi

Page 24: BAB 7

DESAIN ULANG PROSES BISNIS

Rekayasa ulang (reengineering) yaitu proses pengerjaan

ulang sistem atau disebut juga dengan istilah desain ulang

proses bisnis (business process redesign—BPR). BPR

mempengaruhi operasi TI perusahaan dalam dua hal.

Pertama, TI dapat menerapkan BPR untuk mendesain ulang

sistem-sistem informasi yang hidupnya tidak dapat

dipertahankan lagi dengan pemeliharaan biasa. Sistem-sistem

seperti ini disebut sistem warisan (legacy systems), karena

mereka terlalu berharga untuk dihapuskan namun menghisap

sumber-sumber daya yang dimiliki oleh IS. Kedua, ketika

sebuah perusahaan menerapkan BPR pada operasi-operasi

utamanya, usaha ini akan selalu memberikan efek gelombang

yang menyebabkan perancangan ulang sistem informasi.

Page 25: BAB 7

Inisisasi Strategis Proyek-proyek BPRBPR memiliki potensi pengaruh dramatis pada perusahaan

dan operasinya hingga proyek-proyek seperti ini biasanya

dicetuskan di tingkat manajemen strategis. Manajemen

strategis memutuskan bahwa BPR layak untuk dilakukan dan

menyetujui proses-proses fisik didesain ulang.

Manajemen strategis juga dapat mengijinkan sistem informasi

dirancang ulang guna mengambil manfaat dari teknologi

modern.

Ketika proses-proses fisik dirancang ulang, sering kali akan

terjadi efek domino yang akhirnya menyebabkan terjadinya

perancangan ulang sistem informasi yang terkait. Karena

alasan ini, BPR biasanya akan melibatkan layanan informasi.

IS menciptakan dua teknik dalam menerapkan BPR—rekayasa

terbalik dan rekayasa ulang. Komponen-komponen ini dapat

diterapkan secara terpisah atau secara tergabung.

Page 26: BAB 7

MasalahAtau

peluang

Manajemen

strategis

Sisteminformasi

Aktivitas-Aktivitaspendukun

g

Operasi

Logistik

masuk

Logistik

keluar

3

1 2

FIGUR 7.10INISIASI DARI ATAS KE BAWAH

PROYEK-PROYEK BPR

Proses-proses fisik Proses-proses konseptual

Page 27: BAB 7

Rekayasa TerbalikRekayasa terbalik adalah proses menganalisis sistem yang sudah ada untuk mengidentifikasi unsur-unsur dan saling keterhubungan di antara unsur-unsur tersebut sekaligus untuk membuat dokumentasi pada tingkat abstraksi yang lebih tinggi daripada yang telah ada saat ini.Titik awal dalam rekayasa terbalik sebuah sistem adalah kode komputernya, yang diubah menjadi dokumentasi. Dokumentasi ini kemudian dapat diubah ke dalam uraian-uraian yang lebih abstrak, seperti diagram arus data, kasus-kasus penggunaan, dan diagram relasi entitas. Pengubahan ini dapat dilakukan secara manual atau dengan menggunakan peranti lunak BPR.

Rekayasa UlangRekayasa ulang (reengineering) adalah merancang ulang sebuah sistem seluruhnya dengan tujuan mengubah fungsionalitasnya. Akan tetapi, ini bukanlah pendekatan yang “bersih,” karena pengetahuan dari sistem yang ada saat ini tidak sepenuhnya diabaikan. Pengetahuan tersebut diperoleh pertama kali dengan melakukan rekayasa terbalik. Lalu sistem yang baru kemudian dikembangkan dengan cara yang normal. Nama rekayasa ke depan (forward engineering) diberikan untuk proses mengikuti SDLC dengan crara yang normalsambil sekaligus menjalankan BPR.

Page 28: BAB 7

Pemilihan Komponen-komponen BPR

Komponen-komponen BPR dapat diterapkan secara terpisah

atau digabung, tergantung pada tingkat kemungkinan yang

dicari. Kombinasi yang tepat akan tergantung pada kondisi

sistem yang ada saat inijika dilihat dari segi fungsionalitas

dan sifat teknisnya. Mutu fungsionalitas adalah ukuran dari

apa yang dikerjakan oleh sistem. Mutu teknis adalah ukuran

dari seberapa baik sistem tersebut melaksanakannya.

