BAB 5 Konsep Dasar (Teori Akuntansi)

38
BAB 5 KONSEP DASAR

description

yeeee

Transcript of BAB 5 Konsep Dasar (Teori Akuntansi)

Page 1: BAB 5 Konsep Dasar (Teori Akuntansi)

BAB 5 KONSEP DASAR

Page 2: BAB 5 Konsep Dasar (Teori Akuntansi)

NAMA KELOMPOK: Arief Dio Ramadhan (1313010050) Indah Kurniawati M (1313010081) Vito Hamado (1313010223) S. Nadya Inniar Rosa (1313010290)

Page 3: BAB 5 Konsep Dasar (Teori Akuntansi)

KONSEP DASAR Konsep dasar pada umumnya, merupakan abstraksi atau konseptualisasi karakterisitik lingkungan tempat atau wilayah diterapkannya pelaporan keuangan.

Page 4: BAB 5 Konsep Dasar (Teori Akuntansi)

IKATAN AKUNTAN INDONESIA (IAI) Ada dua konsep dasar yang disebut secara spesifik dalam rerangka konseptual IASC, antara lain :

1. Basis Akrual (Accrual Basis)2. Usaha Berlanjut (Going Concern)

Page 5: BAB 5 Konsep Dasar (Teori Akuntansi)

PAUL GRADY Grady mendeskripsi konsep dasar sebagai konsep yang mendasari kualitas kebermanfaatan dan keterandalan informasi akuntansi atau sebagai keterbatasan yang melekat pada statemen keuangan. Kesepuluh konsep tersebut antara lain :

1. Struktur masyarakat dan pemerintah yang mengakui hak milik pribadi2. Entitas bisnis spesifik3. Usaha berlanjut4. Penyimbolan secara moneter dalam seperangkat akun5. Konsistensi antara periode untuk entitas yang sama6. Keanekaragaman perlakuan akuntansi di antara entitas independent7.  Konservatisma8. Keterandalan data melalui pengendalian internal9. Materialitas10. Ketepatwaktuan dalam pelaporan keuangan memerlukan taksiran

Page 6: BAB 5 Konsep Dasar (Teori Akuntansi)

ACCOUNTING PRINCIPLES BOARD (APB) APB menyebut konsep dasar sebagai ciri – ciri dasar dan memuatnya dalam APB

statement. APB mengidentifikasi tiga belas konsep dasar yang merupakan karakteristik lingkungan diterapkannya akuntansi.

Accounting Principles Board

1.  Entitas akuntansi

12. Substansi daripada bentuk

2. Usaha berlanjut

3. Pengukuran sumber

ekonomik dan kewajiban

4. Periode – periode waktu

5. Pengukuran dalam unit uang

6. Akrual 13. Materialitas

11. statemen keuangan

berkaitan secara mendasar

10. Informasi keuangan umum

9. Pertimbangan

8. Angka pendekatan

7. Harga pertukaran

mengidentifikasi

Page 7: BAB 5 Konsep Dasar (Teori Akuntansi)

WOLK, TEARNEY, DAN DODDWolk, Tearney mendaftar empat konsep yang dianggap

sebagai postulat dan beberapa konsep lainsebagai prinsip berorientasi-masukan (input-oriented principles) yaitu recognition, matching, conservatism, disclosure, materiality, dan objectivity dan prinsip berorientasi-keluaran (output-oriented principles) yaitu comparability, consistency, dan uniformity. Keempat konsep yang dikategori sebagai postulat adalah :

1. Usaha berlanjut (Going concern)2. Periode waktu (Time period)

3. Entitas akuntansi (Accounting entity)4. Unit moneter (Monetery unit)

 

Page 8: BAB 5 Konsep Dasar (Teori Akuntansi)

Konsep dasar 1 sampai 5 dikategori sebagai pelandas statement posisi keuangan (neraca) sedangkan konsep dasar 6 sampai 11 dikategori sebagai pelandas statement laba-rugi.

