BAB V HASIL ANALISIS FRAMING FILM 7 HATI 7 CINTA 7...

39
BAB V HASIL ANALISIS FRAMING FILM 7 HATI 7 CINTA 7 WANITA 5.1. Elemen Inti (Idea Element) Dalam pandangan sutradara yaitu Robby Ertanto, permasalahan perempuan masih banyak sekali yang belum diselesaikan seperti PSK, ditindas, dihianati, juga disakiti sampai kepada penelantaran oleh laki-laki pada saat perempuan tersebut hamil. Lewat Film 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita, sutradara mencoba membuka hal-hal yang dianggap tabu oleh adat, budaya dan atauran-aturan (konsensus) di masyarakat. Masih banyak perempuan yang menjadi korban akibat budaya patriarki, sehingga jelas kaitan judul film dengan permasalahan para perempuan sekarang ini. Robby memberi judul film 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita, mempunyai frame tentang makna dari judul tersebut. Digunakan kata wanita bukan perempuan, karena wanita itu lemah lembut, pengertian, dan belum terlalu berani mengakui kodratnya. Kalimat belum terlalu berani tersebut mengkonstruksi, bahwa ada wanita yang sudah berani tetapi kebanyakkan wanita belum berani mengakui dirinya sebagai mahluk yang sama kodratnya dengan laki-laki, dan hal itu tergambar dalam film ini. Sementara kata perempuan berasal dari kata empu, yang artinya tuan, orang yang berkuasa, pandai, tegas, ahli serta mahir dalam segala sesuatu. Sumber: http://eprints.upnjatim.ac.id

Transcript of BAB V HASIL ANALISIS FRAMING FILM 7 HATI 7 CINTA 7...

Page 1: BAB V HASIL ANALISIS FRAMING FILM 7 HATI 7 CINTA 7 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2227/6/T1_362007022_BAB V.pdf · HASIL ANALISIS FRAMING FILM 7 HATI 7 CINTA 7 WANITA

���

BAB V

HASIL ANALISIS FRAMING FILM 7 HATI 7 CINTA 7 WANITA

5.1. Elemen Inti (Idea Element)

Dalam pandangan sutradara yaitu Robby Ertanto, permasalahan perempuan

masih banyak sekali yang belum diselesaikan seperti PSK, ditindas, dihianati, juga

disakiti sampai kepada penelantaran oleh laki-laki pada saat perempuan tersebut

hamil. Lewat Film 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita, sutradara mencoba membuka hal-hal

yang dianggap tabu oleh adat, budaya dan atauran-aturan (konsensus) di masyarakat.

Masih banyak perempuan yang menjadi korban akibat budaya patriarki, sehingga jelas

kaitan judul film dengan permasalahan para perempuan sekarang ini.

Robby memberi judul film 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita, mempunyai frame tentang

makna dari judul tersebut. Digunakan kata wanita bukan perempuan, karena wanita

itu lemah lembut, pengertian, dan belum terlalu berani mengakui kodratnya. Kalimat

belum terlalu berani tersebut mengkonstruksi, bahwa ada wanita yang sudah berani

tetapi kebanyakkan wanita belum berani mengakui dirinya sebagai mahluk yang

sama kodratnya dengan laki-laki, dan hal itu tergambar dalam film ini. Sementara

kata perempuan berasal dari kata empu, yang artinya tuan, orang yang berkuasa,

pandai, tegas, ahli serta mahir dalam segala sesuatu.

Sumber: http://eprints.upnjatim.ac.id

Page 2: BAB V HASIL ANALISIS FRAMING FILM 7 HATI 7 CINTA 7 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2227/6/T1_362007022_BAB V.pdf · HASIL ANALISIS FRAMING FILM 7 HATI 7 CINTA 7 WANITA

���

Dalam pemilihan judul, dengan menggunakan kata wanita, sutradara mau

menggambarkan masih banyak permasalahan yang dihadapi kaum wanita yang

sampai saat ini belum terselesaikan, karena kelemah lembutan wanita tersebut,

sehingga banyak juga permasalahan yang ditutupi oleh wanita. Sutradara dalam film

ini mau menjembatani antara posisi perempuan dengan laki-laki dengan mengangkat

7 karakter perempuan yang sangat berbeda lewat Film 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita,

sebab selama ini posisi perempuan selalu dinomorduakan. Lewat film ini sutradara

mau menunjukan kepada masyarakat supaya masyarakat dapat menilai secara

langsung betapa pentingnya peran perempuan dalam kehidupan laki-laki, sehingga

permasalahan perempuan saat ini menjadi tanggung jawab dan perhatian semua

pihak. Pada dasarnya perempuan dan laki-laki itu sama, dan saling melingkapi, tidak

bisa menyalahkan laki-laki saja ataupun menyalahkan perempuan saja. Lihat dialog

dan gambar berikut ini:

��������������������������� Menit : 01 : 11 : 42

Page 3: BAB V HASIL ANALISIS FRAMING FILM 7 HATI 7 CINTA 7 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2227/6/T1_362007022_BAB V.pdf · HASIL ANALISIS FRAMING FILM 7 HATI 7 CINTA 7 WANITA

��

Narasi : Saat pulang karja, dokter Rohana mencoba menemui dokter Kartini di ruang

kerjanya, dengan tujuan meminta maaf, karena dokter Rohana merasa sebagai dokter

baru sudah banyak melampai atau mengambil alih pekerjaan dokter Kartini seniornya,

karena peristiwa tersebut terjadilah percakapan diantara mereka. Dokter Rohana

mencoba menjelaskan kepada dokter Kartini tentang peran laki-laki yang selama ini

dia pelajari dari ayahnya. Dalam keluarganya, dokter Rohana selalu melihat peran

ayahnya sebagai kepala keluarga, juga sebagai orang yang bertanggung jawab

terhadap dirinya dan ibunya. Ayah dokter Rohana selalu memberikan ruang kepada

dokter Rohana supaya bisa mengembangkan diri layaknya seorang laki-laki. Hal ini

menjadi modal dokter Rohana, bahwa tidak semua laki-laki menjadi pelaku kekerasan

dan penindasan terhadap perempuan. Lihat kutipan dialog berikut:

“ Mungkin dokter Kartini perlu tahu, bahwa ibu saya meninggal lima tahun yang lalu

dan sampai detik ini, ayah saya tidak pernah berhenti meratapi foto ibu saya. Dari situ

saya belajar banyak sekali soal laki-laki. Kalau begitu, apa iya laki-laki mau

dipersalahkan? Tidak semua perempuan korban dok, saya sama seperti dokter, tapi

saya selalu menjaga jarak untuk bisa menilai tanpa langsung menghakimi satu gender”.

Page 4: BAB V HASIL ANALISIS FRAMING FILM 7 HATI 7 CINTA 7 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2227/6/T1_362007022_BAB V.pdf · HASIL ANALISIS FRAMING FILM 7 HATI 7 CINTA 7 WANITA

��

Dengan kutipan teks dialog di atas secara tidak langsung kutipan tersebut

mengkonstruksi suatu makna bahwa kejadian yang terjadi terhadap perempuan selama

ini karena perempuan memberikan kesempatan serta ruang kepada laki-laki.

Sutradara mencoba memberikan suatu argumen atau pandangan kepada masyarakat,

bahwa setiap permasalahan yang muncul karena ada ketidaktegasan dari seorang

perempuan. Artinya, perempuan dituntut untuk menutup ruang, dan cara berpikir yang

lama terhadap laki-laki. Sebab seperti dialog di atas bahwa ada kecenderungan

perempuan menyalahkan laki-laki, padahal tidak semua perempuan korban dari

budaya patriarki tersebut.

5.2. Perangkat Framing atau pembingkai (Framing devices)

Pemikiran yang dituangkan dalam dialog Film 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita ini

juga didukung dengan penggunaan simbol-simbol tertentu yang memberikan

penekanan berupa peristiwa atau isu gender yang ingin ditonjolkan oleh sutradara.

Simbol-simbol tersebut berfungsi untuk menekankan arti tentang suatu ikon supaya

memberikan penekanan dan khalayak bisa menafsirkan, kemudian bisa memberi

pemaknaan terhadap isu gender tersebut.

Perangkat pembingkai ini biasanya digunakan untuk memberi label atau citra

tertentu tentang isu gender dalam film tersebut. Dalam pencitraan mengenai isu

gender ini, perangkat bingkai digunakan atau dipakai dalam beberapa tujuan oleh

sutradara.

