BAB 4 Usulan Program Kegiatan Tahun 2015...Usulan Program Kegiatan Tahun 2015 4.1 Basis Perencanaan...

3
[LAPORAN AKHIR TAHUN] 2014 Direktorat Integrasi Data dan Sistem Informasi (DIDSI) – IPB Halaman ke-86 BAB 4 Usulan Program Kegiatan Tahun 2015 4.1 Basis Perencanaan Operasionalisasi sistem informasi suatu organisasi perlu dikawal dengan kebijakan yang mengarahkan dan mengendalikan pada tercapainya tujuan penyeleggaraan sistem informasi bagi organisasi. Kebijakan memungkinkan organisasi untuk memfokuskan upaya terbaik pada tujuan yang ditargetkan (Martin 2010).Tujuan yang akan dicapai pada tahun kegiatan 2015 adalah mengoptimalkan penggunaan SI untuk menunjang pelaksanaan kegiatan institusi. Untuk mencapai tujuan yang optimal, maka diperlukan suatu kegiatan Reengenering dan Pembangunan Sistem Informasi Terintegrasi. Rencana kegiatan Reengenering dan Pembangunan Sistem Informasi Terintegrasi dengan pendekatan System Development Life Cycle (SDLC) tercakup pada Gambar 26. Gambar 26. SDLC Reenginering dan Pembangunan SI Terintegrasi Komponen SDLC Reengineering dan Pembangunan SI terintegrasi sebagai berikut: a. Need/Opportunity: Kebutuhan kegiatan Reengenering dan Pembangunan Sistem Informasi Terintegrasi didorong oleh adanya perubahan struktur

Transcript of BAB 4 Usulan Program Kegiatan Tahun 2015...Usulan Program Kegiatan Tahun 2015 4.1 Basis Perencanaan...

Page 1: BAB 4 Usulan Program Kegiatan Tahun 2015...Usulan Program Kegiatan Tahun 2015 4.1 Basis Perencanaan Operasionalisasi sistem informasi suatu organisasi perlu dikawal dengan kebijakan

[LAPORAN AKHIR TAHUN] 2014

Direktorat Integrasi Data dan Sistem Informasi (DIDSI) – IPB Halaman ke-86

BAB 4

Usulan Program Kegiatan Tahun 2015

4.1 Basis Perencanaan

Operasionalisasi sistem informasi suatu organisasi perlu dikawal dengan

kebijakan yang mengarahkan dan mengendalikan pada tercapainya tujuan

penyeleggaraan sistem informasi bagi organisasi. Kebijakan memungkinkan

organisasi untuk memfokuskan upaya terbaik pada tujuan yang ditargetkan (Martin

2010).Tujuan yang akan dicapai pada tahun kegiatan 2015 adalah mengoptimalkan

penggunaan SI untuk menunjang pelaksanaan kegiatan institusi. Untuk mencapai

tujuan yang optimal, maka diperlukan suatu kegiatan Reengenering dan

Pembangunan Sistem Informasi Terintegrasi. Rencana kegiatan Reengenering dan

Pembangunan Sistem Informasi Terintegrasi dengan pendekatan System

Development Life Cycle (SDLC) tercakup pada Gambar 26.

Gambar 26. SDLC Reenginering dan Pembangunan SI Terintegrasi

Komponen SDLC Reengineering dan Pembangunan SI terintegrasi sebagai

berikut:

a. Need/Opportunity: Kebutuhan kegiatan Reengenering dan Pembangunan

Sistem Informasi Terintegrasi didorong oleh adanya perubahan struktur

Page 2: BAB 4 Usulan Program Kegiatan Tahun 2015...Usulan Program Kegiatan Tahun 2015 4.1 Basis Perencanaan Operasionalisasi sistem informasi suatu organisasi perlu dikawal dengan kebijakan

[LAPORAN AKHIR TAHUN] 2014

Direktorat Integrasi Data dan Sistem Informasi (DIDSI) – IPB Halaman ke-87

organisasi IPB (2013-2018) serta kebutuhan IPB dan unit kerja untuk

peningkatan SI yang terintegrasi.

b. Concept Development: Diperlukan konsep yang matang untuk melakukan

kegiatan Reengenering dan Pembangunan Sistem Informasi Terintegrasi

c. Product/Process Design: Pembuatan disign untuk pengembangan dan

pembuatan SI Terintegrasi.

d. Production: Pembuatan dan pengembangan SI Terintegrasi sesuai dengan

konsep yang telah ditetapkan

e. Deployment: Melakukan instalasi perangkat lunak, melakukan sosialisasi pada

pimpinan institusi pada semua level kebijakan, serta mengadakan pelatihan

bagi pelaksana dan atau pengguna SI Terintegrasi.

f. Support/Maintanance: Melakukan pemeliharaan sistem, melakukan perbaikan

dari error yang ditemukan sehingga sistem dapat digunakan sesuai yang

direncanakan.

g. Upgrade: Melakukan perawatan, mengganti sistem lama dengan sistem baru

dengan metode yang telah ditetapkan

h. Retirement/Disposal: Menghapus dan atau menonaktifkan sistem yang sudah

tidak digunakan sehingga hanya sistem yang terbaru yang harus berjalan.