1. Pengukurang dengan unit uang (Money measurement)2. Entitas (Entity)3. Usaha berlanjut (Going concern)4. Kos (Cost)5. Aspek ganda (Dual aspect)6. Periode akuntansi (Accounting period)7. Konservatisma (Conservatism)8. Realisasi (Realization)9. Penandingan (Matching)10.Konsistensi (Consistency)11.Materialitas (Materiality)

ANTHONY, HAWKINS, DAN MERCHANT

Page 9: BAB 5 Konsep Dasar (Teori Akuntansi)

Konsep-konsep dasar yang dikemukakan oleh Paton dan Littleton yaitu :

1. Entitas bisnis atau kesatuan usaha (The business entity)2. Kontinuitas kegiatan atau usaha (Continuity of activity)3. Penghargaan sepakatan (Measured consideration)4. Kos melekat (Costs attach)5. Upaya dan capaian/hasil (Effort and accomplishment)6. Bukti terverifikasi dan objektif (Verifiable, objective

evidence)7. Asumsi (Assumptions)  

PATON DAN LITTLETON

Page 10: BAB 5 Konsep Dasar (Teori Akuntansi)

KESATUAN USAHA Konsep ini menyatakan bahwa perusahaan dianggap sebagai suatu kesatuan atau badan usaha ekonomik yang berdiri sendiri, bertindak atas namanya sendiri, dan kedudukannya terpisah dari pemilik atau pihak lain yang menanamkan dana dalam perusahaan dan kesatuan ekonomik tersebut menjadi pusat perhatian atau sudut pandang akuntansi.

Page 11: BAB 5 Konsep Dasar (Teori Akuntansi)

BATAS KESATUAN Walaupun secara yuridis kesatuan usaha didukung keberadaannya, batas kesatuan usha dari segi akuntansi bukanlah kesatuan yuridis atau hukum melainkan kesatuan ekonomik. Dimana akuntansi memperlakukan badan usaha sebagai suatu kesatuan ekonomik daripada kesatuan yuridis.

Page 12: BAB 5 Konsep Dasar (Teori Akuntansi)

Ekuitas adalah hak residual pemilik terhadap asset bersih sebagaimana didefinisi dalam rerangka konseptual FASB. Sudut pandang FASB adalah pemilik. Hubungan konsep kesatuan usaha dan definisi ekuitas dinyatakan secara simbolik seperti gambar 5.2 berikut.

PENGERTIAN EKUITAS

Page 13: BAB 5 Konsep Dasar (Teori Akuntansi)

Konsep kesatuan usaha dapat menjelaskan mengapa pendapatan (dan utang) didefinisi sebagai kenaikan atau aliran masuk assets. Dengan konsep kesatuan usaha, semua sumber ekonomik yang dimiliki atau dikuasai oleh perusahaan merupakan asset perusahaan bukan asset pemilik. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pendapatan menambah ekuitas (utang kesatuan usaha kepada pemilik).  

PENGERTIAN PENDAPATAN

Page 14: BAB 5 Konsep Dasar (Teori Akuntansi)

Definisi biaya sebagai penurunan asset atau timbulnya kewajiban dapat dijelaskan dengan konsep kesatuan usaha. Penyerahan produk dalam rangka menciptakan pendapatan, menyebabkan asset (persediaan barang) berkurang. Berkurangnya asset (sebesar kas barang terjual) inilah yang disebut biaya. Jadi, dapat dikatakan bahwa biaya emngurangi ekuitas. Definisi biaya oleh FASB konsistensi dengan konsep kesatuan usaha. Implikasi pendefinisian pendapatan dan biaya dilukiskan dalam gambar 5.3 berikut ini.

