BAB 7 · 2020. 5. 13. · BAB 7 Kebijakan fiskal dan moneter dalam ... defisit merupakan beberapa...

12
1 BAB 7 Kebijakan fiskal dan moneter dalam keseimbangan is-lm Keadaan perekonomian tidak selalu sesuai dengan yang dikehendaki oleh pemerintah maupun masyarakat. Tingkat inflasi yang tinggi, pengangguran, neraca pembayaran luar negeri yang terus menerus defisit merupakan beberapa gejala ekonomi makro yang tidak dikehendaki suatu negara. Menghadapi kenyataan seperti ini usaha untuk menghilangkan atau mencegah timbulnya gejala tersebut sangat diperlukan. Oleh karena itu, secara langsung menyangkut variabel ekonomi agregatif dan hanya dapat diatasi dengan mengendalikan jalannya perekonomian sebagai suatu keseluruhan, maka kebijaksanaan yang diperlukan adalah kebijaksanaan ekonomi makro. Kebijaksanaan ekonomi makro merupakan tindakan pemerintah untuk mempengaruhi jalannya perekonomian dengan maksud agar keadaan perekonomian tidak terlalu menyimpang dari keadaan yang diinginkan. Dua diantara kebijaksanaan ekonomi makro adalah kebijaksanaan fiskal dan kebijaksanaan moneter. 7.1 Kebijakan Fiskal Kebijaksanaan fiskal sering juga disebut “Politik Fiskal”, bisa diartikan sebagai tindakan yang diambil oleh pemerintah dalam bidang anggaran belanja negara dengan maksud untuk mempengaruhi jalannya perekonomian. Pemerintah dapat mempengaruhi tingkat pendapatan nasional, tingkat kesempatan kerja, tinggi rendahnya investasi nasional,

Transcript of BAB 7 · 2020. 5. 13. · BAB 7 Kebijakan fiskal dan moneter dalam ... defisit merupakan beberapa...

Page 1: BAB 7 · 2020. 5. 13. · BAB 7 Kebijakan fiskal dan moneter dalam ... defisit merupakan beberapa gejala ekonomi makro yang tidak dikehendaki suatu negara. Menghadapi kenyataan seperti

1

BAB 7 Kebijakan fiskal dan moneter dalam

keseimbangan is-lm

Keadaan perekonomian tidak selalu sesuai dengan yang

dikehendaki oleh pemerintah maupun masyarakat. Tingkat inflasi yang

tinggi, pengangguran, neraca pembayaran luar negeri yang terus menerus

defisit merupakan beberapa gejala ekonomi makro yang tidak dikehendaki

suatu negara. Menghadapi kenyataan seperti ini usaha untuk

menghilangkan atau mencegah timbulnya gejala tersebut sangat

diperlukan. Oleh karena itu, secara langsung menyangkut variabel ekonomi

agregatif dan hanya dapat diatasi dengan mengendalikan jalannya

perekonomian sebagai suatu keseluruhan, maka kebijaksanaan yang

diperlukan adalah kebijaksanaan ekonomi makro. Kebijaksanaan

ekonomi makro merupakan tindakan pemerintah untuk mempengaruhi

jalannya perekonomian dengan maksud agar keadaan perekonomian tidak

terlalu menyimpang dari keadaan yang diinginkan. Dua diantara

kebijaksanaan ekonomi makro adalah kebijaksanaan fiskal dan

kebijaksanaan moneter.

7.1 Kebijakan Fiskal

Kebijaksanaan fiskal sering juga disebut “Politik Fiskal”, bisa

diartikan sebagai tindakan yang diambil oleh pemerintah dalam bidang

anggaran belanja negara dengan maksud untuk mempengaruhi jalannya

perekonomian. Pemerintah dapat mempengaruhi tingkat pendapatan

nasional, tingkat kesempatan kerja, tinggi rendahnya investasi nasional,

Page 2: BAB 7 · 2020. 5. 13. · BAB 7 Kebijakan fiskal dan moneter dalam ... defisit merupakan beberapa gejala ekonomi makro yang tidak dikehendaki suatu negara. Menghadapi kenyataan seperti

2

distribusi penghasilan nasional dan sebagainya. Kebijaksanaan fiskal

mempunyai 3 tujuan utama yaitu :