4.2 Subdit : Sistem Informasi

Tahun 2015 harus menjadi momentum sistem informasi berbasis pada basis

data integrasi. Dengan hampir lengkapnya pendefinisian basisdata integrasi, maka

mau tidak mau sistem informasi yang akan dikembangkan harus mengacu pada

basisdata integrasi ini. Demikian juga halnya dengan sistem informasi-sistem

informasi yang telah ada dan masih diperlukan saat ini, harus dilakukan

pengembangan ulang mengikuti perubahan basisdata integrasi ini. Namun demikian,

ada pengembangan sistem informasi yang skala prioritas untuk segera dituntaskan,

yaitu sistem informasi akademik terintegrasi dan sistem informasi kepegawaian

terintegrasi yang didalamnya meliputi DUPAK dan Kepakaran Dosen, serta sistem

informasi keuangan dan sistem informasi sarana dan prasarana.

Memperhatikan skala pengembangan sistem informasi tersebut diatas, maka

dengan demikian sistem informasi-sistem informasi yang saat ini berjalan

(http://sim.ipb.ac.id) perlu dilakukan pemeliharaan agar tetap dapat digunakan dan

berjalan sebagaimana mestinya dalam rangka menunjang proses kegiatan pada unit-

unit kerja maupun IPB secara keseluruhan.

Page 3: BAB 4 Usulan Program Kegiatan Tahun 2015...Usulan Program Kegiatan Tahun 2015 4.1 Basis Perencanaan Operasionalisasi sistem informasi suatu organisasi perlu dikawal dengan kebijakan

[LAPORAN AKHIR TAHUN] 2014

Direktorat Integrasi Data dan Sistem Informasi (DIDSI) – IPB Halaman ke-97

penambahan jaringan yang tidak mengikuti prosedur dan juga penggunaan perangkat

yang unmanageable. Oleh karena itu program revitalisasi jaringan yang akan

diusulkan pada tahun 2015 adalah penggantian dan pengadaan perangkat-perangkat

switch yang manageable.

Disamping revitalisasi infrastruktur jaringan, perlu juga dilakukan revitalisasi

data center. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya kebutuhan akan kemudahan

mengakses informasi dan perlunya dukungan terhadap berbagai layanan aplikasi

admnistrasi dan akademik. Saat ini data center IPB, memiliki kurang lebih 70 server,

dengan rincian 60% dedicated server (memiliki spesifikasi server, dengan tipe

rackmount) dan 40% sisanya PC biasa yang dijadikan server. Namun, dari semua

dedicated server yang ada hanya sekitar 50% yang dapat menjalankan berbagai

aplikasi saat ini dengan baik. Dari sisi efisiensi penggunaan sumber daya energi listrik

dan kapasitas ruang data center yang dimiliki IPB, penggunaan rackmount server

saat ini dinilai kurang efisien. Pengelolaan dan pemeliharaan rackmount server juga

tidak dapat dilakukan secara terpusat. Sehingga jika terjadi masalah di satu server,

maka harus dilakukan pemindahan data secara manual ke server lain. Ini tentunya

akan mengganggu layanan aplikasi yang dijalankan di server tersebut dan

meningkatkan downtime layanan. Untuk itu pada tahun 2014 dilakukan pengadaan

Blade Server. Teknologi virtualisasi yang menyertai blade server memungkinkan

dalam sebuah server fisik dibangun beberapa virtual machine. Ini artinya, jika dalam

sebuah server fisik dapat dibangun 5 virtual machine, maka dalam sebuah enclousure

(lemari server, berisi minimal 12 server fisik) dapat dibangun 60 server (setara

kurang lebih dengan 60 server yang ada sekarang) dengan penggunaan daya listrik

yang jauh lebih kecil. Blade-blade server ini juga dapat dikelola secara terpusat

melalui sebuah management node, sehingga memudahkan pengelolaan. Teknologi

automatic handling terhadap accident yang terjadi pada sebuah server fisik,

meminimalisir downtime sebuah layanan. Dengan kata lain, penggunaan blade server

akan mengefisiensikan pemakaian ruang, energi listrik dan memudahkan

pengelolaan dan pemeliharaan data center. Namun, pengadaan blade server pada

tahun 2014 baru terpenuhi 25% dari kapasitas total (3 blade server dari 12 blade yang

direncanakan). Untuk itu pada tahun 2015 akan diusulkan kembali pengadaan blade

server dan perangkat pendukungnya.

b. Tujuan:

Mengupgrade dan menambah perangkat jaringan pada access layer IPB

untuk meningkatkan kinerja jaringan sehingga downtime akibat overloaded

atau kapabilitas perangkat dapat dihindari.