Page 29: BAB 7

Rekayasaterbalik

Tidak melakukan

Apa-ap

Rekayasaulang

RekayasaKe depan

FIGUR 7.11 PEMERIKSAAN KOMPONEN BPR DIDASARKAN PADA SIFAT FUNSIONALMAUPUN TEKNIS YANG DIMILIKINYA

Baik

Mutu

Fungsionalitas

(apa ?)

Buruk

Buruk Baik

Mutu teknis

(bagaimana ?)

Page 30: BAB 7

MENEMPATKAN SDLC TRADISIONAL, PROTOTYPING, RAD, PENGEMBANGAN BERFASE, DAN BPR DALAM PERSPEKTIF

SDLC Tradisional, prototyping, RAD, dan BPR semuanya adalah metodologi. Semuanya adalah car-cara yang direkomendasikan dalam mengembangkan sistem informasi. SDLC tradisional adalah suatu penerapan pendekatan sistem terhadap masalah pengembangan sistem.

Prototyping merupakan bentuk singkatan dari pendekatan sistem yang berfokus pada definisi dan pemenuhan kebutuhan pengguna. Prototyping dapat berada dalam SDLC.

RAD merupakan suatu pendekatan alternatif terhadap fase-fase desain dan implementasi SDLC. Kontribusi utama yang diberikan adalah kecepatan untuk menggunakan sistem, yang tercapai terutama melalui penggunaan alat-alat berbasis komputer dan tim-tim proyek khusus.

Page 31: BAB 7

ALAT-ALAT PENGEMBANGAN SISTEM

Di BAB 6, telah di uraikan dua alat pemodelan data-diagram relasi entitas dan diagram kelas. Kedua alat ini telah bertahun-tahun populer dan banyak digunakan, tetapi masih dilakukan untuk memerbaiki penggunaannya. Sebagai contoh, penelitian dan pemodelan proses dan data model-model objek dapat ditingkatkan dengan menggunakan pola-pola yang pada umumnya terjadi diantara objek.

Page 32: BAB 7

PENDEKATAN YANG DIPICU OLEH DATA DAN DIPICU OLEH PROSES

Selama tahun-tahun awal pengembangan sistem komputer, praktis hampir seluruh perhatian diberikan ke proses-proses yang akan dikerjakan oleh komputer, sebagai kebalikan dari data yang akan dipergunakan. Munculnya sistem manajemen basis data di tahun 1970-an menarik perhatian akan pentingnya desain data. Alat-alat pemodelan data seperti diagram relasi entitas dan diagran kelas adalah bukti dari perhatian ini. Kini kita mengembalikan prhatian kita pada pemodelan proses-proses yang dilakukan oleh sistem.

Page 33: BAB 7

PEMODELAN PROSES

Pemodelan proses pertama kali dilakukan dengan diagram alur (flowchart). Diagram ini mengilustrasikan aliran data melalui sistem dan program.Internasional Organization for Standardization (ISO) menciptakan standar untuk bentuk-bentuk simbol flowchart, memastikan seluruh penggunaannya di seluruh dunia.

Diagram arus data sangat baik untuk membuat model proses pada tingkat ringkasan. Akan tetapi, diagram arus data kurang baik dalam menangkap detail-detail pemerosesan. Karena alasan ini, diagram arus data pada umumnya dilengkapi oleh alat-alat lain yang lebih berorientasi pada detail, seperti menggunakan diagram kasus penggunaan (use case diagram).

Page 34: BAB 7

DIAGRAM ARUS DATADiagram arus data (flowchart) adalah penyajian grafis dari sebuah sistem

yang mempergunakan empat bentuk simbol untuk mengilustrasikan bagaimana data mengalir melalui proses-proses yang saling tersambung. Simbol-simbol tersebut mencerminkan

(1) unsur-unsur lingkungan dengan mana sistem berinteraksi,

(2) proses, (3) arus data, (4) penyimpana data.

(1). Unsur-unsur lingkungan, berada di luar batas sistem. Unsur-unsur ini memberikan input data kepada sistem dan menerima output data dari sistem. Istilah terminator sering kali dipergunakan untuk menyatakan unsur-unsur lingkungan dan bentuknya persegi panjang, karena menunjukkan titik-titik di mana sistem berakhir.

Terminator dapat berupa :

Orang, seperti seorang manajer, yang menerima laporan dari sitem.

Organisasi, seperti departemen lain dalam perusahaan atau perusahaan lain.

Sistem lain yang mengalami antarmuka dengan sistem.

Terminator juga melakukan pekerjaan yang penting yaitu dalam analisis dan desain sistem.