PENGERTIAN BIAYA

Page 15: BAB 5 Konsep Dasar (Teori Akuntansi)

Sistem berpasangan atau aspek ganda yang dikemukakan Anthony, Hawkins, dan Merchant sebenarnya merupakan konsekuensi logis atau turunan dari konsep kesatuan usaha. Hubungan bisnis antara manajemen dan pemilik mengakibatkan manajemen harus selalu mempertanggungjawabkan asset yang dikelolanya dan sumber asset tersebut.ini berarti bahwa pengaruh transaksi terhadap hubungan bisnis dan posisi keuangan (termasuk utang-piutang dengan pemilik serta pihak lainnya) harus selalu ditunjukkan. Untuk melaksanakan hal ini dengan mudah dan nyaman, digunakan system berpasangan.

SISTEM BERPASANGAN

Page 16: BAB 5 Konsep Dasar (Teori Akuntansi)

PERSAMAAN AKUNTANSIKonsep kesatuan usaha memisahkan managemen dengan penyedia dan

dana dan manajemen bertanggung jawab kepada mereka. Pertanggungjelasan menuntut agar asset yang dipercayakan kepada manajemen selalu ditunjukkan sumber atau asalnya. Pelaporan keuangan harus menunjukkan hubungan ini. Hubungan fungsional inilah yang disebut Persamaan Akuntansi.

Agar penyusunan statemen keuangan dapat dilakukan dengan cepat, system akuntansi buku besar harus di organisasi atas dasar persamaan akuntansi. Oleh karena itu, persamaan akuntansi dapat dikatakan sebagai hubungan fungsional buku besar yang mempresentasikan elemen statemen keuangan. Hubungan fungsional antar buku besar ini dapat dinyatakan sebagai berikut :

Aktiva = Kewajiban + Ekuitas + Pendapatan – Biaya

Page 17: BAB 5 Konsep Dasar (Teori Akuntansi)

Sebagai konsep dasar yang dikemukakan APB yaitu bahwa statemen keuangan berkaitan secara mendasar (fundamentally Related Financial Statement). Artikulasi sebenarnya turunan atau konsekuensi dari konsep kesatuan usaha. Dengan artikulasi, akan selalu dapat ditunjukkan bahwa laba dalam statemen laba rugi akan sama dengan laba dalam statemen perubahan ekuitas dan jumlah rupiah ekuitas dalam neraca.

ARTIKULASI

Page 18: BAB 5 Konsep Dasar (Teori Akuntansi)

Konsep kontinuitas usaha atau usaha berlanjut menyatakan bahwa kalau tidak ada tanda-tanda, gejala-gejala, atau rencana pasti dimasa datang bahwa kesatuan usaha akan dibubarkan atau dilikuidasi maka akuntansi menganggap bahwa kesatuan usaha tersebut akan berlangsung terus sampai waktu yang tidak terbatas. Konsep ini akan menjadi pertimbangan pada saat penyusunan statemen keuangan atau pada saat akuntansi menghadapi berbagai pilihan dalam proses perekayasaan atau penyusunan standar karena kenyataan bahwa kelangsungan hidup perusahaan di masa datang tidak pasti.

KONTINUITAS USAHA

Page 19: BAB 5 Konsep Dasar (Teori Akuntansi)

ARTI PENTING LAPORAN PERIODIK Dengan konsep kontinuitas usaha, perusahaan berusaha untuk terus maju dan berkembang. Untuk mengetahui seberapa maju dan berkembangnya perusahaan yang dijalankan, maka perusahaan tersebut harus membuat laporan mengenai perusahaan secara periodik. Jika perusahaan tidak membuat laporan secara periodik, maka sulit untuk menentukan keputusan lebih lanjut.

Page 20: BAB 5 Konsep Dasar (Teori Akuntansi)

KEDUDUKAN STATEMEN LABA-RUGI

Untuk mengukur daya melaba jangka panjang, aliran kontinus sumber ekonomik masuk dan keluar kesatuan usaha (pendapatan dan biaya) harus dipenggal-penggal dengan periode waktu sebagai wadah atau penakar. Jadi, konsep perioda waktu yang dikemukakan oleh Hawkins, Anthony, dan Merchant atau perioda akuntansi oleh APB sebenarnya merupakan turunan dari konsep dasar kontinuitas usaha. Penggalan pendapatan dan biaya untuk suatu perioda dituangkan dalam statemen laba rugi periodic sehingga statemen laba rugi dipandang sebagai statemen yang paling penting dalam pelaporan keuangan karena tingkat laba dalam rangka menilai daya melaba.