Page 5: BAB V HASIL ANALISIS FRAMING FILM 7 HATI 7 CINTA 7 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2227/6/T1_362007022_BAB V.pdf · HASIL ANALISIS FRAMING FILM 7 HATI 7 CINTA 7 WANITA

���

5.2.1. Penggunaan metafora (methapors)

untuk menekankan arti yang penting terhadap kedudukan perempuan sebagai

seorang istri. Hal ini bisa dilihat dalam kutipan dialog dan gambar di bawah ini:

Menit: 01 : 07 : 41

Narasi : Terjadi pertengkaran hebat antara Marwan dan Ratna. Berawal ketika istri

simpanan Marwan datang ke rumah mereka, karena anak Marwan dengan

selingkuhannya tersebut sedang sakit. Ratna yang saat itu baru pulang kerja, langsung

tercengang, ketika melihat seorang perempuan dengan anak laki-laki, berada dalam

rumahnya, sementara pintu dalam keadaan tertutup. Ratna yang sudah mulai curiga

dengan suaminya Marwan sejak beberapa waktu, ketika mencium baju Marwan

dengan aroma yang lain dari biasanya, mencoba untuk bersabar dengan alasan

Marwan yang selalu pulang kantor telat karena ada lembur. Melihat semua kejadian

itu, Ratna mengajak Marwan becara di kamar untuk membahas masalah tersebut,

dengan dialog seperti berikut ini:

Page 6: BAB V HASIL ANALISIS FRAMING FILM 7 HATI 7 CINTA 7 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2227/6/T1_362007022_BAB V.pdf · HASIL ANALISIS FRAMING FILM 7 HATI 7 CINTA 7 WANITA

���

“Aku bersedia menerima posisi yang sudah ditakdirkan untuk aku, tapi aku bukan

barang tak bernyawa, aku hidup. Aku manusia, manusia. Bukan anjing yang bisa

ditendang begitu saja waktu majikannya sibuk dengan lonteh-lonteh diluar sana”.

Metafora (methapors) dalam dialog ini memberikan pemahaman saat seorang

istri (Ratna) mengetahui bahwa suaminya (Marwan) selingkuh dan sudah menikah

secara diam-diam dengan perempuan lain, sehingga terjadilah dialog seprti di atas. Hal

yang mau ditekankan oleh sutradara dalam dialog ini adalah, perampuan itu juga

sama perasaannya dengan laki-laki mereka butuh perhatian, kasih sayang, kejujuran,

kesetiaan dari seorang laki-laki sebagai kepala kelurga. Kata posisi dalam dialog di

atas mau menjelaskan bahwa keadaan perempuan yang sampai saat ini masih

dinomorduakan karena masih kentalnya budaya patriarki di masyarakat.

Kemudian penggunaan kata anjing juga dipakai sebagai pembanding, karena

anjing hanyalah sebagai hewan peliharaan yang tidak punya perasaan dan cinta, dan

hanya bisa diatur dan pasrah dalam mengikuti kemuaan majikannya, karena anjing

adalah makhluk yang tidak bisa berpikir seperti layaknya manusia. Jika anjing saja

bisa dipelihara, dan dirawat, apalagi seorang perempuan, sebagai makhluk sosial yang

butuh perhatian, kasih sayang, motivasi, perlu dihormati oleh seorang laki-laki atau

suami, karena sosok perempuan adalah makhluk yang bernyawa, mereka bisa marah,

emosi, tersinggung, sakit hati, kecewa jika mereka diperlakukan tidak adil dan

sewenang-wenang oleh laki-laki.

Page 7: BAB V HASIL ANALISIS FRAMING FILM 7 HATI 7 CINTA 7 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2227/6/T1_362007022_BAB V.pdf · HASIL ANALISIS FRAMING FILM 7 HATI 7 CINTA 7 WANITA

� �

Selain hal tersebut, sutaradara juga lewat methapors (metafora) ini

memberikan sebuah pemikiran tentang penderitaan perempuan yang tiada habisnya,

karena perlakuan budaya patriarki yang tidak berpihak pada perempuan dan terus

menindas perempuan. Hal ini menjadi keprihatinan semua pihak termasuk sutradara

sendiri. Hal itu bisa dilihat dalam gambar dan kutipan dialog di bawah ini:

Menit : 00 : 32 : 48

Narasi: Dokter Kartini merasa prihatin terhadap nasib yang diderita para pasiennya,

bukan hanya perempuan yang sudah dewasa, termasuk perempuan yang belum

berumur (belum dewasa) seperti Rara anak SMP, yang hamil akibat perbuatan

pacarnya Acin juga sudah menjadi korban dari budaya patriarki. Dalam permasalahan

seperti ini, dokter Kartini mencoba memahami dan merasakan penderitaan para

pasien-pasiennya tersebut. Sikap dokter Kartini yang selalu memperhatikan nasib dan

penderitaan kaumnya, membuat dokter Kartini sendiri ikut larut kedalam penderitaan

tersebut. Walaupun sebenarnya dia belum pernah mengalami secara langsung berbagai

penderitaan dan peristiwa tersebut. Lihat kutipan dialog dan gambar berikut ini:

Page 8: BAB V HASIL ANALISIS FRAMING FILM 7 HATI 7 CINTA 7 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2227/6/T1_362007022_BAB V.pdf · HASIL ANALISIS FRAMING FILM 7 HATI 7 CINTA 7 WANITA

��

“Memang aku belum pernah merasakan apa yang mereka alami, tapi baru mendengar

saja hatiku sudah menjerit, tanpa kutahu waktu tidak bisa mengalah”.

Dalam kutipan dialog ini, sutradara mau memperjelas bahwa betapa sakit

sekali penderitaan yang dialami para perempuan, karena mereka selalu dihadapkan

dengan budaya dominan di masyarakat, seperti budaya patriarki. Penggunaan kalimat

hati yang menjerit dalam dialog ini mencerminkan, bahwa seorang perempuan yang

belum pernah mengalami perlakuan tidak adil saja sudah merasakan tersakiti, apalagi

yang selalu disakiti. Itu Artinya sutradara mau memberikan gambaran betapa

memilukan nasib kaum perempuan di negeri ini, karena ketidakadilan yang terus

mereka terima dari waktu kewaktu. Kaum perempuan selalu diperlakukan sebagai

objek, sehingga kesamaan dan kesetaraan hak dengan kaum laki-laki semakin jauh.

Pandangan sutradara tersebut semakin kuat, dengan penyajian gambar dan kutipan

dialog berikut ini:

Page 9: BAB V HASIL ANALISIS FRAMING FILM 7 HATI 7 CINTA 7 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2227/6/T1_362007022_BAB V.pdf · HASIL ANALISIS FRAMING FILM 7 HATI 7 CINTA 7 WANITA

��

Menit: 00 : 27: 50

Narasi : Dokter Kartini mengeluhkan berbagai kasus yang sedang dihadapinya

kepada dokter Anton, tentang keputusasaannya kerena harus menangani berbagai

kasus mengenai pasien-pasiennya tersebut. Dokter Anton mencoba memberikan

motivasi dan semangat kepada dokter Kartini, dengan tujuan dokter Kartini tetap

teguh dan kuat dalam menghadapi permasalahan pasien-pasien perempuannya

tersebut. Kutipan percakapan antara dokter Anton dan dokter Kartini bisa dilihat

dibawah ini:

Dokter Anton : Kamu terlampau hanyut dengan pekerjaan kamu, ayo urus diri

kamu dulu, hidup kamu, cinta.

Dokter Kartini : Cinta? Cinta sudah mati Anton. Lagipula buat apa cinta kalau

perempuan selalu jadi korban.

Page 10: BAB V HASIL ANALISIS FRAMING FILM 7 HATI 7 CINTA 7 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2227/6/T1_362007022_BAB V.pdf · HASIL ANALISIS FRAMING FILM 7 HATI 7 CINTA 7 WANITA

��

Disini sutradara mencoba memberikan pandangan, bahwa cinta menjadi kunci

penting yang diyakini banyak pihak terutama perempuan, sebagai penyebab semua

ketidakadilan terhadap kaumnya. Perempuan mulai mempertanyakan cinta yang

dianggap banyak orang sebagai penghapusan budaya yang menomorduakan

perempuan. Sebab dengan cinta laki-laki dan perempuan akan hidup sejalan dan sama

karena mempunyai pandangan dan tekat yang sama terutama satu sama lain akan

saling menjaga menghormati hak dan perasaan masing-masing sebagai wujud cinta

tersebut.