Page 35: BAB 7

(2). Proses, adalah sesuatu yang mengubah input menjadi output. Bentuknya lingkaran, persegi panjang horizontal, atau sebuah persegi panjang tegak bersudut melingkar. Ini harus menggunakan teknik pemberian label, dan yang paling umum digunakan adalah dengan menggunakan kata kerja dan objek, tetapi dapat juga menggunakan nama dari suatu sistem atau program komputer.

(3). Arus data, terdiri dari sekumpulan unsur –unsur data yang berhubungan secara logis (mulai dari satu unsur data tunggal hingga satu file atau lebih) yang bergerak dari satu titik atua proses ke titik atau proses yang lain. Simbol panah digunakan untuk menggambarkan arus ini dan dapat digambar dengan menggunaka garis lurus maupun melingkar.

(4). Penyimpanan Data Ketika kita perlu menyimpan data karena suatu alasan tertentu, maka kita akan menggunakan pnyimpanan data. Penyimpanan data adalah suatu gudang data. Bayangkanlah penyimpanan data sebagai “data yang beristirahat”. Peyimpanan data dapat ditunjukkan oleh sekumpulan garis-garis sejajar, sebuah kotak dengan ujung terbuka atau bentuk oval.

Page 36: BAB 7

DIAGRAM ARUS DATA BERTINGKAT (LEVELED DATA

FLOW DIAGRAM)

Figur 7.12 mengidentifikasi proses-proses utama system. Proses utama system ini disebut diagram nomor 0 (figure 0 diagram). Kita akan menjelaskan bagaimana nama tersebut diperoleh nanti. Tambahan DFD dapat digunakan untuk menghasilkan dokumentasi dengan tingkat yang lebih ringkas dan lebih terinci. Sebuah diagram yang mendokumentasi system pada tingkat yang lebih ringkas disebut diagram konteks (context program); sebuah diagram yang memberikan lebih banyak detail disebut diagram nomor n (figure n diagram).

Page 37: BAB 7

pelanggan

1Membuka

surat

2Memasuk

anData

Pesananpenjualan

Manajerpenjualan

File formulirPesanan

penjualan

3MenyortirPesanan-Pesanan

penjualan

4Menhitung

Komisipenualan

FIGUR 7.12DIAGRAM ARUSDATA SISTEM KOMISI PENJUALAN

Mengirimkan surat

Pesanan

penjualan

Pesanan penjualan

yang dimasukan

Data pesanan

Penjualan yang

Telah dimasukan

Catatan

Penjualan yang

Telah disortir

Laporan

komisi penjualan

Page 38: BAB 7

DIAGRAM KONTEKS (CONTEXT DIAGRAM)

Diagram konteks menempatkan system dalam suatu konteks lingkungan. Diagram ini terdiri atas satu symbol proses tunggal yang melambangkan keseluruhan system. Figur 7.13 adalah sebuah diagram konteks dari system komisi penjualan.

Ketika menggambarkan sebuah diagram konteks, Anda :

1. Hanya menggunakan satu symbol proses saja.

2. Memberikan label pada symbol proses untuk mencerminkan keseluruhan system.

3. Jangan memberikan nomor pada symbol proses tunggal.

4. Memasukkan seluruh terminator dan system.

5. Menunjukkan seluruh arus data yang terjadi antara terminator dan system.

Meskipun diagram konteks mendokumentasikan sebuah system pada tingkat yang tertinggi, biasanya akan lebih mudah untuk memulai dokumentasi pada tingkat yang lebih rendah – misalnya, tingkat Nomor 0.

Page 39: BAB 7

Pelanggan

Manajerpenjualan

SistemKomisi

penjualan

FIGUR 7.13DIAGRAM KONTEKSDARI SEBUAH SISTEM KOMISI PENJUALAN

Mengirimkan surat

Laporan

Komisi penjualan

Page 40: BAB 7

4..2Mengakum-ulasi

total

Manajerpenjualan

4.1Menghitu

ngJumlahkomisi

3

FIGUR 7.14DIAGRAM NOMOR4 DARI SISTEMKOMISI PENJUALAN

Catatan

Penjualan

Yang telah

disortir

Laporan

Komisi

Penjualan

Jumlah

komisi

Page 41: BAB 7

DIAGRAM NOMOR. NKetika kita perlu mendokumentasikan system dengan detail yang

lebih besar daripada diagram diagram nomor 0, Anda akan menggunakan satu atau lebih diagram nomor n. Diagram nomor n (figure n diagram) mendokumentasikan satu proses dari sebuah DFD dengan tingkat detail yang lebih besar. n melambangkan nomor proses pada tingkat yang lebih tinggi dari yang sesuatu sedang didokumentasikan.

Istilah DFD bertingkat (leveled DFD)digunakan untuk menguraikan hierarki dari diagram, dimulai dari diagram konteks hingga diagram Nomor n dengan tingkat yang paling rendah, yang digunakan untuk mendokumentasikan sebuah system.

Page 42: BAB 7

BERAPA BANYAK DETAIL YANG HARUS DITAMPILKAN

Terdapat dua aturan umum yang memandu para pengembang dalam memutuskan berpa banyak tingkat DFD yang akan digunakan. Pertama adalah membatasi satu DFD menjadi tidak lebih dari enam hingga delapan proses. Kedua adalah menggunakan alat lain untuk mendokumentasikan tingkat detail yang paling rendah, tetapi dengan menggunakan tidak lain lebih dari satu halaman. Jika Anda membutuhkan lebih banyak tempat, maka Anda terlalu berhenti menggunakan pendiagraman arus data. Alat pemodelan proses yang cocok untuk digunakan bagi jumlah detail yang lebih banyak adalah kasus penggunaan (use case).

Page 43: BAB 7

KASUS PENGGUNAANKasus Penggunaan (use case) adalah suatu uraian naratif dalam

bentuk kerangka dari dialog yang terjadi antara system primer dengan system sekunder. Dalam kebanyakan kasus, system primer adalah sebuah program computer dan system sekunder adalah orang yang berinteraksi dengan program computer. Dialog biasanya terdiri atas tindakan-tindakan yang diambil oleh seorang operator entri data dan system komputer.

Seorang operator entri data melakukan log on dengan menggunakan kata sandi . System memverikasi kata sandi atau menolak entri.

Operator entri data memasukan data pesanan penjualan ke dalam stasiun kerja.

Data pesanan meliputi : Nomor pelanggan Nomor barang Jumlah barang

Page 44: BAB 7

Program entri pesanan mengakses file induk untuk memverifikasi keakuratan : Nomor pelanggan Nomor barang

Ketika nomor tidak dapat diverifikasi dengan benar, program akan menampilkan satu pesan kesalahan dan meminta operator memasukkan ulang informasi.

Ketika operator ingin mengakhiri proses entri pesanan, ia akan melakukan log off.

Page 45: BAB 7

Nama kasus penggunaan : Memasukan data pesanan penjualanUraian : Operasi entri data untuk sistem dari pesananPrasyarat : Menciptakan pelanggan, menciptakan barangAsosiasi : Menu utamaPelaku utama : Operator data entri

Operator data entri Sistem

1.0 Operator log on dengan kata sandi1.0-A Kembali ke menu utama1.1-A Ke 7.0-A

3.0 Operator memasukan nomor pelanggan, nomor barang, dan jumlah barang3.0-A Kembali ke menu utama3.1-A ke 7.0-A

6.0 Ke 3.06.0-A Kembali ke menu utama6.0-A log off

2.0 Sistem memverifikasi operator dan meminta operator memasukan informasi tambahan2.0-A Sistem tidak memverifikasi operator dan mengeluarkan pesan untuk melakukan entri ulang2.1-A Ke 1.0

4.0 Sistem memverifikasi nomor pelanggan dan nomor barang4.1-A Sistem menampilakan pesan kesalahan dan meminta operator memasukan ulang 4.2-A ke 3.05.0 Sistem menyimpan data pesanan

7.0 Sistem mencatat log keluar karyawan7.0-A Sistem menampilkan menu utama

FIGUR 7.15KASUS PENGGUNAAN

Page 46: BAB 7

Panduan kasus penggunaan1. Mulai penomoran dengan 1.0 di sisi sebelah kiri untuk mewakili tindakan pertama pengguna.

Contoh : 1.0 karyawan melakukan log on dengan melakukan kata sandi.2. Entri pertama di sebelah kanan seharusnya adalah 2.0, untuk tindakan sistem

yang pertama.3. Gunakan angak-angka desimal untuk menunjukan langkah-langlah yang diambil

dalam suatu urutan-urutan yang semuanya merupakan bagian dari suatu tindakan tertentu, Jika tidak, gunakan angka bulat yang menurun (3,4,5, dan sterusnya).

