BAB 6 7

download BAB 6 7

of 8

description

,,,

Transcript of BAB 6 7

BAB 6PEMBAHASANBab ini menjelaskan tentang makna hasil penelitian serta membandingkannya dengan teori dalam penelitian terkait, mendiskusikan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab hasil, menjelaskan keterbatasan penelitian serta implikasi penelitian ini untuk keperawatan. Sesuai dengan tujuan utama penelitian dan hipotesa yang diajukan dalam penelitian ini, maka pembahasan hasil diarahkan pada variabel independen yaitu skor nyeri akibat penyuntikan imunisasi pada kelompok yang diberikan intervensi distraksi dengan media kaleidoskop dan pada kelompok kontrol.

6.1 Intrepretasi dan diskusi hasil penelitian Intrepretasi penelitian dijelaskan sesuai dengan tujuan penelitian yaitu mengidentifikasi pengaruh penggunaan media kaleidoskop terhadap skor nyeri pada anak usia sekolah dasar saat dilakukan imunisasi.6.1.1 Skor nyeri pada anak usia sekolah dasar saat dilakukan imunisasi pada kelompok intervensiResponden kelompok intervensi berjumlah 40 anak yang merupakan siswa kelas 2 SDN Bandulan 3 Malang. Pada penelitian ini setiap responden yang diberikan intervensi distraksi dengan media kaleidoskop diukur skor nyeri nya menggunakan skala nyeri wajah Wong-Baker. Skor nyeri yang didapatkan dapat dipengaruhi oleh karakteristik responden, seperti usia, dukungan dari orang lain, pengalaman nyeri sebelumnya, cemas, istirahat dan tidur, nilai nyeri, dan budaya (Sorrentino and Remmert, 2014; Taddio, et al 2009; Prasetyo, 2010). Pada kelompok intervensi responden lebih banyak yang berjenis kelamin perempuan (60%). Beberapa studi menunjukkan bahwa ada pengaruh jenis kelamin terhadap perspesi nyeri, yaitu laki-laki memiliki persepsi nyeri yang lebih sedikit dibanding perempuan (Tufekci, et al, 2008). Namun, penelitian yang dilakukan Tufekci, et al (2008) menunjukkan anak perempuan mengalami nyeri yang lebih sedikit daripada laki-laki. Beberapa studi yang lain menunjukkan tidak adanya hubungan jenis kelamin dengan nyeri, walaupun pada usia dewasa ditemukan bahwa wanita lebih sering mengalami nyeri daripada laki-laki (Taddio; et al, 2009). Responden pada kelompok intervensi berusia dalam rentang 7-9 tahun. Menurut Potter & Perry (2010) anak-anak mengalami kesulitan dalam mengenali nyeri dan menggambarkan atau mengekspresikan nyeri secara verbal kepada orangtuanya atau petugas kesehatan, hal ini dapat mempengaruhi skor nyeri yang didapatkan. Responden seluruhnya pernah memiliki pengalaman imunisasi sebelumnya dengan cara injeksi. Seseorang yang mengetahui apa yang akan dirasakan dapat membantunya dalam mengendalikan nyeri. Beberapa orang yang belum pernah merasakan nyeri, dapat merasakan takut dan cemas saat pertama kali merasakan nyeri. Hal ini dapat membuat rasa nyeri memburuk. (Sorrentino & Remmert, 2014). Pada penelitian yang dilakukan oleh Tufekci, et al (2008) tentang pengaruh distraksi kaleidoskop terhadap skor nyeri anak saat dilakukan venipuncture didapatkan bahwa responden dengan pengalaman empat kali atau lebih venipuncture sebelumnya, memiliki persepsi nyeri yang lebih sedikit.