Page 21: BAB 5 Konsep Dasar (Teori Akuntansi)

FUNGSI NERACA DAN PENILAIAN ELEMENNYA

Konsep kontinuitas usaha sangat besar peranannya dalam mendasari penilaian elemen atau pos neraca dan interpretasi jumlah rupiah yang dimuat di dalamnya. Dengan konsep kontinuitas usaha, tujuan pelaporan pos neraca adala untuk menunjukkan sisa potensi-potensi jasa atau sumber-sumber ekonomik yang belum dikonsumsi dalam tahun yang berakhir pada tahun neraca. Dengan kata lain, neraca berfungsi untuk menunjukkan potensi jasa yang masih dimiliki / dikuasai kesatuan usaha untuk menghasilkan pendapatan dalam periode-periode berikutnya.

Page 22: BAB 5 Konsep Dasar (Teori Akuntansi)

PENGHARGAAN SEPAKATAN

Konsep ini menyatakan bahwa jumlah rupiah / agregat harga atau penghargaan sepakatan yang terlibat dalam tiap tranksaksi atau kegiatan pertukaran merupakan bahan olah dasar akuntansi yang paling objektif terutama dalam mengukur sumber ekonomi yang masuk dan sumber ekonomi yang keluar. Sebagai konsekuensi, elemen-elemen atau pos-pos pelaporan keuangan diukur atas dasar penghargaan sepakatan tersebut.

Page 23: BAB 5 Konsep Dasar (Teori Akuntansi)

ISTILAH YANG TEPATMenurut pendapat penulis, istilah cost sebenarnya

cukup tepat untuk menyatakan price-agregate atau measured consideration karena alasan-alasan berikut:1. Dari segi penjual, walaupun istilah cost tidak cukup luas,

aliran masuk penghargaan sepakatan penjualan / pendapatan yang dicatat akhirnya akan menjadi cost juga kalau sudah digunakan untuk memperoleh barang dan jasa.

2. Dari segi pembeli, kalau istilah cost mempunyai keterbatasan karena tidak dapat menyatakan hal yang sama dari kedua belah pihak dalam suatu pertukaran, keterbatasan ini sebenarnya tidak masalah karena akuntansi menganut konsep kesatuan usaha.

Page 24: BAB 5 Konsep Dasar (Teori Akuntansi)

JASA DI BALIK KOS

Akuntansi menggunakan satuan mata uang karena satuan tersebut paling mudah untuk mengkualifikasi objek atau jasa ke dalam satuan yang homogenus dan juga karena harga dalam satuan uang adalah cara yang sudah umum untuk menyatakan kesepakatan dalam pertukaran. Dari segi akuntansi, sebenarnya bukan uang atau harga itu sendiri yang mempunyai arti penting melainkan justru potensi jasa yang ada dibalik angka koslah yang mempunyai arti penting. Perlu diingat bahwa kos merupakan salah satu atribute untuk merepresentasi secara tepat realitas kegiatan perusahaaan.

Page 25: BAB 5 Konsep Dasar (Teori Akuntansi)

KETERBATASAN INFORMASI AKUNTANSI Dengan memahami kos sebagai bahan olah akuntansi seberapa dapat dikenali keterbatasan akuntansi dalam memberikan informasi untuk kepentingan pengambilan keputusan oleh pihak eksternal dan manajemen. Informasi akuntansi hanya merupakan sebagian hak eksternal dan manajemen. Lebih dari itu, walaupun segala pertimbangan dan kebijakan didasarkan pada data akuntansi secara cukup mendalam. Pada akhirnya keputusan yang dihasilkan akan mencerminkan juga pengaruh data non akuntansi dan akan diwawancarai dengan hal – hal yang sangat kualitatif dan subjektif.