1. Menjamin bahwa laju pertumbuhan ekonomi yang sebenarnya

menyamai laju pertumbuhan potensial

2. Mempertahankan kesempatan kerja penuh (full employment) untuk

mencapai tingkat harga umum

3. Menaikkanlajupertumbuhanpotensial

Pemerintah yang belum melakukan campur tangan melalui

kebijaksanaan fiskal, maka sumber pendapatan nasionalnya adalah

pengeluaran masyarakat untuk barang konsumsi (C) dan pengeluaran

investasi (I) sehingga perumusan pendapatan nasionalnya adalah :

Y = C + I

Aktifnyapemerintahmelaluikebijaksanaanfiskalmelaluipengeluaran

pemerintahdanmenarikpajakdarimasyarakat,

makakomposisipendapatannasionalmasyarakattersebutberubah.Pengeluar

anpemerintahtersebutada yang bersifatsebagaigovernment expenditure (G)

dangovernment transfer (Tr).

7.1.1 Pendapatan Nasional dengan Kebijakan Fiskal

Pendapatannasionalmasyarakatjikadilihatdarisegipengeluaranadal

ah:

Y = C + I + G + Tr

Pendapatannasionaltersebutdigunakanuntukkonsumsi (C), ditabung (S)

danmembayarpajak (Tx), sehinggapendapatannasionaladalah:

Y = C + S + Tx Apabilakeduarumustersebutdihadapkan, makadiperolehpersamaanyaitu:

Page 3: BAB 7 · 2020. 5. 13. · BAB 7 Kebijakan fiskal dan moneter dalam ... defisit merupakan beberapa gejala ekonomi makro yang tidak dikehendaki suatu negara. Menghadapi kenyataan seperti

3

C + I + G + Tr = C + S + Tx

I + G + Tr = S + Tx

Persamaantersebutmenunjukkanbahwapendapatannasionalmasyarakatbe

radadalamkeseimbangan.Meskipuninvestasitidaksamadengantabungan,

jikaI + G + Tr = S + Tx,

makapendapatannasionalakantetapberadadalamkeseimbangan.

7.1.2 Fungsi Konsumsi dan Saving dengan Adanya Tindakan Fiskal

Pemerintah yang melakukan tindakan fiskal berakibat pada

pengeluaran masyarakat untuk konsumsi yang tidak lagi secara langsung

ditentukan oleh tinggi rendahnya pendapatan nasional, tetapi ditentukan

oleh tinggi rendahnya pendapatan yang siap untuk dibelanjakan yaitu

disposible income (Yd).

Yd = Y + Tr Tx Persamaan fungsi konsumsi dengan kebijakan fiskal adalah

C = a + MPC. Yd

C = a + MPC (Y + TrTx)

Persamaan fungsi saving dengan kebijakan fiskal adalah

S = Yd C

= Yd (a + MPC. Yd)

= Yd a MPC. Yd

= (1 – MPC) Yd a

S = (1 – MPC) (Y + Tr Tx) a

7.1.3 Penentuan Tingkat Pendapatan Nasional Ekuilibrium

Cara pertama:

Page 4: BAB 7 · 2020. 5. 13. · BAB 7 Kebijakan fiskal dan moneter dalam ... defisit merupakan beberapa gejala ekonomi makro yang tidak dikehendaki suatu negara. Menghadapi kenyataan seperti

4

Y = C + I + G

C = a + MPC. Yd

Yd = Y + TrTx Maka :

Y = C + I + G

Y = a + MPC. Yd + I + G

Y = a + MPC. (Y + TrTx )+ I + G

Y = a + MPC. Y + MPC .Tr MPC .Tx + I + G

Y MPC. Y = a + MPC .Tr MPC .Tx + I + G (1 MPC) Y = a + MPC .Tr MPC .Tx + I + G

)1(

..