Disini sutradara, justru melihat bahwa pengertian cinta semacam itu sudah

berubah makna. Cinta justru menjadi biang keladi dan jurang pemisah antara laki-laki

dengan perempuan, karena cinta hanya digunakan kaum laki-laki sebagai alat untuk

menyakiti perempuan dan sebagai alat untuk memperkuat budaya patriarki di

masyarakat. Akhirnya dengan cinta perempuan selamanya akan bertindak sebagai

objek semata dan akan terus terpojok dalam posisi kelas dua, sementara laki-laki akan

semakin diuntungkan dengan hal tersebut. Intinya yang mau digambarkan oleh

sutradara adalah perempuan mulai terauma dengan pengertian cinta sekarang. Cinta

selalu dipakai oleh laki-laki sebagai senjata menindas perempuan, walaupun tidak

semua perempuan korban dari cinta.

Page 11: BAB V HASIL ANALISIS FRAMING FILM 7 HATI 7 CINTA 7 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2227/6/T1_362007022_BAB V.pdf · HASIL ANALISIS FRAMING FILM 7 HATI 7 CINTA 7 WANITA

��

5.2.2. Perangakat pembingkai digunakan sebagai exemplaar

Berupa penekanan perbandingan untuk kemampuan yang dimiliki oleh laki-laki dan

perempuan dalam mengatasi atau menyelesaikan berbagai permasalahan, dalam hidup

sehari-hari. Lihat kutipan dialog dan gambar di bawah ini:

Menit: 00 : 27: 21

Narasi : Dokter Kartini duduk di ruang kerjanya membolak balik jam tangan yang

saat itu dipakainya, sambil memikirkan berbagai kasus yang dialami pasien-

pasiennya. Dokter Kartini sangat terkejut saat dokter Anton menyapanya, ternyata

dokter Anton sudah lama berada di ruangan kerja dokter Kartini, karena dokter Karitni

sedang malamun sehingga tidak terlalu memperhatikan dokter Anton yang sudah

berada di ruangan kerjanya. Dokter Anton terlihat tenang, dan mereka berdua saling

bercakap-cakap seputar permasalahan pasien-pasien mereka masing-masing.

Kemudian dokter Kartini memulai percakapan dengan dokter Anton, seperti kutipan di

bawah ini:

Page 12: BAB V HASIL ANALISIS FRAMING FILM 7 HATI 7 CINTA 7 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2227/6/T1_362007022_BAB V.pdf · HASIL ANALISIS FRAMING FILM 7 HATI 7 CINTA 7 WANITA

��

Dokter Kartini : Bagaimana pasien kamu yang tadi siang?

Dokter Anton : Oh, itu kamu masih pikirin? Masalah ayahnya aja.

Dokter Kartini : Terus bisa kamu atasi? Kamu selalu berhasil ya mengurusi

pasien-pasien kamu daripada aku.

Dalam kutipan dialog di atas, sutradara mau menggambarkan betapa besarnya

konstruksi gender terhadap laki-laki dan perempuan yang telah dibentuk oleh budaya

patriarki di masyarakat, sehingga secara tidak sadar seorang perempuan langsung

menempatkan atau memposisikan dirinya sebagai orang yang tidak mampu

menyelesaikan setiap permasalahan atau kasus yang dia alami dalam kehidupannya.

Secara tidak langsung dialog ini mau menggambarkan bahwa sosok perempuan itu

selalu gagal, dan tidak bisa seperti seorang laki-laki yang selalu mampu dan bisa

menyelesaikan setiap masalah dalam hidupnya.

Arti penting yang mau ditekankan adalah, ideologi hasil konstruksi

masyarakat yang dituangkan dalam budaya patriarki susah sekali untuk diubah, karena

ideologi tersebut sudah tertanam sejak manusia itu lahir. Hal ini sudah menjadi bagian

budaya di masyarakat, dan budaya tersebut sudah diakui dan diterima secara

universal. Walaupun tidak ada aturan tertulis tentang hal tersebut, namun dalam

pergaulan di masyarakat, budaya patriarki sudah sangat dominan. Untuk mengubah

pandangan dan budaya patriarki tersebut, membutuhkan perjuangan dan kerja keras

bagi semua pihak, supaya kedudukan perempuan setara dengan laki-laki pada

umumnya.

Page 13: BAB V HASIL ANALISIS FRAMING FILM 7 HATI 7 CINTA 7 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2227/6/T1_362007022_BAB V.pdf · HASIL ANALISIS FRAMING FILM 7 HATI 7 CINTA 7 WANITA

5.2.3. Perangkat pembingkai juga digunakan sebagai depictions

Penggunaan depictions yaitu sebagai penguat bingkai dengan menggunakan

label atau kalimat tertentu dalam dialog yang dipertentangkan, dengan tujuan

menonjolkan dan menguatkan citra atau pandangan terhadap kaum laki-laki. Label

tersebut seperti kalimat: enggak berkarakter, tidak punya ambisi, culun, dan pemalu.

Penggunaan label semacam ini sutradara mau menunjukan atau menekankan

bahwa ada ideologi yang sudah tertanam dalam pikiran masyarakat terutama kaum

perempuan, susah untuk dirubah. Bahwa sosok laki-laki itu dipandang selalu kuat,

punya ambisi yang tinggi, dan mempunyai karakter yang jelas sebagai kepala kelurga,

serta yang terpenting bisa mengambil keputusan. Dalam perangkat pembingkai,

depictions yang dipertentangkan adalah mengenai bayi perempuan dan bayi laki-laki

dalam kandungan Ningsih. Berikut ini potongan dialog Ningsih dengan dokter Kartini.

Menit : 00 : 35 : 11

Page 14: BAB V HASIL ANALISIS FRAMING FILM 7 HATI 7 CINTA 7 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2227/6/T1_362007022_BAB V.pdf · HASIL ANALISIS FRAMING FILM 7 HATI 7 CINTA 7 WANITA

Narasi : Ningsih dengan karakternya yang terlihat tegar memeriksakan kandunganya

kepada dokter Kartini, karena Ningsih merasa sosok laki-laki adalah yang paling

penting dalam kehidupannya, dia mau mengetahui dengan cepat jenis kelamin bayi

yang ada dalam kandunganya. Hal itu dikarenakan Ningsih merasa suaminya adalah

tipe laki-laki yang sangat lemah, dan tidak punya ambisi, karena semua kehidupan

rumah tangga mereka Ningsih yang mengatur padahal dia berharap suaminya yang

menjalankan tugas tersebut.

Berdasarkan alasan tersebut di atas, maka Ningsih memutuskan harus

mempunyai anak laki-laki sebagai pengganti karakter suaminya yang dia anggap

lemah. Dokter Kartini merasa heran ketika mendengar perkataan Ningsih mau

menggugurkan bayi dalam kandunganya, jika bayi tersebut bukan berjenis kelamin

laki-laki. Terjadi dialog antara dokter Kartini dengan Ningsih berikut ini :

Ningsih : Kapan saya bisa tahu kalau anak saya laki-laki dok?

Dokter Kartini : Sekitar 6 bulan.

Ningsih : Apa saya bisa gugurin di bulan itu?

Dokter Kartini : Kenapa?

Ningsih : Kalau bukan laki-laki saya tidak mau,saya mau ada pengganti

suami saya.

Dokter Kartini : Memang suami ibu ada dimana?

Ningsih : Ada tapi suami saya itu enggak berkarakter dok, gak jelas sama

sekali, tidak punya ambisi, culun, pemalu.Saya mau didik anak

saya ini tidak seperti dia.

Dokter Kartini : Tapi itu bukan alasan untuk menggugurkan kandungan ibu, bagi

ibu juga bisa berbahaya.

Ningsih : Saya tidak perduli yang penting laki-laki.