Page 26: BAB 5 Konsep Dasar (Teori Akuntansi)

KOS MELEKAT

Konsep menyatakan bahwa kos melekat pada objek yang dipresentasinya sehingga kas bersifat mudah bergerak dan dapat dipecah-pecah dan digabung-gabungkan kembali mengikuti objek yang didekatinya. Berbagai kos mempunyai daya saling mengikat antara yang satu dengan yang lainnya mengikuti ikatan-ikatan objek yang disimbolkannya.

Page 27: BAB 5 Konsep Dasar (Teori Akuntansi)

SAAT PENGAKUAN NILAI TAMBAH

Secara ekonomik, kegiatan perusahaan terdiri atas penggabungan berbagai factor produksi untuk menghasilkan produk baru yang manfaatnya lebih tinggi. Kalau kegiatan produksi menggunakan bahan baku dan berbagai macam factor produksi, kegiatan akuntansi menggunakan kos untuk menyatakan pemrosesan factor produksi tersebut. Tujuan kegiatan akuntansi adalah mengikuti secara tepat perubahan tersebut dengan menggolongkan, memecah, dan mengikhtisarkan kos bahan baku, kos tenaga kerja, kos bahan mesin, dan kos factor produksi lainnya sehingga seluruh kos tersebut secara bersama-sama akan membentuk kos produksi. Jadi, dasar konsep kos melekat diperlukan karena dalam mengikuti aliran fisis tersebut harus ada anggapan bahwa tiap kos mempunyai daya saling mengikat bila digabungkan dengan kos lain secara tepat.

Konsep dasar ini mempunyai implikasi penting terhadap saat pengakuan tambahan manfaat produk fisis yang dihasilkan. Kalau kos produk menunjukkan nilai, maka kedalam kos produk tersebut harus dimasukkan jumlah rupiah nilai yang merupakan tambahan manfaat yang melekat pada produk sebagai akibat dari proses itu. Akan tetapi tidak diketahui secara objektif dan meyakinkan berapa besarnya nilai tambah tersebut.

Page 28: BAB 5 Konsep Dasar (Teori Akuntansi)

WADAH PENGGABUNGAN

Dalam mengikuti aliran fisis produksi, kas dipecah, dikelompokkan, dan kemudian digabungkan kembali mengikuti unit fisis produk. Ini berarti bahwa kos digabungkan dengan produk sebagai wardah atau penakar penggabungan.

Page 29: BAB 5 Konsep Dasar (Teori Akuntansi)

UPAYA DAN HASIL

Konsep ini menyatakan bahwa biaya merupakan upaya dalam rangka memperoleh hasil berupa pendapat. Dengan kata lain, tidak ada hasil tanpa upaya. Secara konseptual, pendapat timbul karena biaya bukan sebaliknya pendapat menanggung biaya. Artinya, begitu kesatuan usaha melakukan kegiatan produktif maka pendapat dapat dikatakan telah terbentuk pula walaupun belum terealisasi.

Page 30: BAB 5 Konsep Dasar (Teori Akuntansi)

ASAS AKRUAL ATAU HIMPUN Asas akrual adalah asas dalam pengakuan pendapatan dan biaya yang menyatakan bahwa pendapatan diakui pada saat hak kesatuan timbul lantaran penyerahan barang atau jasa ke pihak luar dan biaya diakui pada saat kewajiban timbul dikarenakan penggunan sumber ekonomik yang melekat pada barang dan jasa yang diserahkan tersebut.

Page 31: BAB 5 Konsep Dasar (Teori Akuntansi)

OBJEKTIVITAS BUKTI

Mautz dan Sharaf menjelaskan pengertian dan lingkup bukti audit sebagai berikut:

Audit evidence includes all influences on the mind of auditor which affect his judgment about the truthfulness of the

financial statement proposition, submitted to him for review.