6.1.2 Skor nyeri pada anak usia sekolah dasar saat dilakukan imunisasi pada kelompok kontrolResponden kelompok kontrol berjumlah 41 anak yang merupakan siswa kelas 2 SDN Bandulan 4 Malang. Responden pada kelompok kontrol diberikan imunisasi seperti biasanya, dan setelah itu diukur skor nyeri nya menggunakan skala nyeri wajah Wong-Baker. Skor nyeri yang didapatkan juga dapat dipengaruhi oleh karakteristik responden, seperti usia, dukungan dari orang lain, pengalaman nyeri sebelumnya, cemas, istirahat dan tidur, nilai nyeri, dan budaya (Sorrentino and Remmert, 2014; Taddio, et al 2009; Prasetyo, 2010).Responden pada kelompok kontrol memiliki karakteristik yang hampir sama dengan responden pada kelompok intervensi. Pada kelompok kontrol, responden lebih banyak yang berjenis kelamin perempuan (54%). Responden pada kelompok kontrol juga berusia dalam rentang 7-9 tahun. Responden seluruhnya pernah memiliki pengalaman imunisasi sebelumnya dengan cara injeksi dan lokasi penyuntikan saat imunisasi yaitu pada lengan kiri atas (100%). Perbedaan yang terlihat pada responden kelompok kontrol menunjukkan kecemasan saat akan dilakukan imunisasi. Sorrentino & Remmert (2014) menyatakan bahwa ada hubungan antara nyeri dan cemas. Nyeri dapat menyebabkan cemas, dan cemas dapat meningkatkan persepsi nyeri.

6.1.3 Perbandingan skor nyeri pada anak usia sekolah dasar saat dilakukan imunisasi pada kelompok intervensi dan kelompok kontrolSkor nyeri anak saat dilakukan imunisasi yang diukur dengan skala nyeri wajah Wong-Baker menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan, yaitu rata-rata skor nyeri pada anak yang diberikan distraksi dengan media kaleidoskop lebih rendah dibandingkan anak yang tidak diberikan intervensi, dengan p value = 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian distraksi dengan kaleidoskop yang diberikan pada kelompok intervensi bermanfaat untuk mengurangi skor nyeri saat imunisasi.Distraksi merupakan teknik non-farmakologi yang sering digunakan dalam manajemen nyeri. Teknik distraksi berperan dalam menutup gerbang yang akan dilewati impuls-impuls nyeri, sehingga nyeri tidak dapat disampaikan ke otak atau tidak dapat dipersepsikan (Potter & Perry, 2010). Pada penelitian-penelitian sebelumnya, didapatkan bahwa distraksi dengan mendengarkan musik, menonton kartun, dan bermain dengan permainan yang sesuai usia dapat berpengaruh terhadap menurunnya skor nyeri anak saat dilakukan imunisasi (Chambers, et al, 2009).Kaleidoskop merupakan salah satu media yang dapat digunakan untuk mendistraksi nyeri. Jika kaleidoskop diputar, maka manik-manik di dalamnya juga akan berputar sehingga menghasilkan pola yang berbeda. Hal inilah yang akan menjadi perhatian anak sehingga rasa nyeri dapat terdistraksi. Kaleidoskop adalah permainan yang unik dan jarang diketahui di Indonesia. Dalam penelitian ini, responden menyatakan belum pernah melihat kaleidoskop dan tertarik untuk melihatnya. Ketertarikan ini menyebabkan kecemasan yang timbul sebelum dilakukan imunisasi menjadi berkurang. Responden pada kelompok intervensi tidak menunjukkan kecemasan seperti pada responden kelompok kontrol saat akan dilakukan imunisasi.Pada penelitian yang dilakukan oleh Tufekci, et al (2008), yang bertujuan mengidentifikasi efek distraksi dengan melihat kaleidoskop pada nyeri anak saat dilakukan venipuncture, didapatkan hasil rata-rata skor nyeri 3,14 pada kelompok intervensi dan 3,8 pada kelompok kontrol. Penelitian lain yang dilakukan Canbulat, et al (2013), yang bertujuan mengidentifikasi dua teknik distraksi menggunakan kartu distraksi dan kaleidoskop untuk mengurangi nyeri pada saat pengambilan darah vena, didapatkan hasil rata-rata skor nyeri pada kelompok dengan intervensi kaleidoskop adalah 3,10 dan pada kelompok kontrol 4,44. Pada penelitian ini, ditemukan bahwa penggunaan kaleidoskop juga berpengaruh untuk mengurangi nyeri pada anak yang dilakukan imunisasi.Hasil penelitian dikatakan valid apabila karakteristik responden tidak ada perbedaan bermakna sehingga perbedaan hasil penelitian pada kelompok yang diberikan intervensi dan yang tidak dapat disebut sebagai pengaruh dari intervensi yang diberikan (Polit and Hungler, 2001; Notoatmodjo, 2010). Karakteristik responden seperti usia, jenis kelamin, pengalaman nyeri sebelumnya dalam penelitian ini serupa. Namun, masih ada beberapa karakteristik yang dapat menjadi perancu dan belum terkaji dalam penelitian ini, seperti dukungan dari orang lain, istirahat dan tidur, nilai nyeri, dan budaya.Taddio et al (2009) menyatakan bahwa faktor prosedural seperti teknik injeksi dan kondisi lingkungan sekitar dapat menyebabkan persepsi nyeri yang berbeda. Pada penelitian ini, petugas kesehatan yang melakukan imunisasi pada kedua kelompok berbeda. Hal ini dapat menyebabkan perbedaan persepsi nyeri dikarenakan kemampuan dan pengalaman dalam melakukan imunisasi pastinya berbeda antara masing-masing petugas kesehatan.