Contoh : 2.0 Sistem memverifikasi pengguna1.1 Sistem meminta pengguan untuk memasukan informasi tambahan

4. Menambahkan abjad pada satu urutan nomor untuk suatu peristiwa alternatif.Contoh : 2.0-A Sistem tidak memverifikasi pengguna

2.1-A Sistem meminta pengguna untuk memasukan kata sandi kembali5. Ketika terdapat peristiwa-peristiwa alternatifyang saling ekslusif, gunakan beberapa

abjad.6. Untuk tindakan turunan, gunakan satu angka bulat untuk tindakan dasar, diikuti

dengan angka desimal untuk tindakan-tindakn turunan.Contoh : 3.0 Pengguna membuat laporan

3.1 Pengguna menentuka tanggal awal dan tanggal akhir3.2 Pengguna menentukan jenis laporan

7. Untuk tindakan-tindakan opsional, gunakan angak bulat untuk tindakna dasar, diikuti dengan angka desimal dan abjad untuk tindakan-tindakan opsional.

Contoh : 3.2 Pengguna menentukan jenis laporan3.2-A Pengguna menentukan laporan tabel ringkasan3.2-B Pengguna menentukan laporan tabel detail3.2-C Pengguna menentukan laporan grafik

8. Pada akhir proses, pengguna hendaknya memilih untuk mengulang proses atau melakukan log off.

Contoh : 10.0 Pengguna kembali ke menu utama 10.0-A Pengguna log off

9. Ketika pengguna melakukan log off, sistem seharusnya merespon dengan mengeluarkan pengguna.

Contoh : 11.0-A Sistem mengeluarkan pengguna.

FIGUR 7.16PANDUAN KASUS PENGGUNAAN

Page 47: BAB 7

MANAJEMEN PROYEKProyek-proyek pengembangan sistem yang pertama dikelola oleh manajer unit

TI, dengan dibantu oleh manajer dari analisis sitem, pemrograman, dan

operasi. Melalui percobaan, tanggung jawab manaemen secara bertahap

telah mencapai tingkat manajemen yang lebih tinggi—yaitu tingkat strategis

dalam kebanyakan kasus.

Ketika sistem memiliki nilai strategis atau pengaruhnya meliputi keseluruhan

organisasi, direktur utama atau komite eksekutif perusahaan dapat

memutuskan untuk mengawasi sendiri proyek pengembangan tersebut.

Banyak perusahaan membentuk komite khusus di bawah tingkat komite

eksekutif yang menerima tanggung jawab untuk mengawasi seluruh proyek

sistem. Ketika tujuan dari dibentuknya sebuah komite adalah untuk

memberikan panduan, arah, dan kendali secara terus-menerus, maka ia

disebut sebagai streering committee (komite pengarah).

Page 48: BAB 7

Pimpinan Proyek tim

Model Lokasigudang

Pimpinan Proyek

Tim MRP II

SteeringCommitte

eSIM

Eksekutif

Pimpinan proyek

Tim sistemPersetujuan

kredit

PimpinanProyek

Tim ISDN

PimpinanProyek

Tim HRIS

FIGUR 7.17PARA MANAJER DARI SUATU SISTEMSIKLUS HIDUP DISUSUN DALAM SUATUHIERARKI

Pemasaran

Produksi

Keuangan

Sumber

Daya Manusia

Page 49: BAB 7

Steering Committee SIMSteering committee menjalankan tiga fungsi utama yaitu:• Menciptakan kebijakan yang memastikan dukungan

komputer untuk mencapai sasaran strategis perusahaan.• Melakukan pengendalian fiskal dengan bertindak sebagai

yang berwenang dalam memberikan persetujuan untuk seluruh permintaan akan pendanaan yang berhubungan dengan komputer.

• Menyelesaikan perselisihan yang terjasi sehubungan dengan prioritas penggunaan komputer.

Jika secara tidak langsung, tugas steering committee SIM adalah melaksanakan seluruh strategi yang dibuat oleh komite eksekutif maupun rencana strategis untuk sumber daya informasi.Dengan memusatakan manajemen siklus hidup sistem dalam steering committee, maka akan didapatkan dua keuntungan utama yaitu:• Komputer akan digunakan untuk mendukung pengguna di

seluruh perusahaan.• Proyek-proyek komputer akan memiliki ciri-ciri perencanaan

dan pengendalian yang baik.