Page 15: BAB V HASIL ANALISIS FRAMING FILM 7 HATI 7 CINTA 7 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2227/6/T1_362007022_BAB V.pdf · HASIL ANALISIS FRAMING FILM 7 HATI 7 CINTA 7 WANITA

��

Dalam kutipan dialog tersebut, yang dipertentangkan adalah anak laki-laki dan

anak perempuan yang sedang dikandung oleh Ningsih. Hal yang mau ditonjolkan oleh

sutradara dalam dialog di atas adalah pentingnya sosok laki-laki karena perempuan

butuh pelindung untuk menjaga mereka. Label ini juga digunakan sebagai frame

untuk menekankan betapa pentinganya seorang laki-laki dalam budaya yang sudah

dikonstruksi oleh ideologi di masyarakat.

Penilaian ini bukan hanya datang dari laki-laki semata, tetapi juga lewat para

perempuan, karena budaya patriarki yang mengkonstruksi mereka untuk berpikir

demikian. Sosok laki-laki dianggap sangat dominan peranannya dalam kehidupan

terutama dalam kehidupan rumah tangga karena laki-laki adalah sosok seorang

pemimpin, sementara perempuan adalah objek dari pemimpin tersebut. Pandangan

semacam ini bisa terus berlajut dan terus dipertahankan dari generasi kegenerasi

berikutnya, karena budaya di masyarakat mengkonstruksi laki-laki sedemikian tinggi

dan berkuasa terhadap apa saja. Maka disini sutradara menyajikan sebuah pandangan

atau argumen terkait dengan peranan budaya di masyarakat tersebut, dengan

menampilkan sebuah dialog sebagai sebuah gambaran dan keritik terhadap budaya

patriarki tersebut. Lihat gambara dan kutipan dialog berikut ini:

Page 16: BAB V HASIL ANALISIS FRAMING FILM 7 HATI 7 CINTA 7 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2227/6/T1_362007022_BAB V.pdf · HASIL ANALISIS FRAMING FILM 7 HATI 7 CINTA 7 WANITA

��

Menit : 01 : 15 : 22

Narasi : Setelah pertengkaran hebat antara Ratna dan suaminya Marwan, karena

Marwan ketahuan secara diam-diam sudah menikah dengan perempuan lain dan sudah

mempunyai satu orang anak laki-laki berusia tiga tahun. Ratna kemudian

memutuskan untuk pergi dari rumah karena Ratna tidak mau dimadu. Melihat kejadian

tersebut, Rara sebagai adik dari Ratna juga berusaha mengikuti Ratna. Karena masih

merasa sangat kecewa Ratna mencoba mencurahkan kekecewaanya tersebut, kepada

Rara. Dalam sebuah angkotan umum, Ratna terlihat sangat sedih walaupun Ratna

adalah seorang perempuan yang sangat tegar. Namun dia merasa kesetiaan dan

cintanya sudah dipermaikan dan dihianati oleh suaminya, yang selama ini dia anggap

sebagai kepala kelurga dan laki-laki yang baik. Ratna selalu menyempatkan diri untuk

menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang istri, walaupun dia juga

sibuk sebagai tukang jahit. Lihat gambar dan diolog di bawah ini :

“Kamu lihat mbak, sekarang udah hamil segede gini tapi malah mau dimadu. Laki-laki

memang bangsat. Kamu memang keterlaluan Marwan, kamu memang gak tahu diri,

kamu kurang ajar”.

Page 17: BAB V HASIL ANALISIS FRAMING FILM 7 HATI 7 CINTA 7 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2227/6/T1_362007022_BAB V.pdf · HASIL ANALISIS FRAMING FILM 7 HATI 7 CINTA 7 WANITA

Dalam kutipan dialog atau percakapan Ratna dan Rara di atas yang mau

ditekankan oleh sutradara adalah ketimpangan nasib yang dialami oleh kaum

perempuan, karena perlakukan laki-laki yang sewenang-wenang. Disini yang

ditonjolkan adalah dampak dari budaya patriarki sendiri, artinya budaya patriarki

tersebut jelas sangat merugikan kaum perempuan. Dengan budaya patriarki tersebut,

laki-laki menjadi lupa terhadap tangggung jawabnya sebagai seorang suami.

Hal ini terjadi karena masyarakat mendukung budaya tersebut, sehingga

perlakuan laki-laki menikah secara diam-diam dengan perempuan lain, dan

membohongi istri seperti kutipan di atas terhadap perempuan atau terhadap istrinya

dianggap wajar. Asalkan laki-laki tersebut mampu membagi kasih sayangnya secara

rata. Padahal ideologi semacam ini sangat tidak mungkin terjadi, karena secara nalar

kasih sayang tidak akan terbagi dengan rata, antara satu suami dengan dua atau tiga

istri sekaligus. Sebab setiap orang mempunyai karakter yang berbeda.

Budaya atau kesepakatan masyarakat semacam ini akan sangat merugikan

kaum perempuan dalam perkawinan dan rumah tangga mereka, karena peran

perempuan akan tetap sebagai objek laki-laki. Dalam dialog di atas, sutaradara

menekankan dan memberikan pelabelan kepada laki-laki semacam itu melalui dialog

Rara dengan Ratna dengan sebutan bangsat, gak tahu diri, kurang ajar.

5.2.4. Perangkat pembingkai juga dipakai sebagai visual image

Tujuan dari visual image memperkuat citra dan untuk menonjolkan posisi

perempuan. Posisi perempuan dalam tahap ini diungkapkan oleh sutradara melalui

Page 18: BAB V HASIL ANALISIS FRAMING FILM 7 HATI 7 CINTA 7 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2227/6/T1_362007022_BAB V.pdf · HASIL ANALISIS FRAMING FILM 7 HATI 7 CINTA 7 WANITA

��

kalimat yang dielustrasikan dengan menggunakan puisi, supaya lebih mudah dipahami

oleh khalayak, dan bisa diterima secara umum. Hal ini bisa dilihat dalam gambar dan

kutipan dialog berikut ini :

Menit: 01 : 32 : 05

Narasi: Dokter Kartini termenung di ruang kerjanya, setelah melihat berbagai

peristiwa dan berbagai permasalahan yang dialami oleh pasien-pasienya. Dia mulai

menyadari, bahwa menjadi seorang perempuan adalah sesuatu hal yang sangat

penting, walaupun sekarang berhadapan dengan budaya patriarki perempuan harus

tetap berjuang demi mendapatkan hak dan kewajiban yang sama dengan laki-laki.

Perjuangan tersebut akan memberikan suatu kebanggaan tersendiri. Namun sebelum

memperjuangkan nasib mereka, yang terpenting dari perempuan adalah keberanianya

untuk mengakui dirinya sebagai seorang perempuan yang selalu menentang

ketidakadilan. Dalam kesadarannya sebagai seorang perempuan, dokter Kartini

menguraikan puisi seperti berikut:

Page 19: BAB V HASIL ANALISIS FRAMING FILM 7 HATI 7 CINTA 7 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2227/6/T1_362007022_BAB V.pdf · HASIL ANALISIS FRAMING FILM 7 HATI 7 CINTA 7 WANITA

��

“Ketika waktu kembali berputar, tanpa berbalik tidak ada rute yang harus aku lalui, ini

hidupku dengan semua warna yang kumiliki. Hal pertama yang harus aku katakan

adalah aku seorang perempuan”.

Dalam gambar dan kutipan dialog di atas diselipkan puisi yang intinya,

seorang perempuan harus berani menerima kodrat dirinya sebagai seorang perempuan.

Hidup sebagai seorang perempuan akan tetap berjalan dan perempuan dituntut untuk

selalu kuat walaupun hidup dalam lingkungan dan kekangan budaya patriarki.

Robby Ertanto selaku sutradara menggunakan nama dokter Kartini, yang

artinya mau menekankan tentang ilustrasi pahlawan perempuan yaitu Ibu Kartini,

yang selalu memperjuangkan nasib kaum perempuan, sekaligus sebagai orang pertama

yang merintis dan bangga menerima kodratnya sebagai seorang perempuan. Nama

ibu Kartini diilustrasikan dengan dokter Kartini dalam film ini, dengan menggunakan

nama Kartini khalayak akan lebih mudah mengingatnya karena langsung berkaitan

dengan sejarah perjuangan perempuan Indonesia.

Dalam hal ini sosok perempuan, ditekankan atau ditonjolkan sosok yang harus

berani, dan bangga sebagai perempuan seperti yang sudah dirintis oleh pendahulu para

perempuan yaitu ibu Kartini. Selain itu, untuk meningkatkan pencitraan dan kekuatan

perempuan dalam menghadapi berbagai permasalahan, sutradara mencoba

membingkai citra perempuan tersebut lewat gambar dan dialog berikut ini:

Page 20: BAB V HASIL ANALISIS FRAMING FILM 7 HATI 7 CINTA 7 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2227/6/T1_362007022_BAB V.pdf · HASIL ANALISIS FRAMING FILM 7 HATI 7 CINTA 7 WANITA

��

Menit: 00 : 11 : 50

Narasi : Dokter Kartini tersenyum ketika Yanti dan Bambang memasuki ruang

kantornya, sebab kedua orang tersebut terlihat sangat gembira. Yanti menceritakan

tentang pekerjaannya sebagai PSK secara terang-terangan kepada dokter Kartini.

Menurut keterangan dari Yanti, dalam semalam dia bisa melayani dua laki-laki dan

juga melayani perempuan. Dokter Kartini kembali tercengang mendengar cerita dari

Yanti tersebut. Walaupun Yanti seorang penjaja seks, namun Yanti adalah tipe orang

yang ceria dan lucu. Sehingga dokter Kartini menganggap Yanti sebagai seorang

perempuan yang unik. Lihat kalimat di bawa ini:

“Aku sering bertemu berbagai macam kasus yang diderita kaumku karena perlakuan

para laki-laki, tapi tidak untuk perempuan unik dihadapanku”.

Kutipan dialog ini mau menggambarkan tentang sebuah realitas mengenai

perempuan, yang selalu kuat dalam menempuh berbagai penderitaan yang disebabkan

Page 21: BAB V HASIL ANALISIS FRAMING FILM 7 HATI 7 CINTA 7 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2227/6/T1_362007022_BAB V.pdf · HASIL ANALISIS FRAMING FILM 7 HATI 7 CINTA 7 WANITA

��

oleh perlakuan tidak adil dari laki-laki. Kebanyakkan dari perempuan akan tertekan

bila mengahadapi berbagai masalah, karena perempuan selalu dianggap sebagai

makhluk yang lemah. Namun dalam dialog ini, sutradara mau menekankan kepada

khalayak bahwa, sebenarnya perempuan itu kuat, perempuan itu unik, perempuan itu

mempunyai kemampuan yang sama dengan laki-laki.

Perempuan dianggap lemah karena ideologi dan cara pandang masyarakat

yang selalu memojokkan posisi perempuan, sehingga lama kelamaan anggapan

tersebut mulai menjadi sebuah budaya yang diakui dan dianut oleh masyarakat secara

umum. Melalui visual image ini, sutradara mencoba menunjukkan bahwa perempuan

itu pada dasarnya sama dengan laki-laki walaupun berbeda fisik.

5.2.5. Perangkat pembingkai juga digunakan sebagai catchphrases

Menggambarkan penonjolan mengenai perjuangan perempuan, maka Robby

Ertanto selaku sutradara menggunakan catchphrases, yaitu penggunaan slogan atau

jargon tertentu untuk memperkuat pandangannya tentang citra seorang perempuan.

Hal itu bisa dilihat dalam gambar dan dialog berikut ini:

Page 22: BAB V HASIL ANALISIS FRAMING FILM 7 HATI 7 CINTA 7 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2227/6/T1_362007022_BAB V.pdf · HASIL ANALISIS FRAMING FILM 7 HATI 7 CINTA 7 WANITA

��

Menit: 00 : 18 : 32

Narasi: Dokter Kartini saat terkejut, ketika melihat seorang perempuan muda, yang

masih duduk di kelas dua SMP memasuki ruang kerjanya. Perempuan (Rara) ini

dengan lugu menceritakan kepada dokter Kartini tentang hubungan suami istri yang

dilakukan dengan pacaranya bernama Acin yang masih duduk di bangku SMA.

Karena telat dua minggu Rara berusaha mengetahui penyebabnya, atau mungkin

karena hubungan suami istri yang mereka lakukan tersebut yang menyebabkan dia

hamil. Dokter Kartini di ruang kerja langsung memberikan berbagai pandangan

terhadap Rara mengenai kehormatan seorang perempuan, yang perlu dijaga dengan

baik. Dalam keadaan seperti itu, dokter Kartini mencoba menguraikan hal yang tepat

untuk Rara sebagai perempuan muda dengan mengungkapkan kalimat di bawah ini:

“Perempuan ini adalah mudara kecil, dia belum bisa berpikir panjang tentang arti

kehormatan dimana kebebasan menjadi impian”.

Page 23: BAB V HASIL ANALISIS FRAMING FILM 7 HATI 7 CINTA 7 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2227/6/T1_362007022_BAB V.pdf · HASIL ANALISIS FRAMING FILM 7 HATI 7 CINTA 7 WANITA

Dalam kutipan kalimat ini, sutradara menekankan bahwa perempuan selalu

berjuang untuk mendapatkan hak dan peran mereka sebagai perempuan, dan yang

sangat dominan untuk diperjuangkan adalah mengenai sebuah kehormantan dan

kebebasan. Kebebasan dan kehormatan tersebut sudah sangat lama menjadi impian

semua kaum perempuan, karena selama ini perempuan selalu dikalahkan dan juga

dikekang oleh budaya dominan atau budaya patriarki yang sampai saat ini masih

kental dan dipegang teguh oleh masyarakat secara umum.

Dalam kutipan kalimat di atas sutradara mau mengajak kaum perempuan,

untuk tetap memperjuangkan nasib dan kebebasan mereka dalam gerakkan sosial,

yaitu sebuah gerakkan yang menentang budaya patriarki. Dengan tujuan supaya

perempuan juga mendapatkan hak dan kehormatan yang sama seperti layaknya kaum

laki-laki.

Permasalahan perempuan yang terjadi pada saat memperjuangkan nasib

mereka adalah ada keterkaitan factor psikologis yang dirasakan oleh perempuan,

karena ada ideologi yang sudah dikostruksi oleh perempuan sejak mereka lahir.

Perempuan tidak akan berhasil karena perempuan itu mahkluk lemah, sehingga

anggapan ini tertanam didalam pemikiran seorang perempuan dan akhirnya menjadi

penghambat perempuan untuk berusaha, karena pemikiran semacam ini perempuan

sudah mematikan kemampuanya dengan ideologi tersebut. Hal ini bisa dilihat dalam

kutipan dialog dan gambar berikut ini:

Page 24: BAB V HASIL ANALISIS FRAMING FILM 7 HATI 7 CINTA 7 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2227/6/T1_362007022_BAB V.pdf · HASIL ANALISIS FRAMING FILM 7 HATI 7 CINTA 7 WANITA

Menit : 00 : 27 : 38

Narasi : Dokter Anton sebagai laki-laki yang menyayangi dokter Kartini, selalu setia

mengingatkan dokter Kartini, mengenai permasalahan yang dialami oleh para

perempuan. Dokter Kartini selalu diberikan gambaran, bahwa boleh saja

memperjuangkan nasib perempuan, tapi supaya perjuangan itu bisa berhasil, dokter

Anton menyarankan kepada dokter Kartini supaya membenahi diri sendiri dulu,

setelah itu baru memperjuangkan hak kaum perempuan, sehingga dokter Kartini

menanggapi saran dari dokter Anton tersebut dengan kutipan dialog berikut ini:

“Aku memang selalu berusaha untuk membela kaumku, tapi kadang-kadang aku

merasa tak berdaya”.

Page 25: BAB V HASIL ANALISIS FRAMING FILM 7 HATI 7 CINTA 7 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2227/6/T1_362007022_BAB V.pdf · HASIL ANALISIS FRAMING FILM 7 HATI 7 CINTA 7 WANITA

��

Perempuan selalu terikat dengan pandangan masa lalu yang sudah diterimanya

dalam kelurga, karena mereka selalu diajari dengan budaya yang ada di masyarakat.

Perempuan itu perlu pelindung karena perempuan lemah, dan pelindung tersebut

adalah sosok laki-laki. Akhirnya perempuan merasa ketergantungan pada laki-laki dan

mempunyai anggapan hanya laki-laki yang bisa melakukan pekerjaan yang berat.

Hanya laki-laki yang boleh berpendidikan tinggi, karena perempuan walaupun

berpendidikan tinggi lama-lama akan ke dapur juga.

Pandangan semacam ini yang dicoba diluruskan oleh sutradara, dalam kutipan

dialog di atas. Sutradara menekankan dalam dialog tersebut, bahwa perempuan

sebenarnya bisa melakukan perjuangan dalam mewujudkan kesetaraan hak dan

kewajiban mereka dengan laki-laki. Asalkan perempuan mau membuang budaya ragu

dan takut gagal karena anggapan lawas (lama), yang mengatakan keberhasilan hanya

untuk laki-laki, bukan untuk perempuan.

Perempuan harus mulai membenahi diri untuk mengubah cara pandang lama

tersebut dengan cara pandang baru yang lebih berpihak pada perempuan dan lebih

masuk akal, karena baik laki-laki dan perempuan selalu dibekali dengan kemampuan

oleh sang pencipta. Banyak perempuan yang juga memiliki kemampuan lebih

dibanding dengan kemampuan laki-laki pada umumnya. Sutradara dalam kalimat di

atas melalui sosok dokter Kartini, membawa khalayak berpikir secara bebas, tanpa

ikatan budaya ataupun anggapan masa lampau.

Page 26: BAB V HASIL ANALISIS FRAMING FILM 7 HATI 7 CINTA 7 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2227/6/T1_362007022_BAB V.pdf · HASIL ANALISIS FRAMING FILM 7 HATI 7 CINTA 7 WANITA

��

5.3. Perangkat Penalaran (Reasoning Devices)

Gagasan sutradara juga diperkuat dengan dukungan perangkat penalaran, yang

intinya mau menekankan kepada khalayak, bahwa isu gender yang diangkat dalam

Film 7 Hati 7Cinta 7Wanita, benar adanya. Hal itu disajikan dalam dialog yang

rasional sesuai dengan fakta yang ada. Tujuannya untuk memperkuat pandangan

sutradara dalam menjembatani posisi laki-laki dan perempuan. Terutama dengan

menyajikan keunggulan perempuan walaupun perempuan dianggap sebagai orang

yang selalu dinomorduakan dalam masyarakat kebanyakkan.

Perangkat penalaran juga disajikan dengan menekankan atau menonjolkan arti

penting seorang perempuan melalui roots, yakni analisis kausal atau sebab akibat.

Dalam roots perempuan dipandang sebagai suatu sosok yang penting, walaupun

selama ini perempuan selalu diposisikan dan dianggap sebagai kelas dua dibanding

dengan laki-laki.

Dalam perengkat penalaran peran perempuan yang mau ditonjolkan oleh

sutradara adalah karena perempuan mempunyai rahim yang tidak dimiliki oleh laki-

laki, hal inilah yang menjadi keungulan perempuan. Artinya melalui roots sutradara

mencoba menggambarkan bahwa sosok perempuan pantas untuk dihormati, karena

hanya lewat perempuan kehidupan di dunia ini bisa berlangsung terus menerus. Hal itu

bisa terlihat dalam dialog dan gambar berikut:

Page 27: BAB V HASIL ANALISIS FRAMING FILM 7 HATI 7 CINTA 7 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2227/6/T1_362007022_BAB V.pdf · HASIL ANALISIS FRAMING FILM 7 HATI 7 CINTA 7 WANITA

Menit: 00 : 25 : 40

Narasi: Yanti, terlihat sedih di pinggir sebuah lorong setelah mengetahui hasil tes

yang menyatakan dirinya menderita kangker rahim, karena pekerjaanya sebagai

perempuan malam (PSK). Bambang seorang laki-laki yang sudah lama mencintai

Yanti, yang juga bekerja sebagai tukang antar jemput Yanti, mencoba memberikan

semangat kepada Yanti. Dengan meyakinkan Yanti bahwa kangker rahim tersebut

masih bisa diobati. Yanti yang merasa kangker rahim itu sangat berbahaya, meminta

Bambang untuk diam, namun bambang terus memberikan dukungan dan semangat

kepada Yanti, sehingga dalam kesedihannya Yanti memberikan sebuah jawaban

kepada Bambang dengan mengatakan kalimat berikut ini:

“Lo cowok bang, lo gak akan pernah tahu gimana rasanya perempuan gak punya

rahim, lo gak tahu kan”?

Page 28: BAB V HASIL ANALISIS FRAMING FILM 7 HATI 7 CINTA 7 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2227/6/T1_362007022_BAB V.pdf · HASIL ANALISIS FRAMING FILM 7 HATI 7 CINTA 7 WANITA

���

Dibalik budaya patriarki yang saat ini dimiliki oleh laki-laki, dalam kutipan

dialog ini, sutradara melalui Yanti mau menunjukkan, bahwa laki-laki dan perempuan

itu pada dasarnya dipandang sama, sejajar, namun yang membedakan pandangan

tersebut adalah budaya yang sudah dikonstruksi oleh masyarakat sehingga akhirnya

melahirkan sebuah budaya patriarki.

Pandangan yang memandang laki-laki jantan, perkasa, rasional, gagah, berani,

dan kuat ternyata ada juga yang kurang dari laki-laki, karena laki-laki tidak

mempunyai rahim. Sehingga yang mau digambarkan oleh sutradara adalah bahwa

laki-laki dan perempuan pada hakikatnya sejajar dan saling melengkapi kekurangan

masing-masing, dan itu artinya harus saling menjaga dan menghormati, dengan tujuan

supaya kekurangan masing-masing tersebut antara laki-laki dan perempuan bisa

terwujud.

Selain gambaran mengenai keunggulan perempuan punya rahim, sutradara

kemudian mencoba menyajikan permasalah lain melalui root, yaitu tentang besarnya

pengaruh budaya patriarki dalam kehidupan perempuan. Perempuan hanya diam bila

berhadapan dengan perlakuan laki-laki, karena anggapan dasarnya laki-laki adalah

seorang yang perlu dihormati oleh perempuan atau istri, dan istri harus berbakti

kepada suami. Hal semacam ini biasanya selalu didukung oleh keprcayaan di

masyarakat, sehingga untuk keluar dari anggapan dasar tersebut perempuan merasa

kesulitan, sebab tidak ada sosok yang mendukung perempuan. Hal ini bisa dilihat

dalam gambar dan kutipan dialog berikut:

Page 29: BAB V HASIL ANALISIS FRAMING FILM 7 HATI 7 CINTA 7 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2227/6/T1_362007022_BAB V.pdf · HASIL ANALISIS FRAMING FILM 7 HATI 7 CINTA 7 WANITA

���

Menit : 00 : 46 : 52

Narasi : Dokter Kartini, selalu merasa prihatin terhadap pasien-pasienya, namun yang

paling parah dari semua pasien dokter Kartini adalah Lili. Lili adalah seorang

perempuan yang mempunyai suami kelainan seksual. Setiap kali berkonsultasi dengan

dokter Kartini, muka dan perut Lili selalu lebam, karena disiksa oleh suaminya, saat

berhubungan seksual. Hal itu dikarenakan suami Lili mengalami kelainan seksual,

sehingga Lili selalu menjadi korban kelainan seksual suaminya tersebut. Dokter

Kartini sudah merasa kesal terhadap tindakan suami Lili tersebut, dokter Kartini

berencana melaporkan kejadian tersebut kepada polisi, namun Lili melarang dokter

Kartini. Lili mengangap suaminya melakukan perbuatan tersebut kepadanya adalah

ketidaksengajaan, malahan Lili menganggap perbutan suaminya tersebut adalah

karena cinta. Dalam ruangan kerjanya dokter Kartini sempat berdebat dengan Lili

mengenai peristiwa ini. Hal itu bisa dilihat dalam gambar dan dialog antara Lili dan

dokter Kartini di bawah ini:

Page 30: BAB V HASIL ANALISIS FRAMING FILM 7 HATI 7 CINTA 7 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2227/6/T1_362007022_BAB V.pdf · HASIL ANALISIS FRAMING FILM 7 HATI 7 CINTA 7 WANITA

���

Dokter Kartini : Lili, Saya harus bagaimana supaya kamu mau terbuka?

Lili : Dokter saya tidak mengerti.

Dokter Kartini : Kamu masih saja melindungi dia. Lili kita bisa sama lapor ke polisi.

Lili : Dokter Jangan, saya cinta sama dia.

Dokter Kartini : Karena itu kamu bersedia disiksa begini?

Lili : Dia gak siksa saya. Dokter dia gak sengaja.

Dalam kutipan dialog ini jelas, sutradara menunjukan bahwa peran seorang

laki-laki atau suami selalu dianggp oleh perempuan sebagai sosok yang sangat

penting. Perempuan rela menanggung segala macam kekerasan akibat dari keganasan

budaya patriarki, yang dimiliki oleh laki-laki. Perempuan mencoba melindungi laki-

laki walaupun laki-laki tersebut sudah menyakiti dan menyiksa mereka. Hal yang mau

ditonjolkan dalam permasalahan ini adalah, perempuan rela melakukan apapun kerena

ada rasa ketergantung yang tinggi terhadap laki-laki. Jika laki-laki tersebut dipenjara

karena kasus penindasan terhadap perempuan (istrinya), maka perempuan akan merasa

kehilangan sosok penting dalam keluarga, karena selama ini laki-laki adalah orang

yang memberikan nafkah bagi kelurga.

Sutradara dalam dialog ini mau mengajak berpikir secara logis, artinya cinta

bukan satu-satunya alasan untuk tetap mempertahankan seorang laki-laki, dan

menutupi setiap kesalahannya. Sebab jika itu yang terus dilakukan oleh perempuan,

maka selamanya nasib perempuan tidak akan berubah, dan perempuan akan selalu

diperlakukan secara tidak adil dan selalu ditindas oleh laki-laki. Untuk itu, perlu ada

ketegasan dari perempuan, terhadap permasalahan-permasalah seperti dialog di atas

supaya mendatangkan efek jera bagi para laki-laki yang bertindak sebagai oknum

Page 31: BAB V HASIL ANALISIS FRAMING FILM 7 HATI 7 CINTA 7 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2227/6/T1_362007022_BAB V.pdf · HASIL ANALISIS FRAMING FILM 7 HATI 7 CINTA 7 WANITA

���

kekerasan tersebut. Dengan begitu kekerasan dan penindasan terhadap perempuan bisa

semakin diperangi karena perempuan sudah mempunyai modal penting yaitu

keberanian. Namun jika hal semacam ini tetap ditutupi karena alasan cinta, maka yang

akan dirugikan selamanya adalah perempuan.

Dalam mempertahankan dan pembenaran tentang gagasanya, sutradara

memberikan klaim-klaim moral terhadap perempuan, melalui Appeals to principle.

Klaim moral tersebut ditekankan bahwa perempuan tidak bisa dipandang rendah dan

hanya dipandang sebagai pelayan laki-laki saja, sebab sutradara disini mau

menunjukan, walaupun seorang perempuan yang pekerjaanya sebagai PSK sekalipun,

namun belum tentu perempuan tersebut dari segi pendidikan kalah dengan laki-laki.

Hal itu ditunjukan dalam kutipan dialog dan gambar berikut:

Menit: 01 : 18 : 49

Page 32: BAB V HASIL ANALISIS FRAMING FILM 7 HATI 7 CINTA 7 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2227/6/T1_362007022_BAB V.pdf · HASIL ANALISIS FRAMING FILM 7 HATI 7 CINTA 7 WANITA

���

Narasi: Yanti seperti biasanya sedang mangkal di pinggir jalan tempatnya menunggu

langganannya yaitu para laki-laki hidung belang yang mau berkencan dengan dirinya.

Tiba-tiba ia mulai berpikir tentang kangker rahim yang dideritanya, karena

pekerjaannya sebagai perempuan malam (PSK). Dia memanggil Bambang dan

menjelaskan kepada Bambang bahwa dia mau berhenti dari pekerjaanya sebagai

seorang pelacur (PSK), dan mau mencari pekerjaan lain. Bambang terlihat sangat

terkejut ketika mendengar perkataan Yanti tersebut. Kemudian Bambang mencoba

menjelaskan kepada Yanti bahwa perempuan seperti dirinya susah untuk berenti

menjadi PSK, sebab jika berenti lalu akan kesusahan untuk mendapatkan uang, karena

perempuan seperti Yanti hanya bisa menjual diri. Mendengar hal itu Yanti menjadi

marah, sehingga terjadilah berdebatan diantara mereka berdua dalam bentuk dialog

berikut ini:

Yanti : Gue bilang gue gak mungkin begini terus lo dengar gak sih?

Bambang : Terus lo mau kerja ape? yang lo tahu cuma ngangkang

Yanti : Anjing, sembarangan lo kalau ngomong. Eh asal lo tahu ya gue pernah

kok kerja kantoran, tapi asal lo tahu juga ya, bos gue teryata lebih

senang lihat gue tiduran dibanding gue kerja benaran, makanya gue

berenti.

Page 33: BAB V HASIL ANALISIS FRAMING FILM 7 HATI 7 CINTA 7 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2227/6/T1_362007022_BAB V.pdf · HASIL ANALISIS FRAMING FILM 7 HATI 7 CINTA 7 WANITA

��

Strategi ini dipakai oleh sutradara untuk menekankan kepada khalayak, bahwa

seorang perempuan yang pekerjaanya sebagai PSK tidak bisa dinilai dengan ungkapan

bahwa perempuan itu tidak punya pengetahuan dan pendidikan sehingga dia hanya

bisa menjadi PSK. Namun yang dimaksud oleh sutradara adalah khalayak harus

mengubah cara pandang terhadap perempuan semacam ini yang pasti ada dalam

kehidupan realitas sesungguhnya.

Seorang perempuan yang bekerja sebagai PSK ditentukan oleh banyak factor,

salah satunya factor psikologis, karena perempuan diposisikan sebagai orang kelas

dua, atau sebagai pelayan dan juga pemuas laki-laki saja. Berarti, sedikit banyak

perempuan yang menjadi PSK, karena keputusasaan sebab perlakuan budaya patriarki

yang ada di masyarakat yang sangat memihak laki-laki daripada perempuan. Klaim

moral yang bisa dipetik dalam dialog di atas adalah budaya di masyarakat, terutama

budaya patriarki mempunyai pengaruh yang kuat sehingga menjadikan atau membuat

posisi perempuan selalu terpojok.

Perangkat penalaran juga digunakan oleh sutradara, untuk memperkuat

argumen yang dikonstruksi, melalui ideologi yang sudah ada melalui Consequences.

Dalam hal ini, sutradara mau menggambarkan, bahwa semua kesalahan terhadap

perempuan bukan semata-mata kesalahan laki-laki. Namun ada kesempatan serta

ruang yang diberikan kepada laki-laki, sehingga permasalahan terhadap perempuan

bisa terjadi. Hal itu bisa dilihat dalam gambar dan kutipan dialog berikut ini:

Page 34: BAB V HASIL ANALISIS FRAMING FILM 7 HATI 7 CINTA 7 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2227/6/T1_362007022_BAB V.pdf · HASIL ANALISIS FRAMING FILM 7 HATI 7 CINTA 7 WANITA

��

Menit : 01 : 23 : 47

Narasi : Dokter Kartini akhirnya mendapatkan jawaban tentang permasalahan di masa

lalu, yang membuatnya berpikir laki-laki adalah kunci dari setiap permasalahan. Hal

ini bukan tidak beralasan, sebab waktu masih remaja, dokter Kartini sempat mencintai

seorang laki-laki, namun keluarga dokter Kartini tidak menyetujui hubungan tersebut,

sehingga laki-laki tersebut diusir ayah dokter Kartini. Akhirnya hubungan mereka

putus, dan dokter Kartini menanamkan ideologinya bahwa semua laki-laki tidak

bertanggung jawab, sebab pada saat itu laki-laki tersebut tidak berusaha mencari

dokter Kartini. Alasan ini tentunya hanya sebelah pihak, yaitu alasan dari dokter

Kartini sendiri. Namun setelah dokter Kartini dan mantan pacarnya bertemu di rumah

sakit, tempat dokter Kartini bekerja semua teka teki itu terjawab, ternyata mantan

pacar dokter Kartini tersebut sudah berusaha untuk mencari dokter Kartini. Mantan

pacar dokter Kartini tersebut tidak lain adalah ayah dari dokter Rohana, yang selama

ini menjadi rekan sekerjanya. Ternyata kesuksesan dokter Rohana, karena ayahnya

Page 35: BAB V HASIL ANALISIS FRAMING FILM 7 HATI 7 CINTA 7 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2227/6/T1_362007022_BAB V.pdf · HASIL ANALISIS FRAMING FILM 7 HATI 7 CINTA 7 WANITA

���

adalah tipe laki-laki yang sayang dan bertanggung jawab terhadap kelurga. Akhirnya

dokter Kartini menjadi mengerti setelah mendapatkan jawaban dari mantan pacarnya

tersebut, dan pikiranya menjadi terbuka, bahwa tidak semua permasalahan terhadap

perempuan itu disebabkan oleh laki-laki. Setelah mendapatkan jawaban tentang

keraguannya terhadap laki-laki, dokter Kartini mengucapkan kalimat sebagai berikut

ini:

“Dia menjawab semua waktu yang hilang hidup adalah proses, kodratku sebagai

perempuan harus kujalani, aku bangga menjadi perempuan”.