MPC

GITxMPCTrMPCaY

Cara kedua: S + Tx = G + Tr + I

Yd – C + Tx = G + Tr + I

Yd – (a + cYd) + Tx = G + Tr + I

(Y + Tr – Tx) – [a + c (Y + Tr – Tx)] + Tx = G + Tr + I

Y + Tr – Tx – a – cY – cTr +cTx + Tx = G + Tr + I

Y – cY = -Tr + Tx + a + cTr – cTx –Tx + G + Tr + I

(1 – c) Y = a + cTr – cTx + G + I

c

IGcTxcTraY

1

Page 5: BAB 7 · 2020. 5. 13. · BAB 7 Kebijakan fiskal dan moneter dalam ... defisit merupakan beberapa gejala ekonomi makro yang tidak dikehendaki suatu negara. Menghadapi kenyataan seperti

5

7.1.4 Angka-AngkaPengganda

Perekonomiantertutupdengantindakanfiskalmembuatkitamengena

llimamacamangkapenggandadansatuangkapenggandakonsumsi.

Keenamangkapenggandatersebutadalah:

1. AngkaPenggandaInvestasi

Angka yang

menunjukkanperbandinganantaraberubahnyatingkatpendapatannasio

nalekuilibriumdenganberubahnyajumlahpengeluaraninvestasi.Formula

siangkapenggandainvestasiyaitu:

cI

YK

1

1

2. AngkaPenggandaKonsumsi

Angka yang

menunjukkanperbandinganantaraberubahnyatingkatpendapatannasio

nalekuilibriumdenganberubahnyanilai “a”

(besarnyakonsumsipadatingkatdisposable incomesebesarnol) yang

mengakibatkanberubahnyatingkatpendapatannasionaltersebut.

Formula angkapenggandakonsumsiyaitu:

ca

YK

1

1

3. AngkaPenggandaPengeluaran

Asumsikanadaperubahanotonomdalam Go, cateris paribus. Perubahan

tingkat pendapatan ekuilibrium ditentukan oleh persamaan berikut :

c

GY

1

Makamultiplierpengeluaranadalah:

Page 6: BAB 7 · 2020. 5. 13. · BAB 7 Kebijakan fiskal dan moneter dalam ... defisit merupakan beberapa gejala ekonomi makro yang tidak dikehendaki suatu negara. Menghadapi kenyataan seperti

6

cG

YK

1

1

4. AngkaPenggandaPembayaran Transfer

Perubahantingkatpendapatanekuilibrium pada persamaan (1)

untuksuatuperubahanotonom pada Troadalah

c

TrcY

1

.

Maka multiplier tranfer adalah

c

c

Tr

YK tr

1

5. Angka Pengganda Pajak

Nilai perbandingan antara perubahan tingkat pendapatan nasional

ekuilibrium dengan perubahan jumlah pajak yang dipungut oleh

pemerintah yang menyebabkan berubahnya tingkat pendapatan

nasional ekuilibrium. Formula angka pengganda pajak yaitu :

c

c

Tx

YKTx

1

6. Multiplier Anggaran Belanja Berimbang

Asumsikanadaperubahan yang sama dalamGo dan Txo,

perubahantingkatpendapatanekuilibriumyaitu:

c

TxcGY

1

Asumsikan suatu anggaran belanja berimbang dimana G = Tx,

c

GcGY

1

Page 7: BAB 7 · 2020. 5. 13. · BAB 7 Kebijakan fiskal dan moneter dalam ... defisit merupakan beberapa gejala ekonomi makro yang tidak dikehendaki suatu negara. Menghadapi kenyataan seperti

7

c

cGY

1

)1(

GY

Jadi, multiplieruntukperubahan yang sama dalam G dan Txadalah

1

G

YKc

7.2 Kebijakan Moneter

Bank Indonesia bertanggung jawab melaksanakan dan mengawasi

bekerjanya sistem moneter dan perbankan. Ia bertugas melaksanakan

kebijakan yang telah diputuskan oleh Dewan Moneter dan Pemerintah.

Perumusan tujuan kebijakan ekonomi yang hendak dicapai yaitu

“mencapai kesejahteraan ekonomi masyarakat”. Tujuan kebijakan moneter

haruslah dirumuskan secara spesifik untuk menciptakan kesempatan kerja

bagi faktor-faktor produksi hingga dicapai tingkat output kesempatan kerja

penuh tanpa inflasi.

Kebijakan moneter merupakan suatu kebijakan yang menggunakan

piranti-piranti untuk mempengaruhi dan mengatur penawaran uang atau

jumlah uang beredar dengan tujuan untuk menstabilkan harga dan output

total dan kesempatan kerja jangka pendek, serta mendorong pertumbuhan

ekonomi jangka panjang. Kebijakan moneter akan menaikkan atau

menambah jumlah uang beredar selama perekonomian mengalami resesi

dan kemandegan untuk merangsang pengeluaran dan sebaliknya

membatasi dan mengurangi supplai uang selama masa-masa inflasi untuk

mengerem pengeluaran.