Page 50: BAB 7

Kepemimpinan Proyek

Steering committee SIM jarang ikut terlibat langsung dengan

detail pekerjaan. Tanggung jawab itu jatuh ke tangan tim

proyek. Tim proyek meliputi semua orang yang ikut

berpartisipasi dalam pengembangan sistem informasi. Satu

tim dapat terdiri dari beberapa orang yang terdiri dari

pengguna, spesialis informasi, dan mungkin auditor internal.

Aktivitas tim akan diarahkan oleh seorang ketua tim atau

pimpinan proyek yang memberikan arahan di sepanjang

masa proyek.

Page 51: BAB 7

Mekanisme Manajemen ProyekDasar dari manajemen proyek adalah rencana proyek, yang

dibuat selama tahap investigasi awal ketika metodologi

pengembangan berfase diikuti. Setelah tujuan-tujuan proyek,

kendala, dan ruang lingkupnya telah selesai didefinisikan,kita

akan dapat mengidentifikasi pekerjaan-pekerjaan yang harus

dilaksanakn. Rencana ini pertama-tama dirancang dalam

bentuk umum dan selanjutnya dibuat menjadi lebih spesifik.

Satu format yang populer untuk rencana terinci adalah grafik

gantt. Grafik gantt (gantt chart) adalah sebuah grafik

batang horizontal yang mencantumkan satu grafik batang

untuk setiap pekerjaan yang dilaksanakan.

Satu pelengkap dari grafik gantt adalah diagram jaringan.

Diagram jaringan (network diagram) yang disebut juga

diagram CPM (Critical Path Method) atau PERT (Program

Evaluation and Review Technique) adalah sebuah gambar

yang mengidentifikasikan aktivitas-aktivitas dan

menghubungkannya dengan panah-panah untuk menunjukan

urutan-urutan pengerjaan.

Page 52: BAB 7

4

5 6

3

21

FIGUR 7.19DIAGRAM JARINGAN

Page 53: BAB 7

Dukungan Web bagi Manajemen

Proyek

Selain sistem manajemen proyek berbasis peranti lunak

seperti Microsoft Project, dukungan juga dapat diperoleh dari

internet. Sebagai contoh, sebuah perusahaan yang berbasis di

Toronto, menawarkan sebuah sistem manajemen proyek yang

disebut easyproject.net. Perusahaan tersebut juga

menawarkan kursus manajemen proyek secara online sebagai

bagi perusahaan untuk meningkatkan pengetahuan

manajemen proyek para karyawannya.

Page 54: BAB 7

MENGESTIMASI BIAYA PROYEKBanyak metode yang dapat digunakan untuk mengestimasi biaya dan jadwal

proyek. Semua metode ini kurang lebih mengandalkan pada tiga komponen

yaitu:

1. Informasi mengenai sistem tertentu yang sedang dibuat dan orang yang

akan melakukan pengembangan.

2. Pengalaman historis.

3. Pengetahuan mengenai proses pengembangan peranti lunak dan alat-alat

serta teknik estimasi.

Page 55: BAB 7

Input Pengestimasian Biaya Sebuah work breakdown Structure (WBS)

mengidentifikasikan aktivitas-aktivitas proyek yang akan

membutuhkan sumber daya. Contoh WBS adalah grafik gantt

dan diagram jaringan. Kebutuhan sumber daya (resource

requirement) mencantumkan sumber daya tertentu yang akan

dibutuhkan dan berapa jumlahnya. Tarif sumber daya

(resource rates) adalah biaya perunit untuk setiap jenis

sumber daya. Estimasi durasi aktivitas (activity duration

estimates) menybutkan periode pekerjaan yang dibutuhkan

untuk menyelesaikan aktivitas. Informasi historis (historical

information) terdiri atas file-file dari data proyek masa lalu,

basis data pengestimasian biaya komersial, dan pengetahuan

tim proyek.

Page 56: BAB 7

Alat-alat dan Teknik Estimasi BiayaEtimasi analogis (analogous estimating) menggunakan biaya

aktual proyek-proyek serupa yang telah dilakukan di masa

lalu sebagai dasar untuk memproyeksikan biaya dari proyek

yang sedang dipertimbangkan.

Estimasi dari bawah ke atas (bootom-up estimating) dimulai

dengan detail, seperti aktivitas di dalam grafik gantt, lalu

mengalikannya dengan data biaya, seperti tarif per jam untuk

karyawan, untuk menghasilkan estimasi biaya proyek.

Alat-alat terkomputerisasi (computerize tools) dapat

digunakan secara terpisah atau untuk menyederhanakan alat-

alat yang baru saja diuraikan. Satu sumber bagi alat-alat

terkomputerisasi adalah WWW.CONSTRUX.COM.