Page 32: BAB 5 Konsep Dasar (Teori Akuntansi)

OBJEKTIVITAS RELATIF

Akuntansi bukan ilmu pasti sehingga objektivitas bukti dalam akuntansi bersifat relatif. Kegiatan usaha tidak memungkinkan untuk dijadikan bahan analisis laboratorium dan tidak pula mengikuti rumus-rumus matematika. Dengan demikian fakta akuntansi tidaka akan selalu bersifat objektif penuh dan dapat diverifikasi secara tuntas. Oleh karena itu, konsep objektivitas dalam penciptaan data akuntansi adalah objektivitas yang disesuaikan dengan keadaan yang ada pada saat penentuan fakta bukan objektivitas mutlak.

Page 33: BAB 5 Konsep Dasar (Teori Akuntansi)

OBJEKTIVITAS DAN KETERVERIFIKASIAN JANGKA PANJANGBukti yang paling kuat dan paling diinginkan adalah bukti yang sepenuhnya objektif.

Akan tetapi, bila persyaratan objektivitas semacam ini harus diikuti secara mutlak dalam segala hal maka akuntansi akan menjadi berpandangan jangka pendek dan bertentangan dengan konsep kontinuitas usaha. Bukti akuntansi juga tidak harus mendasar pada bukti yuridis. Itulah sebabnya. Untuk dapat dinyatakan sebagai asset yang harus dilaporkan oleh kesatuan usaha, suatu asset tidak harus memiliki kesatuan usaha tetapi cukup dikuasai.

Dalam jangka panjang, ada resiko dari konsep objektivitas relative yaitu bahwa perlakuan akuntansi atas dasar bukti yang tersedia sekarang menjadi tidak sesuai dengan keadaan dan fakta pada periode masa datang.akan tetapi, kalau fakta yang digunakan adalah yang terbaik diperoleh maka tidak ada lagi yang dapat diperbuat pada waktu itu.

Akuntansi hendaknya berusaha untuk mendapatkan bukti yang terbaik tanpa mengorbankan reliabilitas. Namun, memperoleh bukti yang secara meyakinkan objektif juga memerlukan kos yang tinggi.

Dengan konsep dasar ini, akuntansi dapat menggunakan taksiran-taksiran dan aproksimasi sebagaimana konsep yang diajukan dalam APB No. 4.

Page 34: BAB 5 Konsep Dasar (Teori Akuntansi)

ASUMSIBeberapa contoh asumsi yang menjadi

landasan penalaran dalam memiliki konsep yang relevan.

Kontinuitas Usaha, Konsep kontinuitas usaha hanya dapat dibenarkan atas dasar pengalaman perusahaan pada umumnya.

Periode Satu Tahun, Pelaporan periodik dengan waktu sebagai wadah pengukuran adalah salah satu kebiasaan penting dalam akuntansi untuk tujuan “penakaran” terhadap pendapatan dan biaya yang menghasilkan pendapatan tersebut, interval waktu yang biasanyayang digunakan adalah satu tahun, baik tahun kalender ataupun tahun buku / fiskal.

Kos Sebagai Bahan Olah, Penghargaan sepakatan yang menjadi bahan oleh akuntansi didasarkan atas asumsi bahwa kos faktor produksi yang diperoleh perusahaan menunjukkan nilai pada saat terjadinya. Asumsi dibalik penalaran tersebut adalah bahwa para pelaku ekonomi bertindak rasional, suatu asumsi yang tidak terlalu benar dalam tiap keadaan.

Daya Beli Uang Stabil, Konsep bahwa jumlah rupiah yang tercatat akan tetap menunjukkan nilai dilandasi asumsi bahwa daya beli uang adalah stabil sepanjang masa. Dalam periode-periode yang mengalami inflasi cukup tinggi asumsi tersebut jelas tidak berlaku lagi untuk tujuan-tujuan tertentu.