Rantai urutan efek kebijakan moneter berupa perubahan jumlah

uang beredar terhadap kegiatan ekonomi. Otoritas moneter menetapkan

Page 8: BAB 7 · 2020. 5. 13. · BAB 7 Kebijakan fiskal dan moneter dalam ... defisit merupakan beberapa gejala ekonomi makro yang tidak dikehendaki suatu negara. Menghadapi kenyataan seperti

8

kebijakan moneter sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai melalui

berbagai piranti atau teknik kebijakan moneter yang dipilih. Bank sentral

sebagai pelaksana kebijakan dapat mempengaruhi besarnya cadangan

aktual dan cadangan wajib yang harus dipegang oleh bank-bank umum

serta cadangan kelebihan dengan menggunakan piranti kebijakan yang

telah dipilih tersebut. Akibat cadangan kelebihan merupakan dasar

kemampuan bank-bank umum menciptakan uang dengan memberikan

pinjaman maksimum sebesar cadangan kelebihan maka dengan melalui

teknik pengendaliannya Bank Indonesia dapat mempengaruhi jumlah uang

yang beredar, yaitu jumlah yang bank-bank umum mampu dan bersedia

memberikan pinjaman pada berbagai tingkat suku bunga.

Berdasarkan teori Keynesian yang menyatakan bahwa permintaan

dan penawaran uanglah yang menentukan tingkat suku bunga, maka bila

permintaan masyarakat terhadap uang sudah tetap, manipulasi jumlah

uang beredar atau penawaran uang akan mempengaruhi tingkat suku

bunga serta jumlah atau besarnya pinjaman yang ditawarkan oleh bank-

bank umum. Pengeluaran investasi merupakan fungsi yang dipengaruhi

oleh tingkat suku bunga, sehingga perubahan tingkat suku bunga akan

mempengaruhi keputusan pengeluaran investasi yang selanjutnya akan

mempengaruhi tingkat output, kesempatan kerja, pendapatan dan tingkat

harga.

Page 9: BAB 7 · 2020. 5. 13. · BAB 7 Kebijakan fiskal dan moneter dalam ... defisit merupakan beberapa gejala ekonomi makro yang tidak dikehendaki suatu negara. Menghadapi kenyataan seperti

9

Rantai Efek Kebijakan Moneter Perubahan Penawaran Uang

7.3 Kebijaksanaan Ekspansi dan Kebijaksanaan Kontraksi

Keadaan yang ingin dicapai oleh suatu kebijakasanaan disebut

sebagai tujuan kebijaksanaan. Tujuan kebijaksanaan dapat dicapai dalam

bentuk perubahan nilai variabel-variabel tertentu yang diinginkan.

Variabel-variabel yang oleh pemerintah diharapkan nilainya akan berubah

sebagai hasil dari suatu kebijaksanaan disebut dengan variabel target.

Dalam analisa IS-LM, sebagai variabel target baik untuk kebijaksanaan

fiskal maupun kebijaksanaan moneter, yang dipermasalahkan hanya

variabel target tingkat pendapatan nasional (Y) dan tingkat employment.

Oleh karena kebijaksanaan moneter meliputi tindakan pemerintah

yang bertujuan mempengaruhi jalannya perekonomian melalui

penambahan atau pengurangan jumlah uang yang beredar, maka dapat

dikatakan bahwa instrument variabel untuk kebijaksanaan moneter

adalah jumlah uang yang beredar (M) atau yang disebut penawaran uang.

KebijakanMoneter

Piranti/teknikKebijakanMoneter

CadanganKelebihan Bank-bank Umum

Supply Uang SukuBunga PengeluaranAgregat

Page 10: BAB 7 · 2020. 5. 13. · BAB 7 Kebijakan fiskal dan moneter dalam ... defisit merupakan beberapa gejala ekonomi makro yang tidak dikehendaki suatu negara. Menghadapi kenyataan seperti

10

Sedangkan kebijaksanaan fiskal mempunyai pajak (Tx), transfer

pemerintah (T) dan pengeluaran pemerintah (G) sebagai policy

instrument variable.