Model-model matematis (mathematical models) dapat

digunakan untuk menguantifikasi karakteristik proyek dan

membuat simulasi dari berbagi macam skenario.

Page 57: BAB 7

Output Pengestimasian Biaya

Estimasi biaya dibuat untuk seluruh sumber daya yang

dibebankan ke proyek dan biasanya dinyatakan dalam unit-

unit keuangan yang berlaku, Seperti Dollar atau Euro.

Estimasi seperti ini dapat disempurnakan kembali selama

proyek berlangsung untuk mencerminkan tambahan informasi

seiring dengan semakin jelasnya proyek tersebut. Detail-detail

pendukung mendokumentasikan bagaimana estimasi tersebut

dihitung dan setiap asumsi-asumsi yang diambil. Rencana

manajemen biaya (cost-manajement plan) menjelaskan

bagaimana varians biaya akan dikelola.

Page 58: BAB 7

INPUT ALAT DAN TEKNIK OUTPUT

Work breakdown stucture Estimasi analisis Estimasi biaya

Kebutuhan sumber daya Estimasi dari bawah ke atas Detail-detail pendukung

Tarif sumber daya Alat-alat terkomputerisasi Rencana manajemen biaya

Estimasi durasi aktivitas

Inforamsi historis

TABEL 7.1 KOKPONEN-KOMPONEN PROSES ESTIMASI BIAYA

Page 59: BAB 7

TIM RENCANA ANALISIS DESAIN IMLEMENTASI PEMELIHARAANTOTAL BIAYA PER TOTAL

JAM JAM BIAYA

Gudang 80 240 160 120 160 760 $35,50 $26.980,00

Logistik 80 160 240 40 800 600 $75,00 $45.000,00

Persediaan 80 160 400 80 160 880 $75,00 $66.000,00

TOTAL 2240 $137.980,00

TABEL 7.2 CONTOH BIAYA PROYEK

Page 60: BAB 7

TERIMA KASIH

Page 61: BAB 7

TAHAPAN I: UPAYA PERSIAPAN Langkah 1—Melihat Perusahaan Sebagai Suatu Sistem. Anda harus dapat

memandang perusahaan Anda sebagai suatu sistem. Halini dapat terlaksana dengan mempergunakan model sistem umum dari Bab 2 sebagai pola. Anda seharusnya dapat melihat bagaimana perusahaan atau unit organisasi Anda sesuai dengan model.

Langkah 2—Mengenal Sistem Lingkungan. Hubungan antara perusahaan dengan lingkungan merupakan suatu ha yang penting. Delapan unsur lingkungan yang telah kita bahas di Bab 2 memberikan suatu cara yang efektif dalam memosisikan perusahaan sebagai suatu sistem dalam lingkungannya.

Langkah 3—Mengidentifikasi Subsistem Perusahaan. Subsistem utama perusahaan dapat mengambil beberapa bentuk. Bentuk termudah yang harus dilihat manajer adalah area-area bisnis. Masing-masing area dapat dianggap sebagai suatu sistem yang terpisah, seperti yang disajikan dalam Figur 7.2.

Page 62: BAB 7

Model sistem Umum perusahaan

Figur 2.1

Standar

Manajemen

Pemrosesan informasi

Sumber daya input

Proses transform

asi

Sumber daya

output

Informasidan data

Lingkungan

InformasiKeputusan

SumberDaya

fisik

Data

SumberDaya

fisik

Page 63: BAB 7

Delapan unsur Lingkungan

Figur 2.2 Pemerint

ah

Pemegang saham

atau pemilik

PemasokPelangga

n

Serikat pekerja

Komunitas

keuangan

Komunitas Global

Pesaing

Perusahaan

Page 64: BAB 7

Direktur

Subsistem produksiSubsistem pemasaran Subsistem keuangan

Subsistem SDMSubsistem

Layanan informasi

FIGUR 7.2MASING-MASING AREA BISNIS ADALAH SUATU SISTEM

Page 65: BAB 7

TAHAPAN II: UPAYA DEFINISI Langkah 4—Melanjutkan Dari Tingkat Sistem ke Tingkat subsistem. Ketika

manajer mencoba untuk memahami masalah, analisis akan memulai pada

sistem yang menjadi tanggung jawab manajer tersebut. Sistem ini dapat

berupa perusahaan atau salah satu unitnya. Analisis kemudian dilanjutkan

menuju ke bawah hierarki sistem, tingkat demi tingkat.

Langkah 5—Menganalisis Bagian-bagian Sistem Dalam Unit Urutan-urutan

Tertentu. Seiring dengan manajer yang mempelajari masing-masing tingkat

sistem, unsur-unsur sistem juga dianalisis secara berurutan. Urut-urutan ini

ditampilkan dalam Figur 7.3.

Page 66: BAB 7

1Standar

3manajemen

6Proses

transformasi

4Pemrosesinformasi

7Sumber

daya output

2Outp

ut

FIGUR 7.3MASING-MASING BAGIAN DARI SISTEM DIANALISIS SECARA BERURUTAN

5

Input dan sumber dya input

Page 67: BAB 7

Langkah 6—Mengidentifikasi Solusi-solusi Alternatif. Manajer mengidentifikasai cara-cara yang berbeda untuk memecahkan masalah yang sama.

Langkah 7—Mengevaluasi Solusi-solusi Alternatif. Semua alternatif harus dievaluasi dengan menggunakan kriteria evaluasi yang sama, yang mengukur seberapa baik satu alternatif akan memecahkan masalah. Evaluasi akan menghasilkan keuntungan dan kerugian dari pengimplementasian dari masing-masing alternatif.

Langkah 8—Memilih Solusi Yang Terbaik. Tiga cara yang dilakukan manajer dalam memilih alternatif yang terbaik menurut Henry mintzberg:

• Analisis• Pertimbangan • Tawar-menawar

Langkah 9—Mengimplementasikan Solusi. Masalah tidak akan terpecahkan hanya dengan memilih solusi yang terbaik. Kita perlu mengimplementasikan solusi tersebut.

Langkah 10—Menindaklanjuti Untuk Memastikan Keefektifan Solusi. Manajer dan para pengembang hendaknya tetap mengawasi situasi untuk memastikan bahwa solusi yang dipilih telah mencapai hasil yang direncanakan.

TAHAPAN III: UPAYA SOLUSI

Page 68: BAB 7

Unsur 1—Mengevaluasi Standar. Standar kinerja bagi suatu sistem biasanya dinyatakan dalam bentuk rencana, anggaran, dan kuota. Manajemen menentukan standar dan harus memastikan bahwa standar tersebut realistis, dapat dipahami, dapat diukur, dan valid.

Unsur 2—Membandingkan Output Sistem Dengan Standar. Jika sistem memenuhi standar, tidaklah perlu untuk meneruskan dengan pendekatan sistem atas pemecahan masalah pada tingkat sistem tertentu ini. Sebagai gantinya, manajer hendaknya mengevaluasi ulang standar berdasarkan kinerja yang baik saat ini.

Unsur 3—Mengevaluasi Manajemen. Diberikan satu penilaian kritis atas manajemen dan struktur organisasi sistem. Apakah terdapat tim manajemen sesuai dengan kualitas yang diminta ?

Unsur 4—Mengevaluasi Prosesor Informasi. Ada kemungkinan terdapat tim manajemen yang baik, namun tim tersebut tidak mendapatkan informasi yang ia butuhkan. Jika kasusnya seperti ini, kebutuhan harus diidentifikasi dan sistem informasi yang memadai harus dirancang dan diimplementasikan.

Page 69: BAB 7

Unsur 5—Mengevaluasi Input Dan Sumber Daya Input. Ketika analisis pada sistem di tingkat ini telah tercapai, sistem konseptual tidak lagi menjadi masalah, dan masalah terdapat pada sistem fisik. Analisis akan dilakukan oleh sumber daya fisikdi dalam unsur input dari sistem (dokumen penerimaan, bagian kendali mutu, dan gudang bahan mentah) maupun sumber daya yang mengalir dari lingkungan melalui umsur tersebut.

Unsur 6—Mengevaluasi Proses Transformasi. Prosedur-prosedur dan praktik-praktik yang tidak efisien dapat menimbulkan kesulitan dalam mengubah input menjadi output. Otomatisasi, robot, desain yang dibantu oleh komputer, serta produksi yang diintegrasikan oleh komputer adalah contoh dari upaya memecahkan masalah transformasi.

Unsur 7—Mengevaluasi Sumber Daya Output. Di sini kita akan mempertimbangkan sumber daya fisik dalam unsur output suatu sistem. Contoh dari sumber daya seperti ini adalah gudang barang jadi, personel dan mesin-mesin dok pengiriman, serta armada truk pengiriman.