Tujuan Mencari Laba, Konsep pendapatan dan biaya sebagai aliran jumlah rupiah yang ditandingkan sebenarnya mengandung asumsi bahwa pendapatan adalah objek yang dituju oleh upaya yang diukur dengan kos. Dengan kata lain, perusahaan dipandang sebagai, suatu organisasi yang dibentuk untuk menghasilkan laba. Asumsi ini tidak diragukan kelayakannya. Keinginan untuk menghasilkan laba adalah karakteristik nyata yang melekat pada perusahaan-perusahaan komersial pada umunya.

Konsep Dasar Lain, Konsep-konsep dasar yang diuraikan oleh P & L diatas merupakan konsep-konsep dasar yang terpadu dan lengkap sebagai landasan konseptual untuk merekaya pelaporan keuangan. Telah dibahas pula kaitan antara konsep-konsep dasar tersebut dengan konsep dasar dari sumber lain yang berpaut.

Substansi Daripada Bentuk, Konsep ini menyatakan bahwa dalam menetapkan suatu konsep ditingkat perekayasaan atau dalam menetapkan standar di tingkat penyusun standar, akuntansi akan menekankan makna atau substansi ekonomik suatu objek atau kejadian daripada makna yuridisnya meskipun makna yuridis mungkin menghendaki atau menyarankan perlakuan akuntansi yang berbeda.

Page 35: BAB 5 Konsep Dasar (Teori Akuntansi)

PENGAKUAN HAK MILIK PRIBADI Konsep ini menyatakan bahwa pengakuan hak milik pribadi harus dilindungi atau diakui secara yuridis. Tanpa konsep ini, kesatuan usaha tidak dapat memiliki sumber ekonomik atau asset. Karena pemilikan merupakan salah satu cara untuk memperoleh penguasaan. Salah satu bentuk perlindungan adalah adanya kewajiban untuk mempertanggungjawabkan kekayaan yang dipercayakan pengelolaannya kepada pihak lain.

Page 36: BAB 5 Konsep Dasar (Teori Akuntansi)

KONSERVATISMA Konservatisma adalah sikap atau aliran dalam menghadapi ketidakpastian untuk mengambil tindakan atau keputusan atas dasar munculan yang terjelek dari ketidakpastian tersebut. Sikap konservatif juga mengandung makna sikap berhati – hati dalam menghadapi risiko dengan cara bersedia mengorbankan sesuatu untuk mengurangi atau menghilangkan risiko. Jika akuntansi menganut konsep dasar konservtisma, dalam menyikapi ketidakpastian, akuntansi ( penyusun standar ) akan menentukan pilihan perlakuan atau prinsip akuntansi yang didasarkan pada munculan ( keadaan, harapan kejadian,atau hasil ) yang dianggap kurang menentukan.

Page 37: BAB 5 Konsep Dasar (Teori Akuntansi)

MANFAAT KONSEP DASARKonsep Dasar

1.  Sebagai landasan

penalaran pada tingkat

perekayasaan 

2. Untuk menentukan

konsep, prinsip, metoda, atau

teknik yang akan dijadikan standar

bagi penyusun standar.

manfaat

Page 38: BAB 5 Konsep Dasar (Teori Akuntansi)

PERTANYAANLaras 138Mengapa akuntansi menganut pendekatan artikulasi ?Ayu 265Jelaskan yg dimaksud dengan basic akrual dan usaha berlanjut ?Yoga 136Mengapa berbagai sumber menyajikan konsep dasar yang berbeda-beda ?Ega 243Batas kesatuan usaha adalah ekonomik bukan yuridis, apa perbedaan nya ekonomik dan yuridis?Yuli 194Mengapa besarnya laba perusahaan tidak

boleh mempengaruhi besarnya depresiasi ?Pramita 185Menurut kelompok anda, bagaimana cara mengatasi keseragaman pelaporan yang kaku dmn kekakuan tersebut justru menyembunyikan karakteristik yg harus diungkapkan ?Dwinda 287Jelaskan perbedaan antara kos dan biaya ?Wahyu 054Mengapa konsep dasar yg di P & L begitu lengkap ?