Kebijaksanaan fiskal dan moneter dapat dibedakan berdasarkan

arah perubahan nilai variabel target yang menjadi tujuan kebijaksanaan.

Dengan dasar pembedaan ini, maka dikenal:

a. Kebijaksanaan ekspansi, yakni kebijaksanaan ekonomi makro yang

mempunyai tujuan untuk memperbesar kegiatan ekonomi dalam

perekonomian.

b. Kebijaksanaan kontraksi, yakni kebijaksanaan ekonomi makro yang

tujuannya ialah untuk menurunkan kegiatan ekonomi dalam

perekonomian.

Kebijaksanaan ekspansi pada umumnya diambil pada masa

perekonomian menghadapi banyak pengagguran dan kapasitas produksi

nasional belum dalam pemanfaatan penuh. Sedangkan kebijaksanaan

kontraksi umumnya dilakukan pada masa perekonomian dalam keadaan

overemployment, yakni keadaan dimana permintaan agregatif melampaui

besarnya kapasitas produksi nasional yang ditandai oleh tingkat inflasi

yang tinggi. Jadi, baik kebijaksaan fiskal atau kebijaksanaan moneter yang

dipergunakan, diharapkan dapat memberikan hasil berupa meningkatnya

pendapatan nasional dan menurunnya tingkat pengangguran.

7.4 Aktivitas Kebijaksanaan Fiskal

Pada dasarnya bahwa target bekerjanya kebijaksanaan fiskal

maupun moneter adalah sama, yakni meningkatkan tingkat pendapatan

nasional. Hanya bedanya kalau kebijaksanaan moneter yang digunakan

Page 11: BAB 7 · 2020. 5. 13. · BAB 7 Kebijakan fiskal dan moneter dalam ... defisit merupakan beberapa gejala ekonomi makro yang tidak dikehendaki suatu negara. Menghadapi kenyataan seperti

11

sebagai variabel instrument kebijaksanaan adalah M (jumlah uang yang

beredar), maka dalam kebijaksanaan fiskal, variabel instrument

kebijaksanaan yang dipergunakan adalah G (pengeluaran pemerintah), Tx

(pajak) dan T (transfer pemerintah.

Dalam kebijaksanaan fiskal, jika tujuan ideal dari perekonomian

makro adalah peningkatan pendapatan nasional, maka melalui analisis

model IS-LM dapat digunakan pengeluaran pemerintah (G), pajak (Tx)

maupun transfer pemerintah (Tr) sebagai variabel instrumen. Dengan

demikian, kebijaksanaan fiskal adalah bagaimana sektor riil dapat

dipengaruhi oleh variabel-variabel tersebut agar kurva IS bergeser ke

kanan. Dengan bergesernya kurva IS ke kanan (dan kurva LM tetap) maka

pendapatan nasional akan meningkat.

7.5 Aktivitas Kebijaksanaan Moneter

Dalam kebijakan moneter, apabila tujuan ideal dari perekonomian

adalah peningkatan pendapatan masional, maka melalui analisa model IS-

LM dapat dipergunakan contoh peningkatan jumlah uang yang beredar (M)

sebagai variabel instrument. Dengan demikian, kebijakan moneter adalah

bagaimana sektor keuangan dapat dipengaruhi oleh variabel M tersebut

agar kurva LM bergeser ke kanan. Dengan bergesernya kurva LM ke kanan

(dan kurva IS tetap) maka pendapatan nasional akan meningkat.

Kebijakan moneter yang berupa penambahan jumlah uang yang

beredar akan menggeser kurva persamaan demand (permintaan) uang

menjadi lebih besar. Pergeseran ini dikarenakan penawaran uang (Ms)

menjadi lebih besar akibat kebijakan moneter tersebut. Hal ini

menandakan bahwa adanya kebijakan moneter yang dikeluarkan oleh

Page 12: BAB 7 · 2020. 5. 13. · BAB 7 Kebijakan fiskal dan moneter dalam ... defisit merupakan beberapa gejala ekonomi makro yang tidak dikehendaki suatu negara. Menghadapi kenyataan seperti

12

pemerintah dapat mengakibatkan perubahan pada tingkat perekonomian

dari suatu negara.