6.2 Keterbatasan penelitianPeneliti menyadari masih banyak kelemahan yang dapat berpengaruh dalam hasil akhir penelitian ini. Dalam penelitian ini ada beberapa keterbatasan yaitu:1. Pengukuran skor nyeri pada penelitian ini hanya dengan menggunakan self-reported, artinya responden menentukan sendiri skor nyeri yang dirasakan. Hal ini dapat mempengaruhi hasil penelitian, dikarenakan anak terpengaruh oleh anak yang lainnya dalam menentukan skor nyeri yang dirasakan. 2. Dalam penelitian ini jumlah responden masih kurang, sehingga menghasilkan data yang tidak normal. 3. Masih ada beberapa karakteristik yang dapat menjadi perancu dan belum terkaji dalam penelitian ini, seperti dukungan dari orang lain, istirahat dan tidur, nilai nyeri, dan budaya.4. Dalam penelitian ini, petugas kesehatan yang melakukan imunisasi pada kedua kelompok tidak sama, sehingga hal ini dapat mempengaruhi skor nyeri pada anak.

6.3 Implikasi keperawatanHasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi tenaga kesehatan profesional terutama perawat anak yang nantinya juga akan bekerja di lingkungan masyarakat. Ini menunjukkan fakta bahwa kaleidoskop memiliki manfaat distraksi yang baik bagi anak serta dapat memberikan aplikasi terhadap pelayanan keperawatan, diantaranya:1. Memberikan informasi dan pilihan bagi petugas kesehatan untuk menentukan manajemen nyeri yang tepat bagi anak, dan berkontribusi dalam upaya meningkatkan kenyamanan klien anak.2. Penelitian ini dapat dijadikan rujukan bagi penelitian lanjutan tentang manajemen nyeri pada anak.3. Menambah ilmu pengetahuan dan wawasan mengenai pengaruh distraksi dengan media kaleidoskop terhadap skor nyeri pada anak usia sekolah dasar yang dilakukan imunisasi.

BAB 7PENUTUP

7.1 KesimpulanDari hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:1. Skor nyeri pada anak usia sekolah dasar saat dilakukan imunisasi pada kelompok intervensi dengan menggunakan media kaleidoskop rata-rata adalah 0,83.2. Skor nyeri pada anak usia sekolah dasar saat dilakukan imunisasi pada kelompok kontrol rata-rata adalah 2,12.3. Skor nyeri pada anak usia sekolah dasar saat dilakukan imunisasi pada kelompok intervensi lebih rendah dibandingkan pada kelompok kontrol sehingga terdapat pengaruh media kaleidoskop terhadap skor nyeri pada anak usia sekolah dasar saat dilakukan imunisasi.7.2 SaranBerdasarkan hasil penelitian, maka penulis mencoba untuk menyampaikan beberapa saran, yaitu:1. Bagi Pelayanan KesehatanDalam pemberian layanan kesehatan, khususnya pemberian tindakan keperawatan perlu adanya manajemen nyeri untuk memberikan kenyamanan bagi klien. Pemberian distraksi dengan media kaleidoskop sebagai manajemen nyeri non-farmakologi dapat disosialisasikan.2. Bagi Institusi PendidikanPenelitian ini dapat memberikan informasi bagi profesi keperawatan dalam pemberian kenyamanan klien. Hasil penelitian ini dapat memperkaya bahan bacaan tentang manajememn nyeri dalam memberikan asuhan keperawatan bagi klien.3. Bagi PenelitianPeneliti menyarankan adanya penelitian lanjutan dengan jumlah responden yang lebih besar dan menggunakan tenaga kesehatan yang sama pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol.