BAB 5 KESIMPULAN - digilib.its.ac.iddigilib.its.ac.id/public/ITS-Master-12971-Conclusion.pdf ·...
-
Upload
hoanghuong -
Category
Documents
-
view
220 -
download
5
Transcript of BAB 5 KESIMPULAN - digilib.its.ac.iddigilib.its.ac.id/public/ITS-Master-12971-Conclusion.pdf ·...
321
BAB 5
KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
Kawasan Cakranegara pada awalnya dirancang berdasarkan kosmologi
Hindu-Bali, namun kenyataan yang ditemui pada kondisi eksisting adalah terjadi
pergeseran nilai kosmologi pada tata ruangnya. Dari permasalahan tersebut
muncul gagasan yang tertuang dalam tujuan dari penelitian ini, yaitu merumuskan
konsep Konservasi yang sesuai dengan kosmologi Hindu-Bali di Cakranegara,
yang dilakukan dalam upaya memperkuat identitas kawasan.
Untuk mencapai tujuan penelitian berupa konsep dan panduan Konservasi
dibuat tahapan tahapan yang termuat dalam sasaran penelitian, dan untuk tahapan
analisa disesuaikan dengan sasaran penelitian tersebut.
Beberapa tahapan analisa tersebut antara lain; Pertama, analisa identitas
(melalui analisa tipo-morfologi) untuk mencapai sasaran 1 yaitu identifikasi
identitas kawasan, hasilnya adalah pengaruh kosmologi Hindu-Bali pada tata
ruang kawasan Cakranegara. Tahap kedua adalah analisa temuan identitas pada
setiap indikator (pola spasial, land use, ruang luar dan bangunan) sesuai dengan
sasaran ke-2 yaitu identifikasi bentuk yang sesuai identitas, ini didapatkan dengan
menyandingkan antara hasil analisa tipo-morfologi tahap 2 (identifikasi tipologi
artefak kota) dengan bentuk eksisting, dari tahapan ini dihasilkan temuan identitas
pada setiap indikator dan sub-indikator beserta parameternya masing-masing.
Tahap ketiga adalah tahap penilaian parameter dengan kondisi eksisting, hasil
penilaian dimasukan ke chart klasifikasi, hasil akhirnya berupa klasifikasi
berdasarkan tingkat perubahan sesuai dengan sasaran ke-3. Tahap keempat adalah
analisa kegiatan Konservasi sesuai dengan tingkat perubahan, yang didapatkan
melalui penyandingan antara kriteria masing-masing kegiatan Konservasi dengan
hasil penilaian, hasilnya adalah kegiatan Konservasi pada setiap tingkat
perubahan, sesuai dengan sasaran ke-4.
Tahapan terakhir dari penelitian ini adalah merumuskan konsep dan
panduan Konservasi yang merupakan ekstraksi dari pembahasan sasaran pertama
322
sampai sasaran keempat. Berikut ini merupakan kesimpulan dari konsep
Konservasi;
1. Konsep pada kondisi tetap: Konsep Preservasi jaringan jalan (pola spasial),
mempertahankan kondisi yang tidak berubah dan penambahan penanda di tiap
perpotongan jalan untuk mempertegas pola grid, penambahan dapat dilakukan
selama sejalan dengan upaya Preservasi dan dapat memperkuat nilai budaya.
2. Konsep pada kondisi berubah: Konsep Preservasi/ mempertahankan aspek-
aspek yang tidak berubah dan konsep Adaptasi/ penyesuaian pada aspek yang
mengalami perubahan
a) Konsep Adaptasi land use (tingkat perubahan sedang); memperkuat kesan
pembagian land use menjadi 3 nilai (secara linier mengikuti poros sakral-
profan), disesuaikan dengan nilai setiap zona dan peletakan penanda di
setiap zona.
b) Konsep Adaptasi Massing (ruang luar tingkat perubahan sedang-besar);
Adaptasi bentuk enclosure pada Perempatan Agung tanpa membongkar
bangunan eksisting. Massing pada bangunan bermasa banyak berorientasi
pada natah (Void) dengan masa bangunan membentuk enclosure, bangunan
bermasa tunggal orientasi ke jalan.
c) Konsep bangunan:
- Konsep Preservasi dan Restorasi pada bangunan dengan tingkat
perubahan kecil: mempertahankan yang tidak mengalami perubahan
dengan Preservasi dan mengembalikan sesuai ketentuan arsitektur Bali
dengan Restorasi
- Konsep Adaptasi, pada bangunan dengan tingkat perubahan sedang;
malakukan penyesuaian dengan bentuk yang sesuai dengan identitas yang
sifatnya penambahan tanpa merusak struktur bangunan eksisting.
- Konsep Adaptasi, pada bangunan dengan tingkat perubahan besar;
dilakukan penyesuaian, ditemui pada bangunan hunian yang berubah
menjadi ruko 2 lantai. Bentuk Adaptasinya adalah mengabstraksikan
bentuk bale dauh ke bangunan eksisting, tanpa merubah struktur
bangunan eksisting dan penyesuaian yang dilakukan sifatnya hanya
penambahan.
323
Konsep yang telah dirumuskan digunakan sebagai landasan/ dasar dalam
penyusunan panduan Konservasi. Panduan Konservasi ini berupa arahan yang
lebih detail disertai dengan ilustrasi yang merupakan penjabaran dari konsep
Konservasi, panduan tersebut antara lain:
1. Panduan Preservasi jaringan jalan sesuai konsep Mandala (orientasi matahari):
a) Kontinuitas pola; pengulangan unit modular yang dipotong oleh garis jalan
b) Jalan utama damija 22m, jalan lingkungan dengan damija 12 m,
c) Unit lingkungan di banjar agung lebih besar dari unit lingkungan di zona
Madya,
d) Perbedaan skala damija dan unit lingkungan pada banjar agung lebih besar
dari zona Madya yang menekankan hirarki ruang (keutamaan zona utama)
e) Pemberian penanda pada setiap jalan masuk ke unit lingkungan (marga
dasa) berupa gapura untuk memberi penekanan pola grid kawasan.
2. Panduan Preservasi dan Adaptasi land use sesuai konsep Mandala (orientasi
matahari) yang membagi kawasan menjadi 3 nilai dan pemanfaatan:
a) Zona Nista: untuk pemanfataan area cemetery dan pembakaran mayat.
Penanda zona nista: Preservasi pura Dalem dan area ngaben.
b) Zona Madya: pemanfaatan pemukiman, untuk bagian peri-peri yang
menghadap jalan utama (jl. Pejanggik) pemanfatan untuk fungsi
perdagangan. Penanda zona Madya: Preservasi pura Puseh.
c) Zona Utama; dibagi dua jenis pemanfaatan,1; untuk pemanfaatan yang
sifatnya keagamaan. 2; untuk fasilitas utama dengan skala pelayanan kota,
seperti pasar Cakra. Penanda zona utama: Preservasi pura Meru sebagai Pura
Khayangan Jagad
3. Panduan Adaptasi Massing (Konfigurasi Solid-Void):
a) Adaptasi Massing di Perempatan Agung; memunculkan kembali kesan
enclosure, dengan pengolahan bentuk dan material pedestrian way
b) Adaptasi dan Preservasi Massing pada bangunan bermasa banyak, orientasi
bangunan dalam tapak menghadap ke natah (Void) membentuk enclosure
c) Adaptasi dan Preservasi pada bangunan bermasa tunggal, orientasi bangunan
ke luar tapak dapat berupa kori yang menghadap kearah jalan.
4. Panduan Bangunan:
324
a) Panduan Preservasi dan Restorasi pada bangunan dengan perubahan kecil,
diupayakan mengembalikan ke material asli yang digunakan, karena tingkat
perubahannya kecil dan dialami oleh bangunan suci yang berperan penting
dalam kebertahanan urban ritual.
b) Panduan Adaptasi pada bangunan dengan perubahan sedang; penyesuaian
tanpa mengganggu fungsi dan struktur eksisting diantaranya; Adaptasi fasad
bangunan, fasad sekuensional, kori dan penyengker, bentuk bangunan,
warna-tekstur, mempertahankan konsep natah di dalam bangunan.
c) Panduan Adaptasi pada bangunan dengan perubahan besar; Bangunan ruko
diadaptasikan dengan bentuk Bale Dauh yaitu lantai 2 bersifat massif, lantai
1 bersifat transparan, penggunaan kolom terekspose dan atap dengan
tambahan rangka baja. Dalam Adaptasinya bangunan pertokoan tidak dilihat
sebagai bangunan tunggal tapi secara sekuensional karena berada di
sepanjang utama, sehingga diperhatikan harmoni (floor to floor, warna,
bentuk; pengulangan dengan memberi irama agar tidak terjadi kejenuhan)
dan keterhubungan antar bangunan menggunakan arsitektur Bali sebagai
benang merah yang menghubungkan sesuai identitas kawasan.
5.2. Susunan Prioritas Pelestarian
Susunan prioritas pelestarian disusun berdasarkan pada tingkat perubahan dan
tingkat kepentingan masing-masing aspek dalam memperkuat nilai budaya
kawasan. Susunan prioritas tersebut antara lain:
1) Pertama; kegiatan pelestarian pada aspek yang dalam kondisi tetap dan tingkat
perubahan kecil, dipertahankan dan dikembalikan ke kondisi asli untuk
memperkuat eksistensinya pada signifikansi budaya, dalam hal ini yang
pertama adalah jaringan jalan yang kondisinya tetap untuk dipertahankan,
kedua objek penting yang menandai setiap zona seperti pura Meru, taman
Mayura, pura Dalem yang tingkat perubahannya kecil untuk dikembalikan ke
bentuk aslinya dan ketiga Adaptasi Perempatan Agung. Ketiga aspek tersebut
menjadi prioritas utama karena merupakan wadah urban ritual yang berperan
penting dalam pembentukan identitas kawasan baik secara fisik maupun non
fisik.
325
2) Kedua: Adaptasi untuk land use dan fisik bangunan pertokoan disepanjang
poros utama (sakral-profan), karena jalur ini merupakan jalur utama untuk
mengakses objek objek penanda penting kawasan dan Perempatan Agung.
3) Ketiga: Adaptasi bangunan di unit lingkungan pemukiman
5.3. Saran
Saran sebagai tindak lanjut dari hasil studi Konservasi kawasan Hindu-Bali di
Cakranegara ini antara lain adalah sebagai berikut;
1. Saran bagi pemerintah:
a. Menetapkan kawasan Cakranegara sebagai kawasan Konservasi, mengingat
kawasan ini merupakan living heritage.
b. Membuat dan menetapkan regulasi terkait pemanfaatan ruang yang dapat
diaplikasikan pada saat pengembangan, alokasi dana untuk upaya
Konservasi dan pemberian penghargaan bagi yang mendukung program ini.
c. Membuat susunan prioritas atau tahapan pelaksanaan
d. Sosialisasi kepada masyarakat dan pihak swasta tentang program
Konservasi; dengan menumbuhkan pemahaman di tengah tengah
masyarakat, yaitu melalui sosialisasi oleh pemerintah dan expert tentang
bagaimana upaya Konservasi dapat digiring kearah peningkatan taraf
ekonomi, sosial maupun kepariwisataan.
e. Pengendalian pengembangan dengan membentuk Tim Penasihat Arsitektur
Kota (TPAK).
2. Bagi pihak swasta/ perancang;
Diharapkan dapat mengikuti arahan Konservasi dan pengendalian tentang tata
ruang pemerintah, dimana pengembangan bangunan baru harus merujuk pada
bangunan asal bernilai arsitektur Hindu-Bali di Cakranegara, berupa
mengkonsultasikan pra-rencana pada TPAK. yang dibentuk pemerintah.
3. Bagi masyarakat Cakranegara;
Diharapkan masyarakat dapat ikut mendukung upaya pelestarian dengan
membentuk institusi berbasis lokal (karang taruna pada setiap
banjar/paguyuban) untuk memberi pemahaman serta sosialisasi pada
326
masyarakat tentang keuntungan program dari upaya Konservasi yang
dicanangkan pemerintah dan menumbuhkan sense of belonging masyarakat.
4. Bagi kalangan akademisi;
Evaluasi program Konservasi pemerintah, pengajian dan penelitian lebih lanjut
yang dapat mendukung upaya Konservasi di kawasan Cakranegara, terdapat
beberapa saran dilakukannya penelitian diantaranya:
a) Diperlukannya penelitian yang memperhatikan aspek lain selain aspek
fisik dan non fisik (Budaya dan sejarah) yang dibahas dalam penelitian ini,
yaitu aspek ekonomi terkait dampak Konservasi di bidang ekonomi.
b) Diperlukan penelitian dalam aspek regulasi untuk lebih menjamin dapat
diberlakukannya Konservasi.
c) Perlu dilakukan penelitian tentang aspek manajerial dan pemberdayaan
masyarakat dalam upaya pelestarian, dan bagaimana cara memperkuat
sense of belonging masyarakat dalam mendukung upaya Konservasi.