Dalam dialog ini sutradara memberikan sebuah argumen, banyak perempuan

lari dari kodratnya, karena dengan kodrat sebagai perempuan mereka selalu merasa

ditindas oleh kaum laki-laki. Padahal tidak semua perempuan yang menjadi korban

laki-laki, dan tidak semua laki-laki menindas perempuan. Hal ini tidak lepas dari

pengaruh konstruksi budaya patriarki yang dianut oleh masyarakat.

Dalam kutipan dialog Film 7 Hati 7Cinta 7 Wanita ini, sutradara berusaha

meluruskan pandangan tersebut, dengan memberikan sebuah gagasan bahwa

perempuan hendaknya bertindak secara profesional dalam memperjuangkan nasib

mereka. Artinya, perempuan tidak boleh menghakimi laki-laki hanya karena laki-laki

berada dipihak budaya patriarki, dan laki-laki juga tidak boleh menggunakan budaya

patriarki sebagai simbol penindasan terhadap perempuan.

Page 36: BAB V HASIL ANALISIS FRAMING FILM 7 HATI 7 CINTA 7 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2227/6/T1_362007022_BAB V.pdf · HASIL ANALISIS FRAMING FILM 7 HATI 7 CINTA 7 WANITA

���

Perempuan dan laki-laki hendaknya terus berjuang dan bekerja sama untuk

memerangi ketimpangan gender yang saat ini masih sangat merugikan perempuan.

Hal lain yang mau diingatkan oleh sutradara dalam perangkat penalaran, terbiasanya

laki-laki membohongi perempuan, karena budaya dominan yang memihak laki-laki.

Lihat gambar dan dialog berikut ini:

Menit : 01 : 28 : 32

Narasi : Hadi sangat terkejut ketika melihat Lastri istrinya juga menuju ruangan

dokter Kartni, sementara Hadi sendiri sedang bersama Ningsih istri pertamanya yang

saat itu sedang hamil. Pertemuan itu membongkar kedok Hadi yang selama ini terlihat

culun dan pemalu oleh istri pertamanya. Ternyata Hadi adalah seorang laki-laki yang

sangat pandai bersandiwara, sehingga dia bisa menikahi perempuan dua sekaligus.

Namun tidak ada yang tahu dari kedua istrinya tersebut, kalau Hadi sudah punya istri,

karena mereka menganggap mereka adalah istri satu-satunya yang dimiliki oleh Hadi.

Pertemuan di ruangan dokter Kartini menjadi kunci terbukanya kebohongan Hadi

Page 37: BAB V HASIL ANALISIS FRAMING FILM 7 HATI 7 CINTA 7 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2227/6/T1_362007022_BAB V.pdf · HASIL ANALISIS FRAMING FILM 7 HATI 7 CINTA 7 WANITA

� �

terhadap kedua istrinya, karena dia selalu membagi waktu dengan alasan kapada istri

yang satu mau lembur ke luar kota, padahal menemui istri yang lain. Dokter Kartini

bersama dengan dokter Anton terkejut ketika melihat Hadi sedang kebingungan

karena ketahuan kedoknya. Hal itu digambarkan sutradara melalui dokter Kartni

dengan kalimat berikut ini:

“Akhirnya terjawab, si aktor tidak pandai mengatur strategi seperti jarum jam yang

hanya bisa berdiri diantara pilihanya, ada hati yang terluka dan tersakiti namun

kejujuran adalah cinta”.

Dalam dialog ini, pesan yang mau ditonjolkan adalah keburukkan budaya

dominan atau budaya patriarki, bukan hanya berdampak pada perempun saja tapi laki-

laki juga bisa terkena walaupun budaya patriarki tersebut sangat berpihak pada laki-

laki. Dalam kutipan dialog di atas, digambarkan bahwa kekuatan budaya patriarkilah

yang mendorong laki-laki menjadi tidak jujur dengan pasangannya, dan diam-diam

menikah dengan perempuan lain, walaupun sebenarnya laki-laki tersebut sudah punya

istri.

Sutradara mau menunjukkan kepada khalayak, hal semacam ini banyak sekali

terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Laki-laki tega membohongi istrinya karena dia

punya simpanan perempuan lain dan hal ini tidak bisa dicegah, karena budaya di

masyarakat mengizinkan laki-laki untuk melakukan hal tersebut. Namun

permasalahnya disini adalah, jika laki-laki tersebut tidak jujur terhadap pasangannya,

Page 38: BAB V HASIL ANALISIS FRAMING FILM 7 HATI 7 CINTA 7 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2227/6/T1_362007022_BAB V.pdf · HASIL ANALISIS FRAMING FILM 7 HATI 7 CINTA 7 WANITA

���

maka jika ketahuan semuanya akan hancur dan hal itu juga akan merugikan laki-laki,

seperti dialog di atas. Dari gambaran mengenai peristiwa ini sutradara mencoba

memberikan sebuah kesempatan kepada khalayak untuk berpikir secara mantap

tentang pentingnya nilai sebuah kejujuran baik dalam kehidupan bermasyarakat

maupun dalam kehidupan berkeluarga. Kejujuran adalah kunci dari segala sesuatu dan

segala sesuatu tersebut adalah wujud cinta.

5.3.1. Tabel analisis hasil framing William A. Gamson dan Andre Modigliani

Elemen Film 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita Frame Isu Gender Metaphors Pengaindaian atau perumpamaan

• Perempuan bukan anjing atau barang tak bernyawa, perempuan adalah manusia.

• Baru mendengar saja hatiku sudah menjerit. • Cinta sudah mati Anton.

Catchphrases Berupa slogan atau jargon

• Kehormatan dan kebebasan adalah impian setiap perempuan. • Perempuan selalu berusaha membela kaumnya namun selalu

merasa tak berdaya. Exemplaar Perbandingan untuk menguatkan bingkai

• Dokter laki-laki selalu berhasil dalam mengurusi pasien-pasiennya daripada dokter perempuan.

Depiction Label yang digunakan dalam sebuah isu

• Perempuan membutuhkan anak laki-laki untuk menggantikan posisi suami yang tidak berkarakter, culun, pemalu, dan tidak punya ambisi.

• Laki-laki memang bangsat, gak tahu diri, kurang ajar.

Page 39: BAB V HASIL ANALISIS FRAMING FILM 7 HATI 7 CINTA 7 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2227/6/T1_362007022_BAB V.pdf · HASIL ANALISIS FRAMING FILM 7 HATI 7 CINTA 7 WANITA

���

Visul Images Perangkat pendukung berupa gambar, grafik dan citra untuk menekankan pesan yang ingin disampaikan

• Hal pertama yang harus dikatakan oleh perempuan adalah dia

seorang perempuan. • Banyak kasus yang diderita perempuan, tapi tidak untuk

perempuan unik dihadapanku.

Roots Analisis kausal atau sebab akibat

• Laki-laki tidak akan pernah tahu tentang penderitaan perempuan yang tidak punya rahim, karena laki-laki tidak memiliki rahim seperti perempuan.

• Karena alasan cinta, perempuan akan tetap melindungi laki-laki walaupun dia selalu disiksa oleh laki-laki tersebut.

Appeals to principle Merupakan klaim moral

• Perempuan PSK tidak bisa dinilai hanya bisa melayani laki-laki saja, karena perempuan juga mempunyai kemampuan yang sama dengan laki-laki.

Consequences Efek atau konsekuensi yang didapat dari bingkai

• Kodrat sebagai perempuan harus tetap dijalani, perempuan hendaknya bangga sebagai seorang perempuan.

• Karena kebohongan yang dilakukan laki-laki akhirnya merugikan perempuan dan juga laki-laki tersebut.